You are on page 1of 77

CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA ASKEP KELUARGA (contoh format) BY : WS A. Pengkajian I. Data Umum 1.

Nama kk : Bapak KR (70 Th) 2.Alamat : Rowoasri , RT 2 , RW 7 , Rowokangkung , Lumajang 3.Pekerjaan kk : Tani 4.Pendidikan kk : SD 5.KOMPOSISI KELUARGA No Nama Jk Hub dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan 1 Ny. Ab P Istri ke 3 36 Smp Ibu RT 2 Ac L Anak 17 Smp Masih sekolah 3 Har P Anak 11 Sd Masih sekolah 4 Za L Anak 4 Belum sekolah

Status kes Sehat Sehat Sehat Sehat Immunisasi Lengkap +

Genogram (lihat cara membuat genogram ) Aturan : lebih tua sebelah kiri , umur anggota klg ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan,tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan 35 25

LAKI PERE MPUA N SERU MAH MENI KAH CERAI ANAK KAND UNG PISAH KLIEN ANAK KEMB AR KLIEN ANAK ANGKAT MENINGGAL ABORSI 6. type keluarga : keluarga inti 7.suku : jawa 8. Agama : islam 9.status social : Rp. 500.000,- per bulan . menurut keluaarga tidak cukup 10. rekreasi : menonton televisi, silaturohmi keluarga, kadang rekreasi di tempat terbuka II. Riwayat Tahap Perkembangan 1. tahap perkemb.klg : keluarga dg anak usia remaja 2. tahap klg yang belum terpenuhi : tidak ada ug belum terpenuhi, namun tugas klg yg belum dapat dicapai saat ini adalah memberi figur yg baik bagi anakl remaja. 3. riwayat kesehatan keluarga : tdk ada peny keturunan, P. KR terkena bronkhitis kronik, Sering kumat berobat ke dr swasta, bu KR sehat , pak KR perokok, 1-2 batang perhari, anak tertua perokok Juga , 4. Riwayat kesehatan klg sebelumnya : 2 tahun sudah didiagnosis Bronkhitis kronik III. Keadaan Lingkungan 1. Karakterisitik rumah :

luas rumah lebar 4 M , panjang 12 M , terdiri 2 kamar tidur, 1 musholla 1 km mandi dan wc ( tidak adaSeptik Thank) , ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok Dari lorong, - type bangunan : lantai dari plester - ventilasi : sinar matahari kurang masuk, jendela hanya 1 (0,75 x 1,2 M) Jendela kamar tak ada karena mepet dg tetangga - kebersihan ruang : banyak barang numpuk tak teratur , masak dg kayu bakar - sumber air : dari PAM - denah rumah Dapur Ruang tamu 2. Karakteristik komunitas Tetangga membantu berobat ke dokter praktik Tengga dan sekitarnya peduli pada kesehatan pak KR 3. Interaksi dengan komunitas ] Pengajian aktif, aktif kuimpul di masyarakat 4. Sistem pendukung keluarga Yg merawat pak KR hanya istrinya saja, biaya minim, jarak rumah dengan puskesmas 500 meter, oleh karena sekarang lebih banyak berobat ke tabib IV. Struktur Keluarga 1. Pola Komunikasi Keluarga Musyawaroh, tapi kadang pak KR suka marah pada anaknya jika tidak patuh 2. Struktur Peran Pak KR merasa tetap sebagai kepala keluarga dan ber TJ, meskipun sekarang sakit , bu KR menjual kerupuk untuk menopang kekurangan kebutuhan 15 .000/ perhari 3. Norma Keluarga Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yg ada, percaya penyakitnya bisa di obati, dan penyakitnya tidak ada hubunganny dengan guna-guna. V. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif Pak Kr sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati antar anggota keluarga, 2. Fungsi Sosial Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingk. Sekitar , hidu berdampingna dan merasa tentram. 3. Fungsi Keperawatan Kesehatan Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat, yang merawat pak KR saat ini bu KR, pemanfaatan yankes masih kurang karena pak KR tidak emmeiliki penghasilan tetap. 4. Fungsi reproduksi

Tidak ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali. 5. Fungsi Ekonomi Penghasilannya tak menentu apalagi pak KR yang sakit, saat ini keluarga dicukupi dari penghasilan yang lain. VI. Stress Dan Koping Keluarga 1. Stressor yang dimiliki Sejak 6bulan yg lalu, sakit bronkhitisnya kumat, dan tidak dapat bekerja lagi, anakanaknya butuh biaya u/ sekolah 2. Kemampuan keluarga Berespon thd stressor Pasrah padak ondisiny sekarang, dianggap sebagai cobaaan dan berharap anak tertuanya bekerja lebih giat u/kebut. Keluarga 3. Strategi Koping yang dilakukan Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu melibatkan anak teruanya u/ pengambilan kepeutusan 4. Strategi adaptasi yang disfungsi Sering marah pada anak tertuanya jika merokok terus dan dianjurkan mencari alternatif pengobatan lain. VII. Pemeriksaan fisik Sasaran terutama pada yang mempunyai maslah kesehatan (sakit) dengan metode Head to toe VIII. Harapan Keluarga Berharapmendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya , yaitu kartu sehat sehingga dapat berobat secara rutin di Puskesmas. B. Diagnosis Keperawatan Keluarga 1. Analisa Data Data (sign- symptom) Masalah (P) Penyebab (E) Data subyek Resiko serangan Lingk. Yg tidak adekuat - pak KR terkena Bronkhitis kronik berulang pada 5 tugas sejak 2 tahun P. KR - sejak 6 bulan kumat shg di rumah saja Data obyektif - lingkungan rumah kurang sehat : barang bertumpuk-tumpuk ,kotor , ventilasi kurang dll - Hasilpmx fisik : .. 2. Rumusan Diagnosis Keperawatan Resiko tinggi serangan berulang yang dialami oleh pak KR b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan atau (eteologi yang lain) ketidakmampuan keluarga merawat pakKR yang sedang saklit.

P (NANDA) yang b/d E (ketidakmampuan keluarga sesuai 5 TUGAS KELUARGA) , sign /symptom takperlu ditulislagi NO 1 2 3 4 KRITERIA SKOR BOBOT JUML

SIFAT MASALAH 3 1 ? SKALA : 2 2 ? - TIDAK/KURANG SEHAT 1 1 ? - ANCAMAN 2 1 ? - KEADAAN SEJAHTERA 1 KEMUNGK. MAS DAPAT DIUBAH : 0 - MUDAH 3 - SEBAGIAN 2 - TIDAK DAPAT 1 POTENSI MAS. U/ DICEGAH 2 - TINGGI 1 - CUKUP 0 - RENDAH MENONJOLNYA MASALAH - BERAT, SEGERA - ADA MASALAH TAPI TAK perlu SEGERA ditangani - MASALAH TAK DIRASAKAN PENENTUAN PRIORITAS SESUAI DENGAN SKALA : 1. KRITERIA PERTAMA, PRIORITAS UTAMA PADA : TIDAK/ KURANG SEHAT KARENA PERLU TINDAKAN SEGERA 2. KRITERIA KEDUA, MENGACU PD : - PENGET DAN TEHNOLOGI U/ MENGATASI MAS KLG - SUMBER DAYA KLG FISIK , KEUANGAN, TENAGA - SUMEBR DAYA PERAWAT, : KAP (PENGET, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR) - SUMBER DAYA LINGK. : FASILITAS, ORGANISASI, DAN DUKUNGAN 1. KRITERIA KETIGA - KEPELIKAN MASALAH - LAMANYA MASALAH - TINDAKAN YG SEDANG DIJALANKAN - KELOMPOK YG BERESIKO U/ DICEGAH AGAR TIDAK AKTUAL DAN PARAH 1. KRITERIA KEEMPAT, PERSEPSI KLG THD MASALAHNYA 3. skoring penentuan prioritas DX keperawatan keluarga

contoh : RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN No Kriteria Skor Pembenaran dx 4. prioritas dx keperawatan Prioritas Dx kep Skor 1 RESIKO JATUH LANSIA DI 3 1/3 KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN 2 2 3 dst 2 , DST <!--[if !supportLists]>C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Nama KK : KR Alamat : kd. Jajang NO DX TUJUAN KRITERIA STANDAR INTERVENSI 1 Setelah KAP Penget : dilakukan Pengetahuan keluarga dapat menyebutkan .. tindkep. Tidak Sikap sikap : tjd resiko Psikomotor klg mampu memutuskan serangan u/menyediakan sarana yg aman berulang pada psikomotor : pak KR selama keluarga memodifikasi lingkungan di rumah sehat (boleh jangka pendek dan jk panjang ) Rencana tindakan (intervensi): 1. mendiskusikan .. 2. menjelaskan 3. mengajarkan 4. bersama keluarga 5. dll D. Implementasi dan evaluasi Implementasi Tanggal dan waktu No dx Implementasi 1 januari 2006 1 ..

Rencana kegiatan pada askep keluarga yang berhub dg penkes memerlukan SAP

Format evaluasi formatif Tanggal dan waktu No dx 1 januari 2006 1

Evaluasi S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang . O. klg dapat menjawab pertanyaan ,belum bisamenjawab pertanyaan tentang .. A. implementasi yg dilaks.dg metode cermah belum dimengertioleh klg , perlu metode lain. P. berikan pendidikan ulang , dg metode lain. Evaluasi S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang . O. klg dapat menjawab pertanyaan ,belum bisamenjawab pertanyaan tentang .. A. masalah belum teratasi P. lanjutkan intervensi ,perlu bantuan LSM yang peduli akan kesehatan

Format evaluasi sumatif Tanggal dan waktu No dx 1 januari 2006 1

foto -foto More Photos

November 2010 S S R K J S M Nov 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

daftar nama anggota Blogroll o WordPress.com Klik tertinggi o ppnilumajang.wordpress.co o ppnilumajang.files.wordpr o ppnilumajang.files.wordpr

Tulisan Terakhir o PERMOHONAN SIK Blog Stats o 63,245 hits Halaman o PROGRAM KERJA DIVISI PPNI LUMAJANG o SEJARAH PERKEMBANGAN PPNI o VISI MISI KEPERAWATAN o REDAKSI o ANGGARAN RUMAH TANGGA PPNI o SUSUNAN PENGURUS PPNI KABUPATEN LUMAJANG o DAFTAR ANGGOTA PPNI LUMAJANG o PPNI LUMAJANG MENDUKUNG HKN KE 43 o SITUS LINK o ANGGARAN DASAR PPNI o FORMULIR APLIKASI PENGAKUAN KOMPETENSI TERKINI (PKT) o DASAR-DASAR STATISTIK KEPERAWATAN o ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA o CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA o KOORDINATOR PERAWAT INSTANSI o PERAWAT BIDAN Oleh: dr. Koeswandono, M.Kes o ASPEK LEGAL FORMAL TENAGA PERAWAT-BIDAN o TATA CARA PERIJINAN PRAKTIK PERAWAT-BIDAN o DRAFT RUU KEPERAWATAN o FOTO 2 BCLS PPNI LUMAJANG o ANALISA STATISTIK o URAIAN TUGAS PENGURUS o FILM o FOTO KEGIATAN DENGAN TRANSMIGRAN o LOWONGAN KERJA o SOSIALISASI ASSESOR , PPNI JATIM o SOSIOLOGI DALAM KEPERAWATAN Theme: Ocadia by Beccary Blog pada WordPress.com.
o

Pengkajian Keluarga Model Friedman

MODEL PENGKAJIAN KELUARGA DARI FRIEDMAN

Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu : A. Mengidentifikasi data B. Tahap dan riwayat perkembangan C. Data lingkungan D. Struktur keluarga E. Fungsi keluarga F. Koping keluarga Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model Friedman:

A. Identifikasi Data Keluarga. Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masingmasing anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi : 1. Nama keluarga 2. Alamat dan Nomor telepon 3. Komposisi Keluarga Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama. Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga. Berikut format komposisi keluarga menurut Friedman : No Nama Jenis Hubungan Tempat/Tanggal Pekerjaan Pendidikan 1 2 3 4 Bapak Ibu Anak ..

Keluarga Kelamin Lahir

tertua

Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon keluarga.Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal ( dalam generasi yang sama )dan dapat membantu kita berfikir secara sistematis tentang suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang terjadi dalam keluarga. Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga

generasi ( keluarga inti dan keluarga asal masing-masing / orang tua keluarga inti ). Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga. Berikut adalah petunjuk penulisan genogram keluarga menurut Friedman:

Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Kasus

utama

Meninggal

Kawin

Pisah

Cerai

Tidak

menikah

Anggota rumah Anak

Angkat

Aborsi/keguguran

Kembar

tangga

4. Tipe Bentuk Keluarga Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga. 5. Latar Belakang Budaya Keluarga Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi tindakantindakan individual maupun keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kbudayaan merupakan

hal yang sangat penting. Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi : a. Identitas suku bangsa b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama ) c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen ) d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan e. Bahasa yang digunakan sehari-hari f. Kebiasaan diit dan berpakaian g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya ) h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis ) i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan kesehatan. j. Negara asala dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.

6. Identifikasi Religius Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga. 7. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan ) Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah : a. Status kelas Sosial Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kelas bawah. Status Ekonomi Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial.

Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai serta sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain. Mobilitas Kelas Sosial Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. 8. Aktifitas rekreasi keluarga Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang.Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga , bersepeda bersama keluarga dll ) B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Yang pperlu dikaji pada tahap perkembangan adalah : 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3. Riwayat keluarga Inti. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan ( perceraian, kematian, kehilangan) 4. Riwayat keluarga sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua )

C. Lingkungan Keluarga Melliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi : 1. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan : a. Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar), b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu,

kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang mengancam ) dan pembuangan sampah. 2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas. Menjelaskan tentang : b. Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri, agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ), c. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung. d. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain e. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga f. Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada. g. Insiden kejahatan disekitar lingkungan. 3. Mobilitas geografis keluarga Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ). 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya. 5. Sistem pendukung keluarga Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ) D. Struktur Keluarga

Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah : 1. Pola dan komunikasi keluarga Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga. 2. Struktur kekuatan keluarga Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut. 3. Struktur Peran Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi : a. Struktur peran formal 1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut. 2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga. 3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten 4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan b. Struktur peran informal 1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara konsisten 2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota keluarga c. Analisa Model Peran 1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi. 2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan dan sebagai orang tua d. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran 1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam keluarga. 2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran 3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran. 4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran. 2. Nilai-Nilai Keluarga Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah : a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya

c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut sistem nilai. e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga. E. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi : 1. Fungsi Afektif Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi : a. Pola kebutuhan keluarga 1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya. 2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga 1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung 2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga. c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam keluarga 2. Fungsi sosialisasi Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi : a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan anak g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak. 3. Pengkajian a. Sejauh Fungsi fungsi mana keluarga Perawatan perawatan kesehatan mengenal masalah kesehatan Kesehatan meliputi : pada keluarganya.

1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan 2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit. 3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang berhubungan ddengan masalah kesehatan yang dihadapi. 4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan. c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit. d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan F. Koping Keluarga Pengkajian koping keluarga meliputi : 1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga. 2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi. 3. Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang digunakan oleh keluarga. 4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.

APLIKASI

MODEL

PENGKAJIAN

FRIEDMAN

DALAM

KASUS

DIABETES

MILITUS

Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah uatama Diabetes Militus meliputi : 1. Data Umum Yang perlu dikaji adalah jenis kelamin, umur, pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam pengelolaan diabetes dan pandangan pasien mengenai perawatan sendiri diabetes (Long, 1996). Pada pengkajian umur diketahui bahwa faktor usia berpengaruh pada diabetes melitus dan usia dewasa tua (> 40 tahun) adalah resiko tinggi untuk DM (Syaifoellah N, 1996). 2. Genogram Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya diabetes melitus. Dan diketahui bahwa diabetes melitus adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik. (Price, 1995)

3. Status Sosial Status sosial ekonomi keluarga dapat dilihat dari pendapatan kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga (Rekawati, 2000). Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya. 4. Riwayat Keluarga Inti Yang perlu dikaji mengenai riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan apakah dari anggota keluarga tersebut ada yang mempunyai penyakit keturunan. Karena sebagaimana telah diketahui bahwa diabetes melitus juga merupakan salah satu dari penyakit keturunan, disamping itu juga perlu dikaji tentang perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 5. Karakteristik Lingkungan Yang pelu dikaji dari karakteristik lingkungan adalah karakteristik rumah, tetangga dan komunitas, geografis keluarga, sistem pendukung keluarga dimana karakteristik rumah dan penataan lingkungan yang kurang pas dapat menimbulkan suatu cidera, karena pada penderita diabetes melitus bila mengalami suatu cidera atau luka biasanya sulit sembuh. 6. Fungsi Keluarga a. Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguankesehatan selanjutnya. b. Fungsi Keperawatan 1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan ejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena diabetes melitus memerlukan perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makannya. Jadi disini keluarga perlu tahu bagaimana cara pengaturan makan yang benar pada diabetes melitus.

2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga terserang diabetes melitus. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat akan mendukung kesembuhan. 3) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus. 4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegah kekambuhan dari pasien diabetes melitus. 5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung terhadap kesehatan seseorang. c. Fungsi Sosialisasi Pada kasus penderita DM yang sudah mengalami komplikasi seperti ganggren, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitas keluarga. d. Fungsi Reproduksi Pada penderita diabetes militus perlu dikaji riwayat kehamilannya untuk mengetahui adanya tanda-tanda diabetes melitus gestasional, karena diabetes gestasional terjadi pada saat kehamilan. Pada pria juga perlu dikaji kemungkinan terjadi gangguan reproduksi seperti disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi pada penderita DM dengan jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan fungsi ereksi. e. Fungsi Ekonomi Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi orang segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainnya. (Friedman, 1998 )

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA by : WS ASKEP KELUARGA KELUARGA adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992) adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998) adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992) adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998) Kesimpulan : - unit terkecil dari masy - dua orang / lebih - ikatan perkawinan dan pertalian darah - hidup dalam satu rumah tangga - asuhan kepala rt - berinteraksi - punya peran masing2 - pertahankan suatu budaya CIRI-CIRI KLG : 1. Diikat tali perkawinan 2. Ada hub darah 3. Ada ikatan batin 4. Tanggung jawab masing masing 5. Ada penagmbil keputusan 6. Kerjasama 7. Interaksi 8. Tinggal dalam suatu rumah STRUKTUR : 1. Struktur peran klg, formal dan informal 2. Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan 3. Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain 4. Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan CIRI CIRI STRUKTUR KLG : 1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain

2. Ada keterbatasan , 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) : 1. Patrilineal, klg sedarah terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi , dimana hub. Itu berasal dari jalur ayah 2. Matrilineal, klg sedarah terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi , dimana hub. Itu berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri 4. Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami 5. Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri PEMEGANG KEKUASAAN Patriakal, dominan dipihak ayah Matriakal, dominan di pihak ibu Equalitarian , ayah dan ibu

PERANAN KELUARGA : 1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy 2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan, anggota masy 3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual. TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL) 1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi 2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi) TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL) 1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi 2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi) TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL) (SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE) 1. Keluarga baru menikah

- membina hub. Intim - bina hub, dg klg lain: teman dan kelompok sosial - mendiskusikan rencana punya anak 1. Klg. Dg anak baru lahir - persiapan mjd ortu - adaptasi klg baru , interaksi klg, hub. Seksual 1. Klg dg anak usia pra sekolah - memenuhi kebut. Anggota klg : rumah, rasa aman - membantu anak u/ bersosialisasi - mempertahankan hub yg sehat klg intern dan luar - pembag tanggung jawab - kegiatan u/ sti,ulasi perkemb. Anak 4. Klg dg anak usia sekolah - membantu sosialisasi anak dg lingk luar - mempertahankan keintiman pasangan - memenuhi kebut. Yg meningkat 5. Klg dg anak remaja - memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab - mempertahankan hub. Intim dg klg - komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan - persiapan perub. Sistem peran 6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa - perluas jar. Klg dari klg inti ke extended - pertahnakan keintiman pasanagan - mabantu anak u/ mandiri sbg klg baru - penataan kembali peran ortu 7. Klg usia pertengahan - pertahankan keseh. Individu dan pasangan usia pertengahan - hub. Serasi dan memuaskan dg anak- anaknya dan sebaya - meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan - pertahankan keakraban pasangan - melakukan life review masa lalu 8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan - pertahankan keakraban pasangan - melakukan life review masa lalu

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA Berdasar sosek dan kebut. Dasar 1. PRASEJATERA, belum dpt memenuhi kebut dasar minimal : pengajaran agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau klg belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator ks tahap i 1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I) telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis, pendidikan, kb, interaksi lingk. indikator : - ibadah sesuai agama - makan 2 kali sehari - pakain berbeda tiap keperluan - lantai bukan tanah - kesehatan : anak sakit, ber kb, pus dibawa kesarana keseh. 3. KS II indikator - belum dapat menabung - ibadah (anggota klg) sesui agama - makan 2 kali sehari - pakaian berbeda - lantai bukan tanah - kesehatan (idem) - daging/ telur minimal 1 kali seminggu - Pakaian baru setahun sekali - Luas lantai 8 m 2 per orang - Sehat 3 bulan terakhir - Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap - Umur 10 60 th dapat baca tulis - Umur 7-15 th bersekolah - Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi 4. KS III indikator : belum berkontribusi pd masyarakat ibadah sesuai agama pakain berbeda tiap keprluan lantai bukan tanah kesehatan idem anggota melaks. Ibadah daging/telur seminggu sekali

memperoleh pakaian baru dalam satu th terakhir luas lantai 8 m2 perorang anggota klg sehat dalm 3 bl terakhir klg berumur 15 th punya penghasilan tetap baca tulis latin 10 60 th usia 7-15 bersekolah anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb upaya meningk agama klg punya tabungan makan bersama sehari sekali ikut keg. Masyarakat rekreasi 6 bl sekali informasi dari mass media menggunakan transportasi

5. KS TAHAP III PLUS dpt memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,pengembangan, kontribusi pd masy. indikator ks iii + (ditambah) memberikan sumb. Secara teratur pd masy aktif sbg pengurus yayasan / panti Indicator gakin : Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali Tdk pakaian beda tiap aktifitas Tdk pakain baru, satu stel /tahun Lantai mayoritas tanah Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes Anak 7-15 tahun tak berekolah KESIMPULAN FUNGSI DIATAS : 1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang sesuai usia 2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual 3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan FUNGSI KLG : 1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain. 2. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah 3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup

4. 5. 6. 7. 8.

Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat Pendidikan, Religius Rekreasi

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH) 1. Mengenal masalah keseh. Klg 2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg 3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh. 4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg 5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya KELUARGA SBG SISTEM klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu Alasan klg sbg sistem : 1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya 2. Saling berhub dan ketergantungan 3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem Komponen sistem keluarga 1. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama 2. Proses, proses pelaksanaan fungsi klg 3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh, 4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM 1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk. Sekitar 2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian pada lingk. Sekitar STANDAR PRAKTIK KLG PPNI : 1. Standar praktik profesional stndar i : pengkajian standar ii : diagnosis standar iii : perencanaan standar iv : pelaks. Tind. standar v : evaluasi 2. Standar kinerja profesional Standar i : jaminan mutu

Standar ii : pendidikan Standar iii : penilaian prestasi Standar iv : kesejawatan Standar v : etik Standar vi : kolaborasi Standar vii ; riset Standar ix : pemnafaatan sumber

PENDAHULUAN tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg : 1. Mengenal mas kes klg 2. Memutuskan tindakan 3. Melakukan tindakan 4. Memelihara dan memodifikasi lingk. 5. Memanfaatkan sumber daya yg ada (puskesmas, posyandu) Tujuan khusus askep keluarga : 1. Mengenal mas. Keseh. Klg 2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg 3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan 4. Memodifikasi lingk. Klg 5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu, ASKEP KELUARGA 1. Pengkajian 2. Diagnosis keperawatan 3. Perencanaan 4. Implementasi 5. Evaluasi PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG : 1. Pemberi askep 2. Sbg. Pendidik 3. Advokat 4. Koordinator 5. Kolaborator 6. Pembaharu 7. Pengelola PERSIAPAN :

1. Menetapkan klg sasaran 2. Buat jadwal kunjungan 3. Siapkan perlengkapan lap. - family folder - maslah klien dan klg - phn kit - alat bantu penyuluhan PENGKAJIAN : Tahap yg perlu dilakukan : 1. Bhsp - perkenalkan - jelaskan tujuan kunjungan 2. Pengk. Awal : terfokus 3. Pengkajian lanjut (thp ke 2) pengkajian lengkap PENGKAJIAN : 1. Berkaitan dg keluarga - demografi, - lingk - struktur dan fungsi keluarga - stress dan koping keluarga - perkemb. Keluarga 2. Berkaitan dg indiv sbg anggota - fisik - mental - sosial - spiritual - emosi DIAGNOSIS : Berdasar nanda 1. Gg. Proses klg 2. Gg. Pemeliharaan kesehatan 3. Nutrisi kurang /lebih 4. Gg. Peran 5. Pola eliminasi 6. Sanitasi kurang 7. Duka berkepanjangan 8. Konflik pengamb. Keput 9. Koping klg inadekuat

10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah 11. Hambatan interaksi 12. Kurang penget. 13. Resiko [perub peran 14. Resiko trauma 15. Resiko pk 16. Ketidak berdayaan 17. Isolasi sosial 18. Dll

SCORING : Diag. Kep (baylon maglaya) Prioritas diranking Contoh : resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman DIAGNOSIS PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI (LIHAT DI FORMAT) DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA: A. Lingkungan 1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan) 2. Resiko cedera 3. Resiko infeksi B. Struktur komunikasi 1. Kerusakan komunikasi C. Struktur peran 1. Isolasi sosial 2. Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit) 3. Berduka disfungsional 4. Potensial pening mjd ortu 5. Perub penamp. Peran 6. Gangg. Citra tubuh D. Afektif 1. Resiko tindakan kekerasan 2. Perub proses keluarga 3. Koping klg tak efektif

E. Sosial 1. Perilaku mencari bant. Kes 2. Konflik peran ortu 3. Perub pertukem 4. Perub pemel. Kesh 5. Kurang penget 6. Isolasi sos 7. Ketidak patuhan 8. Gangg identitas pribadi F. Fungsi perawat klg 1. Perilaku mencari pertol kesh 2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg 3. Resiko penyebaran infeksi G. Strategi koping 1. Potensial peningk koping klg 2. Koping klg tak efektif 3. Resiko tindakan kekerasan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE 1. A. KONSEP DASAR KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau

seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi (1998:30) mendefinisikan keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan (Suprajitno, 2004:14) bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang tinggal disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya masing-masing-masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah. 1. Tipe tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2) 1. Keluarga inti ( Nuclear family ) Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. 1. Keluarga besar ( Exstended family ) Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi. 1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya 1. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya, 2. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother) 3. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone) 4. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual cohabiting family) 5. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family). 6. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut Suprajitno (1004:3) Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing. Tahaptahap perkembangan itu antara lain: 1. Tahap perkembangan keluarga baru menikah Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan pasangannya Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.

Membina rencana memiliki anak 1. Keluarga dengan anak baru lahir Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya 1. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman Membantu anak untuk bersosialisasi Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi, Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak Pembagian tanggung jawab anggota keluarga Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. 1. Keluarga dengan anak usia sekolah. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas Mempertahankan keintiman pasangan Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga. 1. Keluarga dengan anak remaja. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. 1. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga besar Mempertahankan keintiman pasangan Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah. 1. Keluarga dengan usia pertengahan. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya Meningkatkan keakraban pasangan.

1. Keluarga usia tua. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangan Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat Melakukan life review masa lalu. 1. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7) Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain: 1. Struktur peran keluarga Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal 1. Nilai dan norma keluarga Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan 1. Pola komunikasi keluarga Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti. 1. Struktur kekuatan keluarga Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. 1. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah: 1. Fungsi afektif Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain 1. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah 1. Fungsi reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 1. Fungsi ekonomi Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 1. Fungsi pemerliharaan kesehatan Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi 1. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4)

keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan antara lain: 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis. 1. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. 1. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri 1. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga 2. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga. 1. B. Proses Keperawatan Keluarga Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan. Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi : 1. Pengkajian Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)

a.1. Pengumpulan data 1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga. 2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga 1. Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi. 1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi. 1. Pengobatan tradisional Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore. 3) Status Sosial Ekonomi 1. Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar. 1. Pekerjaan dan Penghasilan Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga. 4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan. 5) Aktiftas Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9). 6) Data Lingkungan 1. Karakteristik rumah Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi. 1. Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi 7) Struktur Keluarga 1. Pola komunikasi Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. 1. Struktur Kekuasaan Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke. 1. Struktur peran Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga. 8) Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998). 1. Fungsi sosialisasi . Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. c. Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. 9) Pola istirahat tidur Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan. 10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan. 11) Koping keluarga Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.

1. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan. Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut : 1. Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2000) 2. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2000) 3. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2000) 4. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2000) 5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2001) 6. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2001) 7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan (Doengoes, 2000) 8. Intervensi Keperawatan 1. Menyusun prioritas Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang. 1. Menyusun tujuan Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan. Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu: 1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik 2. tujuan jangka menengah 3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan 4. Menentukan kriteria dan standar evaluasi. Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71) 1. Implementasi keperawatan Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia. 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke. Intervensi: 1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, cara perawatan, penanganan dan pencegahan stroke 2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke 1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post stroke

Intervensi: 1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta minum obat secara teratur 2) Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi stroke 3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke 1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau perawatan post stroke Intervensi : 1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan secara teratur, jaga diet penderita stroke. 2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah 1. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan Intervensi : 1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga itu sendiri atau melalui orang atau sumber-sumber yang dipercaya mempunyai pengaruh terhadap proses penyembuhan 2) Modifikasi lingkungan yang dapat mendukung proses penyembuhan klien 1. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal sumber-sumber pelayanan kesehatan terhadap perawatan post stroke Intervensi : 1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat digunakan utnuk memperoleh pelayanan kesehatan misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan sumber-sumber lain. 2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumber-sumber yang ada secara berkesinambungan. 1. Evaluasi Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada seberapa efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny. Keefektifan dilihat dari respon keluarga bukan intervensi yang diimplementasikan. Modifikasi dlam asuhan keperawatan mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke pengkajian dengan memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan. Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post rehabilitasi berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi. 1. C. KONSEP DASAR STROKE

1. Pengertian Stroke Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne). Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang menyediakan darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang atau berhenti, yang kemudian merusak atau memusnahkan area area tertentu dalam jaringan otak (discases penyakit ) Storke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat. Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Doengoes, 2000:290). Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak (doengoes:290) Stroke adalah gangguan aliran darah otak yang bersifat mendadak dan disertai dengan defisit neuologik (Dr. H. Soedomo Hadinoto) Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran dareh otak. 1. klasifikasi stroke 1. Transtient Iskemia Attach (TIA) Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja, gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam 1. Stroke in evolution ( SIE) Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap 1. Completeted stroke iskemic (CSI) Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap 1. Reversible iscemic neurological defisit (RIND) Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan yang ada menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam 1. Stroke berdasarkan penyebab Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2: 1. Stroke hemorhagic Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan

aktifitas atau saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. 1. Stroke non hemorhagic Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema skunder. Kesadaran umumnya baik 1. Etiologi Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain: 1. Trombosis cerebral 2. Emboli 3. Tumor otak 4. Hemorhagic 5. Tekanan darah tinggi 6. Kelemahan dinding arteri 7. Cidera kepala 8. Faktor resiko Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat. 1. Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama 1) Usia 2) Jenis kelamin 3) Ras 4) Genetik 1. Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan diantaranya : 1) Hipertensi 2) Diabetes mellitus 3) Penyakit jantung 4) Riwayat trans iskemik atau stroke sebelumnya 5) Merokok 6) Kolesterol tinggi 7) Obesitas 8) Obat-obatan (kokain, ampetamine, ekstasi dan heroin) 1. Patofisiologi Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/ menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan perdarahan intra kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya. Darah yang

merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan fase spasme arteri hemisfer otak. Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo) 1. Manifestasi klinis Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat terputusnya sirkulasi arteri cerebral adalah : 1. Kontralateral paralisis 2. Kehilangan penginderaan sensori dan memori 3. Disfasia atau afasia 4. Masalah spatial perceptual 5. Pemeriksaan diagnostis 1. Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya hematoma, infark dan perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan 2. Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF). Tekanan yang meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya hemorhagic. 3. Elektro Encephalography (EEG) menggunakan gelombang untuk menentukan lesi spesifik 4. Angiografi (arteriografi) sangat esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak ganguan otak, biasanya menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya oklusi, rupture atau obstruksi dapat difisualisasi dengan alat ini. 5. Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan daerah patologis 6. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan keperawatan Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut: 1) Berusaha menstabilkan tanda tanda vital 2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung 3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter 4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif 1. Tindakan konservatif 1) Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan 2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial

3) Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma 1. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada tindakan endarterectomy carotis. 10. Pathways. Faktor pencetus stroke DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC. Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester. (2001). Jakarta: EGC Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta: EGC Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2000. Jakarta: EGC Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992 Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online), (http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)

ASKEP KELUARGA, tafa blogs AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM (AKPER YARSI) PONTIANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kebudayaan umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. (Duval & Logan ; 1986). Keluarga merupakan salah satu fokus utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai sebuah tujuan, tugas, fungsi, serta peran masing-masing yang apabila sebuah keluarga tidak mampu menjalankannya maka dikhawatirkan dalam keluarga akan muncul masalah yang erat kaitannya dengan proses pemberian pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam hal ini proses keperawatan secara klinik membantu tim kesehatan khususnya perawat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan didalam keluarga untuk mengatasi permasalahan tersebut. Banyak sekali permasalahan atau gangguan kesehatan yang bisa timbul di dalam keluarga dan itu terdiri dari semua sistem, termasuk gangguan sistem pernapasan. Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan yang sudah biasa didapat di masayarakat, dan sejauh ini Asma tidak bisa disembuhkan tetapi hanya bisa dikontrol. Untuk mengontrolnya diperlukan fungsi keluarga yang berjalan dengan baik, pengetahuan yang menunjang dan mungkin perlu mendapatkan pendidikan kesehatan. Sehubungan dengan hal itu. Maka penulis merasa tertarik untuk membuat Asuhan Keperewatan yang dituliskan dalam laporan ini.

B. Tujuan Penulisan 1. Menambah pengetahuan mahasiswa/i AKPER YARSI mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga khususnya pada keluarga dengan gangguan sistem pernapasan ; Asma. 2. Menerapkan teori yang didapat di perkuliahan dan membandingkan dengan

sistem pelaksanaan di lapangan yang dalam hal ini adalah sebuah keluarga. 3. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata ajaran Kperawatan Keluarga di AKPER YARSI Pontianak. C. Metode Penulisan Dalam penyusunan laporan ini saya menggunakan metode Deskriftif dengan berdasarkan hasil yang didapat dari penerapan asuhan keperawatan keluarga di lapangan (Keluarga Tn.DM). D. Ruang Lingkup Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan laporan ini hanya pada Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.DM dengan Gangguan Sistem Pernapasan ; Asma dengan pendekatan proses keperawatan. E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Laporan Kasus BAB III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II LAPORAN KASUS Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.DM Dengan Gangguan Sistem Pernapasan ; Asma Bronkhial A. Pengkajian 1. Data Umum a. Nama : Tn. DM b. Umur : 64 Tahun c. Pekerjaan : Swasta d. Pendidikan : (Tidak Sekolah) e. Alamat : Jl. Tanjung Hulu Gg. Karya Bakti No. 08 f. Komposisi Keluarga : No Nama Jenis Kelamin Hub Dengan Keluarga Umur Pendi dikan Peker jaan Status Kesehatan 1 Ny. A P Istri 53 th IRT sehat 2 Tn. Sr L Anak 27 th Swasta sehat 3 Ny. S P Anak 25 th Swasta sehat 4 Tn. Sd L Anak 19 th STM Pelajar sehat 5. An. H L Cucu 13 th SMP Pelajar Sehat 6. An. D L Cucu 7 th SD Pelajar Sehat 7. An.V P Cucu 12 th SD Pelajar Sehat

8. An. I L Anak Angkat 4 th - - Sehat

Genogram :

Keterangan : Laki-Laki Hidup Perempuan Hidup Laki-Laki Meninggal Perempuan Meninggal ---Tinggal Serumah Garis Keluarga Klien Menantu Anak Angkat Menantu Bercerai g. Tipe Keluarga Keluarga Tn.DM termasuk tipe keluarga besar ( extended family ) yang terdiri dari ayah ibu, anak kandung, anak angkat, dan cucu ( lebih dari satu generasi hidup dalam satu rumah ). h. Suku Keluarga Ny. R merupakan suku Bugis, dan mereka tidak percaya lagi dengan mitosmitos yang ada di masyarakat serta tidak ada tindakan keperawatan yang bertentangan dengan kebudayaan mereka. i. Agama Tn. DM dan keluarganya menganut agama islam. Mereka melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama islam. j. Status Sosial Ekonomi Ekonomi keluarga Tn.DM dipenuhi oleh anaknya dengan penghasilan yang cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tn.DM dan keluarga mempunyai tabungan di BANK. k. Aktivitas Rekreasi Keluarga Kegiatan yang dilakukan untuk menghibur diri adalah bercanda dengan cucucucunya. Tn. DM dan keluarga juga menonton tv dirumah, dan sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan warga setempat. 2. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Riwayat Keluarga Sekarang (Keluhan Saat Dikaji) Selain Tn.DM yang menderita penyakit Asma Bronkhial tidak ada lagi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Adapun keluhan Tn.Dm saat ini yaitu,

sering sesak nafas dan cepat merasa lelah. Tn. DM juga mengatakan ia hanya tahu nama penyakitnya tetapi tidak tahu penyebab dan proses penyakitnya serta bagaimana penanganannya, begitu juga dengan pihak keluarga. b. Riwayat Keluarga Sebelumnya 3 hari yang lalu istri dari Tn. DM (Ny.A) mengalami demam dan sudah mendapatkan pengobatan dari Puskesmas Tanjung Hulu. Sedangkan Tn.DM sendiri sudah menderita Asma Bronkhial semenjak kira-kira 4 tahun yang lalu. Tn. DM sudah pernah pergi ke RSUD Dr.Soedarso untuk dilakukan rawat jalan dan di tangani oleh Dr.Salam. Sekarang Tn. DM sering pergi ke Puskesmas Tanjung Hulu untuk dilakukan pengobatan.

3. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap Perkembangan Keluarga Pada saat ini keluarga Tn.DM sudah melewati tahap perkembangannya. Anak tertua Tn.DM sudah menikah dan sudah memiliki pekerjaan. b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi Keluarga Tn.DM telah melewati semua tugas perkembangan keluarga. 4. Lingkungan a. Karakteristik Rumah Rumah Tn.DM Terdiri dari 1 ruang TV sekaligus ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 ruang dapur, dan 1 wc dengan tipe leher angsa. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan keadaan cukup bersih dan penataan perabotan yang cukup rapi, penerangan cukup, ventilasi cukup. Luas rumah Tn.DM adalah Panjang 8 meter dan lebar 6 meter. Sumber air menggunakan air parit yang berasal dari aliran sungai (Parit depan rumah) tetapi untuk air minum menggunakan air hujan. Tn.DM mengatakan belum cukup uang untuk menggunakan air dari PDAM. Keluarga Tn.DM biasa membuang sampah di tempat pembuangan sampah yang ada di dekat rumahnya.Sedangkan untuk pembuangan limbah keluarga Tn.Dm membuat sebuah lubang di belakang rumagnya untuk mengalirkan limbah rumah tangganya. (Denah Rumah Terlampir). b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Keluarga Tn.DM hidup berdampingan dengan rumah keluarga anaknya (Tn.Sh, dan Tn.Sn). Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal Tn.DM adalah penduduk asli yang merupakan pekerja Pegawai Negri, swasta dan buruh. Interaksi antar warga banyak dilakukan sore dan malam hari. Antar tetangga berinteraksi dengan baik. c. Mobilitas Geografi Keluarga Keluarga Tn.DM sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak tahun 1980an hingga sekarang. Tempat tinggalnya berdampingan dengan beberapa anaknya. Sehingga klien dalam 1 tahun tidak melakukan mobilitas keluar dari kota tempat

tinggal klien. d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, dengan tetangga dilingkungannya tampak berinteraksi dengan baik. Dan keluarga ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sekitarnya seperti gotong-royong dan sebagainya. e. Sistem Pendukung Keluarga Didalam tempat tinggal Tn.DM terdiri dari 1 istri, 3 anak kandung (2 diantaranya sudah mempunyai keluarga dan 1 sudah bekerja), 1 anak angkat dan 3 cucu. Didalam keluarga Tn.DM hanya Tn.DM sendiri yang sedang dalam keadaan tidak sehat. 5. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan biasanya dilakukan semacam musyawarah kecil sebelum memutuskan suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan terbuka, walaupun kadangkadang Tn.Dm mendominasi dalam pengambilan keputusan karna dianggap orang tertua dan juga merupakan kepala keluarga. b. Struktur Kekuatan Keluarga Didalam tempat tinggal Tn.DM terdiri dari 1 istri, 3 anak kandung (2 diantaranya sudah mempunyai keluarga dan 1 sudah bekerja), 1 anak angkat dan 3 cucu. c. Struktur Peran Tn.DM didalam tempat tinggalnya berperan sebagai kepala keluarga, ia biasanya yang berperan untuk mengambil keputusan. Ny. A berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami, dan anaknya serta membantu anaknya untuk merawat cucu-cucunya. Tn.Sr berperan sebagai anak dari Tn.DM, dan bapak dari kedua anaknya (An.H dan An.D) serta berperan sebagai ujung tombak keluarga dalam hal pencarian nafkah (Tn.Sr bekerja sebagai tukang). Ny.S berperan sebagai anak dari Tn.DM dan ibu dari An.V. Tn.Sd merupakan anak Tn.DM yang paling bungsu dan masih sebagai pelajar SMA. Sedangkan An.I adalah merupakan anak angkat dari Tn.DM dan Ny.A. d. Nilai Dan Norma Budaya Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama islam yang mereka anut, serta nilai dan norma masyarakat sekitarnya. 6. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif Keluarga cukup rukun Tn.DM dan Ny. A tampak sangat memperhatikan anggota keluarganya, dan tampak sering bercanda dengan cucunya. b. Fungsi Sosialisasi Fungsi sosialisasi dalam keluarga Tn.DM berjalan dengan baik Tn.DM dan keluarga

sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh RT setempat. Tn.DM juga merupakan orang yang senang mengobrol dengan tetangga-tetangganya. c. Fungsi Perawatan Keluarga Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit asma yang diderita Tn.DM ditunjukkan dengan keluarga tidak mengetahui bagaimana Tn.DM bisa terkena sesak napas, dan dalam kondisi seperti apa asma bisa kambuh sehingga keluarga juga kurang mampu dalam merawat anggota keluarga akibat kekurangtahuannya. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai tindakan kesehatan dengan Menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di dekat keluarga (Puskesmas). Keluarga kurang mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat diarenakan ketidakmampuan dalam memenuhi biaya untuk pengadaan air bersih. 7. Stress Dan Koping Keluarga a. Stresor Jangka Pendek Yang menjadi stresor jangka pendek adalah jika terdapat anggota keluarga yang tibatiba sakit. b. Stresor Jangka Panjang Penyakit yang diderita Tn.DM merupakan stresor jangka panjang, karena sudah 4 tahun Tn.DM menderita penyakit Asma Bronkhial tersebut. c. Kemampuan Keluarga Dalam Merespon Stresor Jika tidak mampu menangani sendiri maka keluarga membawa permasalahan kesehatan tersebut ke PUSKESMAS terdekat (PUSKESMAS Tanjung Hulu). d. Strategi koping Yang Digunakan Keluarga lebih memilih berdiskusi dalam memecahkan masalah, dan sudah menjadi suatu pola koping dalam keluarga tersebut. e. Strategi Adaptasi Disfungsional Tidak terdapat adaptasi disfungsional. 8. Harapan Keluarga Keluarga berharap penyakit Tn.DM bisa sembuh dan anggota keluarga yang lain tidak mendapatkan masalah kesehatan. 9. Pemeriksaan Fisik Indikator Nama Anggota Keluarga Tn.DM Ny.A Tn.Sd An.I Ny.S Kepala

Mata

Hidung

Mulut & Faring

Leher & Axilla

Dada

Pung gung

Rectum & Gene talia Ekstremitas Atas

Ekstremitas bawah

TTV Rambut hi tam tapi ju ga terdapat uban,hygiene rambut dan kepala baik, tidak terda pat lesi atau masa pada daerah kepa la,bentuk simetris, ram but pendek dan agak keriting Sklera tidak ikterik, kon jungtiva tidak terlihat ane mis, pengliha tan baik, tidak terdapat kon jungtivitis, mata tidak tampak cekung Penciuman baik, dapat membedakan aroma, tidak terdapat polif dan bentuk simetris

Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi tidak lengkap Bentuk sime tris, tidak ada lesi dan pem bengkakan tyroid dan kelenjar getah bening Bentuk sime tris tanpa lesi, pergerakan re guler26x/mnt, terdapat whe zing Simetris tidak terdapat lesi, tidak ada kelai nan pada tu lang belakang Tidak terkaji

Capila revil < dari 2 detik, ti dak ada edema Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya TD; 130/80 mmHg N : 94x/mnt RR : 26x/mnt T : 36,6 C Rambut pen dek hitam hygiene ke pala dan rambut baik, tidak terda pat lesi / pembengka kan pada daerah kepa la, bentuk simetris dan rambut agak keriting. Sklera tidak ikterik, kon jungtiva tidak terlihat anemis,penglihatan ba ik,matatidak cekung ti dak terdapat konjungti vitis Penciuman baik, dapat membedakan aroma ben tuk simetris, tidak terda pat polif Mukosa mu lut merah muda, tidak ada keluhan menelan, gi gi leng kap Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 20x/mnt, tidak ada whezing Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang Tidak terkaji Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya TD; 120/70 mmHg N: 90x/mnt RR:20x/mnt T : 36,4 C Rambut hitam dan lurus, hy giene ram but dan ke pala baik, tidak terda pat lesi atau masa pada daerah kepa la, bentuk simetris Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan baik, tidak terdapat konjungtivi tis Penciuman baik, dapat membedakan aroma, ti dak terdapat polifdan ben tuk simetris

Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi lengkap Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 18x/mnt, tidak ada whezing Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang Tidak terkaji Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya TD; 110/70 mmHg N: 80x/mnt RR:18x/mnt T : 36,7 C Rambut pendek hitam,hygiene rambut dan kepala baik, tidak terda pat lesi / masa pada daerah kepa la, bentuk simetris Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan baik, tidak terdapat konjungtivi tis Penciuman baik, dapat membedakan aroma ben tuk simetris, tidak terda pat polif Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi lengkap Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 18x/mnt, tidak ada whezing Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang Tidak terkaji Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya N: 84x/mnt RR:18x/mnt T : 36,5 C Rambut hitam lurus, tidak terdapat lesi / pembengka kan di daerah kepala

Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan baik, tidak terdapat konjungtivi tis Penciuman baik, dapat membedakan aroma, ti dak terdapat polifdan ben tuk simetris Mukosa mulut merah muda, tidak ada kelu han menelan, gigi lengkap Bentuk sime tris,tidakada lesidan pem bengkakan tyroid dan kelenjar ge tah bening

Bentuk sime tris tanpa lesi, pergera kan reguler 18x/mnt, tidak ada whezing Simetris ti dak terdapat lesi, tidak ada kelainan pada tulang belakang Tidak terkaji Capila revil < dari 2 detik, ti dak terdapat lesi & edema Pergerakan baik,tidak ada edema dan le si, atau kelai nan lainnya TD; 100/80 mmHg N: 80x/mnt RR:18x/mnt T : 36,2 C 10. Pola Kesehatan Keluarga a. Tn.DM 1). Pola Nutrisi dan Cairan Tn.DM makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, Tn.Dm minum air putih 4-5 gelas/hari (600-800cc) kadang-kadang Tn.DM juga minum kopi. Tidak ada masalah nafsu makan. 2). Pola Eliminasi Tn.DM BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-4x/hari dengan warna jernih agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah. 3). Pola Kebersihan Tn.DM biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali mandi, dan mencuci rambut 2 hari sekali. 4). Pola Istirahat Tidur Tn.DM tidur sekitar 7-9 jam sehari dari pukul 22.00 hingga pukul 06.00 WIB. Jika sedang terkena asma Tn.DM mengeluh susah tidur akibat sesak. b. Ny.A 1). Pola Nutrisi dan Cairan Ny.A makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, Ny.A minum air putih 4-6 gelas/hari (600-1000cc). 2). Pola Eliminasi Ny.A BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-3x/hari dengan warna jernih agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah. 3). Pola Kebersihan Ny.A biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali mandi, dan mencuci rambut 1 hari sekali. 4). Pola Istirahat Tidur Ny.A tidur sekitar 7-9 jam sehari dari pukul 22.00 hingga pukul 06.00 WIB. Jika ada kesempatan Ny.A juga tidur siang. c. Tn. Sd

1). Pola Nutrisi dan Cairan Tn.Sd makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, Tn.Sd minum air putih 5-7 gelas/hari (800-1000cc).Tanpa keluhan. 2). Pola Eliminasi Tn.Sd BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-4x/hari dengan warna jernih agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah. 3). Pola Kebersihan Tn.Sd biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali mandi, dan mencuci rambut 1 hari sekali. 4). Pola Istirahat Tidur Tn.Sd tidur sekitar 7-8 jam sehari dari pukul 23.00 hingga pukul 06.00 WIB. d. An.I 1). Pola Nutrisi dan Cairan An.I makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk pauk serta sayuran, An.I minum air putih 4-6 gelas/hari (600-800cc). 2). Pola Eliminasi An.I BAB 1x/hari tanpa keluhan atau masalah, BAK 2-4x/hari dengan warna jernih agak kekuning-kuningan tanpa keluhan dan masalah. 3). Pola Kebersihan An.I biasa mandi 3x/hari menggunakan sabun dan selalu menggosok gigi setiap kali mandi. 4). Pola Istirahat Tidur An.I tidur sekitar 9-10 jam sehari dari pukul 21.00 hingga pukul 07.00 WIB.

B. NO 1.

Analisa DATA

Data DIAGNOSA

2.

Ds: - Tn.DM Mengatakan ia menderita penyakit asma sejak 4 tahun yang lalu dan sampai saat ini. - Tn.DM mengatakan ia tidak menetahui apa penyebab dan bagaimana menangani asmanya. - Tn.DM sering mengeluh sesak napas akibat asma yang dideritanya. Usia Tn.DM 64 tahun TTV : TD: 130/80 mmHg N : 94 x / menit RR : 26 x/ menit Obat obatan yang dikonsumsi: Salbutamol,Dexa, Amoxilin, Parasetamol, Vit B. (didapat dari puskesmas). Ds : - Tn.DM Mengatakan keluar ganya masih mengkonsumsi air parit yang berada di depan rumahnya untuk mandi dan mencuci sedangkan air minum menggunakan air hujan. - Tn.DM Mengatakan ia belum mempunyai biaya dalam pengadaan air bersih. Do: Rumah Tn.DM berada di depan sebuah parit. - Keluarga Tn.DM tampak mengkonsumsi air parit untuk mandi dan mencuci. Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal dan menangani masalah.

Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

C. Prioritas Keperawatan 1. Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM

Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal dan menangani masalah. 2. Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga dalam memodifikasi lingkungan.

D. Scoring / Pembobotan Dan Penentuan Masalah 1. Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal dan menangani masalah. NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN 1.

2.

3.

4. o Ancaman kesehatan

Sifat

masalah

Kemungkinan o Hanya sebagian

masalah

untuk

diubah

Potensi o Cukup

masalah

untuk

dicegah

Menonjolnya o Masalah

dirasakan

dan

segera

masalah ditangani

2 / 3 x1=2 / 3

1 / 2x2= 1

2/3x 1= 2/3

2/2 x 1 = 1 Masalah belum terjadi namun dapat terjadi kapan saja jika keluarga tidak mampu merawat dan mengenal permasalahan untuk melakukan pencegahan Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus nya pada Tn.DM dapat diatasi tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengobatan penyakit asma. Keluarga memilki keingi nan untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang resiko yang akan terjadi dan akan mengenal bagaimana cidera akibat asma. Tn.DM merasakan resiko cidera (komplikasi) akibat asma yang sebagai satu masalah dan harus segera ditangani. TOTAL 2 4/3 2. Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga dalam memodifikasi lingkungan. NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN 1.

2.

3.

4. o Ancaman kesehatan

Sifat

masalah

Kemungkinan o Hanya sebagian

masalah

untuk

diubah

Potensi o Cukup

masalah

untuk

dicegah

Menonjolnya o Ada 2 / 3 x1=2 / 3

masalah

tetapi

tidak

harus

segera

masalah ditangani.

1 / 2x2= 1

2/3x 1= 2/3

1/2 x 1 = 1/2 Masalah belum terjadi namun dapat terjadi kapan saja jika keluarga tidak mampu memenuhi hygiene lingkungan. Resiko terjadinya gang guan kesehatan bisa di atasi, namun tidak didu kung oleh kemampuan keluarga dalam memodi fikasi lingkungan. Keluarga memilki keingi nan untuk memperbaiki hygiene lingkungan (penggunaan air bersih). Tn.DM merasakan adanya resiko terjadinya gangguan kesehatan tetapi masih menunggu biaya. TOTAL 2 3/1 E. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA NO Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria avaluasi Rencana Intervensi TUM TUK Kriteria Standar 1 Resiko pe nyakit beru lang ; in efektif pe ngobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ke tidakmam puan keluar ga menge nal dan me nangani masalah. Resiko terhadap penyakit berulangdapat diatasi Setelah dilakukan pertemuan 3x45 menit diharapkan keluarga mampu:

1.Mengenal a. menyebut kan secara sederhana pengertian asma

masalah

b. menyebut kan penyebab asma

c. Menyebut kan tanda dan gejala asma serta akibat apabila asma tidak dirawat dengan baik

2. Mengambil Keputusan

3. Merawat Anggota Keluarga

4. Memodifi kasi lingku ngan

5. Memanfaat kan Fasilitas Kesehatan

Kognitif verbal

Kognitif verbal

Kognitif verbal

Respon afektif

Kognitif verbal

Respon Afktif

Respon afektif

-Keluarga menyebutkan pengertian asma , yaitu: Suatu penyakit dari sistem pernapasan yang meliputi peradangan dari jalan napas.

-Keluarga menyebutkan minimal 2 penyebab terjadinya 1. Hiper-reaktif jalan 2. 3. Status 4. 5.Perubahan Udara

asma

yaitu: napas. Alergen Emosi Kelelahan

-Keluarga menyebut kan 3 dari 6 tanda dan gejala asma: batuk, mengi, pernapasan pendek, dan rasa sesak di dada, tidak dapat bicara dengan kalimat yang lengkap, penggunaan otot-otot bantu pernapasan. -Keluarga bisa mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan asma

-Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anggota keluarga yang sedang terkena serangan asma minimal 2 dari 3 yaitu; berikan posisi setengah duduk (menyandar), atur posisi kepala dengan posisi menegok keatas(ekstensi), berikan ruang untuk mengambil udara (jangan di kerumuni), -Keluarga dapat me nyebutkan minimal 2 dari 4cara memo difikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya asma pada anggota keluarga, yaitu; Selalu membersihkan rumah untuk menghindari debu, tidak memelihara binatang yang berbulu didalam rumah, mencegah polusi udara, mempertahankan aliran udara didalam rumah atau kamar dengan jendela dan ventilasi yang cukup dan terbuka. Keluarga bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di dekat lingkungan keluarga

kaji pengetahuan keluarga tentang asma - jelaskan dan diskusikan dengan keluarga pengertian asma dengan menggunakan lembar balik dan pamplet - berikan rinforcement positif pada keluarga jelas kan dan diskusikan dengan keluarga pengertian asma - Motiva si keluar ga untuk mengidentifikasi penyebab asma yang terjadi pada Tn.DM - Berikan renforcement yang positif pada keluarga. jelaskan dan diskusikan tanda dan gejala asma - Berikan renforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar mengenai

tanda dan gejala asma - Motiva si dan berikan kesempatan pada keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat - berikan reinforcement positif atas keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan asma - jelaskan dan diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga yang sedang diserang asma. - berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam menyebutkan caracara merawat anggota keluarga yang sedang diserang asma. -jelaskan dan diskusikan dengan pihak keluarga mengenai hal-hal yang bisa dilakukan untuk memodifikasi lingkungan guna menghindari terjadinya asma. - berikan renforcement yang positif atas tanggapan baik dan kemampuan keluarga dalam menyebutkan cara-cara memodifikasi lingkungan. -Jelaskan mengenai pentingnya datang ke Puskesmas -berikan reinforcement yang positif atas keinginan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan (puskesmas).

F. Implementasi Keperawatan No Tanggal Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi 1. Dx. 1 Setelah menjelaskan tujuan dan membuat kontrak waktu, dilanjutkan dengan : 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab serta tanda dan gejala Asma. 2. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang ; pengertian Asma, penyebab, tanda dan gejala, penanganan mandiri, kondisi lingkungan yang diperlukan, serta kiat-kiat dalam mengontrol Asma menggunakan lembar balik dan leaflet. 3. Memberikan kesempatan bertanya dan mendiskusikan pertanyaan keluarga. 4. Mengevaluasi hasil penkes dengan memberikan kuisioner untuk mengetahui tingkat pemahaman keluarga. 5. Memotivasi keluarga untuk melakukan pengontrolan seperti yang sudah dijelaskan. Struktur : Tn.DM adalah seorang penderita Asma Tn.DM dan keluarga tidak mengetahui tentang hal-hal yang terkait asma. Keluarga tidak mengetahui bagaimana merawat anggota keluarga dengan penyakit asma Proses : Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa Asma adalah penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan dalam bernapas.

Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa penyebab atau faktor pencetus dari timbulnya asma diantaranya adalah ; Alergen, Status emosi, dan kelelahan. Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa anda dan gejala Asma diantaranya adalah ; Batuk, mengi, sesak, dan napas pendek. Sesuaidengan yang Tn.DM rasakan. Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa jika Tn.DM terkena Asma maka tindakan mandiri yang bisa dilakukan adalah ; berikan posisi setengah duduk dan atur posisi kepala menengok keatas. Keluarga Tn.DM mengatakan bahwa kondisi rumah yang diperlukan adalah ; Selalu bersih dari debu dan kotoran, tidak memelihara binatang berbulu di dalam rumah, mencegah polusi udara seperti rokok, mempertahankan jendela dan ventilasi agar tetap terbuka. Hasil: Objektif : Keluarga Tn.DM tampak kooperatif dan menyimak penjelasan dan tampak sering menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Analisa : 4 dari 5 tugas keluarga sudah terpenuhi (tujuan / tugas keluarga yang belum terpenuhi adalah Memodifikasi lingkungan). Perencanaan : Lanjutkan tindakan : Adakan kunjungan rumah secara berkala (2 minggu sekali).

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN A. Latar Belakang Tn.DM didiagnosa menderita penyakit ASMA semenjak 4 tahun yang lalu, dan mengikuti terapi pengobatan seperti yang dianjurkan puskesmas. Tn.DM dan keluarga nya sendiri tidak mengetahui tentang penyakit Tn.DM, mereka hanya tau penyakit itu namanya asma. Mereka tidak mengetahui apa faktor penyebabnya dan bagaiamana cara penanganan serta pengontrolannya. Sehubungan dengan masalah di atas, untuk mengatasinya Tn.DM dan keluarganya memerlukan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan tentang Asma yang meliputi

; pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan sebagainya. B. Tujuan Umum Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan keluarga bisa mengerti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyakit asma yang diderita Tn.DM dan bagaimana penanganan dan pengontrolannya. C. Tujuan Khusus Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan : 1. Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana pengertian Asma 2. Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 5 penyebab datangnya Asma 3. Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 6 tanda dan gejala Asma 4. Keluarga mampu menyebutkan minimal 2 dari 3 penanganan yang diberikan pada keluarga yang sedang terkena Asma 5. Keluarga dapat menyebutkan minimal 2 dari 4cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya asma pada anggota keluarga. D. Sasaran / Target Sasaran / target dari pendidikan kesehatan ini adalah Tn.DM dan keluarganya yang beralamat di Jl.Tanjung Hulu Gg.Karya Bakti No.08. E. Metode 1. Ceramah ( Penyampaian materi ) 2. Tanya Jawab F. Media 1. Leaflat 2. Lembar Balik G. Waktu Penyuluhan Dilaksanakan Hari / Tanggal : Sabtu / 1 Maret 2008 Waktu : Pukul 14.00 14.45 (s/d selesai) Tempat : Dirumah Keluarga Tn.DM H. Strategi Pelaksanaan 1. Preinteraksi ( 5 menit ) Memberi salam - Memperkenalkan diri kembali dan mengingatkan keluarga pada kontrak yang telah dibuat sebelumnya 2. Interaksi ( 35 menit ) Penyampaian Materi Tanya Jawab 3. Terminasi ( 5 menit ) - Menyimpulkan dan mengevaluasi hal-hal yang telah disampaikan dan didiskusikan bersama - Memberi salam

MATERI A. Pengertian Asma adalah penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan dalam bernafas. B. Penyebab 1. Hiper-reaktif jalan napas. 2. Alergen 3. Status Emosi 4. Kelelahan 5. Perubahan Udara C. Tanda Dan Gejala 1. Batuk 2. Mengi 3. Pernapasan pendek 4. Rasa sesak di dada 5. Tidak dapat bicara dengan kalimat yang lengkap 6. Penggunaan otot-otot bantu pernapasan. D. Tindakan Mandiri Jika Asma Kambuh 1. Berikan posisi setengah du duk (menyandar) 2. Atur posisi kepala de ngan posisi menegok ke atas (ekstensi) 3. Berikan ruang untuk me ngambil udara (jangan di kerumuni) E. Lingkungan Rumah Yang Diperlukan 1. Selalu membersihkan rumah untuk menghindari debu 2. Tidak memelihara binatang yang berbulu di dalam rumah 3. Mencegah polusi udara 4. Mempertahankan aliran udara didalam rumah atau kamar dengan jendela dan ventilasi yang cukup dan terbuka. F. Kiat-Kiat Dalam Mengontrol Asma 1. Kenali asma anda (jenis yang mana, ringan, dll) 2. Kenali pencetusnya, jika emosi maka atasi emosi, jika virus influenza maka perlu divaksinasi, jika makanan maka hindari makanan tersebut, jika debu rumah maka hindari debu rumah. 3. Kenali obat-obatan yang dipakai secara benar. Pakai obat yang disuruh dokter secara benar. Pastikan obat benar dan dosis benar. 4. Kontrol ke dokter jangan hanya lagi sesak, seperti servis mobil ja ngan tunggu rusak baru ke bengkel, lakukan perawatan terhadap badan sendiri. 5. Siapkan obat emergency untuk serangan di tengah malam.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Asma adalah penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan dalam bernafas. Penyakit ini merupakan salah satu dari gangguan sistm pernapasan yang ada. Penyakit ini disebabkan oleh ; hiper-reaktif dari jalan napas, alergen, status emosi, kelelahan dan perubahan suhu udara. Sedangkan tanda dan gejalanya adalah batuk, mengi, napas pendek, sesak, dan sebagainya. Tn.DM adalah salah satu penderita Asma oleh karena itu sangat tepat jika diberikan asuhan keperawatan pada Tn.DM dan keluarganya, mengingat pentingnya peran keluarga dalam proses pengontrolan penyakitnya. Selama melakukan asuhan keperawatan terbina hubungan rasa saling percaya antara perawat / penulis dengan pihak keluarga, yang dalam prosesnya setelah melalui pengkajian didapatkan 2 masalah keperawatan yang dapat diambil.Yaitu ; Resiko penyakit berulang ; inefektif pengobatan asma pada keluarga Tn.DM Khusus nya pada Tn.DM berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga mengenal dan menangani masalah dan Resiko terjadinya gannguan kesehatan berhubungan dengan ketidakmam puan keluarga dalam memodifikasi lingkungan. Untuk masalah ini perawat / penulis melakukan penyuluhan kesehatan kepada pihak keluarga mengenai penyakit asma dan hal-hal yang terkait didalamnya. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba mengemukakan saran untuk menjadi pertimbangan dan untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan. Adapun saran tersebut adalah : 1. Dalam melakukan pengkajian hendaknya dilakukan secara komprhensif sehingga masalah kperawatan yang terjadi dapat di ketahui dan ditangani segera. 2. Bagi klien dan keluarga hendaklah menigkatkan kesadaran dalam hal menjaga kesehatan sehingga tidak mudah terjadi masalah kesehatan. Dan masalah kesehatan yang sudah terjadi bisa dikontrol sehingga tidak timbul kembali. DAFTAR PUSTAKA Wahit Iqbal Mubarak dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 "Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga". CV. Sagung Seto, Jakarta ; 2006. Crockett, Antony. Penanganan Asma Dalam Perawatan Primer. Hipokrates ; Jakarta,1997 Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta ; 2000.

KONSEP Fery Mendrofa, SKM,M.Kep,Sp.Kom TUJUAN Umum:Akhir semester anda dapat menerapkan dan melaksanakan askep keluarga Khusus : o Akhir pertemuan ini anda mampu dan mengerti arti konsep klg, struktur peran dan komunikasi klg, tumbang klg dan tugas perkembangan klg DASAR PEMIKIRAN UU No 23 tahun 1992 : Tujuan Pembangaunan Nasional Paradigma Sehat dan Indonesia sehat 2010 untuk tingkatkan PSM PSM : o Mengambil tanggung jawab pada kes dan kesejahteraan, kontribusi upaya kesehatan, dan perintis , pemimpin pemb kes ling nya KONSEP KELUARGA Klg merupakan kumpulan individu didasarkan hubungan tali perkawinan, hub darah dan tempat tinggal dalam satu rumah ( Friedman, 1998) Unit ply kep ,merupakan kumpulan dua orang atau lebih ada atau tdk ada hub darah dan hukum ttp berperan sebagai klg ( Whall, 1986) Kumpulan orang dg ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan

meningkatkan perkembangan fisik , mental, emosional serta sosial tiap anggota klg (Duvall dan Logan , 1986) Dua atau lebih individu hidup satu rumah tangga adanya hubungan darah , perkawinan atau adopsi dan mereka saling berinteraksi satu sama lain mpy peran masing menciptakan dan mempertahankan budaya ( Bailon ,Maglaya , 1978 ) Unit terkecil ari masy.yang terdiri dari kepala klg dan beberapa anggota yg berkumpul di suatu tempat dan atap saling ketergantungan ( Dep Kes RI, 1988) STRUKTUR KLG Patrilineal : klg sedarah dlm beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melaluhi jalur garis ayah Matrilineal : melalui garis ibu Matrilokal : sepasang suami istri tinggal bersama klg dari ibu Patrilokal : dari bapak Klg kawin : ada hub.dg Suami atau istri TIPE KLG Klg tradisional : o Klg inti: suami , istri dan anak o Klg besar : klg inti + klg lain ada hub darah o Klg dyat : suami dan istri tanpa anak o Klg single perent: orang tua dg anak akibat cerai , mati o Klg single adult : rumah tangga terdiri dari seorang dewasa o Klg berantai, klg duda, klg berkomposisi ( poligami hidup bersama ) o Klg habitas ( dua orang mjd satu tanpa pernikahan ttp membentuk satu klg) Klg non tradisional : STRUKTUR KELUARGA Struktur egalisasi: masing-masing keluarga mempunyai ha yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi) Struktur yang hangat, menerima dan toleransi Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty dan authenticity) Struktur yang kaku: suka melawan dan tergantung pada peraturan Struktur yang bebas: tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes) Struktur yang kasar: abuse (menyiksa, kejam dan kasar) Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman) Disorganisasi keluarga (disfungi idividu, stress emosional) MENURUT FRIEDMAN (1988) STRUKTUR KELUARGA TERDIRI ATAS: Pola dan proses komunikasi Struktur peran Struktur kekuatan

Nilai-nilai keluarga POLA DAN PROSES KOMUNIKASI Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberap factor yang ad dalam komponen komunikasi seperti: sender, chanelmedia, massage, environment dan receiver. STRUKTUR PERAN Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi soisal yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai isteri/suami atau anak.

Contoh Peran Harapan Masyarakat Kepribadian Individu Peran yang diterima Perilaku/ Penampilan STRUKTUR KEKUATAN legitimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap anak referent power (seseorang yang ditiru) resource or expert power (pendapat, ahli dlll) reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima) coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya) informational power (pengaruh yang dilalui melalui persuasi) affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan sexual) HASIL DARI KEKUATANTERSEBUT YANG AKAN MENDASARI SUATU PROSES DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA SEPERTI: Konsesus Tawar menawar atau akomodasi Kompromi atau de facto Paksaan NILAI-NILAI KELUARGA Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga

juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. NILAI-NILAI KELUARGA Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. FUNGSI KELUARGA, ALLENDER (1998) Affection Security and acceptance Identity and satisfaction Affiliation and companionship Socialization Controls PERAN DAN FUNGSI KLG ( FRIEDMANT, 1986 ) Fungsi afektif Fungsi Sosialisasi Fungsi reproduksi Fungsi ekonomi Fungsiperawatan kesehatan FUNGSI AFEKTIF Fungsi internal klg Memenuhi kebutuhan psikologis Bila kebutuhan berhasil anggota klg akan bahagia Seluruh anggota klg dapat mengembangkan konsep diri yang positif Saling menghargai, saling asuh FUNGSI SOSIAL Proses perkembangan yang dimiliki individu dapat menghasilkan interaksi sosial Belajar dari lingkungan sosial Sosialisasi dimulai sejak lahir FUNGSI REPRODUKSI

Untuk meneruskan keturunan Menambah SDM Fungsi program KB dapat terkontrol FUNGSI EKONOMI Merupakan fungsi klg untuk memenuhi kebutuhan Kebutuhan antara lain sandang,papan dan pangan FUNGSI KESEHATAN Dlm prakteknya untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dari anggota klg yang sakit Mengacu fungsi Friedment , 1998 o Mengenal masalah kesehatan o Membuat keputusan di klg o Merawat anggota klg o Melakukan modifikasi lingkungan o Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada DIMENSI DASAR STRUKTUR KLG (FRIEDMAN ) Pola dan proses Komunikasi Struktur peran Struktur kekuatan Nilai Nilai Keluarga POLA DAN PROSES KOMUNIKASI Bersifat terbuka dan jujur Selalu menyelesaikan konflik keluarga Berfikir positif Tidak mengulangulang isu dan pendapat sendiri KARAKTERISTIK KOM KLG Pengirim : o Yakin dlm mengemukakan pendapat o Yg disampaikan jelas dan berkualitas o Selalu meminta menerima umpan balik Penerima : o Siap mendengarkan o Menerima umpan balik o Melakukan validasi STRUKTUR PERAN Peran merupakan serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan Status/posisi: individu dalam masyarakat al : atatus sebagai istri / suami atau anak STRUKTUR KEKUATAN Legitimate Power / Authority Referent Power

Reward Power Coercive Power Affectif Power NILAI NILAI KELUARGA Nilai : suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak sadar Norma : pola prilaku ayng baik , berdasarkan sistem nilai dlm klg Budaya : kumpulan dari pola prilaku yang dapat di pelajari PERKEMBANGAN KELUARGA Perubahan yg terjadi pd sistem klg Perubahan interaksi, perubahan hubungan antar klg sepanjang waktu Sifatnya ada potensial dan resiko Potensial klg harus bisa mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan resiko perawat harus melakukan tindakan pencegahan masalah pada tahap berikutnya TAHAP PERKEMBANGAN PASANGAN BARU ( KLG BARU ) Membina hubungan intim yang memuaskan Membina hubungan dengan klg lain , teman dan kelompok sosial Mendiskusikan rencana memiliki anak KLG CHILD-BEARING ( KELAHIRAN ANAK PERTAMA ) Persiapan menajdi orang tua Adaptasi dengan perubahan anggota klg : peran , interaksi , hubungan seksual dan kegiatan Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan KLG DENGAN ANAK PRASEKOLAH Mempengaruhi kebutuhan anggota klg seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman Membantu anak untuk bersosialisasi Beradaptasi dengan anak yabg baru lahir , sementara kebutuhan anak yang alain harus di penuhi Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam dan diluar klg Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan anak Pembagian tanggung jawab anggota klg Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbang KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan Mempertahankan keintiman pasangan Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota klg KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

Mempertahankan hubungan yang intim dalam klg Mempertahankan komunikasi terbuka antar anak dan orang tua Hindari perdebatan , kecurigaan dan permusuhan Hubungan sistem peran dan peraturan untuk tumbang klg KLG PELEPASAN Memperluas klg inti mjg klg besar Mempertahankan keintiman pasangan Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua Membantu anak untuk mandiri di masyarakat Penataan kembali peran dan kegiatan RT KELUARGA USIA PERTENGAHAN Mempertahankan kesehatan Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak anak Meningkatkan keakraban pasangan KELUARGA LANSIA Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat Melakukan file review PERTEMUAN BERIKUTNYA KONSEP KELUARGA SEJAHTERA Klg sejahtera Konsep sejahtera Pelaksanaan KELUARGA SEJAHTERA Diharapakan pemerintah Klg merupakan bagian terkecil dari komunitas Dengan koping individu ,klg dapat di optimalkan mengarah ke klg sejahtera Ada kriteria yang harus dipenuhi untuk menyamakan persepsi KONSEP SEJAHTERA Keadaan indonesia dilanda krisis Masih banyak di Indonesia klg hidup dibawah garis kemiskinan Diharapkan sejahtera lahir maupun batin Perlu penekanan terhadap stresor Tujuan pembangunan bangsa Indonesai menghadapi Indonesia sehat 2010 PELAKSANAAN KLG SEJAHTERA Klg Pra Sejahtera Klg sejahtera I Klg Sejahtera II

Klg Sejahtera III Klg Sejahtera III Plus KELUARGA PRA SEJAHTERA Klg belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal Kebutuhan dasar : sandang, papan dan pangan Variabelnya : klg tidak memenuhi syarat sebagai klg sejahtera I KELUARGA SEJAHTERA I Klg sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar makan, minum dalam hal sandang pangan dan papan Pelayanan kesehatan yang sangat mendasar Variabel : seluruh anggota klg makan 2 X/ lebih sehari Seluruh anggota klg mempunyai pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah dan bepergian Sebagian luas lantai rumah bukan dari tanah Bila anggota klg yang sakit dibawa sarana / petugas kesehatan KELUARGA SEJAHTERA II Anggota klg telah meemnuhi kebutuhan dasar , tapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembanganya Variabelnya o Klg sejahtera I ditambah dg tiap tahun anggota klg mendapat stel pakaian baru o Luas lantai rumah minimal 8 m2 per huni rumah o Minimal I anggota mempunyai penghasilan tetap o Umur 6 tahun keatas bisa membaca o Melakukan ibadah secara teratur anggota klg o Dalam satu bulan terahkir ini dalam keadaan sehat KLG SEJAHTERA III Jika klg mampu memenuhi kebutuhan pengembangan, dan belum aktif u/ menyumbang Variabel : o sejahtera II o Klg mengetahui kegunaan KB o Penghasilan klg dapat ditabung sebagian o Klg makan bersama I kali sehari o Klg bersama ikut kegiatan lingkungan o Mengadalan rekreasi keluar rumah minimal 3 bulan sekali o Dapat memperoleh berita dari surat kabar , radio o Anggota klg mampu memberi sarana transportasi sesuai dengan kondisi daerahnya KLG SEJAHTERA III PLUS Variabel Klg sejahtera III

Klg dan anggota klg secara teratur memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi Klg aktif sebagai pengurus kumpulan , atau yayasan tertentu

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Kasus : Keluarga Tn. M ( 47 Tahun ) mempunyai istri Ny. J ( 42 th ) anak Nn. J (24 th) dan adik dari Ny. J yaitu Tn.S (40 th). Sejak 6 bulan yang lalu Ny.J di diagnosa menderita kencing manis (DM) ibu tidak bisa kontrol teratur ke puskesmas karena yang mengantarkan tidak ada dan keterbatasan biaya. Tn. M dan istrinya bekerja serabutan, tetapi Tn.M kadang (jika ada rejeki) membeli obatnya di apotek terdekat sesuai foto copi resep dokter. Hasil observasi jari kaki Ny. J sebelah kiri terdapat luka kecil sudah 3 minggu belum sembuh. A. Pengkajian a. Data Umum 1. Nama KK : Tn. M 2. Umur

: 47 tahun 3. Alamat : Maospati 4. Pekerjaan : Swasta 5. Pendidikan : 6. Komposisi Keluarga : No Nama Jenis kelamin Hubungan keluarga Umur Pekerjaan Ket. 1. 2. 3. Ny. Tn. Nn. J PLP Isteri Saudara Anak 42 40 24 th Swasta Swasta Swasta DM Sehat Sehat

J S

th th

You might also like