Professional Documents
Culture Documents
C06
Pembangunan BKM
Modul 1
Alur dan GBPP OJT Membangun BKM/LKM Curah Pendapat Harapan dan Kekhawatiran Penjelasan Tujuan dan Garis Besar Program Pembelajaran
1 2 2
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 2
5 6
Kegiatan 1
Modul 3
Konsep BKM/LKM dan Modal Sosial Memahami Konsep BKM/LKM Membangun Kepercayaan dan Modal Sosial Analisa Kasus : BKM/LKM dan Modal Sosial
8 9 10 13
Modul 4
Mengenal Organisasi BKM/LKM Memahami Tugas BKM/LKM Memahami Perangkat Organisasi BKM/LKM Jajak Pendapat Etika BKM/LKM
34 35 35 36
Modul 5
Membangun BKM/LKM Membangun Kesadaran terhadap Prinsip Prinsip Pemilihan Anggota Memahami Langkah Langkah Pembangunan BKM/LKM
45 46 47
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 6
Sosialisai Pembangunan BKM/LKM Pleno Kelas Sosialisasi Pembangunan BKM/LKM Sosialisasi Proses dan Hasil Pembangunan BKM/LKM
49 50 51
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 7
Persiapan Pelaksanaan Pembangunan BKM/LKM Membuat Perencanaan Kegiatan Pembangunan BKM/LKM Berlatih Memfasilitasi Pelaksanaan Kegiatan
53 54 55
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 1
Topik: Alur dan GBPP OJT Membangun BKM/LKM
Peserta : 1. Bisa menyampaikan harapan dan kekhawatiran terhadap proses OJT 2. Memahami tujuan OJT 3. Menyepakati alur proses OJT
Kegiatan 1: Curah Pendapat Harapan dan Kekhawatiran Kegiatan 2: Penjelasan tujuan dan GBPP
60
Kertas Plano Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
pengetahuan di dalam ruang kelas dan praktek praktek keterampilan fasilitasi dalam kegiatan nyata di lapangan.
Pelatihan Membangun BKM/LKM bagi Relawan ini terdiri dari 8 Modul yang di dalam penyampaiannya dilakukan di dalam ruang kelas, bimbingan di luar kelas dan praktek langsung dalam penerapan kegiatan pembangunan BKM/LKM di lapangan. Khusus untuk modul 8 dibahas setelah pembentukan panitia Pembangunan BKM/LKM. Waktu yang dibutuhkan untuk pembahasan bisa jadi lebih dari waktu minimal karena akan sangat tergantung kepada kondisi di lapangan. Pihak PNPM Mandiri Perkotaan memberikan subsidi untuk setiap kelurahan yang jumlahnya sudah tercantum dalam aturan dana fixed cost bagi kegiatan OJT ini. Swadaya masyarakat dalam kegiatan ini harus terus didorong oleh fasilitator. Swadaya bisa berbentuk tenaga, makanan, ruangan, uang dan sebagainya. GBPP OJT Membangun BKM/LKM Untuk Relawan Modul
Alur dan GBPP OJT
Tujuan
Peserta : Bisa menyampaikan harapan dan kelhawatiran Memahami Tujuan OJT Menyepakati alur proses OJT Peserta memahami dan menyadari :
Metode
Curah pendapat Tanya jawab penjelasan Diskusi analisa hasil kajian kelembagaan dan kepemimpinan
Waktu
60
Refleksi Hasil PS
135
kajian kelembagaan dan kepemimpinan Hubungan siklus RK, PS (kajian kelembagaan dan kepemimpinan) dan Pembangunan BKM/LKM Menganalisa kebutuhan masyarakat mengenai kebutuhan kelembagaan dan kepemimpinan yang berlandaskan nilai nilai kemanusiaan. Peserta memahami dan menyadari: Pengertian BKM/LKM Pengertian Modal Sosial Fungsi BKM/LKM dalam membangun modal sosial Kepercayaan sebagai dasar modal sosial Peserta memahami dan menyadari: Tugas tugas yang harus dijalankan BKM/LKM Perangkat Organisasi BKM/LKM Etika BKM/LKM dalam menjalankan tugas
135
180
Membangun BKM/LKM
Peserta memahami dan menyadari: Prinsip prinsip pemilihan anggota BKM/LKM Memahami langkah langkah pembangunan BKM/LKM Memahami mekanisme pemilihan anggota BKM/LKM Peserta memahami dan menyadari Pentingnya mensosialisasikan kegiatan dan hasil BKM/LKM Peserta mampu membuat perencanaan sosialisasi BKM/LKM Peserta mampu membuat perencanaan pembangunan BKM/LKM Peserta mempunyai persiapan untuk memfasilitasi masing masing kegiatan yang harus dilakukan
135
135
Sesuai kebutuh an
Modul 2
Topik: Refleksi Hasil PS
Peserta memahami dan menyadari: 1. Merefleksikan kajian kelembagaan dan kepemimpinan 2. Hubungan siklus RK, PS (kajian kelembagaan dan kepemimpinan) dan Pembangunan BKM/LKM 3. Menganalisa kebutuhan masyarakat mengenai kebutuhan kelembagaan dan kepemimpinan yang berlandaskan nilai nilai kemanusiaan.
3 Jpl ( 135 )
Bahan Bacaan: 1. Buku 5 : Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan 2. Buku 1 : Seri siklus PNPM Mandiri Perkotaan
Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
4)
Cermati dari hasil diskusi dengan peserta, dan bahas lebih jauh : Apakah masyarakat paham mengenai konsep dan siklus PNPM Mandiri Perkotaan ? (apa ukurannya kalau mereka paham), seberapa banyak masyarakat yang paham? Apakah masyarakat paham mengenai pentingnya melakukan kajian kelembagaan dan kepemimpinan ? Apa ukurannya? Siapa saja yang terlibat dalam kajian kelembagaan dan kepemimpinan? Dari kelompok mana saja (miskin, kaya, laki laki , perempuan) . berapa jumlah warga yang terlibat dan apakah sudah cukup representatif untuk mengambil keputusan? Apakah dari hasil kajian tersebut ada kebutuhan warga untuk membangun lembaga yang bercirikan organisasi masyarakat warga untuk menanggulangi kemiskinan? Apakah pelaksanaan kajian kelembagaan dan kepemimpinan dan hasilnya disosialisasikan kepada masyarakat? Bagaimana caranya? Bagaimana hasilnya? Berapa jumlah masyarakat yang bisa terjangkau oleh sosialisasi yang dilakukan, bagaimana untuk kelompok perempuan, kelompok warga miskin, kelompok pemuda dan kelompok lainnya ? Apa masalah masalah yang dihadapi? Bagaimana upaya pemecahan masalah yang sudah dilakukan dan bagaimana hasilnya?
5) Diskusikan lebih lanjut bersama peserta bagaimana hubungan antara hasil Refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya. Apakah dari hasil tersebut ada kebutuhan untuk membangun lembaga? Lembaga seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat ? dan kepemimpinan seperti apa yang diharapkan? Bahas kembali 4 level penyebab kemiskinan yang sudah dibahas dalam pelatihan dasar dan dihasilkan dalam refleksi kemiskinan. Kemudian jelaskan kembali keseluruhan siklus PNPM Mandiri Perkotaan dan hubungan antara satu siklus dengan siklus yang lainnya. Gunakan lembar balik PNPM Mandiri Perkotaan apabila dibutuhkan. Berdasarkan hasil refleksi kemiskinan, ada 4 level penyebab kemiskinan yaitu yang nampak pada level gejala : masalah masalah yang berhubungan dengan dimensi sosial, dimensi ekonomi, dan lingkungan. Pada level 3 dan 4 adalah masalah kelembagaan dan kepemimpinan. Ke tiga level ini bermuara pada tidak adanya kebersamaan dalam masyarakat akibat munculnya keserakahan, mementingkan diri sendiri atau golongan, ketidak jujuran dan lunturnya nilai nilai kemanusiaan lainnya. Apakah gejala gejala mengenai masalah kelembagaan dan kepemimpinan terdapat di lokasi sasaran?. Kalau memang ada gejala itulah yang dikaji di dalam Pemetaan swadaya melalui proses kajian kelembagaan dan refleksi kepemimpinan. Dari hasil kajian, kemudian dianalisa bersama apakah masyarakat membutuhkan lembaga yang mencerminkan nilai nilai kebersamaan, demokratis, tidak mementingkan golongan tertentu, menjunjung nilai nilai keadilan, dsb?. Dalam lembaga tersebut, harus dipastikan ada yang bertanggung jawab untuk menggerakkan kegiatan dalam mencapai tujuan, yaitu pemimpin. Peranan sikap dan perilaku pemimpin sangat dominan untuk menumbuhkan kepercayaan anggotanya. Perilaku pemimpin yang jujur, adil, peduli dan melindungi anggotanya (warga terutama warga miskin, laki laki dan perempuan) akan menumbuhkan kepecayaan dari semua unsur komunitasnya. Perlu dicermati, apakah masyarakat membutuhkan lembaga seperti di atas atas dasar kesadaran kritis mereka ataukah hanya semata mata untuk memenuhi syarat yang ditentukan oleh proyek? Pemahaman masyarakat terhadap kelembagaan dan kepemimpinan sangat penting untuk menjadi dasar dalam pembangunan BKM/LKM dan pemilihan anggotanya. Tanpa kesadaran terhadap kriteria pemimpin seperti apa yang akan mereka pilih, pada proses pemilihan anggota BKM bisa terjadi masyarakat memilih tidak berdasarkan kriteria yang sudah disepakati. Penting diperhatikan juga mengenai peluang perempuan untuk terpilih menjadi pemimpin, bagaimana paradigma masyarakat terhadap pemimpin perempuan. Mestinya apabila proses refleksi kepemimpinan maksimal, masyarakat akan mempunyai kesadaran untuk memilih pemimpin bukan berdasarkan jenis kelamin atau golongan akan tetapi berdasarkan kriteria yang sudah disepakati. Baik laki laki mupun perempuan dari golongan manapun bisa dipilih menjadi pemimpin asalkan memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan bersama. Berdasarkan pengalaman tidak semua pemilih ikut di dalam proses kajian kelembagaan dan kepemimpinan, sehingga menjadi penting untuk memberikan penyadaran kepada kelompok masyarakat tersebut dengan cara yang lain, baik itu dengan menggunakan media sebar ( poster, selebaran dan sebagainya) maupun mendorong relawan relaan untuk menyebarkan informasi secara verbal. Penyebaran informasi secara verbal, bahkan akan lebih efektif karena bisa langsung terjadi dialog antara relawan dan masyarakat.
Modul 3
Topik: Konsep BKM/LKM dan Modal Sosial
Peserta memahami dan menyadari: 1. Pengertian BKM/LKM 2. Pengertian Modal Sosial 3. Fungsi BKM/LKM dalam membangun modal sosial 4. Kepercayaan sebagai dasar modal sosial
Kegiatan 1: Memahami konsep BKM/LKM Kegiatan 2: Membangun Kepercayaan dan modal sosial Kegiatan 3: Analisa kasus BKM/LKM dan modal sosial
3 Jpl ( 135 )
Bahan Bacaan: 1. BKM/LKM sebagai Pemimpin Lembaga Kolektif Masyarakat Warga 2. BKM/LKM dan Modal Sosial 3.Buku 1 Seri Siklus PNPM Mandiri perkotaan Hasil RK dan PS
Kertas Plano, metaplan, spidol, selotip dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya
Pada dasarnya BKM/LKM adalah lembaga pimpinan kolektif suatu masyarakat warga penduduk kelurahan/desa dengan fungsi utama mengendalikan atau mengemudikan (steering) kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan tersebut jadi harus mampu menjaga posisi pada fungsi kontrol dan fasilitasi serta tidak terlibat dalam kegiatan praktis pelaksanaan (rowing) karena akan mudah terperangkap pada situasi konflik kepentingan. Sebagai pimpinan kolektif dari masyarakat warga, BKM/LKM harus membangun sikap dan perilaku masyarakat untuk menjadi masyarakat yang saling percaya di antara mereka dan bisa dipercaya pihak luar karena kepercayaan merupakan unsur utama dalam membangun kerjasama. Artinya, BKM/LKM harus membangun modal sosial dengan cara menumbuhkan kembali nilai nilai kemanusiaan, ikatan ikatan sosial dan menggalang kerjasama sesama warga untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri. BKM/LKM harus menjadi motor gerakan solidaritas sosial di masyarakat kelurahan/desa setempat, juga menggalang kepedulian dari pihak luar. Untuk dapat menjadi motor penggerak, maka BKM/LKM harus dapat dipercaya baik oleh warga masyarakat setempat maupun pihak luar.
10
Mintalah 8 orang peserta sebagai sukarelawan, sedangkan peserta lain menjadi pengamat. Tugaskan 8 orang peserta tersebut untuk berpasangan (menjadi 4 pasang), pasangan pasangan tersebut berdiri membentuk lingkaran dimana di tengah tengah lingkaran diletakkan sebuah botol. Salah seorang dari setiap pasangan ditutup matanya dan bertugas untuk memegang tali rapia yang mengikat pensil. Pasangan yang tidak ditutup matanya, berdiri di belakang yang ditutup matanya dan memberikan perintah (aba aba) untuk memasukkan pensil tersebut ke dalam botol. Apabila peserta memasukkan pensil mintalah mereka beberapa kali sampai belum berhasil ke dalam botol, untuk mencoba berhasil.
4) Setelah selesai permainan, tanyakan kepada peserta : Mengapa mereka memilih pasangannya masing masing? Cukup mudahkah atau susah untuk memasukkan pensil ke dalam botol? Kalau mudah apa saja faktor yang mempengaruhi hal tersebut menjadi mudah? Apabila susah, apa saja yang membuat hal tersebut menjadi susah? Apa yang dirasakan oleh pasangan yang matanya ditutup? Adakah interaksi atau komunikasi antara pasangan yang satu dengan pasangan yang lain? Tanyakan kepada para pengamat, apa yang mereka amati selama proses permainan berlangsung? Dari pertanyaan tersebut temukan kata kunci dari peserta : untuk dapat berhasil
memasukkan pensil ke dalam botol, memerlukan kerjasama di antara mereka, tanpa kerjasama akan sulit untuk mencapai tujuan bersama.
5) Bahas bersama peserta faktor faktor yang bisa mempengaruhi dan menghambat kerjasama. 6) Kemudian tanyakan kepada peserta apakah selama ini di masyarakat kelurahan/desa mereka terjadi kerjasama antar warga? Apabila ada bentuk kerjasama apa saja yang dilakukan? Mengapa mereka bekerja sama? Apabila tidak, apa alasannya? 7) Jelaskan kepada peserta, bahwa biasanya kerjasama di dalam masyarakat dimulai dalam kelompok kelompok (komunitas) kecil seperti arisan, pengajian, kelompok petani, kelompok nelayan dan sebagainya. Tanyakan kepada mereka, adakah di antara mereka yang bergabung ke dalam kelompok tersebut? Apabila ada, apa alasan mereka bergabung, dan apabila tidak, apa alasan mereka tidak bergabung?
11
Temukan kata kunci: Kerjasama akan terjalin dengan baik apabila dilandasi oleh kepercayaan di antara warga. Kepercayaan inilah yang membentuk ikatan sosial menjadi kuat.
8) Bagi peserta ke dalam 2 kelompok, beri tugas : Kelompok pertama membahas: apa yang akan diberikan dan tidak akan diberikan apabila bergabung dalam kelompok dan anda percaya terhadap sesama anggota kelompok tersebut? Kelompok kedua membahas: apa yang akan diberikan dan tidak akan diberikan apabila bergabung dalam kelompok dan anda tidak percaya terhadap sesama anggota kelompok tersebut? 9) Setelah selesai diskusi kelompok, bahas dalam pleno. Kemudian lanjutkan diskusi pleno dengan membahas faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kita untuk mempercayai seseorang? Gunakan kata kata kunci: Mungkinkah kita percaya terhadap orang yang tidak jujur? Mungkinkah orang yang tidak jujur akan transparan ketika mengelola kegitatan? Mungkinkah kita percaya terhadap orang yang tidak peduli? Akankah kita mempercayai orang yang pernah melakukan tindakan tidak adil terhadap kita? Mungkinkah kita percaya terhadap orang yang serakah (pernah merugikan kita)? Mungkinkah orang yang tidak peduli, serakah, tidak jujur akan mempertanggungjawabkan kegiatannya?
Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai komunitas disebut modal sosial. Kemampuan bekerjasama muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagianbagian paling kecil dalam masyarakat. Modal sosial bisa dilembagakan (menjadi kebiasaan) dalam kelompok yang paling kecil ataupun kelompok masyarakat yang besar seperti negara. Kerjasama yang dilandasi kepercayaan akan terjadi apabila dilandasi oleh kejujuran, keadilan, keterbukaan, saling peduli, saling menghargai, tidak mementingkan diri sendiri,saling menolong, di antara anggota kelompok (warga masyarakat). Pihak pihak luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan kerjasama kepada kelompok apabila kelompok tersebut bisa dipercaya, artinya kepercayaan merupakan modal yang sangat penting untuk membangun jaringan kemitraan (kerjasama) dengan pihak luar.
12
13
Modal sosial yang harus dibangun oleh BKM/LKM: Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan di antara anggota BKM/LKM Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antara BKM/LKM dengan masyarakat Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antar kelompok masyarakat Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antara BKM/LKM, masyarakat dan pihak luar 6) Bagi peserta ke dalam 2 kelompok, beri tugas kelompok untuk mendiskusikan: Kelompok 1: apa yang harus dilakukan oleh BKM/LKM, agar tumbuh 1) kerjasama dan kepercayaan antar anggota BKM/LKM dan 2) kerjasama dan kepercayaan BKM/LKM dengan masyarakat. Kelompok 2: apa yang harus dilakukan oleh BKM/LKM, agar tumbuh 1) kerjasama dan kepercayaan antar kelompok masyarakat, dan 2) kerjasama dan kepercayaan antara BKM/LKM, masyarakat dan pihak luar. Bahas hasil diskusi kelompok dalam pleno kelas. Kemudian berikan penegasan pada hal hal yang penting, gunakan Media Bantu yang sudah disiapkan sebelumnya dan bahan
14
Lembar Kasus
Dari kejadian tersebut anggota KSM S enggan mengangsur pinjamannya, sehingga tunggakan KSM S per 31 Maret 2005 sebesar RP 3.760.000,00 (pokok) dan Rp 772.000,00 (bunga).
15
Tulislah dalam kertas plano hal hal di bawah ini, sebelum pelatihan dimulai sebagai Media Bantu untuk menjelaskan dan memberikan penegasan kepada peserta Mengapa BKM/LKM diperlukan :
Selama ini pembangunan didominasi oleh pihak luar Maka masyarakat tidak terlibat , hanya menjadi objek Masyarakat menjadi lemah Terjadi perpecahan dalam masyarakat ke dalam golongan golongan (kaya miskin, kaum elite, kewilayahan dsb) Setiap golongan mementingkan diri dan kelompoknya masing masing, tidak peduli lagi pada kelompok yang lain Maka lunturlah kebersamaan , kepedulian, dan sebagainya Makin memiskinkan orang miskin, karena golongan ini selalu terpinggirkan termasuk perempuan miskin di dalamnya. Diperlukan motor penggerak untuk menumbuhkan kembali gerakkan kebersamaan Motor penggerak yang berupa kepemimpinan kolektif dan berlandaskan nilai nilai kemanusiaan.
Pengertian BKM/LKM
BKM/LKM adalah nama generik (umum), jadi namanya bisa dengan nama lain asal mempunyai misi dan fungsi yang sama Boleh merupakan lembaga bentukan baru atau menggunakan lembaga yang ada sejauh prinsip prinsip dan nilainya tidak menyimpang Merupakan pimpinan kolektif dari organisasi masyarakat warga Anggota pimpinan kolektif adalah pribadi pribadi yang dipercaya warga berdasarkan nilai nilai kemanusiaan Anggota BKM/LKM dipilih oleh warga, berdasarkan kriteria sifat sifat baik yang disepakati oleh warga Proses pengambilan keputusan dalam BKM dilakukan secara kolektif dan dilandasi oleh musyawarah
Misi BKM/LKM
Fungsi BKM/LKM Menjadi motor penggerak gerakkan kolektif (bersama) masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Apa itu Modal Sosial :
Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama Kemampuan ini akan muncul dari kepercayaan umum di dalam masyarakat
16
dan kepercayaan di antara anggota BKM/LKM dan kepercayaan antara anggota BKM/LKM dengan masyarakat dan kepercayaan antar anggota masyarakat antara BKM/LKM dengan pihak luar
Merumuskan semua keputusan bersama, meminimalkan kepentingan individu Menjalin dialog terbuka, saling memberikan informasi, saling menghargai antar anggota Informasi disajikan secara transparan temasuk menyangkut keuangan
Menjalankan tugas dengan jujur dan adil, prioritas berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat Tidak mencari keuntungan pribadi Tidak memihak kepada kelompok tertentu, memberi kesempatan kepada semua warga untuk terlibat (partisipasi) Memberikan informasi kegiatan BKM/LKM, transparansi keuangan dan informasi lain melalui papan info dan media lainnya Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan dan kegiatan lain (akuntabilitsas), melalui rapat tahunan dan rapat istimewa apabila diperlukan
17
Jawab : BKM/LKM adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat warga penduduk kelurahan/desa yang menggerakkan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.
2) Apakah hakekat BKM/LKM ?
Jawab : Sebagai lembaga BKM/LKM adalah representasi masyarakat warga penduduk kelurahan.
3) Siapakah pemilik BKM/LKM ?
Jawab : BKM/LKM sebagai dewan pimpinan kolektif adalah milik seluruh penduduk kelurahan yang bersangkutan.
4) Apakah bukti atau indikator kepemilikan tersebut
Jawab : BKM/LKM didirikan dan anggotanya dipilih oleh warga penduduk kelurahan yang bersangkutan dan bertanggung jawab kepada warga penduduk kelurahan, warga berhak bertanya dan mendapatkan informasi mengenai semua keputusan dan kegiatan BKM/LKM serta situasi keuangan yang di percayakan ke BKM/LKM.
5) Apakah dan bagaimana kedudukan BKM/LKM ditengah masyarakat kelurahan ?
Jawab BKM/LKM berkedudukan sebagai lembaga pimpinan masyarakat warga penduduk kelurahan dan merupakan lembaga pengendali kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan, yang posisinya di luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan dan keluarga.
6) Siapa saja yang berhak duduk di BKM/LKM
Jawab Semua penduduk kelurahan yang bersangkutan, terpilih dan memenuhi kriteria dasar yang telah ditentukan dalam pemilihan anggota BKM/LKM secara berjenjang tanpa pencalonan dan tanpa kampanye. Bukan perwakilan unsur-unsur masyarakat sebab BKM/LKM tidak mengenal partisan, boleh perempuan/laki-laki, tua/muda
7) Anggota BKM/LKM terpilih sebenarnya mewakili apa/siapa ?
Jawab : Oleh sebab anggota BKM/LKM dipilih berdasarkan sifat-sifat baik yang dimiliki maka sebenarnya yang dia wakili adalah sifat-sifat baik itu sendiri dalam mengendalikan kegiatan penangulangan kemiskinan di kelurahan/desanya. Artinya bila ternyata dalam pelaksanaannya (pada saat dia
18
memerankan fungsinya sebagai anggota BKM/LKM) dia tidak mampu menunjukkan/merepresentasikan sifat-sifat baik tersebut maka dia harus diganti/diturunkan
8) Apakah bentuk organisasi BKM/LKM dan bagaimana legitimasi BKM/LKM Berbentuk dewan-kah dimana tidak ada kekuasaan absolut pada individu (kepala/ketua) sehingga keputusan harus diambil secara kolektif atau hirarki-kah dimana kekuasaan absolut ada pada kepala/ketua dan dari mana BKM/LKM memperoleh legitimasinya
Jawab : Berbentuk dewan, jadi tidak ada kekuasaan absolut ditangan satu orang; ketua/kepala/koordinator. Artinya keputusan BKM/LKM merupakan keputusan kolektif lembaga. Anggota BKM/LKM tidak saja dipilih oleh masyarakat penduduk kelurahan masing-masing tetapi juga memperoleh legitimasinya dari masyarakat penduduk kelurahan yang telah memilih dan mempercayai mereka sebagai pimpinan kolektif.
9) Mungkinkah proyek penanggulangan kemiskinan di kelurahan yang ditangani oleh orang-orang yang tidak jujur, tidak adil dan penuh kepentingan pribadi (vested interest), dsb dapat berhasil?
Jawab : Tidak mungkin berhasil karena tidak ada ketulusan, dedikasi dan pengabdian karena kepentingan pribadi/golongan diutamakan sehingga yang terjadi adalah kebocoran, salah sasaran, penipuan dgn berbagai dalih, KKN dan ketidak adilan terus menerus
10) Mungkinkah keputusan-keputusan yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur membuahkan kebaikan dan bermanfaat untuk si miskin ?
Jawab : Tidak mungkin karena yang terjadi justru sebaliknya menimbulkan perpecahan yang menyebabkan kehancuran modal sosial sehingga pada gilirannya memperparah kemiskinan
11) Secara umum mungkinkah orang-orang yg tidak menerapkan nilai-nilai luhur dlm hidupnya sehari-hari menghasilkan keputusan yang bernilai luhur, adil, kesetaraan, mengutamakan yang lemah, dsb dan bermanfaat bagi kaum miskin ?
Jawab : Bila BKM/LKM terdiri dari orang-orang yang tidak menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan mereka sehari-hari maka yang akan terjadi adalah kehancuran karena perbuatan baik yang bukan dilandasi oleh hati nurani yang murni akan dengan cepat luntur sehingga kehancuran hanya soal waktu saja
12) Jadi tantangan kita adalah menemukan orang-orang baik dan murni (ikhlas) tersebut di atas. Coba diskusikan apakah nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh orang-orang baik dan murni ini sebenarnya sudah ada di masyarakat tetapi tertutup oleh polusi asap kehidupan atau harus diperkenalkan dari luar oleh proyek ?
Jawab : Pada dasarnya manusia adalah baik, diciptakan sempurna sebagai mahluk yang paling luhur oleh Sang Pencipta Yang Maha Agung, tetapi sering kali situasi lingkungan yang dibuat oleh ulah manusia menyebab sifat-sifat baik ini tidak dapat muncul. Artinya bila peluang untuk berbuat baik juga diberikan sama besarnya maka lebih banyak orang baik akan muncul karena pada dasarnya orang memang baik, rindu untuk jadi baik, rindu untuk dikenal sebagai orang baik, jadi tantangan kita menemukan orang baik dan murni (ikhlas) tersebut dengan membuka peluang berbuat baik tersebut seperti misalnya relawan, kepedulian, pengorbanan, dsb. Bukan
19
menciptakan orang baik dan murni (ikhlas) seolah-olah orang baik dan murni (ikhlas) hanya kita. Sering kali juga orang-orang baik dan murni (ikhlas) ini dalam keadaan tidak berdaya untuk mewujudkan kebaikannya, jadi tantangan kita adalah bukan hanya agar orang paham akan nilai moral melainkan juga mampu (kapabel) melakukannya. Sikap yang harus diambil menghadapi situasi ini adalah memberdayakan manusia untuk memulihkan kembali keberdayaan manusia sehingga menjadi manusia seutuhnya yang sarat dengan nilai-nilai luhur universal sebagai pantulan Sang Pencipta dan mampu bertindak mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut (moral capability).
13) Lembaga apakah yang sesuai (atau yang sudah ada), yg memberi kesempatan orang-orang berkwalitas yg menerapkan nilai-nilai luhur dalam hidupnya dapat duduk sebagai pimpinan dan menangani penanggulangan kemiskinan sebagai representasi masyarakat serta mendapatkan legitimasi dari masyarakat ? Jadi lembaga yang pemilihan anggotanya didasarkan perbuatan baik (rekam jejak) bukan janji.
Jawab : Sampai saat ini sistem pemilihan pemimpin suatu lembaga masyarakat yang kecil (seperti kelurahan) lebih didasarkan atas kepentingan elit penguasa, popularitas, kemampuan intelektual dsb yang akhirnya untuk dapat mengoperasikan demokrasi, pemilihan dilakukan dengan pencalonan dan kampanye (janji). Dalam hal BKM/LKM sistem pemilihan anggota BKM/LKM yang didasarkan atas rekam jejak nilai-nilai luhur yang hanya dapat dilihat/dibuktikan dari perilaku sehari-hari dari orang yang akan dipilih, karena memang wilayahnya kecil dan saling kenal. Lebih lanjut lembaga BKM/LKM beroperasi berdasarkan mandat dan legitimasi dari masyarakat dan bukan surat keputusan pejabat yang bila dicabut maka lembaga tersebut juga kehilangan legitimasinya. Dalam tautan BKM/LKM semua bentuk legalisasi hanyalah pengukuhan terhadap legitimasi masyarakat basis kelurahan yang sudah terlebih dahulu diberikan.
20
21
pembangunan organisasi masyarakat warga, termasuk lembaga-lembaga yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi tersebut ditetapkan, telah dilakukan kegiatan sosialisasi secara intensif mengenai makna subtansif Organisasi Masyarakat Warga. Kebutuhan pembangunan organisasi dan lembaga masyarakat harus atas dasar penilaian warga masyarakat sendiri, tidak diatasnamakan atau diwakilkan kepada sekelompok orang atau sekelompok unsur/ perwakilan masyarakat tertentu. Fokus utama penggalian dan penjagaan kebutuhan masyarakat terutama pada aspirasi dari masyarakat miskin dan perempuan. Refleksi kepemimpinan, sebagai penyadaran kritis terhadap kriteria pemimpin yang akan dipilih dan menjadi motor penggerak dalam BKM/LKM dan pembangunan masyarakat kelurahan. Kerangka aturan main disusun bersama oleh warga masyarakat. Konsekuensinya pembahasan aturan main dan tata nilai organisasi masyarakat, misalnya AD/ ART, harus dibahas terlebih dahulu oleh warga masyarakat, karena menyangkut kepentingan dan kebutuhan seluruh warga sendiri. Aturan dasar organisasi masyarakat warga tidak dapat dibicarakan atau disepakati oleh hanya sekelompok orang atau malah perwakilan unsur dengan mengatasnamakan seluruh masyarakat Melibatkan masyarakat seluas mungkin, khususnya masyarakat miskin dan termiskin, dalam keseluruhan proses pembangunan organisasi dan kelembagaan, sejak tahap penilaian lembaga yang ada, pembahasan aturan dasar, pemilihan anggota dan lain-lain.
nama yang menurut mereka sesuai dengan kriteria yang telah disepakati bersama pada saat refleksi kepemimpinan. Apabila sudah selesai maka dilakukan penghitungan suara di depan seluruh pemilih dan ditentukan siapa yang akan masuk ke putaran pemilihan tingkat desa/kelurahan. Penentuan jumlah yang akan masuk ke pemilihan tingkat kelurahan/desa sudah ditentukan sebelumnya dalam proses penyusunan tata tertib pemilihan. Pemilihan di tingkat kelurahan/desa. Semua orang yang sudah terpilih dalam komunitas terkecil menjadi calon di tingkat kelurahan/desa dan mempunyai hak pilih dan dipilih. Masing masing calon diberi hak untuk menuliskan 3 5 nama yang dipilih dari daftar semua calon yang masuk ke tingkat kelurahan/desa. Dengan pemimpin kolektif yang mempunyai kriteria sifat sifat baik, diharapkan akan memunculkan keputusan yang adil dan didasarkan pada keikhlasan dan kejujuran, sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga dan pemimpin. Kepercayaan merupakan modal yang sangat berharga bagi BKM/LKM, dengan kepercayaan, swadaya dan keterlibatan masyarakat bisa digalang dengan lebih mudah, di pihak lain juga akan menumbuhkan kepercayaan pihak luar untuk bermitra dan berjaringan dengan BKM/LKM dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Semua masyarakat kelurahan satu sama lain pasti saling berhubungan, hanya saja kualitas hubungan di antara masing masing warga akan sangat berlainan. Kualitas ikatan sosial akan 23
terbangun apabila di antara warga saling berinteraksi pada waktu yang relatif lama dan mendalam. Biasanya kualitas ikatan sosial tadi akan lebih baik apabila sesama warga tergabung untuk melakukan kegiatan kegiatan bersama dalam berbagai kelompok atau organisasi atau kegiatan kegiatan yang sifatnya sesaat. Modal dasar dari adanya ikatan sosial yang kuat adalah adanya kerjasama di antara anggota kelompok atau organisasi dalam hal komunitas kelurahan ikatan sosial akan terbangun apabila ada kerjasama di antara semua warga masyarakat. Kerjasama akan terbangun dengan baik apabila berlandaskan kepercayaan di antara para anggotanya.
Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi disebut MODAL SOSIAL. Kemampuan bekerjasama muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian bagian paling kecil dalam masyarakat. Modal sosial bisa dilembagakan (menjadi kebiasaan) dalam kelompok yang paling kecil ataupun dalam kelompok masyarakat yang besar seperti negara.
Masyarakat yang mempunyai modal sosial yang kuat adalah masyarakat yang guyup (Jawa) dan dinamis. Di Indonesia modal sosial yang paling menonjol adalah gotong royong yang dalam masa sekarang terutama di daerah perkotaan sudah mulai luntur.
Penerimaan
Sejak awal hubungan, setiap orang membutuhkan jaminan bahwa mereka diterima sepenuhnya, termasuk rasa aman untuk mengemukakan pendapat dan berkontribusi dalam kegiatan kelompoknya. Membutuhkan suasana saling menghargai untuk tumbuhnya penerimaan dalam kelompok, sehingga kelompok tersebut akan tumbuh menjadi komunitas yang kuat. Dalam perkembangan ikatan sosial sebuah komunitas, saling mengenal dengan baik merupakan awal dari tumbuhnya komunitas tersebut, kepercayaan tidak akan tumbuh terhadap orang baru dengan begitu saja, perlu pembuktian dalam sikap dan perilaku masingmasing dalam waktu yang relatif lama. Sikap dan perilaku yang berdasarkan kepada nilainilai universal yang diyakini sebagai nilai yang berlaku di seluruh tempat di dunia seperti jujur, adil, kesetiaan, saling melindungi di antara sesama
24
semua warga komunitas. Apabila salah satu warga terhadap orang tersebut otomatis akan luntur.
Setiap orang yang berhubungan dalam satu komunitas, agar bisa memecahkan masalah bersama, membutuhkan informasi mengenai : Kehidupan, pengalaman, gagasan, nilai masingmasing. Masalahmasalah yang dianggap penting dalam kehidupan mereka. Untuk menumbuhkan kepercayaan,pertukaran informasi yang diberikan di antara warga haruslah informasi yang jujur dan terbuka. Informasi yang diberikan tidak akan berarti apabila dalam hubunganhubungan tadi tidak didasari kepedulian. Setiap warga yang berhubungan dalam masyarakat akan menggunakan dan terlibat untuk memecahkan masalah di lingkungannya apabila ada kepedulian di antara mereka. Apabila warga masyarakat mempunyai kemampuan dan kemauan saling berbagi, saling peduli , maka kepentingankepentingan individu akan mengalah kepada kepentingankepentingan komunitas kelompok. Kebutuhan yang ketiga adalah untuk menentukan tujuan bersama. Setiap anggota (warga) tidak akan tertarik dan memberikan komitmen yang dibutuhkan apabila tidak terlibat dalam perumusan tujuan. Proses pengambilan keputusan akan menentukan komitmen warga dalam pelaksanaan pemecahan masalah bersama. Pada tahap awal dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh anggota (warga masyarakat), memastikan ada yang akan bertanggung jawab untuk menggerakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan, untuk itu diperlukan seorang atau sekelompok pemimpin. Dalam organisasi, kelompok, atau komunitas warga masyarakat peranan sikap dan perilaku pemimpin sangat dominan untuk menumbuhkan kepercayaan anggotanya. Perilaku pemimpin yang jujur, adil, peduli dan melindungi anggotanya (warga), akan menumbuhkan kepercayaan dari semua unsur komunitasnya. Setelah tujuan ditetapkan, harus ada perencanaan untuk melaksanakan keputusankeputusan yang sudah dibuat. Adalah penting untuk mengetahui kebutuhankebutuhan apa yang dirasakan oleh anggotanya untuk memecahkan masalah.Untuk itulah perlunya keterlibatan (partisipasi) warga masyarakat dalam proses menemukenali masalah (kebutuhan) mereka yang akan menjadi dasar perencanaan.Kebutuhan yang ditentukan oleh pemimpin tanpa melibatkan warga masyarakat, sering tidak menjawab masalah yang sebenarnya ada sehingga dapat menghilangkan kepercayaan warga kepada niat baik pemimpinnya. Untuk memastikan bahwa rencana yang sudah dibuat efektif dalam pelaksanaannya, dan semua orang melaksanakan yang menjadi tanggung jawabnya maka harus dilakukan pemantauan dan evaluasi secara terbuka dengan semua warga.
Menentukan Tujuan
25
Keterbukaan dan kejujuran di antara anggota BKM/LKM, merupakan unsur yang paling penting untuk bekerjasama. Oleh karena itu BKM/LKM harus menerapkan pola pola hubungan yang jujur dan terbuka, dengan cara: Merumukan semua keputusan dan tindakan bersama, tidak ada anggota yang memutuskan sendiri berdasarkan kepentingannya. Menjalin dialog terbuka dengan diskusi dikusi secara berkala, saling memberikan informasi dan bertukar pengalaman. (transparansi informasi) Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan informasi yang diterima, agar semua anggota bisa mengakses informasi tersebut. (transparansi informasi) Memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota untuk berpendapat dan mengemukakan perasaan perasaannya dalam suasana saling menghargai.
di
antara
26
Sebagai pemimpin kolektif dari masyarakat warga, BKM/LKM harus mendapat kepercayaan warganya. Untuk kepentingan tersebut, BKM/LKM harus mengembangkan pola pola hubungan yang timbal balik antara BKM/LKM dengan masyarakat. Beberapa cara menumbuhkan kepercayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh BKM/LKM adalah: Menjalankan tugas yang diamanahkan oleh masyarakat dengan pengelolaan yang jujur dan adil. Adil bukan berarti bagi rata, akan tetapi menentukan prioritas berdasarkan kebutuhan yang nyata, bukan untuk kepentingan pribadi. Contohnya dalam menentukan penerima manfaat langsung, harus berdasarkan data KK miskin berdasarkan hasil PS, bukan atas dasar kekeluargaan atau kedekatan. Tidak mencari keuntungan pribadi, akan tetapi menjalankan tugas dan tanggung jawab semata mata untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Mampu melindungi masyarakatnya (terutama warga miskin), tidak memihak kepada kelompok tertentu akan tetapi memberikan kesempatan kepada semua warga untuk terlibat dalam keseluruhan kegiatan. Memberikan kesempatan seluas luasnya kepada warga mayarakat untuk berpartisipasi dalam proses dari menemukenali masalah (refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya,merencanakan (menyusun PJM) dan monitoring evaluasi kegiatan, walaupun keputusan terakhir BKM/LKM yang menentukan sebagai pengambil kebijakan. Memberikan informasi mengenai kegiatan BKM/LKM, keuangan dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi tanggung jawab BKM/LKM (transparansi). Transparansi informasi tersebut bisa melalui informasi terbuka di kantor BKM/LKM, papan pengumuman yang ditempatkan di tempat strategis, rapat tahunan atau rapat lain apabila diperlukan, melalui media warga dan sebagainya. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan dengan audit independen dan mensosialisasikannya kepada warga masyarakat melalui papan informasi dan media warga lainnya ,kegiatan kegiatan yang dilakukan dalam rapat pertanggungjawaban dan kebijakan yang dikeluarkan (akuntabilitas).
Dalam mencapai tujuan penanggulangan kemiskinan, masyarakat tidak bisa bergerak sendiri sendiri, akan tetapi perlu kerjasama di antara mereka. Untuk dapat bekerjasama diperlukan hubungan sosial yang kuat dan guyup (Jawa). Oleh karena itu BKM/LKM perlu menggerakan modal sosial di masyarakat dengan menciptakan hubungan hubungan tadi dengan berbagai cara di antaranya : Menumbuhkan kepedulian warga dengan menggerakan kesadaran kritis masyarakat terhadap permasalahan bersama terutama yang menyangkut kemiskinan dengan cara melakukan refleksi kritis dengan berbagai pihak, misal melalui Komunitas Belajar Kelurahan; melibatkan seluruh unsur masyarakat di dalam setiap tahapan program dari mulai identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan sampai monitoring evaluasi. Menggalang kegiatan yang bisa menumbuhkan kebersamaan melalui kelompok kelompok seperti KSM, sehingga KSM dibentuk bukan hanya sekedar untuk kepentingan pencairan dana BLM akan tetapi menjadi sarana kegiatan bersama. Saling menghargai, saling percaya di antara anggota kelompok akan tumbuh apabila kelompok tersebut dibangun dalam suasana keterbukaan, kejujuran, keikhlasan dan saling peduli di antara anggotanya. Dalam kelompok yang seperti ini yang menjadi hal utama adalah tujuan kelompok bukan tujuan pribadi. Kejujuran dalam pengelolaan KSM juga akan menjadi modal untuk dapat dipercaya oleh kelompok masyarakat yang lain baik warga kelurahan setempat atau pihak lain, sehingga kemungkinan
27
untuk bermitra dengan berbagai pihak menjadi sangat terbuka. Misal: pengembalian dana bergulir dari KSM, akan menumbuhkan kepercayaan dari warga lain, juga BKM/LKM terhadap KSM tersebut.
Apabila kerjasama dan kepercayaan dalam ketiga hal di atas dapat terwujud, hal tersebut merupakan modal bagi BKM/LKM untuk dapat dipercaya oleh pihak luar. Apabila kepercayaan pihak luar sudah tumbuh, merupakan keniscayaan bagi para pihak baik itu lembaga swasta, pemerintah maupun individuindividu untuk mau bermitra dengan BKM/LKM. BKM/LKM yang menjunjung tinggi kejujuran, keterbukaan, keadilan, tidak mementingkan kepentingan pribadi dan bekerja untuk kepentingan penanggulangan kemiskinan merupakan modal sosial yang sangat besar untuk dapat memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak baik masyarakat kelurahan maupun pihak luar. Dengan demikian modal sosial ini akan menjadi modal yang sangat penting untuk mengembangkan jaringan dengan berbagai pihak, sehingga masyarakat dapat semakin maju dan sejahtera.
28
PENDAHULUAN
1 Sadar tidak sadar proses pembangunan yang dilaksanakan sampai saat ini telah membentuk pola-pola kemasyarakatan yang cenderung terkotak-kotak baik berdasarkan penghasilan, suku/ras, agama, politik, dsb. Situasi ini sebenarnya sangat tidak kondusif untuk pembangunan itu sendiri yang pada hakekatnya menuntut adanya kesatuan dan persatuan berdasarkan kewargaan. Lebih lanjut situasi ini juga memudarkan kepemimpinan yang berakar pada masyarakat, sehingga sulit sekali ditemukan pemimpin masyarakat yang sejati, yang banyak muncul adalah pemimpin golongan/kelompok yang justeru secara konseptional memperkuat polarisasi masyarakat dan menghasilkan keputusan-keputusan yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai moral yang universal, hal ini terlihat dimana keputusan yang dihasilkan lebih untuk kepentingan kelompok tertentu saja yang pada akhir menyebabkan terjadinya bias pembangunan dengan korbannya adalah rakyat kecil. 2. PNPM Mandiri Perkotaan sebagai suatu program penanggulangan kemiskinan yang dalam konsepsinya dilandasi oleh keyakinan bahwa : kemiskinan adalah suatu produk atau hasil dari keputusan-keputusan yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur (membela yg lemah, adil, jujur, kesetaraan, dsb). perbaikan nasib kaum miskin hanya dapat dilakukan melalui perbuatan baik yang murni manusia pada dasarnya baik dan suka memberi
Ditambah dengan kesadaran akan memudarnya kebersamaan dan kemampuan bertindak secara moral (moral capability) di berbagai tataran, maka PNPM Mandiri Perkotaan telah mencoba memperkenalkan pola kepemimpinan masyarakat melalui konsep BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)/ LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) sebagai suatu pimpinan kolektif masyarakat warga.
II.
MASYARAKAT WARGA
Apakah Masyarakat Warga
2.1.
3. Yang dimaksud dengan masyarakat warga dalam hal ini adalah terjemahan umum dari civil society yang secara konsepsional dapat diuraikan sebagai berikut di bawah ini. 4. Civil society adalah himpunan masyarakat warga yang diprakarsai dan dikelola secara mandiri oleh warga, yang secara damai berupaya memenuhi kebutuhan atau kepentingan bersama, memecahkan persoalan bersama dan atau menyatakan
29
kepedulian bersama dengan tetap menghargai hak orang lain untuk berbuat yang sama dan tetap mempertahankan kemerdekaannya (otonomi) terhadap institusi negara, keluarga, agama dan pasar. Civil Society is totally of self initiating and self regulating organizations, peacefully pursuing a common interest, advocating a common cause, or expressing a common passion; respecting the right of others to do the same, and maintaining their relative autonomy vis-vis the state, the family, the temple and the market (Saad Eddin Ibrahim, Nurturing Civil Society at the World Bank, Dec 1996) 5. Secara singkat sering kali masyarakat warga dirumuskan sebagai ; Organisasiorganisasi warga yang diprakarsai dan dikelola oleh warga masyarakat yang posisinya berada diantara keluarga dan negara
Civil society is generally defined as the self initiating and self regulating organizations that are situated between the household and the state
2.2. 6.
Ciri Utama Masyarakat Warga Ciri utama suatu masyarakat warga atau civil society adalah sebagai berikut.
Adanya kesetaraan, dimana masyarakat terbentuk sebagai himpunan warga yang setara Tiap anggota atau warga berhimpun secara proaktif, yaitu telah mempertimbangkan berbagai aspek sebelum bertindak, karena adanya ikatan kesamaan (common bond) seperti antara lan kepentingan, persoalan, tujuan, dsb. Tiap anggota atau warga berhimpun secara suka rela dan bukan karena karena adanya paksaan Membangun semangat saling percaya Bekerja sama dalam kemitraan Secara damai memperjuangkan berbagai hal termasuk dalam hal ini menanggulangi kemiskinan Selalu bersikap menghargai keragaman dan hak azasi manusia sebagai dasar membangun sinergi Menjunjung nilai-nilai demokrasi, dalam konsep musyawarah, dalam setiap keputusan yang diambil Selalu mempertahankan otonomi atau kemerdekaan dari berbagai pengaruh kepentingan. Mampu bekerja secara mandiri
2.3.
7. Secara tegas dapat dikatakan bahwa masyarakat warga ini adalah himpunan warga yang posisinya : di luar institusi pemerintah di luar institusi militer di luar institusi agama
30
8. Jadi tidak ada yang diwakili, dalam hal ini semua orang sebagai warga mewakili diri sendiri jadi semua dalam kesetaraan, meskipun mungkin saja kedudukan sehari-hari seseorang adalah kepala sekolah, yang lain tukang sapu dinas kebersihan, yang lain lagi tukang pos, guru, direktur suatu perusahaan, dokter, komandan kodim, pendeta, dsb dalam himpunan masyarakat warga berkedudukan mereka setara yaitu sesama warga. Oleh sebab itu masyarakat warga baik secara keseluruhan maupun dalam arti himpunan atau paguyuban warga setempat selalu memiliki kemerdekaan sendiri.
III.
3.1.
Pengertian BKM/LKM
9. Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan menguraikan tentang BKM/LKM sebagai berikut : Untuk memimpin organisasi masyarakat warga ini dipilih pimpinan kolektif yang terdiri dari pribadipribadi yang dipercaya warga berdasarkan kriteria kemanusiaan yang disepakati bersama dan dapat mewakili warga dalam berbagai kepentingan. Pimpinan kolektif warga ini kemudian secara jenerik disebut BKM/LKM. Tidak ada satupun anggota BKM/LKM yang memiliki hak istimewa dan semua keputusan BKM/LKM dilaksanakan secara kolektif melalui mekanisme Rapat Anggota BKM/LKM . Musyawarah menjadi norma utama yang mendasari semua pengambilan keputusan. 10. Sebagai pimpinan kolektif dari suatu himpunan masyarakat warga setempat BKM/LKM merupakan bagian organik dari himpunan masyarakat warga tersebut sehingga haruslah memiliki ciri-ciri yang sama dan posisinya pun sama seperti layaknya masyarakat warga itu sendiri, yaitu :
di luar institusi pemerintah di luar institusi militer di luar institusi agama di luar institusi pekerjaan atau usaha di luar institusi keluarga
11. Jadi jelaslah bahwa BKM/LKM adalah suatu lembaga pimpinan kolektif dari himpunan masyarakat warga setempat (suatu kelurahan) yang anggota-anggotanya dipilih berdasarkan kriteria kemanusiaan bukan perwakilan golongan sehingga memungkinkan berperan secara penuh sebagai pemimpin masyarakat warga dan menghindarkan kecenderungan menjadi partisan. 12. Kolektifitas kepemimpinan ini penting dalam rangka memperkuat kemampuan individu untuk dapat menghasilkan dan mengambil keputusan yang lebih adil dan bijaksana oleh sebab terjadinya proses saling asuh, saling asah dan saling asih antar anggota kepemimpinan yang pada akhirnya akan menjamin terjadinya demokrasi, tanggung gugat dan transparansi. Disamping itu pola kepemimpinan kolektif ini juga merupakan disinsentif bagi para pemimpin yang justeru ingin mendapatkan kekuataan absolut di satu tangan yang pada gilirannnya akan melahirkan anarki dan tirani yang mementingkan diri sendiri sehingga memperkuat ketidakadilan. 13. BKM/LKM ini menjadi unsur strategik dalam himpunan masyarakat warga setempat yang selalu peka terhadap berbagai perubahan khususnya yang terkait dengan kemiskinan dan merumuskan jawaban-jawabannya dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur dan
31
merencanakan perbuatan-perbuatan baik yang murni untuk dilaksanakan oleh UP UP (unit pengelola) 14. Sebagai lembaga pimpinan BKM/LKM juga menjadi sumber energi dan inspirasi untuk membangun prakarsa dan kemandirian warga, yang secara damai berupaya memenuhi kebutuhan atau kepentingan warga bersama, memecahkan persoalan bersama dan atau menyatakan kepedulian bersama khususnya dikaitkan dengan kemiskinan dengan tetap menghargai hak pihak lain untuk berbuat yang sama dan tetap mempertahankan kemerdekaannya (otonomi) terhadap berbagai dominansi pengaruh. 15. BKM/LKM dalam posisinya sebagai pimpinan kolektif himpunan warga yang juga merupakan representasi warga yang sah dapat menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai organisasi dan lembaga lain baik setempat atau di tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh himpunan masyarakat warga setempat dengan lebih mudah dan efektif. 16. Berdasarkan keyakinan bahwa kemiskinan adalah suatu produk atau hasil dari keputusankeputusan yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur (membela yg lemah, adil, jujur, kesetaraan, dsb). perbaikan nasib kaum miskin hanya dapat dilakukan melalui perbuatan baik yang murni dan benar yang dimungkinkan karena manusia pada dasarnya baik dan suka memberi. Oleh sebab itu anggota BKM/LKM haruslah pejuang-pejuang nilai untuk memulihkan nilai-nilai luhur kemanusia yang sempat luntur dan membangun kembali kapital sosial di masyarakat sehingga tidak mungkin terdiri dari orang-orang bayaran (yang menerima honor untuk melakukan sesuatu) yang dalam hidupnya sehari-hari di lingkungan masyarakat tidak menerapkan nilai-nilai luhur tersebut. Umumnya bayaran justru akan melemahkan kekuatan pribadi mereka dalam upaya membangun nilai-nilai dan mempengaruhi masyarakat. Pengorbanan waktu dan pikiran justru dalah kekuatan andalan. Oleh sebab itu anggota BKM/LKM adalah relawan-relawan sejati yang akan tetap konsisten memperjuangkan nilai-nilai luhur tersebut, ada atau tidak ada PNPM Mandiri Perkotaan, karena masing-masing anggota BKM/LKM adalah tauladan pelaku nilai. Mereka bukanlah wakil dari kelompok tetapi justru mereka adalah wakil dari nilai-nilai luhur dan bertanggung jawab kepada nilai-nilai luhur yang diyakini dan dipegangnya. Dengan kata lain untuk itulah mereka dipilih, jadi mereka dipilih karena mereka reprensentasi dari nilai-nilai luhur tersebut (jujur, dapat dipercaya, rendah hati, penuh dedikasi, adil, dsb), sehingga kalau pada saatnya mereka tidak lagi mewakili sifat-sifat/nilai-nilai luhur tersebut maka mereka sudah seharusnya turun dan diganti. BKM/LKM dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi siapapun untuk terpilih dan memilih asal mau berkorban untuk sesamanya serta menerapkan nilai nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi anggota BKM/LKM bukan suatu profesi pekerjaan, tetapi justru merupakan aktualisasi diri untuk pengabdian yang tulus dari seorang manusia sejati kepada sesamanya yang kurang beruntung. Kegagalan mendapatkan orang-orang dengan perbuatan relatif paling baik dan murni di kelurahan sudah pasti akan membuat program ini gagal. 3.2. Bagaimana Anggota BKM/LKM Dipilih
mendapat pilihan pemimpin yang paling buruk dari kumpulan orang-orang baik dari pada mendapat pilihan pemimpin yang terbaik dari dari kumpulan orang-orang buruk.
Dengan dasar pemikiran ini maka pemilihan anggota BKM/LKM sejak awal dilakukan melalui proses penjaringan (menyaring) orang-orang baik atau orang-orang yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat
17. Anggota BKM/LKM dipilih dari dan oleh warga masyarakat di kelurahan bersangkutan yang memenuhi kriteria kemanusiaan yang disepakati bersama (jujur, rendah hati, tanpa pamrih, misalnya) yang ditunjukkannya dalam hidupnya sehari-hari. Kriteria dasar ini harus disepakati terlebih dahulu oleh para calon pemilih (warga) dan ditetapkan sebagai aturan main dalam membentukan BKM/LKM. Konsep dasar yang dianut dalam memilih pemimpin adalah : Lebih baik
32
kemanusiaan, yang biasanya orang tersebut rendah hati, tidak suka menyombongkan diri dan tidak suka mengumbar janji-janji. Sehingga menyaring orang-orang seperti ini tentu saja tidak dapat dilakukan dengan cara KAMPANYE, tetapi harus dilakukan melalui proses konfirmasi nama-nama orang yang dapat dipercayai memiliki ciri-ciri kemanusiaan semacam itu langsung dari masyarakat. Oleh sebab itu proses pemilihan dilakukan secara khusus sebagai diuraikan di bawah. 18. Pemilihan dilakukan tanpa pencalonan dan tiap pemilih harus menulis 3 s/d 5 nama (sesuai kesepakatan warga) yang dianggap memenuhi kriteria tersebut di atas secara rahasia, dikumpulkan dan dihitung. Kemudian dipilih 9 s/d 13 nama yang mendapat perolehan suara terbanyak sebagai anggota BKMLKM/. Para anggota BKM/LKM tersebut kemudian memilih siapa diantara mereka yang akan menjabat koordinator, wakil, sekretaris. Sesuai dengan kemampuan mereka dsb.
19. Pemilihan atau penjaringan utusan dilakukan berjenjang dari mulai tingkat RT, RW, Dusun, dst. Yang penting pemilihan utusan harus dilakukan di tingkat dimana antar warga saling mengenal (komunitas terkecil seperti RT misalnya) karena pemilihan didasarkan atas rekam jejak (track record). Bila jumlah RT sedikit maka semua utusan yang terpilih di tingkat RT, yang jumlahnya telah disepakati sebelumnya misalnya 3 s/d 5 orang, kemudian pada hari yang telah ditentukan langsung berkumpul di kelurahan/desa untuk memilih anggota BKM/LKM yang jumlahnya 9 s/d 13 orang dari antara utusan. Jadi para utusan memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Bila jumlah RTnya terlalu banyak maka para utusan RT dapat melakukan pemilihan di tingkat RW untuk menetapkan utusan RW yang jumlahnya juga telah disepakati sebelumnya di tingkat kelurahan/desa, baru kemudian utusan RW, pada hari yang telah ditetapkan berkumpul di kelurahan/desa untuk memilih anggota BKM/LKM dari antara mereka.
20. Tidak adanya pencalonan memungkinkan anggota masyarakat memilih tanpa paksaan siapapun yang mereka anggap bisa mewakili sifat-sifat baik kemanusiaan tersebut, sesuai pengalaman interaksi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Tidak adanya kampanye; karena yang dipilih adalah orang yang perbuatan sehari-harinya saat ini sesuai dengan kriteria tersebut di atas (rekam jejak), bukan perkataan (janji) tentang masa depan yang belum pasti. Jadi konsepnya adalah membandingkan dan mengkonfirmasikan perbuatan/perilaku sehari-hari orang yang akan dipilih (rekam jejak) dan bukan perkataan (janji).
33
Modul 4
Topik: Mengenal Organisasi BKM/LKM
Peserta memahami dan menyadari: 1. Tugas tugas yang harus dijalankan BKM/LKM 2. Perangkat Organisasi BKM/LKM 3. Etika BKM/LKM dalam menjalankan tugas
Kegiatan 1: Memahami Tugas BKM/LKM Kegiatan 2: Memahami Perangkat Organsisasi BKM/LKM Kegiatan 3: Jajak pendapat Etika BKM/LKM
4 Jpl ( 180 )
Bahan Bacaan: 1. Buku 5 : Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan BKM/LKM 2. Pedoman Teknis BKM/LKM
34
2) Beri peserta penjelasan mengenai perangkat organisasi BKM/LKM dengan menggunakan Media Bantu yang telah disediakan. Bagikan media bantu yang sudah di photo copy kepada peserta. Kemudian lakukan tanya jawab mengenai : Apa tugas UPK UPL dan UPS ? Bagaimana mekanisme hubungan antara BKM/LKM dengan UP UP ? Bagaimana mekaniske pengambilan keputusan di BKM /LKM ? Dari mana sumber dana dan pengelolaan keuangan? 3) Berikan penegasan yang diperlukan dengan menggunakan Media Bantu yang sudah disediakan
35
Karena kesibukan anggota BKM/LKM , maka pengambilan kebijakan mengenai penentuan warga miskin yang mendapat pelayanan BKM/LKM diserahkan kepada masing masing UP, dengan melihat kemampuan UP UP sebagai orang yang dipilih berdasarkan kemampuannya mereka pasti sanggup untuk melaksanakan tugasnya. Guna memperbesar dana untuk melayani warga miskin, maka BKM/LKM akan lebih baik apabila: 1) bekerja sama dengan perusahaan/lembaga profit untuk menanamkan dana BLM sebagai modal ,2) mendepositkan dana BLM ke Bank , 3) membuka usaha yang langsung dikelola oleh BKM/LKM sebagai lembaga; sehingga perkembangan dana bisa lebih cepat.
Pernyataan 3 : Pernyataan 2 :
Pernyataan 1 :
Karena BKM/LKM/UPK tidak mempunyai pencatatan dan bukti bukti pengeluaran keuangan, pada saat akan diperiksa oleh auditor atau proyek tidak ada salahnya untuk melengkapi bukti bukti pengeluaran yang sudah lalu dengan cara membuat sendiri, yang penting pengeluaran itu memang benar benar dilakukan.
Pernyataan 4 :
Karena warga sudah memberikan mandat kepada anggota BKM/LKM untuk mengambil keputusan dalam nangkis, maka BKM/LKM tidak perlu untuk untuk melakukan diskusi dengan masyarakat, memberikan informasi rinci mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan BKM/LKM karena hal itu hanya akan membebani dan mengganggu waktu warga, yang penting orang miskin bisa terlayani dan menjadi lebih sejahtera. Anggota BKM/LKM sudah bekerja keras dan meluangkan banyak waktu untuk memajukan warga masyarakat, sangat wajar apabila anggota BKM/LKM mendapatkan honor atas kerja kerasnya.
2) Akhiri perdebatan apabila dirasa sudah cukup, kemudian lakukan diskusi kelas mengenai apa saja yang sudah dipelajari peserta dari perdebatan yang sudah dilakukan. Pernyataan 5 :
36
Karena kesibukan anggota BKM/LKM , maka pengambilan kebijakan mengenai penentuan warga miskin yang mendapat pelayanan BKM/LKM diserahkan kepada masing masing UP, dengan melihat kemampuan UP UP sebagai orang yang dipilih berdasarkan kemampuannya mereka pasti sanggup untuk melaksanakan tugasnya.
Pernyataan 2 :
Guna memperbesar dana untuk melayani warga miskin, maka BKM/LKM akan lebih baik apabila : 1) bekerja sama dengan perusahaan/lembaga profit untuk menanamkan dana BLM sebagai modal ,2) mendepositkan dana BLM ke Bank , 3) membuka usaha yang langsung dikelola oleh BKM/LKM sebagai lembaga; sehingga perkembangan dana bisa lebih cepat. Karena BKM/LKM/UPK tidak mempunyai pencatatan dan bukti bukti pengeluaran keuangan, pada saat akan diperiksa oleh auditor atau proyek tidak ada salahnya untuk melengkapi bukti bukti pengeluaran yang sudah lalu dengan cara membuat sendiri, yang penting pengeluaran itu memang benar benar dilakukan. Karena warga sudah memberikan mandat kepada anggota BKM/LKM untuk mengambil keputusan dalam nangkis, maka BKM/LKM tidak perlu untuk untuk melakukan diskusi dengan masyarakat, memberikan informasi rinci mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan BKM/LKM karena hal itu hanya akan membebani dan mengganggu waktu warga, yang penting orang miskin bisa terlayani dan menjadi lebih sejahtera. Anggota BKM/LKM sudah bekerja keras dan meluangkan banyak waktu untuk memajukan warga masyarakat, sangat wajar apabila anggota BKM/LKM mendapatkan honor atas kerja kerasnya.
Lakukan jajak pendapat kepada peserta dengan kategori setuju, tidak setuju dan netral terhadap pernyataan yang telah dibuat tadi. Jajak pendapat dilakukan bertahap untuk masing masing pernyataan. Pada saat jajak pendapat dilakukan untuk pernyataan 1), pernyataan lain jangan diperlihatkan kepada peserta supaya konsentrasi mereka tidak terganggu. Pernyataan 5 : Pernyataan 4 : Pernyataan 3 :
37
Mintalah peserta untuk berkumpul dengan peserta lain yang mempunyai pendapat sama ( menjadi 3 kelompok : kelompok setuju; kelompok tidak setuju dan kelompok netral) Mintalah ketiga kelompok tadi untuk mengembangkan argumen argumen terhadap kategori pilihannya ( setuju karena , tidak setuju karena ., netral karena ) Setiap kelompok kemudian saling berhadapan dan berdebat berdasarkan argumen argumen yang dipilihnya, dan bisa saling mempengaruhi. Dalam perdebatan setiap anggota kelompok diperbolehkan untuk pindah kepada kelompok lawan debatnya apabila lebih setuju dengan argumen yang dikemukakan pihak lawan. Ketika dirasa sudah cukup, akhiri perdebatan tersebut. Buatlah diskusi seluruh kelas tentang apa yang telah dipelajari oleh para peserta berdasarkan pengalaman debat tadi. Mintalah peserta mengidentifikasi apa yang mereka pikirkan merupakan argumen argumen terbaik yang dibuat oleh kedua kelompok.
38
39
BKM/LKM
Sekretariat
UPS
UPL
UPK
KSM/ Panitia
KSM/ Panita
KSM
Garis Perintah Garis Fasilitasi
Garis Kemitraan
40
Hubungan kerja antara BKM/LKM dan UP UP diatur di dalam AD/ART BKM/LKM kelurahan bersangkutan dan secara rinci dalam keputusan keputusan yang dikeluarkan BKM/LKM
Mekanisme PengambilanKeputusan
1. Rembug Warga Kelurahan/Desa (RWK/RWD) Dilakukan di tingkat kelurahan/Desa Sebagai mekanisme pertanggungjawaban dan tanggung gugat BKM/LKM kepada seluruh warga Mekanisme pergantian anggota BKM/LKM apabila masa jabatannya berakhir Mekanisme apabila ada indikasi penyimpangan Keputusan RWK/RWD sifatnya mengikat Mengundang segenap lapisan masyarakat dan perangkat kelurahan Mekanisme diatur dalam AD BKM/LKM 2. Rapat Anggota BKM/LKM
Dilakukan setiap tahun Sebagai evaluasi dan penilaian kinerja UP Terbuka untuk semua masyarakat Mekanisme diatur dalam AD/ART BKM/LKM
Dilakukan sekurangnya satu kali dalam sebulan Mebahas perkembangan program dan kegiatan Menetapkan rencana kegiatan lanjutan dari BKM/LKM dan UP Untuk menetapkan prioritas (perangkingan) usulan usulan kegiatan hasil penilaian UP
Dilakukan sesuai kebutuhan Pengambilan keputusan yang berkenaan dengan kegiatan BKM/LKM dan penanggulangan kemiskinan
41
Pengelolaan Keuangan BKM/LKM 1. Penyaluran Dana Bantuan BKM/LKM akan mengelola dana bantuan dari PNPM Mandiri Perkotaan Dana ini adalah dana publik Hanya dapat digunakan untuk kepentingan penanggulangan kemiskinan Disalurkan melalui KSM atau Panitia Dana disalurkan melalui rekening BKM/LKM (berbentuk Giro) atas nama BKM/LKM, bukan perorangan Spesimen rekening Bank ditandatangani oleh minimal 3 orang anggota BKM/LKM Nama nama penandatangan spesimen diputuskan melalui rapat anggota 2. Sumber Dana Lain Selain dari dana bantuan PNPM Mandiri Perkotaan, keuangan BKM/LKM dapat pula bersumber dari uang iuran, uang sumbangan, hibah dan atau penerimaan lain yang sah,dan tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan BKM/LKM. 3. Biaya Operasional sumber keuangan diperoleh dari biaya administrasi dan opersional alokasi dana PNPM Mandiri Perkotaan Besarnya : 1) RP 5 juta untuk pagu BLM 150 juta 2) RP 7,5 juta untuk pagu BLM 200 jt 3) Rp 10 juta untuk pagu BLM 350 jt Pencairan dilakukan bertahap (dihitung dari seluruh kegiatan yang telah disetujui BKM/LKM) Sumber lain : dibiayai dari keuntungan hasil usaha unit unit pengelola yang besarnya harus disepakati dalam rapat anggota BKM/LKM dan kemampuan keuangan yang ada
42
Jawab
Sebagai pimpinan kolektif maka BKM/LKM berperan sebagai dewan dimana ketua lebih berperan sebagai koordinator, jadi semua keputusan dilakukan secara kolektif melalui musyawarah. Hanya dalam kondisi yang sangat memaksa dapat dilakukan dengan cara suara terbanyak (voting). Oleh sebab itu untuk tiap pertemuan utamanya yang membahas perkara yg menyangkut kepentingan orang banyak harus ditetapkan quorum yaitu 50% + 1 (satu) dari jumlah anggota BKM/LKM sehingga bila terjadi pengambilan suara masih cukup representatif dan jumlah anggota yang hadir juga ganjil 2) Bagaimana BKM/LKM menjalankan tugas, pokok dan fungsinya ? Jawab :
BKM/LKM harus mempunyai program kerja (di luar PJM Pronangkis)yang jelas, untuk menjalankan kegiatan kegiatannya. Progam ini memuat antara lain : Bagaimana monitoring dan evaluasi kegiatan UP UP Rancangan rapat rapat secara berkala. Bagaimana membangun transparansi, harus dijamin bahwa informasi kegiatan dan pengelolaan keuangan bisa diakses oleh semua warga. Bagaimana membangun mekanisme pertanggungjawaban : audit, laporan berkala, laporan tahunan. Bagaimana memperkenalkan program kepada pihak lain dan menjalin kemitraan (chanelling) Bagaimana evaluasi PJM Pronangkis. Bagaimana menjamin pelaksanaan daur program (pengulangan siklus). Bagaimana menjamin kepedulian dan kebersamaan di antara warga masyarakat. Bagaimana membangun mekanisme keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan, Dan sebagainya.
3) Dalam kerja sebagai BKM/LKM tersebut bolehkah anggota BKM/LKM menerima gaji/honor tetap ? Mengapa demikian ?
Jawab : Tidak boleh karena : BKM/LKM adalah wahana yang memberi peluang orang-orang baik dan tulus (ikhlas) mengaktualisasikan dirinya. BKM/LKM juga merupakan wahana konsolidasi sifat-sifat baik yang dituangkan dalam kebijakan BKM/LKM. Anggota BKM/LKM bukan orang bayaran (yang tunduk pada yang membayar) melainkan orang-orang merdeka yang secara sadar memberikan sebagian waktunya untuk orang lain. BKM/LKM bukanlah tempat untuk bekerja sebagai pengganti pekerjaan sehari-hari, melainkan wahana pengadian bagi para anggotanya. Pengabdian adalah motivasi dan insentif terbesar. Dibayar dalam hal ini justeru dapat menurunkan otoritas dan pengaruh dari anggota BKM/LKM sebagai manusia sejati Dibayar hanya akan menimbulkan konflik kepentingan bagi anggota BKM/LKM
43
Sengaja dibuat tidak dibayar supaya mereka yang punya niat lain (kepentingan pribadi) selamanya tak tertarik jadi anggota BKM/LKM . Dengan kata lain ini adalah anti virusnya (Disinsentif) bagi orang-orang yang bermaksud kurang baik
4) BKM/LKM ingin sekali menambah modalnya dengan membuka usaha yang menguntungkan dan untuk menjamin agar usaha tersebut berjalan dengan baik maka usaha tersebut akan langsung dikelola oleh BKM/LKM sebagai lembaga. Bagaimana pendapat Anda ?
Jawab : Tidak dapat dibenarkan karena BKM/LKM akan terperangkap dalam kegiatan praktis sehingga membahayakan semangatnya untuk membela di miskin melalui pemikiran dan advokasi, juga pada gilirannya akan menjadi pesaing KSM
5) Bolehkah BKM/LKM menanam modal di suatu perusahaan swasta dengan menggunakan dana BLM.
Jawab : Tidak boleh karena BKM/LKM akhirnya akan menjadi pengusaha, tidak sesuai dengan tupoksinya dan makna dana BLM sebagai sumber dana untuk menglaksanakan rencana bersama PJM/Renta Pronangkis tidak mungkin dilaksanakan disamping itu manfaat BLM harus langsung dapat dinikmati oleh kaum miskin
6) Bolehkah BKM/LKM mendepositkan dana BLM ke bank.
Jawab : Di larang keras mendeposikan BLM ke Bank karena : kaum miskin masih sangat membutuhkan dana BLM sebagai sarana untuk masyarakat berlatih mengembangkan program penanggulangan kemiskinan dari, oleh dan untuk masyarakat menjadi tak berfungsi melanggar aturan proyek
7) Bolehkah salah satu anggota BKM/LKM sebagai anggota BKM/LKM mengelola langsung kegiatan usaha yang dibiayai BKM/LKM dengan dana BLM ?
Jawab Semua hal yang memungkinkan terjadinya konflik kepentingan karena hal ini akan menyebabkan BKM/LKM tidak lagi dapat mengambil keputusan secara adil dan demokratis serta kehilangan otoritasnya
9) Bolehkah seseorang atau suatu lembaga menanam modal dengan imbalan di BKM/LKM atau UPK ? Jawab
Tidak boleh karena BKM/UPK pada dasarnya bekerja hanya untuk anggota yaitu penduduk kelurahan yang bersangkutan dan juga tidak berfungsi sebagai bank. Bila BKM/LKM melakukan hal tersebut maka BKM/LKM dapat dituduh melakukan praktek bank gelap
44
Modul 5
Topik: Membangun BKM/LKM
Peserta memahami dan menyadari: 1. Prinsip prinsip pemilihan anggota BKM/LKM 2. Memahami langkah langkah pembangunan BKM/LKM 3. Memahami mekanisme pemilihan anggota BKM/LKM
Kegiatan 1: Membangun kesadaran terhadap prinsip prinsip pemilihan anggota Kegiatan 2: Memahami langkah langkah pembangunan BKM/LKM
3 Jpl ( 135 )
Bahan Bacaan: 1. Buku 5 : Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan 2. Pedoman Teknis Pembangunan BKM/LKM
Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 45
46
Keanggotaan BKM/LKM didasarkan kepada prinsip prinsip kerelawanan yang merupakan manisfestasi dari nilai kepedulian kepada sesama, sehingga dalam menjalankan tugasnya didasarkan pada keinginan untuk memajukan masyarakat terutama masyarakat miskin, tanpa pamrih. Dalam pelaksanaan tugasnya anggota BKM/LKM tidak dibayar, hal ini untuk menjamin kemerdekaan dari anggota BKM/LKM. Apabila anggota BKM/LKM dibayar, maka dia akan terikat kepada orang yang membayar sehingga besar kemungkinan hanya akan menjalankan perintah dan kepentingan dari orang orang yang membayar. Karena BKM/LKM harus berpihak kepada penanggulangan kemiskinan, tidaklah mungkin warga miskin diminta untuk membayar anggota BKM/LKM untuk membantu mengatasi persoalannya. Tidak adanya bayaran juga merupakan disinsentif bagi orang orang yang bermaksud hanya semata mata bekerja mencari uang dan kekuasaan dalam BKM/LKM, karena BKM/LKM bukanlah tempat mencari nafkah akan tetapi tempat (peluang) warga untuk berbuat baik bagi sesama. Anggota BKM/LKM merupakan hasil pemilihan bukan penunjukkan dari sekelompok warga, karena penunjukkan hanya menghasilkan orang orang yang dipercaya oleh orang orang yang menunjuk ( yang mungkin hanya sebagain kecil warga) dan pada akhirnya akan tunduk kepada orang orang yang menunjuk dalam pelaksanaan tugasnya. Diharapkan dengan cara pemilihan, siapapun yang terpilih adalah orang orang yang dapat dipercaya oleh warga masyarakat banyak bukan golongan tertentu saja , artinya pemilihan perlu melibatkan sebagian besar warga yang sudah mempunyai hak untuk memilih, termasuk yang paling penting warga miskin laki laki dan perempuan.
Kelompok 1 :
Bagaimana tahapan pembangunan BKM/LKM ? Apa keluaran yang diharapkan dari setiap tahapan? Siapa penyelenggara untuk setiap tahapan ?
Kelompok 2 :
Siapa saja yang menjadi panitia? Apa yang menjadi tugas tugas panitia ? Siapa yang menyusun tata tertib pemilihan anggota? Siapa yang menyusun AD? Hal hal apa saja yang harus termuat dalam AD? Bagaimana mekanisme penyusunan AD?
Kelompok 3
Kelompok 4
Bagaimana tatacara pemilihan anggota BKM/LKM tingkat komunitas basis ? Bagaimana tatacara pemilihan anggota BKM/LKM tingkat kelurahan ?
4) Setelah selesai mintalah kepada tiap kelompok menyajikan hasil masing-masing dan dorong untuk terjadi diskusi kelas. Gunakan Media Bantu Langkah langkah Pembangunan BKM/LKM dan Media Bantu mengenai Mekanisme pemilihan anggota BKM /LKM yang sudah disediakan, Media Bantu dipersiapkan sebelumnya dengan ditulis pada kertas plano dengan mengacu pada Media Bantu dalam Modul 13 : Pelatihan Dasar 2 Fasilitator. Dalam diskusi kelas, perhatikan hal hal yang penting seperti : harus memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki laki untuk menjadi panitia; penting untuk mendiskusikan konsep dan filosophi pembentukan dan pemilihan anggota BKM/LKM baik kepada anggota pokja maupun kepada masyarakat pada rembug warga sosialisasi, pada saat sosialisasi dengan menggunakan media sebar maupun media lainnya. Pada saat pemilihan anggota BKM/LKM harus dilakukan refleksi kepemimpinan, karena biasanya tidak semua pemilih yang hadir ikut dalam refleksi kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam pemetaan swadaya sebelumnya.
5) Untuk memperjelas gambaran peserta terhadap mekanisme pemilihan anggota, bagikan kasus pemilihan anggota BKM/LKM di level RT di Daerah Bandung, dalam Media Bantu untuk dibaca oleh peserta., kemudian bahas bersama 6) Refleksikan bersama dan berikan pengkayaan
48
Modul 6
Topik: Sosialisasi Pembangunan BKM/LKM
1. Peserta memahami dan menyadari Pentingnya mensosialisasikan kegiatan dan hasil BKM/LKM 2. Peserta mampu membuat perencanaan sosialisasi BKM/LKM
Kegiatan 1: Pleno Kelas sosialisasi Pembangunan BKM/LKM Kegiatan 2: Memahami sosialisasi proses dan hasil Pembangunan BKM/LKM
3 Jpl ( 135 )
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
49
3) Bahas dan refleksikan hasilnya, berilah ulasan yang diperlukan. Beri catatan khusus pentingnya melakukan sosialisasi kepada kelompok perempuan dan warga miskin 4) Jelaskan mengenai media media sosialisasi yang disediakan oleh pihak PNPM Mandiri Perkotaan dan kegunaannya. Catatan : Penting ditekankan bahwa dalam melakukan sosialisasi relawan sebagai agen sosialisasi harus melihat lagi hasil pemetaan yang sudah didapatkan pada tahap awal dan pengamatan selama pendampingan, terutama mengenai : Waktu luang masyarakat, baik laki laki maupun perempuan Tempat tempat berkumpul masyarakat , untuk menentukan sosialisasi informal dan tempat menempel poster atau pengumuman. Informasi harus sampai juga kepada warga miskin dan perempuan, sehingga harus diperhatikan tempat menempel poster atau pengumuman yang bisa diakses oleh kedua kelompok masyarakat tersebut. Orang orang yang bisa digunakan sebagai simpul informasi, sehingga mereka bisa dijadikan agen sosialisasi dan media medai cetakan (misal leaflet, booklet) yang terbatas diberikan kepada mereka agar pesannya bisa sampai kepada warga yang lain. Media media pertemuan warga yang bisa digunakan untuk menitipkan pesan yang akan disampaikan. Pesan pesan juga harus disampaikan lewat media pertemuan kaum perempuan dan warga miskin, agar mereka mendapatkan akses informasi. Informasi yang diberikan bukan hanya mengenai langkah langkah dan hasil pembangunan BKM/LKM, akan tetapi memuat juga mengenai proses proses yang 50
dilakukan termasuk siapa saja yang terlibat di dalam kegiatan. Apabila memungkinkan dilengkapi dengan foto foto kegiatan. Di setiap kelurahan diwajibkan untuk menyediakan papan informasi minimal di lima titik sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada warga masyarakat dari kegiatan kegiatan yang dilakukan. (lihat bahan bacaan : Kerangka Acuan Papan Informasi). Melibatkan masyarakat lain dalam sosialisasi yang dilakukan Capaian indikator sosialisasi BKM/LKM (lihat dalam Media Bantu yang sudah disediakan) dan bahas bersama.
51
3) Bahas dan refleksikan hasilnya, berilah ulasan yang diperlukan. Beri catatan khusus pentingnya melakukan sosialisasi kepada kelompok perempuan dan warga miskin
Daftar anggota pokja perumusan anggaran dasar BKM/LKM Daftar anggota pokja pemilihan anggota BKM/LKM Daftar anggota pokja pemantau partisipatif Tugas dan tanggung jawab masing masing pokja Daftar peserta yang hadir pada rapat pembentukan panitia Berita Acara dan notulensi Tata tertib pemilihan utusan warga tingkat RT/komunitas terkecil Pemilihan anggota BKM/LKM tingkat kelurahan Masa sanggah dan penyelesaian sanggahan Daftar hadir peserta perumusan tata tertib, terpilah berdasarkan jenis kelamin Berita acara dan notulensi Draft anggaran dasar BKM/LKM Daftar penyusun draft AD BKM/LKM, terpilah berdasarkan jenis kelamin Berita Acara dan notulensi Daftar pemilih, terpilah berdasarkan jenis kelamin Daftar hasil pemilihan tingkat RT/komunitas terkecil, terpilah berdasarkan jenis kelamin Daftar utusan tingkat RT, terpilah berdasarkan jenis kelamin Berita Acara dan notulensi
52
Modul 7
Topik: Persiapan Pelaksanaan Pembangunan BKM/LKM
1. Peserta mampu membuat perencanaan pembangunan BKM/LKM 2. Peserta mempunyai persiapan untuk memfasilitasi masing masing kegiatan yang harus dilakukan
Kegiatan 1: Membuat perencanaan kegiatan Pembangunan BKM/LKM Kegiatan 2: Berlatih memfasilitasi kegiatan
Sesuai kebutuhan
Bahan Bacaan: (1) Buku Pedoman Pelaksanaan BKM/LKM (2) Buku 5 Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan
Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
53
5) Jelaskan kepada peserta bahwa hasil perencanaan ini akan menjadi acuan bagi masing masing kelompok dalam memfasilitasi pembangunan BKM/LKM.
54
55
Perkotaan