You are on page 1of 14

SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 941

PENGUJIAN EMPIRIS AUDIT REPORT LAG MENGGUNAKAN


CLIENT CYCLE TIME DAN FIRM CYCLE TIME

HAMZAH AHMAD
Universitas Muslim Indonesia Makassar

M. NISARUL ALIM
Universitas Widya Gama Malang

IMAM SUBEKTI
Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT
The purpose of this research is to examine factors affected to audit report lag
(audit delay). Audit report lag is the time range between the end of fiscal year and the
date of auditor report or the and of auditing field working. The main difference of this
research with others in indonesian specially is that this research divide audit report lag
to be two components, that are client cycle time (CCT) and firm cycle time (FCT). CCT is
the time needed client to complete or close transaction booking. FCT is the time need
auditor to complete auditing field works.
The research samples are selected by purposive sampling method. Sum of the
samples are 70 campanies, that contain 49 manufacturing sector companies and 21
financing sector companies.
The research result show that client size, geografies segments, and going concern
opinion affect to CCT and FCT significantly

Keywords: audit report lag, client cycle time, Firm cycle time , client size, geografies
segments, and going concern opinion.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penelitian akuntansi dan keuangan telah berkembang seiring dengan
perkembangan kegiatan bisinis. Berdasarkan penelitian pasar modal telah menjelaskan
pentingnya ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan. Ketepatan waktu (timeliness)
merupakan salah satu karakteristik penting dalam laporan keuangan disanping laporan
pokok dan catatan atas laporan keuangan (Dyer dan McHugh, 1975). Berdasarkan
peraturan BAPEPAM dengan Kep-36/PM/2003 dan BEJ dengan Kep-306/BEJ/07-2004
yang menyebutkan bahwa penyajian laporan keuangan untuk perusahaan yang go public
diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Ketepatan publikasi
laporan keuangan dapat mengalami keterlambatan yang diakibatkan oleh perusahaan
terlambat menerbitkan laporan keuangan dan lamanya auditor dalam menyelesaikan
pekerjaan auditnya.
Sejumlah penelitian telah mengkaji pentingnya telaah dalam audit report lag
(ARL) atau dalam beberapa penelitian disebut audit delay dengan melihat aspek periode
waktu dari proses audit tahunan (the annual audit process) Henderson dan Kaplan (2000)
menginvestigasi determinan-determinan audit report lag untuk sampel Bank yang
menyatakan bahwa ukuran bank secara negatif berhubungan dengan audit report lag
dalam cross-sectional analysis Knechel dan Payne (2001) mengindikasikan bahwa audit
report lag meningkat karena incremental audit report, masalah pajak yang sering
diperdebatkan dan penggunaan staf audit yang kurang berpengalaman secara positif
berhubungan dengan audit report lag. Wermert et al (2000) menggunakan canonical
correlation analysis menyediakan telaah yang baru dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi audit report lag hasil yang dilaporkan menunjukkan bahwa client size,
audit firm structure, loss, going concern opinion, segmen bisnis, sikap manajemen, jenis

941
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 942

industri dan akhir tahun fiskal yang telah diinvestigasi signifikan pada CCT dan FCT
dalam cara yang berbeda.
Meskipun beberapa penelitian telah dilakukan terhadap ketidaktepatan publikasi
laporan keuangan, penelitian ini memperluas penelitian sebelumnya yang pernah
dilakukan diIndonesia dengan memecah Audit Report Lag (Audit Delay) kedalam dua
komponen yaitu: (1) waktu yang dibutuhkan klien untuk menutup buku disebut dengan
CCT (client cycle time) (2) waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan audit
setelah pembukuan klien ditutup disebut FCT (firm cycle time).
Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah variabel-variabel client size, rugi atau laba perusahaan, segmen geografis
perusahaan dan sektor industri berpengaruh pada CCT ?
2. Apakah variabel-variabel client size, ukuran kantor akuntan publik, rugi atau laba
perusahaan, going concern opinion, segmen geografis dan jenis industri
berpengaruh pada FCT ?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atau gambaran tentang
lamanya audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di BEJ serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya, memberikan imformasi kepada auditor agar mampu merencanakan
pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya sehingga firm cycle time dapat ditekan
seminimal mungkin dalam usaha untuk memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan
ataupun mempercepat publikasi laporan auditan. Diharapkan kepada manajer untuk lebih
menekan client cycle time karena ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan
perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


1. Audit Report Lag
Proses untuk menyediakan informasi akuntansi ke publik memberikan nilai
informasi dari laporan keuangan auditan yang akan ditentukan oleh audit report lag.
Menurut Knechel dan Payne (2001) audit report lag adalah periode waktu antara akhir
tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan. Dalam meningkatkan pengurangan
reporting lag harus memperhatikan isi informasi dan relevansi infomasi, dan faktor-
faktor yang mempengaruhi timing of earnings announcement berkaitan dengan audit
delay (Givoly dan Palmon; 1982).
Dyer dan McHugh (1975) membagi keterlambatan atau lag menjadi:
(1)Preliminary lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan
tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal. (2) Auditor’s
signature lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan
tanggal yang tercantum dalam laporan auditor. (3) Total lag, yaitu interval antara tanggal
berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan
publikasi oleh pasar modal.
2. Ukuran Perusahaan
Ansah (2000) juga menjelaskan bahwa perusahaan berskala besar memiliki
sumber daya dan staf akuntan yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi
yang lebih canggih daripada perusahaan dengan skala kecil. Selain itu, kecenderungan
yang terjadi adalah semakin besar ukuran satuan usaha maka struktur pengendalian
internalnya juga semakin baik sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian
laporan keuangan. Hal ini akan memudahkan pekerjaan auditor karena lingkup pengujian
semakin sempit sehingga akan memperpendek audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991).
Alasan lainnya adalah perusahaan berskala besar juga memiliki sumberdaya untuk
membayar audit fees yang relatif tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk memulai
pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu bila dibanding perusahaan
kecil (Ahmad dan Kamarudin, 2001).
H1.A: Client size berpengaruh terhadap CCT
H1.B: Cllien size berpengaruh terhadap FCT.

942
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 943

3. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)


Beberapa penelitian yang menguji pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya
audit delay antara lain penelitian Carslaw dan Kaplan (1991); Hossain dan Taylor (1998);
dan Ahmad dan Kamarudin (2001) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif. Artinya
perusahaan yang diaudit oleh KAP anggota The Big Four akan lebih cepat
mempublikasikan laporan keuangannya daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non
The Big Fourt. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four memperoleh insentif yang
lebih besar dan memiliki sumberdaya yang lebih banyak sehingga KAP ini dapat
menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang
lebih tinggi dalam penjadwalan audit.
H2.A. Ukuran KAP berpengaruh terhadap FCT
4. Rugi atau Laba yang Dilaporkan Klien
Wermert et al (2000) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi
bersih akan selaluh mengantisipasi kerugian dalam akhir tahun fiskal dengan melakukan
satu penggabungan isu-isu yang kompleks sumber untuk pendapatan yang tidak tercatat
dilakukan sebelum akhir tahun. Audit delay cenderung lebih panjang bagi perusahaan
yang mengalami rugi usaha (Na’im 1998). Penelitian Carslaw dan Kaplan (1991)
mengemukakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta
auditor untuk mengatur waktur auditnya lebih lama dibanding biasanya.
H3.A: CCT akan lebih lama bagi perusahaan yang melaporkan rugi bersih dari pada
perusahaan yang melaporkan laba bersih.
H3.B: FCT lebih lama bagi perusahaan yang melaporkan rugi bersih daripada
perusahaan yang melaporkan laba bersih.
H3.C: Pengaruh pelaporan rugi bersih akan lebih besar FCT daripada CCT.
5. Going concern Opinion
Bamber dan Stratton (1997) berargumen bahwa laporan audit merupakan alat
yang efektif dalam membantu para pengguna laporan keuangan, waulaupun masih
diperdebatkan model dari paragraf penjelasan dalam laporan audit pada saat klien telah
memenuhi pengungkapan dari laporan keuangan yang diminta. Geiger et al (2000)
menjelaskan bahwa pelaporan dan syarat-syarat audit menurut SAS 59, yang
menunjukkan kemampuan suatu entitas untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya,
membutuhkan evaluasi secara eksplisit terhadap kemungkinan kelangsungan hidup
perusahaan dalam setiap audit. Carlson et al (1998) melakukan studi yang
mengidentifikasi reaksi investor terhadap terhadap opini audit yang memuat informasi
kelangsunan hidup perusahan dari pengungkapan hasil analisa laporan keuangan.
H4.A : Penyajian going concern opinion berpengaruh positif terhadap FCT.
6.Jumlah Segmen Geografis Perusahaan
Prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen-yaitu
imformasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan
berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna
laporang keuangan Tingkat Kompleksitas bisnis akan mempengaruhi proses penutupan
buku klien dan juga audit internal berkaitan dengan banyaknya jumlah wilayah geografis
perusahaan klien. Wermert et al (2000) menemukan bahwa peningakatan pada jumlah
segmen akan berasosiasi dengan peningkatan CCT dan FCT.
H5.A : Segmen geografis berpengaruh positif terhadap CCT
H5.B : Segmen geografis berpengaruh positif terhadap FCT.
6. Jenis Industri
Bamber et al (1993) dalam Wermert et al (2000) mengemukakan bahwa sistem
akuntansi Bank secara umum lebih tersentralisasi dan terotomatisasi dan Bank sedikit
persediaan atau aset tetap. Lain halnya dengan perusahaan non-finansial yang lebih
memungkinkan mempunyai bagian-bagian transaksi, dan juga tingkat materialitas
persediaan dan aset tetap. Menurut Aston et al (1987) menilai bahwa aset non-finansial
lebih memungkinkan ketepatan waktu untuk pekerjaan audit daripada aset finansial.
H7.1 : Sektor industri berpengaruh terhadap CCT
H7.2 : Sektor industri berpengaruh terhadap FCT

943
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 944

Metoda Penelitian
1. Sampel dan Data
Sampel yang digunakan adalah perusahan publik yang terdaftar di BEJ tahun
2003. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Tanggal laporan keuangan auditan 31 Desember 2003.
2. Total asset lebih dari 500 milyar rupiah.
3. Data yang dibutuhkan ada dalam laporan keuangan perusahaan sampel.
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan
auditan yang bersumber dari Database annual report pojok BEJ Universitas Brawijaya
Malang.

PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN


1. Variabel Dependen.
Variabel dependent adalah ARL diproksi menjadi dua variabel CCT dan FCT.
Pengukuran CCT yaitu jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan
penutupan buku. Sedangkan FCT yaitu waktu yang dibutuhkan auditor dalam
menyelesaikan pekerjaan auditnya setelah penutupan buku klien (Wermert, et al ; 2000)
2. Variabel Independent
1. Client size diartikan sebagai ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan
total aktiva Pengukurannya dihitung dengan natural log berdasarkan total asset
(Carslaw dan Kaplan,1991).
2. Ukuran KAP yaitu auditor yang berafiliasi dengan KAP The Big Four dan KAP
Non The Big Four. Pengukuran variabel menggunakan dummy variabel dengan
nilai 1 untuk perusahaan yang menggunakan auditor dengan KAP The Big Four
dan 0 yang lain ( Carslaw dan Kaplan ,1991)
3. Going conern opinion diartikan sebagai kelangsungan hidup suatu badan usaha.
Pengukuran variabel menggunakan dummy variabel yaitu nilai 1 untuk
perusahaan yang memperoleh pendapat going concern dan nilai 0 untuk yang
lain. (Wermert, et al ; 2000).
4. Rugi (loss) diartikan sebagai perusahaan yang melaporkan rugi bersih
Pengukuran variabel menggunakan dummy variabel yaitu nilai 1 untuk
perusahaan melaporkan rugi bersih dan 0 untuk yang lain (Wermert, et al ; 2000).
5. Segmen georafis diartikan sebagai komponen perusahaan menghasilkan produk
atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu. Pengukuran variabel
menggunakan jumlah wilayah geografis yang dijalankan perusahaan
6. Jenis perusahaan yaitu perusahaan finansial dan perusahaan manufaktur
Pengukuran variabel digunakan dummy variabel yaitu nilai 1 untuk perusahaan
keuangan dan nilai 0 untuk perusahaan non-keuangan .

2.3 Metoda Analisa Data


Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode regeresi berganda. Model regresi
tersebut adalah sebagai berikut:
CCT = α + β 1SIZE + β 3LOSS + β 5SEGMENT + β 7FININST + Ε

FCT = α + β 1SIZE + β 2AUD + β 3LOSS + β 4GCUOP + β 5SEGMENT+ β 7FININST+ Ε

Keterangan :
CCT = client cycle time (Priode waktu penutupan buku klien)
FCT = firm cycle time (Waktu auditor menyelesaikan audit)
SIZE = clien size (Ukuran perusahaan)
AUD = ukuran kantor akuntan publik
LOSS = tingkat profitabilitas
GCUOP = going concern opinion
SEGMENT = segmen bisnis

944
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 945

FININST = jenis perusahaan


β1β2………….β8 = koefisien regresi
α = konstanta
Ε = error term

PENGUJIAN HIPOTESIS
2. Pengujian Asumsi Klasik Model Regresi
2.1 Bertingkat Profitabilitas Normal
Tampak hasil dari perhitungan Kolmogorof Smirnov Test sudah menunjukkan
profitabilitas yang normal pada model yang digunakan sehingga bisa dilakukan regresi
dengan Model Linear Berganda
Tabel 1
Hasil analisis Uji Normalitas
Variabel K-S Z* 2 tailed p.**
Pers 1 0.504 0.961
Pers 2 0.725 0.669

2.2 Uji Non-Kolinieritas Ganda (Multicolinearity)


Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari value inflation faktor
(VIF). Apabila nilai VIF > 5 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF
< 5 maka tidak terjadi multikolinearitas. Dalam penelitian ini diperoleh VIF seperti pada
tabel berikut:
Tabel 2
Uji Multikolinearitas Value Inflation Factor (VIF)
VARIABEL NILAI KETERANGAN
VIF
Client size Tidak ada indikasi kolinearitas antar
1.332 variabel penjelas
Tidak ada indikasi kolinearitas antar
Ukuran kantor akuntan publik 1.116 variabel penjelas
Tidak ada indikasi kolinearitas antar
Loss 1.091 variabel penjelas
Tidak ada indikasi kolinearitas antar
Going concern opinion 1.119 variabel penjelas
Tidak ada indikasi kolinearitas antar
Segmen geografis 1.176 variabel penjelas
Tidak ada indikasi kolinearitas antar
Jenis perusahaan 1.375 variabel penjelas
Sumber Data : Data Primer yang diolah
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 70
- Dependent Variabel Y

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa semua variabel telah lolos dari uji multikolineritas
dengan ditunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 5.

2.3 Uji Heteroskedastisitas.


Dari tabel 3. dapat disimpulkan bahwa untuk seluruh variabel dengan absolut
residual (ABSU) tidak terjadi heterosdastisitas dengan ditunjukkan nilai sign lebih kecil
dari 0.05 atau nilai t hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel.

945
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 946

Tabel 3
Uji Asumsi Heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser
Variabel Size AUD LOSS GCO Segment FININST Kesimpulan
depende (sig) (sig) (sig) (sig) (sig) (sig)
n
CCT 0.115 0,545 -1,411 -0,486 Homokedasti
(t- 1,599 0,609 0,163 0,629 sitas
hitung)
FCT 0,430 0,386 0,177 -1,078 -1,121 0.889 Homokedasti
(t- 0,795 -0,873 0,860 0,286 0,138 -0,140 sitas
hitung)

1. Pengujian Hipotesis Berdasarkan Analisis Regresi Berganda.


Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengujian
sebelumnya. Pengujian ini juga berfungsi untuk menginvestigasi pengaruh client size,
ukuran kantor akuntan publik, loss, going concern opinion (, Segmen georafis dan Jenis
perusahaan dengan CCT dan FCT. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4
Hasil Analisis Regresi
Variabel N Intercept Size AUD LOSS GCO Segme FININ R R-Sq F Sig
dependen (Constan nt ST hitung
t)
CCT 70 -49,962 6,589 16,488 -0,031 -4,372 0,583 0,340 4,564 0,00
(t-hitung) (-1,150) 2,345* 3,092* -2,575 -0,919 0
FCT 70 -63,928 8.180 -2,037 9,912 7,702 -0,018 -3,182 0,683 0,466 7,725 0,00
(t-hitung) (-3,008) 4,534* -0,663 2,895* 2,833* -2,340 -1,042 0
* signifikan pada level 0,05 (5%)

Pengujian hipotesis berdasarkan pada model regresi berganda ini memperoleh


hasil bahwa client size, loss, segmen georafis berpengaruh signifikan terhadap CCT dan
client size,loss, going concern opinion,segmen bisnis berpengaruh signifikan terhadap
FCT. Hal ini berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan semakin lama lama waktu
yang dibutuhkan oleh perusahaan dan auditor untuk menyusun laporan keuangan hingga
terbitnya laporan auditan. Perusahaan yang melaporkan rugi membutuhkan waktu yang
lama dibandingkan perusahaan melaporkan laba karena adanya waktu yang dibutuhkan
perusahaan dan auditor untuk mendiskusikan masalah pelaporan rugi perusahaan.
Segmen geografis terbanyak dimiliki oleh perusahaan kelompok perusahaan finansial.
Perusahaan finansial memiliki teknogi yang mendukung kecepatan proses pelaporan
keuangan. Bagi auditor proses pelaksanaan audit lebih cepat karena perusahaan finansial
memiliki asset yang berbentuk nilai moneter. Auditor membututuhkan waktu yang lama
untuk mengepaluasi langka-langka manajemen dalam mengatasi masalah kelangsungan
hidup perusahaan. KAP The Big Four membutuhkan waktu lebih pendek dibandingkan
KAP Non The Big Four hal ini disebabkan efisien waktu, insentif lebih tinggi, menjaga
reputasi, dan kualitas SDM yang lebih baik. Kelompok perusahaan finansial cendrung
tidak membutuhkan waktu yang lama bagi perusahaan dan auditor dalam proses
pelaporan keuangan.

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Untuk waktu penutupan buku klien (CCT)
Secara parsial hanya clien size, loss dan Segmen georafis yang berpengaruh secara
signifikan terhadap CCT sedangkan ukuran kantor akuntan publik, going concern
opinion, dan jenis perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap CCT.

946
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 947

b. Untuk waktu auditor menyelesaikan audit (FCT)


Secara parsial hanya client size, loss, going concern opinion, dan Segmen georafis
yang berpengaruh secara signifikan terhadap FCT sedangkan ukuran kantor akuntan
publik, dan jenis industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ukuran
perusahaan.
2. Keterbatasan dan Saran
Hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini mempunyai banyak keterbatasan
antara lain :
a. Sampel penelitian lebih kecil daripada penelitian terdahulu.
b. Data waktu penutupan buku klien tidak disediakan secara publik melainkan diperoleh
secara langsung dari perusahaan dan KAP melalui kontak person yang disampaikan
secara sukarela sehingga ada kemungkinan data tidak valid.
c. Penelitian ini terbatas hanya 1 tahun, menyebabkan penelitian ini tidak dapat
membandingkan audit report lag sepanjang tahun.
d. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menambah variabel yang berasal dari
data primer yang tidak digunakan dalam penelitian ini, menggunakan periode waktu
yang lebih panjang dan tidak membatasi kategori perusahaan publik atau non publik.
e. Berdasarkan hasil penelitian ini untuk auditor, disarankan dalam melaksanakan
tugas audit agar dapat mengurangi waktu pelaksanaan audit sehingga publikasi
laporan auditan tidak mengalami keterlambatan ( tepat waktu ), sebaliknya untuk
perusahaan publik diharapkan dapat membantu pekerjaan auditor dengan memberi
akses imformasi selama proses audit dilaksanakan sehingga publikasi laporan
keuangan auditan lebih cepat.

Daftar Pustaka
Abdullah, J.Y.A.1996. The Timeliness of Bahraini Annual Reports, Advances in
International Accounting, Vol .9,pp.73-88
Ahmad, R.A.R., & K.A. Kamarudin. 2001. Audit delay and the timeliness of corporate
reporting: Malaysian evidence.
http://www.hicbusiness.ogr/biz2003proceedings/Khairul%20Kamarudin%202.pd
f.
Ansah, S.O. 2000. Timeliness of corporate financial reporting in emerging capital
markets: empirical evidence from the Zimbabwe Stock Exchange. Accounting
and Business Research, (summer), 241-254.
Ashton R.H, dan Willingham Elliot, 1987, An Empirical Analysis of Audit Delay,
Journal of Accounting Research (Autumn), p. 275-292.
Bamber, E.Michael ,and Stratton ,Richard A,(1997) The imformation Content of the
Uncertainty-modified audit report : Evidence from Bank Loan Officers .Journal
accounting Horisons,Vol 11.p 1-11
Carlson ,Steven J,G .William Glezen ,and Michael E.Benefield (1998),An Investigation
of investor Reaction to the imformation Content of a Going Concern Audit
Report While Controling for Current Financial Statement Disclosures. Journal of
Business and Economics.Vol 37 no 3 p 25-38
Carslaw, C. A. P. N., and S.E. Kaplan, 1991, An Examination of Audit Delay: Further
Evidence from New Zealand, Accounting and Bussines Research (Winter), p. 21-
32.
Dyer, J. D., and A. J. McHugh, 1975, The Timeliness of The Australian Reports, Journal
of Accounting Research (Autumn), p. 204-219.
Geiger ,Marshall A .,K. Raghunandan ,and D.V. Rama (2000) , Going Concern Audit
Report Recipients Before and After SAS No 59. Journal National Public
Accounting . Vol 43 p 24-25
Ghozali Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro SPSS, Semarang
Givoly, D, dan D. Palmon, 1982, Timeliness of Annual Earnings Announcement: Some
Empirical Evidence, The Accounting Review (July), p. 486-508.

947
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 948

Halim, Varianada, 2000, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay, Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 2 No. 1, p. 63-75.
Hanipah, 2001, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lamanya Penyelesaian Audit
(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di BEJ), Skripsi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Henderson,Charlene B,.and Kaplan Steven E,.(2000).Research Notes An Examination of
Audit Report Lag for Banks: A Panel Data Approach .Auditing : A Journal of
Practice & Theory Vol 19, No 2
Hossain, Monirul Alam,and Taylor J Peter 1998, An Examination of Audit Delay:
Evidence from Pakistan, Diakses pada tanggal 16 Agustus 2003,
www3.bus.osaka-cu.apIAI, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, PT Salemba
Empat, Jakarta. Knechel, D.M. dan Peyne J.L, 2001, Additional Evidence on
Audit Repor Lag, Auditing: A Journal Practice and theory,
Na’im, Ainun, 1999, Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan:
Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 14, No. 2, hal. 85-100.
Subekti. Imam dan Widiyanti ,W .Novi, 2004. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
audit delay di Indonesia. SNA Bali
Wermert, J.G, Dodd, J.L., dan Doucet, T.A., 2000, An Empirical Examination of Audit
Report Lag Using Client and Audit Firm Cycle Times, Working Papers.

Lampiran 1.
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
No. Kode Nama Perusahaan
1 GRIV PT Great River international Tbk
2 AKRA PT Aneka Kimia Raya Tbk
3 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk
4 LTLS PT Lautan Luas Tbk
5 SMGR PT Semen Gresik Tbk
6 DUTI PT Duta Pertiwi Nusantara
7 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
8 ASGR PT Astra Graphia Tbk
9 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk
10 MLPL PT Multipolar Corporation Tbk
11 HEXA PT Hexindo Sukses Internasional Tbk
12 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk
13 INTA PT Intraco Penta Tbk
14 UNTR PT United Tractors
15 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
16 MDRN PT Modern Photo Film Company Tbk
17 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
18 SOBI PT sorini Corporation Tbk
19 DYNA PT Dynaplast Tbk
20 TRST PT Trias Sentosa Tbk
21 BRPT PT Barito Pacific Tbk
22 SUDI PT Durya Dumai Industri Tbk
23 TIRT PT Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk
24 FASW PT Surya Wisesa Tbk
25 SPMA PT Suparma Tbk
26 SAIP PT Surabaya Agung Ind Pulp& Kertas Tbk
27 ASII PT Asrta International
28 BRAM PT Branta Mulia Tbk
29 GJTL PT Gaja Tunggal Tbk
30 ADMG PT GT Petrochem Industries Tbk

948
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 949

31 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk


32 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
33 MYTX PT Apac Citra Centertex
34 ARGO PT Argo Pantes
35 ESTI PT Ever Shine Textile Industry Tbk
36 PAFI PT Panasia Filament Inti
37 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer Tbk
38 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk
39 DAVO PT Davomas Abadi Tbk
40 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
41 SHDA PT Sari Husada Tbk
42 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk
43 BATI PT BAT Indonesia Tbk
44 GGRM PT Gudang Garam Tbk
45 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
46 DNKS PT Dankos Laboratories Tbk
47 INAF PT Indofarma Tbk
48 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
49 LMPI PT Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk

Lampiran 2.
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN FINANCE
No. Kode Nama Perusahaan
1 BNLI PT Bank Permata Tbk
2 BBIA PT Bank Buana Indonesia Tbk
3 BBCA PT Bank Central Asia Tbk
4 BCIC PT Bank CIC Internasional Tbk
5 BDMN PT Bank Danamon Tbk
6 BGIN PT Bank Global Internasional Tbk
7 BNII PT Bank Internasional Indonesia Tbk
8 LPBN PT Bank Lippo Tbk
9 MAYA PT Bank Mayapada Internasional Tbk
10 MEGA PT Bank Mega Tbk
11 BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk
12 BNGA PT Bank Niaga Tbk
13 NISP PT Bank NISP Tbk
14 PNBN PT Bank PAN Indonesia Tbk
15 BBLD PT Bina Danatama Finance Tbk
16 BFIN PT BFI Finance Indonesia Tbk
17 PNIN PT Panin Insurance Tbk
18 PNLF PT Panin Life Tbk
19 BHIT PT Bhakti Investama Tbk
20 GSMF PT Equty Development Invesment Tbk
21 LPPS PT Lippo Securities Tbk

Lampiran 3. Statistik Deskriptif


Frequencies
Statistics

AUD (X2) LOSS (X3) GCUOP (X4) FININST (X7)


N Valid 70 70 70 70
Missing 0 0 0 0

949
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 950

Frequency Table
AUD (X2)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Berafiliasi 15 21.4 21.4 21.4
Berafiliasi 55 78.6 78.6 100.0
Total 70 100.0 100.0

LOSS (X3)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lainnya 59 84.3 84.3 84.3
rugi bersih 11 15.7 15.7 100.0
Total 70 100.0 100.0

GCUOP (X4)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lainnya 22 31.4 31.4 31.4
Going Concern 48 68.6 68.6 100.0
Total 70 100.0 100.0

FININST (X7)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid manufaktur 49 70.0 70.0 70.0
Keuangan 21 30.0 30.0 100.0
Total 70 100.0 100.0

Descriptives
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


CCT (Y1) 70 6.00 97.00 35.0286 18.13953
FCT (Y2) 70 10.00 76.00 38.3000 12.94621
SIZE (X1) 70 11.17 14.12 12.4102 .64949
SEGMENT (X5) 70 1.00 969.00 60.3286 167.35450
DERATIO (X6) 70 .15 38.52 4.6812 6.19281
Valid N (listwise) 70

950
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 951

Lampiran 4. Regresi
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 70
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 14.73600897
Most Extreme Absolute .060
Differences Positive .060
Negative -.033
Kolmogorov-Smirnov Z .504
Asymp. Sig. (2-tailed) .961
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -49.962 33.096 -1.510 .136
SIZE (X1) 6.589 2.810 .279 2.345 .022 .751 1.332
AUD (X2) .313 4.784 .007 .065 .948 .896 1.116
LOSS (X3) 16.488 5.332 .333 3.092 .003 .917 1.091
GCUOP (X4) 7.594 4.234 .196 1.793 .078 .893 1.119
SEGMENT (X5) -.031 .012 -.288 -2.575 .012 .850 1.176
DERATIO (X6) -.227 .336 -.078 -.677 .501 .811 1.233
FININST (X7) -4.372 4.755 -.111 -.919 .361 .727 1.375
a. Dependent Variable: CCT (Y1)

Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -19.986 18.965 -1.054 .296
SIZE (X1) 2.574 1.610 .223 1.599 .115
AUD (X2) .534 2.742 .025 .195 .846
LOSS (X3) 1.860 3.055 .077 .609 .545
GCUOP (X4) 1.534 2.426 .081 .632 .529
SEGMENT (X5) -.010 .007 -.185 -1.411 .163
DERATIO (X6) -.180 .192 -.125 -.935 .354
FININST (X7) -1.324 2.725 -.069 -.486 .629
a. Dependent Variable: ABSU

951
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 952

Regression
Variables Entered/Removedb

Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 FININST (X7), GCUOP (X4), AUD (X2),
LOSS (X3), SEGMENT
a
(X5), DERATIO . Enter
(X6), SIZE (X1)
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: CCT (Y1)

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .583a .340 .266 15.54564
a. Predictors: (Constant), FININST (X7), GCUOP (X4),
AUD (X2), LOSS (X3), SEGMENT (X5), DERATIO (X6),
SIZE (X1)
b. Dependent Variable: CCT (Y1)

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part
1 (Constant) -49.962 33.096 -1.510 .136
SIZE (X1) 6.589 2.810 .279 2.345 .022 .176 .285 .242
AUD (X2) .313 4.784 .007 .065 .948 -.038 .008 .007
LOSS (X3) 16.488 5.332 .333 3.092 .003 .407 .366 .319
GCUOP (X4) 7.594 4.234 .196 1.793 .078 .288 .222 .185
SEGMENT (X5) -.031 .012 -.288 -2.575 .012 -.268 -.311 -.266
DERATIO (X6) -.227 .336 -.078 -.677 .501 -.056 -.086 -.070
FININST (X7) -4.372 4.755 -.111 -.919 .361 -.159 -.116 -.095
a. Dependent Variable: CCT (Y1)

Lampiran 5. Regresi
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 70
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 9.46167803
Most Extreme Absolute .087
Differences Positive .087
Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .725
Asymp. Sig. (2-tailed) .669
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

952
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 953

Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -63.928 21.250 -3.008 .004
SIZE (X1) 8.180 1.804 .486 4.534 .000 .751 1.332
AUD (X2) -2.037 3.072 -.065 -.663 .510 .896 1.116
LOSS (X3) 9.912 3.423 .281 2.895 .005 .917 1.091
GCUOP (X4) 7.702 2.719 .278 2.833 .006 .893 1.119
SEGMENT (X5) -.018 .008 -.236 -2.340 .023 .850 1.176
DERATIO (X6) -.379 .215 -.181 -1.759 .083 .811 1.233
FININST (X7) -3.182 3.053 -.113 -1.042 .301 .727 1.375
a. Dependent Variable: FCT (Y2)

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.160 10.355 .209 .835
SIZE (X1) .699 .879 .110 .795 .430
AUD (X2) -1.307 1.497 -.110 -.873 .386
LOSS (X3) -.296 1.668 -.022 -.177 .860
GCUOP (X4) -1.428 1.325 -.137 -1.078 .285
SEGMENT (X5) -.008 .004 -.275 -1.121 .138
DERATIO (X6) -.028 .105 -.036 -.270 .788
FININST (X7) -.208 1.488 -.020 -.140 .889
a. Dependent Variable: ABSU

Regression

Variables Entered/Removedb

Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 FININST (X7), GCUOP (X4), AUD (X2),
LOSS (X3), SEGMENT
a
(X5), DERATIO . Enter
(X6), SIZE (X1)
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: FCT (Y2)

953
SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005 954

Regression
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .683a .466 .406 9.98152
a. Predictors: (Constant), FININST (X7), GCUOP (X4),
AUD (X2), LOSS (X3), SEGMENT (X5), DERATIO (X6),
SIZE (X1)
b. Dependent Variable: FCT (Y2)

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part
1 (Constant) -63.928 21.250 -3.008 .004
SIZE (X1) 8.180 1.804 .486 4.534 .000 .367 .499 .421
AUD (X2) -2.037 3.072 -.065 -.663 .510 -.064 -.084 -.062
LOSS (X3) 9.912 3.423 .281 2.895 .005 .384 .345 .269
GCUOP (X4) 7.702 2.719 .278 2.833 .006 .382 .339 .263
SEGMENT (X5) -.018 .008 -.236 -2.340 .023 -.176 -.285 -.217
DERATIO (X6) -.379 .215 -.181 -1.759 .083 -.092 -.218 -.163
FININST (X7) -3.182 3.053 -.113 -1.042 .301 -.100 -.131 -.097
a. Dependent Variable: FCT (Y2)

954

You might also like