You are on page 1of 3

KHUTBAH MENELADANI NABI IBRAHIM

Posted by admin on January 17th, 2013 02:59 PM | Agama Share on facebook Share on twitter Share on delicious Share on digg Share on stumbleupon Share on reddit Share on email More Sharing Services

Khutbah Idhul Adha MENELADANI SOSOK IBRAHIM Oleh: Ir. H. Muhammad Seno HS Al Kadiry . . . : . . . . . .

Latar Belakang Jika ada yang mengatakan bahwa berkorban itu tidak mengenal bulan dan tahun, itu memang benar. Bahkan pengorbanan tidak mengenal hari. Balon pengorbanan semestinya dipompa setiap waktu. Akan tetapi setiap idhul adha di ambang pintu, seorang muslim akan teringat tentang kisah yang sangat bersejarah, fenomenal dan legendaris sehingga diabadikan dalam alQuran, yaitu kisah nabi Ibrahim as. yang rela menyembelih anaknya yaitu nabi Ismail sebagai korban. Peristiwa ini memang sangat mengesankan jika direnungkan dengan seksama. Betapa seorang Ayah rela melepas sesuatu yang paling mahal dalam hayatnya demi memenuhi sebuah seruan ilahi. Pertanyaannya adalah: Motif apa sebenarnya yang membuat Nabi Ibrahim as . sampai mampu berbuat di luar batas pengorbanan insan yang normal? Inilah pokok bahasan saya dalam khutbah Idhul Adha hari ini.

PEMBAHASAN Adu dua hal yang sangat menentukan sikap Ibrahim sehingga berani berbuat di luar kewajaran seorang manusia : Pertama, cara pandang Nabi Ibrahim as terhadap dunia dan benda-bendanya,

Kedua, bobot Allah swt dalam Visi Ibrahim. Saudara-saudara jamaah shalat Id yang terhormat Cara Pandang nabi Ibrahim terhadap dunia seperti firman Allah berikut dalam al-Quran Surat Ali Imron ayat 14 : [41/ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS. Al Imran :14) Ibrahim memandang dunia dengan penyederhanaan sementara orang non mukmin memandang dunia dengan pembesaran. Semakin besar pembesaran dunia, maka virus-virus bakhil menjadi mewabah. Bila Allah dan rasul ditempatkan diatas, maka dunia akan semakin mengecil. Contoh orang yang memandang dunia dengan penyerderhanaan antara lain:
1. Ketika mau perang Abu Bakar Ash Shidiq rela mengorbakan seluruh hartanya yaitu berupa 300 ekor unta (setara 600 sapi X Rp 8 jt = 4.800.000.000,-(4,8 Milyar rupiah). 2. Umar bin Khatab infaq separoh hartanya. 3. Bahkan Hanzalah (ghashilul malaikah (orang yang dimandikan malaikat). Sahabat yang satu ini belum sempat mandi junub pada malam pengantin barunya. Ia langsung, melompat keluar rumahnya begitu mendengar seruan jihad dari Rasul saw.

Saudara-saudara jamaah shalat Id yth Posisi Allah dimata Ibrahim. Beliau bersedia menyembelih putra tersayangnya, berani melakukan hal itu, karena dasar pertimbangan ini. Bagi Ibrahim, kepentingan Allah berada diatas segenap kepentingan. Bahkan seluruh kepentingan akan gugur bila berhadapan dengan kepentingan Allah swt. Firman Allah: [42/ Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(QS. At Taubah :24)

EVALUASI PENGORBANAN MUSLIM SEKARANG

Kalau kita mau jujur berbicara tentang kondisi umat islam sekarang, sungguh banyak sekali kemunduran. Kemunduran yang utama disebabkan oleh tipisnya keyakinan terhadap Allah swt. Terutama keyakinan terhadap yang ghoib. Manusia kebanyakan terjangkiti penyakit sekulerisme dan materialisme. Semua dipandang dengan barang/Harta dan kekinian serta mengukur setiap hubungan pengorbanan secara transaksional. Dampaknya, seseorang menjadi ragu terhadap balasan atas keMAHA Kuasaan Allah. Sebagai contoh kemiskinan, kebodohan, masjid terbengkelai, pemuda tak terurus nasibnya dan lain-lain, kita bersikap acuh tak acuh, seakan itu bukan urusannya dan sementara disisi lain banyak orang muslim yang bergelimang harta tetapi tidak peduli. Apa yang harus kita lakukan? Spirit pengorbanan Ibrahim harus kita hidup-hidupkan ditengah kehidupan masyarakaat kita. Mari berkorban dengan tulus untuk Allah, maka Allah pasti akan mengganti dengan gantian yang lebih baik dan lebih banyak dari arah yang tidak diduga-duga.

Demikian khutbah saya semoga bermanfaat dan mari kita akhiri dengan doa.

You might also like