You are on page 1of 21

MASA DEPAN HUTAN ALAM RIAU

SEMINAR HARI LINGKUNGAN HIDUP Tema: Save Riau Forest Before The Annihilitation of Riau Forest 2025 HIMA BIO FKIP UIR Pekanbaru, 4 Juni 2011

Oleh : Muslim JIKALAHARI Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau

History

DEFORESTASI RIAU

DEFORESTASI RIAU

DEFORESTASI RIAU

DEFORESTASI RIAU
WAJAH HUTAN ALAM RIAU HARI INI HUTAN ALAM TERSISA 2008/2009 2,5 juta Ha

WAJAH HUTAN ALAM RIAU HARI INI

Poin 2 kondisi masih berhutan alam, menunggu waktu untuk dihancurkan

LAJU DEFORESTASI HUTAN ALAM RIAU


Luas hutan Riau

Tahun 1982 78% (6.415.655 hektar) dari luas daratan Propinsi Riau 8.225.199 Ha (8.265.556,15 hektar setelah dimekarkan). Riau rata-rata setiap tahun kehilangan hutan alam-nya hampir 160.000 Hectare/tahun Periode 2005 - 2006 hutan alam yang hilang mencapai 384,577 hectare.

7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 476,233 6,415,655 5,623,601 4,159,823 3,413,937 3,216,374 2,944,065 2,743,173

1982 1988 1996 2000 2002 2004 2005 2015

2 FAKTOR UTAMA PENYEBAB DEFORESTASI HUTAN ALAM RIAU

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU SKALA BESAR


hingga tahun 2006 Kapasitas masing-masing industri Pulp and Paper tersebut telah mencapai 2 juta ton/tahun. Setidaknya semenjak tahun 1980-an sampai tahun 2000 kawasan HPH yang sudah dialokasikan untuk dialihfungsikan menjadi HTI mencapai 1,57 juta hectare.

Berdasarkan analisis Jikalahari dari luasan 1,9 juta konsesi HTI di Riau, 819.955 hectare berada dihutan alam/ kawasan lindung yang idealnya tidak ada konversi di kawasan tersebut.

2 FAKTOR UTAMA PENYEBAB DEFORESTASI HUTAN ALAM RIAU

Ambisius Perkebunan Sawit


Perkebunan sawit tahun 2007 telah mencapai luasan 2,157,091 hektar. Seperempat lahan kelapa sawit indonesia berada di propinsi riau, dari 2,158,091 hektar luas sawit Riau 39 % Sawit berada di lahan gambut dan 55% berada dilahan gambut dalam dan sangat dalam.

Legalitas Kontroversi
Kejahatan Kehutanan Kontemporer

Pengrusakan Hutan Riau tidak hanya disebabkan oleh praktek penebangan tanpa menggunakan izin (illegal logging), tetapi juga disebabkan praktek penebangan dengan menggunakan perizinan yang bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku (cacat proses).

Ada 9 dari 14 perusahaan menerima RKT tahun 2009, merupakan perusahaan yang terlibat dalam kasus Illegal loging Riau 2007-2008 yang di SP3. 4 Perusahaan berafiliasi dengan APRIL dan 5 Perusahaan dengan APP.

Legalitas Kontroversi
Contoh Kasus: Bupati Pelalawan Azmun Jafar

Bupati Pelalawan Azmun Jaafar dengan hukuman penjara 11 tahun karena terbukti melakukan tindakan korupsi yakni menerima suap guna menerbitkan izin HTI untuk 15 perusahaan terkait dengan APRIL dan APP PT. SPA Unit Serapung (afiliasi APP) dan PT. Uniseraya (afiliasi APRIL), dua dari 15 perusahaan yang menerima izin dari mantan Bupati Kabupaten Pelalawan menerima RKT untuk melanjutkan usaha mereka seperti sebelumnya, tanpa hukuman. Beberapa Izin yang dikeluarkan bupati yang bermasalah diverifikasi dan diganti dengan izin baru dengan tanggal penetapan yang sama.

SP3 Kasus Illegal Loging Riau


14 Perusahaan HTI di Riau

Alasan SP3: Tidak ada unsur melawan hukum Saksi Ahli Departemen Kehutanan menyatakan tidak ada kerusakan Hutan ataupun LH Pendapat ahli teknis dari departemen kehutanan atas 14 kasus : Perusahaan memiliki izin yg sah. Tujuan pembanguanan HTI tdk dpt diukur dlm jangka pendek, karena pembangunan HTI merupakan proses yg dimulai dgn merusak hutan alam. Kegiatan land clearing dlm rangka penyiapan lahan HTI tdk diwajibkan pengukuran tingkat kerusakannya kpd pemegang izin HTI.

TEMUAN SATGAS PMH TERHADAP KASUS DIKELUARKANNYA SP3 I. Terdapat kejanggalan dalam alas an-alasan diterbitkannya SP3: Kesaksian ; BS & BW (staf Kemenhut) tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi ahli di bidang hukum ; terkait dalam proses pemberian izin/ tidak independen. Kejaksaan Tinggi Riau mengabaikan kesaksian ahli hukum dan saksi ahli lainnya (Prof. Muladi, Prof. Bambang Hero, Dr. Basuki Wasis) Kejanggalan dalam P 19 (Kejaksaan): pertanyaan tidak relevan; menolak keterangan ahli yang diajukan oleh POLDA; Jaksa Penuntut Umum meminta POLDA Riau mencari saksi yang dapat meringankan tersangka II. Terkait dengan isu teknis: Terdapat pelanggaran peraturan disiplin PNS DEPHUT sebagai saksi ahli oleh Kejaksaan padahal merupakan salah satu pihak yang bertanggungjawab atas pemberian izin yang dipermasalahkan. Selain itu, Satgas memahami bahwa telah terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa izin yang diperoleh dua perusahaan bersifat melawan hukum

RENCANA PENGHANCURAN HUTAN RIAU AKAN TERUS BERLANJUT SEPERTI BIASANYA

Hutan alam yang diperbolehkan dibuka oleh konsesi afiliasi APRIL dan APP berdasarkan RKT 2009 merupakan hutan alam yang relatif masih baik dengan potensi kayu rata-rata 118 m3/ha dan 82 m3/ha.
Target Produksi Hutan Alam yang diperbolehkan untuk dibuka RKT 2009 Log ( M3) Area (Ha) 56,659.25 74,099.00 130,758.25 KB (>50 cm) 526,675.23 229,529.05 756,204.28 KBS (30-49 cm) 1,058,933.21 1,567,467.18 2,626,400.39 KBK 3,032,107.73 6,964,112.15 9,996,219.88 Total 4,617,716.17 8,761,108.38 13,378,824.55

Perusahaan Afiliasi APP Perusahaan Afiliasi APRIL TOTAL APP DAN APRIL

Hutan alam alam yang ditebang juga berada di gambut dalam (Lanscape Senepis, GSK, Semenanjung Kampar & Kerumutan), bertentangan dengan hukum yang berlaku (Kepres 32/1990 & PP 26/2008) dan komitmen Presiden untuk mengurangi emisi negara sebesar 26 % hingga 41%

RENCANA PENGHANCURAN HUTAN RIAU AKAN TERUS BERLANJUT SEPERTI BIASANYA

RENCANA PENGHANCURAN HUTAN RIAU AKAN TERUS BERLANJUT SEPERTI BIASANYA

INDIKASI INPRES MORATORIUM

Selama moratorium: Pada 14% (350.000 ha) hutan Riau dalam konsesi HTI dan HPH perusahaan terkait SMG/APP, deforestasi legal bisa berlanjut. Pada 18% (450.000 ha) hutan Riau dalam konsesi HTI dan HPH perusahaan terkait RGE/APRIL, deforestasi legal bisa berlanjut.

PREDIKSI Jika mengikuti trend laju perubahan tutupan hutan dan inkonsistensi terhadap peraturan yang ada Jika mengikuti trend laju perubahan tutupan hutan dan inkonsistensi terhapap peratuaran yang ada, maka dapat diprediksi 10 tahun kedepan hutan alam riau akan hilang dan hutan alam Gambut/Rawa Gambut yang tersisa hanya 199,443 ha yang merupakan hutan-hutan dikawasan konservasi

Kebakaran Lahan semakin mempermalukan Indonesia dimata dunia dan memberikan image Indonesia sebagai negara melepas CO2 terbesar akibat deforestasi hutan dan kerusakan hutan rawa gambut. Hal ini memberikan dampak terhadap pengurasan dana APBD dan APBN untuk Penanggulangan bencana

PREDIKSI Jika mengikuti trend laju perubahan tutupan hutan dan inkonsistensi terhadap peraturan yang ada

Tidak adanya Ruang kelola rakyat, dengan peruntukan lahan yang ada sekarang dan rencana perluasan konsesi maka lahan yang tersisa untuk Rakyat 0,46 hectare saja Semakin meluasnya konflik horizontal perebutan atas tanah & Semakin meluasnya konflik masyarakat dengan pemodal

Pemilik lahan/ pemodal yang melakukan monopoli sumberdaya alam sangat mempengaruhi keputusan-keputusan politik dan pertimbangan pembangunan strategis Riau

SOLUSI
Moratorium Konversi Hutan Alam dan Lahan Gambut Menghentikan penerbitan izin-izin baru HTI Tidak menerbitkan lagi RKT di hutan alam dan lahan gambut Meninjau semua Perizinan yang telah diberikan kepada perusahaan afiliasi APP dan APRIL dan perusahaan kayu, & industri perkebunan lainnya Evaluasi Kapasitas Produksi Industri Kertas Mempromosikan pembangunan "daerah kritis". Pemegang izin konsesi agar secara sukarela menghentikan penebangan hutan alam dan pembukaan gambut.

NOMORE FOREST AND PEATLAND CONVERSION

You might also like