You are on page 1of 5

Sistem pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini sering menjadi perdebatan dalam masyarakat.

Mulai dari peningkatan standar kelulusan yang mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak lulus, kurikulum yang terus berganti sampai pada sumber daya manusia yang banyak menganggur. Hal ini membuat sistem pendidikan Indonesia perlu dikaji ulang. Mengapa siswa banyak yang tidak lulus merupakan siswa-siswa yang berprestasi sedangkan saat ini banyak lulusan-lulusan sekolah yang tidak mampu menerapkan apa yang mereka pelajari. Belum lagi terlalu seringnya pergantian kurikulum membuat guru dan siswa kebingungan untuk menentukan sistem pa yang cocok untuk diterapkan. Salah satu bentuk sistem pendidikan saat ini mulai berkembang di Indonesia adalah pendidikan sekolah alam. Sistem pendidikan sekolah ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Kurikulum yang diterapkan di sekolah ini disusun oleh staff pengajar agar sesuai dengan kemampuan siswanya. Sistem pendidikan di sekolah ini memadukan teori dan penerapannya. Pembelajaran di Sekolah Alam Jakarta menggunakan model lama spider web, tidak per Bab mata pelajaran. Dengan model ini, siswa mampu mengaitkan pelajaran dengan nyata, juga dapat mengaitkan hubungan antar pelajaran yang mereka terima. Di Sekolah Alam Jakarta tidak hanya siswa yang belajar, guru pun belajar dari murid, bahwa orang tua jug belajar dari guru dan siswa. Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka belajar dari mana saja dan dari siapa saja. Selain belajar dari buku, anak-anak juga belajar dari alam sekelilingnya. Anak-anak bukan belajar untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Suatu tema ditegaskan dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif, Komprehensif dan aplikatif sekaligus juga memahami kemampuan dasar yang ingin ditumbuhkan kepada nak-anak Sekolah Alam Jakarta adalah kemampuan membangun jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah. Dengan metode spider web mereka belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran. Di sini anak juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri. Setiap anak dihargai kelebihannya, dan dipahami kekurangannya. Dengan begitu, di Sekolah Alam Jakarta, berbeda dengan pendapat guru bukanlah hal yang tabu. Komponen Utama 1. Guru Berkualitas Tenaga pengajar sekolah alam merupakan lulusan PTN yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan wawasan lingkungan. Beberapa kriteria mendasar lain seperti memiliki akhlaq yang baik, cinta anak-anak. Kreatif dan inovatif, mempunyai kompetensi dalam bahasa dan dapat menjadi fasilitator yang baik. 2. Metodologi yang tepat Dengan mengacu kepada pencapaian logika berfikir dengan baik, metode yang diterapkan adalah action learning. Hal ini dikembangkan melalui ceramah dan diskusi, pemecahan masalah terstruktur, adanya studi kasus dan presentasi. 3. Buku-buku bermutu sebagai resources Bukan sumber untuk mendukung metodologi action learning di atas, perlu disiapkan dengan pengadaan perpustakaan yang baik dan buku-buku dari berbagai sumber Kurikulum 1. Integritas akhlaq

Dicapai dengan keteladanan; keteladanan guru, orang tua, serta semua komponen Sekolah Alam 2. Integritas logika Dicapai dengan model pembelajaran action learning, anak-anak belajar langsung dari alam. Alam menjadi laboratorium bagi mereka 3. Kepemimpinan Dicapai dengan metode outbound dan Group Dalam pencapaian penjelasan. 70 % kegiatan pembelajaran di Sekolah Alam Jakarta merupakan outdoor activity dan 30 % lainnya adalah indoor activity. Meteri pembelajaran disampaikan secara active dan fun. Kegiatan Penunjang Pembelajaran 1. Outbound Salah satu kegiatan outdoor di Sekolah Alam ini rutin diberikan untuk semua siswa. Outbound bertujuan untuk pembentukan sikap kepemimpinan siswa (kepercayaan diri, kerja sama tim, dan lain-lain) 2. Kebun dan ternak Kegiatan kebun dan ternak dilakukan oleh semua siswa. Adapun jenis kegiatannya ditentukan sesuai sesuai dengan kelas siswa. Selain belajar mencintai lingkungan, kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk materi pelajaran lain secara terpadu 3. Market day Kegiatan ini merupakan ajang setiap sekolah untuk berjualan di Sekolah Alam. Setiap siswa akan terlibat mulai dari perencanaan, promosi hingga penjualan produk mereka. Hal ini membutuhkan kerjasama antara siswa masing-masing kelas. Pada saat market daya, orang tua siswa dan masyarakat di undang untuk secara langsung melihat dan membeli dagangan siswa sekolah alam 4. Outing Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memperdalam pembelajaran yang disampaikan di sekolah. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang sesuai dengan tema pembelajaran siswa saat itu 5. Muhadhoroh dan audiensi Muhadhoroh merupakan pertemuan pekanan siswa yang bertujuan menjalin keakraban antar siswa. Di dalam kegiatan muhadhoroh terdapat audiensi siswa, yaitu satu pertunjukkan dari setiap kelas seperti drama, ensamble, puisi dan melatih apresiasi siswa terhadap hasil karya temannya 6. Ramadhan camp dan Itikaf Ramadhan camp merupakan kegiatan yang bernuansa Ramadhan. Salah satu bentuk kegiatannya adalah buka puasa bersama. Siswa mulai kelas 3 melanjutkan acar berbuka puasa dengan menginap di sekolah. Bersama-sama mereka melakukan sholat tarawih, tilawah Quran, kajian Islam, qiyamul lail dan sahur. Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, siswa mulai kelas 4 dikenakan dengan kegiatan Itikaf kegiatan menginap diadakan selama dua hari semalam 7. OTFA (out tracking fun adventure) Kegiatan merupakan evaluasi akhir dari keseluruhan kegiatan outbound bagi siswa SD. OTVA bisanya dilakukan diluar sekolah selama dua hari di akhir tahun ajaran. Bentuk kegiatannya berupa camping, outbound, dan tracking 8. Renang Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa satu bulan sekali secara bergiliran tiap kelasnya Dalam keseharian kita sama sekali tidak akan menemukan proses belajar dalam artian formal

dan konvensional. Tidak ada bangku dan meja layaknya sebuah kelas, karena anak-anak dapat belajar dengan duduk bersila atau bahkan selonjoran di mana saja di lantai saung mereka. Anakanak memang dibebaskan untuk tidak berseragam. Keunikan lain yang bisa langsung terlihat saat memasuki kawasan sekolah adalah tidak adanya murid yang mengenakan pakaian seragam. Ada pula OTFA (out tracking fun adventure) dan outing, yakni kegiatan luar sekolah favorit mereka, lebih dari sekedar darma wisata atau rekreasi, dua kegian ini mengenalkan dan mendekatkan anak-anak pada proses dan bukan terpaku pada hasil. Prinsip Belajar Carl Rogers Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti. 1. Keinginan untuk belajar Keinginan ini dapat mudah dilihat dengan memperhatikan keingintahuan yang sangat dan seorang anak ketika dia menjelajahi (mengeksplor) lingkungannya. Keingintahuan anak yang sudah melekat atau sudah menjadi sifatnya untuk belajar adalah asumsi dasar yang penting untuk pendidikan humanistic. Anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi serta menemukan sesuatu yang penting dan berarti tentang mereka. 2. Belajar secara signifikan Belajar secara signifikan terjadi ketika belajar dirasakan relevan terhadap kebutuhan dan tujuan siswa. Jika siswa belajar dengan baik dan cepat, humanis menganggap ini adalah belajar secara signifikan. Belajr mempunyai tujuan dan kenyataannya dimotivasi oleh kebutuhan untuk tahu. 3. Belajar tanpa ancaman Belajar yang paling baik adalah memperoleh dan menguasai suatu lingkungan yang bebas dari ancaman. Bahkan membuat kesalahan tanpa mengalami sakit hati karena kritik dan celaan. 4. Belajar atas inisiatif sendiri Belajar akan paling signifikan dan meresap ketika belajar itu atas inisiatif nya sendiri dan ketika belajar melibatkan perasaan dan pikiran itu sendiri. Belajar atas inisiatif sendiri melibatkan semua aspek seseorang, kognitif, efektif. Siswa akan merasa dirinya lebih terlibat dalam belajar, lebih menyukai prestasi dan paling penting lebih dimotivasi untuk belajar. 5. Belajar dan berubah Belajar yang paling bermanfaat adalah belajar tentang proses belajar. Pengetahuan berada dalam keadaan yang terus berubah secara konstan, apa yang dibutuhkan seseorang adalah individu yang mampu belajar dalam lingkungan yang mampu berubah. a. Menurut Teori Carl Rogers Dalam keseharian di sekolah alam sama sekali tidak ditemukan proses belajar dalam artian formal dan konvensional. Dalam sekolah alam rasa keingintahuan anak dapat tersalurkan. Apapun yang mereka inginkan dapat mereka temukan di sekolah alam. Anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi oleh ruang kelas, pakaian, peraturan sekolah yang mematikan daya kreativitas maupun guru yang terlalu mengatur sehingga mereka dapat menemukan sesuatu yang penting dan berarti tentang mereka dan dunia yang mengelilinginya dalam kegiatan belajar mereka. Siswa tidak hanya belajar dari teori-teori belaka yang diberikan oleh guru, mereka justru memperoleh pengetahuan dari apa yang mereka amati dan mereka perhatikan melalui proses belajar mereka. Kemampuan dasar yang ingin ditumbuhkan pada anak-anak di sekolah alam adalah kemampuan membangun jiwa, keinginan melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah. Belajar di alam terbuka secara naluriah akan menimbulkan suasana fun, tanpa tekanan dan jauh dari

kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak-anak bahwa learning is fun, dan sekolah pun menjadi identik dengan kegembiraan. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan melihat, menyentuh, merasakan dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran. Di sini anak juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri. Setiap anak di hargai kelebihannya dan dipahami kekurangannya. Mereka diarahkan untuk belajar secara aktif. Di mana guru berperan sebagai fasilitator. Siswa belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan seharihari. Menjadikan anak memiliki logika berpikir yang baik, mencermati alam lingkungannya menjadi media belajarnya dengan metode action learning dan diskusi. Anak-anak ,tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka belajar dari mana saja dan dari siapa saja. Mereka tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga belajar dari alam sekelilingnya. Jika dikaji dengan Teori Belajar Rogers, dapat kita simpulkan sebagai berikut: No. Teori Belajar Rogers Penerapan Pada Sekolah Alam 1. Keinginan untuk belajar Anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi oleh ruang kelas, pakaian, peraturan sekolah yang mematikan daya kreativitas maupun guru yang terlalu mengatur. 2. Belajar secara signifikan Proses belajar ditujukan bukan untuk mengejar nilai, tapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan anak memiliki logika berpikir yang baik, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Anak memperoleh sekaligus pengetahuan beserta penerapannya dalam kehidupan pribadinya maupun bermasyarakat. Sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan bukanlah orang-orang yang mampu berteori tetapi juga mampu mengaplikasikannya. 3. Belajar tanpa ancaman Belajar di alam terbuka, secara naluriah akan menimbulkan suasana fun tanpa tekanan dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak-anak bahwa learning is fun, dan sekolah menjadi identik dengan kegembiraan sehingga inti pokok pembelajaran dapat diserap dengan baik. 4. Belajar atas inisiatif sendiri Anak-anak belajar tidak hanya selama jam belajar sekolah. Mereka dapat belajar dari apapun dan kapanpun. Dengan sistem belajar dalam sekolah alam yang telah membiasakan mereka untuk belajar secara aktif dan mandiri, membuat mereka menemukan, memilih, dan mencari tahu sendiri apa yang ingin diketahuinya. 5. Belajar dan berubah Yang berubah sehingga mereka diharapkan akan mampu beradaptasi dengan situasi lingkungan yang selalu dinamis. Konsep Teori Penerapan pada Sekolah Alam 1. Determinis Resiprokal : Anak-anak melalui sekolah alam akan belajar melalui lingkungan yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi perkembangan perilakunya. Di sekolah alam anak diajarkan untuk mengenal dan mencintai alam sehingga mereka akan menghargai dan menjaga alam. 2. Tanpa Reinforcement: Di sekolah alam, anak-anak belajar melalui observasi di dalam secara langsung, yang membuat mereka mendapatkan kesenangan dalam belajar dan tidak membutuhkan reinforcement dari luar untuk memacu mereka untuk belajar. Menurut mereka mendapatkan jawaban dari rasa keingintahuan itu sendiri, sudah menjadi kesenangan dan kebutuhan. 3. Anak-anak memilih sendiri apa yang ingin diketahuinya dari lingkungan sekitar dan mengatur cara belajarnya sendiri. Mereka mampu untuk menemukan masalahnya dan mencari jalan keluar, sehingga apabila mereka dihadapkan pada masalah yang sama mereka dapat menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri sebagai individu yang unik.

Hubungan Antara Perkembangan Dengan Belajar Kegiatan yang ada di sekolah alam seperti Outbound, Kebun dan Ternak, Market Day, Outing, Muhadhoroh dan Audiensi, Ramadhan Camp dan Itikaf, OTFA (Out Tracking Fun Adventure), dan renang merupakan aktivitas yang banyak menggunakan kemampuan motorik para siswa. Secara langsung dan tidak langsung, kegiatan belajar yang bersifat eksplorasi dan kegiatan penunjang lainnya merupakan bentuk aktivitas yang baik untuk perkembangan motorik. Pada sekolah alam ini, usia siswa yang bersekolah berkisar antara 6-15 tahun. Tahap perkembangan kognitif yang dilalui pada usia tersebut adalah 1. pra-operasional kemampuan berbahasa mereka dapat terasah dengan baik karena adanya program pembelajaran yang berbentuk diskusi. Siswa dapat mengemukakan pendapat, pikiran kepada guru dan teman-teman mereka. Selain itu, dengan cara belajar seperti ini, siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka. Setiap masalah yang ada di alam diamati oleh siswa, dipahami dan dijadikan bahan pembelajaran dan tambahan pengetahuan dengan sendirinya sesuai dengan pemahaman mereka. Siswa juga meniru apa yang di lakukan oleh guru mereka kemudian dikembangkan sesuai dengan pemahaman mereka. 2. operasional konkret Anak memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah melalui Kebun dan Ternak, Market Day 3. formal operasional pelajaran pada sekolah formal umumnya dipelajari dengan cara mengaitkan langsung teori yang ada dengan kenyataannya, sehingga mereka mampu menghipotesiskan sendiri sesuai dengan pemahaman mereka. Dengan sekolah alam, tidak ada mata pelajaran yang dipelajari secara khusus. Semuanya dipelajari dengan metode tertentu secara bersamaan. Karena kemampuan berpikir abstrak sudah berkembang dengan baik, maka mereka dapat memahami satu pengetahuan secara keseluruhan. Secara gambaran umum, perkembangan moral dan sosial dari setiap siswa merupakan aspek yang juga diamati, dikembangkan di sekolah alam ini. Melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah alam baik yang dipelajari langsung maupun kegiatan penunjang lainnya mampu mengasah kemampuan sosial siswa sehingga siswa memiliki kemampuan yang maksimal. Terlebih lagi, dasar pendirian dari sekolah alam ini berdasarkan ajaran yang ada dalam agama, sehingga dalam penerapannya mengikuti apa yang telah dianjurkan dalam ajaran agama. Meskipun peraturan yang ada di sekolah ini tidak bersifat otoriter dan mengikat sepenuhnya (formal dan konvensional seperti sekolah pada umumnya), tapi siswa diberikan pengetahuan bahwa semua yang ada di lingkungan mereka memiliki aturan tersendiri sehingga siswa menyadari persisnya sebagai anggota masyarakat.

You might also like