You are on page 1of 7

1

PERJANJIAN KERJASAMA PENAMBANGAN PASIR BESI


Pada hari ini , tanggal .., bertempat di Bima telah ditanda-tangani Perjanjian Kerjasama Penambangan Pasir Besi oleh dan antara pihak-pihak tersebut di bawah ini : I. II. ............................., bertempat tinggal di ................... , untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama ; dan PT.BINAR BERLIAN GADING, Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Mega Glodok Kemayoran Blok A-19, jalan Angkasa Kav.B6 Bandar Kemayoran Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakili oleh Benglie Elmanto dalam kedudukannya selaku Direktur Utama dari dan karena itu sah mewakili perseroan tersebut, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama ;

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para Pihak. Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa Pihak Pertama adalah pemegang Izin Pertambangan Rakyat (IPR) berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bima Nusa Tenggara Barat No.............. tanggal ................., seluas 5 ha, terletak di dalam Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Desa Kawinda Toi Kecamatan Tambora Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, bermaksud mengadakan kerjasama dengan Pihak Kedua untuk menampung, mengolah dan memurnikan pasir besi untuk keperluan dijual / diekspor. 2. Bahwa Pihak Kedua adalah Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral yang berpengalaman dalam melakukan survey, eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan, pengolahan dan pemurnian hasil tambang pasir besi baik untuk keperluan Pihak Kedua itu sendiri maupun untuk dijual atau diekspor. Selanjutnya antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini menyatakan telah bersepakat untuk menandatangani Perjanjian Kerjasama Penambangan Pasir Besi, untuk selanjutnya disebut Perjanjian Kerjasama, dengan memperhatikan ketentuan Surat Keputusan Bupati Bima tersebut dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dituangkan dalam persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

2 Pasal 1 BENTUK KERJASAMA


(1) Pihak Pertama dan Pihak Kedua dalam Perjanjian Kerjasama ini meliputi kerjasama

penambangan pasir besi di wilayah IPR Pihak Pertama berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bima No. ........... tanggal ............ berupa : a. Menambang dan menjual hasil tambang pasir besi oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua ;
b. Menyerahkan hak pengolahan dan pemurnian pasir besi kepada Pihak Kedua

untuk mengurus penerbitan IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) atas nama Pihak Kedua.
(2) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan perizinan sampai terbit IUP Khusus,

berikut semua perizinan lain terkait, Amdal, sarana, prasarana, peralatan kerja dan transportasi ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
(3) Pihak Kedua akan menyediakan Teknologi dan seluruh biaya Operasional untuk

menghasilkan (meningkatkan) pasir besi sesuai dengan target jumlah dan / atau mengolah dan memurnikan pasir besi sehingga sesuai dengan kualitas yang dikehendaki. Pasal 2 OBYEK KERJA SAMA Obyek Perjanjian Kerjasama ini adalah penambangan Pasir Besi yang terletak di dalam Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang Izin Pertambangannya dimiliki Pihak Pertama berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bima No. ............ tanggal ............... Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
(1) Menyediakan lahan tambang pasir besi sesuai dengan luas dan hak pemilikan lahan

sebagaimana diatur di dalam Surat Keputusan Bupati Bima No. ....... tanggal ..........
(2) Menyerahkan hak kepada Pihak Kedua untuk diurus penerbitan IUP Khusus atas nama

Pihak Kedua untuk pengolahan dan pemurnian pasir besi yang dihasilkan dari lokasi tambang IPR milik Pihak Pertama.
(3) Mengatasi dan menyelesaikan setiap persoalan / permasalahan yang timbul baik yang

berkaitan dengan hubungan hukum Pihak Pertama dengan lahan IPR yang dimilikinya, maupun masalah sosial antara Pihak Pertama dan / atau Pihak Kedua dengan lingkungan masyarakat setempat / sekitar selama berlangsungnya kegiatan penambangan, pengangkutan, pengolahan dan pemurnian sampai pemuatan di pelabuhan.

3
(4) Memproduksi pasir besi minimal 50.000 (lima puluh ribu) ton perbulan dari wilayah IPR-

nya dengan kualitas / kadar besi minimal (Fe) 40%. (5) Menjual hasil tambang pasir besi hanya kepada Pihak Kedua dengan harga Rp.12.500,(dua belas ribu lima ratus rupiah) perton.
(6) Bersama pemegang IPR lain yang bekerja sama dengan Pihak Kedua untuk membentuk

satu kelompok kerja dan mengangkat seorang ketua kelompoknya, semata-mata untuk keperluan koordinasi sesama pemegang IPR dengan Pihak Kedua.
(7) Menerima pembayaran hasil penjualan pasir besi dari Pihak Kedua melalui Ketua

Kelompok Kerja yang ditunjuk oleh dan antara para pemegang IPR yang bekerja sama dengan Pihak Kedua. (8) Bersama dengan pemegang IPR lain yang bekerjasama dengan Pihak Kedua turut memilih dan mengangkat seorang Ketua Kelompok Kerja sebagai koordinator dan pengawas kerjasama antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua. Segala persoalan / permasalahan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama ini akan diselesaikan dengan perantara Ketua Kelompok Kerja tersebut.
(9) Apabila menurut peraturan perpajakan, setiap pembayaran kepada Pihak Pertama

dikenakan pajak atau retribusi, maka Pihak Pertama bersedia menanggung pajak atau retribusi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Pasal 4 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
(1) Membiayai semua pengurusan izin-izin yang diperlukan dan ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah setempat sehubungan dengan pelaksanaan eksploitasi dan operasional penambangan pasir besi, pengolahan dan pemurnian, Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), penyediaan mesin-mesin atau peralatan, basecamp dll.
(2) Mengurus IUP Khusus dari Pemerintah Daerah atas nama Pihak Kedua. (3) Membantu Pihak Pertama untuk melaksanakan penambangan pasir besi sesuai dengan

prinsip-prinsip penambangan yang baik (Good mining practice) dan terencana sesuai standar penambangan yang profesional dan modern, serta menyediakan peralatan dan teknologi yang diperlukan, termasuk perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk para pekerja Tambang, menyediakan fasilitas kerja berupa lampu lampu penerangan yang baik di area lokasi tambang, membuat penampungan air limbah yang sesuai dengan standar kelestarian lingkungan serta melaksanakan reklamasi di area/lahan yang sudah ditambang.
(4) Apabila ditentukan keharusan menyetor uang jaminan kepada Pemerintah Daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4
(5) Apabila diperlukan, menempatkan seorang atau lebih tenaga profesional untuk membantu

meningkatkan produksi pasir besi. (6) Membayar pasir besi yang dihasilkan oleh Pihak Pertama sesuai dengan jumlah dan kualitas yang diperjanjikan (minimal 50.000 ton perbulan dengan kualitas Fe.40%).
(7) Pihak Kedua berhak menolak menerima dan membayar harga pasir besi dari Pihak

Pertama apabila :
a. Pasir besi yang dihasilkan atau setelah diolah ternyata di bawah kualitas yang

ditentukan. b. Pasir besi yang dihasilkan berasal dari lahan lain yang penambangannya tidak memiliki izin resmi atau sedang dipersengketakan. Pasal 5 JAMINAN (1). Pihak Pertama dengan ini menjamin : 1. Bahwa IPR yang diterbitkan menurut Surat Keputusan Bupati Bima No. ..... tanggal ...... adalah asli dan sah atas nama Pihak Pertama. 2. Akan aktif membantu Pihak Kedua dalam pengurusan izin-izin seperti akan tetapi tidak terbatas pada izin Amdal, IUP Khusus atas nama Pihak Kedua. 3. Lahan penambangan pasir besi sebagaimana tersebut di dalam IPR adalah benar milik Pihak Pertama atau setidak-tidaknya sudah dibebaskan oleh Pihak Pertama, atau berdasarkan konsesi dari Pemerintah Daerah, tidak sedang sengketa, tidak dijaminkan atau tidak sedang dalam kerjasama dengan pihak lain sebelumnya. 4. Keamanan bagi Pihak Kedua dan setiap orang yang bekerja untuk kepentingan Pihak Kedua di lokasi / sekitar tambang. 5. Tidak ada gesekan / permasalahan hukum atau sosial sehubungan dengan pelaksanaan penambangan di atas lahan IPR-nya, serta berjanji akan menyelesaikan secara tuntas setiap gesekan / permasalahan yang timbul apapun bentuknya dikemudian hari, serta membebaskan Pihak Kedua dari setiap tuntutan hukum dari pihak ketiga atas hal-hal yang berkaitan dengan Perjanjian Kerjasama ini. 6. Jumlah pasir besi yang dihasilkan akan mencapai minimal 50.000 ton perbulan dengan kualitas kandungan Fe 40%. 7. Akan bekerjasama dengan dan tunduk kepada Ketua Kelompok Kerja yang dipilih oleh semua pemegang IPR (termasuk Pihak Pertama) yang bekerja sama dengan Pihak Kedua, disampaikan kepada Pihak Kedua secara tertulis lengkap dengan nama,

5 alamat, telepon dan nomor rekening bank dengan turut ditandatangani oleh semua pemegang IPR yang bekerjasama dengan Pihak Kedua. 8. Membantu Pihak Kedua untuk menyediakan sarana dan prasarana jalan dari dan ke lokasi tambang. (2).Pihak Kedua dengan ini menjamin : a. akan membiayai seluruh pengurusan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, menyediakan peralatan, teknologi, keahlian dan lain-lain untuk menunjang / mendukung keberhasilan penambangan pasir besi sesuai dengan jumlah dan kualitasnya. b. Membayar harga pasir besi sebesar Rp.12.500,- (dua belas ribu lima ratus rupiah) perton setiap 2 (dua) minggu sekali setelah pasir besi diterima. c. Pembayaran dilakukan melalui rekening Bank yang ditentukan oleh dan atas nama Ketua Kelompok Kerja. Setiap pembayaran yang sudah dilakukan (diterima direkening Bank Ketua Kelompok), maka Pihak Pertama dianggap sudah menerimanya. Pasal 6 BERLAKUNYA PERJANJIAN
1. Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlangsung

sampai dengan tanggal berakhirnya masa berlakunya IPR atas nama Pihak Pertama.
2. Apabila IPR atas nama Pihak Pertama diperpanjang oleh Pemerintah Daerah

setempat, maka Perjanjian Kerjasama ini juga secara otomatis diperpanjang sesuai dengan masa berlakunya IPR perpanjangannya. Pasal 7 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR) Dalam hal terjadi suatu keadaan memaksa diluar kemampuan manusia seperti bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus), perang / pemberontakan, pemogokan atau kerusuhan yang berakibat Perjanjian Kerjasama ini tidak dapat dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya, maka pihak yang mengalami keadaan memaksa (force majeur) itu wajib memberitahukannya secara tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu selambat-lambatnya 7 X 24 jam sejak tanggal kejadian.
(1)

Keputusan tentang kelangsungan pelaksanaan ketentuan Perjanjian Kerjasama ini lebih lanjut ditentukan oleh kebijakan / keputusan Para Pihak.
(2)

Pasal 8 PERUBAHAN DAN PEMBATALAN Perjanjian Kerjasama ini tidak dapat dirubah atau dibatalkan secara sepihak dengan alasan apapun kecuali atas dasar :
(1) keadaan force majeure atau karena berlakunya Peraturan Pemerintah (Pusat / Daerah)

yang menyebabkan Perjanjian Kerjasama ini tidak dapat dilaksanakan atau tujuan bisnis dari Perjanjian Kerjasama ini tidak bisa dicapai ; atau
(2) pelanggaran secara sepihak yang terus menerus berlangsung terhadap kewajiban dan /

atau jaminan oleh salah satu pihak, sehingga mempengaruhi atau menghambat kelancaran kerjasama Para Pihak atau merugikan kepentingan bisnis pihak lainnya ; atau
(3) kesepakatan bersama untuk merubah atau membatalkan Perjanjian ini ;

Pasal 9 KERAHASIAAN Pihak Pertama dilarang baik secara tertulis maupun secara lisan menyebarkan setiap informasi dan dokumen terkait dengan teknologi penambangan, pengolahan dan pemurnian pasir besi, manajemen bisnis atau hal-hal lain yang telah disepakati bersama. Apabila terjadi pelanggaran oleh Pihak Pertama, maka Pihak Pertama dianggap telah melanggar Perjanjian Kerjasama ini, dengan tidak menutup kemungkinan Pihak Kedua yang merasa dirugikan untuk menuntut penggantian kerugian tanpa diperlukan pihak Kedua itu membuktikan kerugiannya yang (secara) nyata / riil.

Pasal 10 HAL-HAL LAIN Apabila terdapat hal (hal) lain yang tidak diatur di dalam Perjanjian Kerjasama ini maka atas kesepakatan bersama Para Pihak akan menuangkannya dalam perjanjian tambahan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini. Pasal 11 PENYELESAIAN SENGKETA
(1) Apabila terjadi perselisihan dalam menjalankan ketentuan Perjanjian Kerjasama ini maka

Para Pihak bersama dengan Ketua Kelompok Kerja akan meyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat.

7
(2) Apabila cara musyawarah tidak dapat menyelesaikannya maka Para Pihak sepakat

menempuh penyelesaian sengketa melalui ketentuan hukum yang berlaku .

Pasal 12 PEMILIHAN DOMISILI Para Pihak sepakat memilih tempat kediaman hukum yang umum dan tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bima. Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup dan berkekuatan hukum sama, dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dalam keadaan sehat walafiat dan tanpa tekanan, pada tempat, hari dan tanggal tersebut pada awal Perjanjian Kerjasama ini.

Pihak Kedua PT.BINAR BERLIAN GADING

Pihak Pertama

Benglie Hermanto Direktur Utama

.........................

You might also like