You are on page 1of 6

Alam

Lihatlah hutan kita ini Sedikit habis oleh orang-orang Yang tidak memikirkan masa depan Dia mementingkan pribadi tanpa peduli Lewat puisi alam imi aku bertanya Lewat curahan kata aku bicara Indahnya tanahku di atas negeri Ribuan pulau menyapa senyum bijaksana Indonesia tercinta tetumbuhan menghijau Aku lahir di sini Di tempat surgawi Tanahku subur penjajah suka buahku Mereka berkelana dari kejauhan Mereka datang berbondong Akhirnya mereka pergi dengan semangat alam Penjajah pergi, penjajah lenyap Sekarang diri menjarah diri Hutan kita habis berkeping Sisa akar-akar yang suram Satukan jemari, beri yang lain pencerahan Cukup tanam satu tunas sehati Atau lindungi yang sudah merambah Tanpa kau ketahui kau melestarikan Janin di masa mendatang Sengaja gambar ini terpampang Sengaja gambar ini tersimpan Agar kita mengerti takkan ada lagi yang asri Kalau kita tak peduli

Derai Cemara Udang

Angin pantai disela gerimis Mendera pelan, sejenak Berteduh di bawah Pohon-pohon cemara udang Kemudian lenyap ke arah Gubuk-gubuk bambu yang reot Tanpa atap di tepian jalanan pantai Senja ini.. Tiada yang romantis atau membiuskan angan Ke dalam khayal yang beku Dan ratusan hari terkubur diam Pantai ini telah sepi.. Hanya derai cemara udang.. Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda Tidak juga menjadi hujan deras Ada yang berubah Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau Dan di beberapa sudut tumbuh padang rumput Ada cemara udang, perahu nelayan Yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat Ini adalah pantai kenangan

Taman
Dedaunan hijau melambai tertiup angin denting suara bertalu diantara sunyi taman ini ragam jenis pohon yang jadi wajibku ragam perdu di balik ukir batu memberi celah sunyi untuk sang matahari dentingan bertalu-talu diantara pepohonan yang bisu hingga tertekan angin dari asap yang menggebu Dedaunan hijau runtuh merelakan kawan tua sesaat hingga suara-suara memberontak di kesunyian taman hingga mereka berdatangan diantara tanah batu ukir rindangnya alam taman terusir khayalku terhenti.. taman ini memintaku pergi seakan enggan tak dapat menampakkan lagi keasrian perlindungan sunyi yang mereka tawarkan padaku hingga pagi ini Aku pun beranjak pergi ketika sang pembawa pesan menawarkanku tuk kembali nanti berkhayal rindangnya sunyi paru-paru ibu pertiwi yang mereka bawa hingga mati dan tumbuh kembali meski nyata itu telah jauh pergi Aku berjanji untuk kembali mengingat kembali hijaunya ibu pertiwi..

Sajak alam

Begitu indahnya kehangatan dan keakraban alam Pohon dan rumput menyambutku dengan tarian.. Aspal dan kerikil-kerikil kecil tersenyum melihatku datang Sentuhan hangat sang mentari, desahan genit sang angin yang bersiul menggoda Tatapan sang Bulan dan Bintang yang ramah menemani Tuhan betapa Indahnya semua ini, Izinkan aku bercekrama dengan mereka dibawah langit MU yang biru Untuk mensyukuri setiap detik nikmat dan karunia yang telah Kau berikan.. -sajak untuk para pe touring sejati-

INDAHNYA ALAM NEGERI INI

Kicauan burung terdengar merdu Menandakan adanya hari baru Indahnya alam ini membuatku terpaku Seperti dunia hanya untuk diriku Kupejamkan mataku sejenak Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk , tenang , senang kurasakan Membuatku seperti melayang kegirangan Wahai pencipta alam Kekagumanku sulit untuk kupendam Dari siang hingga malam Pesonanya tak pernah padam Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan Begitu indah rasanya Bak indahnya taman di surga Keindahan alam terasa sempurna Membuat semua orang terpana Membuat semua orang terkesima Tetapi, kita harus menjaganya Agar keindahannya takkan pernah sirna

You might also like