You are on page 1of 2

Inisiasi 3 Teori Labeling

Saudara mahasiswa, minggu ini kita akan mendiskusikan teori perilaku menyimpang yang juga banyak digunakan oleh ahli sosiologi untuk menjelaskan fenomena munculnya perilaku menimpang , yaitu teori labeling atau lebih sering dikenal (stigmatisasi). Teori labeling merupakan penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan melanjutkan penyimpangan tersebut. Teori labelling ini dipelopori oleh Lemert dan diinspirasi oleh perspektif interaksionisme simbolik dari Herbert Mead (dalam Sunarto, 2004) dan kemudian dikembangkan oleh Howard Becker pada tahun 1963. Pada awalnya, menurut Teori Struktural devian atau penyimpangan dipahami sebagai perilaku yang ada dan merupakan karakter yang berlawanan dengan norma-norma sosial. Labeling adalah sebuah definisi yang ketika diberikan pada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut, dan menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah dia. Dengan memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia secara keseluruhan dari kepribadiannya, dan bukan pada perilakunya satu per satu. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar teori labeling adalah jika seseorang sudah memperoleh label, maka akan cenderung memperlakukan seseorang sesuai dengan label yang diberikan, sehingga orang tersebut cenderung mengikuti label yang telah ditetapkan kepadanya. Dengan demikian, teori labeling sebenarnya tidak menerangkan mengapa seseorang melakukan penyimpangan, tetapi lebih menekankan pentingnya defenisi sosial dan sanksi sosial negatif yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang lebih menyimpang. Paling tidak ada tiga kelompok yang terlibat dalam pemberian label, yaitu agen pengendalian sosial resmi, masyarakat luas, dan kelompok inti di mana individu tersebut meniru orang lain dalam pengambilan peran, seperti keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekitarnya. Namun, teori labeling terlalu menekankan pemberian label oleh agen resmi (formal) dan sedikit memperhatikan sanksi informal yang diberikan oleh keluarga, teman dan lainnya. Oleh karena itu, teori labeling banyak dikritik oleh penganut teori lain dengan alasan dalam kenyataanya banyak juga sanksi informal yang menciptkan masalah stigma yang besar kepada seseorang. Misalnya, seorang mantan pemakai narkoba yang sudah mengakhiri masa hukumannya di penjara dan menyesali segala perbuatannya yang ditunjukkan dengan rajin menjalankan ibadah. Dalam kenyataanya, pihak keluarga dan teman tidak begitu saja langsung menerima kehadirannya kembali dalam keluarga sebagai individu yang normal. Dengan demikian, pemberian sanski dan label yang semula

dimaksudkan untuk mengontrol penyimpangan malah menghasilkan yang sebaliknya cap/label yang akan diterima selama-lamanya.

You might also like