You are on page 1of 53

Pengeras Lantai Beton

Kegunaan ULTRACHEM FLOOR HARDENER adalah bahan berbentuk bubuk campuran yang ditaburkan ke atas beton segar, akan kering bersamaan dengan beton dan setelah itu membentuk lapisan tipis yang keras, padat, menyatu dengan beton dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap gesekan dan tumbukan dari lalu lintas kendaraan diatasnya. Dosis 2 Lalu lintas ringan, misalnya parkir mobil, garasi = 3 Kg/M 2 Lalu lintas sedang, misalnya gudang, pabrik menengah non logam = 5 Kg/M 2 Lalu lintas berat, misalnya loading dock, ruang produksi logam berat = 7 Kg/M Aplikasi Diaplikasikan dengan mengunakan bantuan mesin trowel Kemasan 25 Kg/Sak

Cara Pemasangan : I. Syarat MATERIAL Lantai Dasar 1. Lantai dasar yang akan dilapis dengan ULTRACHEM FLOOR HARDENER sebaiknya adalah beton dengan syarat : - Kuat tekan 28 hari minimal 225 kg/cm. - Tebal minimal 7,5 cm dengan tulangan wiremesh minimal 1 lapis diganjal dengan beton decking dengan ketinggian 2 3 cm dari lantai kerja. - Slump beton harus sekecil mungkin, direkomendasikan tidak lebih dari 10 cm ketika beton siap dituang. - Hanya pada situasi sangat terpaksa dimana pengerjaan dengan slump rendah tidak memungkinkan (umumnya lahan terbuka tanpa atap dan cuaca sangat terik), slump diijinkan dinaikkan hingga 12 cm. 2. Jika lantai dasar yang akan dilapisi ULTRACHEM FLOOR HARDENER terpaksa bukan beton melainkan mortar / plesteran tanpa agregat kasar lebih dari 4,8 mm diameternya (umumnya pada pekerjaan pelapisan ulang lantai yang telah dicor sebelumnya), mortar harus memenuhi syarat-syarat berikut : - Tebal minimum 5 cm. - Perbandingan berat semen dan pasir yang disarankan adalah 1 : 3. Jika diubah, harus sepengetahuan konsultan pengawas atau perencana. - Penggunaan air tidak lebih dari 45% dari berat semen. Jika mortar sudah diaduk dan masih terlalu kental, gunakan plasticiser berbentuk cairan, hingga didapatkan kekentalan yang diinginkan. - Penggunaan kawat ayam, wiremesh atau polypropylene fiber adalah wajib. PERSIAPAN LANDASAN LANTAI 1. Di bawah lantai yang akan dicor, harus ada lantai kerja (work floor) yang dibuat minimal dari plesteran dengan mutu rendah (semen : pasir = 1 : 6 atau sesuai anjuran konsultan pengawas). 2. Jika tidak digunakan lantai kerja dan langsung berhubungan dengan tanah, maka diharuskan melapisi tanah terlebih dahulu dengan plastik high density polypropylene 0,2 mm atau lebih tebal. Penumpangan (overlapping) antar lembar plastik harus paling tidak selebar 20 cm dari sisi. 3. Tulangan yang digelar di atas plastik harus menumpang di atas ganjalan beton (beton decking) dan jangan melubangi lembaran plastic. 4. Pemadatan tanah dilakukan sebaik mungkin mengikuti saran dan petunjuk konsultan perencana dan pengawas, hingga didapatkan nilai kepadatan optimum yang aman dari penurunan (settlement) di kemudian hari. III. PERENCANAAN PENGHENTIAN PENGECORAN II.

1. Sangat disarankan lantai tidak dicor sekaligus dalam satu kali pengecoran untuk memberikan kesempatan yang leluasa kepada para pekerja untuk menuang beton dan merapikannya tanpa menginjak area lain yang baru saja dirapikan (masih basah). 2. Karena itu perencanaan lahan yang akan dicor harus dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, disesuaikan dengan rencana metode penuangan beton (dengan pompa, talang atau crane). Rencana dibahas antara Kontraktor dan pemasang ULTRACHEM FLOOR HARDENER di atas kertas denah lapangan. 3. Penghentian pengecoran harus secara bersamaan dikaitkan dengan rencana pemilihan tipe sambungan lantai. 4. Sambungan pengecoran tanpa penanganan khusus, beton dihentikan begitu saja ( tipe construction joint ) dapat dilakukan tanpa menyelipkan bahan pengisi yang bersifat fleksibel (flexible filling board). Sambungan jenis ini boleh dilakukan dimanapun selama secara artistik tidak mengganggu pola garis yang direncanakan perencana arsitek, mengingat sambungan jenis ini akan menimbulkan retak di kemudian hari yang sangat jelas terlihat mata. 5. Untuk lantai dengan bentang lebih dari 20 meter, sebaiknya direncanakan satu garis celah perlemahan untuk mengisolir keretakan pada lantai supaya terjadi pada garis tersebut. Garis perlemahan (contraction joint) ini dibuat dengan cara membuat pengurangan tebal lantai. Cara ini dapat ditempuh dengan mengganjal dasar lantai dengan besi siku atau alumunium siku ataupun kayu segitiga dimana sisi tajam dihadapkan ke atas tepat pada garis yang direncanakan. Untuk mempertegas garis ini, disarankan lantai dipotong di sebelah atas dengan pemotong beton (concrete cutter) dengan kedalaman 2 cm dari permukaan. 6. Untuk lantai dengan bentang lebih dari 45 meter, sebaiknya direncanakan satu celah untuk memberikan keleluasaan kepada lantai untuk mengembang dan menyusut akibat kenaikan dan penurunan temperatur lantai. Celah didisain dengan ketebalan 5 20 mm tergantung interval celah dan perubahan temperatur yang mungkin terjadi. Celah dibuat memotong beton secara total dan celah ini harus diisi dengan bahan yang bersifat dapat ditekan tapi akan kembali ke ukuran semula setelah tekanan dihentikan (reversible dancompressible) misalnya dari semacam busa, karet, bitumen, dan lainnya. Kombinasi bahan dalam pengisian celah boleh dilakukan selama semua bahan dapat ditekan dan kembali ke ukuran semula, akan tetapi di bagian atas lantai, bahan pengisinya harus berbentuk cairan yang memiliki kelekatan yang sangat baik terhadap beton, dan umumnya digunakan bahan sealant. Beberapa alternatif bahan sealant yang dapat digunakan adalah polyurethane, polysulphide, rubber bitumen, silicone, acrylic, dan lain-lain. Penentuan bahan terbaik dilakukan oleh perencana. IV. METODE PETUNJUK KETINGGIAN LANTAI Lantai yang dicor diharapkan memiliki hasil kerataan dan ketinggian seperti yang direncanakan oleh pemilik atau pengguna bangunan untuk keperluan khusus mereka. Umumnya lantai diharapkan rata (tidak bergelombang) dan flat (benar-benar horizontal). Untuk mencapai hasil ini, persiapan petunjuk ketinggian lantai sangatlah menentukan hasil pekerjaan perataan lantai. Petunjuk ketinggian umumnya sama dengan sisi atas cetakan beton (formwork atau stop cor). Kalaupun tidak sama, umumnya akan dibuatkan rel horizontal yang elevasinya dapat dipertanggung jawabkan. 1. Petunjuk ketinggian umumnya sama dengan sisi atas cetakan beton (formwork atau stop cor). Kalaupun tidak sama, umumnya akan dibuatkan rel horizontal yang elevasinya dapat dipertanggung jawabkan. 2. Petunjuk ketinggian harus bebas dan tidak terikat dengan tulangan, berdiri di atas lantai kerja atau landasan tanah yang stabil (tidak bergerak meski ada beban dari beton yang dituang dan getaran oleh penggetar (concrete vibrator). 3. Petunjuk ketinggian yang menjadi satu dengan cetakan beton (begisting) harus dipasak ke lantai kerja atau landasan tanah secukupnya hingga tidak bergerak sama sekali. Bentuk dan struktur cetakan ini mungkin saja bervariasi dari satu Kontraktor ke Kontraktor lain dan boleh digunakan selama mengikuti syarat-syarat harus lurus, tidak melengkung, tidak melintir, halus, rata, mudah dibuka tanpa menimbulkan kerusakan pada sudut atas lantai, tidak menyerap air, sudut pada sisi atas benar-benar siku. Pilihan pada cetakan besi adalah yang terbaik selama diperhatikan kelurusannya. Plywood dengan lapisan film dapat digunakan selama masih memenuhi syarat. Balok (kaso) sebaiknya tidak digunakan mengingat sangat jarang ditemukan yang lurus. Penggunaan kayu lapis (multiplex) dapat diterima selama masih dalam kondisi baik dan kering. Selalu gunakan minyak khusus untuk mempermudah pelepasan cetakan. 4. Petunjuk ketinggian yang terpisah dengan cetakan beton harus memiliki dudukan yang kuat, tidak mudah bergerak dan mudah dipindahkan, terutama jika digunakan sebagai petunjuk ketinggian yang bersebelahan dengan dinding yang sudah jadi, dimana petunjuk ketinggian ini sifatnya sangat sementara dan diangkat saat proses perataan lantai dikerjakan. 5. Petunjuk ketinggian sementara yang dibuat dari mortar / plesteran (kepala plesteran) harus diperiksa ketinggiannya pada interval jarak pengecekan sedekat mungkin dan dibuang setelah beton diratakan untuk kemudian diganti dengan beton baru yang dilapisiULTRACHEM FLOOR HARDENER.

6. Sebagai penggaris dan pemotong kelebihan beton, dapat digunakan berbagai alat mulai dari alat paling sederhana seperti alumunium profil ringan yang panjang hingga sistim penggaris yang dibentuk dari sambungan beberapa elemen yang diperkuat serta diberi penggetar terpisah. 7. Penggaris harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada lendutan terutama di bagian tengah. 8. Penggaris bertumpu di atas petunjuk ketinggian yang telah dipersiapkan dan digeser dengan cara manual atau otomatis dengan bantuan mesin. V. PERSIAPAN PENGECORAN

Sangat disarankan pekerjaan pengecoran lantai dasar dilakukan setelah bangunan memiliki penutup atap dan dinding samping untuk menghindari sinar matahari langsung dan angin yang terlalu besar yang menyebabkan penguapan air dari beton basah secara berlebihan. 1. Sangat disarankan pekerjaan pengecoran lantai dasar dilakukan setelah bangunan memiliki penutup atap dan dinding samping untuk menghindari sinar matahari langsung dan angin yang terlalu besar yang menyebabkan penguapan air dari beton basah secara berlebihan. 2. Jika dengan amat sangat terpaksa, pengecoran lantai di area terbuka tanpa atap hanya boleh dilaksanakan jika dapat diyakini bahwa hari tersebut tidak hujan dan harus disiapkan tenda sementara dengan luas yang paling tidak lebih besar 20% dari luas area yang dicor. 3. Umumnya pekerjaan penghalusan terakhir baru selesai sekitar 5 7 jam sejak beton dituang. Karena itu pekerjaan sangat disarankan dimulai pagi hari untuk memberikan keleluasaan waktu kepada para pekerja untuk menyelesaikan lantai sebaik-baiknya sebelum matahari terbenam. Jika sangat terpaksa, penggunaan lampu sorot di malam hari harus cukup untuk luas area yang dicor, ditentukan di lapangan sesuai persetujuan dari pihak Kontraktor dan pihak pemasang ULTRACHEM FLOOR HARDENER. 4. Penyediaan material beton cukup untuk area yang direncanakan dan sarana transportasi untuk memindahkan beton juga memadai. Jika ternyata gagal di tengah pengecoran, maka akan menghasilkan sambungan dingin (cold joint) yang mungkin menghasilkan retak pada garis sambungan. 5. Penyediaan alat-alat pemadat (compacting vibrator) yang cukup. Umumnya diperlukan 1 unit pemadat setiap lebar lantai 2 3 m. 6. Penyediaan alat penyalur beton yang siap beroperasi selama pengecoran. Alat boleh hanya gerobak sederhana, konstruksi berbentuk saluran yang miring, bucket dengan bukaan beserta crane pengangkat, hingga kepada pompa beton, selama beton dapat dipindahkan dengan cepat tanpa kehilangan sifat cairnya (workability). 3 Sebagai patokan, 1 unit truk pengaduk dan pembawa beton (concrete ready-mixed truck mixer) berisi 7 m beton sebaiknya menghabiskan seluruh isinya dalam waktu tidak lebih dari 1 jam. Keterlambatan penyaluran dapat diselamatkan dengan penggunakan bahan penunda waktu ikat dan sekaligus pencair beton (retarding plasticiser) dengan dosis secukupnya seperti yang diinstruksikan oleh konsultan pengawas. 7. Pembagian tugas yang jelas antara tenaga kerja yang : - Menyalurkan dan menuang beton - Membagi, mendistribusikan dan meratakan beton dengan cangkul atau alat penggaruk - Memotong kelebihan beton dan menggaris beton dengan penggaris - Meratakan lebih halus, menabur ULTRACHEM FLOOR HARDENER dan menghaluskan permukaan - Menyediakan sarana penerangan seandainya pekerjaan penghalusan akhir akan selesai setelah matahari terbenam - Menyiapkan tenda untuk pengecoran di area terbuka dan menggelar tenda saat hujan turun VI. PENGECORAN BETON

1. Beton disalurkan, dituang dan dipadatkan sesuai prosedur pengecoran yang diatur dalam Peraturan Beton yang telah diterima oleh masyarakat umumnya, dan khususnya disetujui oleh konsultan pengawas.

2. Kelebihan beton dibuang dan diratakan dengan penggaris, seperti dijelaskan di atas, sesuai dengan kelebihan alat-alat masing-masing. 3. Dalam proses perataan lantai, selain penggaris, dapat juga digunakan alat-alat bantu lain yang berfungsi sebagai penggaris dan sekaligus berfungsi pula untuk membuang kelebihan air yang mengambang di permukaan (bleeding) serta menghaluskan permukaan. 4. Jika memungkinkan, penggunaan pompa penyedot air (vacuum system) untuk lantai sangat disarankan untuk mempercepat proses penaburan dan perataan. 5. Karena kelebihan air ini merupakan salah satu penyebab terjadinya keretakan permukaan beton yang otomatis menyebabkan lapisan hardener ikut mengalami keretakan. VII. PENABURAN ULTRACHEM FLOOR HARDENER 1. Saat untuk penaburan ULTRACHEM FLOOR HARDENER tidak dapat ditentukan secara tepat, karena sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengeringan dari beton sendiri. 2. Sebagai patokan, jika permukaan lantai sudah rata dan genangan air di permukaan sudah dibuang dengan alat bantu, maka secepatnya bubuk ULTRACHEM FLOOR HARDENER ditabur ke atas permukaan beton secara merata. 3. Penaburan dapat dilakukan dengan cara manual (tangan) atau dibantu dengan alat penabur mekanis yang dijalankan di atas lantai, selama proses penaburan tidak mengganggu elevasi kerataan lantai yang telah dikerjakan. 4. Sangat disarankan pekerja yang menabur tidak langsung menginjak beton, melainkan menggunakan jembatan sementara yang dibangun di atas lantai. Jika sangat terpaksa, gunakan alas dari multiplex sebagai alas injakan pekerja. 5. Untuk memastikan jumlah yang harus ditabur, sebaiknya sebelum pengecoran dimulai, kemasan ULTRACHEM FLOOR HARDENER sudah dipindahkan dari gudang dan diatur peletakannya secara 2 teratur menurut panjang area, misalnya ditumpuk 2 sak per m panjang atau mengikuti perhitungan lain sesuai dosis yang digunakan, untuk memberikan patokan kepada para pekerja tanpa harus menghitung kembali jumlah material saat penaburan. VIII. PENGHALUSAN Setelah semua material yang dibutuhkan telah ditabur, pengecekan kerataan lantai diperlukan sekali lagi mengingat mungkin saja penaburan tidak merata secara sempurna. Pengecekan ini dilakukan dengan penggaris seperti dijelaskan di atas. 1. Setelah semua material yang dibutuhkan telah ditabur, pengecekan kerataan lantai diperlukan sekali lagi mengingat mungkin saja penaburan tidak merata secara sempurna. Pengecekan ini dilakukan dengan penggaris seperti dijelaskan di atas. 2. Penghalusan dan pemadatan permukaan baru dapat dilakukan jika beton di bawah floor hardener sudah cukup kuat untuk menahan beban mesin penghalus (trowel machine) dan para pekerja yang akan menginjak lantai. Sekali lagi, saat yang tepat untuk memasukkan mesin dan pekerja tidak dapat ditentukan secara mutlak, tetapi sangat ditentukan oleh kecepatan beton mengering. 3. Sebagai patokan, mesin dan pekerja boleh diletakkan di atas lantai jika seorang pekerja dengan berat wajar 50-70 kg berjalan di atas lantai hanya meninggalkan jejak sedalam 3 4 mm saja. 4. Mesin trowel dijalankan dengan hati-hati dan dioperasikan hingga diperoleh permukaan lantai yang padat dan halus. 5. Penghalusan terakhir dan penghalusan area tertentu yang tidak dapat diraih dengan mesin dilakukan dengan trowel tangan oleh pekerja. Penghalusan oleh tangan tidak boleh mengubah ketinggian sama sekali dan hanya dilakukan untuk menghaluskan permukaan saja. 6. Untuk floor hardener berwarna, sebaiknya jangan terlalu lama ditrowel untuk menghindari perubahan warna menjadi kehitam-hitaman

I. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pengukuran

Sebelum memulai pekerjaan, sebaiknya kita melakukan pengukuran ulang untuk menentukan posisi/letak dari bangunan dengan melakukan pengukuran batas-batas terhadap ukuran tanah lokasi tempat akan dibangun, agar kita mengetahui dengan pasti posisi rumah terhadap ukuran tanah.

Volume pengukuran dapat dihitung secara satuan lumpsum, sebagai contoh : Pengukuran Ulang diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, maka perhitungannya adalah : upah tukang Rp.50.000/hari, maka biaya yang dibutuhkan : Rp.50.000 x 2 hari x 2 tukang = Rp.200.000,-

Pekerjaan Bouwplank

Yang dimaksud dengan Bouwplank adalah suatu pekerjaan awal untuk digunakan membantu menentukan As atau letak titik dari pondasi bangunan yang akan dibuat, dengan cara membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling sisi luar denah rencana bangunan, bouwplank dibuat dengan jarak 1 meter dari rencana galian pondasi terluar bangunan.Sebagai contoh : ukuran masa bangunan adalah 7 m x 10 m , maka volume bowplank adalah (7m x 2) + (10m x 2)= 34 mSatuan Volume Bouwplank adalah meter lari (m).

II. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi dan Urugan Tanah

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan menggali tanah yang akan digunakan untuk pembuatan pondasi, ukuran kedalaman dan lebarnya galian tanah tergantung oleh bentuk dan jenis Pondasi yang akan digunakan.

Misal lebar bawah Pondasi 70 cm, maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm kanan 10 cm menjadi 70 + 20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian 70 cm, maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang fondasi = satuan m3.

Pekerjaan Urugan Tanah

Pekerjaan mengurug lantai bangunan dengan menggunakan tanah sisa bekas galian pondasi, septic tank atau tanah merah yang di ambil dari luar lokasi.

Perhitungan volume dihitung berdasarkan luas lantai bangunan yang akan diurug tanah dikalikan dengan rencana ketinggian lantai bangunan (tinggi rencana lantai dari tinggi tanah eksisting).

Pekerjaan Urugan tanah satuan volumenya adalah m3.

Contoh : Luas lantai yang akan diurug 70 m2

Tinggi lantai yang direncanakan naik 40 cm dari tanah asal (eksisting)

Volumenya : 70 x 0,40 = 28 m3.

Pekerjaan Urugan kembali

Adalah mengurug bekas galian Fondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.

III. Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Lantai Kerja

Lantai Kerja adalah jenis pekerjaan yang letaknya dibawah Pondasi Tapak Beton (Cakar Ayam).

lantai kerja berupa adukan semen + pasir dengan ketebalan 10 cm.

Cara menghitung Volume nya adalah : Luas permukaan bawah Pondasi Tapak Beton dikalikan dengan

ketebalan adukan Semen + Pasir. Volume Lantai kerja dengan satuan m3.

Pekerjaan Pasir Urug

Pekerjaan Pasir Urug dilakukan sebelum pekerjaan Pondasi batu kali dimulai, pasir urug digunakan untuk alas dari pondasi batu kali. Ketebalan Pasir urugan dalah 10 cm, cara menghitung Volume nya adalah : Luas permukaan bawah Pondasi batu kali dikalikan dengan ketebalan pasir urug.

Pekerjaan Pasangan Pondasi

Pondasi yang kami maksud disini adalah Pondasi batu kali untuk bangunan rumah satu lantai.

cara menghitung volume Pasangan Pondasi adalah : Jumlah sisi sejajar penampang pondasi batu kali dikalikan dengan setengah ketinggian pondasi batu kali dikalikan panjang pekerjaan pondasi batu kali yang direncanakan.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.19 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Perhitungan Volume Pekerjaan


Sebaiknya sebelum pembangunan rumah dimulai, dibuat terlebih dahulu Rencana Anggaran Biaya nya.

Dengan adanya RAB, kita akan mendapatkan banyak kemudahan didalam Pengawasan dan Pengontrolan selama pembangunan rumah dikerjakan sampai dengan rumah selesai dibangun.

Untuk membuat Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan Volume dari setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Kali ini kami akan mencoba untuk menyusun cara membuat Perhitungan Volume Pekerjaan.

Adapaun cara perhitungan yang kami susun ini adalah sebagai acuan, karena dari setiap desain rumah, perhitungan volumenya berbeda satu dengan yang lainnya.

Penyusunan akan kami buat berurutan dan terbagi beberapa artikel, mulai dari Pekerjaan Persiapan sampai dengan pekerjaan Lain-lain, agar memudahkan didalam mempelajari cara perhitungannya.

Semoga bermanfaat
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.18 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Pemasangan kusen


Permintaan perumahan terus meningkat dan perkembangan yang demikian pesatnya, sehingga kusen yang umumnya terbuat dari bahan kayu, sekarang banyak dijumpai pula dari bahan aluminium, baja maupun dari plastik PVC.

Kayu yang baik untuk kusen umumnya dari kayu jati, karena mempunyai umur dan kekuatan yang baik.

Sifat kayu jati untuk melengkung maupun terpuntir sangat kecil dibandingkan jenis kayu yang lain.

Disamping itu jika kusen tadi dipolitur, membuat permukaannya transparan dan akan terlihat indah.

Untuk bahan kayu Kalimantan yang baik adalah kayu Kamper Samarinda Oven, karena seratnya halus, sedangkan bahan kayu Bengkirai cukup kuat dan murah tetapi pengerjaannya sulit karena keras, sehingga setelah jadi kusen harganya tidak berbeda dengan kusen dari kayu Kamper.

Jenis-jenis Kusen antara lain :

Kusen pintu

Kusen jendela

Kusen gabungan pintu dan jendela

Bouvenlight (utk lubang hawa saja)

Pada pemasangan kusen pintu umumnya mempunyai ketinggian yang seragam terhadap kusen pintu yang lainnya (kecuali desain khusus).

Demikian juga tinggi jendela diusahakan mempunyai ketinggian yang sama dengan kusen pintu, kecuali untuk hal-hal yang sifatnya khusus misalnya kusen jendela untuk kamar mandi.

Perlu diperhatikan pula kearah mana rencananya pintu akan dibuka.

Variasi bentuk/model kusen pintu sebenarnya tidak banyak dan lebih banyak variasi pada

bentuk/model daun pintunya.

Hal-hal yang musti diperhatikan :

Mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan material yang dibutuhkan.

Memahami dan dapat mempergunakan alat-alat untuk memasang kusen dengan benar.

Menjaga dan memperhatikan keselamatan kerja dengan benar.

Memasang kusen dengan benar sesuai dengan gambar rencana.

Memasang kusen pada ketinggian yang telah ditentukan.

Memasang kusen dengan tegak.

Memasang kusen pada as.

Memasang kusen pada tempat/posisi yang telah ditentukan dalam gambar.

Peralatan yang harus disiapkan :

Penggaris Water pass

Unting-unting : Alat yang terdiri dari bandul dan benang untuk membuat tegak lurus pemasangan.

Meteran ukuran 5 m

Benang nylon

Alat tulis Pensil

Pemasangan Kusen Pintu

Pemasangan Kusen Jendela

Ketepatan dan keakuratan pemasangan kusen sangat menentukan mudah atau tidaknya pintu untuk dibuka dan ditutup.

Oleh karena itu jangan sampai pemasangan kusen tidak sempurna, karena akibatnya akan timbul pekerjaan bongkar pasang kusen pada saat penyetelan daun pintu.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.17 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Bouwplank
Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pemasangan papan Bouwplank.

Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah dengan permukaan jalan.

Syarat-syarat memasang bouwplank :

Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah/terlepas

Berjarak cukup dari rencana pekerjaan galian, diusahakan posisi bouwplank tidak terganggu atau tidak goyang akibat pelaksanaan pekerjaan galian pondasi

Papan Bouwplank harus bisa dibuat titik atau dibuat tanda-tanda dengan cat atau spidol untuk posisi pemasangan paku pengikat benang.

Sisi permukaan atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya dan water pas.

Letak pemasangan papan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua).

Garis benang yang dipasang pada bouwplank merupakan as (garis tengah) dari rencana pemasangan pondasi dan dinding batu bata.

Posisi perletakan Bouwplank terhadap Pondasi

Bahan yang dibutuhkan untuk pemasangan Bouplank :

Papan 2 cm x 20 cm yang kering dan lurus

Balok kayu 4 cm x 6 cm atau 5 cm x 7 cm

Paku 5 cm dan 7 cm

Benang nylon

Spidol atau cat untuk membuat tanda/titik as

Penggaris water pas.

Selang water pas minimal 20 meter

Linggis dan palu

Pada Saat Pemasangan Bouwplank harus diperhatikan :

Kekokohan pemasangan.

Tegak lurus dan Water pas (horisontal).

Ketepatan ukuran tinggi permukaan papan Bouwplang terhadap Peil lantai rumah terhadap permukaan jalan didepan rumah.

Papan yang digunakan tidak boleh melengkung.

Ketepatan pemasangan bouwplank sangat menentukan terhadap ketepatan Pelaksanaan bangunan agar dapat sesuai gambar rencana rumah.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.15 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Persiapan Tempat Kerja dan Gudang Material


Sebaiknya sebelum pelaksanaan pembangunan rumah mulai dilaksanakan, dibuat dulu persiapan untuk tempat bekerja bagi para tukang dan tempat penyimpanan bahan material (semen, pasir, split, kayu dll) dilapangan.

Area tempat bekerja itu diperlukan untuk memudahkan didalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dilapangan.

Gudang juga dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan bahan material yang digunakan secara terus menerus ataupun bertahap (semen, paku, ember, pacul, sekop dll)

Untuk memudahkan didalam komunikasi dan pengawasan sebaiknya dibuat sebuah ruangan untuk Direksi Keet, yang fungsinya untuk membahas masalah-masalah pekerjaan atau diskusi pemecahan masalah yang terjadi dilapangan.

Persiapan-persiapan yang dibutuhkan :

Lokasi tempat penumpukan material pasir, batu kali, Split

Lokasi tempat penumpukan material kayu, besi beton

Lokasi tempat penyimpanan material semen, paku, ember, pacul, sekop dll

Lokasi untuk Direksi Keet.

Area tempat bekerja untuk pekerjaan pembuatan kerangka besi beton untuk Sloof, Kolom dan Balok beton.

Apabila masih menggunakan konstruksi atap menggunakan kayu, juga disiapkan area untuk tukang kayu membuat rangka konstruksi atap.

Area tempat penumpukan sampah dan material bekas yang tidak diperlukan lagi, agar area lokasi proyek terjaga kebersihannya (letakkan area ini dekat dengan pintu masuk proyek agar memudahkan untuk dibuang keluar lokasi proyek).

Dengan dilakukannya perencanaan tempat-tempat ini, maka pekerjaan akan lebih terkoordinir dan pekerjaan bisa lebih lancer
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.13 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Cara Pelaksanaan Pengecatan yang Baik


Pekerjaan pengecatan adalah salah satu pekerjaan finishing yang harus mendapat perhatian khusus, mengingat keindahan dan kerapihan sebuah rumah tergantung dari hasil akhir Pengecatan.

Pada umumnya tata cara dan pelaksaan pekerjaan Pengecatan dilakukan kurang hati-hati, sehingga kwalitas pekerjaannya menjadi kurang baik.

Banyak hal menjadi penyebab kurang baiknya hasil pekerjaan cat, oleh karena itu sebaiknya dilakukan pengawasan dengan baik agar kwalitas pekerjaannya baik.

Cara pelaksanaan pengecatan dinding baru dan lam berbeda, kali ini yang kita bahas adalah pengecatan

untuk dinding baru.

Tata cara Pelaksanaan Pengecatan :

Tata cara dan Tahapan pelaksanaan pekerjaan Plesteran dan Acian sudah dilaksanakan dengan baik dan benar.

Permukaan Acian pada dinding sudah benar-benar kering (tidak ada lagi noda basah.

Lakukan pengamplasan secara merata pada permukaan acian dinding.

Bersihkan permukaan acian dari segala noda kotoran, minyak (olie,solar dll).

Terutama untuk noda minyak harus dibersihkan sampai runtas.

Setelah pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik dan cat dapat merekat dengan kuat, lakukanlah tahap pertama dengan menggunakan cat dasar untuk dinding.

Usahakan penggunaan plamuur dinding seminimal mungkin (hanya untuk bagian dinding yang berlubang atau acian yang gompal).

Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis.

Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa).

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, dinding baru dilaksanakan dengan 3 5 tahap lapisan cat.

Hasil akhir pengecatan akan baik apabila tat cara tahapan-tahapan dilaksanakan dengan baik dan hatihati.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.08 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Cara Plesteran dan Acian yang Baik


Pada umumnya setelah rumah ditempati beberapa bulan, maka mulai terlihat dinding retak-retak rambut.

Kejadian retak-retak rambut pada dinding sbetulnya bisa diminimalisir dengan tata cara pelaksanaan pekerjaan yang benar.

Biasanya kejadian dinding retak rambut karena bangunan rumah tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relative cepat (dikejar target), sehingga ada tahapan-tahapan yang terlewati, pada hal tahapantahapan tersebut yang bisa meminimalisir terjadinya retak-retak rambut pada dinding.

Untuk melakukan tata cara dan tahapan yang benar membutuhkan waktu, agar hasil dari plester dan acian kwalitasnya baik.

Tata cara dan tahapan pekerjaan Plesteran dan Acian :

Pada saat pemasangan dinding bata, lakukan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan Sore) selama 1 minggu pada pasangan dinding yang sudah selesai terpasang, agar pengeringan adukan semen pada dinding bata pengeringannya merata dan bertahap.

Setelah tahapan penyiraman dinding bata selesai, barulah dimulai pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.

Sebelum memulai pekerjaan plesteran, dinding bata disiram air terlebih dahulu secara merata, agar supaya plesteran dapat lebih meresap kedalam bata.

Lakukanlah pelaksanaan pekerjaan plesteran diselesaikan perbidang dinding, jangan sampai terjadi pelaksaan pekerjaan plesteran dilaksanakan dua hari (disambung), untuk menghindari terjadinya retakan pada sambungan plesteran.

Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, segera keesokan harinya permukaan plesteran tersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.

Setelah pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan pekerjaan acian dapat dilaksanakan.

Demikian pula pelaksaan pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

Setelah acian benar-benar kering (tidak keluar air lagi) baru dapat dilakukan pekerjaan Pengecatan dinding tersebut.

Untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalisir terjadinya keretakan rambut pada dinding,

tergantung dari kecermatan dan pengawasan dilapangan terhadap tahapan penyiraman dinding tersebut.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.05 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Peralatan yang harus Disiapkan


Setelah seluruh dokumen gambar rencana rumah dan gambar lapangan diselesaikan serta perhitungan biaya juga sudah selesai disusun, maka tahap berikutnya melakukan persiapan untuk memulai pelaksanaan pembangunan rumah.

Untuk memudahkan didalam pengawasan selama proses pembangunan, ada baiknya mempersiapkan peralatan-peralatan bantu yang nantinya akan diperlukan untuk mendapatkan presisi / ketepatan serta kwalitas pelaksanaan pekerjaan yang baik.

Peralatan ini sebaiknya tersedia dilapangan, karena peralatan ini kelihatannya seperti tidak dibutuhkan, padahal ditengah proses pembangunan peralatan ini akan terasa manfaatnya.

Peralatan yang diperlukan :

Meteran panjang 5 m dan 30 , gunanya untuk mengontrol ketepatan ukuran setiap ruangan yang telah dilaksanakan oleh para tukang.

Penggaris alluminium panjang 1 m yang dibagian tengahnya terdapat alat pengukur tegak lurus (vertikal dan horizontal), fungsinya untuk mengontrol pemasangan begisting ataupun setelah dilakukan pengecoran beton,pemasangan lantai keramik permukaannya sudah rata dengan baik. Penggaris Alluminium ini juga digunakan untuk mengontrol pemasangan kusen pintu dan jendela apakah sudah terpasang tegak lurus dengan tepat, kalau tidak nanti pada saat pemasangan pintu atau jendela akan

menghadapi kendala.

Buku catatan ukuran kertas folio untuk mencatat setiap perubahan yang terjadi atau catatan-catatan penting lainnya.

Jam dinding sederhana untuk menandai jam kerja para tukang.

Buatlah sebuah segitiga siku-siku dari multipleks 9 mm dengan ukuran sisi sikunya masing-masing 1 m, fungsinya untuk mengontrol pemasangan pertemuan dua dinding (sudut) agar terpasang tegak lurus.

Selang air sepanjang 20 m untuk mengukur tinggi permukaan dua titik agar rata (water pas), alat ini salah satunya digunakan pada saat penyetelan pemasangan ketinggian kusen, agar ketinggian permukaan atas seluruh kusen sama.

Peralatan ini hanya bisa digunakan oleh kita, karena si Pelaksana pembangunan (baik Mandor ataupun Kontraktor) wajib memiliki peralatan seperti tersebut diatas.

Kegunaan peralatan ini bagi kita adalah untuk mengawasi kwalitas pekerjaan, seandainya menurut kita ada pekerjaan yang kurang presisi, kita bisa langsung melakukan pengecekan dilapangan
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.04 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Rangka Atap


Pekerjaan Atap adalah salah satu bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, karena atap merupakan salah satu yang membuat rumah menjadi tidak lagi nyaman karena "Bocor".

Rangka atap bisa dibuat dari dua jenis bahan material, yaitu dari kayu atau dari logam ( besi siku dan Baja Ringan) tergantung dari biaya yang disediakan.

Untuk penjelasan Atap Baja ringan sudah kami bahas pada artikel "Tips-Tips", proses tahapannya akan kita bahas satu persatu.

Bentuk Dasar Atap genteng terdiri dari 3 type, yaitu Perisai, Pelana dan Piramid.

Kemudian berkembang bentuk-bentuk atap lainnya seperti Atap Joglo (Jawa), Atap rumah tradisional minang (Sumatra), Atap Rumah Tradisional Toraja (Sulawesi) dan lain-lain.

Kali ini akan dibahas jenis dan ukuran yang digunakan serta hanya bentuk dasar atap yang pada

umumnya banyak digunakan, dengan konstruksi dari bahan kayu, yang penutup Atapnya menggunakan Genteng (Keramik atau Beton).

A. Konstruksi Atap Kayu

Ukuran Balok Kayu Rangka Atap yang digunakan 6cm x 15cm atau 8cm x 15 cm atau cm x 12 cm tergantung dari bentangan rangka atap yang dibutuhkan.

Balok kayu ini digunakan untuk kuda-kuda dan Gording.

Untuk bentuk atap perisai dibuat 2 jenis Rangka kuda-kuda yaitu untuk bagian tengah dan bagian diagonal atap yang biasa disebut Jurai Atap, digunakan juga sebagai konstruksi tempat dipasangnya Nok atap yang miring, sedangkan untuk bentuk atap pelana dibuat satu type Kuda-kuda.

Kayu untuk Balok Kaso terdiri dari dua ukuran tergantung jenis dan type genteng yang akan digunakan. Ukurannya 4cm x 6cm x 4 m atau 5cm x 7cm.

Kayu untuk Reng juga terdiri dari dua ukuran tergantung jenis dan type genteng yang akan digunakan. Ukurannya 2cm x 3cm atau 3cm x 4cm.

B. Konstruksi Baja Ringan atau Besi Siku

Apabila hendak menggunakan Konstruksi Atap menggunakan bahan dari Baja Ringan atau Besi Siku, agar dikonsultasikan dengan pihak Supplier atau perusahaan yang sudah biasa menangani pekerjaan atap dari bahan Logam, karena pembuatan dan pemasangannya dilakukan oleh pihak supplier.

Berikan foto copy Gambar Denah lantai dan Potongan serta Denah Atap kepada Supplier agar bisa dibuatkan perhitungan Biayanya.

Sebagai bahan pertimbangan memilih supliier jangan hanya karena tergiur oleh "harga murah", akan tetapi perhatikan referensi yang dimiliki Supplier tersebut dan kwalitas pekerjaannya.

Tahapan Pengerjaan

Proses pekerjaan Rangka Atap bisa dimulai pembuatan atau pemesanannya pada saat pemasangan dinding dan kolom beton sebagian besar sudah terpasang (kalau bangunan dua lantai dinding dan kolom dibagian lantai atas).

Pembuatan Rangka Atap dari bahan kayu adalah membuat kuda-kuda dan menyiapkan teknik sambungan diujung balok Gording yang akan disambungkan dengan Gording disebelahnya.

Letakkan Kuda-kuda yang sudah dibuat diatas balok beton keliling (ring Balok), kemudian dipasang Balok Gording sebagai pengikat antara kuda-kuda.

Setelah kuda-kuda terikat kuat dengan Gording, kemudian dipasang balok "Ikatan Angin" dengan ukuran 5cm x 10 cm secara silang (diagonal) diantara kuda-kuda.

Apabila Balok Gording sudah terpasang, dapat dilakukan pemasangan balok Kaso.

Jarak pemasangan Reng disesuaikan dengan Type dan jenis Genteng yang akan digunakan, karena setiap type dan jenis genteng mempunyai ukuran yang berbeda, Reng dapat mulai dipasang setelah balok kaso sudah terpasang diatas gording.

Sebaiknya pemasangan Genteng dilakukan setelah balok Kaso terpasang semua dan sebagian besar Reng sudah terpasang pula, karena dikhawatirkan kuda-kuda belum terikat kuat oleh balok Gording dan balok Kaso dengan kuat.

Tahap berikutnya bisa dimulai pembuatan talang dari bahan seng atau karpet karet dan pemasangan Genteng nok di wuwungan (paling atas) atau dibagian jurai.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 04.03 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Beton Bertulang


Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari beberapa jenis yang mempunyai fungsi dan kekuatan yang berbeda-beda.

Setiap jenis pekerjaan Beton bertulang mempunyai cara pengerjaannya yang berbeda-beda pula.

Jenis Pekerjaan Beton Bertulang adalah :

Sloof beton adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Tugas dari sloof beton bertulang ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom beton menuju pondasi. Supaya setiap beban yang diterima oleh suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh permukaan pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding, pondasi dengan kolom.

Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan diatas pondasi dengan posisi tegak/vertikal. Kolom berfungsi disamping sebagai pengikat pasangan dindng bata juga berfungsi sebagai penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.

Ring balok beton adalah beton bertulang yang terletak di atas pasangan dinding, yang dikaitkan dengan kolom beton sehingga merupakan kesatuan struktur . Berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap dan pengikat pasangan bata bagian atas agar pasangan bata tidak runtuh.

Balok beton adalah beton bertulang merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan yang akan menerima beban-beban diatasnya.

Plat beton (dak beton) adalah beton bertulang, yang fungsinya sebagai lantai pada bangunan bertingkat.

Tangga Beton adalah sebagai sarana untuk naik kelantai diatasnya.

Rabat Beton Lantai adalah sebagai lapisan dasar/alas lantai penguat pasangan lantai. Dalam pelaksanaanya ada yang menggunakan rangkaian besi beton diameter 6 - 8 mm, ada juga yang tidak.

Pondasi beton Tapak adalah sebagai alas tumpuan kolom yang mempunyai jarak bentang diatas 4 m atau digunakan untuk menahan beban yang berat yang akan diletakkan dilantai atas.

Maksud dari uraian diatas adalah untuk mempermudah mengetahui jenis-jenis pekerjaan beton bertulang yang akan digunakan dalam pembangunan.

DIPOSKAN OLEH GIAN DI 03.56 0 KOMENTAR

LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran


Pekerjaan pemasangan dinding dilakukan pada saat Sloof beton sudah terpasang dan rangka besi beton bertulang kolom sudah berdiri siap cor.

Pemasangan dinding terdiri dari beberapa bahan material yaitu :

Bata merah biasa

Bata merah press

Bataco

Bata Hebel

Gypsum board

Masing-masing bahan material dinding mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan tergantung dari biaya/anggaran yang tersedia.

Cara yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan dinidng adalah :

Pemasangan dilakukan dengan cara dari kolom beton sebelah kiri ke kolom beton disebelah kanan.

Sebelum dipasang bata merah disiram dulu dengan air agar adukan semen dapat lebih lengket dengan bata.

Gunakankan bata merah yang masih utuh, karena bata merah biasa umumnya mudah patah.

Untuk menghemat gunakan bata merah yang patah untuk dipasang didekat kolom beton.

Perhatikan pemasangan bata berada di As Sloof beton atau balok beton.

Secara bertahap pada ketinggian pemasangan bata mencapai satu meter, kolom beton dikanan-kiri pasangan bata supaya dilakukan pekerjaan pengecoran, agar pasangan dinding tidak roboh.

Umumnya lebar bata merah biasa tidak sama, pasanglah dengan rata permukaan pasangan bata bagian dalam rumah.

Apabila cuaca sangat panas, sebaiknya pasangan bata merah yang sudah terpasang dilakukan penyiraman menggunakan air dengan merata, untuk menghindari terjadinya keretakan pada pasangan bata dan adukan semen dapat lengket dengan baik.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 03.55 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Kolom dan Beton Bertulang


Sebelum kita mulai membahas, perlu diketahui fungsi dan tugas masing-masing dari Kolom dan Balok Beton didalam sebuah bangunan rumah.

Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan diatas pondasi dengan posisi tegak/vertikal. Kolom berfungsi disamping sebagai pengikat pasangan dindng bata juga berfungsi sebagai penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.

Ring balok beton bertulang yang terletak di atas pasangan bata.Berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap dan pengikat pasangan bata bagian atas agar pasangan bata tidak runtuh.

Balok beton bertulang merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat

kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan yang akan menerima beban-beban diatasnya.

Didalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam pelaksanaannya, karena bagian ini adalah bagian penumpu utama bangunan rumah diatas permukaan tanah.

Apabila ada yang terlewatkan maka bisa terjadi dinding rumah akan retak atau atap penutup rumah akan turun sampai bisa terjadi rumah akan rubuh.

Pada saat pekerjaan dilaksanakan perlu diperhatikan adalah :

Dimensi/ diameter besi beton yang digunakan sudah sesuai gambar.

Cek dan lakukan pemeriksaan dimensi/ukuran sudah sesuai denga gambar lapangan.

Pada titik pertemuan atau sambungan sudah dilakukan dengan benar (syarat menyambung struktur)

Perhatikan ikatan kawat antara besi beton dan ring besi beton sudah terikat dengan kuat.

Pemasangan begisting (cetakan beton) tidak ada celah atau lobang, sehingga pada saat pengecoran beton tidak terjadi kebocoran.

Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk kotoran dan bersihkan apabila ada tumpahan minyak pada besi beton, agar antara adukan beton dan besi beton dapat melekat dengan baik.

Pada saat pengecoran beton dilakukan, perhatikan cetakan beton (begisting) sudah terisi dengan padat (tidak ada rongga), karena kalau tidak padat akan mengurangi kekuatan beton.

Tiang begisting balok sudah terpasang dengan kuat, sehingga pada saat pengecoran begisting tidak melengkung/turun.
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 03.54 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

SELASA, 02 MARET 2010

Pekerjaan Beton Bertulang


Pada bagian Pekerjaan Beton Bertulang terdapat beberapa tahapan pelaksanaan.

Besaran dari ukuran/dimensi beton disesuaikan dengan luas bangunan yang direncanakan.Didalam uraian ini tidak membahas masalah besaran ukuran/dimensi dari Pekerjaan Beton Bertulang.Karena setiap desain rumah mempunyai dimensi/ukuran beton bertulang yang berbeda.

Setelah Pekerjaan Pondasi selesai dikerjakan dan sudah dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian, maka kita akan memulai Pekerjaan Beton Bertulang.

A. Pekerjaan Sloof dan Kolom Beton

Tahapan Pekerjaan :

Untuk melaksanakan proses Pekerjaan Sloof beton dapat dilakukan secara estafet dengan proses pelaksanaan pekerjaan Pondasi.

Pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dimulai, dapat pula mulai dilakukan pemotongan besi beton dan Cetakan Beton Sloof (Begisting) dari papan kayu yang murah ukuran 2/20 atau multipleks sesuai dengan ukuran/dimensi dari Sloof dan Kolom beton yang direncanakan.

Setelah sebagaian besar pekerjaan pemotongan besi beton dilakukan, bisa dimulai dilaksanakan pekerjaan merangkai besi beton menjadi rangka tulangan untuk Sloof

Beton kemudian rangka tulangan untuk kolom beton.

Setelah Pekerjaan Pondasi mencapai 50%, pekerjaan proses pemasangan Sloof beton dan kolom beton bisa dimulai.

Letakkan rangkaian beton bertulang sloof yang telah dibuat diatas permukaan pondasi.

Kemudian pasang Cetakan Beton Sloof (Begisting) diatas rangkaian besi bertulang sloof.

Setelah sebagian besar rangkaian besi beton dan begisting sloof terpasang, bisa mulai dilakukan pemasangan rangkaian besi beton dan begisting untuk kolom.

Tahap selanjutnya bisa dimulai pengecoran adukan beton untuk Sloof.

Sedangkan untuk pengecoran kolom, dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pemasangan dinding batu bata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Diperiksa kembali apakah Stek besi beton diameter 6 mm sudah terkait dengan kuat pada pondasi batu kali.

Tariklah benang mulai dari ujung pondasi kesisi ujung yang satunya, gunanya untuk menentukan ketepatan pasangan Sloof beton diatas pondasi.

Periksa ukuran/dimensi rangkaian besi beton bertulang sloof dan kolom yang sedang dibuat maupun yang akan dipasang, sudah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja lapangan.

Pada saat pemasangan Rangkaian besi beton untuk kolom perhatikan betul posisi rangkaian besi beton sudah terpasang tegak lurus atau siku.

Perhatikan pada saat pengecoran adukan campuran beton kedalam cetakan Sloof beton (begisting), cetakan benar-benar terisi adukan beton dengan padat (tidak ada rongga). kalau ada rongga di beton, akan mengurangi kekuatan Sloof.

Pada saat pengecoran adukan beton, didalam cetakan tidak boleh terdapat kotor apapun, dan tidak boleh ada tumpahan minyak.

Cetakan (begisting) sloof jangan dibuka dulu sebelum adukan beton benar-benar kering.
LINK KE POSTING INI

DIPOSKAN OLEH GIAN DI 21.07 0 KOMENTAR

Pekerjaan Pondasi
Pondasi adalah alas sebuah rumah atau bangunan. Kekuatan bangunan rumah salah satunya ditentukan oleh kekuatan pondasi. Dengan pondasi, kestabilan suatu bangunan terhadap beban dan gaya-gaya (baik luar maupun dalam, baik vertikal, horizontal maupun momen puntir) dapat ditahan.

Secara umum, terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam pondasi dangkal ialah pondasi batu kali setempat, pondasi lajur batu kali, pondasi tapak/pelat setempat (beton), pondasi lajur beton, pondasi strouspile dan pondasi tiang pancang kayu.

Sedangkan pondasi dalam ialah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak antarkolom 6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk didalamnya antara lain pondasi tiang pancang (beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain.Dalam pemahasan berikut ini kita akan membahas Pondasi dangkal.Pada awal penentuan akan dimulainya Pekerjaan pembuatan Pondasi, perlu mendapatkan perhatian KHUSUS. karena kalau ini tidak menjadi perhatian khusus, maka kelancaran proses pembangunan selanjutnya akan banyak mengalami permasalahan didalam pelaksanaan pekerjaan lainnya.

Setelah pekerjaan pemasangan Bouwplank selesai, pekerjaan galian Pondasi dapat dilaksanakan.Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah tentukan bagian batas tanah dan buatlah garis siku terhadap tanah sebagai patokan awal pekerjaan pondasi.Perlu diingat, patokan untuk sikuan bangunan hanya bisa ditentukan pada satu sisi batas tanah saja (kecuali rumah yang dibuat dengan gambar desain khusus).Dan Patokan sikuan ini agar selalu digunakan sebagai acuan proses pekerjaan selanjutnya.Mohon diperhatikan "TEGAK LURUS ATAU SIKU DARI SETIAP PENGUKURAN" , jangan sampai salah

Pekerjaan Pondasi Batu Kali Sebelum Pondasi dibuat : Lakukan pengecekan sekali lagi ukuran pemasangan Bouwplank terhadap bentuk rencana bangunan terhadap ukuran tanah. Pastikan bahwa permukaaan bagian atas papan Bouwplank adalah ketinggian level lantai didalam rumah, atau bisa juga ditentukan lebih rendah beberapa centimeter dari level permukaan lantai dalam rumah. Tentukan garis batas sikuan sebagai acuan selanjutnya, sudah dibuat berdasarkan posisi yang terbaik terhadap kondisi bentuk tanah (hati-hati terhadap bentuk tanah yang tidak kotak persegi). Buatlah dengan cat minyak titik-titik batas arah pondasi sesuai Gambar Kerja Lapangan pada papan Bouwplank, dan pasanglah paku 5 cm diatas papan Bouwplank. Selanjutnya tariklah benang dan ikatkan pada paku sesuai dengan titik-titik batas arah pondasi. Periksa sekali lagi bahwa tarikan benang sudah sesuai dengan arah dari setiap pondasi dan sudah tegak lurus atau siku. Proses Pekerjaan Pondasi Batu Kali : Mulailah pekerjaan galian tanah dengan ukuran kedalaman dan lebar sesuai dengan Gambar Lapangan. Setelah galian tanah selesai, siramlah seluruh permukaan dasar galian tanah dengan obat Anti Rayap. Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah setebal 10 cm (atau yang disarankan).

Pasanglah terlebih dahulu Batu Kali bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas pasir urug. Pasanglah pondasi Batu Kali Belah dengan adukan semen campuran 1 : 5 (Semen dan Pasir), besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.

Pada posisi 20 cm bagian atas pasangan batu kali belah, sebaiknya dilakukan dengan campuran semen kedap air 1 : 3, untuk menghindari terjadinya rembesan air tanah terhadap pasangan dinding diatas dekat pndasi.

Demikian pula pada posisi 20 cm dari bagian atas pasangan pondasi batu kali belah, diberi stek dari besi beton diameter 6 mm pada jarak setiap 1 meter, gunanya untuk mengikat pasangan Sloof beton diatas pondasi agar menyatu (tidak bergeser).

Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata (water pas)

Setelah pasangan Pondasi Batu Kali selesai, sebelum diurug kembali dengan tanah bekas galian, bisa dilakukan lagi penyiraman obat Anti rayap pada seluruh permukaan pondasi batu kali tersebut.

DIPOSKAN OLEH GIAN DI 20.43 0 KOMENTAR

LINK KE POSTING INI

Pekerjaan Persiapan
Perlu saya jelaskan sedikit perihal pekerjaan apa saja yang termasuk dalam katagori "Pekerjaan Persiapan" sebelum kita membahasnya satu persatu.

Didalam Pelaksanaan Pembangunan kita membutuhkan Persiapan-persiapan sebelum pekerjaan dimulai, karena persiapan ini mutlak diperlukan. Kalau kurang satu saja akan timbul masalah didalam proses perjalanan pembangunannya. Saya menyebutkan dalam ulasan ini pembangunan rumah dengan istilah Proyek untuk memudahkan didalam pengertian dan penulisannya.

Pekerjaan Persiapan

Sebelum Pelaksanaan Pembangunan dimulai : Pertama-tama dipastikan terlebih dahulu bahwa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat sudah selesai, dan sudah bisa dipasang papan Plank IMB diproyek.

Gambar Desain Rumah sudah selesai dibuat secara keseluruhan. Gambar Kerja Lapangan sudah selesai dibuat, siapkan dua copy untuk di proyek.

Sudah menentukan siapa yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan, langsung dengan Mandor atau memilih dilaksanakan oleh Kontraktor.

Disusun terlebih dahulu Rencana Anggaran Biaya (RAB), untuk mengetahui total pengeluaran biaya pembangunan rumah, memudahkan pengontrolan pengeluaran biaya.

Buatlah Jadwal Waktu Pelaksanaan Pembangunan Rumah (Time Schedule), untuk memudahkan pengawasan dari setiap pekerjaa, sehingga setiap pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

Sebagai bahan pertimbangan, terutama kalau sudah diketahui lokasi tanah tersebut bekas sawah atau rawa, saya sarankan bagi bangunan rumah dua lantai dan mempunyai bentang/lebar ruang 4 m atau lebih, untuk melakukan "test tanah" di Laboratorium Tanah terlebih dahulu, sehingga bisa diketahui jenis dan type pondasi yang akan digunakan, agar dikemudian hari bangunan rumah tidak terjadi penurunan pondasi (Ambles).

Pekerjaan Pembangunan dimulai : Pasanglah papan Plank Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sudah di isi no.IMB diatas tanah bagian depan, dan siapkan foto copy dokumen IMB diproyek, agar memudahkan Pengawas Lapangan apabila ada petugas dari Pemda datang memeriksa. Siapkan dua Set Gambar Kerja Lapangan untuk Pengawas Lapangan dan Mandor. Meminta Ijin atau melakukan Pemberitahuan kepada RT setempat dan tetangga disekitar proyek, sehubungan dengan akan dimulainya pembangunan rumah. Siapkan petugas keamanan untuk menjaga proyek, terutama untuk penjagaan dimalam hari, untuk menghindari kehilangan bahan material. Lakukan pembersihan dilokasi proyek (tanah) dari segala barang-barang atau kotoran lainnya, untuk memudahkan pelaksanaan pengukuran dilapangan. Buatlah pintu dan pagar sementara mengelilingi tanah proyek. Perhatikan kekuatan beton diatas saluran dipinggir jalan yang masuk kedalam Proyek, kalau tidak kuat segera diganti dengan beton yang lebih kuat, agar dapat menahan beban berat truk bahan material masuk kedalam proyek. Apabila pembangunan yang akan dilaksanakan diatas tanah kosong, maka buatlah Bedeng untuk ruang Pengawas Lapangan bekerja dan Gudang Material, Kalau memungkinkan buatlah tambahan ruangan bagi para pekerja (tukang) yang akan menginap diproyek (umumnya sebagian tukang akan menginap diproyek untuk menghemat ongkos transportasi). Demikian pula buatlah Pompa Air Kerja dan Wc sementara untuk dapat digunakan pleh para pekerja diproyek

Lakukan pengukuran ulang terhadap ukuran tanah dan disesuaikan dengan ukuran di SertifikatTanah.

Ukur ketinggian Level permukaan Tanah dengan Level permukaan jalan didepan proyek, perhatikan selisihnya.

Buatlah satu titik Patokan sebagai dasar atau titik awal untuk memulai membuat ukuran sesuai rencana bangunan yang akan dibangun dan disesuaikan dengan ukuran tanah yang ada.

Apabila semua ukuran sudah didapat dan sudah sesuai, maka pekerjaan bisa dimulai dengan pemasangan Bouwplank.

Setelah Bouwplank terpasang, maka bisa mulai ke proses Pekerjaan Pondasi.


LINK KE POSTING INI

DIPOSKAN OLEH GIAN DI 20.24 0 KOMENTAR

Tata Cara dan Tahapan Bangun Rumah


Didalam membangun rumah diperlukan kehati-hatian, karena apabila mulai dari "Pekerjaan Persiapan" ada tahapan yang terlupakan/terlewatkan, maka dampaknya akan bisa menghadapi masalah/ problem dilapangan.

Oleh karena semakin banyaknya keiinginan dari pemilik rumah untuk mengetahui bagaimana proses, Tata Cara dan Tahapan Bangun Rumah, maka dalam kali ini akan kita bahas Tata Cara dan Tahapan pembangunan rumah mulai dari Pekerjaan Persiapan sampai dengan Rumah itu dapat ditempati.

Tata Cara dan Tahapan ini akan dibuat secara bertahap, agar nantinya didalam pelaksanaan pembangunan rumah pemilik rumah dapat mengikuti proses pelaksanaannya tahap demi tahap. Tata Cara dan Tahapan ini disusun tanpa ada kaitannya dengan desain rumah Tinggal tertentu, Tata Cara dan Tahapan ini dapat digunakan untuk seluruh jenis Desain Rumah Tinggal.

Tahapan-tahapan meliputi :

A. Pekerjaan Sipil

Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Struktur Beton Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran Pekerjaan Rangka Atap

Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pekerjaan InstalasiListrik Pekerjaan Plafond Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

B. Pekerjaan Finishing

Pekerjaan Pemasangan Material Lantai / Dinding Pekerjaan Politur / Melamik / Duco Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung Pekerjaan Pemasangan Sanitary Pekerjaan Fixture Lampu dan Sakelar-Stop Kontak Pekerjaan Pagar Depan dan Pintu masuk Pekerjaan Carport dan Jalan Masuk

C. Pekerjaan Serah Terima

Pekerjaan Serah Terima Pertama Masa Garansi Serah Terima Kedua


DIPOSKAN OLEH GIAN DI 20.19 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

Teknik Sipil
saya memulai karir pada saat ini. karir saya insyaalloh dalam teknik sipil. karena pada saat ini saya masih kuliah di jurusan teknik sipil UPI angkatan 2009. semoga dengan permulaan ini bisa membawa karir saya lebih baik ke depanya,tetap eksis,dan bermanfaat bagi kita semua,serta khususnya untuk saya sendiri demi tercapainya ridho Alloh SWT yang kelak akan dipertanggung jawabkan di hari pembalasan. Amin
DIPOSKAN OLEH GIAN DI 19.55 0 KOMENTAR LINK KE POSTING INI

PELAKSANAAN LAPANGAN PENGERJAAN STRUKTUR BAWAH ALFA PURI KEMBANGAN


4.1 Pengerjaan Tanah dan Pembersihan Lahan

Tanah tempat Alfa Puri Kembangan merupakan tanah kosong milik PT Alfa Retailindo Tbk. yang berada di dalam area perumahan Puri Indah. Ketika PT Metraya Pratama hendak melakukan pembersihan lahan dan pekerjaan tanah, walaupun sudah terdapat pondasi tiang pancang jenis mini pile, namun sebagian besar area lokasi masih berbentuk tanah kosong di mana masih terdapat banyak ilalang dan rumput.

Pembersihan dilakukan dengan pemotongan rumput dan ilalang, yang sebelumnya diberikan obat pembasmi serangga terlebih dahulu. Pemberian obat pembasmi serangga tersebut dilakukan supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh serangga, mengingat tanah tersebut merupakan tanah kosong yang tidak pernah dilalui dan terdapat banyak sekali serangga. Hal ini dapat menyulitkan pengerjaan apabila serangga tidak terlebih dahulu dibersihkan dengan obat pembasmi serangga.

Setelah mengadakan pemotongan rumput, maka surveyor bertugas membuat pemetaan lapangan, sesuai dengan gambar konstruksi yang diberikan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri. Dalam pemetaan tersebut ada 2 macam pemetaan yang dilakukan, yaitu : 1. Pemetaan dan elevasi struktur bangunan yang dikoordinir oleh PT Metraya Pratama. 2. Pemetaan dan elevasi jalan di dalam lokasi Alfa Puri Kembangan yang dikoordinir oleh PT Mitra Agung Delta Perkasa sebagai sub-kontraktor pengerjaan tanah dan jalan. Dalam menentukan elevasi, maka dibuatkah suatu patokan elvasi berupa bench mark dan bouplank. Selain menggunakan kedua hal tersebut, patokan elevasi juga dibuat secara permanen yang dalam proyek Alfa Puri Kembangan ini, elevasi dibuat di bawah bedeng gudang (lihat gambar foto elevasi di bawah ini. Kemudian dilakukan pengupasan tanah oleh PT Mitra Agung Delta Perkasa dengan alat berat yang disebut excavator atau yang secara awam lebih dikenal dengan nama Back hoe. Alat ini berbentuk sebuah kendaraan berpenggerak rantai baja yang digerakkan oleh roda baja yang lebih dikenal dengan sebutan trek. Kendaraan tersebut mempunyai lengan mekanis, yang dapat digerakkan. Lengan tersebut terbagi 2, yaitu swing dan arm, di mana dengan kedua bagian tersebut, lengan backhoe dapat di lipat dan direntangkan. Selain itu, terdapat juga penggerak

untuk menggerakkan bucket agar bucket dapat mengangkat dan melepaskan tanah. Prinsip kerja tersebut mirip dengan lengan manusia. 4.2 Pengerjaan Pondasi

Pada lokasi proyek Alfa Puri Kembangan sudah terdapat tiang pancang yang dipancang oleh kontraktor lain yang memenangkan tender pemancangan pondasi tiang pancang. Tiang pancang yang dipakai adalah jenis mini pile dengan luasan alas berbentuk segitiga yang sedianya akan dicor pile cap dia atas pondasi tiang pancang tersebut yang berfungsi sebagai pengikat pondasi. (gambar shop drawing PT Metraya Pratama no.S-03 sampai no.S-09, gambar konstruksi PT Perkasa Internusa Mandiri no.PK/S-02, judul : Denah Pondasi, no.PK/S-25, judul Detail Pondasi, no.PK/S-26, judul Detail Pondasi)

Namun ada suatu kendala besar yang terjadi dalam pengerjaan tanah. Pada awal direncanakannya Alfa Puri Kembangan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri, Alfa Puri Kembangan dirancang dengan tidak menggunakan basement, sehingga, walaupun diketahui bahwa dalam data penelitian tanah bahwa lapisan tanah cadas berada 2.50 -3.00 meter, pada awalnya PT Perkasa Internusa Mandiri memutuskan untuk tetap menggunakan pondasi tiang pancang jenis mini pile. Pemancangan tersebut dilakukan oleh perusahaan konstruksi lain yang mengkhususkan diri dalam pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang.

Namun pada saat diadakannya tender untuk pengerjaan struktur yang dimenangkan oleh PT Metraya Pratama, PT Alfa Retailindo Tbk. melalui PT Perkasa Internusa Mandiri mengadakan revisi rencana dengan adanya basement yang sedianya digunakan sebagai tempat parkir dengan ketinggian 3 meter (diukur dari as pelat lantai 1). Terlebih kendala tersebut diperbesar dengan adanya perbedaan asumsi, di mana penyelidikan tanah dimaksudkan pada acuan as jalan, sedangkan PT Perkasa Internusa Mandiri mengintepretasikan pada ketinggian acuan tanah asli, yang posisinya lebih rendah dari as jalan.

Dengan demikian terjadi masalah, di mana pondasi tiang pancang jenis mini pile yang telah dipancang oleh kontraktor lain tersebut tidak dapat digunakan setelah dilakukan penggalian tanah untuk membuat pile cap sebagai pengikat pondasi tiang pancang. Hal ini disebabkan karena tiang pancang yang digunakan hanya dapat menancap ke dalam tanah sekitar 3,5 meter dari permukaan tanah asli ke dalam tanah, yang walaupun pelaksanaan pemancangan telah dipaksakan lebih dalam. Bahkan ada beberapa mini pile yang dipancang oleh PT Metraya

Pratama mengalami kerusakan dan kehancuran karena tidak kuat menembus lapisan tanah cadas yang berada pada kedalaman hanya sekitar beberapa meter dari permukaan tanah. Hal tersebut menyebabkan posisi tiang pancang berada pada pile cap bagian atas, yang seharusnya pile cap tersebut menjadi pengikat pondasi tiang pancang bagian atas. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar 4.3. di bawah ini (gambar shop drawing PT Metraya Pratama no.S-01A, judul : Aturan Umum Elevasi).

Setelah diadakan penggalian untuk pembuatan pile cap, tiang pancang yang berada pada lokasi penggalian tidak dapat mempertahankan posisinya karena sama sekali tidak tertancap ke dalam tanah sebagaimana semestinya. Hal tersebut mengakibatkan tiang pancang tersebut dapat dirubuhkan hanya oleh tenaga manusia, sehingga rekayasa kedalaman posisi tiang pancang tidak dapat dimungkinkan. Dan lebih dari itu, pondasi tiang pancang jenis mini pile yang telah dipancangkan tersebut sama sekali tidak dapat digunakan.

Untuk menyiasati hal tersebut, maka digunakan dinding penahan tanah sementara yang dibuat dari bambu untuk menahan tanah yang telah dikupas alat berat dalam pelaksanaan pengerjaan pondasi.

Untuk pembuatan pondasi telapak setempat (pile cap), tanah harus digali berbentuk persegi panjang prismatik. Kemudian pada tanah yang telah digali dilakukan pemadatan dengan menggunakan stamper. Setelah pemadatan dilakukan, maka dilakukan pembuatan lantai kerja. Sebelum melakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dasar tanah galian dilapisi dengan pasir setebal 100 mm yang disemprotkan dengan cairan anti rayap untuk mencegah berkembang biaknya rayap di bawah struktur gedung. Kemudian, di atas urugan pasir tersebut dibuat lantai kerja yang terbuat dari adukan pasir dengan semen setebal 50 mm. Agar lantai kerja menjadi rata, terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (beton decking) dalam beberapa baris dengan ketebalan yang sama, dan kemudian diratakan.

Setelah itu, dilakukan pembuatan bekisting untuk pondasi. Bekisting tersebut terbuat dari pasangan bata merah sampai seluruh dinding tanah galian tertutup. Setelah pemasangan bata kemudian dilakukan pemasangan tulangan.

Ada dua jenis penulangan yang dipakai. Untuk tulangan atas dipakai jenis tulangan besi ulir berdiameter 13 mm dengan jarak antara tulangan adalah 15 cm yang dipasang ke arah x dan y. Untuk tulangan bawah, tulangan yang dipakai adalah besi ulir berdiameter 19 mm dengan jarak antara 15 cm, dipasang pada arah x dan y. Untuk penyambungan antara tulangan atas dengan tulangan bawah dipakai tulangan pinggul dengan jenis tulangan besi ulir berdiameter 13 mm. Lihat gambar shop drawing PT Metraya Pratama no. - , judul : Pekerjaan Tambah : Perubahan Dimensi Pile Cap dan gambar no.S-17, judul : Det. Pile Cap & Kolom.

Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dipasangkan tulangan kolom yang ujung bawahnya ditekuk (baca : diangkurkan) ke dalam pondasi. Tulangan kolom yang dipasangkan hanya berupa tulangan utama, di mana pemasangan sengkang hanya menjaga agar dimensi kolom yang dibentuk dari posisi dan jarak antara tulangan kolom tidak berubah. Penyetelan sengkang pada tulangan kolom dilakukan kemudian pada sesi penulangan kolom.

Untuk lebih jelas mengenai bentuk dan posisi dari masing-masing tulangan utama dan tulangan bagi pada penulangan pondasi type Foot Plate, yang merupakan pembesaran dimensi dari pile cap, dapat di lihat dalam gambar 4.8. Gambar tersebut juga memperlihatkan dalam kenyataan bentuk angkur tulangan kolom bangunan di dalam pondasi telapak setempat (Foot Plate).

Pengecoran pondasi dilakukan dengan menggunakan beton yang dipesan dari ready mix dengan pengerjaan dengan menggunakan pompa beton maupun dengan menggunakan saluran buatan saja, tergantung dari posisi pondasi di lapangan. Apabila posisi sulit dijangkau oleh mobil molen, maka diperlukan pompa beton untuk dapat melakukan pengecoran pondasi. Pengecoran dilakukan sesuai standar prosedur yang ditetapkan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri yang tertuang di dalam dokumen tender Proyek Alfa Puri bagian Spesifikasi Teknis Bab I tentang Pekerjaan Beton Sub-Bab 1.9.5. tentang Beton Siap Campur (Ready Mix Concrete), 1.10. tentang Pembuatan Beton di Lapangan, 1.12. tentang Pengecoran Beton, 1.13. tentang Pemadatan Beton, 1.14. tentang Sambungan Pengecoran dan 1.16. tentang Pengujian Beton.

Setelah melakukan pengecoran, maka bagian atas pondasi kemudian diratakan dengan trowell secara manual memakai tenaga manusia. Trowell dilakukan agar permukaan coran rata dan halus. Lama pengeringan beton untuk pondasi adalah 14 hari yang kemudian setelah kering pondasi tersebut kembali ditimbun dengan tanah.

4.3 Pengerjaan Sloof (Tie Beam)

Sloof atau disebut juga tie beam merupakan balok yang terbuat dari coran beton yang berada di atas pondasi di dalam tanah. Sloof berfungsi sebagai pengikat (bracing) pada dasar bangunan. Sloof merupakan balok dasar yang dimensinya adalah 40 x 20 cm (lihat gambar kerja PT. Perkasa Internusa Mandiri no.PK/S-13 sampai dengan no.PK/S-24 dan gambar no.PK/S-27, judul : Daftar Balok Lantai Basement dan Lantai Satu).

Dalam pengerjaannya, bekisting untuk sloof dapat dipakai pasangan bata merah, seperti yang dilakukan untuk sebagian bekisting sloof yang terdapat pada proyek Alfa Puri Kembangan ini. Namun, berdasarkan beberapa pertimbangan, yang terutama merajuk pada faktor efisiensi harga, pembuatan bekisting pasangan bata merah untuk sloof dirasakan terlalu mahal dan tidak efisien. Pada akhirnya, berdasarkan persetujuan direksi PT Perkasa Internusa Mandiri, pihak pimpinan proyek PT Metraya Pratama memutuskan untuk mengganti bekisting sloof dari pasangan bata merah dengan bekisting yang terbuat dari kayu.

Adapun pengerjaan sloof adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama adalah pengerjaan penggalian. Penggalian tanah untuk sloof (tie beam) pada tanah urugan yang menutupi pondasi. Penggalian dilakukan dengan arah antar pondasi yang melalui tulangan kolom yang mencuat dari dalam tanah. Untuk keperluan pelurusan akan pengerjaan sloof, maka diperlukan pengerjaan lot dengan benang yang dipasang berdasarkan hasil survey dengan menggunakan alat theodolite dan water pass. 2. Langkah kedua adalah pemasangan tulangan. Pemasangan tulangan mengikuti ketentuan pada gambar yang diberikan oleh PT Perkasa Internusa Mandiri yaitu gambar kerja no.PK/S-27 dengan judul : Daftar Balok Lantai Basement dan Lantai Satu dan gambar kerja (shop drawing) PT Metraya Pratama no.SI-02 sampai no.SI-10a tentang penulangan tie beam. Adapun langkah langkah penulangan adalah sebagai berikut : * Dilakukan pemotongan dan pembengkokan besi sesuai ukuran pada gambar kerja PT. Metraya Pratama no.SI-06, no.SI-06-1, no.SI-06-2, no.SI-08, no. SI-08-1, no.SI-09, no.SI-09-1, no.SI10 dan gambar no.SI-10-1. Pada gambar kerja tersebut memuat seluruh informasi mengenai cara pemotongan besi tulangan serta ukurannya, di mana gambar no.SI-08 sampai no.SI-10-1 adalah gambar yang memuat informasi rekapitulasi cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dengan memperlihatkan bentuk pembesian. Sedangkan gambar no.SI-06 sampai

gambar no.SI-06-2 adalah gambar yang memuat informasi mengenai banyaknya besi yang akan dipotong berdasarkan ukuran yang diberikan pada gambar SI-08 sampai SI-10-1. Pemotongan dan pembengkokan besi tulangan disebut dengan fabrikasi tulangan dan dilakukan di lokasi proyek Alfa Puri Kembangan. Besi tulangan yang sudah melalui proses fabrikasi kemudian disimpan pada tempat tertentu untuk kemudian dipasangkan pada tempat galian. * Setelah tempat galian siap, kemudian besi tulangan utama dipasangkan. Pemasangan besi tulangan utama tersebut harus sesuai dengan ketentuan gambar kerja PT Metraya Pratama no.SI-02 sampai gambar no.SI-05-1 yang memuat informasi penulangan pada tiap as bangunan. Pada pemasangan besi tulangan utama, besi tulangan terbatas dengan batas terpanjang adalah 12 meter. Dengan demikian perlu dilakukan sambungan antar besi tulangan. Cara penyambungan besi tulangan adalah menggunakan kawat pengikat yang disebut kawat bendrat dengan memakai cara penyaluran (overlaping). Panjang penyaluran tersebut telah ditentukan yaitu seperempat bentangan atau 40 D (40 kali besar diameter batang besi tulangan). Gambar di bawah ini memperlihatkan pemasangan penyaluran. * Dalam pemasangan tulangan, apabila melalui tulangan kolom, maka besi tulangan sloof harus dimasukkan melalui antara besi tulangan kolom. Untuk dapat tulangan kolom menahan besi tulangan sloof, maka dipasangkan tulangan sengkang pada tulangan kolom tepat di atas tulangan sloof dan langsung dilakukan penyetelan pada tulangan sengkang kolom tersebut. * Kemudian dilakukan pemasangan dan penyetelan tulangan sengkang pada tulangan sloof. Besi tulangan sengkang sebelumnya dimasukkan terlebih dahulu sebelum penulangan utama sloof selesai dikerjakan. Setelah penulangan utama sloof selesai dilakukan, maka tulangan sengkang yang telah dimasukkan dengan segera dilakukan penyetelan. Peyetelan tulangan sengkang adalah mengatur jarak antara tulangan sengkang, yang setelah pasti, tulangan sengkang diikatkan kepada tulangan utama dengan kawat pengikat. Jarak antara tulangan sengkang tidak tetap, di mana pada tengah bentang, tulangan sengkang disusun lebih rapat, sedangkan jarak antara terenggang adalah pada posisi seperempat bentang. Hal ini disebabkan karena pengaruh momen yang dipikul oleh sloof sebagai balok dasar (tie beam) bangunan yang sifatnya hampir sama dengan balok pada struktur atas, di mana dengan kondisi tumpuan jepit, momen terbesar terjadi di tengah bentang, sedangkan momen minimum yang besarnya adalah nol terletak pada seperempat bentang dari tumpuan. 3. Langkah ketiga adalah pemasangan bekisting. Berikut ini adalah langkah-langkah pemasangan bekisting untuk sloof (tie beam) : * Pada dasar galian yang sudah diratakan diberikan lantai kerja yang terdiri dari urugan pasir untuk kerataan yang kemudian diberikan plesteran mortar yang merupakan campuran pasir

dengan Semen Portland. Lantai kerja dibuat dengan tujuan selain kerataan, juga untuk menghindarkan tercampurnya adukan beton dengan tanah sewaktu dilakukannya pengecoran. * Kemudian dipasang bekisting di sepanjang dinidng galian sloof. Bekisting dapat terdiri dari satu lapis pasangan bata merah yang dalam pengerjaannya dibantu dengan lot dari benang, atau dapat terbuat dari papan multipleks yang diberi tulangan dari kayu kaso. Baik pembuatan bekisting yang memakai pasangan bata merah maupun yang terbuat dari papan multipleks perlu diingat, bahwa dimensi sloof (tie beam) tidak berubah dan harus mengikuti ketentuan gambar. Hal ini mempengaruhi besarnya dimensi galian yang dilaksanakan. Tinggi bekisting tersebut harus mengikuti kedalaman galian yang merupakan tinggi dari sloof tersebut. * Sebelum bekisting dipasangkan, terlebih dahulu dipasangkan beton decking pada tulangan dengan cara diikat. Beton decking adalah coran semen berbentuk silinder yang digunakan untuk menentukan selimut beton. Pembuatan beton decking dilaksanakan di lokasi proyek. Dalam pemasangannya, beton decking lebih banyak ditempatkan di bagian atas dan bawah penulangan, di mana bagian atas penulangan merupakan sisi yang tidak tertutup bekisting, sedangkan bagian bawah pada pengerjaan sloof hanya dilapisi lantai kerja, sehingga beton decking sangat menentukan tinggi posisi penulangan dari lantai kerja. 4. Langkah keempat adalah pengecoran sloof atau tie beam. Pengecoran dilakukan dengan memesan dari Ready Mix Concrete yang dalam hal ini adalah Betamix. Pengecoran dilakukan dengan pompa beton, di mana adukan beton dari mobil molen dituangkan ke bak penampung yang berada pada mobil pompa beton, yang selanjutnya dialirkan oleh pompa melalui selang baja ke lokasi pengecoran. Setelah adukan beton mengisi bekisting, maka perataan dilakukan. Untuk meratakan komposisi adukan dalam bekisting, digunakan alat vibrator jenis jarum, dan untuk meratakan sisi atas digunakan pacul dan jidar kayu. 5. Langkah kelima adalah penimbunan kembali tanah setelah sloof mengalami pengeringan dan pengerasan yang cukup. Bekisting sloof (tie beam) tidak dicabut seperti pada bekisting struktur atas, namun langsung ditimbun dengan tanah urugan. 4.4 Pengerjaan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

Pada dinding tanah yang telah dikupas dan ditahan dengan bambu, akan dibuat suatu dinding penahan tanah secara permanen. Dinding penahan tanah ini memiliki pondasi tersendiri dan diikat dengan sloof bersama dengan pondasi telapak setempat. Pada pengerjaannya, pondasi dinding penahan tanah hampir sama dengan pengerjaan pondasi telapak setempat.

Kemudian dibuat tie beam sebagai landasan dinding penahan tanah yang menghubungkan antara pondasi dinding penahan tanah dengan pondasi bangunan. Cara pembuatan tie beam pada dinding penahan tanah sama dengan pembuatan tie beam bangunan. Dan selesainya pembuatan tie beam kemudian dilakukan pembuatan dinding penahan tanah.

Pengerjaan dinding penahan tanah terbagi atas beberapa langkan, yang antara lain adalah : 1. Langkah pertama adalah pemasangan penulangan. Penulangan dapat dilihat pada shop drawing PT Perkasa Internusa Mandiri no.PK/S-31, judul : Dinding Beton, shop drawing PT Metraya Pratama no.SI-26, judul : Dinding Retaining Wall, gambar no.SII-09 sampai SII-12-2 mengenai penulangan Retaining Wall. Dalam pemasangan penulangan ini ada beberapa tahapan, yaitu : * Dilakukan pemotongan dan pembengkokan besi sesuai ukuran pada gambar kerja PT Metraya Pratama no.SII-09, no.SII-09-1, no.SII-09-2, no.SII-10, no.SII-10-1, no.SII-11, no.SII-11-1, no.SII-12, no.SII-12-1 dan no.SII-12-2. Pada gambar kerja tersebut memuat seluruh informasi mengenai cara pemotongan besi tulangan serta ukurannya, di mana gambar no.SII-12 sampai no.SII-12-2 dan adalah gambar yang memuat informasi rekapitulasi cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dengan memperlihatkan bentuk pembesian. Sedangkan gambar no.SII-09 sampai gambar no.SII-09-2 adalah gambar yang memuat informasi mengenai banyaknya besi yang akan dipotong berdasarkan ukuran yang diberikan pada gambar SII-10 sampai SII-12-2. Pemotongan dan pembengkokan besi tulangan disebut dengan fabrikasi tulangan dan dilakukan di lokasi proyek Alfa Puri Kembangan. Besi tulangan yang sudah melalui proses fabrikasi kemudian disimpan pada tempat tertentu untuk kemudian dipasangkan pada tempat galian. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar berikut di bawah ini. * Setelah fabrikasi tulangan, kemudian besi tulangan utama dipasangkan. Pemasangan besi tulangan utama tersebut harus sesuai dengan ketentuan gambar kerja PT Metraya Pratama no.SII-10 sampai gambar no.SII-11-1 yang memuat informasi penulangan pada tiap as bangunan. * Kemudian dilakukan pemasangan dan penyetelan tulangan bagi, sehingga bila terlihat secara pandangan mata (visual), maka tulangan berupa anyaman tulangan besi. Cara penulangan dengan sistem anyaman ini dilakukan mengingat Retaining Wall merupakan suatu struktur pelat yang berfungsi menahan gaya desakan tanah ke arah dalam bangunan, yang mana walaupun besar gaya tersebut tidak merata, namun dapat dianggap sebagai beban merata yang bekerja statik horisontal.

2. Langkah kedua adalah pemasangan bekisting Retaining Wall. Pemasangan bekisting dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : * Bekisting dipasang pada dua sisi yang salah satu sisinya di sepanjang dinidng galian tanah yang ditahan dengan anyaman bambu. Bekisting terbuat dari papan multipleks yang diberi tulangan dari kayu kaso dan harus mengikuti ketentuan gambar (gambar modul pengecoran, shop drawing PT Metraya Pratama no.S-18, judul : Modul Pengecoran RW). Mengenai pemasangan bekisting Retaining Wall dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. * Sebelum bekisting dipasangkan, terlebih dahulu dipasangkan beton decking pada tulangan dengan cara diikat. Beton decking adalah coran semen berbentuk silinder yang digunakan untuk menentukan selimut beton. Pembuatan beton decking dilaksanakan di lokasi proyek. Dalam pemasangannya, beton decking lebih banyak ditempatkan pada sisi penulangan yang bersinggungan dengan bekisting, sehingga menahan bekisting untuk memberikan jarak yang sedianya dijadikan selimut beton pada Retaining Wall. * Kemudian pada bekisting dipasangkan sparator pengikat, yang dimana sparator tersebut berbentuk sebuah baut berselimut selongsong berbentuk silinder terbuat dari bahan plastik yang mempunyai pelat penahan pada kedua sisinya yang dikencangkan oleh kedua mur pada pelat penahan. Pada penempatannya, separator harus diletakkan sedemikian rupa, hingga pelat penahan dapat menjepit tulangan kaso pada bekisting atau dinding papan multipleks bekisting. Separator tersebut kemudian dikencangkan hingga mengikat bekisting. Jarak antara separator telah ditentukan 15 20 cm. Apabila telah dilaksanakan pengecoran, maka baut sparator dapat dilepaskan dan hanya selimut sparator yang berbentuk selongsong silinder plastik yang tertinggal pada coran Retaining Wall. 3. Langkah ketiga adalah pengecoran retaining wall. Pengecoran dilakukan dengan memesan dari Ready Mix Concrete yang dalam hal ini adalah Adimix. Pengecoran dilakukan dengan pompa beton, di mana adukan beton dari mobil molen dituangkan ke bak penampung yang berada pada mobil pompa beton, yang selanjutnya dialirkan oleh pompa melalui selang baja ke lokasi pengecoran. Setelah adukan beton mengisi bekisting, maka perataan dilakukan. Untuk meratakan komposisi adukan dalam bekisting, digunakan alat vibrator jenis jarum, dan untuk meratakan sisi atas digunakan pacul dan jidar kayu yang mengandalkan tumpuan pada papan multipleks bagian atas. Oleh karena itu, dalam pemasangan bekisting, diusahakan bagian atas bekisting yang terbuka harus rata dan dihindari perbedaan kontur permukaan seperti adanya paku dan lain-lain, karena akan digunakan sebagai patokan jidaran. 4. Langkah keempat adalah pelepasan bekisting setelah coran mengalami pengeringan dan pengerasan. Sebelum bekisting dilepaskan, terlebih dahulu melepaskan seluruh penahan yang

berupa balok-balok kayu, subpod dan baut sparator. Selongsong plastik sparator dibiarkan tertanam di dalam retaining wall. Setelah seluruh bekisting dilepaskan, maka selongsong sparator ditambal dengan adukan mortar untuk menutup celah lubang tersebut. 5. Langkah kelima adalah penimbunan kembali sisi luar retaining wall dengan tanah yang selanjutnya akan dibuat perkerasan jalan. 4.5 Pengerjaan Pelat Lantai Basement

Dalam pengerjaan lantai basement pada Proyek Alfa Puri Kembangan telah terjadi beberapa perubahan, sehingga menyebabkan kurang efisiennya pengerjaan lantai. Awal pertamanya, lantai basement direncanakan berupa jalan dengan perkerasan asphalt.

Namun terdapat kendala besar dalam pengerjaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa terjadi perbedaan asumsi, di mana penyelidikan tanah dimaksudkan pada acuan as jalan, sedangkan PT Perkasa Internusa Mandiri mengintepretasikan pada ketinggian acuan tanah asli, yang posisinya lebih rendah dari as jalan. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya genangan air di bawah lantai basement akibat air akibat hujan pada lokasi sekitar bangunan tidak dapat menyerap ke dalam tanah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar 4.14. berikut ini yaitu gambar shop drawing PT Metraya Pratama, judul : Potongan Melintang Jalan Tol (Kasus Hujan 1 Mei 2004).

Berdasarkan kondisi tersebut, PT Perkasa Internusa Mandiri memutuskan untuk mengganti lantai basement dari perkerasan asphalt dengan pelat coran beton. Hal tersebut menyebabkan pelat lantai basement tidak terlebih dahulu dibuat sebagai lantai kerja, namun dikerjakan setelah struktur atas terbentuk.

Untuk mengatasi genangan air, maka dipergunakan lapisan lime stone setelah lapisan makadam sebagai dasar jalan. Lapisan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro secara keseluruhan dan menggunakan stamper pada lokasi tertentu, seperti lokasi dekat kolom.

Langkah-langkah pengerjaan pelat lantai basement adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan pekerjaan cut and fill, di mana dilakukan penggalian pada tanah dasar dan kemudian dilakukan pengurugan kembali yang dilakukan sesuai dengan gambar lapisan (shop drawing PT Metraya Pratama no.S-23, judul : Struktur Lantai : Struktur Lantai Beton Area Parkir Basement. Pengurugan pertama menggunakan makadam sebagai pondasi pelat lantai basement yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro dan stamper. Kemudian dilakukan pengurugan kedua yaitu untuk membentuk lapisan lime stone. Dengan adanya lapisan lime stone tersebut diharapkan masalah genangan air dapat diatasi dan air tidak dapat masuk ke bawah lapisan pelat lantai basement. Lapisan lime stone tersebut kemudian dipadatkan kembali dengan vibo dan stamper. Pengurugan tersebut dilakukan dengan memakai trek shovel. 2. Selanjutnya dilakukan pelapisan abu batu. Maksud dari pelapisan tanah dengan abu batu adalah : * Untuk mengisi kekosongan ruang pori-pori kedua lapisan tersebut, yang walaupun telah dipadatkan, namun masih banyak ruang pori yang kosong. * Untuk memberikan penambahan ketinggian sampai mencapai ketinggian (level) yang direncanakan sesuai dengan gambar kerja. * Untuk memberikan kerataan pada tanah sebagai lapisan dasar pelat lantai. Setelah pelapisan abu batu dilakukan, maka dilakukan perataan permukaan dengan menggunakan alat whalles. 3. Permukaan tanah tersebut kemudian dilapisi oleh plastik. Lapisan plastik digunakan supaya coran beton pada pelat lantai tidak meresap ke dalam tanah dan dapat memberikan hasil yang maksimal bagi pelat lantai untuk menahan beban kendaraan, sesuai peruntukan lantai basement yang sedianya dijadikan lokasi parkir. 4. di atas plastik tersebut kemudian dipasang tulangan lantai. Tulangan yang dipakai adalah tulangan besi ware mesh. Penulangan dilakukan secara setempat sesuai dengan lokasi yang direncanakan pada modul pengecoran (shop drawing PT Metraya Pratama, judul : Modul Pengecoran). Penulangan tersebut dimaksutkan untuk menahan gaya tarik akibat susut yang diderita beton pada pelat lantai ketika mengalami pengeringan dan pengerasan, sehingga keretakan dapat dicegah. Penulangan secara setempat adalah penulangan dilakukan secara terputus pada suatu lokasi modul tertentu. 5. Kemudian dipasang bekisting sesuai dengan gambar kerja pada tiap modul pengecoran pelat lantai basement. Pada sisi samping bekisting diberi lubang untuk penempatan pipa PVC yang ujung pipa disumbat dengan plastik. Penempatan pipa PVC dilakukan untuk memberikan

penempatan bagi tulangan sambung antara satu modul pelat lantai kepada modul pelat lantai lainnya. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, bahwa tulangan tiap modul terpisah satu dengan yang lainnya. Karena itu diperlukan tulangan sambungan untuk mencegah keretakan besar pada sambungan pelat lantai. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam gambar 4.16. di bawah ini mengenai pengerjaan pelat lantai. 6. Selanjutnya adalah pelaksanaan pengecoran. Pengecoran menggunakan Ready Mix Concrate yang dipesan dari Jayamix dengan menggunakan beton screed K-350. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan pompa kodok, di mana adukan beton dari mobil molen dituangkan ke dalam tempat penampungan yang selanjutnya dialirkan oleh pompa ke permukaan plastik sampai menutupi tulangan secara merata setebal tinggi bekisting. Dalam pengecoran ini juga digunakan vibrator jenis jarum sebagai alat penggetar untuk meratakan pengecoran.Setelah pengecoran dilakukan secara merata, maka dilakukan perataan dengan jidar yang bertumpu pada tepi bekisting. 7. Setelah coran mengalami pembekuan, selanjutnya adalah meratakan dan menghaluskan permukaan dengan trowell finish. Trowell dilakukan dengan alat trowell yang digerakkan dengan motor bensin hingga mengalami pengeringan secara menyeluruh. Hal itu dilakukan sekitar 2 (dua) sampai 3 (tiga) jam. 8. Setelah coran pelat lantai mengalami pengerasan sekitar 3 (tiga) minggu, maka bekisting modul pelat lantai dilepas. Pada lubang yang dihasilkan oleh pipa PVC dipasang tulangan sambung berupa besi ulir berdiameter 16 mm. 9. Setelah semua modul dicor sesuai dengan rencana, maka kemudian dilakukan pengecoran pada modul-modul lainnya.

You might also like