You are on page 1of 12

MEDIA DAN ALAT BANTU PROMOSI KESEHATAN

A. PENGERTIAN
Yang dimkasud dengan alat bantu promkes adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan/pengajaran. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan semaik jelas pula pengertian/pengeahuan yang diperoleh. Dengan perkatan lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek, sehingga mempermudah pemahaman. Seseorang atau masyarakat didalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman/pengetahuan melalui bebagai macam alat bantu pendidikan. Tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu permasalahan seseorang. \ Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Kerucut Edgar Dale 1. Kata-kata 2. Tulisan 3. Rekaman, Radio 4. Film 5. Televise 6. Pameran 7. Field triip 8. Demontrasi 9. Sandiwara 10. Benda tiruan 11. Benda asli

Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dsar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan/pengajaran.

Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Jelas bahwa penggunaan alat peraga merupakan pengalaman salah satu prinsip proses pendidikan. Dalam rangka promosi kesehatan, masyarakat sebagai konsumen juga dapat dilibatkan dalam pembuatan alat perga (alat bantu pendidikan). Untuk itu peran petugas kesehatan bukan hanya membimbing dan membina, dalam hal ini kesehatan mereka sendiri, tetapi juga memotivasi mereka sehingga merumuskan informasi kesehatan kepada anggota masyarakat yang lain. Alat peraga akan sangat membantu di dalam melakukan penyulahan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat pula. Dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidun.

B.

FAEDAH ALAT BANTU PROMOSI (PENDIDIKAN)


Secara terperinci, faedah alat peraga antara lain adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Menimbulakan minat sasaran pendidikan Mencapai sasaran yang lebih banyak Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain 5. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/pelaku pendidikan 6. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti diuraikan diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indra. Menurut penelitian para ahli, indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuanke dalam otak adalah

mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% samapi 25% lainnyatersalur melalui indra lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan

penerimaan informasi atau bahan pendidikan. 7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Orng yang melihat sesuatu yang memang diperlukan tentu akan menarik perhatiaanya, dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan pengertian baru baginya, yang merupakan pendorong untuk melakukan/memakai sesuatu yang baru tersebut. 8. Membantu menegakan pengertian yang diperoleh. Didalam

menerima sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa terhadap pengertian yang telah diterima. Untuk mengatasi hal ini alat bantu akan membantu menegakan pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan didalam ingatan.

C.

MACAM-MACAM ALAT BANTU PROMOSI (PENDIDIKAN)


Pada garis besarnya ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga) 1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk : a. b. Alat yang diproyeksikan, misalanya slide, film, dan sebagainaya Alat-alat yang tidak diproyeksikan : 1) 2) Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya. Tiga dimensi, misalanya bola dunia, boneka, dan sebagainya 2. Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasi indra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : piringan hitam, radio, pita suara dan sebagainya.

3.

Alata bantu lihat-dengar, peperti televisi dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA) Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan

menjadi dua macam menurut pembuatannya dan penggunaannya. 1. Alat peraga yang complited (rumit), seperti film, film strip, slide, dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor. 2. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bamboo, karton, keleng bekas, kertas Koran, dan sebagainya a. Contoh alat sederhana. Beberapa contoh alat peraga sederhana yang dapat dipergunakan diberbagai tempat, misalanya : 1) Di rumah tangga, seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata seperti buah-buahan, sayursayuran dsb. 2) Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leafler graph, boneka wayang dsb. b. Ciri-ciri alat peraga sederhana ciri-ciri alat kesehatan yang sederhana antara lain : 1) 2) 3) Mudah dibuat; Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan local; Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat; 4) 5) Ditulis(digambar) dengan sederhana; Memakai bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat; 6) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

D.

METODE PROMOSI KESEHATAN Dibawah ini diuraikan beberapa metode promosi atau

pendidikan individual, kelompok dan massa (publik).

1.

Metode Individual (Perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/mendengarkan

penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekatai secara perorangan. Perorangan disini tidak berarti hanya harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepda suami atau keluarga ibu tersebut. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai maslah atau alasan yang berbeda-beda

sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu mengginakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatab ini, antara lain: a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap maslah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dnegan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). b. Interview (wawancara) Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apalagi belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2.

Metode kelompok Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan. a. Kelompok Besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar. 1) Ceramah Metode ini baik untuk sasarn pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal uang perlu diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah: Persiapan: a) Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai Untuk materi itu apa yang akan harus

diceramahkan.

penceramah

mempersiapkan diri. b) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema. c) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran,

misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya. Pelaksanaan: Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal

sebagai berikut: a) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. b) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

c)

Pandangan ceramah.

harus

tertuju

ke

seluruh

peserta

d)

Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.

e)

Menggunakan

alat-alat

bantu

lihat

(AVA)

semaksimal mungkin. 2) Seminar Metode ini hanya cocok untukpendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap penting dan dianggap hangat masyarakat. b. Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain: 1) Diskusi Kelompok Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat

kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta. 2) Curah Pendapat (Brain Storming) Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. 3) Bola Salju (Snow Bailing) Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari

kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga

akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok. 4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group) Kelompok langsung dibagi menjadi kelompokkelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. 5) Role Ploy (Memainkan Peranan) Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk

memainkan Puskesmas,

peranan, sebagai

misalnya perawat

sebagai atau bidan,

dokter dan

sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan,

misalnya bagaimana interaksi atau berkomunika seharihari dalam melaksanakan tugas. 6) Permainan Simulasi (Simulation Game) Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan

disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain

monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber. 3. Massa (publik) Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain : a. Ceramah umum (public speaking) Pada acar-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk b. pendekatan massa. diskusi tentang kesehatan melalui media

Pidato-pidato/

elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa. c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.

d.

Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.

e.

Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/userCS/Downloads/promkez/kesehatan-masyarakat.html Di Poskan Oleh : Nurhadi Prayogi, Tangga : 20 Mei 2011, dalam KESEHATAN MASYARAKAT ~ Nurhadi Prayogi file:///C:/Users/userCS/Downloads/promkez/konsep-prinsip-promkes.html Di

Poskan Oleh : Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang UPTD Puskesmas Sukatani, dalam KONSEP & PRINSIP PROMKES ~ Puskesmas Sukatani

file:///C:/Users/userCS/Downloads/promkez/media-promosi-kesehatan.html

Di

Poskan Oleh : Adnan Agnesa dalam Media Promosi Kesehatan | Pengertian | Makalah | Kesehatan Masyarakat Unsoed

file:///C:/Users/userCS/Downloads/promkez/menggunakan-dan-memproduksimateri.html Diposkan oleh Rizma Fazriyanti Lasari di 10:31 Senin, 09

Januari 2012 dalam CAMPERNIK K3SEHAT4N: MENGGUNAKAN DAN MEMPRODUKSI MATERI PROMOSI KESEHATAN

file:///C:/Users/userCS/Downloads/promkez/Metoda%20dan%20Media%20Prom osi%20Kesehatan%20_%20Blog%20Bidang%20Promkes%20Dinkes%20K ab.%20Sukabumi.htm Posted on 19 Mei 2011 dalam Metoda dan Media Promosi Kesehatan | Blog Bidang Promkes Dinkes Kab. Sukabumi

file:///C:/Users/userCS/Downloads/promkez/metode-dan-media-promosikesehatan.html Diposkan oleh Borneo31oktober di 18:18, Senin, 02 Mei 2011 dalam Askep Kita Blogs: Metode dan Media promosi Kesehatan

PROMOSI KESEHATAN MEDIA DAN ALAT BANTU PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh : Zaenal Abidin (11.1026)

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH 2012

You might also like