Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil. Proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern. Pertanian, industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu bangsa. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hampir setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki kekayaan alam yang melimpah. Seperti contohnya tambang batubara yang dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga yang terdapat di daerah Kalimantan. Tambang emas terbesar di Papua. Di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan produksi aspalnya, Nanggroe Aceh Darusalam
adalah salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia dan masih banyak lagi kekayaan alam di Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah di Palembang
khususnya seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membantu perekonomian daerah khususnya Indonesia dapat naik, karena migas merupakan salah satu nilai jual yang sangat tinggi harganya. Namun karena tidak seimbangnya sumber daya alam dengan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga membuat melimpahnya sumber daya alam tersebut seakan habis percuma. Di Palembang, terdapat perusahaan minyak negara terbesar di Indonesia yaitu PT. Pertamina. Perusahaan ini yang mengurus semua kegiatan perminyakan di Indonesia. yang menjadi kendala saat ini adalah tidak adanya tenaga profesional Indonesia yang dapat mengelola hasil dari migas ini. Migas yang diperoleh di ekspor kepada negara lain untuk mereka kelola dan mereka jual kembali tentunya dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga migas yang kita jual. Hal ini terlihat sangat miris karena begitu banyaknya penduduk Indonesia namun tidak ada satupun yang mampu mengelola migas tanpa perantara negara lain. Politeknik Akamigas Palembang adalah salah satu
perguruan tinggi yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional berdasarkam Pancasila dan UUD 1945, yang bertujuan untuk menghasilkan dalam lulusan yang memiliki kemampuan ilmu profesional mengembangkan, menyebarluaskan
pengetahuan dan teknologi, serta mengupayakan terapannya serta meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sesuai dengan kebutuhan pembangunan khususnya di bidang energi sebagai
bagian dari suatu sistem masyarakat ilmiah yang bersifat universal. Untuk mewujudkan hasil analisa yang akurat mengenai standar nilai diatas dibutuhkan tenaga ahli yang profesional yang pandai menganalisa dan mahir memanfaatkan teknologi yang digunakan untuk menganalisa minyak dan gas alam tersebut. Pembangunan Politeknik Akamigas diharapkan menjadi salah satu cara mengatasi masalah yang timbul akibat kurangnya SDM yang berkualitas. Politeknik Akamigas yang dalam fungsinya sebagai pusat pendidikan dan penelitian tentang migas, dapat berperan sebagai pelaksanaan dan wadah bagi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan yang berhubungan dengan migas. Dengan demikian sumber daya alam yang melimpah di Indonesia terutama di bidang minyak dan gas alam dapat di manfaatkan semaksimal mungkin untuk kebutuhan dan juga kesejahteraan masyarakat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang timbul adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana merancang suatu fasilitas bagi mahasiswa seperti ruang kelas dan laboratorium yang berstandar sesuai dengan jurusan dan kebutuhan pada Politeknik Akamigas.
2.
Bagaimana
merancang
tampilan
bangunan
Politeknik
Akamigas dengan mengekspreseikan identitas bangunan sesuai dengan fungsinya sebagai Politeknik Akamigas.
1.3 Tujuan dan Sasaran Secara umum, tujuan pendidikan migas ini adalah untuk :
1. Membina dan menghasilkan peserta didik yang berkompeten,
berdisiplin dan memiliki integritas di bidang minyak, gas dan batubara. 2. Menyelenggarakan penelitian terapan di bidang energi yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan dunia industri dan masyarakat. 3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang kontributif dan produktif. Menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah, industri dan pihak terkait dalam menunjang pelaksanaan tridharma perguruan tinggi
1.4 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam penulisan ini adalah : 1. Merumuskan latar belakang perencanaan Politeknik
Akamigas yang ada di Palembang. 2. Mengumpulkan data data mengenai bidang pendidikan akamigas yang ada di kota Palembang.
1.5 Metodologi 1. Metode pengumpulan data - Data Primer Yaitu berupa keterangan atau informasi yang diperoleh langsung dari subjek penelitian.
- Data Sekunder Pengumpulan data-data dan gambar keadaan Politeknik Akamigas 2. Palembang
Metode Studi Literatur Metode ini adalah suatu cara dengan mempelajari literatur atau buku-buku refrensi guna membandingkan teori dengan permasalahan yang ada, serta beberapa jurnal internet yang dapat membantu dalam pembahasan topik.
3.
Politeknik
Akamigas
Latar belakang Dibutuhkan SDM yang berkualitas dan berkompeten di bidang migas
Rumusan masalah Fungsi ruang seperti ruang kelas dan laboratorium yang tidak sesuai dengan standar
Tujuan Membina mahasiswa sehinga berkompeten dan berintegritas di bidang migas Menyelenggarakan penelitian terapan di bidang energi yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan bagi masyarakat Menyelenggarakan penelitian terapan di bidang energi yang dapat
Analisa
Kesimpulan
1.7 Sistematika Pembahasan Secara garis besar sistematika pembahasan dalam laporan ini dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan secara umum latar belakang dengan
spesifikasi topik pembahasan yang diambil, permasalahan yang akan dibahas, tujuan, ruang lingkup pembahasan, metodologi pembahasan yang digunakan dan sistematika penulisan laporan. BAB II METODELOGI Meliputi asas dan dasar perencanaan politeknik seperti penerapan terhadap ruang-ruang. BAB III TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Politeknik yang berhubungan dalam aspek dengan perencanaan
Akamigas
fungsional,konseptual,
arsitektural, struktural, dan utilitasnya. BAB IV ANALISA Berisikan saran. kesimpulan dan saran dari pembahasan
2.1 Azas-Azas Perancangan Perencanaan bangunan Politeknik Akamigas agar menjadi bangunan yang mempunyai nilai arsitektur dan sesuai dengan pola ideology arsitektur, yang terpenting adalah mengacu pada dasardasar metodologi. Adapun dasar-dasar tersebut yang antara lain : A.Terbuka Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbuka memiliki arti tidak tertutup, tersingkap, tidak dirahasiakan. Terbuka maksudnya adalah bahwa bangunan Politeknik ini terbuka bagi setiap masyarakat yang ingin menambah wawasannya mengenai migas. Terbuka disini juga diartikan bahwa
ruangan pada bangunan ini saling berhubungan dan juga harus memiliki sirkulasi bangunan yang baik seperti terdapat taman dan vegetasi sehingga tercipta bangunan yang tidak hanya dilihat dari segi estetika namun juga dari kenyamanan B. Sederhana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sederhana adalah bersahaja, tidak berlebih-lebihan, tidak banyak pernik, lugas Sederhana disini maksudnya adalah penggunaan warna dan struktur pada bangunan harus menyesuaikan dengan fungsinya sebagai pendidikan. Faktor estetika bangunan harus tetap di tonjolkan namun dengan penggunaan material yang memang memperlihatkan karakter dari bangunan sesuai dengan fungsinya.
C.
sistem, ketaatan pada peraturan, metode tertentu. Disiplin maksudnya adalah bangunan sesuai dengan fungsinya sebagai pendidikan. Pada bangunan harus memperhatikan kaedah perancangan yang sesuai dengan standar. Letak bangunan berorietasi sesuai dengan tapak sehingga dapat menimbulkan sinkronisasi yang membuat bangunan terlihat lebih baik. 2.2 Metode Perancangan Dalam perencanaan Politeknik Akamigas, metode
perancangan yang digunakan adalah glassbox yaitu metode yang dilakukan dari pengumpulan data informasi dan dianalisa serta
hasil sintesa serta evaluasi yang akan menuju goal perancangan. Yang terdiri dari beberapa analisa :
Membuat pernyataan misi (mission) Mengembangkan Tujuan (goal) Merancang kebutuhan performa yang terukur
(performance
requirements)
CONCEPT
Diagram 2.1 Schematic Design Programming sumber: Architectural Programming, 1993 FACT 1. Belum adanya gedung yang sesuai standar Politeknik Akamigas 2. Kondisi ruang serta perletakannya yang tidak sesuai dengan fungsinya 3. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang di Polikteknik Akamigas
1. 2. 3. 4.
MISSION ISSUE Politeknik Akamigas ini mewadahi Sirkulasi seluruh kegiatan yang berfungsi Ruang sebagai pusat pendidikan migas baik Fasade Bangunan formal maupun informal bagi Fungsi masyarakat.
10
GOAL 1. Politeknik Akamigas ini harus mencerminkan suatu kampus yang mencerminkan fungsinya sebagai pusat pendidikan migas 2. Sirkulasi serta kebutuhan ruang harus sesuai dengan standar sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi pemakai 3. Pemilihan suatu lahan yang baik sehingga mampu mengakomodir segala keperluan dan kebutuhan didalamnya
PERFORMANCE REQUIREMENT 1. Pemilihan lahan yang dekat dengan perusahaan migas sehingga memudahkan dalam hal kegiatan permigasan 2. Penggunaan bahan-bahan material yang mudah dikombinasikan dengan material lain sehingga memberika bentuk bangunan yang menarik 3. Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai sehingga membuat pemakai merasa nyaman.
CONCEPT Perencanaan gedung Politeknik Akamigas yang mampu memberikan wawasan serta informasi di bidang migas dengan kolaborasi perancangan sehingga menghasikan bangunan yanb terbuka, sederhana serta disiplin
11
3.1 Tinjauan Tentang Perguruan Tinggi 3.1.1 Pengertian Perguruan Tinggi Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Tinggi,
Perguruan
Perguruan Tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran diatas perguruan pendidikan tingkat dan menengah, pengajaran dan yang memberikan kebudayaan berdasarkan
kebagsaan Indonesia dan dengan cara ilmiah. Bentuk Perguruan Tinggi berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Tinggi Nasional Bab V Pasal 16 dijelaskan bahwa Tinggi terdiri dari: 1. Universitas 2. Institut 3. Sekolah Tinggi 4. Akademi 5. Politeknik Perguruan
12
3.1.2 Pengertian Politeknik Politeknik pengetahuan adalah khusus. perguruan tinggi yang sebagai
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang Dalam kedudukannya perguruan tinggi, Politeknik merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan pofesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan kesejahteraan umat manusia serta memperkaya kebudayaan nasional. Politeknik merupakan pendidikan professional yang diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Selain daripada itu, Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Guna mencapai maksud itu, Politeknik memberikan pengalaman belajar dan latihan yang memadai untuk pembentukan kemampuan professional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
13
2. Senat Politeknik; 3. Unsur pelaksana akademik : jurusan, laboratorium/studio, kelompok dosen, dan lembaga kepada masyarakat;
3.2.1 Sejarah Politeknik Akamigas Palembang Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu
Provinsi di Indonesia yang memiliki Sumber Daya Energi sangat melimpah, dan telah di eksplorasi dan di eksploitasi sejak sebelum kemerdekaan RI sampai sekarang baik secara konvensional ada maupun modern. Namun sampai saat ini, belum
Perguruan Tinggi di Sumatera Selatan yang secara spesifik menyelenggarakan pendidikan tinggi di bidang eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan migas dan batubara.
14
Sesuai dengan program Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi Nasional, Gubernur Sumatera Selatan Bapak Ir. mendukung pendirian Politeknik Akamigas Syahrial Oesman, MM
Palembang melalui Yayasan Karya Bangsa. Tindak lanjut dari dukungan Gubernur tersebut, pada tanggal 20 Agustus 2005 pemerintah mengirim surat Pendidikan Nasional, : 1. 2. 3. 4. Laboratorium Minyak dan Gas. Pengolahan Minyak dan Gas. Eksplorasi Minyak dan Gas. Teknologi Pengolahan Batubara. perihal rovinsi Sumatera Selatan izin pendirian Politeknik dengan No. 2236/As.II/ 2005 kepada Menteri (empat) Program Studi yaitu
Izin pendirian Politeknik Akamigas Palembang diperoleh melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik 224/D/O/2006 tanggal 28 September 2006 tanggal 21 Desember 2006, tentang Indonesia Nomor : dan No. 4887/D/T/2006
Laboratorium Minyak dan Gas. Pengolahan Minyak dan Gas. Eksplorasi Minyak dan Gas Batubara.. Teknologi Pengolahan
4.
Berdasarkan surat izin tersebut, Politeknik Akamigas Palembang mulai melaksanakan kegiatan penerimaan mahasiswa
15
Jumlah mahasiswa yang diterima adalah 19 orang pada Program Studi Laboratorium Migas dan 35 orang Program pertama 2006/2007 Gubernur Studi Pengolahan Migas. Peresmian pelantikan dan kuliah
Sumatera Selatan, Ir. Syahrial Oesman, MM., General Manager PT. PERTAMINA (Persero) UP III Plaju, Bapak Ahmadi Hario dan Ketua Yayasan Karya Bangsa, Bapak Ir. H. Abdul Rozak, M.Sc. 2007/2008, Politeknik Akamigas Palembang 4 (empat) program studi, mahasiswa/i. Pada tahun akademik
3.2.2 Profil Politeknik Akamigas Palembang Politeknik lembaga pendidikan Akamigas Palembang primer adalah sebuah Gas dan yang
Menjadi penyelenggara pendidikan tinggi vokasional yang handal dan kompetitif di bidang energi untuk memenuhi
16
Akamigas
dalam menghadapi tantangan global dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Minyak, Gas dan Batubara. Serta mampu menerapkannya pada lapangan kerja. tersebut, Politeknik Akamigas Untuk mewujudkan Visi besar
Menghasilkan lulusan yang handal dan profesional di bidang Gas dan Batubara yang berdisiplin, bertaqwa kepada Maha Esa, berakhlak tinggi dan mampu Pengetahuan dan Teknologi serta mampu globalisasi seiring tuntunan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi terapan yang memiliki integritas, daya saing serta kemandirian.
2.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasilpenelitian terapan untuk digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat luas. Mengembangkan lembaga pendidikan yang berorientasi pada kualitas, profesionalisme dan mampu menghadapi
hail
3.
persaingan global.
Misi:
1.
Membina peserta didik yang berkompeten, bertaqwa kepada Yang Maha Esa, berdisiplin dan memiliki integritas di gas dan batubara.
Tuhan
bidang minyak,
17
2.
Menyelenggarakan penelitian terapan di bidang energi yang diaplikasikan untuk kepentingan dunia industri dan Melaksanakan pengabdian industri kepada dan masyarakat terkait yang dalam
dapat
3.
masyarakat. kontributif dan dengan produktif. Menjalin dan meningkatkan kerja sama pihak
Pemerintah,
menunjang pelaksanaan tridharma perguruan tinggi Program Studi 1. Teknik Analisis Laboratorium Migas (TLM) 2. Teknik Pengolahan Migas (TPM) 3. Teknik Eksplorasi Produksi Migas (TEP) 4. Teknik Pertambangan Batubara (TPB) Sumber Daya Manusia Direktur: H. Muchtar Lutfie, SH., MM. Pembantu Direktur I: Amiliza Miarti, ST., MSi. Pembantu Direktur II: Sri Hartati, SE. Pembantu Direktur III: K.M. Ade Isnaeni, ST. Ketua Prodi Teknik Analisis Laboratorium Migas (TLM) : Ineke Febrina, ST. Ketua Prodi Teknik Pengolahan Migas (TPM) : Ir. H. Abdul Hamid. Ketua Prodi Teknik Eksplorasi Produksi Migas (TEP) : K.M. Ade Isnaeni, ST. Ketua Prodi Teknik Pertambangan Batubara (TPB) : Roby Cahyadi, ST.
18
Dosen 1. 2.
3.
Tenaga profesional Akademis dengan tingkat pendidikan S1 Praktisi di bidang Perminyakan, Gas dan Batubara Jumlah dosen Politeknik Akamigas Palembang berjumlah ebih 64 orang, dengan kompisisi: Dosen tetap dan Dosen luar biasa 44 orang
dan S2
kurang l 4.
berjumlah 20 orang
Fasilitas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Laboratorium: Kimia, Fisika, Kimia Organik dan Anorganik Laboratorium Kebumian Laboratorium Program Studi Sarana Olahraga: Basket, Volley, Badminton, Tenis meja Perpustakaan Ruang kelas multimedia Hotspot area Sistem Penerapan Kedisiplinan
1.
Menerapkan pola kedisiplinan sebagai dasar dalam kegiatan perkuliahan sehari-hari Pembinaan kedisipilinan dilaksanakan secara profesional oleh Ajendam II/Sriwijaya dengan mengutamakan pembinaan
pelaksanaan
2.
19
Sistem Pendidikan
1.
Kurikulum dirancang berdasarkan Kurikulum Berbasis (KBK) dengan mengacu kepada dunia industri pertambangan energi.
Kompetensi
2.
khususnya industri
Kegiatan fieldtrip di awal kuliah untuk memberikan gambaran tentang industri perminyakan dan batubara secara nyata Kegiatan Kemahasiswaan
1.
Wahana penyaluran kreatifitas, bakat dan organisasi melalui Mengkhususkan hari Jumat untuk kegiatan olahraga (senam bulutangkis, futsal, tennis meja, volley, sepak takraw, basket) dan Kegiatan Organisasi Mahasiswa
aerobic,
3.
Pelaksanaan Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) selama penuh tanpa kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan semester dalam rangka untuk mengakamodir dibidang seno, olahraga dan organisasi.
kreatifitas mahasiswa
3.2.3
Program Studi
Politeknik Akamigas ini terdiri dari 4 jurusan yaitu : a. Teknik Analisis Laboratorium Migas (TLM) Kebutuhan migas untuk mencukupi kehidupan manusia semakin meningkat. Sumber daya alam yang terbentang luas masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal dibidang migas. Salah satu sampai saat ini
20
Sumatera
Selatan, energi
yang Sum-
Sel, 2006. Potensi sumberdaya energi ini merupakan prioritas pembangunan yang akan dilakukan di Sumatera Selatan. Politeknik Akamigas Palembang adalah salah satu perguruan tinggi yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional berdasarkam Pancasila dan UUD 1945, yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang profesional dalam mengembangkan, memiliki kemampuan ilmu dengan terapannya menyebarluaskan
kebutuhan pembangunan khususnya di bidang energi sebagai bagian dari suatu sistem masyarakat ilmiah yang bersifat universal. Untuk mewujudkan hasil analisa yang akurat mengenai standar nilai diatas dibutuhkan tenaga ahli yang profesional memanfaatkan teknologi yang pandai menganalisa dan mahir
yang digunakan untuk menganalisa minyak dan gas alam tersebut. Berdasarkan dari pemikiran itu, maka Politeknik Akamigas Palembang membuka peluang untuk menghasilkan SDM yang profesional di bidang Analisis minyak dan gas melalui program Laboratorium Migas. studi Teknik Analisis Visi Menjadikan bidang Teknik SDM yang mampu energi. penyelenggaraan berperan dalam dan pendidikan tinggi di dan Analisis Laboratorium Migas untuk menghasilkan menerapkan teknologi dibidang
21
Misi Untuk mencapai Visi tersebut, maka program studi Teknik Analisis Laboratorium fungsi Migas Politeknik Akamigas untuk tinggi Palembang mempunyai misi yang bertujuan menyelenggarakan kelembagaan pendidikan dibidang keteknikan dengan rincian sebagai berikut:
1.
Menyelenggarakan pendidikan yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Teknik Analisis Migas yang berhubungan dengan sumber daya
Laboratorium energi
2.
Menyelenggarakan penelitian yang menggunakan sarana laboratorium dalam rangka menunjang pengembangan ilmu teknologi dibidang energi. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dalam informasi hasil penelitian yang dapat diaplikasikan SDM dalam bidang Teknik Analisis
dan
3.
bentuk
4.
masyarakat. Menghasilkan Laboratorium Migas yang handal serta bertaqwa kepada Tuhan
YME serta dapat mengembangkan dan menerapkan Iptek sesuai dengan tuntunan perkembangan teknologi. Tujuan Sebagai sumber implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai tahun, dengan dalam jangka waktu Laboratorium sampai dengan lima Migas merumuskan mempertimbangkan SDM dan kemampuan yang berikut:
22
1.
Menghasilkan tenaga ahli madya yang terdidik dan terlatih pekerjaan sesuai dengan keahliannya. konsep keilmuan di bidang analisis
Menghasilkan lulusan yang mampu berbuat dan bersikap dalam menerepakan iptek secara arif dan bijaksana masyarakat. dan bersinergi dengan pemerintah dan terkait dalam mengoptimalkan potensi migas dan aktif
positif
4.
mengacu kepada kebijakan perminyakan dan gas nasional. Kurikulum Semester 1 Pancasila Peng. Manajemen SKS Bahasa Inggris I 2 SKS Military Training 1 SKS Agama SKS Matematika I SKS Peng. Industri Migas SKS 2 SKS Komputer I 2 SKS 3 2 SKS Penc. dan Lindungan Lingkungan 2 2 SKS 2 Semester 2 Bahasa Inggris II 2 SKS Kewiraan Fisikar Dasar II 2 SKS 3 SKS Peng. T Perminyakan 2
23
Menggambar Teknik SKS Olahraga Matematika II SKS Peng. Inst. & Elek. SKS Kimia Dasar SKS 1 SKS
3 SKS 2
Komunikasi Data 3 SKS Semester 3 Dcs Engineering 3 SKS Teknik Tenaga Listrik SKS I. Bahan & T.Mekanik SKS Elektronika Kesehatan & Keselamatan SKS Komputer II 3 SKS Kerja 3 Semester 5 Mikroprosessor 3 SKS 4 SKS 2 2 KKL 2 SKS
Bahasa Indonesia 2 SKS Alat-alat Mesin Peralatan Industri Migas 4 SKS 2 SKS
Mikroelektronika 3 SKS
24
Instrument
4 SKS
b. Teknik Pengolahan Migas (TPM) Sektor energi berupa bahan bakar minyak (BBM) merupakan unsur yang sangat dibutuhkan dan tidak dapat masyarakat sehari-hari, dipisahkan dari aktifitas baik dalam yang berkelanjutan. Adanya kebijakan
maupun kegiatan industri sebagai penggerak roda pembangunan pemerintah daerah yang Sumatera dari didukung oleh pemerintah pusat untuk menjadikan bumi dan gas program pemerintah disamping batubara.
Selatan sebagai Lumbung Energi Nasional terutama minyak Implementasi Sumatera Selatan tersebut tentu saja perlu pihak, tidak hanya dari pemerintah &akademis.
Program studi Teknik Pengolahan Migas sebagai salah program studi di lingkungan Politeknik Akamigas berdasarkan SK Mendiknas pendidikan dunia industri yang No: penyelenggaraan bagi kepentingan Palembang yang didirikan 224/D/O/2006 merupakan terampil perminyakan dan spesifik
yang berfungsi untuk mencetak dan mempersiapkan tenaga ahli, dengan pembekalan ilmu pengetahuan
25
disipakan untuk
menghadapi
tantangan sumber
pengolahan
Program studi Teknik Pengolahan Migas menyelenggarakan pendidikan program diploma tiga dengan masa studi enam semester. Visi Menjadi penyelenggara pendidikan yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Pengolahan Migas yang berhubungan dengan sumber daya energi.
Misi Menjadi penyelenggara pendidikan yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Pengolahan Migas yang berhubungan dengan sumber daya energi.
Tujuan Tujuan pendidikan program studi Teknik Pengolahan Migas pada berkualitas dan jenjang Diploma III yaitu: menghasilkan SDM yang profesional dibidang pengolahan migas serta mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan YME, memiliki
zaman dan berdisiplin, bertaqwa kepada Tuhan integritas, daya saing serta kemampanan.
26
Fungsi
1.
Menyelenggarakan,
membina
dan
mengembangkan
Pengolahan Migas. membina atau dan mengembangkan empirik, baru teori, yang menghasilkan model, pengetahuan
Menyelenggarakan,
penelitian guna
konsep, metodologi,
3.
memperkaya ilmu pengetahuan dan Menyelenggarakan, membina pengabdian Kurikulum Semester 1 Fisika Dasar I SKS Kimia Dasar SKS Agama SKS Matematika SKS Bahasa Inggris I 2 SKS Military Training 1 SKS Peng. Industri Migas SKS 2 SKS SKS 3 2 4 4 SKS
mengembangkan
Pancasila Olahraga
2 SKS 1 SKS
Semester 2 Matematika II 3
27
Menggambar Teknik SKS Fisika Dasar II SKS Pengantar Geologi DasarPraktek SKS
2 SKS 3
Migas I
KKL
2 SKS
28
Migas II
3 SKS SKS
Peng. Proses & Dasar Instrumen Konservasi Energi SKS Pengantar Katalis 2 SKS Storage & Handling SK 2 2 SKS 2
studi studi
Teknik yang
Eksplorasi
Produksi
Migas
lulusannya fasilitas
kegiatan kunjungan lapangan, praktikum dan pendalaman mata kuliah di lapangan secara berkala/semester dan dosen pengajar yang berasal perusahaan dari akademis maupun adalah praktisi SDM (berasal yang dari perminyakan dan pengeboran) dengan demikian memiliki oleh industri perminyakan memajukan
hulu dan dapat langsung berkontribusi dalam perindustrian perminyakan nasional dan dunia.
29
Visi Menjadi Teknik Eksplorasi dan penyelenggara pendidikan tinggi dibidang Produksi Migas untuk menghasilkan SDM
Misi 1. ilmu Teknik Eksplorasi Produksi berhubungan dengan SDM energi. 2. sarana rangka teknologi dibidang energi. 3. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat Menyelenggarakan penelitian yang menggunakan dalam Menyelenggarakan pendidikan yang terkait dengan pengetahuan dan teknologi dibidang Migas yang
dalam bentuk
yang dapat diaplikasikan pada masyarakat. Tujuan Tujuan pendidikan program studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas pada jenjang Diploma III, yaitu: Menghasilkan profesional dibidang Teknik Eksplorasi dan mengembangkan dibidang energi sesuai dengan bertaqwa kepada Tuhan kuat dan mandiri. SDM yang berkualitas dan
Produksi Migas serta mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangan zaman dan berdisiplin,
30
upaya menghasilkan profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan atau menciptakan pengetahuan terapan, khususnya dibidang Teknik Eksplorasi Migas 2. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan menghasilkan pengetahuan model,
penelitian guna empirik, teori, konsep, metodologi, taupun informasi baru yang dan teknologi. 3. pengabdian masyarakat.
Kurikulum
31
Bahasa Inggris I 2 SKS Fisika Dasar I SKS Kalkulus I Peng. Teknik Perminyakan SKS Pendidikan Agama SKS Olahraga 1 SKS SKS 2 2 SKS 3 SKS 3 SKS
Kimia Dasar II
Menggambar Teknik Semester 2 SKS Kalkulus II Semester 3 Fisika Dasar III 2SKS Kristalografi & Mineralogi 2 SKS SKS Geologi Struktur Indonesia Kimia Fisika 3 Hidrokarbon 3SKS Mekanika Reservoir SKS 3 2 SKS Matrik & Ruang Vektor 2 SKS
32
Semester 4 Teknik Produksi I 3 SKS Teknologi Lepas Pantai 2 SKS Teknik Reservoir 2 SKS Mekanika Fluida 2 SKS Geologi Migas dan SKS Pengelolaan Lap. 3 SKS Semester 5 Teknik Produksi II SKS Teknik Eksploitasi Gas Bumi 3 SKS 2 SKS Eksplorasi Migas & Panas Bumi SKS 2 3 SKS SKS 3 SKS
Panas Bumi
Kalkulus III
3 SKS 3
Teknik Pemboran I
Teknik Material
2 SKS
Semester 6
33
4 SKS
Kerja Praktek
d. Teknik Pertambangan Batubara (TPB) Program studi Teknik Pertambangan Batubara dibentuk berdasarkan SK Dirjen Pendidikan tentang Tinggi No. 4887/D/T/2006 izin penyelenggaraan jurusan Batubara jenjang Diploma berkontribusi Sumatera penting energi strategis SDM tanggal 21 Desember 2006
III pada Politeknik Akamigas Palembang. Pengembangan ini didasari oleh semangat dan kesungguhan untuk dan berkualitas dalam mendukung
secara nyata dalam mempersiapkan SDM yang berkompeten program peran Selatan sebagai Lumbung Energi Nasional. Hal ini bahwa salah satu sektor dalam upaya menjawab yang memegang mengingat
kompleksitaspermasalahan berperan
Visi program studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik dan Akamigas Palembang adalah menjadi pusat pendidikan Batubara sebagai bahan seluruh pengembangankompetensi SDM yang terkemuka dalam mengelola serta memanfaatkan galian strategis dan potensi energi demi rakyat Indonesia. kemakmuran
34
Misi Program studi Teknik Pertambangan Batubara memiliki misi yang bertujuan untuk tinggi bidang
1.
Menyelenggarakan
pengembangan
2.
kompetensi di bidang industri perbatubaraan Sumsel sebagai Lumbung Energi Nasional. sumber energi pada dalam Batubara masyarakat pemanfaatan secara dan dan
Mengaplikasikan dan mengembangkan teknologi terapan mengolah berwawasan lingkungan. pengabdian positif kontribusi
Menyelengarakan
memberikan
4.
kesejahteraan masyarakat.
Menghasilkan SDM dalam bidang Teknik Pertambangan yang handal dan bertaqwa kepada Tuhan YME serta mengembangkan dan menerapkan iptek sesuai dengan perkembangan teknologi.
Tujuan Sebagai implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka waktu satu sampai lima tahun, dengan dan kemampuan Batubara yang dimiliki, merumuskan mempertimbangkan SDM
Menghasilkan tenaga ahli madya yang terdidik dan terlatih pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
35
3.
Menghasilkan lulusan yang mampu berbuat dan bersikap dalam menerapkan iptek secara arif dan bijaksana bagi masyarakat. aktif dan bersinergi dengan pemerintah dan terkait dalam mengoptimalkan potensi Batubara kepada kebijaksanaan Batubara nasional.
positif
4.
Semester 1 Agama Bahasa Inggris SKS SKS Matematika Terapan I2 SKS SKS Statistika Probabilistik 2 SKS SKS Pengantar Rekayasa 1 SKS SKS 2
Fisika Terapan
Mekanika Terapan
Geologi Dasar
Kristalografi & Tambang Kimia Terapan SKS Pompa & Kompresor Gambar Teknik 2 SKS SKS 2 3 SKS Mineralogi 2 SKS 2
36
Survey dan Topografi Semester 3 Geoglogy Struktur SKS Batu Bara Ganesa Bahan Galian SKS SKS Survey & Pemetaan SKS Praktikum Mekanika Tanah 2 SKS SKS Aplikasi Komputer Teknik Peledakan Tambang 2 SKS 2 SKS Ilmu Alamiah Dasar SKS Tanah Semester 4 2 SKS 3 Tambang Bawah SKS Ventilasi Tambang Semester 5 Manajemen Proyek 3 3 Alat Berat & Interaksi 3 SKS 3 SKS Teknik Pemboran 3 SKS
37
3 Semester 6
Perenc. Tambang 3 SKS Praktek Tambang Peng. Bahan Galian SKS SKS Rekayasa Lingkungan Tugas Akhir Tambang 2 SKS 2 SKS 4 3 Bawah Tanah 2
3.2.4
Lambang
38
1. 2. 3.
4.
Api Kuda Laut Jembatan Ampera Buku dengan Lis Hitam yang disatukan oleh satu lingkaran hitam dengan Pita yang bertuliskan Politeknik dibawahnya
bergaris
Akamigas Palembang
Keterangan Warna Lambang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Garis tepi berwarna hitam Dua buah binatang kuda laut berwarna merah. Jembatan Ampera warna coklat tua. Api gas warna merah kekuning-kuningan. Buku Kuning dengan lis hitam. Latar belakang warna biru. Pita putih dengan tulisan POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
berwarna hitam.
Keterangan Lambang :
1.
Api dengan Lima Lidah Api berwarna kuning melambangkan kehidupan, penerangan dan semangat yang menyala untuk kesuksesan berdasarkan Pancasila. Laut berwarna merah mengandung arti bahwa Akamigas Palembang dalam menjalankan pendidikan, untuk mengembangkan generasi penerus yang
meraih
2.
Kuda
Politeknik
mimiliki tujuan
39
3.
Jembatan
Ampera
melambangkan
tempat
berdirinya
Akamigas Palembang dan menggambarkan hubungan antara dunia pendidikan dan lapangan kerja. pengetahuan. dengan warna dasar biru bergaris hitam satu kesatuan yang kokoh dan kerja yang sinergis
sumber ilmu
5.
melambangkan
dalam mencapai tujuan Politeknik Akamigas Palembang dalam mempersiapkan sumberdaya manusia di bidang energi yang berwawasan lingkungan.
6.
Pita berwarna putih yang bertuliskan Politeknik Akamigas Palembang untuk terus berprestasi.
3.2.5
Struktur Organisasi
Direktur
Pembantu Dir. I
Pembantu Dir. II
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
40
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Fungsional 4.1.1 Analisa Pengguna Pengguna pada Politeknik Akamigas ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan kepentingan masing-masing terhadap Politeknik Akamigas, yaitu :
a. Pengelola
41
Pengelola merupakan orang yang bertanggung jawab mengurusi terdapat dan dan mengawasi kegiatan-kegiatan di lingkungan yang berhubungan Politeknik
Bagian
dan
Karyawan
Administrasi
Akademik,
dan
Kemahasiswaan
- Kepala
Bagian
dan
Karyawan
Administrasi
Keuangan
dan
Personalia - Ketua Program Studi masing-masing jurusan - Staff Pengajar - Kepala Perpustakaan - Kepala Labaratorium
b. Pengunjung Pengunjung di Politeknik Akamigas ini dapat dibedakan ke dalam dua kelompok yaitu : - Pengunjung umum Pengunjung umum adalah masyarakat umum baik anak-anak, remaja, dewasa yang berhubungan
42
dengan kegiatan migas contohnya yang ingin meneliti atau mengembangkan ilmunya mengenai migas. - Pengunjung khusus Pengujung khusus maksudnya adalah mahasiswa yang mengikuti sistem belajar mengajar yang ada di Politeknik Akamigas ini.
c. Servis Bagian servis merupakan orang yang bertanggung jawab memberikan pelayanan dan informasi kepada pengujung yang datang ke Politeknik Akamigas. Adapun servis meliputi: - Servis bagian keamanan - Servis bagian kebersihan - Servis bagian elektrikal & mekanikal
4.1.2
Pola Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Aktifitas yang dilakukan di Politeknik Akamigas ini
merupakan suatu interaksi yang terjadi antar pelaku pada suatu kelompok kegiatan. Pola kegiatan tersebut kemudian dikelompokkn menjadi :
a.
Sholat
44
Kebutuhan Ruang
Sifat Ruang
Direktur Bekerja R. Direktur Privat PERENCANAAN GEDUNG POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG Menerima Berkas dan Tanda Tangan Pembantu Direktur I, II, III Bekerja Menerima & membuat laporan Mengorganisir kegiatan Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan akademik & kemahasiswaaan Mengurusi masalah yang berhubungan dengan akademik kemahasiswaan Mengurusi laporan dan berkas tentang akademik Kabag & Karyawan Adm. Keuangan & Personalia Mencari dan mendata arsip Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan keuangan & personalia Mengurusi masalah keuangan yang berhubungan dengan Politeknik Mencari dan mendata arsip Ketua Program Studi Membuat Laporan Bekerja Mengurusi dan mengawasi kegiatan di program studi masing-masing Membantu kerja ketua program studi dalam hal akademik Mengurusi masalah administrasi jurusan Staff Pengajar Mengajar mahasiswa R. Pembantu Direktur Privat
R. Kabag Adm. Akademik & Kemahasisw aan R. Adm Akademik & Kemahasisw aan R. Arsip Akademik & Kemahasisw aan R. Kabag Adm. Keuangan & Personalia R. Adm Keuangan & Personalia R. Arsip Keuangan & Personalia R. Ketua Prog. Studi
Privat
Privat
Privat
Privat
Privat
R. Sekretaris Prodi
Privat
R. Privat Sumber: Analisis Administrasi R. Kelas & R. Lab. Dosen R. Kepala Perpustakaa n Privat Privat Privat
Beristirahat dan FAJRI MUHARRAM (53081006006) bersantai Kepala Bekerja Perpustakaan Mengawasi kegiatan yang berhubungan
45
Datan g Parkir
Lobby
Bekerj a/ Menelit
Pulang
- Pengunjung khusus Istirah at Datan g Parkir Labora tDiagram. 4.3 Pola Kegiatan Pengunjung Umum
Lobby
Belaja r
Makan
Pulang
Sholat
Sumber: Analisis
Sifat Ruang
Semi Privat
46
Praktikum /penelitian Bimbingan pelajaran Internet Berolahraga Mengikuti Organisasi Mengikuti seminar pelatihan Parkir Isoma
Publik Publik
Bekerja/Meneliti
R. Laboratorium
Mengikuti seminar
Tabel. 4.2 Kebutuhan Ruang Pengunjung
R. Pertemuan
c. Pola Kegiatan Servis Istirah at Datan g Parkir Lobby Servis Makan Pulang
Sumber: Analisis
Sholat
Diagram. 4.4 Pola Kegiatan Servis Sumber: Analisis
Kebutuhan Ruang
47
Kegiatan Mengawasi dan menjaga keamanan di lingkungan Politeknik Menjaga kebersihan si lingkungan Politeknik
R. Janitor
Servis
Bagian Mekanikal Mengurus & merawat R. ME Tabel. 4.3 Kebutuhan Ruang Servis & Elektrikal ME
Sumber: Analisis
Servis
4.1.3 Tinjauan Ruang Perkuliahan Pada sistem perkuliahannya, politeknik akamigas ini memerlukan ruangan pada tiap-tiap kegiatannya. Adapun standar ruang yang akan direncanakan yaitu : a. Ruang Kelas Teori Ruang kelas ini gunakan untuk mata kuliah teori dengan khusus. kapasitas runagan mencapai 40 orang, maupun sebuah mata ruang kuliah kelas Fasilitas pada meliputi mata kuliah umum
membutuhkan perlengkapan wajib seperti meja, kursi, papan tulis, dan proyektor. b. Aula/R. Serbaguna R. pertemuan mendukung serbaguna dengan kegiatan berfungsi kapasitas Politeknik sebagai yang besar seperti tempat yang kunjungan
48
perusahaan, seminar, pertemuan dan acara lainnya dengan kapasitas 300 orang c. Laboratorium Berdasarkan tinjauan fasilitas laboratorium yang ada, maka pembagian laboratorium berdasarkan program study yang meliputi : 1. Teknik Analisis Laboratorium Migas Pada jurusan ini memiliki beberapa laboratorium yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu: - Lab. Fisika - Lab. Kimia - Lab. Kimia Organik - Lab. Kimia Analisa: Labor Metode Pengujian - Lab. Kimia Analisa Instrumen BBM - Lab. Kimia Analisa Instrumen Petrokimia - Lab. Komputer dan Teknologi Informasi 2. Teknik Eksplorasi Produksi Migas Laboratorium pada jurusan ini digunakan untuk meliputi : - Lab. Dasar Bersama (Fisika, Kimia, Kimia Fisika) - Lab. Kebumian (Geologi dan Petrologi) - Lab. Geofisika Eksplorasi menunjang kegiatan praktikum yang
49
- Lab. Teknik Reservoir - Lab. Teknik Operasi Pemboran - Lab. Teknik Produksi Migas - UPT Komputer dan Teknologi Informasi 4.1.4 Dimensi Ruang Setelah melakukan analisa tentang kegiatan dan kebutuhan ruang , maka ditentukan ukuran standar dimensi ruang berdasarkan acuan standar/referensi sebagai berikut: a. Pengelola
50
N o
Ruang
Jumlah Ruang
Kapasit as
Standar (m2)
Sumber
(org) PERENCANAAN GEDUNG POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG 1 Lobby 1 50 Ruang bebas NAD 2 1.5m / orang 2 3 4 Resepsionis R. Penerima Tamu R. Direktur R. Tamu Toilet Ketua 5 R. Pembantu Direktur I R. Tamu R. Pembantu Ketua II R. Tamu 7 R. Pembantu Ketua III R. Tamu 8 R. Ka. Bag. Administrasi Akademik & Kemahasiswa an R. Ka. Bag. Administrasi Keuangan & Personalia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 8 1 4 1 1 4 1 4 1 4 1 5.79 4.5m2/ orang 12 4.5m2/ orang 3.6 12 4.5m2/ orang 12 4.5m2/ orang 12 4.5m2/ orang 12 DMRI NAD PTS NAD DMRI PTS NAD PTS NAD PTS NAD PTS
Sumber: Analisis
12
PTS
12
10 R. Rapat 11 R. Arsip
1 1
NAD DMRI
50 13.7
1 1
NAD NAD
44.6 9.02 51
b. Ruang Kuliah No Ruang Jumla h Ruang 1 Kapasitas (orang) 1 Standar (m2) 9 Sumbe r NAD Total Luas (m2) 9
2 3
1 1
4 1
NAD NAD
18 7
Ruang bebas 1.5m2/ orang 1.5m2/ orang, 0.77m2/ lemari 1.5m2/ orang 1.54m2/ wc 1.1m2/ urinoir 1.1m2/ wastafel
NAD
7,5
R. Arsip
DMRI
15
R. Kuliah
NAD
90
Toilet Pria
NAD
27,06
Toilet Wanita
NAD
31,68
52
Luasan
Sumber: Analisis
Kapasita s (orang) 40 40 40 40
Standar (m2)
Sumbe r
1 2 3 4
Lab. Fisika Lab. Kimia Lab. Kimia Organik Lab. Kimia Analisa: Labor Metode Pengujian Lab. Kimia Analisa Instrumen BBM Lab. Kimia Analisa Instrumen Lab. Komputer dan Petrokimia Teknologi Informasi Lab. Dasar Bersama (Fisika, Kimia, Kimia Fisika)
5 6 7 8
1 1 1 1
40 40 40 40
9 10
1 1
40 40
2.5/m2 2.5/m2
ASUMS I ASUMS I
100 100
53
11 12 13 14
Lab. Teknik Reservoir Lab. Teknik Operasi Pemboran Lab. Teknik Produksi Migas UPT Komputer dan Teknologi Informasi
1 1 1 1
40 40 40 40
d. Perpustakaan N o 1 2 3 4 5 Ruang Jumlah Ruang 1 1 1 1 1 Kapasit as 25 1 10 10 10 rak Standar (m2) Sumber Total Luas (m2) 21,25 14 20 90 250
54
6 7 8
1 1 1
45 1 3
Toilet Wanita
NAD
10,56
1 0
Gudang
ASUMSI
e. Fasilitas Penunjang N o Ruang Jumlah Ruang Kapasit as Standar (m2) Sumber Total Luas (m2)
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) 1 2 R. Sekretariat BEM R. Ekstrakurikuler 1 5 50 30 1.5m2/ orang 1.5m2/ orang NAD NAD 75 150
55
Toilet Pria
NAD
9,02
Toilet Wanita
NAD
10,56
Kantin 1 2 3 4 5 R. Makan Dapur Bersih T. Pelayanan T. Cuci Toilet Pria 1 1 1 1 1 200 3 1m2/ orang 20% dari luas kantin 20% dari luas dapur 20% dari luas dapur 1.54m2/ wc 1.1m2/ urinoir 1.1m2/ wastafel 1.54m2/ wc 1.1m2/ wastafel 6 Jumlah Sirkulasi 30 % Total Luasan NAD NAD NAD NAD NAD 200 40 8 8 9,02
6 7
1 1
4 -
NAD ASUMSI
56
54 Aula 1 2 3 4 5 6 7 Lobby R. Pertemuan R. Pertunjukan R. Persiapan R. Ganti Gudang Toilet Pria 1 1 1 2 2 1 1 25 300 30 6 4 3 0.85m2/ orang 2.2m2/ orang 2.42m2/ orang 1.8m2/ orang 2m2/ orang 6 1.54m2/ wc 1.1m2/ urinoir 1.1m2/ wastafel 8 Toilet Wanita 1 4 1.54m2/ wc 1.1m2/ wastafel Jumlah Sirkulasi 30 % Total Luasan
Tabel. 4.8 Dimensi Ruang Penunjang
NAD
10,56
Sumber: Analisis
: Dimensi Manusia & Ruang Interior : Neufert Architect Data : Analisa Ruang Gerak : Standar PTS
57
4.2 Tinjauan Konstektual 4.2.1 Tapak dan Lingkungan Menurut pengertiannya, zona, zoning dan zoning
regulation yaitu. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik. Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Sedangkan zoning regulation dapat didefinisikan sebagai ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai 4.2.2 prosedur Tujuan Tujuan penyusunan peraturan zonasi dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, keseimbangan dan keserasian atas dan suatu mengatur satuan ruang. kesehatan, keamanan kesejahteraan pelaksanaan pembangunan.
3. Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai serta meningkatkan kualitas hidup.
58
5.
Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak guna serta mendorong peran serta
4.2.3
1. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional. Peraturan zonasi dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan tentang perjabaran rencana dari yang bersifat makro ke dalam rencana yang bersifat meso sampai kepada rencana yang bersifat mikro (rinci). 2. Sebagai panduan teknis pemanfaatan lahan. Ketentuanketentuan teknis yang menjadi kandungan peraturan zonasi, seperti ketentuan tentang penggunaan rinci, batasan-batasan pengembangan persil dan ketentuanketentuan lainnya menjadi dasar dalam pengembangan dan pemanfaatan lahan. 3. Sebagai instrumen pengendalian pembangunan.
Peraturan zonasi yang lengkap akan memuat ketentuan tentang prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya. Ketentuan-ketentuan yang ada karena dikemas dalam aturan penyusunan perundangundangan yang baku dapat dijadikan landasan dalam penegakan hukum.
59
4.2.4
penting kedudukannya ketimbang perencanaan dan harus ditetapkan sebagai prioritas dalam penyusunannya .Begitu pentingnya peraturan zonasi ini sehingga ada pendapat yang mengatakan better regulation without planning rather than planning without regulation.Konsepsi increamental planning seperti yang dipraktekkan di Houston dan floating zone sebagaimana yang diberlakukan di Perancis, dapat dikatakan mencerminkan hal tersebut.Houston tidak memiliki zoning plan, sedangkan Perancis menyusun konsepsi zoning plan atas dasar zona existing. Tetapi mereka memiliki regulasi yang kuat untuk alat bernegosiasi, yaitu Houston dengan peraturan land usenya dan Perancis dengan peraturan zonasinya . Demikian juga pengalaman kota Jakarta semasa zaman kolonial dan dua dekade awal kemerdekaan. Pemerintah Hindia Belanda tidak pernah menyusun Master Plan kota Jakarta tetapi hanya menyiapkan sebuah peraturan yaitu Kringen Type Verordening 1941 / KTV 1941 ( Peraturan Lingkungan dan Jenis Bangunan 1941 ). Peraturan ini sudah dapat digolongkan sebagai peraturan zonasi dalam bentuk yang sederhana karena materi yang diatur masih sangat terbatas sesuai dengan kondisi kota Jakarta pada saat itu. Namun peraturan inilah yang dipakai sebagai acuan dalam perencanaan bagian-bagian wilayah kota Jakarta seperti Menteng, Kebayoran. KTV 1941 kemudian dianggap sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan kota Jakarta dan dinyatakan tidak berlaku melalui Perda 6 Tahun 1999.
60
Pada
hampir
semua
negara,
peraturan
zonasi
ditetapkan sebagai peraturan nasional, meskipun yang diatur adalah muatan yang lebih bersifat lokal, seperti di Inggris, Perancis, Jepang , Malaysia dlsbnya. Amerika Serikat juga sampai sekarang masih menetapkan zoning sebagai peraturan nasional dan telah diadopsi oleh banyak kota di sana. Namun masih diberikan kelonggaran bagi setiap kota untuk menyusun peraturan zonasinya sendiri. Demikian juga hendaknya bagi Indonesia , seyogyanya peraturan ini bersifat nasional. Dengan peraturan yang sifatnya nasional, lebih mudah melaksanakan pemaduan serasian rencana tata ruang antar wilayah yang setara. Selain peraturan zonasi memang ada ketentuan dan peraturan lain yang dikembangkan setelah suatu rencana rinci selesai disusun. Itulah peraturan yang disebut development control plan di Inggris dan beberapa negara persemakmurannya atau urban design guidelines di Amerika Serikat. Peraturan ini sifatnya supplement dan sangat spesifik dan hanya diberlakukan pada zona yang dikategorikan sebagai overlay zone, yaitu kawasan yang minimal memiliki dua kepentingan yang berbeda sehingga memerlukan penanganan khusus. Misalnya pusat kota, daerah bandara dan sekitarnya, kawasan heritage, kawasan tepi air dan lain sebagainya. Sedangkan zoning regulation sifatnya generik dan berlaku umum untuk setiap jengkal lahan perkotaan. Peraturan antara lain : - Zoning code ( San Diego ) zonasi dikenal dengan berbagai istilah
61
- Zoning ordinance ( New York ) - Zoning and land development code ( Palm Beach ) - Zoning resolution / zoning regulation ( beberapa kota di Amerika Serikat ) - Town Planning Act and Zoning Code ( Jepang ) - Town and Country Planning Act ( Inggris, Singapore, Malaysia ) - Reglement de zone ( Perancis ). Secara berkembang umum di model peraturan dapat zonasi yang
berbagai
negara
dikelompokkan
menjadi 3 model yaitu : floating zoning (Perancis), flexible zoning dan rigid zoning (Amerika Serikat). Akan tetapi model rigid zoning sudah banyak ditinggalkan oleh beberapa kota di dunia.
Zoning di Indonesia Penerbitan KTV 1941 (peraturan tentang lingkungan dan jenis bangunan) untuk kota Jakarta oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1941 dapat dikatakan merupakan awal kehadiran peraturan zonasi di Indonesia. Dalam perjalanannya terutama pada era kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, KTV 1941 dianggap sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan pembangunan kota pada saat itu, karena :.
62
Pertama ; KTV 41 sama sekali belum mengatur tentang pembangunan bangunan tinggi dan kedua ; karena klasifikasi zonasi yang ada sudah tidak lagi sesuai dengan pertumbuhan kota Jakarta sebagai kota metropolitan. KTV 41 menetapkan klasifikasi zonasi menjadi 3 kategori utama, yaitu zona urban , zona rural dan zona umum. Ketentuan- ketentuan yang tercantum dalam peraturan pembangunan sub zona rural terutama tentang batasan minimum luas petak, KDB, serta pemanfaatan lahannya semata untuk lahan pertanian menjadi kendala bagi pembangunan Jakarta. Untuk menutupi kekurangan tersebut maka pada tahun 1975 diterbitkanlah Peraturan Daerah No.4 Tahun 1975 tentang Ketentuan Bangunan Bertingkat di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta . Setelah itu berbagai Keputusan Gubernur yang terkait dengan pembangunan kota juga diterbitkan (SK Gub No. 540, SK 640, SK 678 dan lain sebagainya). Semua peraturan tersebut tersebar dalam beberapa dokumen yang terpisah dan satu sama lainya tumpang tindih dan kadang saling bertentangan. Disamping itu dari sisi hukum, SK Gubernur kekuatan hukumnya sangat lemah. Akhirnya Perda 6 Tahun 1999 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi DKI Jakarta, menyatakan bahwa KTV 41 tidak berlaku lagi dan diamanatkan untuk segera menyusun peraturan zonasi sebagai gantinya. Sebenarnya upaya untuk menyusun peraturan zonasi di Jakarta sudah dimulai pada awal tahun 1980- an dan kebetulan penulis termasuk yang ditugasi menyusun Peraturan dimaksud. Pekerjaan dimulai dengan mengumpulkan dan mempelajari peraturan zonasi yang berlaku pada beberapa kota di dunia
63
dan setelah mencari model yang kira-kira sesuai dengan kondisi Jakarta, akhirnya peraturan zonasi untuk Jakarta berhasil disusun pada tahun 2002 tetapi masih dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah. Naskah Raperda tentang zonasi ini bahkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, cq Dinas Tata Kota telah desiminasikan ke berbagai instansi dan perguruan tinggi, antara lain Dinas-dinas teknis di lingkungan Pemda, Bappeda, Ditjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, Bappenas, ITB, UI dan lain-lain. Hasil positipnya adalah kesadaran tentang pentingnya peraturan ini semakin meluas dan apa yang selama ini diharapkan yaitu agar peraturan zonasi menjadi salah satu ketentuan perundangan berhasil diwujudkan. Namun sayangnya raperda dimaksud sampai hari ini belum disahkan menjadi perda karena tidak adanya political will ditingkat pimpinan DKI untuk menyelesaikannya. Sebagai kesimpulan dapat disampaikan bahwa
kelahiran zoning di Amerika maupun Inggris mempunyai latar belakang yang hampir serupa yaitu untuk mengendalikan keserakahan pengusaha properti maupun industri. Sehingga tidaklah salah apabila ada beberapa pakar perencanaan kota memberi respons positip tentang zoning antara lain Robert Hood yang menyatakan bahwa zoning adalah langkah awal menuju community planning di mana milik perorangan tunduk terhadap kepentingan kesejahteraan masyarakat dan Hugh Ferris yang menyatakan bahwa zoning adalah dimensi demokratik dalam pembangunan kota karena melindungi hak publik terhadap hak property yang semula tidak terbatas. Di Indonesia yang mendorong Pemerintah Hindia Belanda
64
menyusun KTV 1941 adalah sebagai respons terhadap berbagai permasalahan lingkungan kota tua saat itu akibat munculnya hunian-hunian kumuh yang tidak hygienis .Perencanaan sebagian daerah Menteng dan Kebayoran Baru dibuat berdasarkan peraturan tersebut. Sampai saat ini tidak ada kawasan yang bisa menandingi perencanaan daerah Menteng dan Kebayoran, sekalipun Pondok Indah ataupun Simprug.Tetapi sayangnya kondisi Menteng dan Kebayoran sekarang ini secara perlahan tetapi pasti sedang menuju degradasi lingkungan yang parah.Semuanya diawali dengan kemunculan berbagai kegiatan yang tidak kompatibel dengan penggunaan lahan di kedua wilayah tersebut. Rencana Tapak (Site Plan) adalah gambaran /peta rencana peletakan bangunan /kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Peta atau material lainnya sebagai panduan, kita akan mengunjungi tempat yang paling mendekati keinginan klien dan menjelajahinya atau dengan baik kendaraan lagi atau pesawat helikopter terbang, lebih dengan
Mempersiapkan laporan presentasi yang didokumentasikan dengan baik untuk dewan direksi, pejabat yang berwenang, atau Bappeda. Laporan seperti ini, baiksecara lisan atau tulisan, merupakan tugas membuat daftar tapak untuk mencari kesesuaiannya. 4.2.5 PertimbanganPemilihanTapak
65
ruangbebas Topografi, seperti pohon peneduh, pemandangan bagus & lereng yang menyenangkan Kualitas lingkungan Dampak proyek terhadap lingkungan sekitarnya
Pertimbangan Pemilihan Tapak Jumlah, sifat dan kondisi bangunan yang ada pada tapak Jumlah keluarga penghuni Relokasi penduduk Pemindahan penduduk
4.3 Tinjauan Arsitektural
4.3.1
bangunan. Dan seperti yang pada Politeknik Akamigas ini bangunan menggunakan pola massa mejemuk dengan fungsi yang berbeda-beda di setiap bangunannya Pola massa majemuk memiliki kelebihan antara lain pada bangunan dengan massa majemuk masing-masing aktivitasnya dapat berdiri sendiri, pola penyusunan lebih dinamis dan fleksibel terhadap kondisi lahan, dan dapat membentuk ruang-ruang terbuka. Selain itu pola ini memiliki kekurangan yaitu pengguanaan pola ini membutuhkan lahan yang relatif lebih luas untuk besaran
66
yang sama bila dibandingkan dengan pola massa tunggal dan ruang sirkulasi yang dibutuhkan relatif cukup besar. 4.4 Tinjauan Struktur 4.4.1 Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbedabeda.Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu. Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (Steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri
67
membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem Pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalasi adalah : - untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras - untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah. Dalam kapasitas kasus konstruksi dari berat, sepertinya tidak bahwa akan tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang
daya
pikul
tanah
dangkal
memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi
68
tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga. (Willy). Pondasi menerus biasa di gunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan ke tanah melelui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan. Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 - 80 cm, sedang konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu kali, lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok.
4.4.2
Struktur Badan
69
Struktur badan yang digunakan adalah struktur rigid frame (rangka kaku) yang berupa kolom, balok, dan plat lantai yang mampu menahan gaya vertikal dan horizontal. 4.4.2.1 Balok Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang diantaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok yang dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun disebut sebagai kubus.
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi panjang, dimana setiap sisi persegi panjang berimpit dengan tepat satu sisi persegi panjang yang lain dan persegi panjang yang sehadap adalahkongruen. Bangun berbentuk balok dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,seperti : sebuah bis,brankas besi berbentuk balok,kotak speker berbentuk balok dan almari yang berbentuk balok.
70
Sebuah balok dibatasi oleh 6 buah sisi yang masingmasing antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sisi alas Sisi atas Sisi depan Sisi belakang Sisi kanan Sisi kiri 4.4.2.2 Kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. tekan Kolom yang merupakan suatu elemen struktur
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
71
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
4.4.2.3 Plat
72
Plat lantai yang dimaksud adalah plat yang terbuat dari beton bertulang, dapat difungsikan sebagi lantai atau atap, A.Plat Atap
Untuk plat beton yang difungsikan sebagai atap, tebal minimum plat adalah 7 cm dengan tulangan (besi beton) 1 lapis, jarak antara tulangan beton adalah 2 x tebal plat atau 20 cm, diambil nilai yang terkecil, contoh tebal plat 7 cm maka jarak tulangan 2 x 7 cm = 14 Akan cm, maka yang dipakai berjarak 14 cm. tetapi penerapan dilapangan biasanya
menggunakan tulangan pokok diameter 8mm jarak 10 cm, sedangkan tulangan pembagi diameter 6 mm berjarak 10 cm, apabilah dak tersebut cantilever, maksimum 100 cm, bila lebih dari itu sebaiknya struktur dihitung, atau menggunakan besi beton untuk tulangan pokok berdiameter 10 mm dengan jarak 10 cm, sdengkan tulangan pembagi dapat dipaki diameter 6mm berjarak 10 cm.
73
B. Plat Lantai Untuk plat beton yang difungsikan sebagai lantai, tebal minimum adalah 12 cm, dengan tulang (besi beton) 2 lapis, yaitu menggunakan besi beton diameter 10 mm berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum, dan diameter 10 mm berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum. Penyeragaman diameter besi beton agar memudahkan pengerjaan dilapangan.
4.4.3 Struktur Atas Struktur atas ( atap ) menggunakan struktur atap truss.Struktur truss atau rangka batang adalah sebuah struktur yang terangkai dari beberapa batang yang disambungkan pada ujung batang di titik buhul atau simpul. Pada umumnya bentuk tersebut terdiri dari deretan bentuk segitiga yang disambungkan.Sambungan pada titik buhul biasanya memakai alat sambung baut, paku keling atau las. 4.4.3.1 Rangka Atap Baja Ringan C-Truss
74
C-Truss merupakan produk rangka atap baja ringan yang terbuat dari bahan baja mutu tinggi (High Tensile) G550 yang dilapisi dengan: Zinc-Aluminium setebal 100 gr/m2 (AZ 100).
Rangka atap baja ringan C-Truss cocok dan dapat digunakan untuk rumah, ruko, sekolah dengan bentuk/ model atap seperti: Pelana, Prisma, Joglo, atap rumah adat Minang, dan lainnya. Selain itu, rangka atap baja ringan C-Truss juga cocok dipadukan dengan penutup atap/genteng yang terbuat dari bahan metal (ringan), keramik, dan bahkan beton yang relatif berat. 4.4.3.2 Space frame Space konstruksi Frame rangka System ruang adalah dengan suatu suatu sistem sistem
sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga sehingga Space Frame ini mudah untuk dipasang,
75
dibentuk dan dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat. Seluruh komponen Space Frame ini sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Space Frame ini juga merupakan media desain seperti bentuk pyramid, dome dan lainnya, terutama untuk bentangan besar yang memerlukan ruang bebas kolom seperti untuk bangunan hangar, stadion, pabrik dan skylight. Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi hitam berikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan ball joint / bola sebagaibmediatornya. Ball joint ini dapat terbuat dari baja padat atau stainlessbsteel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan Elektrostatic powder coating, duco atau hotdip zincalume galvanized.
76
Kelangsungan kegiatan dan pemeliharaan mesin serta peralatan Politeknik Akamigas dari kerusakan
4.5.1
Sistem pencahayaan 4.5.1.1 Pencahayaan Buatan Penggunaan lampu pijar untuk ruang-ruang privat, dan lampu sorot ( spot light) untuk menciptakan efek tertentu diletakkan pada bagian yang membutuhkan estetika dan menjadi titik fokus suatu ruang, misalnya ruang publik Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.[1] Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan yang lampu terang pijar lebih untuk besar menghasilkan cahaya
77
seperti lampu pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi. Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan,
[8]
contohnya
dan pemanas
inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri. Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.[12] 1. Bola lampu 2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen) 3. Filamen wolfram 4. Kawat penghubung ke kaki tengah 5. Kawat penghubung ke ulir 6. Kawat penyangga 7. Kaca penyangga 8. Kontak listrik di ulir 9. Sekrup ulir 10. Isolator
Gbr. 4.7 Lampu sumber: internet
11.
Selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut dengan bola lampu. Macammacam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk bola, bentuk jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola lampu antara lain yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning. 4.5.1.2. Pencahayaan alami
78
alami
bersumber dimanfaatkan
dari
cahaya matahari
harus
semaksiml
penggunaan
cahaya
digunakan pada ruang-ruang publik seperti lobby, ruang publik yang diarahkan pada bagian timur, sedangkan bagian barat yang sedikit membutuhkan sinar matahari dimanfaatkan untuk ruang privat. 4.5.2 Sistem Penghawaan 4.5.2.1 Penghawaan buatan A. AC Central AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan di distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara / ducting ac.
Secara garis besar, Sistem AC Central terbagi atas beberapa komponen yaitu :
79
AHU (Air Handling Unit) Ducting AC / saluran ac Cooling Tower Pompa Sirkulasi Ada dua sistem AC Central yang ada di pasaran saat ini yaitu : Sistem Air dan Sistem Freon. Pada sistem air, media pembawa dingin yang berjalan dalam pipa distribusi adalah air / water. Sedangkan pada sistem freon, media yang dipakai untuk membawa dingin adalah freon. Sistem air memiliki kelebihan dapat digunakan dalam skala yang besar / gedung bertingkat atau mall yang berukuran besar. Sedangkan Sistem freon hanya dapat dipakai dalam sistem yang tidak terlalu besar / jauh jaraknya antara unit indoor dan outdoor. B. Sistem Freon Pada sistem freon, unit AC Central yang dikenal biasa disebut dengan Split Duct. Prinsip kerjanya hampir sama dengan sistem ac split biasa, akan tetapi lubang udaranya menggunakan sistem ducting / pipa dan pada tiap-tiap keluaran udaranya menggunakan diffuser. Untuk mengatur besar kecilnya udara yang keluar digunakan damper.
80
Mini market klinik sekolah / universitas ruangan kantor dll. Kelebihan daripada sistem ac central split duct ini adalah pendistribusian dinginnya merata pada setiap ruangan dan komponen yang dipakai tidak terlalu banyak ac. 4.5.2.2 Penghawaan Alami Penghawaan alami adalah penghawaan yang bersumber dari angin dan udara yang ada di sekitar bangunan. karena hanya menggunakan unit indoor, condensing unit / outdoor ac, dan ducting ac / saluran
81
4.5.3.2 Down
Feed System
Air dipompakan dari bawah ke reservoir atas, kemudian disalurkan ke outlet air secara gravitasi
4.5.4
sumber: internet
Wastafe l, urinoir
Saluran tertutup
Bak kontrol
Riol kota
82
Closet
Saluran tertutup
Septictan k
Resapan
Bak kontrol
Air hujan
Riol kota
4.5.5
Sistem Listrik
Power utama
Genset berfungsi sebagai tenaga cadangan bila aliran air listrik padam dan akan bekerja secara otomatis yang digerakkan dengan mesin diesel. Genset adalah peralatan yang dapat menghasilkan energi
83
listrik. Genset dengan daya kecil seringkali dipakai di rumah-rumah tangga. Genset merupakan singkatan dari Generator Set. Sebuah alat yang merupakan kombinasi dari Mesin dan Generator pembangkit listrik yang biasa disebut GENO. Genset bisa menggunakan bermacam macam mesin sesuai kebutuhan. Baik mesin bensin, mesin diesel, mesin gas, maupun mesin turbin. Pada hakikatnya, sebuah mesin digunakan untuk memutar sebuah generator pembangkit yang terbuat dari sekumpulan kawat tembaga. Hasil putaran tersebut menghasilkan medan magnet yang apabila diputar terus menerus dalam suatu kecepatan yang konstan dan berkelanjutan akan menghasilkan arus listrik.
4.5.6
Sistem Telekomunikasi
sumber: internet
84
Alat
komunikasi
yang
digunakan
adalah
tetelpon
menggunakan PABX (private automatic branch eschange) dengan menggunakan panel-panel dan terminal telepon.
TELKOM PABX
Diagram. 4.8 Sistem Telekomunikasi Sumber: Analisis
Ruang A
4.5.7
Sistem Transportasi Bangunan 4.5.7.1 Tangga Sistem transportasi pada bangunan Politeknik Akamigas ini menggunakan tangga. Tangga berfungsi sebagai sirkulasi umum dan sebagai jalur emergency pada keadaan darurat. Tinggi anak tangga sekitar 20 cm, dan lebar anak tangga 40cm, sedangkan bordes lebar nya 1m. Dan dilengkapi dengan karet anti slip agar tidak licin. Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain.Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.
biasanya
digunakan
untuk
dua bidang horisontal pada bangunan lantai bangunan yang berbeda 4.5.7.2 Lift
85
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik. Ada beberapa jenis lift:
Lift penumpang Lift Observasi Lift barang Lift automobil Lift pasien (Bed Elevator) Tipe mesin lift Menurut jenis mesinnya menjadi beberapa kategori: bisa dikategorikan
Gearless - menggunakan motor dengan torsi besar dan kecepatan rendah MRL / Machine Room Less - menggunaka motor magnet permanen yang lebih kecil
86
4.5.8
Sistem Proteksi Kebakaran Adanya head detector merupakan alat pengindra panas pada saat kebakaran, smoke detector merupakan alat pengindra asap, Hydrant merupakan alat instalasi air untuk memadamkan api, sprinkler ( merupakan titik yang mengeluarkan semprotan), dan adanya tangga darurat. 4.5.8.1 Hydrant Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan menggunakan media air. Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu hydrant halaman (pilar) dan hydrant gedung (box). Dalam mengevaluasi perencanaan instalasi pemadam dengan sistem hydrant kebakaran diperlukan perhitungan kebutuhan air pemadam, kehilangan tekanan, jenis dan spesifikasi pipa kebakaran, debit dan head pompa yang digunakan. Fungsi utama hydrant adalah sebagai salah satu sumber air apabila terjadi kebakaran, dan tahukah anda bahwa di negara-negara maju ada pewarnaan dan tanda-tanda khusus untuk standar setiap
sistem hydrant sedangkan di negaranegara dunia ketiga hal tersebut belum lazim. 4.5.8.2 Smoke detector Smoke Detector merupakan alat pendeteksi asap pabila terjadi kebakaran baik di gedung, rumah, perkantoran dll
87
4.5.8.3 Sprinkler Sprinkler adalah alat yang biasanya menempel dilangit-langit kantor atau hotel. Sprinkler sendiri adalah sebuah alat yang dapat menyemburkan air jika mendeteksi panas disebuah ruangan yang mencapai 68 derajat celcius.
88
TPA
BAB V KESIMPULAN
Politeknik Akamigas merupakan salah satu pusat pendidikan di bidang migas. Ruang- ruang yang dibutuhkan dalam
89