Professional Documents
Culture Documents
Pendahulu kita, juga orangtua kita sering bilang, “Nak, pergilah ke sekolah
(kuliah), kalau tidak, kamu bakal gagal menjalani kehidupan. Kamu tidak
bakal sukses.” Oke, niat baik orangtua, kita terima. Tapi sukses, bukan
hanya karena kepintaran. Wirausahawan sejati (kebanyakan) menikmati
saat ia memimpin, menjadi pengelola usahanya sendiri. Ia memiliki orang-
ornag yang bekerja padanya. Karena urusan teknis memerlukan keahlian
teknis, sebagai bos, ia harus mendapatkan orang lain yang menguasai
ketrampilan teknis itu. Maka ia pekerjakan seseorang yang lebih pintar
daripada dirinya. Jika Anda pemilik usaha ini, maka Anda adalah bos yang
mempekerjakan tenaga ahli. begitu usaha Anda sukses, selangkah demi
selangkah mengisi jagad dunia usaha, bahkan Anda naik terus ke jenjang
prestisius dalam bisnis yang Anda geluti, saat itu orang tak lagi peduli
Anda pintar atau tidak di sekolah. Bahkan, kampus Anda saja, orang tak
lagi hirau. Anda dulu anak siapa, “sesulit apa”, juga tak lagi menjadi
perbincangan.
Bicara soal memanfaatkan otak orang lain, David Ogilvy, tokoh paling
inspirasional dalam dunia iklan, pernah memberi nasihat.
Katanya,”Pekerjakanlah orang yang lebih pintar daripada Anda.” Dengan
mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda akan lebih
cepat dan banyak belajar dari mereka. Banyak orang yang lebih pintar
daripada Anda pada banyak hal – menulis pidato, membangun tim, yang
dengan sadar mengajar anggota tim baru berbagai keterampilan baru.
Sama halnya dengan keuangan. Anda dapat belajar akunting dasar
dengan cepat kepada akuntan anda.
Perusahaan yang menonjol seperti Coca-Cola, IBM, Microsoft, memiliki
orang dengan kualitas menonjol hampir di semua bidang. Pekerjakanlah
orang lain, buat mereka bekerja untuk Anda meskipun untuk itu, Anda
harus mengeluarkan banyak uang.
Satu hal lagi yang harus diingat, jangan bergantung kepada daftar riwayat
hidup dalam mempekerjakan orang, sebab semua itu dapat dibuat dan
ditata sedemikian menarik, padahal sesungguhnya itu tidak
mencerminkan realita yang ada. Penilaian justru didasarkan pada naluri
atau insting dasar yang Anda miliki. Carilah orang yang Anda yakin:
ヘ mampu mengendalikan bisnis
ヘ menunjukkan antusiasme
ヘ mampu memperlakukan staf dengan baik