You are on page 1of 3

Suara Kami Disahkannya Undang-Undang Baru Koperasi (UU No.

17 Tahun 2012) oleh DPR pada pertengahan Oktober lalu telah membunuh idealisme koperasi dan menumpulkan sistem ekonomi kerakyatan. Undang-undang baru ini menggantikan UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian yang telah berumur 20 tahun. Undang-undang ini menuntut setiap koperasi untuk merubah AD/ART yangtelah ada dalam lembaga koperasinya. Perubahan UU baru koperasi ini merubah sebagian besar hal-hal substansial yang ada dalam koperasi yang selama ini menjadi patron idealisme koperasi. UU baru ini pula yang merubah tampilan koperasi yang semula merupakan lembaga yang mandiri secara ekonomi menjadi lembaga berjiwa perusahaan yang mengais modal usaha dari investor yang berniat menginvestasikan hartanya. Hal ini menyebabkan tidak pentingnya simpanan yang dihimpun dari para anggota koperasi ( simpanan pokok,simpanan wajib, & simpanan sukarela). Hal ini terkesan mengkerdilkan peran anggota dalam partisipasi ekonomi dalam berkoperasi. Undang-undang baru koperasi ini juga membatasi hak anggota koperasi untuk bisa berkiprah dalam lembaga koperasinya. Hal ini dikarenakan UU baru ini memperbolehkan pengurus koperasi diperbolehkan berasal dari kalangan non-anggota koperasi. Hal ini memberikan indikasi bagi siapa yang banyak harta maka dialah yang akan menjadi pengurus koperasi, bukan didasarkan karena calon pengurus memang kompeten dan memahami arti koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan. Adapun penyimpangan lain yang terdapat dalam UU baru koperasi ini adalah pemberian kewenangan yang terlau besar kepada pemgawas dalam praktek manajemen koperasi. Hal ini tentu akan membuat rancu atas kebijakan yang akan dibuat pengurus dalam memajukan koperasi. Dimana seharusnya pengawas koperasi hanya bertugas untuk mengawal kebiajakan yang dibuat pengurus agar selalu relevan dengan kebutuhan anggota dan relevan dalam konteks gerakan koperasi, tetapi dalam UU baru ini malah terkesan membalik keadaan itu. Disahkannya UU baru koperasi ini tentu membuat miris semua aktivis koperasi. Koperasi yang pada awalnya digadang-gadang menjadi pilar ekonomi kerakyatan, tapi saat ini tidak ubahnya sebuah perusahaan konvensional yang mengedepankan orientasi keuntungan. Melupakan sebagian besar nilai filosofis yang selama ini menjadi ruh koperasi (kekeluargaan, kemandirian, partisipasi anggota, dll). Adanya UU baru tersebut mungkin juga menelisik sisi kritis para insan koperasi.Sebenarnya perlukah campur tangan pemerintah untuk ikut turut mengatur koperasi di Indonesia??? (Yanuar M)

Koperasi Perintis Rochdale: Sejarah bagi Refleksi Pergerakan Koperasi Kontemporer

Membicarakan koperasi tentu harus membicarakan pula bagaimana proses sejarah mulai dibangunnya koperasi. Koperasi memang sering digembar-gemborkan namun tidak sedikit orang yang tidak tahu menahu (dan bahkan tidak ingin tahu) tentang koperasi yang sebenaranya seperti apa. Jangankan makna, nilai, dan prinsip-prinsip koperasi, sejarahnya pun belum tentu tahu. Padahal bila seseorang mengetahui sejarah koperasi, pasti akan tahu pula tujuan serta manfaat dari dibentuknya koperasi itu sendiri. Pasca mengetahui seluk beluk koperasi diharapkan secara sadar sebagai seorang manusia yang merasa humanis pastinya akan tergerakan hatinya untuk memilih koperasi sebagai ruh ideologinya. Titik awal sejarah koperasi dimulai saat revolusi industri tahun 1770 di Inggris. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Dampaknya pun sangat luas bagi kehidupan manusia, yaitu seperti dibangunnya industri secara besar-besaran yang kemudian memunculkan segmentasi dan pertentangan antara golongan borjuis dan golongan pekerja (proletar). Disini adalah cikal bakal lahirnya kapitalisme modern. Pertentangan antara kaum borjuis dan proletar semakin menjadi. Adanya sistem kapiltalisme menyebabkan semakin banyak korban tertindas. Maka dari itu muncul cita-cita baru untuk membangun tatanan masyarakat yang egaliter dan kekayaan dibagikan secara merata yang mana tidak hanya dimiliki oleh perseorangan saja. Dengan kondisi sosial yang semakin memburuk tersebut muncul berbagai jawaban sebagai idealita bentuk tatanan masyarakat yang lebih humanis. Adalah Robert Owen (1771-1858) seorang sosialis Inggris yang menawarkan ide komunitas-komunitas sebagai proyek percontohan dari masyarakat sosialis. Istilah cooperation hadir. Tahun 1824 dia membangun pemukiman di Amerika serikat bagi kaum buruh sebagai bentuk percontohan koperasi. Namun pada akhirnya proyek tersebut mengalami kegagalan karena permasalahan modal dan kurangnya kesadaran dari anggotanya untuk berswadaya. Walaupun proyek pendirian koperasi yang dilakukan Robert Owen mengalami kegagalan, ide serta gerakan untuk membentuk koperasi terus berlanjut dan yang di anggap berhasil adalah koperasi yang didirikan 22 Desember 1844 di kota Rochdale, Inggris. Pelopornya tiada lain hanya 28 orang buruh tekstil. Tujuanya yaitu hendak meringgankan beban kaum buruh tekstil yang semakin menderita karena adanya dampak revolusi industri pada saat itu. Banyak pekerja yang telah dipecat dan masukblacklist oleh pabrik-pabrik karena telah melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah. Karena tidak mampu mengatur upah yang lebih baik akhirnya mereka memutuskan harus bisa mengatur diri sebagai konsumen untuk harga yang lebih rendah. Koperasi modern pertama itu bernama The Rochdale Equitable Society. Koperasi Rochdale awalnya dibentuk dengan usaha penyediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari bagi anggota. Seiring waktu berjalan, koperasi semakin kuat karena adanya pemupukan modal dari anggotanya juga yang semakin besar. Koperasi Rochdale akhirnya memulai memproduksi barang sendiri yang akan dijual. Dari kegiatan tersebut akhirnya bisa

memberikan kesempatan kerja bagi anggota yang belum mempunyai pekerjaan. Tujuh tahun setelah berdirinya, akhirnya Koperasi Rochdale mampu membangun sebuah pabrik dan perumahan bagi anggota-anggotanya. Toko yang dikelola secara koperasi ini walaupun pada mulanya selalu mengalami hujatan akhirnya bisa membuktikan diri untuk bisa tumbuh berkembang secara bertahap. Perkembangan Koperasi Rochdale sangat mempengaruhi perkembangan gerakan koperasi lainnya. Tak hanya di Inggris di luar Inggris pun semangat Rochdale begitu berpengaruh bahkan prinsip-prinsip yang mereka tanamkan di Koperasi Rochdale yang dikenal dengan nama Rochdale Principle menjadi tonggak bagi gerakan koperasi di seluruh dunia dan cikal bakal dari prinsipprinsip koperasi yang dikeluarkan oleh ICA (International Cooperative Alliance) tahun 1995 di Manchester, Inggris. Dari sedikit sejarah berdirnya Koperasi Rochdale yang disampaikan diatas sepatutnya bisa dijadikan refleksi bagi perkembangan gerakan koperasi kontemporer. Bila semua orang secara sadar memilih koperasi sebagai jalan hidupnya tentu tak akan ada yang namanya eksploitasi dan penindasan yang dilakukan oleh manusia kepada manusia lainnya di dunia. Andai kata semua bentuk koperasi di Indonesia pun bisa bergerak sebesar itu, yakinlah Indonesia sejahtera bukanlah hal utopis. Bukankah koperasi pertama kali lahir di dunia karena kesesengsaraan yang diakibatkan oleh ganasnya kapitalisme Oleh: Dodi Faedluloh

You might also like