You are on page 1of 7

Promotif, Vol.2 No.

1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SDN 1 PASANGKAYUKECAMATAN PASANGKAYU KABUPATEN MAMUJU UTARA Hj. Jumarni.M, Abd. Hakim.L, Abd. Kadri Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Anak usia sekolah dasar baik laki-laki maupun perempuan merupakan masa pertumbuhan sebagai modal dasar dan aset yang sangat berharga bagi pembangunan bangsa di masa depan, sehingga anak tersebut masih sangat membutuhkan zat-zat gizi seperti energi, protein dan zat-zat gizi lainnya.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak SDN 1 Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross Cectional Study dimana variabel independen dan dependen diukur pada saat yang bersamaan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap 83 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar anak dengan nilai p=0,015 dan tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar anak dengan nilai p=0,071. Penelitian ini menyarankan agar bisa menjadi khasanah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kesehatan dan penelitian ini bisa menjadi salah satu rujukan bagi pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan dalam penetapan program kerja di bidang pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan status gizi masyarakat. Kata Kunci Daftar Pustaka : Status Gizi, Kebiasaan Sarapan Pagi, Prestasi Belajar : 28 (1998-2011) infeksi. Dampak daripada Kurang Energi Protein berpengaruh terhadap konsentrasi dan prestasi belajar pada anak yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas sumber daya manusia di masa depan. (Nuryanto, 2008). Saptawati Bardosono menjelaskan bahwa dari hasil penelitian terhadap 220 anak sekolah di lima SD di Jakarta, menimbulkan masalah gizi terhadap asupan kalori anak-anak umumnya di bawah 100 % dari kebutuhan mereka. Dari total anak yang diteliti, sebanyak 94,5% anak mengkonsumi kalori di bawah angka kecukupan gizi yang dianjurkan (Recommended Dietary Allowances/RDA),yakni di bawah 1.800 kcal (Martinah, 2008).

PENDAHULUAN Anak usia sekolah dasar baik laki-laki maupun perempuan merupakan masa pertumbuhan sebagai modal dasar dan aset yang sangat berharga bagi pembangunan bangsa di masa depan, sehingga anak tersebut masih sangat membutuhkan zat-zat gizi seperti energi, protein dan zat-zat gizi lainnya. Hasil pengukuran tinggi badan anak baru masuk sekolah dasar pada tahun 1998 di Indonesia menunjukkan terdapat 37,8% anak SD dan MI yang menderita Kurang Energi Protein (KEP). Sementara hasil penelitian Permaesih (2005) menemukan bahwa status gizi pada anak santri ditemui 40% menderita kurang gizi dan 2,2% dengan status gizi lebih. Penyebab utama masalah gizi disebabkan oleh konsumsi dan penyakit

56

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

Berdasarkan penelitian Handari (2004) membandingkan status gizi SDN Dwi Matra yang mempunyai latar belakang sosial ekonomi tinggi dan SDN 03 Pagi Cilandak yang mempunyai latar belakang sosial ekonomi rendah yang menyatakan bahwa status gizi berdasarkan BB/U di SD Dwi Matra gizi kurang 0%, gizi baik 87,7% dan gizi lebih 12,3%, sedang di SD 03 Pagi Cilandak status gizi kurang 10,7%, gizi sedang 89,3% dan status gizi lebih 0%. Hasil pengukuran tinggi badan anak baru masuk sekolah dasar pada tahun 1998 di Indonesia menunjukkan terdapat 37,8% anak SD dan MI yang menderita Kurang Energi Protein (KEP). Hampir 50% murid SD di daerah miskin tergolong penderita gizi kurang. Penyebab dari timbulnya masalah gizi yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung antara lain asupan dan penyakit sedangkan penyebab tidak langsung antara lain ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, Pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Dimana hal tersebut bersumber dari kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat (UNICEF, 1988). Astuti (1990) mengungkapkan adanya kaitan antara status gizi dengan indeks prestasi (IP), sebanyak 58% murid dengan IP tergolong sangat buruk terdiri dari 48% dengan gizi kurang serta buruk dan 10% gizi baik. Akan tetapi gizi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kecerdasan atau prestasi melainkan genetik, lingkungan juga sangat berpengaruh (Elmi, 2008). Posman Sibua (2002) dalam penelitiannya di salah satu SD Negeri di Medan menunjukkan bahwa siswa yang tidak pernah sarapan pagisebesar 57,5%. Fenomena ini berpengaruh pada status gizi karena ternyata mereka

mengalami status gizi kurangkalori, kurang protein, kurang zat besi dan kurang vitamin A. Dengan adanya pengaruh terhadap gizi maka cenderung mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini terjadi karena energi dalam tubuh sepanjang malam berkurang, sedangkan organ tubuh harus terus bekerja. Oleh karenanya, di pagi hari setelah seseorang tidak mengonsumsi makanan selama 12 jam, kadar gula darah dalam tubuh menjadi menurun. Padahal, glukosa darah adalah satu-satunya penyuplai energi bagi otak untuk bekerja optimal. Bila glukosa darah anak rendah, apalagi sampai di bawah 70 mg/dl (hipoglikemia), maka akan terjadi penurunan konsentrasi belajar atau daya ingat, tubuh melemah, pusing dan gemetar. Dan dibandingkan organ tubuh lainnya, otak adalah pengguna energi terbesar dalam tubuh manusia. Sehingga solusi yang paling tepat adalah kita harus sarapan karena sarapan pagi sangat bermanfaat. Bagi orang dewasa makan pagi/sarapan pagi dapat memelihara kesehatan fisik, mempertahankan daya tahan saat terkena penyakit, meningkatkan produktifitas kerjanya. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat memudahkan konsentrasi belajar, menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar pun menjadi lebih baik. Dari daftar rekapitulasi nilai semester ganjil SDN 01 Pasangkayu tahun pelajaran 2011/2012 untuk kelas IV nilai sumatif yang 6,01 ke atas atara 41%, nilai sumatif untuk 6,00 antara 58% dan nilai sumatif 5,99 kebawah antara 38,5% Sementara nilai sumatif untuk Kelas V dan Vi semuannya diatas 6,01. BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di SD Negeri 1 Pasangkayu Mamuju Utara yang berada di kecamatan Pasangkayu Kab Mamuju Utara. Jenis penelitian yang

58 57

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

digunakan dalam penelitian ini adalah Survai Analitik dengan pendekatan Cross Cectional Study dimana variabel independen dan dependen diukur pada saat yang bersamaan.

Populasi Dan Sampel 1. Populasi Siswa kelas 4 sebanyak 192, siswa kelas 5 sebanyak 145 dan siswa kelas 6 sebanyak 122 di SD Negeri 1 Pasangkayu Mamuju Utara jadi total populasi sebanyak 459 siswa. 2. Sampel Sampel sebanyak 83 siswa yang terdiri dari kelas IV sebanyak 35 siswa, kelas V sebanyak 26 siswa dan kelas VI sebanyak 22 siswa dengan Teknik penarikan sampel dengan Purposive Sampling HASIL 1) Hubungan antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Tabel 1 Hubungan antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswadi SD 1 Pasangkayu Kec. Pasangkayu Tahun 2012 Prestasi Belajar Jumlah Status Gizi nilai Baik Kurang n % n % n % Normal 54 75 18 25 72 100 Kurang 4 36,4 7 63,6 11 100 0,015 Total 58 69,9 25 30,1 83 100 Sumber : Data Primer 2012 Hubungan antara status gizi belajar kurang sebanyak 18 (25%) dengan prestasi belajar yaitu dari 83 siswa dan 7 (63,6%) siswa yang siswa, 54 (75%) siswa yang memiliki memiliki status gizi kurang dengan status gizi normal dengan prestasi prestasi belajar kurang. Hasil analisis baik, 4 (36,4%) siswa yang termasuk statistik nilai (0,015) < (0,05) kurus dengan prestasi baik, sehingga status gizi berhubungan sedangkan siswa yang memiliki dengan prestasi belajar pada anak. status gizi normal dengan prestasi

Analisis Data Analisa Data yang digunakan yaitu : 1. Analisis Univariat Dilakukan untuk melihat distribusi frekwensi dari masing - masing variabel, variabel independen (jumlah anak dalam keluarga, status pekerjaan ibu dan jarak tempat tinggal) dan variabel dependen (motivasi orang tua). 2. Analisis Bivariat Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Uji yang digunakan analisis bivariat adalah Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan 0,05.

59 58

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

2) Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Tabel 2 Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Siswa di SDN 1 Pasangkayu Kec. Pasangkayu Tahun 2012 Prestasi Belajar Jumlah Kebiasaan Sarapan nilai Baik Kurang Pagi n % n % n % Ya 42 76,4 13 23,6 55 100 Tidak 16 57,1 12 42,9 28 100 0,071 Total 58 69,9 25 30,1 83 100 Sumber : Data Primer 2012 Hubungan antara kebiasaan sebanyak 13 (23,6%) siswa dan 12 sarapan pagi dengan prestasi belajar (42,9%) siswa yang memiliki kebiasaan yaitu dari83 siswa, 42 (76,4%) siswa sarapan pagi kurang dengan prestasi yang memiliki kebiasaan sarapan pagi belajar kurang. Hasil analisis statistik baik dengan prestasi baik, 16 (57,1%) diperoleh nilai (0,071) > (0,05) siswa yang kebiasaan sarapan paginya sehingga kebiasaan sarapan pagitidak kurang dengan prestasi baik, sedangkan berhubungan dengan prestasi belajar pada anak. siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagibaik dengan prestasi belajar kurang pertahanan tubuh terhambat, anak yang mengalami gizi kurang ini akan lesu sehingga menurunkan daya konsentrasi dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian prestasi anak menjadi minim dan tidak dapat mengikuti perkembangan. Hasil penelitian yang telah kami lakukan di SDN 1 Pasangkayu Kec. Pasangkayu yang melihat status gizi dengan prestasi belajar yaitu dari 83 siswa, yang status gizinya tergolong normal dengan prestasi belajar baik sebanyak 54 (75%) siswa dan 4 (36,4%) siswa yang satatus gizinya tergolong kurus dengan prestasi baik, sedangkan siswa yang tergolong status gizi normal dengan prestasi kurang sebanyak 18 (25%) siswa dan 7 (63,6%) siswa yang kurus dengan prestasi belajar kurang. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Uji Chisquare untuk melihat hubungan status gizi dengan prestasi belajar, diperoleh =

PEMBAHASAN Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Menurut Roostita (2008)ada tiga hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang yaitu genetik, lingkungan dan gizi. Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan. Tetapi faktor genetik ini bukan terpenting, sampai saat ini belum ada penelitian yang menjelaskan mana diantara yang ketiga faktor tersebut yang lebih besar. Salah satu bagian dari gizi adalah status gizi.Dimana status gizi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak, yang mana pertumbuhan dan perkembangan otak sangat mempengaruhi prestasi seorang anak. Masalah gizi kurang pada anak berpengaruh negatif terhadap perkembangan fisik, mental, produktifitas pencapaian hasil pendidikan dan fungsi

61 59

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

0,015.Karena < maka hipotesisditerima. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh M Zen Rahfiludin(2007) di Semarang, yaitu ratarata z score TB/U adalah -1,73 dan z score BB/U adalah -1,53 dengan proporsi anak yang menderita gizi kurang sebesar 34,4% dan 23,2% (indikator TB/U dan BB/U) bila menggunakan nilai z score -2 SD. Sementara itu rata-rata kadar hemoglobin dan fenitin sebesar 12,65 gr/dl dan 35,89 mg/ml. Hubungan yang signifikan antara kadar zat besi (hemoglobin dan ferritin) dengan keadaan gizi masa lalu (indeks TB/U) dan antara hemoglobin dengan indeks BB/U. Namun tidak adahubungan yang signifikan antara status gizi berdasarkan TB/U dengan prestasi belajar dan status gizi berdasarkan BB/U dengan prestasi belajar. Hal tersebut disebabkan karena status gizi hanya sebagian dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestsi belajar. Jadi masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar selain status gizi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Roedjito, (1989). bahwa ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar antara lain: faktor psikis, fisik, pengantar proses dalam belajar di sekolah, situasional maupun sosial. Dari faktor yang berpengaruh tersebut diatas, maka pada dasarnya dikategorikan dalam 2 penyebab, yaitu dari pihak murid selanjutnya dari pihak pendidik maupun sistem sosial.Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Perananya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar murid yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar . Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar

Menurut Djaali, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain status gizi adalah kebiasaan sarapan pagi pada anak. dimana gizi untuk menunjang aktivitas sekolah agar tetap fit sangat dipengaruhi oleh sarapan pagi sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula darah turun padahal merupakan energi utama bagi otak. Dampak negatifnya adalah ketidak seimbangan sistem syaraf pusat diikuti pusing, badan gemetar, rasa lelah, berkeringat dingin, gairah belajar menurun, dengan demikian prestasi belajar anak akan menurun. Hasil penelitian yang telah kami lakukan di SDN 1 Pasangkayu Kec. Pasangkayuyang melihat kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar yaitu dari 83 siswa terdapat 42 (76,4%) siswa yang memiliki kebiasaan pagi yang baik dengan prestasi baik, 13 (23,6%) siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagi baik dengan prestasi kurang, sedangkan siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagi kurang dengan prestasi belajar baik sebanyak 16 (57,1%) dan 12 (42,9%) siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagi kurang dengan prestasi belajar kurang. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Uji Chisquare untuk melihat hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar diperoleh = 0,071. Karena > maka hipotesis ditolak. Hal ini terjadi karena energi dalam tubuh sepanjang malam berkurang, sedangkan organ tubuh harus terus bekerja. Oleh karenanya, di pagi hari setelah seseorang tidak mengonsumsi makanan selama 12 jam, kadar gula darah dalam tubuh menjadi menurun. Padahal, glukosa darah adalah satu-satunya penyuplai energi bagi otak untuk bekerja optimal. Bila glukosa darah anak rendah, apalagi sampai di bawah 70 mg/dl (hipoglikemia), maka akan terjadi penurunan konsentrasi belajar

62 60

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

atau daya ingat, tubuh melemah, pusing dan gemetar. Dan dibandingkan organ tubuh lainnya, otak adalah pengguna energi terbesar. Kesimpulan 1. Hasil analisis dengan menggunakan Uji Chi square Status gizimemiliki hubungan dengan prestasi belajar pada siswa di SDN 1 Pasangkayu Kec. Pasangkayu Kab. Mamuju Utara Tahun 2012 kerena = 0,015. Karena < maka hipotesis diterima. 2. Hasil analisis dengan menggunakan Uji Chi square makaKebiasaan sarapan pagi tidak memiliki hubungan dengan prestasi belajar pada siswa di SDN 1 Pasangkayu Kec. Pasangkayu Kab. Mamuju Utara Tahun 2012 karena = 0,071. Karena > maka hipotesis ditolak. SARAN 1. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi khasanah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kesehatan. 2. Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu rujukan bagi pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan dalam penetapan program kerja di bidang pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan status gizi masyarakat. 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah variabel lainnya dan menambahkan kuesioner tentang keanekaragaman gizi bagi anak sekolah DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011, Daftar Rekapitulasi Nilai Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012,SDN 1 Pasangkayu. Ali Khosman. 2004, Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup, Jakarta.

Azwar Saifuddin. 1998. Tes Prestasi Bagian kedua.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Departemen Kesehatan RI, 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009. Dirjen Bina Gizi Masyarakat. Yogyakarta Djaali, 2000, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PPS UNJ. Drajat Martianto. 2006, Kalau Mau Sehat, Jangan Tinggalkan Sarapan, Jurnal, http://www.repoblika.co.id.Diakses 23 Januari 2008. Elmi, dkk 2008.Status Gizi dan Infeksi cacing Usu Pada Anak Sekolah dasar.www.library.usu.ac.id. Diakses tanggal 22 November 2008. Esse Puji, dkk. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi, Makassar: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar. G. Sianturi. 2005, Anda Sibuk? Jangan Lupa Sarapan. Jurnal Gizi Indonesia http://www/kompas.com/kesehatan /senior/gizi Handari, dan Humaeroh, Perbedaan Status Gizi Siswa Sekolah dasar Di Dua Skolah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Di Jakarta Selatan Tahun 2004. Jakarta: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol 1 , No.2, juli 2005: 157 165. Kartasapoetra. G, dkk. 2003, Ilmu Gizi Dasar. Rineka Cipta. ________________; 2005 Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja, Jakarta, Rineka Cipta. Martinah 2008, Gizi Buruk tanggung jawab Pemerintah, www.bappenas.go.id diakses 27 Pebruari 2008. Rahfiludin, 2007, Hubungan Zat Besi Dengan Status Gizi Dan Prestasi Belajar Pada Anak Sekolah Dasar, diakses juni 2009.

63 61

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 56-64

Artikel VIII

Nuryanto 2008, Studi Prevalensi Masalah Gizi ganda Anaka Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kota LubukLinggau, www.digilib.co.id. diakses tanggal 5 November 2008. Sibua 2002, Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagi Infestasi SDM, www.bappenas.go.id diakses 09 September 2002. Balia 2008, Kebutuhan Nutrisi Anak untukPertumbuhan dan Perkembangannya,www.pdfpdf.co m diakses 30 April 2008. Moehji, Ilmu Gizi, Jakarta,Papas Sinar Sinanri, 2003dalamHenni Agustridani, Prilaku Jajanan Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar, 15 juli 2007 Anas, 2008. Pengantar Evaliasi Pendidikan. Bagian Pertama. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Suhardjo. 1996. Perencanaan Pangan Dan Gizi , Bagian Pertama, Jakarta. Bumi Aksara. __________. 2003. Perencanaan Pangan Dan Gizi , Bagian

Pertama, Cetakan 3 Jakarta. Bumi Aksara. Supariasa. N, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kedokteran EGC: Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakara: PT. Raja Grafindo Persada. Anisa,2008, Membiasakan Sarapan Pagi, www.inilah.com , diakses10 April 2008 Triyanti, 2005, Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi dengan Prestasi Belajarpada Anak Sekolah Dasarhttp://digilib.unnes.ac.id, diakses juni 2009. Utami, 2008, Jangan Lupa Sarapan Pagi,http://c4ntik.com/index2. diakses tanggal 02 September 2008. __________,2008, Arsip untuk Makassar, www.koalisi.org ,diakses04 Nopember 2008. Uslimin. 2003, Memahami Psikologi dalam Pembelajaran. Makassar. Fajar Makassar UNICEF, 1988, Program Perbaikan Gizi Makro, http:aridata.GIZI%20MAKRO.pdf diakses tanggal 1 Desember 2008

64 62

You might also like