You are on page 1of 4

Shadakoh Membentuk Karakter Kesalehan Sosial

(Hidup Berkah dengan Berbagi)

Pemateri oleh Uzlah Maulana, S.Ud

Ingatlah, kamu ini orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya Dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepadaNya): dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain: danmereka tidak akan seperti kamu ini. [Qs. Muhammad [47] ayat 38, juz 24]

Sedekah / infaq dalam beberapa kondisi 1. Sedekah dalam keadaan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan Qs. Al-Baqarah [2] ayat 271, juz 38 jika kamu menampakkan sedekah (mu) [1], maka itu adalah baik sekali, dan jika kamu menyembunyikannya[2] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu adalah baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebahagian kesalahan-kesalahanmu: dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 1. Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain 2. Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkanya, karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi 2. Sedekah dalam keadaan terpaksa maupun sukarela At-Taubah [9] AYat 53-54, juz 10 53. katakanlah [3] : Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun denga terpaksa. Namun nafkah itu tidak sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang yang fasik[4]. 54. Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. 3) Menurut AT-thabiri makna dari kalimat qul dalam ayat di atas, bermakna pemberitahuan 4) Menurut tafsir Mohammad Ali Ashabuni makna fasiq adalah orang yang melampaui batas dalam berbuat dosa dan keluar dari ketaatan kepada Allah swt

3. Sedekah / nafkah dalam keadaan kaya maupun miskin Qs. Talaq [65] ayat 7, juz 8 hendaklah orang yang mampu member nafkah[5] menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan oleh Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. 1. Nafkah disini maksudnya nafkah suami terhadap keluarga sesuai kemampuan 4. Sedekah baik di waktu lapang maupun sempit Qs. Ali Imran [3] ayat 134, juz 4 (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Keterangan : ayat di atas menjelaskan tentang tingkatan ikhsan. Tingkatan ikhsan yang pertama mengeluarkan hartanya untuk bersadakah. Kedua, memaafkan itu suatu kemuliaan, ketiga rendah hati [tawadhu] [HR Al-Hakim]

Peringatan bagi orang yang tidak mau berzakat maupun bersedekah 1. Hartanya akan dikalungkan pada hari kiamat Qs. Ali Imran [3] ayat 180, juz 4 sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Alah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 2. Hartanya akan menyetrika di dahi, punggung dan lambungnya Qs. At-Taubah [9] ayat 35, juz 10 pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. 3. Hartanya akan menjadi penyesalan Qs. Al-Munaafiqun [63] ayat 10, juz 28 dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lau ia berkata: Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menagguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-ornag yang saleh? 4. Allah akan memasukkan ke neraka Saqar Qs. Al-Muddatsir [74] ayat 42-44, juz 29 42. apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqqar (neraka)?. 43. Mereka menjawab: kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, 44. Dan kami tidak (pula) member makan orang yang miskin.

Balasan bagi orang yang berzakat dan berinfaq 1. Allah akan membalas 700 kali lipat Qs. Al-Baqarah [2] ayat 261, juz 3 perempuan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-ornag yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[3] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [3] pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dll. 2. Sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah, dan mendapat doa Rasul Qs. At-Taubah [9] ayat 99, juz 11 di antara orang-orang badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jaln untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalalm rahmat (surge) Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 3. Allah akan memberikan perniagaan yang tidak akan merugi Qs. Faathir [35] ayat 29-30, juz 22 29sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rizki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 30. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Janji akakn bersedekah ketika mendapat rezeki, tetapi sesudah mendapat rezeki mengingkari dan lupa bersedekah Qs. At-Taubah [9] ayat 75-77, juz 10 75 dan di antar mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah : sesungguhnya jika Allah memberikn sebahagiaan karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. 76. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagiaan dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). 77. Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah, apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena meraka selalu berdusta.

Asbabun an-nuzul/ sebab turun ayat ini : ada seseorang yang bernama salabah datang kepada Rasulullah, dia berkata : ya Rasullullah doakan kepada Allah supaya aku diberikan harta, nabi menjawab celaka lah

engkau sesungguuhnya harta yang sedikit akan menghantarkan kepada rasa syukur daripada harta yang banyak yang kamu tidak mampu memilikinya. Salabah berkata demi yang mengutusmu pada kebaikan jika engkau doakan aku diberi rizki dengan harta, maka akan aku beri setiap yang berhak menerimanya dan aku tetap meminta sampai engkau mendoakan. Maka dia dikaruniai dengan seekor domba, lalu domba tersebut berkembang biak, maka pada suatu hari dia berada pada suatu lembah di kota Madinah, karena sibuknya mengurus dombanya, pada suatu hari dia meninggalkan shalat duhur yang sudah masuk wakru ashar, lalu dia tetrtidur. Mulai saat itu dia sering meninggalkan shalat wajib,shalat jumat dan shalat berjamaah, maka Rasulullah bertanya tentang dia, lalu beliai diberitahu, maka Rasul berkata celakalah Salabah 3x maka turunlah ayat tersebut [ Salabah nama lengkapnya Salabah bin Abi Hatib, dia salah seorang munafiq] [ Tafsir Ali Ashabuni jilid 1, hal 551]

You might also like