You are on page 1of 5

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 19 September 2006

PENGARUH PENGEMBAN DAN WAKTU EKSITASI TERHADAP


INTENSITAS SPEKTRUM BORON PADA ANALISIS IMPURITAS
U3O8

Aryadi, Farida Ernawati


PTAPB-BATAN

ABSTRAK
PENGARUH PENGEMBAN DAN WAKTU EKSITASI TERHADAP INTENSITAS
SPEKTRUM BORON PADA ANALISIS IMPURITAS U3O8. Telah dilakukan analisis
boron didalam U3O8 dengan variasi pengemban (campuran AgCl, LiF dan Ga2O3) dan
waktu eksitasi. Sampel uranium dilarutkan dalam HNO3, dikeringkan dan dikalsinasi
pada suhu 850 0C selama 3 jam. Sampel U3O8 ditambah pengemban dengan variasi
persen berat (0 % ; 2,5 % ; 5 % ; 7,5 % ; 10 %). Masing-masing campuran diaduk di
atas mortar agate hingga homogen, lalu ditimbang 100 mgram dimasukkan kedalam
elektroda grafit. Eksitasi dilakukan dengan memvariasi waktu eksitasi bersama-sama
dengan standar pembanding. Hasil pengamatan dengan densitometer dan
perhitungan matematis, didapatkan kadar boron di dalam sampel U3O8 adalah
3,31362 ppm dengan waktu eksitasi optimum 35 detik dan penambahan pengemban
5 %.

ABSTRACT
INFLUENCE OF CARRIER AND EXCITATION TIME TO INTENSITY of BORON
SPECTRUM AT ANALYSIS of IMPURITAS U3O8. Have been done boron analysis in
U3O8 with the variation of carrier ( mixture Agcl, LiF And Ga2O3) and excitation time.
Sampel uranium dissolved in HNO3, dried and calcinated at temperature 850 0C
during 3 hours. Sampel U3O8 added by carrier with the heavy variation ( 0% ; 2.5% ;
5% ; 7.5% ; 10 %). Each mixture swirled the above homogeneous mortar agate till,
then deliberated by 100 mgram entered into graphite electrode. Excitation done with
the variation of excitation time and together with comparator standard. Result of
perception with the mathematical calculation and densitometer, got of boron rate in
sampel U3O8 is 3,31362 ppm with the optimum excitation time 35 second and carrier
added 5 %.

PENDAHULUAN • logam uranium dalam bentuk campuran


aluminium, zirkonium, molybdenum, nikel dan
S eiring dengan kebutuhan energi saat ini selain
minyak bumi dan batu bara diperlukan pula
energi alternatif yaitu dengan penggunaan energi
logam-logam lain yang mempunyai luas
penampang penyerapan neutronnya rendah.
atom.Hal ini didukung dengan fakta bahwa jumlah • Uranium dioksid yang penggunaannya dalam
energi yang didapat dari U dan Th cadanagn dalam reaktor nuklir cukup luas karena mempunyai
kerak bumi melebihi jumlah energi batu bara dan beberapa sifat-sifat penting seperti titik lebur
minyak bumi. Masalah yang timbul kemudian tinggi dan tahan terhadap panas.
adalah bagaimana mencari dan menggali bijih U dan Dengan demikian pengolahan bijih uranium
Th serta cara pemisahannya. mentah menjadi bahan bakar nuklir harus dibatasi
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar pada pengolahan dioksida atau logam uranium.
reaktor bijih uranium harus diproses/diolah menjadi Bahan bakar nuklir dengan tingkat kemurnian yang
uranium dalam bentuk yang sesuai. Bahan yang tinggi dapat diperoleh melalui metode pengolahan
dipergunakan dalam reaktor antara lain berupa 1) : tertentu. Pengolahan bijih uranium menjadi bahan
bakar nuklir akan sangat tergantung dari komposisi

Aryadi, dkk. ISSN 1410 – 8178 1


PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 19 September 2006

atau bentuk-bentuk senyawa uranium, tingkat dari batuan uranium, tetapi dimulai dari konsentrat
kemurnian bahan bakar dan sifat-sifat dari bahan hingga pada proses pemurnian.
mentahnya. Uranium yang akan dipakai sebagai bahan
Skema teknologi yang banyak diterapkan bakar nuklir harus bebas dari unsur-unsur pengotor-
untuk memproduksi bahan bakar nuklir adalah pengotornya terutama dari unsur-unsur yang
sebagai berikut 2). mempunyai tampang lintang elektron besar seperti
1. Penyiapan bijih untuk proses pelindian boron, kadmium, logam-logam tanah jarang dan lain
(leaching) yang melibatkan penghancuran secara sebagainya.
mekanis, pengkayaan dan penggilingan Untuk mengetahui kandungan unsur
2. Pelepasan uranium dengan asam, karbonat atau pengotornya, maka uranium harus dianalisis. Alat
pelarut lain yang encer. analisis yang sesuai adalah spektrografi emisi. Alat
3. Ekstraksi uranium dari larutan pekat dengan ini mampu menganalisis unsur-unsur logam dan non
bantuan resin penukar ion atau pengekstrak. logam secra serempak hingga konsentrasi bagian
4. Penyiapan konsentrat uranium atau triuranium perjuta atau ppm dalam waktu yang relatif singkat.
oktosida tingkat teknis dengan pengendapan Alat analisis spektrograf emisi berdasarkan pada
uranium menggunakan bermacam-macam intensitas spektrum unsur yang dipancarkan saat
reagen. terjadi eksitasi, kemudian dibandingkan dengan
5. Pemurnian konsentrat uranium atau peningkatan unsur standar pembanding yang sudah diketahui
kualitan U3O8 dengan menggunakan pelarut konsentrasinya 3).
dengan metode pengendapan yang diikuti Untuk menentukan kondisi alat apakah
dengan pembuatan UO3 dan UO2 dari garam- hasilnya masih akurat atau tidak, maka perlu
garam murni. dilakukan kalibrasi dan standarisasi. Untuk lebih
6. Pembuatan uranium florida-tetraflorida dan meyakinkan kondisi alat, maka dilakukan penelitian
heksaflorida tentang pengaruh pengemban sulingan terhadap
7. Produksi logam uranium dengan reduksi thermal kemampuan eksitasi unsur pada analisis boron di
uranium oksida atau uranium tetraflorida dengan dalam uranium oksida. Seperti telah diketahui
kalsium atau magnesium. bahwa boron mempunyai tampang lintang elektron
8. Pemurnian uranium cair dan penyiapan pelet jauh lebih besar dari uranium maka keberadaannya
untuk reaktor nuklir. harus ditekan sekecil mungkin (< 0,3 ppm), karena
Pelarut yang biasa digunakan dalam proses akan mengganggu fraksi bakar saat uranium
pelindian tergantung tipe kandungan mineralnya, digunakan sebagai bahan bakar nuklir.
antara lain berupa H2SO4, HNO3, HCl atau NaOH.
Dalam proses pelindian ini bijih uranium tidak dapat TATAKERJA
diambil 100 % karena sebagian uranium dalam
konsentrat tersebut masih tercampur dengan Bahan :
pengotor. Kandungan uranium dalam konsentrat - Standar U3O8 NBS
berkisar antara 40 % - 60 %. - Sampel U3O8 hasil kalsinasi
Untuk bahan bakar, uranium yang dipakai - LiF, Ga2O3, AgCl
harus dalam tingkat murni nuklir. Oleh sebab itu - HNO3
sebelum digunakan sebagai bahan bakar nuklir - Elektroda grafit
harus dilakukan pemurnian uranium dari pengotor-
pengotor yang terdapat dalam konsentrat tersebut. Alat :
Pemurnian ini bisa dilakukan dengan proses - Unit eksitasi
pelarutan menggunakan HNO3 atau HCl, kemudian - Unit pencucian film
dilakukan ekstraksi dengan menggunakan tributil - Unit densitometer
fosfat (TBP) dengan pengencer kerosin. Uranium - Timbangan analitik Sartorius 6 degit
yang berada dalam fase organik dilakukan dibelakang koma
reeksktraksi (stropping) dengan menambahkan - Furnace
HNO3 5 – 10 %. Dari proses stripping ini uranium - Mortar agate
berpindah ke fase air yang kemudian dilakukan
pengendapan dengan menambahkan NH4OH atau Cara Kerja
Na2CO3. Setelah pengendapan dilakukan 1. Preparasi pengemban
penyaringan. Endapan yang didapat mengandung Ditimbang AgCl, LiF dan Ga2O3 dengan
sekitar 90 %. perbandingan 95 : 4 : 1 digerus dan campur
Di Bidang Kimia dan Teknologi Proses hingga homogen
Bahan-PTAPB BATAN tidak melakukan proses 2. Preparasi standar U3O8

2 ISSN 1410 - 8178 Aryadi, dkk.


PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 19 September 2006

Ditimbang 7(tujuh) seri standar U3O8 dari NBS HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing 1 gram.
Untuk menghitung konsentrasi sampel,
Masing-masing standar ditambah 5 %
harus ditentukan terlebih dahulu panjang gelombang
pengemban atau 50 mgram untuk standar 1
unsur yang akan diukur transmitansinya.
gram, kemudian dicampur hingga homogen di
Pengukuran intensitas spektrum sampel dan standar
atas mortar agate. Masing-masing standar
harus pada panjang gelombang yang sama, karena
ditimbang 100 mgram dan dimasukkan ke
setiap unsur mempunyai spktrum lebih dari satu
dalam elektroda grafit.
panjang gelombang bahkan sampa ribuan panjang
3. Preparasi cuplikan
gelombang (misal spektrum uranium, torium,
Cuplikan uranium padat dilarutkan dengan
zirkonium dll.). Unsur boron mempunyai 4
HNO3 2 N, setelah larut dikeringkan lalu
spektrum yang berbeda daerah gelombangnya dan
dikalsinasi pada suhu 850 0C selama 3 jam, lalu
masing-masing mempunyai sensitivitas yang
didinginkan.
berbeda-beda pula. Unsur boron pada panjang
Uranium oksida (U3O8) hasil kalsinasi ditambah
dengan pengemban (campuran AgCl, LiF dan gelombang 2497,73 Å mempunyai intensitas
Ga2O3) yang bervariasi prosentase tertinggi dari pada panjang gelombang yang
pengembannya. Yaitu : 2,5 % ; 5 % ; 7,5 % ; 10 lainnya. Oleh karena itu di dalam analisis unsur
% dan 0 %. Masing-masing dicampur pengotor di dalam U3O8 spektrum yang diukur
menggunakan mixer hingga homogen. pada panjang gelombang 2497,73 Å. Hal ini
Campuran U3O8 dengan pengemban ditimbang dikarenakan agar boron yang terdeteksi baik pada
masing-masing seberat 100 mgram dan
standar maupun cuplikan sekecil mungkin..
dimasukkan kedalam elektroda grafit untuk
Intensitas dihitung menggunakan rumus :
dieksitasi
4. Analisis cuplikan 1
a. Eksitasi standar dan cuplikan I = log
T
Standar dan cuplikan yang telah siap di
dalam elektroda grafit dieksitasi dengan dimana :
spektrograf emisi dengan kondisi alat : I = Intensitas
Gratting : 590 grows/mm T= Transmitasi
Sudut blaze : 5400
Sumber arus : DC-Arc Tabel 1. Intensitas standar boron pada λ 2497,73 Å
Arus : 10 amper No. T (%) Intensitas Konsentrasi
Exposure : 35 detik Standar (I) (ppm)
Pre-burn : 0 detik 1 28.2 0.54975 5.7
Jarak elektroda : 2 mm
2 48.9 0.31069 2.8
b. Pencucian film
Film yang digunakan untuk merekam 3 66.9 0.17457 1.1
spektrum unsur-unsur teranalisis adalah Fuji 4 82.2 0.08513 0.7
Medical X- Ray Film New RX ID 063220. 5 86.5 0.06298 0.46
Adapun tahap-tahap pencuciannya adalah 6 87.2 0.05948 0.21
sebagai berikut : 7 88.9 0.05109 0.15
Film direndam di dalam Kodak developerD-
19 selama ± 30 detik, dibilas dengan air lalu
direndam di dalam Kodak Fixer selama 3 Kurva standar boron
menit, dicuci dengan air mengalir (air kran)
0.6
dan dikeringkan
0.5
c. Pengamatan spektrum unsur
Film yang telah kering diletakkan pada alat
Intensitas

0.4

densitometer untuk diamati keberadaan 0.3

unsur dan intensitasnya. Pengukuran 0.2 y = 0.0913x + 0.0398


R2 = 0.9946
spektrum boron pada panjang gelombang 0.1

2497,73 Å. Spektrum standar boron dan 0


cuplikan diukur dan dicatat untuk dihitung 0 2 4 6
Konsentrasi (ppm)
konsentrasi cuplikan.
Gambar 2. : Kurva standar boron λ =2497,73 Å

Aryadi, dkk. ISSN 1410 – 8178 3


PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 19 September 2006

Dari Gambar 2. didapatkan persamaan Rumus umum :


regresi : Y = 0,0913x + 0,0398. Persamaan ini
digunakan untuk menghitung konsentrasi boron I −b
x=
pada cuplikan. a
Variasi konsentrasi pengemban Dengan :
x = konsentrasi
Boron I = intensitas
a = koefisien arah = 0,0913
Tabel 2. Intensitas spektrum boron λ 2497,73 Å b = intersep = 0,0398
terhadap persen pengemban Untuk sampel dengan waktu exposure 35
No. Pengemba %T Intensitas detik :
n I −b
(%) x=
1 0 69.6 0.157391 a
2 2,5 54.3 0.2652 0.32606 − 0.0913
x= = 5,89849
3 5 49.1 0.308919 0.0398
4 7,5 47.9 0.319664 Untuk data yang lain dengan cara yang sama
diperoleh :
5 10 46.5 0.332547
Tabel 2. Pengaruh intensitas spektrum boron λ
2497,73 Å terhadap waktu eksitasi
Waktu Transmitasi Intensitas Konsentrasi
(dtk) (%) (I) (ppm)
35 47.2 0.32606 5,89849
30 52.9 0.27654 4,65427
25 53.7 0.27002 4,49045
20 55 0.25964 4.22965
15 58.5 0.23284 3.55628
10 66 0.18045 2.23995
5 79.9 0.09745 0.15452

kurva w aktu vs konse ntrasi


Gambar 3. : Kurva intensitas boron dengan variasi
kadar pengemban 3.5
3
Pada Gambar 3 terlihat bahwa semakin
2.5
banyak pengemban yang ditambahkan, maka
konsentrasi

2
intensitas boron semakin besar, namun pada 1.5
penambahan pengemban di atas 5 % kenaikan 1
intensitas spektrum boron tidak begitu banyak, hal 0.5
ini dimungkinkan karena pada penambahan 5 % 0
pengemban hampir sudah mampu mengeluarkan 0 10 20 30 40

seluruh spektrum boron pada saat eksitasi. Apabila w aktu

jumlah pengemban ditambah maka intensitas boron


akan naik lagi namun kurang signifikan, sehingga Gambar 4. : Kurva hubungan kadar boron terhadap
bila dipertimbangkan dengan nilai ekonomisnya variasi waktu eksitasieksitasi
pada penambahan pengemban 5 % sudah relevan
untuk analisis boron pada bahan bakar nuklir. (lihat Pada Gambar 4 terlihat bahwa semakin
Gambar 2.) lama waktu yang digunakan untuk eksitasi, semakin
Untuk mengetahui konsentrasi boron yang besar pula nilai intensitas boronnya. Namun
ada di dalam cuplikan uranium dengan variasi kenaikkan intensitas yang paling mencolok adalah
waktu eksitasi dapat dihitung sebagai berikut : pada waktu eksitasi 35 detik. Oleh sebab itu waktu
yang diperlukan untuk eksitasi selanjutnya
Persamaan regresi y = 0.0913x + 0.0398 (lihat Gambar 2) ditetapkan 35 detik. Sedang apabila waktu eksitasi

4 ISSN 1410 - 8178 Aryadi, dkk.


PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 19 September 2006

ditambah lagi menjadi 40 detik, maka spektrum


boronnya tambak kurang jelas karena terganggu
oleh spektrum latar yang kemungkinan adalah
spektrum uranium karena spektrum uranium
TANYA JAWAB
jumlahnya sangat banyak (antara 4000 s.d 5000
spektrum) .4)
Sumijanto
¾ Dari hasil eksperimen anda diperoleh kondisi
KESIMPULAN
waktu eks : 30’ dan pengemban 5%. Bagaimana
Banyaknya pengemban (campuran AgCl, jika waktu 25’ dan pengemban 7,5%
LiF dan Ga2O3 = 95 : 4 : 1) yang paling baik Aryadi
digunakan untuk analisis U3O8 adalah 5 % — Sudah dicoba dengan waktu 25’ dan
sedangkan waktu eksitasi yang paling tepat adalah pengemban 7,5%, tapi hasilnya intensitas
35 detik. spectrum B pada λ = 2497 Å besarnya masih
Hasil analisis unsur boron di dalam U3O8 dibawah dari waktu 30’ dan pengemban 5%
dengan menggunakan pengemban 5 % dan waktu
eksitasi 35 detik didapatkan konsentrasi boron Ratmi H.
5,89849 ppm. Bila dilihat berdasarkan hasil analisis ¾ Dengan menggunakan pengemban AgCe, LiF
tersebut, maka kandungan boron di dalam U3O8 dan Ga2O3 apakah hal ini tidak mengganggu
masih terlalu tinggi keberadaannya. Oleh sebab itu analisis unsur yang sama yaitu misalnya Ag, Li
apabila uranium akan digunakan sebagai bahan ataupun Ga dalam cuplikan ?
bakar nuklir, maka harus dimurnikan lagi untuk Aryadi
menghilangkan pengotornya. — Dengan penambahan pengemban sama sekali
tidak mengganggu analisis, justru akan
DAFTAR PUSTAKA membantu analisis karena spectrum Ag, Li dan
Ga terletak jauh dengan panjang gelombang B.
1. GALKIN, B.N. DKK., 1966 “Technology of
Keuntungannya membantu proses penguapan
Uranium”, Israel for Scientific Translation,
unsur B untuk analisis unsur Ag, Li dan Ga
Jerusalem.
tentunya tidak menggunakan pengemban unsur
2. GALKIN, B.N. DKK., 1960 “The Technology of
yang sama.
the Treatment of uranium Consentrates”.
3. RUKIHATI, 1985, “Penggunaan Pengemban
Sulingan Pada Penentuan Dy, Eu, Gd, Sm dalam
Bahan Bakar Nuklir ThO2 Secara Spektrografi
Emisi”, Tesis Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
4. WILLIAM DKK., 1964, “Tables of Spctral-Line
Intensities” New York.

Aryadi, dkk. ISSN 1410 – 8178 5

You might also like