You are on page 1of 6

Politik Aliran & Pembilahan Sosial

Menafsir Masyarakat Indonesia [2]

Politik Aliran (1) : Struktur Budaya

Dalam karyanya, Clifford Geertz menggugat dua hal: (1) pemikiran arus besar modernisme (misal dalam dual-economy) yang hanya melihat pada pertumbuhan ekonomi dan menyatakan bahwa agama tidak relevan dalam politik; (2) pemikiran arus besar yang melihat kelas sosial dalam perkembangan ekonomi seperti yang terjadi di Eropa dan Amerika Utara (misal dalam revolusi industri). Cara Geertz menulis adalah deskripsi yang mendalam atau thick description mengenai: perilaku, konflik, integrasi. Agama sebagai sistem kebudayaan. Membentuk politik aliran.

abangan

santri

priyayi

struktur sosial

desa

pasar

birokrasi pemerintah

ekspresi

sinkretisme budaya lokal (animisme) slametan

puritan, ketundukan pada norma agama sembahyang

Hindu-Buddha Jawa etiket & kerja alus

ikatan

komunal & keluarga

asosiasi agama, kedermawanan & politik Islam

birokrasi

Kritik terhadap Geertz datang dari Wernheim, bahwa apa yang ada di Jawa bisa dijelaskan melalui teori kelas sosial. Kategori-kategorinya sesat pikir: (1) kategori santri-abangan berdasarkan agama, (2) kategori abangan-priyayi berdasarkan status sosial/ budaya. Tapi mengapa kategori yang sesat pikir itu terasa nyata? Sebab, Geertz tidak membuat kategori sebagaimana seorang ahli ilmu politik membuat kategori. Geertz menangkap apa yang diungkapkan sendiri oleh masyarakat, sebagaimana yang dilakukan seorang antropolog. Kaum santri yang dulu kaum pedagang telah bergeser. Buktinya, dulu pejabat NU isinya pedagang, sekarang berisi birokrat & mantan birokrat. Kenapa? Sebab tahun 1980-an, saat Islam mulai dianggap berpotensi menjadi pesaing pemerintah-berkuasa, peran santri mulai diminimalisir. Pesanteren sebagai sebuah komunitas pedagang direduksi menjadi hanya semacam sekolah.

Politik Aliran (2) : Ideologi


pengaruh pemikiran Barat

komunisme

sosialisme demokrat modernis nasionalisme radikal

Islam tradisional

pengaruh pemikiran tradisional

Semakin ke atas semakin terpengaruh Barat Semakin ke bawah semakin terpengaruh tradisionalisme/ lokal Semakin ke kanan semakin agamis. Semakin ke kiri semakin komunis.

Modernis: Masyumi Islam tradisional: NU Sosialisme demokrat: PSI Nasionalisme radikal: PNI

Referensi:
Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa - Cliffor Geertz Indonesian Political Thinking (1945-1965) Herbert Feith & Lance Castles

You might also like