You are on page 1of 5

Era Kolonial & Ekonomi Ganda

Menafsir Masyarakat Indonesia [1]

PLURAL ECONOMY - FURNIVALL


Negara majemuk (plural state): terdiri dari berbagai etnis yang membuka peluang &

instabilitas politik yang cenderung anarkis; tidak ada common will bahkan dalam hal yang paling penting (misal: resisten terhadap kekuatan luar); ekspresi nasionalisme muncul karena faktor luar.
Masyarakat majemuk (plural societies): ada dua elemen atau lebih masyarakat

yang hidup dalam satu kesatuan politik tanpa peleburan, tanpa interseksi.
Masyarakat majemuk, baik secara horizontal (terdiri dari beragam etnis) maupun

vertikal (ada kesenjangan sosial).


Tiga golongan yang berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial:
(1) Orang-orang Belanda/ Eropa: orang-orang minoritas yang berkuasa
(2) Orang-orang pribumi/inlander: mayoritas yang menjadi budak di negeri sendiri (3) Orang-orang Tionghoa & Arab: minoritas yang menguasai ekonomi

Ekonomi majemuk (plural economy): masing-masing elemen tidak memiliki

keseragaman demand, ruang pertemuan hanya di pasar-pasar (menandakan tingkat tertinggi kesepakatan adalah faktor ekonomi); struktur sosial-politik berdasarkan struktur pabrik atau keperluan produksi.
Ringkasnya: [1] permintaan sosial tidak tunggal; [2] berdasarkan pengelompokan

produksi pada kasta-kasta; [3] nasionalisme permintaan sosial & terjebak pada segregasi geografis.

DUAL ECONOMY - BOOKE


MODERN
produksi Barat etos rasional
berjalan seiringan

TRADISIONAL
subsisten oriental etos non-rasional

struktur ekonomi Hindia-Belanda

DUAL ECONOMY - BOOKE


Modern: pemerintah Belanda melakukan proses modernisasi industrialisasi gula,

yang sangat penting di Eropa saat itu, di Hindia-Belanda.


Cara-cara modernisasi itu adalah dengan jalan kapitalisme Barat, eksploitasi,

dengan etos rasionalisme.


Tradisional: ketika industrialisasi itu berjalan, ekonomi tradisional di akar

masyarakat ternyata juga tetap berjalan.


Ekonomi tradisional itu dengan pengerjaan tanah untuk sendiri atau subsisten.

Tanah diolah untuk memenuhi kebutuhan sendiri, bukan untuk produksi, bukan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Referensi: Plural Economy J. Furnivall A Review of The Concept of The Dual Economy Yuichi Itagaki

You might also like