You are on page 1of 121

Tentir Praktikum PA

Ardeno Festus Andrianto Susilo Siepend Praktikum 2007

Tanda-Tanda Anaplasia
Sitologi
Inti membesar dengan N/C ratio mendekati 1:1 Inti hiperkromatik Nukleolus lebih prominen Penebalan selaput inti tidak rata dengan lipatan-lipatan dan lekukan-lekukan

Histologi
Disorientasi arsitektur sel atau jaringan Pleiomorphisme sel dan inti sel Batas tegas antar sel hilang

Ultrastruktur
Jumlah ribosom bebas meningkat Jumlah retikulum endoplasmik kasar menurun Variasi bentuk dan ukuran mitokondria

ONKOGENESIS KARSINOMA MAMMAE

HO 1 Fibroadenoma Mammae
Berasal dari kata fibro yang berarti jaringan ikat dan adeno yang berarti kelenjar. Fibroadenoma berarti tumor yang melibatkan komponen jaringan ikat (stromal) dan kelenjar (epitelial) di payudara. Fibroadenoma dapat berasal dari asinus atau duktulus, tetapi tidak dapat dibedakan melalui pemeriksaan mikroskopik biasa, tampak tersebar merata, tidak berbentuk lobulus lagi. Bermanifestasi sebagai massa padat, berbatas tegas, dapat digerakkan, dan berdiameter 1-10 cm.

Selama kehamilan, pertumbuhan fibroadenoma semakin cepat faktor hormonal. Ada dua macam gambaran secara histologis:
Fibroadenoma intrakanalikuli terdiri dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel Fibroadenoma perikanalikuli sel epitel dan mioepitel membentuk duktus bundar sampai memanjang yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar

Bentuk tumor umumnya soliter, tetapi kadang-kadang multipel Berbatas jelas dan mudah digerakkan serta berkapsul Konsistensi padat kenyal Lebar penampang: 1-10 cm, ukuran tersering 24 cm Tampak berlobus-lobus dan berwarna kekuningan

Gambaran pertumbuhan stroma fibroblastik yang berlebihan mendesak lumen asini dan duktus

Fibroadenoma Intrakanalikuli: Duktus-duktus memanjang yang tertekan oleh stroma fibroblastik

Duktus yang terdesak dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel

Fibroadenoma Perikanalikuli: Duktus-duktus yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar

Gambaran sitologi untuk screening: ikatan kohesi masih kuat Sel dalam sitologi: sel epitel dan sel mioepitel

HO 2 Karsinoma Duktal In-situ Payudara


Pada duktus dapat tampak cribiformis atau papiler. Pada bentuk cribiformis terdapat gambaran jembatan Roma (Roman bridge), di mana struktur tepi duktus tampak proliferasi tumor yang menyerupai struktur jembatan. Membran basal masih intak, proliferasi sel neoplastik masih dalam duktus dan belum menginvasi jaringan di sekitarnya. Pada tahap lanjut dapat menyebabkan ulkus di kulit payudara Dapat ditemukan gambaran tumor solid dengan nekrosis di tengahnya karsinoma komedo bahan nekrotik dapat dipencet keluar dari duktus seperti komedo kulit

Gambaran Roman bridge pada sel-sel tumor dari duktus dengan pola cribiformis struktur seperti jembatan

Gambaran sel-sel tumor dari epitel duktus dengan ciri: Inti pleomorfik, hiperkromatik dengan anak inti prominen (mencolok), rasio inti sitoplasma meningkat, kromatin tampak kasar

Membran basal masih intak

HO 3 D3 Karsinoma Payudara
Merupakan penyebab sekitar 20% kematian akibat kanker pada wanita kelompok 35-55 tahun. Faktor risikonya:
Wanita; risiko meningkat seiring bertambahnya usia Jarak yang lama antara menarche dengan menopause Telah berusia tua sewaktu hamil yang pertama kali Obesitas dan diet lemak yang tinggi Riwayat keluarga adanya kanker payudara Faktor geografik Hiperplasia atipik pada hasil pemeriksaan biopsi sebelumnya

Gambaran klinis khusus:


Teraba benjolan (paling sering: lateral atas) Nipple retraction Peau d orange (payudara tampak seperti kulit jeruk) akibat limfedema pada payudara dari embolus anak sebar karsinoma

Karsinoma payudara dapat menyebar dengan cara:


Menyebar langsung (infiltratif) Metastasis ke tempat yang jauh secara hematogen atau limfogen dan ke pleura

Karsinoma payudara berasal dari sel-sel epitel:


Duktus (90-95%)
Intraduktus (in situ) (5%) Invasif
Karsinoma duktus infiltratif (67-70%) Karsinoma medularis (1-2%) Karsinoma musinosa (<1%) Penyakit Paget

Lobulus (5-10%)
Intralobulus Invasif

Batas tidak tegas

Gambaran proliferasi duktus yang tidak terkendali dengan penampakkan sel-sel ganas yang anaplastik. Tampak berbagai macam aktivitas mitosis

Gambaran karsinoma komedo, massa nekrotik di tengah duktus yang dapat dipencet keluar

Gambaran sitologi pada karsinoma mammae: ikatan kohesi tidak sekuat pada fibroadenoma mammae

Ikatan antar sel tidak sekuat FAM

HO 4 Limfadenitis Kronik/ Sinus Katar


Struktur KGB masih normal (gambaran folikel limfoid) dengan terisinya sinus-sinus pada KGB dengan metabolit sel-sel ganas. Pembesaran bukan merupakan suatu hasil metastasis, melainkan akibat terisinya sinus dengan metabolit tersebut.

Secara umum dengan perbesaran lemah (4x10) tampak bahwa struktur KGB masih normal dengan folikel-folikel limfoid pada bagian korteks

Masih ada folikel-folikel

Tampak adanya isian metabolit tumor pada sinus yang terdapat pada daerah medulla KGB. Pengisian sinus akan menyebabkan timbulnya warna yang berbeda dengan medullary cord dan folikel limfoid di sekitarnya

HO 5 Metastasis KGB
Gambaran metastasis karsinoma payudara ke KGB terdekat (biasanya aksila). Tampak sel-sel epitelial di KGB, di mana seharusnya di KGB tidak terdapat sel epitelial. Sel epitelial tumor memiliki gambaran yang sama dengan asal karsinoma primernya. Di antara sel-sel epitelial metastasis, terdapat sisa-sisa sel limfosit. Sel epitelial metastasis tampak berinti pleomorfik, hiperkromatik, dengan anak inti prominen (ciri sel-sel dengan keganasan).

Gambaran yang tidak biasa pada KGB, yaitu ditemukannya sel-sel epitel (yang normalnya tidak ada di KGB), diduga merupakan metastasis dari keganasan primer di tempat lain

Sisa-sisa limfosit tertekan oleh massa tumor di KGB

ONKOGENESIS KARSINOMA SEL SKUAMOSA SERVIKS

Koilositosis pada Sediaan Biopsi


Perubahan morfologi pada infeksi HPV; Infeksi HPV tipe 6 dan 11, serta HPV risiko rendah lain menonjol pada kondiloma dan displasia rendah (CIN I); Displasia sedang/berat (CIN II/III) terutama mengandung HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, dst; Mikros: koilositosissel dengan inti atipik, sitoplasma jernih, dan dinding tebal.

Displasia/ CIN (Cervical Intraepithelial Neoplasia)


Displasia dibagi menurut maturasi epitel dan distribusi atipia sitologis. Yang terpenting dalam penentuan displasia (dari sitologi):
Rasio inti-sitoplasma (Nuclear-Cytoplasmic [NC] ratio) Latar belakang (background)

Penentuan displasia berdasarkan histopatologi: derajat perubahan atipik dari sel

GAMBARAN SITOLOGI

Gambaran sitologi diambil dengan menggunakan apusan cairan serviks yang dismear pada kaca objek (pap smear). Apusan diwarnai dengan pewarnaan Papanicolau Gambaran umum adalah sel-sel epitel yang tereksfoliasi. Gambaran sel epitel normal adalah rasio inti:sitoplasma yang rendah, yaitu sekitar 1:4-5

Displasia Pada sel-sel yang mengalami displasia, tampak perubahan rasio inti: sitoplasma (meningkat). Pada tahap awal tampak koilositosis. Latar belakang tampak bersih Karsinoma Tampak gambaran sel atipik dengan latar belakang yang tidak bersih gambaran sel-sel nekrotik

GAMBARAN HISTOPATOLOGI

CIN 1/ Displasia Ringan

Gambaran mitosis pada daerah basal: biasa tampak sebagai pemisahan kromosom

Gambaran koilositosis pada sel-sel epitel serviks (inti di tengah dengan halo sitoplasma jernih di sekitarnya)

Mitosis/sel2 ganas ada di bagian bawah saja

CIN 2/ Displasia Sedang

Gambaran koilositosis dan mitosis pada epitel. Maturasi pada superfisial. Atipia pada lapisan superfisial dan basal

Sel2 ganas sudah ada sampai ke tengah2 lapisan

CIN 3/ Displasia Berat

Atipia dan gambaran mitosis pada hampir seluruh lapisan

Sel2 ganas sudah menempati semua lapisan

Karsinoma In Situ Sel Skuamosa Serviks


Risiko berkembangnya CIN menjadi keganasan sesuai dengan derajat CIN/NIS; Karsinoma in situ merupakan prekursor karsinoma invasif, 70% wnaita dengan karsinoma in situ yang tidak diobati akan berkembang menjadi karsinoma invasif (metastasis umumnya limfogen).

Mikros: hilangnya arsitektur normal secara total, sel2 dengan atipia keras ditemukan pada seluruh lapisan epitel dan tidak ada tanda2 pematangan di lapisan superfisial; Mitosis ditemukan pada seluruh lapisan, dapat berjumlah banyak, dan dapat berupa mitosis atipik; Belum terjadi penembusan pada membran basal.

HO D4 Karsinoma Sel Skuamosa Berkeratin Serviks


Ditandai dengan adanya keratinisasi yang dapat berupa mutiara keratin dan individual cell dyskeratosis. Mutiara keratin: keratinisasi terjadi ekstraseluler, berupa lamelar keratin yang membentuk struktur melingkar Individual cell dyskeratosis: keratinisasi intraseluler, tampak kemerahan dalam sel

Gambaran keganasan (atipik, inti pleomorfik, mitosis) dari sel skuamosa

Mutiara keratin

Individual cell dyskeratosis

Gambaran epitel skuamosa atipik (keganasan) dengan adanya keratinisasi (kemerahan)

HO D5 Karsinoma Sel Skuamosa Tidak Berkeratin Serviks


Tidak ditemukan tanda-tanda keratinisasi (mutiara keratin dan individual cell dyskeratosis) harap dicatat karena agak berbeda dengan BPP. Terdapat sel-sel tumor dengan inti pleomorfik, hiperkromatik dan sitoplasma eosinofilik.

Gambaran sel-sel ganas dari epitel skuamosa serviks tanpa adanya tanda keratinisasi

Sel atipik dengan ciri inti pleomorfik, hiperkromatik, beberapa tampak eosinofilik

KARSINOMA PARU

Karsinoma Sel Skuamosa Paru

Adenokarsinoma/ Karsinoma Bronkoalveolar

Karsinoma Sel Besar

Karsinoma Sel Kecil

TUMOR MESENKIMAL

HO 5 Lipoma
Makroskopik:
Bentuk tumor bulat/ lonjong, multilobulare dengan konsistensi padat lunak Terdapat jaringan ikat tipis yang berfungsi sebagai septa-septa yang memisahkan lobus-lobus jaringan lemak Terdapat kapsul tipis yang mengelilingi tumor Ada 2 kemungkinan sediaan:
Mengapung: hanya terdiri atas komponen lipid Tenggelam: mengandung komponen lipid dan fibrosa

Kuning Mengapung: hanya komponen lipid

Mikroskopik:
Gambaran sel-sel lemak yang matur, dengan inti terdesak ke pinggir. Gambaran pemisahan lobus oleh jaringan ikat padat tipis. Dapat tampak pula jaringan ikat kapsul yang mengelilingi jaringan lemak.

Kapsul yang mengelilingi jaringan lemak

Gambaran multiplikasi sel lemak matur berlebihan. Sel lemak matur: inti terdesak ke pinggir

HO 6 Liposarkoma
Tersusun atas sel-sel lemak yang atipik dan ganas. Massa tumor bervakuol atipik (lipoblas maligna). Tampak bahwa belum terjadi diferensiasi sel lemak matur. Tampak inti sel tumor di tengah dengan vakuol di sekelilingnya (tanda imatur pembentukan sel lemak). Lipoblas: sel dengan sitoplasma yang jernih

Jenis Histologi well differentiated myxoid round cell pleomorphic

Sifat Ganas Mikroskopik indolent liposit intermediet lipoblast sel mirip sel lemak fetal mengandung agresif vakuol lipid sekitar inti agresif

Dengan pembesaran lemah, tampak kelompokan sel-sel neoplasma

Sel tumor lemak imatur (lipoblas): inti pleomorfik, masih terdapat di tengah dikelilingi oleh vakuol

HO D1 Rhabdomiosarkoma
Tumor ganas jaringan lunak tersering pada anak dan remaja (<20 tahun) Berasal dari otot lurik Lokasi paling sering: kepala, leher, saluran genitourinaria

Rhabdomiosarkoma
Tipe:
Pleomorfik sering ditemukan pada dewasa Alveolar Embrional sering ditemukan pada anak, tingkat keganasan lebih tinggi dari pleomorfik

Jenis Morfologi Embrional < 10 tahun

Lokasi Rongga hidung, orbita, telinga tengah, prostat, paratestikular

Mikroskopik Lembaran sel malignan bulat dan bentuk spindle dalam stroma miksoid

Alveolar

Remaja Ekstremitas

Pleomorphic

Tumor beragragat dibatasi septa fibrosa; inti agregat berdegenerasi dan hilang gambaran alveolar Dewasa Deep soft tissue Sel bizarre eosinophilic besar dan multinucleated

Ciri khas sel untuk diagnosis: Rhabdomyoblast


Sitoplasma granular eosinophilic Inti eksentrik Mengandung filamen tebal dan tipis Bentuk bulat / memanjang tad pole/strap cell

Bentuk tadpole (kecebong)

Bentuk seperti spider web

NEOPLASMA LIMFOID

HO 06 Limfoma Hodgkin
Yang membedakan limfoma Hodgkin dengan non Hodgkin adalah ditemukannya sel Reed Sternberg (RS). Sel RS merupakan suatu sel Datia dengan gambaran dua inti sel dan memberikan gambaran seperti mata burung hantu (owl eyes).

Sel latar belakang pada penyakit Hodgkin terdiri atas sel radang pleomorfik:
Limfosit Eosinofil Sel plasma Histiosit

Patogenesis: kemungkinan berasal dari sel B di germinal centre. Orang dengan status imunologik yang baik akan memberikan gambaran limfosit yang dominan dibandingkan dengan sel RS dan sebaliknya.

Klasifikasi limfoma Hodgkin:


Tipe predominan limfosit nodular Tipe klasik
Tipe nodulosklerosis Tipe sel campuran Tipe predominan limfosit Tipe deplesi limfosit

Gambaran khas: Sel Reed-Steinberg owl eye (datia dengan dua inti sel dan membentuk gambaran seperti mata burung hantu)

Latar belakang tampak KGB yang berpola difus (tidak teratur lagi)

Sel Reed Sternberg Owl eye!!

Sel plasma

eosinofil

limfosit

HO 07 Limfoma Non Hodgkin


Dianggap mutasi ganas dari salah satu tingkat perkembangan limfosit. Sebagian limfoma berasal dari follicular centre cell (FCC) menjadi bentuk difus atau noduler.

HO 07 Limfoma NonHodgkin
Klasifikasi limfoma NonHodgkin:
Limfoma pra sel B Limfoma pra sel T Limfoma sel B matur Limfoma sel T matur Limfoma sel NK Limfoma sel dendritik Limfoma histiositik

Mudah dikenali, gambaran seperti tumpukan batu bata

LEUKEMIA

HO 09 Acute Lymphoblastic Leukemia


Secara morfologik, menurut FAB (French, America, British):
L1: ALL dengan sel limfoblas kecil-kecil dan merupakan 84% dari ALL L2: sel lebih besar, inti ireguler, kromatin bergumpal, nukleoli prominen, dan sitoplasma agak banyak. Merupakan 14% dari ALL L3: ALL mirip dengan limfoma burkit, yaitu sitoplasma basofilik dengan banyak vakuola, hanya merupakan 1% dari ALL

Gambaran hiperselularitas dari sumsum tulang. Ciri yang paling mudah untuk membedakan dengan sediaan lain: gambaran matriks tulang berwarna merah muda. Terdapat proliferasi sel-sel blas limfoid secara berlebihan dan menekan hematopoiesis selsel darah lainnya.

Matriks tulang

Hiperselularitas dari sumsum tulang

Agar dapat mudah membedakan sel-sel blas limfoid pada ALL dengan gambaran limfoma Hodgkin pada KGB: Ada gambaran matriks tulang dan tidak ada sel RS

Matriks tulang

PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA KARSINOMA PAYUDARA

Teknik Imunohistokimia (IHC)


Manfaat IHC dalam diagnosis tumor terutama meliputi:
Diagnosis dan diagnosis banding tumor Menentukan lokasi primer kanker metastatik Diagnosis dan klasifikasi limfoma maligna Memperkirakan tabiat biologis tumor dan memberikan dasar bagi penentuan terapi secara klinis

Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk melihat adanya ekspresi dari marker tertentu dari sel-sel tumor karsinoma payudara. Prinsip dasarnya adalah penggunaan antibodi monoklonal yang dimodifikasi sehingga menghasilkan warna tertentu Hasil yang positif akan memberikan gambaran pewarnaan sebagaimana yang diduga Cut off (+) pada pemeriksaan imunohistokimia adalah 10%, kecuali pada C-erb, yaitu sebesar 30%.

Hasil pemeriksaan berguna untuk terapi karsinoma payudara dengan terapi hormonal, misalnya penggunaan Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) pada ER (+), dan lain-lainnya. Selain itu, dapat digunakan untuk menilai invasi dan prognosis dari keganasan.

Macam2
ER --> nukleus PR --> nukleus p53 --> nukleus C erb --> membran sel Catepsin --> sitoplasma, untuk melihat invasi

P53 (+)

Topoisomerase (+)

PR (+)

ER (+)

Catepsin-D (+)

C-erb B2 (+)

TAMBAHAN

Catatan Tambahan
Mohon maaf karena kesalahpahaman, ada beberapa foto makroskopis yang tidak difoto. Adapun makros tersebut ada beberapa yang tidak ada di BPP. Oleh karena itu akan tetap diberikan petunjuknya.

Fibroma: berasal dari telapak tangan, tampak kekuningan pada sebagian dari telapak tangan Rhabdomiosarkoma: berasal dari potongan paha, tampak pembesaran paha dan gambaran otot rangka yang besar Osteosarkoma: berasal dari potongan paha melintang, tampak massa di luar tulang yang sangat besar yang mirip dengan tulang, ukuran paha menjadi sangat besar

Terima Kasih dan Mohon Maaf Atas Kekurangannya T_T

You might also like