You are on page 1of 16

.. Assalamualaikum, Wr. Wb ..

Disusun Oleh : Ardi Gunawan (10070110) Nanda Jasti Rizki (10070110) Isnan Fauzy (10070110) Rd. Pirlan Firmansyah (10070110105) Irham Yarhamka (10070110111) Merlin Nabella (110070110120)

Perang Salib
Perang ini bukan merupakan perang agama, melainkan perang perebutan wilayah kekuasaan. Dinamakan perang salib, karena pada saat itu tentara nasrani menggunakan tanda salib dengan mendapat restu dari Paulus di Roma. Perang salib berlangsung sekitar 3 abad

(1096 M -1270 M) dan terbentuk dalam 8 tahap yang dilatarbelakangi


oleh faktor yang berbeda-beda. Perang salib ini diikuti oleh sekitar 15.000 pasukan kristen Eropa yang dikumpulkan di Konstantinopel.

Penyebab Terjadinya Perang Salib


Faktor utama yang menjadi penyebab perang salib , diantaranya : Konflik internal Eropa. Dalam hal ini banyak manipulasi kekuasaan terjadi di Eropa. Agama dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan, seperti otoritas keagamaan, interes politik menjadi interes agama, agama dimanipulasi oleh politik, dan kekuatan politik digunakan untuk menghadapi lawan yang diklaim sebagai kafir.

Islam sebagai kekuatan yang mengancam Eropa. Peradaban islam mengalami kemajuan yang
sangat pesat pada abad ke-11. kemajuan dapat terlihat dari bidang arsitektur, bidang ilmu pengetahuan, astronomi, milsafat, dan medis. Kebangkitan ini juga diikuti dengan perluasan wilayah kekuasaan islam pada saat itu. Hingga abad ke-11, islam telah menguasai wilayah kekaisaran Byzantinum (seperti: Suriah, Mesir, Afrika Utara, dan Maroko), perluasan wilayah ini berlajut hingga ke wilayah barat (seperti: Spanyol bagian selatan, Rusia bagian selatan, Italia, bahkan hingga ke Asia tengah).

Penyebab Terjadinya Perang Salib (Cont..)


Keberadaan Yerusalem. Sebelum terjadinya perang salib, Yerusalem berada di bawah kekuasaan Islam (dinasti Fatimiyyah). Meskipun demikian, Yerusalem tetap menjadi tempat

ziarah yang paling populer bagi umat kristen Eropa. Penghancuran gereja suci yang
didirikan di Yerusalem membuat pimpinan gereja katolik Roma marah dan ia beserta para pengikutnya berusaha untuk merebut kembali kota suci tersebut. Muslim menjadi penguasa perdagangan di laut tengah. Hal tersebut membuat para pedagang eropa menjadi tersingkirkan/tersaingi. Propaganda Alexus Comneus kepada Paus Urbanus II untuk melawan/membalas kekalahannya dalam perang melawan Bani Saljuk. Paus urbanus II akhirnya terpengaruh oleh ajakan Alexus Comneus, hingga akhirnya ia menjanjikan pengampunan dosa kepada pasukan kristen yang ikut serta dalam melakukan perang salib tersebut.

Perang Salib I
Terjadi pada tahun (1097-1099). Dalam perang salib ini, pasukan

nasrani Eropa memperoleh banyak kemenangan diantaranya :


Terbentuknya 4 buah kerajaan Eropa nasrani di Syam. Sebagian besar wilayah Asia yang berada ditangan pasukan salib

dikembalikan lagi kepada Byzantium.


Kokonya persatuan antara Paus dan Kaisar dalam menghadapi umat islam. Bahasa Prancis menjadi bahasa kerajaan salib

Perang Salib II
Ditengah-tengah kemenangan pasukan salib, muncul umat islam

bernama Imanuddin Zanki (penguasa Irak) yang merebut kembali beberapa


kota di Syam. Angkatan perang salib yang dipimpin oleh Louis VII (Prancis) dan Raja Conrad III (Jerman) mengalami kekalahan. Hasil dari perang salib ini adalah persatuan umat islam semakin kokoh, prestise umat islam naik dimata umat nasrani Eropa, dan kehadiran penziarah Eropa ke Baitul Maqdis menjadi berkurang.

Perang Salib III


Kekalahan para tentara salib (pada perang salib II) dan jatuhnya Baitul Maqdis ketangan kaum muslimin membangkitkan kembali semangat para raja dan bangsawan Eropa dalam menyusun kekuatan besar untuk melakukan serangan balik terhadap kaum muslimin. Dipimpin oleh Frederick

Barbosa (Jerman), Philip Augustus (Prancis), dan Richard The Lion Heart
(Inggris), perang salib III ini mengalami kekalahan lagi. Dari kekalahan ini, dibuatlah suatu perjanjian perdamaian antara umat nasrani dengan umat muslim.

Perang Salib IV
Angkatan perang salib IV ini dilakukan oleh anak-anak Prancis dan Jerman yang mempunyai semangat untuk membebaskan Baitul Maqdis. Dibujuk oleh Paus, anak-anak Jerman mengurungkan niatnya sedangkan anak-anak Perancis melanjutkan hingga ke pelabuhan Marseille. Anak-anak

Perancis ini menaiki kapal perdagangan budak. Kapal ini tidak menuju Baitul
Maqdis, melainkan ke negeri yang jauh kemudian anak-anak tersebut dijual sebagai budak. Diantara mereka ada yang diangkat oleh orang muslim, lalu

diislamkan.

Perang Salib V
Pada periode ini, tentara salib memiliki hasrat yang sangat besar

untuk menyerang Mesir. Untuk itulah, disusun angkatan perang salib V yang
dipimpin oleh Jean De Brunne. Ditengah-tengah peperangan, tentara islam menjebol salah satu tanggul sungai Nil sehingga membanjiri dan

menggenangi tentara salib. Akibatnya tentara salib merasa ketakutan dan


meminta damai kepada pasukan islam. Setelah itu, kembali lagi ke kegerinya.

Perang Salib VI
Sebagai raja Jerman pada masa itu, Frederick II tetap ingin

melakukan serangan balik terhadap tentara muslim meskipun hal tersebut


tidak direstui oleh Paus Innocent III. Pada tahun 1228, ia berangkat bersama 500 pasukannya menuju Baitul Maqdis. Sebagai politikus, ia tidak langsung

melakukan peperangan melainkan membuat suatu perjanjian. Perjanjian


tersebut disepakati oleh kedua pihak dan ia berhasil menjadi raja di Baitul Maqdis. Selama 14 tahun Baitul Maqdis berada ditangan kaum nasrani, hingga pada tahun 1244 M kembali ke pangkuan umat muslim. Selain itu umat muslim juga berhasil menguasai Damaskus dan Aqsallan.

Perang Salib VII


Mendengar Baitul Maqdis kembali jatuh ke tangan kaum muslim, Louis IX kembali menggerakkan orang-orang di Prancis untuk merebut kembali Baitul Maqdis dari kaum muslim. Namun, di bawah pimpinan Tauransyah pertahanan kaum muslim berhasil diperkuat sehingga sekitar 30.000 tentara salib meninggal dunia dan Louis IX menjadi tawanan perang.

Perang Salib VIII


Perang salib ini terus berlanjut, kali ini digerakkan oleh Louis X. Ia

ingin membalas dendam karena merasa sakit hati mendengar kakaknya


(Louis IX) dan 30.000 tentara salib tewas terbunuh oleh pasukan muslim. Louis X berangkat menuju Mesir melalui Tunis. Di Tunis, ia terserang penyakit

thaun hingga akhirnya meninggal. Sejak saat itu, harapan kaum nasrani
Eropa untuk menguasai Baitul Maqdis telah hilang. Pada saat itu juga isalam dihadapkan pada masalah besar yaitu pengusiran umat islam dari Andalusia (Spanyol dan Portugis) serta hancurnya kota Baghdad akibat serangan tentara Mongol.

Dampak Dari Perang Salib


Secara tidak langsung, perang salib memberikan manfaat bagi kaum muslim pada saat itu, diantaranya : Terjadinya pertukaran ilmu pengetahuan antara umat muslim dengan umat kristen. Perang salib memberikan pengaruh yang besar bagi kemerosotan tingkat kepercayaan umat kristiani terhadap gereja katolik. Bangunan Eropa mulai terpengaruh budaya timur, seperti penggunaan batu-batuan yang tebal dan besar dalam pembangunan kastil-kastil di Eropa. DI Palestina, Umat kristen dan umat muslim hidup berdampingan. Mereka belajar untuk saling menghormati dan menghargai. Lama-kelamaan permusuhan mulai pudar, karena

mereka kagum dengan budaya umat muslim di Palestina.


Rute perang salib yang semula tidak pernah digunakan, menjadi tempat yang sangat strategis dan menguntungkan bagi para pedagang.

Kesimpulan

.. Wassalamualaikum, Wr. Wb ..

You might also like