You are on page 1of 2

Metode penelitian Metode penelitian ini dilakukan secara retrospektif terhadap hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat berdasarkan

presentase imunoekspresi p63 pada asini kelenjar prostat. Analisis data hasil penelitian berbagai va-riabel yang diukur yaitu imunoreakti-vitas sel-sel basalis terhadap pulasan P63 dari asini-asini pada hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat, digunakan analisis statistik deskriptif melalui box plot, sedangkan untuk men-cari titik potong (cut off) digunakan ROC (Receiver Operating Characteristic curve). Disediakan preparat jaringan hiperplasia prostat, adenokarsinoma prostat yang dipulas dengan metode hematoksilin-eosin (HE), kemudian dicari blok parafin jaringan hiperplasia prostat, adenokar-sinoma prostat masing2 sebanyak 30 buah. Blok parafin dipotong setebal dengan ketebalan tertentu kemudian dipulas dengan metode hematoksilin-eosin (HE) untuk menilai ulang diagnosis hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat. Dilakukan pulasan imunohistokimia dengan menggunakan pulasan monoclonal antibody P63 protein (NCL-p63). Imunoekspresi P63 dinyatakan po-sitif berdasarkan adanya warna coklat pada inti sel-sel lapisan basalis kelenjar prostat. Kemudian dihitung persentase asini yang sel-sel basalisnya imunore-aktif continuous, incontinuous dan tidak imunoreaktif. Perhitungan ini dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 10 kali dari seluruh sediaan tumor. Hasil Persentase imunoekspresi p63 pada asini2 hiperplasia prostat diperoleh pulasan p63 continuous 46,6%, incontinous 34,80% dan negatif 19,27% ; sedangkan pada adenokarsinoma prostat pulasan p63 continuous 1,07%, incontinuous 0,40% dan negatif 98,53%. Pada hiperplasia prostat persen-tase imunoreaktivitas terhadap P63 paling besar menunjukkan berkesinam-bungan, kemudian terputus-putus dan yang paling kecil adalah tidak imuno-reaktif. Sedangkan pada adenokarsi-noma terjadi sebaliknya yaitu persentase imunoreaktivitas terhadap P63 yang me-nunjukkan berkesinambungan dan ter-putus-putus kecil sekali mendekati nol dan yang terbesar adalah tidak imuno-reaktif. Diskusi / pembahasan Dari hasil yang diperoleh untuk hiperplasia prostat melalui pewarnaan P63 menunjukkan sebagian besar asini imunoreaktif, sedangkan pada adeno-karsinoma prostat pewarnaan P63 yang dominan menunjukkan asini tidak imunoreaktif. Hipotesis kedua diuji melalui perhitungan ROC pada setiap asini imuno-reaktif dengan mencari titik potong (cut off) untuk melihat apakah ketiga macam imunoreaktivitas asini terhadap P63 dapat digunakan untuk memprediksi pada persentase berapa hiperplasia prostat akan menuju ke arah adenokarsi-noma prostat dengan menggunkan perangkat lu-nak Medcalc untuk setiap asini dipero-leh kurva ROC dan kurva cut off. kurva berda-sarkan cut off, menunjukkan sebaran titik untuk kelompok adenokarsinoma pros-tat dan hiperplasia prostat. Pada gambar terlihat jelas perbedaan pengelompokan titik, dimana pada adenokarsinoma prostat titik-titik mengelompok di ba-wah cut off, sedangkan pada hiperplasia prostat titik-titik mengelompok di atas cut off. Cut off yang diperoleh ada 3 macam, yaitu : 1. Cut off untuk imunoreaktivitas conti-nuous = < 0,07; artinya imuno reak-tivitas continuous < 7%, pre-diksi mengarah ke adenokarsinoma pros-tat; imunoreaktivitas continuous > 7%, prediksi mengarah ke hiperpla-sia prostat. Sensitivitas 93,3%; spesifisitas 83,3%; AUC 0,917. 2. Cut off untuk imunoreaktivitas incon-tinuous = < 0,00; artinya imuno-reaktivitas incontinuous < 0%, pre-diksi mengarah ke adenokarsinoma prostat; imunoreaktivitas

inconti-nuous > 0%, prediksi mengarah ke hiperplasia prostat. Sensitivitas 93,3%; spesifisitas 100% AUC 0,986. 3. Cut off untuk imunoreaktivitas negatif (tidak imunoreaktif) = 0,53 artinya imunoreaktivitas negatif > 53%, pre-diksi mengarah ke adenokarsinoma prostat.; imunoreaktivitas negatif < 53%, prediksi mengarah ke hiper-plasia prostat. Sensitivitas 100%; spesifisitas 100% AUC 1,000 Dari hasil perhitungan terlihat bahwa ketiga imunoreakti-fitas asini terhadap P63 dapat digunakan sebagai indikator untuk memprediksi keganasan pada hiperplasia prostat ka-rena ketiga-tiganya mempunyai sensiti-vitas dan spesifisitas yang besar dan AUC (Area Under Curve) besar. Tetapi sebaiknya yang digunakan sebagai indi-kator keganasan pada hiperplasia pros-tat adalah asini yang imunoreaktif conti-nuous, karena kita lebih mudah dan aku-rat mengamati imunoekspresi yang posi-tif dari pada yang negatif. Kesimpulan 1. Pola Imunoekspresi P63 pada hi-perplasia prostat dapat menunjuk-kan sel-sel basalis sebagian imuno-reaktif continuous, sebagian imuno-reaktif incontinuous, sebagian tidak imunoreaktif. 2. Dari hasil perhitungan statistik pa-da persentase imunoekspresi P63 pada asini-asini hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat, di-peroleh cut off yaitu batas persen-tase imunoekspresi P63 untuk mem-prediksi apakah suatu hiperplasia prostat akan berubah menuju kega-nasan. 3. Persentase jumlah asini yang imu-noreaktif continuous, imunoreaktif incontinuous, dan tidak imunoreak-tif dapat digunakan sebagai indi-kator untuk memprediksi keganas-an pada hiperplasia prostat, tetapi sebaiknya yang digunakan sebagai indikator untuk memprediksi ke-ganasan pada hiperplasia prostat adalah persentase asini yang sel-sel basalisnya imunoreaktif continuous, yaitu 0,07 ; artinya bila kita mem-punyai sediaan hiperplasia prostat baru dan imunoreaktivitas asini ter-hadap P63 < 7%, artinya hiperplasia prostat tersebut diprediksi menga-rah ke adenokarsinoma prostat. Bila imunoreaktivitas asini terhadap P63 > 7%, artinya hiperplasia prostat tersebut diprediksi belum mengarah ke adenokarsinoma prostat.

You might also like