You are on page 1of 78

Dalam Bab 3 ditambahkan Analisis Media Film berikut.

Analisis Media Film


State Violence Against The Urban Poor of Jakarta
Diproduksi oleh: Urban Poor Consortium (UPC)

Pengantar
Film ini menceritakan berbagai penggusuran daerah permukiman kumuh di wilayah
DKI Jakarta, dan penggusuran ekonomi pengemudi becak karena adanya peraturan
daerah yang melarang beroperasinya becak di Jakarta. Operasi penggusuran tukang
becak ini berlandaskan perjanjian tertulis Pemda DKI dengan World Bank berkaitan
dengan ”Program Jakarta Kota Tanpa Permukiman Kumuh dan Tanpa Pekerja Sektor
Informal”. Penggusuran ini ternyata berdampak hingga ke daerah (kampung)
tempat tukang becak yang digusur itu berasal. Akibatnya, terjadi penurunan
pendapatan tukang becak di daerah Cirebon, Tegal, Indramayu, dan sekitarnya
akibat tingginya persaingan merebut penumpang.

Saksikanlah film tersebut! Setelah itu, jawablah pertanyaan berikut ini secara
tertulis!
1. Deskripsikanlah ringkasan film yang telah kamu saksikan dengan menggunakan
bahasa sendiri!
2. Identifikasilah jenis pelanggaran apa saja yang terdapat dalam film yang kamu
saksikan! Apakah jenis pelanggaran tersebut dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran HAM dalam bidang ekosob? Uraikan pendapatmu!
3. Jika penggusuran adalah pelanggaran HAM, apakah solusi yang paling adil bagi
warga Jakarta yang menjadi korban penggusuran?
4. Uraikanlah perbedaan antara pelanggaran HAM dan tindak pidana biasa!

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 1


Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 2
SILABUS
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :X
Semester :1
Standar Kompetensi :1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Alokasi waktu : 8 X 45 Menit

Materi KEGIATAN ALOKASI SUMBER BELAJAR


KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU

1.1 Mendeskripsikan
Bangsa dan Mengkaji berbagai • Mendeskripsikan 2 x 45 • Buku
hakikat bangsa dan o Non tes:
negara literatur tentang kedudukan manusia Kewarganegaraan
unsur-unsur Performanc
o manusia kedudukan manusia sebagai makhluk individu Esis Kelas X,
terbentuknya negara sebagai e tes (tugas
sebagai makhluk dan makhluk sosial karangan Dra.
mahkluk individu dan kelompok/
individu dan individu) Retno Listyarti
makhluk sosial.
mahkluk
sosial o Tes tertulis • Darji Darmo-
• Menguraikan pengertian (Uraian, diharjo (1990),
o Pengertian Mendiskusikan hasil bangsa dan unsur pilihan Pendidiikan
dan unsur kajian literatur terbentuknya bangsa ganda, Pancasila di
terbentuknya Pengertian dan unsur lainnya) Perguruan
bangsa terbentuknya bangsa,
• Menganalisis pengertian o Presentasi Tinggi, Malang:
Pengertian Negara dan
o negara dan unsur Penerbit IKIP
Pengertian Unsur-unsur
terbentuknya negara terbentuknya Negara Malang
Negara dan
Unsur-unsur
terbentuknya • Budiyanto
negara (1999), Tata
- Rakyat negara untuk
- Wilayah
SMA, Jakarta
- Pemerintah
yang Penerbit Erlangga
berdaulat
- Pengakuan
dari negara
lain

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 3


Materi KEGIATAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU

Negara dan Mengkaji informasi • Menganalisis pengertian 2 x 45 • Buku


1.2 Mendeskripsikan hakikat o Non tes:
bentuk-bentuk dari berbagai sumber Negara Kewarganegaraa
negara dan bentuk-bentuk Performanc
kenegaraan tentang pengertian, • Mendeskripsikan asal n Esis Kelas X,
kenegaraan e tes (tugas
asal mula terjadinya karangan Dra.
o Hakikat mula terjadinya negara kelompok/
Negara Retno Listyarti
negara individu)
o Asal mula • Menguraikan pentingnya
o Tes tertulis • Musthafa Kamal
terjadinya Mendiskusikan hasil pengakuan oleh negara
(Uraian, Pasha,
negara kajian literatur lain bagi suatu negara
o pilihan B.Ed,(2002),
pentingnya pentingnya pengakuan • Membandingkan bentuk- ganda,
pengakuan suatu negara dari Pendidikan
bentuk kenegaraan lainnya)
suatu negara negara lain dan Kewarganegara
dari negara bentuk-bentuk o Presentasi an (Civics
lain kenegaraan Education),
o Bentuk- Yogyakarta:
bentuk Citra Karsa
kenegaraan
Mandiri.

o Pengertian Mengkaji dari • Menguraikan pengertian 2 x 45 • Buku


1.3 Menjelaskan pengertian, fungsi dan o Non tes:
berbagai buku dan fungsi negara Kewarganegaraa
fungsi dan tujuan NKRI tujuan Performanc
sumber tentang n Esis Kelas X,
negara pengertian, fungsi e tes (tugas
karangan Dra.
secara
negara secara kelompok/
universal Retno Listyarti
universal individu)
o Pengertian
dan tujuan o Tes tertulis • Idrus Affandi,
Mendiskusikan hasil
NKRI • Membandingkan berbagai (Uraian, (1997), tata
o Perbandinga kajian literatur teori pilihan negara,
teori tentang fungsi dan
n berbagai tentang fungsi dan ganda, Jakarta:
tujuan Negara
teori tentang tujuan negara serta lainnya) Depdikbud-
fungsi dan tujuan Negara • Mendeskripsikan tujuan
Negara Kesatuan Republik balai pustaka
tujuan Kesatuan Republik o Presentasi
negara Indonesia Indonesia
o Tujuan NKRI
yang
terdapat

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 4


Materi KEGIATAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
dalam
pembukaan
UUD 1945

o Semangat Mengkaji dari • Mendeskripsikan makna 2 x 45 • Buku


1.4 Menunjukkan semangat kebangsaan o Non tes:
literatur tentang semangat kebangsaan Kewarganegaraa
kebangsaan, nasionalisme (nasionalism semangat kebangsaan Performanc
dan patriotisme dalam • Menguraikan macam- e tes (tugas
n Esis Kelas X,
e dan dan patriotisme dan
kehidupan bermasyarakat, macam perwujudan karangan Dra.
patriotisme) nasionalisme kelompok/
berbangsa dan bernegara nasionalisme dalam Retno Listyarti
- Makna Indonesia, macam- individu)
nasionalisme macam perwujudan kehidupan
nasionalisme • Menunjukkan contoh o Tes tertulis • Anhar Gonggong
- Makna
patriotisme perilaku yang sesuai (Uraian, (2002),
o Macam- dengan semangat pilihan Nasionalisme
macam Mendiskusikan hasil kebangsaan ganda, sebuah kajian
perwujudan kajian literatur tentang lainnya)
pengertian sejarah,
nasionalisme • Menunjukkan sikap
nasionalisme serta o Presentasi (makalah
dalam
kehidupan menunjukkan bersikap positif terhadap sarasehan antar
o Tata cara positif terhadap patriotisme Indonesia generasi)
penerapan nasionalisme dan Departemen
nasionalisme patriotisme Indonesia Sosial, Jakarta
dan
patriotisme • Hans Kohn
dalam
kehidupan (1961),
Nasionalisme
arti dan
sejarahnya,
Jakarta: PT
Pembangunan
Djakarta.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 5


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :X
Semester :1
Standar Kompetensi : 2. Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Alokasi Waktu : 10 X 45 Menit

Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR


KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
Menganalisis berbagai • Mendeskripsikan 2 x 45 • Buku
2.1 Mendeskripsikan Sistem hukum buku sumber tentang o Non tes:
pengertian sistem dan lembaga pengertian hukum Kewarganegara
pengertian sistem Performance
hukum dan peradilan peradilan hukum dan
• Menentukan macam- tes (tugas
an Esis Kelas X,
nasional macam penggolongan karangan Dra.
o Pengertian
penggolongan hukum. kelompok/
Hukum Retno Listyarti
hukum Berdiskusi hasil individu)
• Mendeskripsikan sumber
o Tata hukum kajian tentang hukum formal dan o Tes tertulis • Soehino (1987)
Indonesia sumber hukum, material (Uraian, Ilmu Negara,
pengertian lembaga pilihan
o Penggolonga • Menjelaskan sistem tata Jakarta
peradilan nasional ganda,
n hukum hukum Indonesia
dan dasar hukum lainnya)
o Sumber lembaga peradilan • Sudargo
nasional • Mendeskripsikan o Presentasi Gautama
hukum
pengertian dan dasar (1987), Hukum
o Lembaga- hukum lembaga Perdata
lembaga peradilan nasional Internasional
peradilan
Indonesia,
Jakarta, Alumni
2.2 Menganalisis peranan Lembaga
Mengkaji berbagai
o Non tes: • Buku
Peradilan literatur tentang • Menguraikan perangkat 2 x 45
Kewarganegara
lembaga-lembaga Performance
perangkat lembaga lembaga peradilan an Esis Kelas X,
peradilan tes (tugas
peradilan karangan Dra.
kelompok/
o Perangkat Berdiskusi kelompok Retno Listyarti
individu)
atau alat hasil kajian tentang • Menganalisis macam-
kelengkapan
macam-macam macam lembaga o Tes tertulis • UU kehakiman
lembaga peradilan (Uraian,
peradilan lembaga peradilan Republik
dan peranan • Menganalisis peranan pilihan Indonesia
o Klasifikasi lembaga peradilan lembaga peradilan ganda,
lembaga • Menganalisis pelaksanaan lainnya) • Lembaga

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 6


Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
lembaga peradilan pemasyarakata
peradilan o Presentasi n
o Tingkatan Melihat praktek Laporan
lembaga peradilan pada
peradilan tingkat pengadilan
o Peranan atau negeri
tugas dan
fungsi
lembaga
peradilan

• Menunjukkan contoh 2 x 45 • Buku


2.3 Menunjukkan sikap Sikap yang Berdiskusi tentang o Non tes:
yang sesuai dengan sesuai dengan sikap taat pada sikap taat terhadap Kewarganegara
Performance
ketentuan hukum yang hukum hukum hukum an Esis Kelas X,
tes (tugas
berlaku karangan Dra.
o Perbuatan- kelompok/
Retno Listyarti
perbuatan individu)
yang sesuai o Tes tertulis • Berbagai media
dan yang Menganalisis
bertentangan • Menganalisis macam- (Uraian, cetak dan
dengan
macam-macam macam perbuatan yang pilihan elektronik
hukum perbuatan yang bertentangan dengan ganda,
o Contoh bertentangan hukum bentuk
perbuatan dengan hukum dan lainnya)
• Menganalisis macam-
yang sanksinya
melanggar
macam sanksi sesuai o Presentasi
hukum hukum yang berlaku
beserta
sanksinya
2.4 Menganalisis upaya Pemberantasan Mengkaji dari • Mendeskripsikan macam- o Non tes:
2 x 45 • Buku
pemberantasan korupsi berbagai literatur macam aturan tentang Kewarganegara
Performance
korupsi di Indonesia tentang aturan dan pemberantasan korupsi an Esis Kelas X,
o Pengertian tes (tugas
macam – macam karangan Dra.
kelompok/
Retno Listyarti

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 7


Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU

Korupsi perbuatan yang individu)


• Kumpulan
Dasar hukum berkategori korupsi
o • Menganalisis macam- o Tes tertulis naskah yang
pemberantas macam perbuatan yang (Uraian, dikeluarkan
korupsi
berkategori korupsi pilihan oleh KPK
Mengkaji media
o Klasifikasi ganda,
cetak tentang
perbuatan bentuk
contoh
korupsi lainnya)
pemberantasan
o Kasus korupsi korupsi di Indonesia • Menunjukkan contoh
• Presentasi
yang telah tindak pidana korupsi
dikenakan Berdiskusi hasil yang telah dikenakan
sanksi kajian sanksi
pemberantasan
korupsi di Indonesia

Menelaah berbagai • Menunjukkan contoh 2 x 45 • Buku


2.5 Menampilkan peran Peran serta • Non tes:
literatur tentang sikap anti korupsi Kewarganegara
serta dalam upaya dalam upaya Performance
korupsi tentang • Menunjukkan contoh an Esis Kelas X,
pemberantasan pemberantasan tes (tugas
perbuatan sikap anti gerakan/ organisasi anti karangan Dra.
korupsi di Indonesia korupsi di kelompok/
korupsi korupsi Retno Listyarti
Indonesia individu)
o Macam- • Media cetak
• Tes tertulis
macam Mendiskusikan tentang • Menganalisis macam- (Uraian, dan elektronik
Gerakan atau macam- macam
organisasi perbuatan anti korupsi macam perbuatan anti pilihan
anti korupsi korupsi ganda,
• Manampilkan sikap anti lainnya)
o Contoh peran
korupsi
serta • Presentasi
masyarakat
dalam
pemberantas
an tindak
korupsi
o Sikap diri
anti korupsi

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 8


Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 9
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :X
Semester :1
Standar Kompetensi : 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)
Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit
Materi PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN INDIKATOR
Pembelajaran WAKTU
PEMBELAJARAN

3.1 Menganalisis upaya pemajuan, Mengkaji dari berbagai • Menganalisis upaya o Non tes:
2 x 45 • Buku
pemajuan, penghormatan, pustaka (buku paket pemajuan, penghormatan, Kewarganegara
Performan
penghormatan, dan dan penegakan dan sumber lain) dan penegakan HAM yang an Esis Kelas X,
ce tes
penegakan HAM HAM tentang pengertian, dilakukan pemerintah karangan Dra.
(tugas
macam- macam Retno Listyarti
o Pengertian dan instrumen HAM kelompok/
macam- individu)
macam HAM
• Fakih Mansour,
o Tes Antonius M.
o Upaya Mendiskusikan artikel
• Menentukan instrumen tertulis Indrianto, Eko
pemerintah tentang upaya (Uraian,
HAM nasional Prasetyo, (2003),
dalam pemajuan, pilihan Menegakkan
menegakan penghormatan, dan • Mendeskripsikan upaya ganda,
HAM
Keadilan dan
penegakan HAM yang pemajuan, penghormatan, bentuk Kemanusiaan,
o Instrumen dilakukan dan penegakan HAM yang lainnya) Pogunglor C-145,
atau dasar pemerintah, individu dilakukan oleh individu
o Presentasi Yogyakarta:
hukum yang dan masyarakat dan masyarakat Insist Press.
mengatur HAM
o Peran • Mansyur Effendi,
masyarakat ( 1993), HAM,
dalam Jakarta, GI
menegakan
HAM

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 10


Materi PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN INDIKATOR
Pembelajaran WAKTU
PEMBELAJARAN

3.2 Menampilkan peran peran serta Mengkaji berbagai o Non tes:


serta dalam upaya dalam penegakan sumber tentang • Menguraikan proses dalam Performan
2 x 45 • Buku
pemajuan, HAM di Indonesia proses penegakkan upaya pemajuan, Kewarganegara
ce tes
penghormatan, dan HAM, menentukan penghormatan, dan an Esis Kelas X,
o Proses (tugas
penegakan HAM di sikap, perilaku yang penegakan HAM karangan Dra.
pemajuan, kelompok/
Indonesia sesuai dengan upaya Retno Listyarti
penghormatan individu)
, dan pemajuan,
penghormatan, dan o Tes • UU HAM
penegakan
HAM penegakan HAM di tertulis
Indonesia (Uraian, • Munir (2003),
o Pelanggaran pilihan
HAM dan HAM dan posisi
ganda, Hukum, LPTHI
penangganan bentuk
kasus Melalui pengamatan Ikadin, Jakarta
pelanggaran dapat • Mengilustrasikan berbagai lainnya)
HAM mengilustrasikan dan kasus pelanggaran HAM
menyimpulkan • Menyimpulkan contoh
o contoh
contoh perilaku o Presentasi
perilaku yang perilaku yang dengan
dalam penegakkan upaya pemajuan,
sesuai dengan
upaya HAM penghormatan, dan
pemajuan, penegakan HAM di
penghormatan Indonesia
, dan
penegakan
HAM di
Indonesia

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 11


Materi PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN INDIKATOR
Pembelajaran WAKTU
PEMBELAJARAN
• Buku
3.3 Mendeskripsikan instrumen hukum Mengkaji beberapa o Non tes:
• Mendeskripsikan 2 x 45 Kewarganegaraa
instrumen hukum dan dan peradilan literatur dan sumber Performan
peradilan internasional internasional bacaan tentang instrumen HAM n Esis Kelas X,
ce tes
HAM HAM instrumen hukum dan internasional karangan Dra.
(tugas
peradilan • Menunjukkan bentuk kelompok/
Retno Listyarti
o Instrumen HAM pelanggaran HAM
Internasional
internasional HAM individu)
serta menunjukkan internasional • Aturan HAM
o Kasus –kasus bentuk pelanggaran • Mendeskripsikan peradilan o Tes Internasional
pelanggaran HAM internasional HAM internasional tertulis
HAM (Uraian,
internasional pilihan
o Proses dan ganda,
sanksi bentuk
pelanggaran lainnya)
HAM pada
o Presentasi
Peradilan
Internasional

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 12


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :X
Semester :2
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Alokasi Waktu : 10 X 45 Menit
Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
• Mendeskripsikan 4 x 45 • Buku
4.1 Mendeskripsikan Dasar negara Mengkaji berbagai o Non tes:
hubungan dasar negara dan konstitusi literatur tentang pe- pengertian dasar negara Kewarganegara
Performance
dengan konstitusi ngertian dasar negara • Mendeskripsikan an Esis Kelas X,
o Pengertian tes (tugas
dan konsitusi. pengertian konstitusi karangan Dra.
Dasar kelompok/
negara Retno Listyarti
Negara dan individu)
Konstitusi
• Menguraikan tujuan dan
Berdiskusi tentang
Negara keterkaitan antara
nilai konstitusi o Tes tertulis • J.C.T.Simorangk
dasar negara dengan (Uraian, ir, SH., Dr.
o Tujuan dan
Nilai konstitusi • Menyimpulkan pilihan (1986), Hukum
keterkaitan dasar negara ganda, dan Konstitusi
konstitusi
dengan konstitusi di bentuk Indonesia,
o Keterkaitan
sebuah negara lainnya) Jakarta: PT:
Dasar negara Gunung Agung.
dan o Presentasi
konstitusi

4.2 Menganalisis substansi Substansi Mengkaji beberapa • Menguraikan unsur


o Non tes: • Buku
sebuah konstitusi 2 x 45
konstitusi negara konstitusi buku sumber atau Performance Kewarganegara
negara literatur tentang unsur- • Menyimpulkan ciri an Esis Kelas X,
unsur konstitusi
tes (tugas
sebuah konstitusi bagi karangan Dra.
o Muatan kelompok/
negara tertentu Retno Listyarti
konstitusi individu)
negara menganalisis • Menganalisis substansi o Tes tertulis • Mimbar
substansi konstitusi konstitusi Indonesia
o Klasifikasi (Uraian, Demokrasi,
konstitusi di
negara, ciri sebuah pilihan
konstitusi dan Jurnal Ilmiah,
Indonesia ganda, Jurusan Ilmu
konstitusi Indonesia bentuk
o Implementasi Sosial Politik,
dasar negara lainnya) Fakultas Ilmu
ke dalam o Presentasi Sosial,
konstitusi Universitas

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 13


Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
Negeri Jakarta,
atau UUD
1945 Vol 5, No. 1,
Oktober 2005

• Mendeskripsikan pokok • Buku


4.3 Menganalisis kedudukan Pembukaan Menglkaji UUD 1945 o Non tes: 2 x 45
pembukaan UUD 1945 UUD 1945 tentang pokok pikiran yang terdapat Kewarganegaraa
Performance
Negara Kesatuan Negara pikiran, makna tiap dalam pembukaan UUD n Esis Kelas X,
tes (tugas
Republik Indonesia Kesatuan alinia yang terdapat 1945 karangan Dra.
kelompok/
Republik dalam pembukaan • Menganalisis kedudukan Retno Listyarti
individu)
Indonesia UUD 1945 Pembukaan UUD 1945
o Tes tertulis • H. Dahlan Thaib
o Pokok pikiran
(Uraian, Dr. dkk (1999),
pembukaan
Berdiskusi hasil
• Menguraikan makna tiap pilihan Teori dan
UUD 1945 alinia yang terdapat
kajian tentang ganda, Hukum
o Kedudukan kedudukan dalam pembukaan UUD bentuk Konstitusi, PT.
Pembukaan pembukaan terhadap 1945 lainnya) Raja Grafindo
dalam UUD UUD 1945 Persada, Jakarta
1945 o Presentasi
o Makna setiap
alinia dalam
pembukaan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 14


Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
4.4 Menunjukkan sikap positif
Perkembangan Mengkaji perubahan • Menunjukkan periodesasi o Non tes: • Buku
terhadap konstitusi 2 x 45 Kewarganegaraa
konstitusi UUD 1945 tentang konstitusi Indonesia Performance
negara • Mendeskripsikan n Esis Kelas X,
Indonesia priodesasi konstitusi tes (tugas
Indonesia kesepakatan dasar dalam karangan Dra.
o Periode kelompok/
melakukan perubahan. Retno Listyarti
berlakunya individu)
konstitusi
Mengkaji hasil o Tes tertulis • Sekjen
o Fungsi dan perubahan UUD 1945 • Menguraikan fungsi (Uraian, Mahkamah
tahapan dapat menguraikan pilihan Konstitusi RI.
perubahan sebuah
perubahan fungsi perubahan ganda, (2005). UUD
UUD 1945 konstitusi
sebuah konstitusi, bentuk Negera Republik
• Menyimpulkan perilaku
o Kesepakatan dan bersikap positif lainnya) Indonesia Tahun
positif terhadap
dasar dalam terhadap konstitusi 1945. Jakarta.
konstitusi negara o Presentasi
melakukan negara Mahkamah
perubahan Konstitusi
Republik
o Contoh
Indonesia
perilaku
positif
terhadap
konstitusi
negara

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 15


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :X
Semester :2
Standar Kompetensi : 5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
Alokasi Waktu : 8 X 45 Menit

Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR


KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
• Mendeskripsikan 4 x 45 • Buku
5.1 Mendeskripsikan Warga negara Melalui kajian o Non tes:
kedudukan warga negara dan literatur tentang kedudukan warga negara Kewarganegar
Performan
dan pewarganegaraan di pewarganegaraan warga negara sesuai yang diatur dalam UUD aan Esis Kelas
ce tes
Indonesia hukum yang berlaku 1945 X, karangan
o Dasar hukum (tugas
Dra. Retno
yang mengatur kelompok/
Listyarti
Warga negara individu)
o Asas dan stesel o Tes tertulis • CT. Kansil
dalam Berdiskusi berbagai (Uraian, (1976), Aku
kewarganegara kasus • Menguraikan persyaratan pilihan warga negara
an kewarganegaraan untuk menjadi warga ganda, Indonesia,
o Syarat menjadi syarat menjadi warga negara Indonesia dan hal bentuk Jakarta,
warga negara negara, penyebab yang menyebabkan lainnya)
kehilangan hilangnya status
o Hal yang kewarganegaraan o Presentasi • UU tentang
kewarganegaraan
menyebabkan dan asas Kewarganegar
kehilangan • Menjelaskan asas
kewarganegaraan aan
kewarganegara kewarganegaraan yang
an berlaku secara umum

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 16


Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU

5.2 Menganalisis persamaan persamaan Mengkaji berbagai • Menunjukkan persamaan • Buku


2 x 45 Kewarganegara
kedudukan warga negara kedudukan warga literatur tentang kedudukan warga negara
kedudukan warga dalam kehidupan o Non tes: an Esis Kelas X,
dalam kehidupan negara
bermasyarakat, berbangsa negara dalam bermasyarakat, Performan karangan Dra.
o Landasan yang kehidupan ce tes Retno Listyarti
dan negara berbangsa dan bernegara
menjamin (tugas
bermasyarakat, • Mendeskripsikan landasan
persamaan kelompok/ • UUD 1945
kedudukan
berbangsa dan persamaan kedudukan
bernegara yang individu)
warga negara warga negara dalam
diatur dalam Undang- kehidupan o Tes tertulis
o Berbagai aspek undang
persamaan bermasyarakat, (Uraian,
kedudukan berbangsa dan bernegara pilihan
setiap warga ganda,
negara mendiskusikan bentuk
tentang perilaku yang lainnya)
o contoh mencerminkan • Memberikan contoh
perilaku yang pelaksanaan perilaku yang o Presentasi
menampilkan persamaan menampilkan persamaan
persamaan kedudukan yang kedudukan warga negara
kedudukan diatur oleh UU yang dalam kehidupan
warga negara bermasyarakat,
berlaku
berbangsa dan bernegara
• Menunjukkan persamaan • Buku
5.3. Menghargai persamaan persamaan Mendiskusikan o Non tes: 2 x 45
kedudukan warga negara kedudukan warga tentang persamaan kedudukan warga negara Kewarganegara
Performan
tanpa membedakan ras, negara tanpa kedudukan warga tanpa membedakan ras, an Esis Kelas X,
ce tes
agama, gender, membedakan negara tanpa agama, gender, golongan, karangan Dra.
(tugas
golongan, budaya, dan membedakan ras, budaya, dan suku Retno Listyarti
o ras kelompok
suku agama, gender, • Mengidentifikasi ciri ras,
golongan, budaya, agama, gender, golongan, o Tes • Buletin, surat
o Agama
dan suku budaya, dan suku secara tertulis kabar dan
o Gender garis besar (Uraian, sumber lain
pilihan yang relevan
o golongan, • Menghargai persamaan
ganda,
kedudukan warga negara
o budaya, suku lainnya)
tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, o Presentasi
budaya, dan suku

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 17


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :X
Semester :2
Standar Kompetensi : 6. Menganalisis sistem politik di Indonesia
Alokasi Waktu : 12 X 45 Menit

Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR


KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU

6.1 Mendeskripsikan supra supra struktur


Mengkaji literatur • Mendiskripsikan 4 X 45 • Buku
tentang pengertian pengertian sistim politik Kewarganegara
struktur dan infra struktur dan infra
sistem politik Indonesia o Non tes: an Esis Kelas X,
politik di Indonesia struktur politik
Indonesia Performan karangan Dra.
o pengertian ce tes Retno Listyarti
sistem politik Mendiskusikan tentang (tugas
Indonesia eksistensi supra • Mendeskripsikan supra kelompok • Afan Gafar
o cara struktur dan infra
berpolitik
struktur politik Indonesia o Tes ( 2002) Civic
struktur politik di
melalui Indonesia • mendeskripsikan tertulis education,
Suprastruktu infrastruktur politik (Uraian, Jakarta,
r politik atau pilihan Universitas
lembaga ganda, Islam Negeri
formal
lainnya)
negara
o Infrastruktur o Presentasi
kelompok
kekuatan
politik dalam
masyarakat
- partai
politik
- kelompok
kepentinga
n
- kelompok
penekan
- media
komunikasi
politik

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 18


Materi KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
KOMPETENSI DASAR Pembelajaran PEMBELAJARAN INDIKATOR WAKTU
Menganalisis berbagai • Menguraikan dinamika • Buku
6.2 Mendeskripsikan sistem politik o Non tes:
sumber bacaan politik Indonesia 4 X 45 Kewarganegara
perbedaan sistem politik Indonesia dan Performan
tentang dinamika an Esis Kelas X,
di berbagai negara sistem politik di ce tes
politik Indonesia, karangan Dra.
berbagai negara (tugas Retno Listyarti
o Dinamika kelompok
politik Membandingkan •
Indonesia
• Menunjukkan kelebihan o Tes Buku yang
sistem politik tertulis relevan, media
dan kelemahan sistim
o Sistem politik Indonesia dengan (Uraian, cetak dan
politik yang dianut
di negara yang berlaku di pilihan media
Indonesia
Liberal dan negara liberal dan ganda, elektronik
• Mendeskripsikan
negara komunis lainnya)
komunis perbedaan sistim politik
Indonesia dengan negara o Presentasi
liberal dan komunis

• Mengidentifikasikan ciri – • Buku


6.3 Menampilkan peran serta peran serta Menganalisis berbagai o Non tes:
ciri masyarakat politik 4 X 45 Kewarganegara
dalam sistem politik di dalam sistem literatur tentang ciri- Performan
Indonesia politik di ciri masyarakat an Esis Kelas X,
ce tes
Indonesia politik karangan Dra.
(tugas
Retno Listyarti
o Ciri kelompok
masyarakat • Menunjukkan perilaku o Tes • Buku yang
politik Mendemontrasikan
politik yang sesuai aturan tertulis relevan, media
o Menunjukkan perilaku dan
berperan aktif dalam • Mensimulasikan salah satu (Uraian, cetak dan
perilaku pilihan media
kegiatan politik yang
politik yang sistem politik di ganda, elektronik
diselenggarakan oleh
sesuai aturan Indonesia lainnya)
pemerintah ( Pemilu )
o Contoh
• Berperan serta secara o Presentasi
peranserta
dalam aktif dalam sistim politik
system di Indonesia
politik

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 19


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 001 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Bangsa dan Negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 1
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
2. Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya negara

III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial
2. Menganalisis pengertian bangsa dan unsur-unsur terbentuknya bangsa
3. Menganalisis pengertian negara dan unsur terbentuknya Negara

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup 20’ - Pengendalian

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 20


- Evaluasi / Tanya jawab diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

..........., .....20..
Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 21


Nomor : 002 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Negara dan bentuk-bentuk kenegaraan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 2
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

2. Kompetensi Dasar
1.2 Mendeskripsikan hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan

III. INDIKATOR
1. Menganalisis pengertian Negara
2. Mendeskripsikan asal mula terjadinya negara
3. Menguraikan pentingnya pengakuan oleh negara lain bagi suatu negara
4. Menganalisis bentuk-bentuk kenegaraan

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup 20’ - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab diri

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 22


- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ....... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 23


Nomor : 003 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pengertian, fungsi dan tujuan negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 3
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

2. Kompetensi Dasar
1.3 Menjelaskan pengertian, fungsi dan tujuan NKRI

III. INDIKATOR
1. Menguraikan pengertian dan fungsi negara
2. Membandingkan berbagai teori tentang fungsi dan tujuan negara
3. Mendeskripsikan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup 20’ - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab diri

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 24


- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 004 / RPP

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 25


I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Semangat Kebangsaan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 4
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
1. Memahami hakekat bangsa dan NKRI

2. Kompetensi Dasar
1.4. Menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan makna semangat kebangsaan
2. Menguraikan macam-macam perwujudan nasionalisme dalam kehidupan
3. Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan
4. Menunjukkan sikap positif terhadap patriotisme Indonesia

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
55’
dicapai - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
3. Penutup 20’ - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab diri

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 26


- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ....... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 006 / RPP

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 27


I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sistem hukum dan lembaga peradilan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 6
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
2. Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
2. Kompetensi Dasar

2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional

III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian hukum
2. Menentukan macam-macam penggolongan hukum
3. Mendeskripsikan sumber hukum formal dan material
4. Menjelaskan sistim tata hukum Indonesia
5. Mendeskripsikan pengertian dan dasar hukum lembaga peradilan nasional

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 28


V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ....... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 007 / RPP

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 29


I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Lembaga peradilan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 7
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
2. Menampilkan sikap positif terhadap hukum dan peradilan nasional

2. Kompetensi Dasar
2.2. Menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan

III. INDIKATOR
1. Menguraikan perangkat lembaga peradilan
2. Menganalisis macam-macam lembaga peradilan
3. Menganalisis peranan lembaga peradilan
4. Menganalisis pelaksanaan lembaga peradilan

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 30


V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ....... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 008 / RPP

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 31


I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sikap yang sesuai dengan hukum
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 8
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
2. Menampilkan sikap positif terhadap hukum dan peradilan nasional

2. Kompetensi Dasar
2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

III. INDIKATOR
1. Menunjukkan contoh sikap taat terhadap hukum
2. Menganalisis macam-macam perbuatan yang bertentang dengan hukum
3. Menganalisis macam-macam sanksi sesuai hukum yang berlaku

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 32


V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........, ....... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 009 / RPP

I. IDENTITAS

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 33


1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemberantasan korupsi
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 9
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
2. Menampilkan sikap positif terhadap hukum dan peradilan nasional

2. Kompetensi Dasar
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan macam-macam aturan tentang pemberantasan korupsi
2. Menganalisis macam-macam perbuatan yang berkategori korupsi
3. Menunjukkan contoh macam-macam tindak pidana korupsi yang telah dikenakan
sanksi

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 34


1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........, ....... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 010 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 35


2. Materi Pokok : Peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 10
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
2. Menampilkan sikap positif terhadap hukum dan peradilan nasional
2. Kompetensi Dasar
2.5. Peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

III. INDIKATOR
1. Menunjukkan contoh sikap anti korupsi
2. Menunjukkan contoh gerakan atau organisasi anti korupsi
3. Menganalisis macam-macam perbuatan anti korupsi
4. Manampilkan sikap anti korupsi

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 36


2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........, ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 012 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemajuan, penghormatan dan pengakuan HAM

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 37


3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 12
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
2. Kompetensi Dasar
3.1. Menganalisis upaya pemajuan, dan penegakan HAM

III. INDIKATOR
1. Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM yang
dilakukan pemerintah
2. Menentukan instumen HAM nasional
3. Mendeskripsikan upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM yang
dilakukan oleh individu dan masyarakat

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 38


2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 013 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran serta dalam penegakan HAM di Indonesia

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 39


3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 13
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM

2. Kompetensi Dasar
3.2. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
penegakkan HAM di Indonesia

III. INDIKATOR
1. Menguraikan proses dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM
2. Mengilustrasikan berbagai kasus pelanggaran HAM
3. Menyimpulkan contoh perilaku yang dengan upaya pemajuan, penghormatan, dan
penegakan HAM di Indonesia

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 40


1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 014 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 41


2. Materi Pokok : Instrumen hukum dan peradilan internasional HAM
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 14
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM

2. Kompetensi Dasar
3.3. Mendeskripsikan insterumen hukum dan peradilan internasional HAM

III. INDIKATOR
• Mendeskripsikan instrumen HAM internasional
• Menunjukkan bentuk pelanggaran HAM internasional
• Mendeskripsikan peradilan HAM internasional

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 42
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 016 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 43


2. Materi Pokok : Dasar negara dan konstitusi
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 16
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

2. Kompetensi Dasar
4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi

III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara
2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
3. Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4. Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 44


2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 017 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 45


2. Materi Pokok : Substansi konstitusi negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 17
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

2. Kompetensi Dasar
4.2. Menganalisis susbtansi konstitusi negara

III. INDIKATOR
1. Menguraikan unsur sebuah konstitusi
2. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu
3. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 46


3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 018 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 47


2. Materi Pokok : Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 18
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

2. Kompetensi Dasar
4.3. Menganalisis kedudukan pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia

III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
2. Menguraikan makna tiap alenia yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
3. Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 48


V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 019 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 49


2. Materi Pokok : Perkembangan konstitusi Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 19
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

2. Kompetensi Dasar
4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara

III. INDIKATOR
1. Menunjukkan priodesasi konstitusi Indonesia
2. Menguraikan fungsi perubahan sebuah konstitusi
3. Menyimpulkan perilaku positif terhadap konstitusi negara

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 50


3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 021 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 51


2. Materi Pokok : Warga negara dan pewarganegaraan
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 21
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek
kehidupan

2. Kompetensi Dasar
5.1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di
Indonesia

III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara yang diatur dalam UUD 1945
2. Menguraikan persyaratan untuk menjadi warga negara Indonesia dan hal yang
menyebabkan hilangnya status kewarganegaraan
3. Menjelaskan asas kewarganegaraan yang berlaku secara umum

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 52


V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 022 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Persamaan kedudukan warga negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 22

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 53


5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek
kehidupan

2. Kompetensi Dasar
5.2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara

III. INDIKATOR
1. Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara
2. Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara
3. Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 54
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 023 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan
3. Kelas/Program : X

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 55


4. Pertemuan Minggu ke : 23
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek
kehidupan

2. Kompetensi Dasar
5.3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya dan suku

III. INDIKATOR
1. Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya, dan suku
2. Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku secara garis
besar
3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama,
gender, golongan, budaya, dan suku

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 56


V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 025 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Supra struktur dan infra struktur politik
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 25

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 57


5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
6. Menganalisis sistem politik di Indonesia

2. Kompetensi Dasar
6.1. Mendeskripsikan supra struktur dan infra struktur di Indonesia

III. INDIKATOR
1. Menganalisis pengertian sistim politik Indonesia
2. Mendeskripsikan supra struktur politik Indonesia
3. mendeskripsikan infrastruktur politik

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 58


VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ........ 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 026 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sistem politik Indonesia dan sistem politik di
berbagai negara
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 26

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 59


5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
6. Menganalisis sistem politik di Indonesia

2. Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara

III. INDIKATOR
1. Menguraikan dinamika politik Indonesia
2. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan sistem politik yang dianut Indonesia
3. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik Indonesia dengan negara liberal dan
komunis

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 60


VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nomor : 027 / RPP

I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran serta dalam sistem politik di Indonesia
3. Kelas/Program : X
4. Pertemuan Minggu ke : 27

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 61


5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

II. STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI DASAR :


1. Standar Kompetensi
6. Menganalisis sistem politik di Indonesia

2. Kompetensi Dasar
6.3. Menampilkan peran serta dalam sistem politik di Indonesia

III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasikan ciri – ciri masyarakat politik
2. Menunjukkan perilaku politik yang sesuai aturan
3. Mensimulasikan salah satu kegiatan politik yang diselenggarakan oleh pemerintah
(Pemilu)
4. Berperan serta secara aktif dalam sistem politik di Indonesia

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Aspek lifeskill yang


No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit )
dikembangkan
1. Pendahuluan - Disiplin
- Memberikan salam siswa - Kerjasama
15’
- Mengabsen dan - Keterampilan
mengetahui kondisi siswa
2. Kegiatan Inti - Kerjasama
- Menyampaikan - Kesungguhan
kompetensi yang ingin - Disiplin
dicapai 55’ - Uji diri
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup - Pengendalian
- Evaluasi / Tanya jawab 20’ diri
- Penenangan

V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 62
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif

........., ......... 20..


Mengetahui
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran

NIP. NIP.

KUNCI JAWABAN

BAB 1
A.
1. c
2. d
3. c
4. e
5. d
6. b
7. e
8. d
9. c
10. b

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 63


B.
1. Dapat. Suatu bangsa terbentuk karena adanya persamaan dan perasaan senasib di
dalam suatu masyarakat. Negara terbentuk apabila bangsa membutuhkan wadah
yang dapat menjamin kelangsungan hidup mereka. Untuk itu, suatu bangsa harus
memenuhi unsur-unsur tertentu untuk dapat disebut negara, seperti rakyat,
wilayah, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain.
2. Luas wilayah suatu negara ditentukan oleh perbatasannya. Di dalam batas-batas itu
negara menjalankan yurisdiksi teritorial atas orang dan benda yang berada dalam
wilayah itu, kecuali beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari
yurisdiksi itu. Batas wilayah suatu negara dapat dibedakan atas batas wilayah
daratan, laut, udara, dan ekstrateritorial.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat dapat berwujud batas
alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi secara alamiah
misalnya dalam bentuk pegunungan, sungai, hutan dan sebagainya; batas buatan,
yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja dibuat oleh manusia
seperti dalam bentuk pagar tembok, kawat berduri, pos penjagaan dan sebagainya;
dan batas geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain yang
dapat ditentukan melalui batas-batas secara geofisika, yang dapat dihitung dengan
adanya garis lintang dan garis bujur dalam bola dunia. Misalnya letak negara
Indonesia secara geografis berada dalam 6° LU-11° LS, 95°-141° BT.
Sebagaimana wilayah daratan, wilayah laut pun memiliki batas-batas. Adapun batas
wilayah laut dapat dibedakan sebagai berikut.
Laut Teritorial adalah wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu negara di
laut yang lebarnya adalah 12 mil laut diukur dari pulau terluar kepulauan suatu
negara dan diukur pada saat air surut.
Zona Bersebelahan adalah wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut territorial
suatu negara. Jadi kalau negara sudah memiliki teritorial 12 mil, maka wilayahnya
menjadi 24 mil laut diukur dari pantai.
Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut suatu negara yang lebarnya 200 mil ke
laut bebas. Dengan keistimewaan ini, negara pantai berhak menggali dan mengolah
segala kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi eksklusif suatu negara. Di dalam
zona tersebut negara pantai berhak menangkap nelayan asing yang kedapatan
menangkap ikan.
Landas Kontinen ialah daratan di bawah permukaan laut di luar laut teritorial
dengan kedalaman 200 m atau lebih.
Landas Benua merupakan wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari 200 mil
laut tempat negara boleh mengelola kekayaan di wilayah tersebut dengan
kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di udara ditentukan berdasarkan
teori konsepsi udara yang dikenal saat ini, yaitu Teori Udara Bebas dan Teori Negara
Berdaulat di Udara.
Wilayah Ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negaranya. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara lain
atau di luar daerah teritorial suatu negara. Contohnya adalah kantor kedutaan
besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas
dengan berbendera suatu negara.
3. Pengakuan dari negara lain terbagi atas dua macam, yakni pengakuan de facto,
yaitu pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh-sungguh
nyata tentang berdirinya suatu negara, dan pengakuan de jure, yaitu pengakuan
berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional.
4. Secara formal, negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan suatu
pemerintahan pusat. Negara dalam pengertian ini diartikan sebagai pemerintah
(staat-overheid). Secara material, negara diartikan sebagai masyarakat (staat
gemeinschaap) atau negara sebagai persekutuan hidup.
5. Terbentuknya negara dapat dikaji melalui beberapa teori berikut.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 64


Teori Ketuhanan. Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu
terjadi atas kehendak Tuhan. Negara dengan sendirinya juga terjadi atas kehendak
Tuhan.
Teori Kekuasaan. Menurut teori ini, negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan
kekuasaan adalah ciptaan orang yang paling kuat dan berkuasa.
Teori Perjanjian Masyarakat. Menurut teori ini, negara terjadi karena adanya
perjanjian masyarakat. Semua warga negara mengikat diri dalam suatu perjanjian
bersama untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi dan menjamin
kelangsungan hidup bersama.
Teori Hukum Alam. Menurut teori ini, hukum alam bukan buatan negara, melainkan
kekuasaan alam yang berlaku di setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal
dan tidak berubah.
6. Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Contoh negara
yang berbentuk kesatuan antara lain Indonesia, Filipina, Belanda, Italia, dan
Jepang.
7. Teori Negara Berdaulat di Udara merupakan salah satu teori tentang konsepsi udara,
yang terdiri atas teori-teori berikut.
Teori Keamanan. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara mempunyai kedaulatan
atas wilayah udaranya sampai batas yang diperlukan untuk menjaga keamanan
negara itu.
Teori Pengawasan Cooper. Teori ini menyatakan bahwa kedaulatan negara
ditentukan oleh kemampuan negara yang bersangkutan untuk mengawasi ruang
udara yang ada di atas wilayahnya secara fisik dan ilmiah.
Teori Udara Schacter. Teori ini menyatakan bahwa wilayah udara harus sampai pada
suatu ketinggian, di mana udara masih cukup mampu mengangkat (mengapungkan)
balon dan pesawat udara.
8. Wilayah Ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negaranya. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara lain
atau di luar daerah teritorial suatu negara. Contohnya adalah kantor kedutaan
besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas
dengan berbendera suatu negara.
9. Kedaulatan ke dalam artinya pemerintah memiliki kewenangan tertinggi dalam
mengatur dan menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Sedangkan kedaulatan ke luar artinya pemerintah berkuasa bebas,
tidak terikat dan tidak tunduk pada kekuatan lain. Pemerintah harus pula
menghormati kekuasaan negara lain dengan tidak mencampuri urusan dalam
negerinya.
10. (Soal diganti): Uraikan perbedaan antara nasionalisme dan patriotisme!
Nasionalisme merupakan suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan identitas bersama untuk sekelompok
manusia. Sedangkan patriotisme adalah sikap yang ditunjukkan setelah memiliki
nasionalisme, yaitu sikap berani, pantang menyerah, dan rela berkorban demi
bangsa dan negara.

C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan
sesuai)

BAB 2
A.
1. d
2. c
3. a
4. a
5. c

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 65


6. d
7. a
8. d
9. e
10. b

B.
1. Menurut Aristoteles, hukum adalah rangkaian peraturan yang mengikat baik
rakyat maupun penguasa.
Menurut Leon Duguit, hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat,
aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
Menurut Samidjo, SH, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau ijin untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut S.M. Amin, SH, hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri
dari norma-norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya adalah mengadakan ketatatertiban
dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
Menurut J.C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH, hukum adalah
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi mengakibatkan diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.
2. Menurut Leon Duguit, hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat,
aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
Sedangkan menurut S.M. Amin, SH, hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan
yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya adalah mengadakan
ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara.
3. Tata Hukum berasal dari kata dalam bahasa Belanda rechtorde yaitu susunan
hukum, yang artinya memberikan tempat yang sebenarnya kepada hukum. Yang
dimaksud dengan “memberi tempat sebenarnya” yaitu menyusun dengan baik dan
tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup supaya ketentuan yang berlaku
dengan mudah dapat diketahui dan digunakan untuk menyelesaikan setiap peristiwa
hukum yang terjadi.
4. Dalam hukum positif di Indonesia berlaku tata hukum sebagai berikut.
Hukum Tata Negara (HTN), adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang
organisasi untuk mencapai tujuannya dalam kemasyarakatan.
Hukum Administrasi Negara (HAN), adalah ketentuan-kententuan yang mengatur
tentang pengelolaan administrasi pemerintahan dalam arti luas, yang bertujuan
untuk mengetahui cara tingkah laku negara dan alat-alat perlengkapan negara.
Hukum Perdata, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi
tingkah laku manusia dalam memenuhi kepentingan (kebutuhan)nya atau mengatur
kepentingan-kepentingan perseorangan.
Hukum Pidana, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah
laku manusia alam meniadakan pelanggaran kepentingan umum.
Hukum Acara atau Hukum Formal, adalah peraturan hukum yang mengatur tentang
cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material.
• Hukum Acara Pidana, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur cara
bagaimana pemerintah menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana
material.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 66


• Hukum Acara Perdata, adalah ketentuan-ketentuan mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum perdata
material.
5. Berdasarkan masa berlakunya, hukum terbagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut.
Hukum positif (ius constitutum), yaitu hukum yang berlaku saat ini. Contohnya
hukum pidana berdasarkan KUHP sekarang.
Hukum yang akan datang (ius constituendum), yaitu hukum yang dicita-citakan,
diharapkan, atau direncanakan akan berlaku pada masa yang akan datang.
Contohnya hukum Pidana nasional yang hingga saaat ini masih disusun.
Hukum universal, hukum asasi atau hukum alam, yaitu hukum yang berlaku tanpa
mengenal batas ruang dan waktu. Berlaku sepanjang masa, di mana pun, dan
terhadap siapapun. Contohnya Piagam PBB tentang DUHAM.
6. Kasus korupsi dana nonbujeter Bulog, kasus korupsi pengadaan tinta Pemilu 2004,
kasus korupsi Goro Batara Sakti.
7. Korupsi sulit diberantas di Indonesia karena belum ada upaya penegakan hukum
yang tegas untuk memberantas korupsi. Korupsi yang terjadi di level bawah
mungkin bisa diberantas. Tetapi untuk level atas, sangat sulit. Selain itu, korupsi
telah menjadi budaya yang mewarnai aktivitas keseharian masyarakat Indonesia,
sehingga secara tidak langsung, korupsi telah “dilegalkan” baik oleh orang yang
mengkorupsi maupun yang dikorupsi. (Jawaban siswa bisa berbeda-beda tergantung
pengalaman dan pemahamannya tentang korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, titik
berat jawaban ada pada kesesuaian pendapat dan alasan/analisisnya)
8. Beberapa contoh organisasi yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi:
GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara)
OAK (Organisasi Anti Korupsi)
ICW (Indonesia Corruption Watch)
SoRAK (Solidaritas Gerakan Anti Korupsi)
SAMAK (Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi)
Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)
Transparency International Indonesia (TII)
Gerakan Rakyat Anti-Korupsi (Gerak)
9. Sikap anti korupsi haruslah dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Dari
dalam diri, sejak dini harus ditanamkan sikap jujur, terbuka, adil, dan mandiri.
Dengan demikian, orang akan terhindar dari perilaku yang merugikan orang lain
demi kepentingan pribadi. Begitu pula dalam lingkungan keluarga. Antaranggota
keluarga harus ditanamkan nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan. Dalam lingkungan
sekolah pun harus ada kejujuran dan keterbukaan lembaga pendidikan pada warga
sekolah. Para siswa dididik untuk selalu percaya diri, mandiri, beretos kerja tinggi
sehingga terhindar dari perilaku buruk, seperti menyontek.
10. Akibat korupsi bagi yang mengkorupsi
• Melatih hidup tidak jujur
• Hidup tidak tenang, selalu kekurangan
• Hilangnya kepedulian terhadap sesama
Akibat korupsi bagi yang dikorupsi
• Hilangnya harta benda yang seharusnya menjadi haknya
• Hilangnya kesempatan untuk berusaha dan berprestasi
• Timbulnya ketidakpercayaan pada sesama

C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan
sesuai)

BAB 3
A.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 67


1. d
2. a
3. b
4. e
5. d
6. d
7. c
8. a
9. d
10. e

B.
1. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki manusia karena martabatnya
sebagai manusia, dan bukan diberikan oleh masyarakat atau negara. Manusia
memilikinya karena dia manusia, maka hak asasi itu tidak dapat dihilangkan atau
dinyatakan tidak berlaku oleh negara.
Sejarah kelahiran HAM tidak dapat dipungkiri dimulai di Inggris. Bangsa Inggris
memiliki tradisi perlawanan terhadap para raja yang berusaha untuk berkuasa
secara mutlak.
Tahun 1215 kaum bangsawan memaksa Raja John untuk memberikan Magna Charta
Libertatum (larangan penghukuman, penahanan dan perampasan benda dengan
sewenang-wenang).
Tahun 1679 lahir Habeas Corpus Act (orang yang ditahan harus dihadapkan pada
hakim dalam waktu tiga hari dan diberitahu atas tuduhan apa ia ditahan).
Tahun 1689 lahir Bill of Rights (Akta Deklarasi Hak dan Kebebasan Kawula dan
Tatacara Suksesi Raja), dokumen ini merupakan konstitusi modern pertama di
dunia. Dalam Akta tersebut ditandaskan bahwa raja tunduk kepada parlemen, raja
tidak dapat memungut pajak ataupun memiliki pasukan pada masa damai tanpa
persetujuan parlemen, dan raja harus mengakui hak-hak parlemen. UU ini masih
diskriminatif karena hanya mengakui hak kaum bangsawan (itu pun hanya laki-laki).
2. Hak asasi pribadi (personal rights), hak asasi ekonomi (property rights), hak asasi
plitik (political rights), hak asasi hukum (rights of legal equality), hak asasi sosial
dan kebudayaan (social and cultural rights), serta hak asasi dalam tata cara
peradilan dan perlindungan (procedural rights).
3. Sebagai upaya untuk tetap menegakkan hak-hak asasi manusia di Indonesia,
berbagai peraturan ditulis di Indonesia. Peraturan perundang-undangan serta
kovenan internasional sudah banyak diratifikasi oleh Indonesia. Selain itu, melalui
Keputusan Presiden No. 50 tahun 1993 pemerintah membentuk lembaga independen
Komisi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang berkedudukan di
Jakarta.
4. Pihak masyarakat yang dapat dan berhak berpartisipasi dalam usaha perlindungan
penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia meliputi individu, kelompok,
organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, ataupun
lembaga kemasyarakatan lainnya. Partisipasi yang dapat dilakukan oleh pihak
masyarakat adalah menggunakan haknya untuk melaporkan apabila terjadi
pelanggaran terhadap hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau lembaga lainnya
yang berwenang dalam usaha perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi
manusia. Masyarakat dapat membantu dengan melakukan penelitian, pendidikan,
dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia, baik dilakukan secara
sendiri-sendiri maupun bekerja sama dengan Komnas HAM. Masyarakat juga berhak
mengajukan usulan mengenai perumusan atau kebijakan yang berkaitan dengan hak
asasi manusia kepada Komnas HAM atau lembaga lainnya.
5. Pandangan pertama menyatakan bahwa yang harus bertanggung jawab memajukan
HAM adalah negara, karena dibentuk sebagai wadah untuk kepentingan
kesejahteraan rakyatnya. Rakyat yang cerdas dan sadar sehingga mampu
menghargai dan menghormati HAM perlu diberikan pendidikan terutama masalah

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 68


yang berkaitan dengan HAM. Negara yang tidak memfasilitasi rakyat melalui
pendidikan HAM berarti negara telah mengabaikan amanat rakyat.
Pandangan kedua menyatakan bahwa tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM tidak saja dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada
individu warga negara. Artinya negara dan individu memiliki tanggung jawab
terhadap pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM. Oleh karena itu,
pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya,
melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM
secara horizontal.
(Dari kedua pandangan ini, siswa boleh memilih salah satunya asalkan disertai
alasan yang jelas. Untuk di Indonesia, tanggung jawab memajukan HAM akan lebih
efektif dengan mengacu pada pandangan kedua)
6. Jika negara tidak dapat melindungi HAM warga negaranya, yang terjadi adalah
banyaknya pelanggaran HAM terhadap warga negara, baik yang dilakukan oleh
warga negara lain (seperti pelecehan, diskriminasi, dan penganiayaan); negara itu
sendiri (seperti penghapusan etnis dan pemaksaan budaya tertentu); maupun
negara lain (seperti kejahatan perang dan pembantaian).
7. Nickel mengajukan 3 alasan mengapa individu memiliki tanggung jawab dalam
penegakkan dan perlindungan HAM. Pertama, sejumlah besar problem HAM tidak
hanya melibatkan aspek pemerintah, tetapi juga kalangan swasta atau kalangan di
luar negara dalam hal ini rakyat. Kedua, HAM sejati bersandar pada pertimbangan-
pertimbangan normatif agar umat manusia diperlakukan sesuai dengan human
dignity-nya. Ketiga, individu memiliki tanggung jawab atas dasar prinsip-prinsip
demokrasi, di mana setiap orang memiliki kewajiban untuk ikut mengawasi tindakan
pemerintah.
8. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian bangsa, ras, kelompok
etnis, atau kelompok agama, dengan cara membunuh anggota kelompok;
mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok; menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruhnya maupun sebagian; memaksakan tindakan-
tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau
memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
9. Kejahatan kemanusiaan merupakan serangan secara luas atau sistematis yang
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil. Kejahatan ini dapat berupa
pembunuhan; pemusnahan; perbudakan; pengusiran; atau pemindahan penduduk
secara paksa; perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
secara sewenang-wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokok hukum
internasional; penyiksaan; pemerkosaan; perbudakan seksual; pelacuran secara
paksa; pemaksaan kehamilan; pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau
bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang setara; penganiayaan terhadap suatu
kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik; ras
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
penghilangan orang secara paksa; atau kejahatan apartheid.
10. Contoh kasus yang mencerminkan usaha penegakan HAM adalah pengusutan
terhadap tewasnya tokoh LSM terkenal, Munir. Walaupun terkesan terlalu lambat,
diusutnya kasus ini menunjukkan sinyal positif terhadap usaha penegakan HAM di
Indonesia. (Siswa boleh mengajukan contoh kasus yang berbeda asalkan sesuai
dengan pertanyaan)

C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan
sesuai)

BAB 4
A.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 69


1. d
2. d
3. c
4. a
5. c
6. a
7. c
8. d
9. a
10. d

B.
1. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi.
2. Sebelum sebuah negara berdiri, segala sesuatunya harus dipersiapkan agar negara
tersebut dapat berdiri kokoh. Negara tersebut harus memiliki dasar negara yang
kokoh pula. Selain itu, diperlukan pula aturan main yang jelas yang mengatur
perilaku dalam ketatanegaraan. Aturan main dan tata cara tersebut tertuang dalam
konstitusi negara. Dasar negara Indonesia, Pancasila, memiliki keterkaitan erat
dengan konstitusi negara, yaitu UUD 1945. Dalam UUD 1945, terkandung nilai-nilai
Pancasila, baik dalam pembukaan maupun pasal-pasal yang tertuang dalam batang
tubuh UUD 1945.
3. Tiap-tiap negara memiliki isi konstitusi yang berbeda-beda, baik materi, semangat,
daya jangkau, maupun sistematikanya. Hal ini tergantung pada bentuk negara,
bentuk pemerintahan, dan sistem politik yang dianut negara tersebut.
4. Dalam pembukaan UUD 1945, terdapat 4 (empat) pokok pikiran yang merupakan
pancaran dari dasar falsafah negara. Keempat pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut.
• Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia atas dasar persatuan.
• Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Negara Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
• Negara berdasarkan ketuhanan Yang Mahaesa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
5. Di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan dasar negara Indonesia, yaitu
Pancasila. Oleh karena itu, kedudukan Pembukaan UUD 1945 sangatlah tinggi.
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Selain
itu, Pembukaan UUD juga merupakan pokok kaidah negara yang fundamental.Jika
pembukaan itu diubah, maka itu berarti mengubah tertib hukum dan konsensus
politik tertinggi, yang berarti pula menyia-nyiakan hasil jerih payah para pendiri
negara (the founding fathers) Indonesia.
6. Periodisasi konstitusi di Indonesia
Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
UUD 1945 pertama kali disahkan berlaku sebagai konstitusi negara Indonesia dalam
sidang Paniitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.
Naskah UUD 1945 ini pertama kali dipersiapkan oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1945 – 17 Agustus 1950)
Naskah konstitusi Republik Indonesia Serikat disusun bersama oleh delegasi Republik
Indonesia dan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) dalam konferensi tersebut.
Naskah rancangan UUD itu disepakati bersama oleh kedua belah pihak untuk
diberlakukan sebagai Undang-Undang Dasar RIS. Naskah UUD yang kemudian dikenal
dengan sebutan Konstitusi RIS itu disampaikan kepada Komite Nasional Pusat
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 70
sebagai lembaga perwakilan rakyat Republik Indonesia dan kemudian resmi
mendapat persetujuan Komite Nasional Pusat tersebut pada tanggal 14 Desember
1949. Selanjutnya, Konstitusi RIS dinyatakan berlaku mulai tanggal 27 Desember
1949.
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Untuk keperluan menyiapkan satu naskah Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dibentuklah suatu panitia bersama yang akan menyusun
rancangannya. Setelah selesai, rancangan undang-undang itu kemudian disahkan
oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat pada tanggal 12 Agustus 1950, dan Dewan
Perwakilan Rakyat dan Senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus
1950. Selanjutnya, naskah UUD baru ini diberlakukan secara resmi mulai tanggal 17
Agustus 1950, yaitu dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1950.
(Kembali ke) Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999)
Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga sekarang, UUD 1945 terus berlaku dan
diberlakukan sebagai hukum dasar. Sifatnya masih sebagai tetap sebagai UUD
sementara. Namun, pada masa Orde Baru, konsolidasi kekuasaan lama kelamaan
semakin terpusat. Di sisi lain, siklus kekuasaan mengalami stagnasi yang statis
karena pucuk pimpinan pemerintahan tidak mengalami pergantian selama 32 tahun.
Akibatnya UUD 1945 mengalami proses sakralisasi yang irasional semasa rezim Orde
Baru. UUD 1945 tidak diizinkan bersentuhan dengan ide perubahan sama sekali.
Padahal, UUD 1945 jelas merupakan UUD yang masih sementara dan belum pernah
dipergunakan dan diterapkan secara sungguh-sungguh.
Perubahan (Amandemen) Undang-Undang Dasar 1945
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami empat kali perubahan yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR. Adapun keempat
perubahan tersebut sebagai berikut.
• Perubahan (amandemen) pertama UUD 1945 (19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000)
• Perubahan (amandemen) kedua UUD 1945 (18 Agustus 2000 – 9 November 2001)
• Perubahan (amandemen) ketiga UUD 1945 (9 November 2001 – 10 Agustus 2002)
• Perubahan (amandemen) keempat UUD 1945 (10 Agustus 2002 – sekarang)
7. Perubahan dalam konstitusi dimaksudkan untuk:
• Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak jelas dan tegas dalam
memberikan pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan mudah dapat
ditafsirkan oleh siapa saja, tergantung pada kepentingan orang-orang yang
menafsirkannya.
• Mengubah dan/atau menambah pengaturan-pengaturan di dalam konstitusi yang
terlampau singkat dan tidak lengkap, serta terlalu banyak mendelegasikan
pengaturan selanjutnya pada undang-undang dan ketetapan lainnya.
• Memperbaiki berbagai kelemahan mendasar baik dalam isi maupun proses
pembuatannya, seperti tidak konsistennya hubungan antarbab, antarpasal, serta
antara bab dan pasal.
• Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi
politik dan ketatanegaraan suatu negara.
8. Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengubah konstitusi melalui jalan
penafsiran. Menurut K.C. Wheare, caranya yaitu melalui:
• beberapa kekuatan yang bersifat primer (some primary sources);
• perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal amandement);
• penafsiran secara hukum (judicial interpretation);
• kebiasaan yang terdapat dalam bidang ketatanegaraan (usage and convention).
9. Beberapa hal positif dari UUD 1945 adalah sebagai berikut.
• Merupakan bukti kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Memiliki sistematika yang jelas, yang diawali dengan Pembukaan, kemudian
Batang Tubuh, Aturan Peralihan, dan Aturan Tambahan.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 71


• merupakan sumber hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-
undangan RI.
• Merupakan konstitusi politik sekaligus konstitusi ekonomi.
• Memiliki pembukaan yang lengkap, karena memenuhi unsur-unsur politik,
religius, moral dan mengandung ideologi negara (state ideology), Pancasila.
10. Indikator UUD pasca amandemen mirip konstitusi AS adalah sebagai berikut.
• Adanya pemilihan langsung presiden, wakil presiden, dan wakil rakyat.
• Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan.
• Adanya mekanisme checks and balances (saling kontrol dan saling imbang)
antarlembaga negara sebagai mitra sejajar dan separation of power (pemisahan
kekuasaan) di antara lembaga negara.
• Adanya pengakuan terhadap hak-hak dasar warga negara.
• Adanya sistem pemilu reguler sebagai mekanisme peralihan kekuasaan.
• Tanggung jawab pemerintahan negara kepada pemilih dan konstitusi.
• Adanya mekanisme judicial review (uji materi).
• Adanya mekanisme impeachment (pendakwaan terhadap pejabat negara yang
melanggar konstitusi dan hukum pidana).

C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan
sesuai)

BAB 5
A.
1. e (seharusnya tanpa pasal 26)
2. d
3. a
4. b
5. a (jawaban seharusnya 1, 2, 3, 5 atau semuanya)
6. d
7. a
8. c
9. e
10. a

B.
1. Referendum adalah hak warga negara untuk memberikan persetujuan atau
penolakan. Dalam hal kewarganegaraan, seorang warga negara berhak menyetujui
atau menolak keinginan MPR untuk mengubah UUD 1945. Ketentuan tentang
referendum dimuat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1983 jo. UU No. 5 Tahun 1985.
2. Langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka menghargai persamaan
kedudukan bagi setiap warga negara.
• Menghilangkan diskriminasi terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan.
• Menjaga keutuhan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat.
• Menghilangkan kebiasaan seperti bergosip, menggunjingkan keburukan orang
lain, menyulut rasa iri atas harta atau penampilan yang lebih dari yang lain.
• Menghindari tindakan yang terlalu mengagung-agungkan ajaran agama sendiri
atau mengagung-agungkan suku sendiri.
3. Dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 62/1958 bahwa ada 7 (tujuh) cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu:
• karena kelahiran,
• karena pengangkatan,
• karena dikabulkannya pemohonan,

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 72


• karena pewarganegaraan,
• karena perkawinan,
• karena turut ayah dan atau ibu, serta
• karena pernyataan.
4. Kawulanegara Belanda yang dapat dibagi atas 3 golongan sebagai berikut.
• Golongan Eropa
• Golongan Timur Asing
• Golongan Bumiputera (Indonesia)
5. Jika seseorang tidak memenuhi prinsip ius sanguinis ataupun ius soli, ia juga dapat
memperoleh kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraan atau naturalisasi.
Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif dan ada pula yang pasif. Dalam
pewarganegaraan aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih dan
mengajukan kehendak menjadi warga negara dari sesuatu (pihak) negara (stelsel
aktif). Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif, apabila seseorang yang tidak mau
diwarganegarakan oleh sesuatu negara atau tidak mau diberi atau dijadikan warga
negara suatu negara, maka yang bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi,
yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut (stelsel pasif).
6. Multipatride adalah seseorang yang memiliki 2 (dua) atau lebih status
kewarganegaraan. Contohnya adalah Paul Wolfowitz (Presiden Bank Dunia), Arnold
Schwarzenegger (Senator Negara Bagian California), dan Jelena Dokic (petenis).
7. Berdasarkan UU No. 62/1958, untuk memperoleh status kewaganegaraan Indonesia,
diperlukan bukti-bukti sebagai berikut.
• Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan
Indonesia karena kelahiran adalah dengan Akta Kelahiran.
• Surat bukti kewarganeggaraan untuk mereka yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia karena pengangkatan adalah Kutipan Pernyataan
Sah Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing dari Peraturan Pemerintah
No.67/1958, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kehakiman No. JB.23/2/25,
butir 6, tanggal 5 Januari 1959.
• Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan
Indonesia karena dikabulkannya permohonan adalah Petikan Keputusan Presiden
tentang permohonan tersebut (tanpa pengucapan sumpah dan janji setia).
• Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh pewarganegaraan
Indonesia karena pewarganegaraan adalah Keputusan Presiden tentang
pewarganegaraan tersebut yang diberikan setelah pemohon mengangkat
sumpah dan janji setia.
• Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan
Indonesia karena pernyataan adalah sebagaimana diatur dalam Surat Edaran
Menteri Kehakiman No. JB.3/166/22, tanggal 30 September 1958 tentang
memperoleh/kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan
pernyataan.
8. Berdasarkan pasal 23 UU RI No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan diatur
mengenai sebab-sebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia, yaitu:
• memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannnya sendiri;
• tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
• dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan RI tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan
• masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden;
• secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
hanya dapat dijabat oleh WNI;

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 73


• secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut;
• tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
• mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya; atau
• bertempat tinggal di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang
sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
WNI sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun
berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan RI tersebut telah
memberi tahu secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
9. Jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia secara kultural telah
tertanam melalui adat dan budaya yang relatif memiliki nilai-nilai yang hampir
sama. Dalam perisai lambang burung Garuda Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”
terdapat pertanda bahwa dalam kurun waktu perjalanan hidup bangsa Indonesia
hingga saat ini, masalah perbedan suku, agama, ras, dan antargolongan tidaklah
menajdi penghalang dalam pergaulan hidup, akan tetapi justru sebaliknya mampu
menjadi perekat dalam kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang. Beberapa
nilai kultural bangsa Indonesia yang patut kita lestarikan dalam upaya memberikan
jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara antara lain nilai religius, nilai gotong royong, nilai ramah-tamah, serta
nilai kerelaan berkorban dan cinta tanah air.
10. Pengakuan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara di Indonesia, juga telah dirumuskan dalam dasar negara Pancasila
sebagai berikut.
• Ketuhanan Yang Maha Esa
Bahwa segala agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia terpusat pada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, makna utama dalam sila utama ini
yaitu adanya pengakuan persamaan jaminan hidup bagi warga negara Indonesia
untuk beragama dan melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
• Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menunjukkan ekspresi bangsa Indonesia yang mempunyai keinginana kuat bahwa
dalam aspek-aspek hubungan antarmanusia terdapat jaminan persamaan hidup
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, berdasarkan moralitas yang
adil dan beradab.
• Persatuan Indonesia
Dengan dasar sila ini, maka setiap bangsa Indonesia mampu meletakkan
kepentingan, keselamatan bangsa dan rakyat di atas kepentingan diri sendiri
dan golongan. Setiap warga negara harus sanggup memberikan jaminan
persamaan hidup antarwarga dan siap berkorban untuk bangsa dan negara atas
dasar cinta tanah air terhadap bangsanya.
• Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Merupakan kehidupan demokrasi dengan memberikan jaminan persamaan hidup
bagi setiap warga negara, merupakan cita-cita luhur yang ingin diwujudkan
melalui konsensus adanya persamaan politik, hukum, ekonomi, dan sosial
budaya.
• Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 74


Dalam pelaksanaan hubungan antarmanusia yang mencakup jaminan persamaan
hidup, semua bentuk eksploitasi manusia oleh manusia lain sangat dilarang.
Diharapkan agar setiap anggota masyarakat mampu menciptakan kondisi untuk
semua golongan mendapatkan kesemapatan yang sama dan berkeadilan menuju
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan
sesuai)

BAB 6
A.
1. a
2. c
3. a
4. e
5. d (penjelasan di buku tidak ada)
• Diktator sederhana. Diktaktor hanya dapat melaksanakan kekuasaannya melalui
pengendalian yang absolut atas sarana-sarana pemaksa tradisional saja, yaitu
militer, polisi, birokrasi, dan peradilan.
• Diktator kaisaristik. Dalam beberapa situasi, diktator dapat merasa dipaksa
untuk membangun dukungan masyarakat, mendapatkan basis massa, baik demi
mencapai kekuasaan ataupun demi pelaksanaan kekuasaan, atau demi
keduanya. Yang sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, selalu berbenuk
diktator personal.
• Diktator totaliter. Merupakan kombinasi paksaan dan dukungan rakyat yang
tidak cukup sebagai jaminan kekuasaan. Mungkin perlu mengendalikan
pendidikan, sarana komunikasi, dan lembaga-lembaga ekonomi dan karenanya
memacu seluruh masyarakat dan kehidupan pribadi warga negarnya kepada
sistem dominasi politik. Diktator ini dapat bersifat kolektif (bersama-sama) atau
personal, yakni dapat atau tidak dapat mempunyai suatu unsur kaisaristik.
6. e
7. a
8. a
9. b
10. d

B.
1. Komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik
dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan
gagasan politik. Media massa banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan
membentuk kebudayaan politik. Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat yang
mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja partai,
gagasan partai, dan sebagainya. Agar anggota partai dapat mengetahui prinsip
partai, program kerja partai atau pun gagasan partainya untuk menciptakan ikatan
moral pada partainya, komunikasi seperti ini menggunakan madia partai itu sendiri
atau media massa yang mendukungnya. Sistem komunikasi politik di Indonesia
dikembangkan dengan dasar komunikasi yang bebas dan bertanggung jawab. Setiap
media massa bebas memberitakan suatu hal selama tidak bertentangan dengan
aturan yang berlaku, tidak membahayakan kepentingan negara dan masyarakat. Di
samping itu, media massa juga berfungsi menyuarakan suara pembangunan dan
program-program kerja pemerintah, menyuarakan ide-ide politik, membina
tumbuhnya kebudayaan politik kemudian memelihara dan mewariskannya pada
generasi pelanjut.
2. Menurut Gabriel A. Almond, ada 4 tipe kelompok kepentingan, yaitu:

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 75


• institutional interest groups, yang terdiri dari elite politik, tentara, anggota
parlemen, para pemuka agama, kelompok profesi, dan lain-lain;
• non-associational interest groups yaitu kelompok etnis, suku, agama, dan lain-
lain;
• anomic interest groups yaitu bersifat spontan, misalnya dalam kelompok
demontrasi; dan
• associational interest groups yang merupakan pengabungan dari kelompok elite
maupun kelompok tertentu (khusus), seperti perserikatan dagang, perhimpunan
wiraswasta, asosiasi etnik, asosiasi yang diorganisasi oleh kelompok aliran
agama, kelompok masyarakat dan sejenisnya.
3. Kelompok kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan sesuatu kepentingan dan
mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang
menguntungkan atau menghindarkan keputusan yang merugikan. Sedangkan
kelompok penekan memiliki kedudukan yang dapat memaksa atau mendesak pihak
yang berada di dalam pemerintahan atau pimpinan untuk bergerak ke arah yang
diinginkan atau justru yang berlawanan dengan desakannya.
4. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia sebagai
berikut.
• Ide kedaulatan rakyat
Bahwa yang berdaulat di negara demokarsi adalah rakyat. Ide ini menjadi
gagasan pokok dari demokrasi. Tercermin pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang
berbunyi “kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD”.
• Negara berdasar atas hukum
Negara demokrasi juga negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut
hukum dalam arti material (luas) untuk mencapai tujuan nasional. Tercermin
pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara
hukum”.
• Bentuk republik
Negara dibentuk untuk memperjuangkan realisasi kepentingan umum
(republika). Negara Indonesia berbentuk republik yang memperjuangkan
kepentingan umum. Tercermin pada Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi
“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
• Pemerintah berdasarkan konstitusi
Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan dan berlandaskan konstitusi atau undang-undang dasar yang
demokratis. Tercermin pada Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, bahwa “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar”.
• Pemerintahan yang bertanggung jawab
Pemerintah selaku penyelenggara negara merupakan pemerintah yang
bertanggung jawab atas segala tindakannya. Berdasarkan demokrasi Pancasila,
pemerintah ke bawah bertanggung jawab kepada rakyat dan ke atas
bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Sistem perwakilan
Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Demokrasi yang dijalankan adalah demokrasi
perwakilan atau demokrasi tidak langsung. Para wakil rakyat dipilih melalui
pemilu.
• Sistem pemerintahan presidensial
Presiden adalah penyelenggara negara tertinggi. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan.
5. Lima sistem politik selain demokrasi antara lain sebagai berikut (siswa boleh
menjawab berbeda asalkan benar).

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 76


• Absolutisme, merupakan Sistem politik di mana tidak ada batasan hukum,
kebiasaan, atau moral atas kekuasaan pemerintah. Istilah ini secara umum
digunakan untuk sistem politik yang dijalankan oleh seorang diktator, tetapi
juga bisa digunakan pada sistem yang kelihatannya demokratis yang memberi
kewenangan mutlak pada legislatif dan eksekutif. Sifat utama bentuk
pemerintahan ini adalah pemusatan kekuatan, kontrol kelompok sosial yang
ketat, tidak adanya partai politik pesaing, dan perwakilan rakyat menjadi
oposisi.
• Anarkisme, merupakan sistem politik yang bertentangan dengan semua bentuk
pemerintahan. Para anarkis percaya bahwa pencapaian tertinggi umat manusia
adalah kebebasan individu untuk mengekspresikan dirinya, tidak terbatas oleh
bentuk represi atau kontrol apapun. Mereka percaya bahwa kesempurnaan umat
manusia tidak akan dicapai hingga semua pemerintahan dihapuskan dan setiap
individu bebas sebebas-bebasnya. Namun salah satu batasan atas kebebasan itu
adalah larangan melukai manusia lain. Batasan ini menimbulkan batasan lain.
Jika umat manusia berusaha menyakiti orang lain, semua individu lain yang
berkelakuan baik memiliki hak untuk bersatu melawannya, dan kelompok yang
taat asas dapat menekan kelompok kriminal, meskipun hanya melalui kerja
sama sukarela dan bukan melalui organisasi negara.
• Koalisi, merupakan kombinasi sementara kelompok atau individu yang dibentuk
untuk mencapai tujuan tertentu melalui tindakan bersama. Istilah koalisi paling
sering digunakan sehubungan dengan partai politik. Pemerintah koalisi, yang
sering ditemukan di negara-negara multipartai, seperti Prancis dan Italia, dapat
dibentuk ketika tidak satu partai tunggal yang cukup kuat untuk memperoleh
mayoritas dalam pemilihan umum. Pemerintah yang terbentuk biasanya
mendistribusikan pos-pos politik untuk mewakili seluruh anggota koalisi.
• Persemakmuran (commonwealth), merupakan badan yang terdiri atas rakyat
komunitas yang terorganisasi secara politis, yang bersifat independen atau semi-
independen, dimana pemerintah berfungsi berdasarkan persetujuan rakyat.
• Komunisme. Menurut teori, komunisme dapat menciptakan masyarakat tanpa
kelas yang kaya dan bebas, dimana semua orang menikmati status sosial dan
ekonomi. Namun dalam prakteknya, rezim komunis mengambil bentuk
pemerintah otoriter dan memaksa (coercive), yang tidak begitu peduli pada
persoalan kelas buruh dan pada akhirnya berupaya untuk mempertahankan
kekuasaan.
6. Totalitarianisme adalah sistem pemerintahan dan ideologi di mana semua aktivitas
sosial, politik, ekonomi, intelektual, budaya, dan spiritual tunduk pada tujuan
pemimpin sebuah negara. Beberapa ciri penting membedakan totalitarianisme,
bentuk otokrasi yang asing pada abad ke-20, dengan bentuk yang lebih tua seperti
despotisme, absolutisme, dan tirani. Dalam bentuk otokrasi yang lebih tua, rakyat
bisa hidup dan relatif independen, asalkan mereka meninggalkan arena politik.
Namun, dalam totalitarianisme modern, rakyat dibuat sepenuhnya tergantung pada
kemauan dan ajakan partai politik dan pemimpinnya. Otokrasi yang lebih tua
dipimpin oleh seorang raja atau bengsawan lain yang memimpin dengan prinsip
seperti hak dari Tuhan, sementara negara-negara totaliter modern dipimpin oleh
seseorang pemimpin atau diktator yang mengontrol partai politik.
7. Proses adalah pola-pola tingkah laku (sosial dan politik) yang dibuat oleh manusia
dalam mengatur hubungan antara satu sama lain. Dalam suatu negara, lembaga-
lembaga seperti parlemen, partai, birokrasi, sekalipun sudah memiliki kehidupan
sendiri, sebenarnya merupakan proses yang pola-pola ulangannya sudah mantap dan
mencerminkan struktur.
Struktur mencakup lembaga-lembaga formal dan informal, seperti parlemen,
kelompok kepentingan, kepala negara, jaringan komunikasi, dan sebagainya.

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 77


Fungsi adalah membuat keputusan-keputusan, policy (kebijakan) yang mengikat
mengenai alokasi dari nilai-nilai (yang bersifat material). Keputusan-keputusan
kebijakan diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan masyarakat.
8. Menurut Sri Soemantri, sistem politik adalah pelembagaan dari hubungan antara
manusia yang dilembagakan dalam bermacam-macam badan politik, baik
suprastruktur politik (lembaga eksekutif, legislatif serta yudikatif) dan infrastruktur
politik (ada 4 komponen: partai politik, kelompok kepentingan atau interest group,
kelompok penekan atau pressure group, dan alat komunikasi politik).
Menurut Rusadi Kantaprawira, sistem politik adalah mekanisme atau cara kerja
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama
lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.
Menurut David Easton, sistem politik adalah:
• Sistem yang terdiri dari alokasi nilai-nilai.
• Pengalokasian nilai-nilai tersebut bersifat paksaan.
• Pengalokasian tersebut mengikat masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Gabriel Almond, sistem politik merupakan sistem interaksi yang ditemui
dalam masyarakat merdeka, yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Fungsi
integrasi yang dijalankan oleh sistem politik untuk mencapai kesatuan dan
persatuan dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan fungsi adaptasi adalah
fungsi penyesuaian terhadap lingkungan.
Menurut Samuel P. Huntington, sistem politik didefinisikan menurut beberapa cara
pandang sebagai memiliki beberapa komponen yang berbeda, yaitu kultur, struktur,
kelompok, kepemimpinan, dan kebijakan.
9. Menurut Rusadi Kantaprawira, istilah sistem politik di Indonesia sudah lazim
dipergunakan di kalangan dunia universitas. Sistem politik harus mempunyai
kapabilitas dan dapat memelihara identitasnya dalam suatu periode tertentu, dan
tentunya kapabilitas tersebut selalu berada dalam suatu ”wilayah” tertentu (dalam
arti tak selalu bersifat geografis). Oleh karena itu, sistem politik Indonesia tiada
lain ialah sistem politik yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan pandangan tersebut,
Sistem Politik Indonesia menunjuk pada suatu sistem: (1) yang pernah berlaku di
Indonesia, (2) yang sedang berlaku atau nyata-nyata berlaku di Indonesia, (3) yang
berlaku selama eksistensi negara Indonesia sampai sekarang.
10. Menurut Almond, sistem politik modern dan primitif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
• Memiliki kebudayaan politik. Masyarakat yang sederhana pun mempunyai tipe
struktur politik yang terdapat dalam masyarakat yang kompleks. Tipe-tipe
tersebut dapat diperbandingkan satu sama lain sesuai dengan tingkatan dan
bentuk perbandingan kerja yang teratur.
• Menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun tingkatannya berbeda-beda,
yang ditimbulkan karena perbedaan struktur. Hal ini dapat diperbandingkan,
yaitu bagaimana frekuensi pelaksanaan fungsi-fungsi itu tadi (sering
dilaksanakan atau tidak), dan bagaimana gaya pelaksanaannya.
• Memiliki spesialisasi, baik pada masyarakat primitif maupun modern dalam
melaksanakan banyak fungsi. Oleh karena itu, sistem politik dapat
diperbandingkan sesuai tingkat kekhususan tugas.

C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan
sesuai)

Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1 - Esis 78

You might also like

  • Skenario Pemelajaran Naratif
    Skenario Pemelajaran Naratif
    Document2 pages
    Skenario Pemelajaran Naratif
    Denok sisilia
    100% (3)
  • Skenario Pemb.
    Skenario Pemb.
    Document9 pages
    Skenario Pemb.
    Denok sisilia
    100% (1)
  • Skenario Pemelajaran B INGGRIS KLS 1
    Skenario Pemelajaran B INGGRIS KLS 1
    Document9 pages
    Skenario Pemelajaran B INGGRIS KLS 1
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 02 Bab 1
    02 Bab 1
    Document30 pages
    02 Bab 1
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 03 Bab 2
    03 Bab 2
    Document18 pages
    03 Bab 2
    Denok sisilia
    100% (2)
  • Skenario Pemelajaran
    Skenario Pemelajaran
    Document3 pages
    Skenario Pemelajaran
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • UU Sisdiknas 2003
    UU Sisdiknas 2003
    Document28 pages
    UU Sisdiknas 2003
    Denok sisilia
    100% (2)
  • 12 DafGrosar
    12 DafGrosar
    Document11 pages
    12 DafGrosar
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 05 Bab 4
    05 Bab 4
    Document34 pages
    05 Bab 4
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 10 Bab 9
    10 Bab 9
    Document32 pages
    10 Bab 9
    Denok sisilia
    0% (1)
  • 01 Prelim
    01 Prelim
    Document6 pages
    01 Prelim
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 06 Bab 5
    06 Bab 5
    Document28 pages
    06 Bab 5
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 09 Bab 8
    09 Bab 8
    Document18 pages
    09 Bab 8
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 11 Bab 10
    11 Bab 10
    Document19 pages
    11 Bab 10
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 08 Bab 7
    08 Bab 7
    Document26 pages
    08 Bab 7
    Denok sisilia
    50% (2)
  • 08 Pelajaran 6
    08 Pelajaran 6
    Document20 pages
    08 Pelajaran 6
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 07 Bab 6
    07 Bab 6
    Document26 pages
    07 Bab 6
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 04 Bab 3
    04 Bab 3
    Document34 pages
    04 Bab 3
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 06 Bab-5
    06 Bab-5
    Document14 pages
    06 Bab-5
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 03 Bab 2
    03 Bab 2
    Document24 pages
    03 Bab 2
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 02 Bab 1
    02 Bab 1
    Document26 pages
    02 Bab 1
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 05 Bab-4
    05 Bab-4
    Document14 pages
    05 Bab-4
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 07 Bab-6
    07 Bab-6
    Document22 pages
    07 Bab-6
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 01 Prelim
    01 Prelim
    Document6 pages
    01 Prelim
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 08 Bab-7
    08 Bab-7
    Document16 pages
    08 Bab-7
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 07 Lat Ulangan SMT 1
    07 Lat Ulangan SMT 1
    Document6 pages
    07 Lat Ulangan SMT 1
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 06 Bab 5
    06 Bab 5
    Document22 pages
    06 Bab 5
    Denok sisilia
    100% (1)
  • 04 Bab 3
    04 Bab 3
    Document26 pages
    04 Bab 3
    Denok sisilia
    No ratings yet
  • 05 Bab 4
    05 Bab 4
    Document20 pages
    05 Bab 4
    Liwanto Lee
    No ratings yet
  • 04 Bab-3
    04 Bab-3
    Document16 pages
    04 Bab-3
    Denok sisilia
    No ratings yet