You are on page 1of 5

PEDOMAN UMUM MONITORING DAN SURVEILANS RESIDU DAN CEMARAN MIKROBA (PMSR-CM).

I.

PENDAHULUAN Residu merupakan akumulasi obat atau bahan kimia dan/atau metabolitnya yang terdapat pada produk hewan sebagai akibat dari pemakaian atau terkontaminasi obat hewan, hormon, pestisida dan cemaran logam berat pada hewan dan/atau produk hewan baik sebelum proses produksi, dalam proses produksi maupun setelah proses produksi. Produk hewan yang mengandung residu, apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, hewan dan lingkungan. Produk hewan mempunyai sifat mudah rusak (perishable food), selain itu juga merupakan media untuk pertumbuhan mikroba. Produk hewan juga dapat mengandung mikroba patogen yang berasal dari hewan sakit dan/atau terkontaminasi dari lingkungan. Jumlah mikroba yang melebihi batas normal atau adanya mikroba patogen pada produk hewan dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Mikroba dapat berubah menjadi resisten apabila pemakaian antimikroba tidak sesuai dengan tatacara penggunaannya, atau sebagai akibat dari mengkonsumsi produk hewan yang mengandung residu dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini dapat berakibat terjadinya kegagalan pengobatan dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengetahui adanya residu dan cemaran mikroba pada produk hewan perlu dilakukan pengawasan melalui pemeriksaan dan pengujian sehinggga dapat ditetapkan suatu kebijakan untuk mencegah residu dan cemaran mikroba pada produk hewan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas untuk dapat menjamin produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal, (ASUH) dilaksanakan pengawasan dan pengujian produk hewan antara lain dengan melaksanakan kegiatan monitoring dan surveilans pada produk hewan, pada saat sebelum proses produksi, dalam proses produksi dan setelah proses produksi, untuk menjamin agar produk asal hewan yang dikonsumsi memenuhi persyaratan keamanan dan mutunya. Sehingga aman, sehat dan layak dikonsumsi bagi manusia.

II.

TUJUAN Tujuan dilaksanakan PMSR-CM adalah: 1. Mengadakan pemantauan (monitoring) terhadap derajat pencemaran mokroorganisme dan derajat pencemaran residu pada Produk Asal Hewan di unit usaha seperti : RPH/RPU, tempat penjualan daging dan telur, tempat penampungan dan penjualan susu serta perusahaan peternakan (untuk ayam petelur), 2. Mengadakan pengamatan (surveilans) terhadap suatu jenis residu dan mikroorganisme yang menjadi masalah pada jenis produk asal hewan tertentu dan sekaligus untuk mengetahui sejauh mana akumulasi pencemaran residu tersebut dalam jaringan ternak.

III.

SASARAN Sasaran yang diharapkan dari Pelaksanaan monitoring dan surveilans residu dan cemaran mikroba adalah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dalam aspek keamanan dan kesehatan masyarakat di 33 Provinsi pada wilayah kerja UPT Pusat dan UPT Daerah.

IV. MANFAAT UPT Pusat (BPMPP, BBV, dan BPPV), dan UPT Daerah pada Dinas yang membidangi fungsi kesmavet di 33 (tiga puluh tiga) provinsi yang menerima langsung kegiatan monitoring dan surveilans residu dan cemaran mikroba, mampu melakukan pengambilan contoh dan pengujian produk asal hewan sesuai kaidah ilmiah yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan monitoring dan surveilans residu dan cemaran mikroba sehingga diperoleh hasil pengujian yang absah/valid.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN MONITORING DAN SURVEILANS TAHUN 2012.

Pelaksanaan kegiatan monitoring dan surveilans dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut :

Perencanaan 1). Dinas yang membidangi fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Provinsi/Kabupaten/Kota menginventarisir jumlah unit usaha yang akan dilakukan monitoring ataupun surveilans Setelah daftar unit usaha diinventarisir, maka ditetapkan jumlah unit usaha yang akan dimonitoring atau disurveilans dengan mempertimbangkan kemampuan Sumberdaya manusia (SDM), biaya (anggaran), peralatan dan instansi terkait yang akan melaksanakan PMSRCM (BPMPP, BBVet, BPPV, dan UPTDaerah).

2)

2.

Pelaksanaan 1). Setelah direncanakan dengan baik dan mempertimbangkan kemampuan Suberdaya Manusia (SDM), biaya (anggaran), peralatan dan instansi terkait yang terlibat dalam pelaksanaan PMSRCM. Maka dinas yang membidangi fungsi Kesmavet (BPMPP, BBvet, BPPV, dan UPTDaerah), maka dilaksanakan pengambilan sampel ke lokasi Unit Usaha. Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas pengawas kesmavet, atau petugas pengambil contoh (PPC) di lokasi unit usaha sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. 3) Rumah Potong Hewan Rumah Potong Unggas Kios Daging Pasar swalayan /supermarket Importir /distributor Tempat Penampungan Susu (TPS) Cold Storage Tempat Pengumpulan Telur (TPT)

2)

Setelah melaksanakan pengambilan, sampel dikirimkan ke laboratorium penguji untuk dilakukan pengujian. Pengujian dapat dilakukan di Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), atau BBVet, atau BPPV, atau BPMPP. Hasil pengujian dikirimkan kepada Dinas yang membidangi fungsi Kesmavet di provinsi, kabupaten/kota dan tembusan ke Direktorat Kesmavet dan Pasca Panen.

4)

3.

PELAPORAN Agar pelaksanaan kegiatan monitoring dan surveilans dapat diketahui oleh pihak terkait, maka pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berjenjang mulai dari Kabupaten/Kota, Provinsi, regional, dan UPTP ataupun UPTD secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sebagaimana form terlampir.

Jakarta, Januari 2012 Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen

Drh. Akhmad Junaidi, MMA NIP. 19570622 198603 1 001

PEDOMAN UMUM MONITORING DAN SURVEILANS RESIDU DAN CEMARAN MIKROBA (PMSR-CM) PADA PRODUK ASAL HEWAN
TAHUN ANGGARAN 2012

DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN PASCA PANEN

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERTANIAN 2012

You might also like