Professional Documents
Culture Documents
Penyebab
Kelainan hipotalamus Kelainan hipofisis Kelainan ovarium Kelainan uterus
I. Kelainan Hipotalamus
Psikhogenik: Defisiensi/disfungsi GnRH Gangguan Prolaktin Inhibiting Factor (PIF) :hiperprolaktinemia. Hipetiroidisme Konsumsi obat-obatan (bisulfan, klorambusil, siklofosfamid, fenotiazin, pil kontrasepsi, hormon terapi) Gangguan psikis:stress dan Cemas
Gejala
Sakit kepala Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui) Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa) penambahan berat badan yang berarti Vagina yang kering Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria) Penglihatan kabur
Laporan kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Tri Rahayu Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 37 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Swasta Alamat : Krian-Sidoarjo Pendidikan terakhir: SMP Lama menikah : 10 Tahun
Keluhan Utama: Tidak datang menstruasi selama 3 bulan Penderita datang kepoli kandungan tanggal 19 Aguatus 2011, dengan keluhan tidak datang haid selama 3 bulan, disertai dengan nyeri perut bagian kiri dan terdapat mual. Pasien mengatakan takut punya anak tanpa alasan yang jelas. Riwayat persalinan: anak 1 Riwayat perkawinan: menikah 1 kali Riwayat kontrasepsi: KB (-) HPHT:10 April 2011
PEMERIKSAAN FISIK
Status general
Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tensi: 110/80 mmHg Nadi; 84 x/menit
Status ginekologi
Uterus: fluxus (-), fluor (-), massa (-) Portio: licin, nulipara, tertutup, kenyal, nyeri goyang (-) Cavum uteri: uterus tidak membesar, antefleksi AP Ki: massa (-) AP Ka: massa (-) Cavum douglass: massa (-) Inspeksi: erosi (-)
UJI PROGESTERON
Dilakukan setelah pemeriksaan Dilakukan hanya pada wanita dengan amenore yang penyebabnya bukan karena kehamilan. Jadi sebaiknya dilakukan uji kehamilan dahulu Berikan progesteron (MPA, nortestosteron asetat atau didrogesteron) 5-10 mg/hari selama 7-10 hari. Perdarahan akan terjadi 3-4 hari setelah obat habis Uji positif Uji negatif bila tidak terjadi perdarahan
Pada wanita dengan uji progesteron negatif, dilakukan uji E + P E diberikan selama 21 hari Hari ke 12 21 : beri P 5-10 mg/hari: Boleh berikan Pil KB Uji (E+P) positif bila terjadi perdarahan 3 hari setelah obat habis dan negatif bila tidak terjadi perdarahan. Uji E+P (+) hipoestrogen kelainan hipotalamus/hipofisis Uji E+P (-) normogonadotrop defek endometrium
PENANGANAN AMENOREA(Speroff)
Step1 1. Ukur TSH 2. Ukur PRL 3. Uji P 4. Periksa Sella Turcica Hipotiroidisme galaktorea, hiper PRL Distorsi sella turcica hiperplasia/hipertropi hipofisis atau karena hiper gonadotropin, dan premature ovarian failure
Step-2 Uji P(-) Lakukan Uji E-P: Estradiol 2 mg/E konjugasi 1,25 mg selama 21 hari Lanjutkan dengan MPA 5 mg selama 5 hari
Step-3 Untuk memeriksa apakah kelainan fungsi gonadotropin atau gangguan pertumbuhan folikel Tunggu 2 minggu setelah step-2 Periksa kadar FSH dan LH
Pembahasan
Diagnosis amenore sekunder pada pasien ini didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium Dari gejala yang didapat pada wanita ini mengalami amenore sekunder, karena tidak terdapatnya tiga siklus menstruasi atau tidak adanya perdarahan menstruasi selama 3 bulan, selanjutnya hal yang pertama harus dilakukan ketika seorang wanita datang dengan keluhan amenore adalah memastikan bahwa wanita tersebut hamil atau tidak dan dalam pemeriksaan telah jelas bahwa pemeriksaan PP negative yang berarti wanita tersebut tidak hamil
Pada pemeriksaan fisik didapati pasien anemis, tensi dan nadi normal. Status ginekologi Vulva/vagina didapatkan fluxus (-), potio tertutup, tidak teraba massa, corpus uteri anteroflexi kesan biasa, Adnexa parametrium dekstra dan sinistra massa (-), nyeri tekan (+), cavum douglas tidak menonjol, pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan nyeri tekan
Melalui pemeriksaan ginekologis diatas, data yang kita dapat semua sesuai dengan teori yang telah dikemukan, sehingga dapat membuat kita lebih mengarah kepada diagnosa utama seperti amenore sekunder Berdasarkan anamnesa kemungkinan besar gangguan terjadi pada sistem umpan balik
Kesimpulan
Gangguan yang ada bisa terjadi pada gangguan pada uterus, gangguan pada ovarium, gangguan pada hipofisis anterior atau pada gangguan pada sistem syaraf pusat Amenore sekunder juga bisa disebabkan oleh penyakit- penyakit tertentu Penatalaksanaan amenore tergantung pada penyebab dan keinginan pasien. Tetapi terbaik diarahkan pada latar belakang penyebab