You are on page 1of 6

SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176

PENERAPAN SISTEM PROTEKSI FISIK PADA PENGANGKUTAN URANIUM DENGAN KENDARAAN DARAT DARI BANDARA SOEKARNO HATTA KE INSTALASI PRODUKSI ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET ( IPEBRR )
Suhaedi Muhammad1, Rr.Djarwanti Rahayu Pipin Sudjarwo2
Pusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi Radiasi BATAN Pasar Jumat Email untuk korespondensi: suhaedi.muhammad@yahoo.com Pusat Radioisotop Dan Radiofarmaka BATAN, Gedung 11 kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi: rrdjarwantirahayups@yahoo.co.id

ABSTRAK
PENERAPAN SISTEM PROTEKSI FISIK PADA PENGANGKUTAN URANIUM DENGAN KENDARAAN DARAT DARI BANDARA SOEKARNO HATTA KE INSTALASI PRODUKSI ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET ( IPEBRR ). Mengingat pengangkutan bungkusan uranium sarat dengan aspek teknis, sosial dan politis, maka guna menjamin keselamatan dan keamanan pelaksanaannya perlu diterapkan sistem proteksi fisik sebagaimana yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir. Penerapan sistem proteksi fisik harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan pengangkutan hingga bungkusan uranium sampai di tempat tujuan.Sistem proteksi fisik yang diterapkan meliputi : pemberitahuan pihak pengirim ke pihak penerima, perizinan ke BAPETEN, koordinasi dengan pihak keamanan BATAN dan kepolisian, penentuan jenis dan pemeriksaan kelayakan kendaraan pengangkut bungkusan uranium, penentuan personil, pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan uranium, pemasukan dan penempatan bungkusan uranium di dalam kendaraan pengangkut, pemasangan sistem kunci pada kendaraan pengangkut bungkusan uranium, koordinasi untuk kelancaran pelaksanaan pelaksanaan pengangkutan, pemantauan kondisi lingkungan di tempat pemberangkatan, pemeriksaan personil yang bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium, koordinasi dan komunikasi selama proses pengangkutan, pengamanan di lokasi kedatangan bungkusan uranium dan pemindahan bungkusan uranium dari kendaraan pengangkut ke tempat penyimpanan. Dari pengalaman selama ini, pengangkutan bungkusan uranium dari bandara Soekarno Hatta ke Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset ( IPEBRR ) berlangsung dengan lancar, selamat dan aman. Kata Kunci : Sistem Proteksi Fisik, Pengangkutan Bungkusan Uranium

ABSTRACT
PHYSICAL PROTECTION SYSTEM APPLICATION IN URANIUM PACKAGE TRANSPORTATION WITH ROAD TRANSPORT VEHICLES FROM SOEKARNO-HATTA AIRPORT TO THE INSTALLATION OF PRODUCTION RESEARCH REACTOR FUEL ELEMENTS (IPEBRR). The transport of uranium package containts technical aspects, social and political, to ensure the safety and security implementation needs to be applied to the physical protection system as defined in the Government Regulation Number 01 Year 2009 concerning the provision of Physical Protection Systems Installation and Nuclear Material. Implementation of physical protection systems must be done thoroughly starting from the preparation phase, the implementation of the transport of uranium until the package arrived at their destination. Physical protection systems applied include: notification of the sender to the recipient, permissions to Bapeten, BATAN coordination with security forces and police, the determination of the transport vehicle and checking the feasibility of uranium bundle, the determination of personnel, examination of the feasibility of uranium package delivery, package uranium intake and placement in the transport vehicle, the installation of key system on the vehicle transporting the uranium package, coordination for the smooth implementation of the transport implementation, monitoring environmental conditions at the point of departure, inspection personnel assigned to the vehicle carrying the uranium package, coordination and STTN-BATAN & PTAPB BATAN 72 Suhaedi M, dkk

SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 communication during the process of transporting, securing the location of the arrival of the package uranium and uranium removal package from the transport vehicle to the storage area. From experience so far, the transport of uranium bundle of Soekarno - Hatta to Install Fuel Element Production Research Reactor (IPEBRR) took place smoothly, safely and securely. Keywords: Physical Protection Systems, Transportation Package Uranium

PENDAHULUAN
Agar pelaksanaan kegiatan pengangkutan bungkusan uranium dengan kendaraan darat dari Bandara Soekarno Hatta ke Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset ( IPEBRR ) dapat berjalan dengan aman dan selamat, maka perlu diterapkan sistem proteksi fisik sebagaimana yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir khususnya pasal 46 : PIN harus menetapkan dan melaksanakan sistem proteksi fisik terhadap pengangkutan bahan nuklir sesuai dengan golongan bahan nuklir yang diangkut [1,2,3,4,5,6]. Penerapan sistem proteksi fisik dalam pengangkutan bungkusan uranium dengan kendaraan darat dari Bandara Soekarno Hatta ke Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset ( IPEBRR ) meliputi : pemberitahuan dari pihak pengirim ke pihak penerima, pengurusan perizinan ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ), koordinasi dengan pihak BATAN dan pihak kepolisian untuk pengamanan pelaksanaan pengangkutan, penentuan jenis kendaraan dan pemeriksaan kelayakan kendaraan pengangkut bungkusan uranium, penentuan personil yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan uranium, penentuan personil yang bertugs di tempat penerimaan bungkusan uranium, pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan uranium, pemasukan dan penempatan bungkusan uranium di dalam kendaraan pengangkut, pemasangan sistem kunci pada kendaraan pengangkut bungkusan uranium, koordinasi untuk kelancaran pelaksanaan pengangkutan, pemastian kondisi lingkungan di tempat pemberangkatan, pemeriksaan personil yang bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium, koordinasi dan komunikasi selama proses pengangkutan, pengamanan di lokasi kedatangan bungkusan uranium dan pemindahan bungkusan dari kendaraan pengangkut ke tampat penyimpanan di lokasi tujuan[1,2,3,4,6]. Pemenuhan terhadap semua lingkup sistem proteksi fisik sebagaimana yang disebutkan di atas sangat menentukan kelancaraan dan tingkat keamanaan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium dari tempat pemberangkatan hingga ke tempat tujuaan.

TEORI ATAU METODE


Metodologi yang digunakan dalam penyusunan penerapan sistem proteksi fisik pada pengangkutan bungkusan uranium dengan kendaraan darat dari Bandara Soekarno Hatta ke Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset ( IPEBRR ) adalah[6,7]: 1. Kajian dan implementasi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir . 2. Tinjauan pengalaman khususnya dalam masalah pengangkutan bahan nuklir dari bandara Soekarno Hatta ke Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemberitahuan Dari Pihak Pengirim Ke Pihak Penerima Ketika pihak pengirim bungkusan uranium menginformasikan kepada pihak penerima tentang rencana kedatangan bungkusan uranium tersebut, maka pihak penerima segera menginformasikan kepada BAPETEN, BATAN dan pihak kepolisian[7]. Sebagai bentuk pelaporan dan wujud pertanggungjawaban izin impor yang telah diterima dari badan pengawas, pihak penerima menyampaikan rencana kedatangan bungkuan uranium kepada BAPETEN secara tertulis dengan melampirkan informasi resmi dari pihak pengirim baik dalam bentuk email maupun fax[7]. Untuk keperluan pengamanan baik di IPEBRR dan lingkungan sekitarnya serta di tempat pemberangkatan ( bandara Soekarno Hatta ) maupu selama proses pengangkutan,pihak penerima menyampaikan permohonan dengan melampirkan informasi resmi dari pihak pengirim baik dalam bentuk email maupun fax[7]. Dari pengalaman yang ada selama ini, pemberitahuan dari pihak pengirim ke pihak penerima perihal rencana kedatangan bungkusan uranium biasanya tidak cukup sekali. Meskipun demikian, pelaporan pihak penerima ke BAPETEN sebagai bagan pengawas selama ini telah berlangsung dengan baik, begitupun koordinasi dan

Suhaedi M, dkk

73

STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 kerja sama antara pihak penerima dengan BATAN dan kepolisian berlangsung dengan baik[7]. Pengurusan Perizinan Ke BAPETEN Atas dasar informasi resmi dari pihak pengirim tentang rencana kedatangan bungkusan uranium, maka pihak penerima mengajukan permohonan izin persetujuan pengangkutan bungkusan uranium ke BAPETEN sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Pada saat pengajuan permohonan izin persetujuan pengangkutan bungkusan uranium juga disertakan beberapa alternatif rute perjalanan pengangkutan bungkusan uranium dari Bandara Soekarno Hatta ke IPEBRR di kawasan Puspiptek Serpong[7]. Dari pengalaman yang ada selama ini proses pengurusan perizinan persetujuan pengangkutan bungkusan uranium ke BATAN berlangsung lancar dan tidak memerlukan waktu yang cukup lama[7]. Koordinasi Dengan Pihak BATAN Dan Pihak Kepolisian Untuk Pengamanan Pelaksanaan Pengangkutan Setelah adanya informasi rencana kedatangan bungkusan uranium, maka pihak penerima melakukan koordinasi dan kerja sama dengan pihak BATAN untuk pelaksanaan pengamanan baik pada saat pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium maupun untuk pengamanan di sekitar IPEBRR. Sedangkan kooordinasi dan kerja sama dengan pihak kepolisian dilakukan untuk pengamanan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium mulai dari bandara Soekarno Hatta hingga ke tempat tujuan di IPEBRR[6,7]. Koordinasi dan kerja sama dengan pihak BATAN dan kepolisian diawali dengan pertemuan yang membahas tentang skenario pelaksnaan pengangkutan,pembagian tugas serta sistem pengamanan yang akan diterapkan. Dari hasil pertemuan tersebut, sebelum tanggal pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium, terlebih dahulu dilakukan survey lapangan untuk melihat kondisi tempat pemberangkatan dan beberapa alternatif rute perjalanan yang akan dilalui[6,7]. Dari pengalaman yang ada selama ini, pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan pihak BATAN dan kepolisian telah berjalan dengan baik dan lancar. Meskipun pernah beberapa kali tanggal kedatangan bungkusan uranium berubah dari yang ditetapkan semula oleh pihak penerima, namum tidak mengurangi sedikitpun tingkat kesiapan baik yang dilakukan oleh pihak BATAN maupun pihak kepolisian[6,7]. Penentuan Jenis Dan Pemeriksaan Kelayanan Kendaraan Pengangkut Bungkusan Uranium Guna menjamin keselamatan dan keamanan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium, harus dipilih jenis kendaraan pengangkut yang sesuai dengan kapasitas bungkusan tersebut. Jenis kendaraan yang sesuai untuk mengangkut bungkusan uranium adalah mobil boks tertutup dengan ukuran besar dengan sistem pintu yang benar benar menjamin keselamatan dan keamanan selama proses pengangkutan[1,2,3,4,7]. Untuk memastikan kelayakan kendaraan pengangkut bungkusan uranium, petugas keamanan sumber radioaktif (PKSR) sebelum berangkat ke tempat pengambilan (bandara Soekarno Hatta) terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kelayakan kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut bungkusan uranium tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kondisi : sistem kemudi, sistem rem, sistem gas, sistem lampu, ban, bodi kendaraan, kaca spion, pintu dan sistem kunci[1,2,3,4,7]. Dari pengalaman yang ada selama ini,kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bungkusan uranium dinyatakan layak digunakan sehingga mampu menjamin keselamatan dan keamanan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium dari bandara Soekarno Hatta ke IPEBRR di kawasan Puspiptek Serpong[7]. Kegiatan Pengangkutan Uranium Personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pengangkutan bungkusan uranium harus selektif dan memiliki identitas yang jelas. Penentuan personil ini dilakukan melalui rapat koordinasi antara pihak penerima, pihak BATAN dan kepolisian. Personil yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium dari Bandara Soekarno Hatta ke IPEBRR terdiri dari[6,7] : 1. Penanggungjawab pengangkutan . 2. Koordinator pengangkutan. 3. Petugas keamanan sumber radioaktif (PKSR) . 4. Petugas proteksi radiasi ( PPR ). 5. Pengemudi mobil pengangkut bungkusan uranium. 6. Pengemudi mobil pengangkut toolkit. 7. Petugas keamanan dari BATAN. 8. Petugas Kepolisian. 9. Petugas yang memindahkan bungkusan uranium dari kendaraan pengangkut ke gudang penyimpanan di IPEBRR. 10. Petugas yang menerima bungkusan uranium di IPEBRR. Oleh koordinator pengangkutan masing masing petugas dicatat identitasnya secara lengkap

STTN-BATAN & PTAPB BATAN

74

Suhaedi M, dkk

SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 dan jelas sehingga mudah ditelusuri dan dapat dipertanggungjawabkan[7]. Dari pengalaman yang ada selama ini, semua petugas yang dibutuhkan dapat terpenuhi oleh pihak penerima, hanya ada satu petugas yaitu PKSR yang belum dimiliki oleh pihak penerima sehingga masih meminta bantuan dari pihak BATAN ( dalam hal ini Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir PKTN )[6,7]. Pemeriksaan Kelayakan Pengiriman Bungkusan Uranium Di tempat pemberangkatan (Bandara Soekarno Hatta), sebelum bungkusan uranium dimasukkan ke dalam kendaraan pengangkut, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan uranium oleh petugas proteksi radiasi (PPR) dan petugas keamanan sumber radioaktif (PKSR). Ruang lingkup pemeriksaan meliputi : pemeriksaan kondisi fisik bungkusan uranium secara keseluruhan, kesesuaian data antara yang ada di dokumen pengiriman dengan yang ada pada bungkusan uranium, pengukuran paparan radiasi baik pada permukaan bungkusan maupun pada jarak 1 meter dari permukaan, pemeriksaan tingkat kontaminasi permukaan, serta pemeriksaan kelengkapan dan kondisi segel pada bungkusan[1,2,3,4,5,7]. Dari pengalaman yang ada selama ini,bungkusan uranium yang diterima oleh pihak penerima telah memenuhi persyaratan kelayakan pengiriman dengan kondisi bungkusan benar benar dijamin keamanannya[1,2,3,4,5,7]. Pemeriksaan Kelayakan Pengiriman Bungkusan Uranium Di tempat pemberangkatan ( Bandara Soekarno Hatta ), sebelum bungkusan uranium dimasukkan ke dalam kendaraan pengangkut, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan uranium oleh petugas proteksi radiasi ( PPR ) dan petugas keamanan sumber radioaktif ( PKSR ). Ruang lingkup pemeriksaan meliputi : pemeriksaan kondisi fisik bungkusan uranium secara keseluruhan, kesesuaian data antara yang ada di dokumen pengiriman dengan yang ada pada bungkusan uranium, pengukuran paparan radiasi baik pada permukaan bungkusan maupun pada jarak 1 meter dari permukaan, pemeriksaan tingkat kontaminasi permukaan, serta pemeriksaan kelengkapan dan kondisi segel pada bungkusan[1,2,3,4,5]. Dari pengalaman yang ada selama ini,bungkusan uranium yang diterima oleh pihak penerima telah memenuhi persyaratan kelayakan pengiriman dengan kondisi bungkusan benar benar dijamin keamanannya.

Pemasangan Sistem Kunci Pada Kendaraan Pengangkut Bungkusan Uranium Pada saat bungkusan uranium selesai dimasukkan ke dalam kendaraan pengangkut dimana posisi dan kondisinya benar benar stabil, maka guna menjamin keamanan selama proses pengangkutan, pada pintu kendaraan pengangkut dipasang sistem kunci ganda. Petugas keamanan sumber radioaktif ( PKSR ) harus memastikan bahwa sistem kunci telah dipasang dengan baik dan benar serta benar benar kuat sehingga mampu menjamin keamanan bungkusan uranium selama proses pengangkutan hingga sampai di tempat tujuan[6,7]. Dari pengalaman selama ini, pemasangan sistem kunci telah dilakukan dengan baik dan benar, sehingga proses pengangkutan bungkusan uranium dapat berjalan dengan aman dan selamat. Koordinasi Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pengangkutan, Sebelum kendaraan penangkut bungkusan uranium berangkat, terlebih dahulu dilakukan koordinasi antara penanggungjawab pengangkutan, koordinator pengangkutan, pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian. Koordinasi dilakukan guna memastikan rute perjalanan yang akan dipilih berdasarkan laporan dari petugas kepolisan yang bertugas memantau kondisi perjalanan mulai dari tempat pemberangkatan (bandara Soekarno Hatta) hingga tempat tujuan (IPEBRR). Koordinasi juga diperlukan untuk membahas sistem komunikasi selama dalam proses pengangkutan[6,7]. Dari pengalaman selama ini, koordinasi antara penanggungjawab pengangkutan, koordinator pengangkutan, pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium dapat berjlan dengan lancar dan aman[6,7]. Koordinasi Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pengangkutan, Sebelum kendaraan penangkut bungkusan uranium berangkat, terlebih dahulu dilakukan koordinasi antara penanggungjawab pengangkutan, koordinator pengangkutan, pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian. Koordinasi dilakukan guna memastikan rute perjalanan yang akan dipilih berdasarkan laporan dari petugas kepolisan yang bertugas memantau kondisi perjalanan mulai dari tempat pemberangkatan (bandara Soekarno Hatta) hingga tempat tujuan (IPEBRR). Koordinasi juga diperlukan untuk membahas sistem komunikasi selama dalam proses pengangkutan[6,7].

Suhaedi M, dkk

75

STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 Dari pengalaman selama ini, koordinasi antara penanggungjawab pengangkutan, koordinator pengangkutan, pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium dapat berjlan dengan lancar dan aman[6,7]. Pemeriksaan Personil Yang Bertugas Di Kendaraan Pengangkut Bungkusan Uranium Guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada bungkusan uranium, maka semua personil yang akan bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium (pengemudi, petugas proteksi radiasi dan petugas keamanan sumber radioaktif) dilakukan pemeriksaan fisik oleh petugas keamanan BATAN dan pihak kepolisian. Pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur baku dari pihak kepolisian. Dari pemeriksaan ini akan dipastikan bahwa personil yang bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium benarbenar dapat dipercaya sehingga proses pengangkutan dapat berjalan dengan selamat dan aman[6,7]. Dari pengalaman selama ini, pemeriksaan terhadap personil yang bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium telah dilakukan dengan baik dan lancar sesuai dengan prosedur baku yang ditetapkan oleh pihak kepolisian sehingga proses pengangkutan dapat berjalan dengan lancar, selamat dan aman[7]. Koordinasi Dan Komunikasi Selama Proses Pengangkutan Pengamanan Di Lokasi Kedatangan Bungkusan Uranium Sebelum kendaraan pengangkutan bungkusan uranium sampai di IPEBRR, maka petugas keamanan BATAN bersama petugas kepolisian yang bertugas di sekitar gedung IPEBRR memastikan bahwa kondisi lingkungan dan tempat penyimpanan bungkusan uranium telah benar benar terjamin aman. Di sekitar lingkungan IPEBRR harus steril dari orang orang yang tidak berkepentingan dan identitasnya tidak jelas. Hanya petugas keamanan BATAN, pihak kepolisian dan personil dari pihak penerima yang ditugaskan berkaitan dengan penerimaan bungkusan uranium (petugas yang bertanggungjawab terhadap sistem VAC di IPEBRR, pihak yang menerima bungkusan di IPEBRR yang telah ditunjuk oleh pemegang izin, PPR dan pengemudi forklift yang memindahkan bungkusan uranium dari kendaraan ke tempat penyimpanan) yang boleh berada di gedung dan lingkungan sekitar IPEBRR[6,7]. Dari pengalaman selama ini, pengamanan di lokasi kedatangan bungkusan uranium berlangung dengan baik sesuai dengan standar pengamanan baik yang berlaku di lingkungan BATAN maupun standar kepolisian[7]. Pemindahan Bungkusan Dari Kendaraan Pengangkut Ke Tempat Penyimpanan Di Lokasi Tujuan. Begitu kendaraan pengangkut bungkusan uranium sampai di samping kanan gedung IPEBRR, sebelum bungkusan uranium tersebut diturunkan dari kendaraan pengangkut, PKSR bersama PPR, pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian memeriksa kondisi kendaraan dan bungkusan uranium. Pemindahan bungkusan uranium dengan menggunakan forklift dari kendaraan pengangkut ke lokasi penyimpanan di dalam gedung IPEBRR diawasi oleh PKSR dan PPR serta dijaga dengan ketat oleh pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian[6,7]. Dari pengalaman selama ini, pemindahan bungkusan uranium dari kendaraan pengangkut ke lokasi penyimpanan di dalam gedung IPEBRR telah berjalan dengan aman dan lancar tanpa adanya kendala yang berarti[7].

Pada saat proses pengangkutan bungkusan uranium berlangsung, guna menunjang kelancaran, dilakukan koordinasi dan komunikasi antara pihak kepolisian, pihak keamanan BATAN dan PPR serta PKSR sepanjang perjalanan hingga sampai ke tempat tujuan. Agar isi pembicaraan tidak disadap atau bocor ke pihak lain, maka digunakan sarana komuniasi Handy Talky dengan frekuensi terbatas dan Hand Phone. Pihak kepolisian menyampaikan informasi kepada pihak keamanan BATAN dan PKSR tentang kondisi lalu lintas yang ada di depan kendaraan kepolisian sebagai pembuka jalan. Sedangkan PKSR menyampaikan informasi tentang perkembangan kondisi kendaraan pengangkut bungkusan uranium kepada pohak kepolisian dan KESIMPULAN keamanan BATAN[6,7]. Dari pengalaman selama ini, sistem Berdasarkan uraian tersebut di atas, koordinasi dan komunikasi antara pihak kepolisian, ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : pihak keamanan BATAN dan PPR serta PKSR 1. Penerapan sistem proteksi fisik berlangsung dengan baik dan lancar sehingga pengangkutan bungkusan uranium kendaraan pengangkut bungkusan uranium dapat dilakukan secara menyeluruh mulai dari sampai di tempat tujuan ( IPEBRR ) dengan lancar dan selamat[7]. STTN-BATAN & PTAPB BATAN 76

dapat pada harus tahap

Suhaedi M, dkk

SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 persiapan, tahap pelaksanaan maupun ketika sampai di tempat tujuan. 2. Untuk keperluan pengangkutan bungkusan uranium, maka pihak penerima harus menyiapkan dokumen ( prosedur ) sistem proteksi fisik sesuai yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir. 3. Kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut bungkusan uranium harus benar banar layak pakai sehingga mampu menjamin keselamatan dan keamanan pengangkutan bungkusan uranium. 4. Personil yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan bungkusan uranium harus benar benar jelas identitasnya dan ditugaskan secara resmi oleh institusinya. 5. Untuk keperluan pengangkutan bungkusan uranium, pemegang izin harus memiliki sendiri petugas keamanan sumber radioaktif tanpa harus bergantung pada pihak lain. 6. Koordinasi dan kerja sama antara pihak penerima, keamanan BATAN dan pihak kepolisian harus dilakukan secara baik dan harmonis mulai dari tahap persiapan sampai dengan pelaksanaan. 7. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium, maka pihak penerima harus menyiapkan beberapa alternatif rute perjalanan yang bisa ditempuh. 8. Guna menjamin keselamatan dan keamanan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium, pemeriksaan kondisi lingkungan disekitar tempat pemberangkatan sangat penting. 9. Guna menjamin keselamatan dan keamanan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium, personil yang bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium harus diperiksa secara cermat dan teliti. 10. Sistem koordinasi dan komunikasi antara personil yang bertugas di kendaraan pengangkut bungkusan uranium dengan pihak keamanan BATAN dan pihak kepolisian memegang peran yang sangat penting bagi kelancaran dan keamanan pelaksanaan pengangkutan bungkusan uranium.

4. 5.

6.

7.

Persyaratan Untuk Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2002 Tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion. Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir. Muhammad, Suhaedi, Pengawasan Pengangkutan Bahan Nuklir Dari Bandara Soekarno Hatta ke Gedung 60 Divisi Produksi PT Batan Teknologi Kawasan Puspiptek Serpong Ke Bandara Soekarno-Hatta, Serpong, 2010.

TANYA JAWAB
Pertanyaan Apakah spesifikasi kendaraan ditentukan sebagai syarat penerapan sistem proteksi fisik ini? (Djarwanti) Jawaban Spesifikasi kendaraan harus mampu menjamin keselamatan dan kemanan pengangkutan bungkusan Uranium mulai dari tempat pemberangkatan sampai tempat tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/KaBAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. Surat Keputusan Kepala BAPETEN No. 04/Ka BAPETEN /V 1999 Tentang Ketentuan Keselamatan Untuk Pengangkutan Zat Radioaktif. Keputusan Kepala BAPETEN No. 05/Ka BAPETEN /V 2000 Tentang Pedoman

2.

3.

Suhaedi M, dkk

77

STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

You might also like