You are on page 1of 2

TUGAS TEKNIK EKSPLORASI LANJUT Nama NIM Jurusan : KORNELIS EKO PATTY : 0806103329 : TEKNIK PERTAMBANGAN

1. Pada suatu pemboran eksplorasi telah dilakukan coring pada lapisan produktif dengan

panjang 20 ft dan diameter 5 inch. Core tersebut porus dan dijenuhi minyak dengan viskositas 3 cp. Di Laboratorium Dilakukan analisa dengan diberikan tekanan 75 psi pada suatu bagian horizontal maka terjadi aliran minyak dengan laju sebesar 0,3 l/s. pada tekanan 30 psi berapakah permebilitas core tersebut ? Diketahui : L = 20 ft D = 5 inch = 0,41 ft A = rL = 25,748 ft2 M = 3 Cp, untuk P = 75 psi dan Q = 0,3 l/s Ditanya : Berapakah nilai K (permebilitas) untuk tekanan 30 psi ? Penyelesaian : V= Karena V = maka Q = V.A =

Dimana: A = luas penampang dP/dL = tekanan per unit panjang Q = debit K = permeabilitas = viskositas Q= 0,3 l/s = K= K = 0,00046 (tanda negatif hanya di gunakan sebagai penunjuk arah) Nilai K untuk permebilitas suatu tempat berubah kecuali laju fluida yang mengalir. Maka nilai K = 4,6 x 10-5

2. Kegunaan porositas dan permebilitas serta bagaimana hubungannya dalam batuan

reservoir ? a. Porositas Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik. Pori-pori dalam batuan sarang inilah yang ditentukan oleh porositas, semakin besar porositas suatu batuan maka akan semakin banyak pula menampung minyak. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar porositas batuan maka akan semakin baik sebagai batuan reservoir minyak bumi. Porositas sendiri terbagi menjadi 2 yaitu porositas umum/absolut dan porositas efektif. Porositas umum atau asolut yaitu merupakan persen volume pori-pori total terhadapa volume batuan total, sedangkan porositas efektif yaitu merupakan persen volume poripori yang saling berhubungan terhdap volume batuan total.
b. Permeabilitas

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung bermigrasi keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap). Batuan yang menerupai mangkok terbalik tersebut haruslah batuan permeabel atau dengan permeabilitas yang rendah sehingga minyak yang tertampung tidak mengalir/bermigrasi lagi ketempat lain. Air yang dibagian bawah minyak sendiri harus berada di atas batuan yang permebel atau tak tembus air sehingga tidak bisa meresap kebawah lagi. inilah sebabnya permebilitas batuan berpengaruh penting dalam pembentukan perangkap/jebakan minyak,semakin rendah permeabilitas batuan maka akan semakin baik.

You might also like