You are on page 1of 12

HAKEKAT KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Dalam Era globalisasi dan pasar bebas kita dihadapikan pada

perubahan yang tidak menentu. Ibarat nelayan di lautan lepas yang dapat menyesatkan jika tidak memiliki kompas sabagai pedoman untuk bertindakdan mngarunginya. Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak linear antara pendidikan dengan lapangan kerja atau one to one relafanship, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit diikuti oleh dunia pendidikan , sehingga terjadi kesenjangan. Menanggapi hal tersebut dan krisis muneter yang melanda Negaranegara Asia akhir-akhir ini, direktur pacific economic cooperation (dalam tilaar, 1998; E. mulayasa, 2002) menyatakan bhahwa bangsa-bangsa khususnya di Asia Fasifik perlu mempunyai outward and forward,. Pembangunan Nasional jangan hanya melihat kebutuhan internal masyarakat dan dengan pandangan keluar dan ke depan, karena masyarakat dan bangsa kita adalah bagian dari suatu masyarakat dunia yang semakin menyatu. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan pakar ekonomi luhan, bahwa dalam era globalisasi dunia tak ubahnya seperti suatu desa (desa dunia), kejadian diujung yang satu akan segera diketahui dari ujuntg lainnya. Dengan demikian era globalisasi bukan saja suatu era yang berbasis teknologi informasi tetapi juga berbasis transparansi. Yang akan melejitkan kemampuan luar biasa manusia tanpa batas. Era ini akan menjadi era yang sangat berbahaya bagi manusia, dan akan mengancam ketentraman hidup manusia, bahkan tidak menutup kemungkinan musnahnya makhluk manusia, tatkala iman dan takwa sudah tidak ada lagi di dada mereka. Mereka akan menjadi hamba makhluk yang gersang, dan hanya akan menjadi hamba dunia. Oleh karena itu, kita harus senantiasa waspada agar setan yang berbentuk kemewahan dunia tidak mengasai dan menyesatkan manusia. Dalam kaitannya dengan pendidikan, berbagai analisis menunjukkan bahwa pendidikan Nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang perlu mendapat penanganan secepatnya, di antaranya berkaitan dengan masalah relevasi, atau kesesuaian antara bangunan. Dalam kerangka inilah pemerintah menggagas KTSP, sebagai tindak lanjut kebajikan pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi. KTSP merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan. Dengan dimikian, melalui KTSP ini pemerintah berharap didikan dan pembangunan, serta kebutuhabn dunia kerja dapat segera teratasi. Tujuan penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu : (1) Tujuan Umum untuk mendeskripsikan pelaksanaan KTSP pembelajaran membaca di SMP Negeri 1 Buluspesantren Kebumen; (2) Tujuan Khusus untuk mendeskripsikan hakikat persepsi, hakikat kurikulum, hakikat KTSP, hakikat KTSP bahasa Indonesia, hambatan dan cara mengatasinya. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode kualitatif bentuk studi kasus tunggal. Data utama berupa kata dan tindakan. Sumber data di peroleh dari informan, peristiwa dan dokumen. Informan dari studi ini adalah wakil kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, siswa dan petugas perpustakaan. Teknik penentuan sampel yang di gunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan analisis dokumen. Guna memperoleh kesahihan data, peneliti melakukan triangulasi data, review informan

menyusun data base, dan hadir di lokasi studi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif . Temuan penelitian adalah : (1) Secara umum kompetensi dasar guru terbatas. Hal ini di tunjukan dari penguasaan konsep pembelajaran bahasa Indonesia, terbatasnya penguasaan bahan ajar, terbatasnya penguasaan administrasi pembelajaran, terbatasnya bimbingan individual siswa dan kurangnya ketrampilan dalam menggunakan. Karena terbatasnya kompetensi tersebut, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan belum sesuai dengan tuntutan KTSP; (2) Implementasi KTSP bahasa Indonesia masih mengalami beberapa hambatan, antara lain : sistem dan kebijakan pendidikan berubah-ubah dan tidak singkron, administrasi KBM yang cukup rumit/kompleks baik pada perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pola mengajar guru belum menyesuaikan tuntutan KTSP serta penggunaan media masih terbatas; (3) Usaha yang dilakukan kepala sekolah dan guru adalah membenahi budaya sekolah, menyelenggarakan workshop antara lain : KTSP, CTL, Model-model penilaian, pembuatan media pembelajaran/powerpoint, pelatihan komputer, pelatihan bahasa Inggris, memfasilitasi guru untuk mengikuti diklat/workshop, kegiatan loka karya atau seminar, memenuhi sarana prasarana minimal dan memfasilitasi siswa untuk berbagai kegiatan yang menunjang keberhasilan KBM.

. A. Pendahuluan

KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh karena itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004). Ini dapat dilihat dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengolaan kurikulum yakni yang disebur dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). B. Pengertian dan Karateristik KTSP 1. Pengertian Apa sebenarnya KTSP tersebut? Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ada beberapa hal yang berhubungan dengan makna kurikulum operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersifat opersional, maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan yang telah disusun oleh pemerintah secara nasional. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1, yang menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional. Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang KTSP dituntut dan harus memerhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi Undaang-Undang No. 20 tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan dengan prinsip diservikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit pelajaran. 2. Karakteristik KTSP Kurikulum terdiri atas 4 desain, yakni desain kurikulum disiplin ilmu atau yang dikenal dengan kurikulum subjek akademis, kurikulum pengembangan individu yang sering kita kenal dengan

kurikulum humanistik, kurikulum berorientasi pada pada kehidupan masyarakat atau yang kita kenal dengan rekontruksi sosial serta kurikulum teknologis. Dihubungkan dengan konsep dasar dan desain kurikulum diatas, maka KTSP memiliki unsur tersebut yang sekaligus merupakan karakteristik KTSP itu sendiri, yakni :

Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang beroriantasi kepada disiplin ilmu. Hal ini dapat kita lihat pertama, struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak di ukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran . KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.

C. Tujuan KTSP Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. 1. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Sebagai kurikulum operasional, KTSP menuntut keterlibatan masyarakat secara penuh, sebab tanggung jawab pengembangan kurikulum tidak lagi berada di pemerintah, akan tetapi disekolah, sedangkan sekolah akan berkembang manakala ada keterlibatan masyarakat. 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Melalui KTSP diharapkan setiap sekolah atau satuan pendidikan akan berlomba dalam menyusun program kurikulum sekaligus berlomba dalam mengimplementasikannya. D. Dasar Penyusunan KTSP Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan formal. Landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar. Kedua, budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif. E. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Berpusat pada potensi , perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan lingkungannya, KTSP memiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered). 2. Beragam dan terpadu, Pengembangan kurikulum memerhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai serta tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan gender. 3. Tangggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan, Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengenbangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan, Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kanan keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat, Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan anatara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memerhatikan kondisi dan tuntutan keinginan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia yang seutuhnya. 7. Seimbang anatara kepentingan nasional dan kepentingan daerah, Kurikulum dikembangakan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangaka negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) Disamping itu, dalam mengimplementasikan KTSP juga harus memerhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan, diantaranya sebagai berikut ;

Peningkatan iman dan takwan serta ahlak mulia. Pengenbangan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Tuntutan pengembangan daerah dan nasional Tuntutan dunia kerja Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Agama Dinamika perkembangan global Persatuan dan nilai-nilai kebangsaan

Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kesetaraan gender Karakteristik satuan pendidikan

F. Komponen KTSP 1. Satuan pendidikan 2. Struktur program dan muatan kurikulum 3. Kalender pendidikan 4. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran G. Proses Penyusunan KTSP 1. Analisis konteks

Mengindentifikasi standar isi dan standar kemampuan lulusan sebagai sumber dan acuan penyusunan KTSP Menganalisis kondisi yang ada dari satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya dan program-program. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan lingkungan sekitar, komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

2. Mekanisme Penyusunan

Tim penyusun

Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK, terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolag sebagai ketua merangkap anggota. Didalam kegiatan ini penyusun melibatkan komite sekolah dan narasumber dan pihak lain yang terkait.

Kegiatan

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah

Pemberlakuan

Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah sekolah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dengan mengacu pada Standar Isi dan (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penyusunan KTSP berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan (BSNP) dan ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di daerah dan untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis maupun non akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek yang dilandasi iman dan takwa. B. Rumusan Masalah 1. Hakekat KTSP 2. Memaknai standar isi BAB II

PEMBAHASAN A. Hakekat KTSP KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)[1] Tujuannya adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partifipatif dalam pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan KTSP, dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan orangtua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah.[2] Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk : 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sisitem penilaian. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: 1. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan 2. Pertisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi 3. Kepemimpinan yang demokrasi dan profesional 4. Tim kerja yang kompak dan transparan.[3] Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dilandasi oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut: UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas PP nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Permendiknas nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan permendiknas no. 22,dan 23. [4] Mulyasa (2007 : 19) menyatakan bahwa KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP ditandatangani pada 23 Mei 2006 dan diberlakukan di Indonesia mulai tahun ajaran 2006/2007. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. KTSP diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP berlaku pada jenjang pendidikan dasar

( Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) dan menengah (Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan) dan disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). B. Memaknai Standar Isi Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.[5] Acuan operasional penyusunan KTSP : a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik c. Perkembangan potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional e. f. Tuntutan dunia kerja Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

g. Agama h. Dinamika Perkembangan Global i. j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

k. Kesetaraan gender l. Karakteristik satuan pendidikan Dalam penerapan KTSP, kurikulum sekolah satu dengan yang lainnya bisa saja berbeda. Sebab, penerapan KTSP mulai tahun 2006/2007 memberi peluang sekolah menyusun kurikulum sendiri. Hanya menurut anggota BSNP, Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.PdKons, kurikulum yang dibuat sekolah tetap mengacu pada BSNP. Menurut beliau, KTSP sebagai kurikulum operasional sekolah disusun berdasarkan standar isi dan kompetensi lulusan yang dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. Dikatakan, kurikulum harus disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Meski sekolah memiliki kewenangan luas, acuan tetap pada BSNP sesuai standar isi dan kompetensi lulusan.[6] BAB III PENUTUP Kesimpulan

1.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

2.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

You might also like