You are on page 1of 19

Sehat

28 61

23

Sakit

22

13

47 70

42

39 Sehat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Pengkajian tanggal: 18 Maret 2012 I. Data Umum : Bpk. H : 42 Tahun : SMA : Swasta : Jalan A. Yani II, komplek Parit Haji Husin : Hub KK Suami Istri Anak TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan SMA Swasta SMA PNS SD (Kls 1) -

1. Nama KK 2. Usia 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Alamat 6. Komposisi No 1 2 3 Nama Bpk H Ibu N Anak V Kel L P L

Genogram:

Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Serumah

7. Tipe keluarga: Keluarga inti terdiri dari satu orang anak. 8. Suku: Bapak H dan Ibu N sama-sama berasal dari suku dayak. Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia. Keyakinan yang berhubungan pemahaman ibu terhadap makanan dan minuman adalah: Ibu N lebih memilih untuk selalu mengkonsumsi makanan jajanan luar daripada harus masak sendiri di rumah. Penduduk dilingkungan tempat tinggal umumnya berasal dari daerah setempat (Pontianak). Namun, ada juga pendatang lain. 9. Agama: Katolik. Kedua orangtua jarang beribadah di gereja, hanya sesekali saja pada perayaan hari-hari besar keagamaan. 10. Status sosial ekonomi keluarga Pencari nafkah kedua orangtua. Bapak H bekerja sebagai orang swasta yang sesekali mendapat tawaran menjadi supir disekitar wilayah pontianak dan sekitarnya dengan pendapatan rata-rata Rp250.000,- dalam sehari. Ibu N bekerja sebagai staf administrasi di salah satu perguruan tinggi di Pontianak dengan penghasilan Rp 1700.000,- per bulan. Jumlah pengeluaran juga hampir sama, kadang-kadang lebih. Menurut Ibu N, menyulitkan apabila Bapak H tidak ada tawaran kerja dalam jangka waktu yang lama (misalnya lebih dari 1 bulan) karena Ibu N merasa penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, membayar kredit Bank dan kebutuhan anak V yang sekarang sudah duduk di bangku SD. Penghasilan cukup bila dicukup-cukupi. Mereka sudah mempunyai rumah sendiri sehingga tidak perlu lagi membayar kontrakan. 11. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga sesekali melakukan rekreasi ke tempat hiburan yang ada di kota Pontianak. Sesekali juga berkunjung ke rumah orang tua Bapak H dan Ibu N yang juga tinggal di kota Pontianak. Anak V biasa bermain dengan teman-teman sebayanya yang ada disekitar rumah nenek dan kakeknya (orang tua Ibu N) karena sebelum mereka mempunyai rumah sendiri, mereka 9 tahun tinggal bersama orang

tua Ibu N, sehingga Anak V banyak mempunyai teman-teman di daerah tempat tinggal nenek dan kakeknya.

II.

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah 1. Mensosialisasikan anak dengan cara membebaskan anak untuk berteman dan bermain bersama dengan teman sebayanya baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. Hal tersebut sudah dipenuhi oleh keluarga, yaitu dengan memberi kesempatan anak belajar bersama teman sekolahnya. Namun, anak belum mengikuti les tambahan karena selain belum tersedia sarana tersebut di dekat rumah, keluarga juga kesulitan dalam mengantar jemput Anak V. 2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada masalah dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga yang lain. Biasanya Bapak H yang menjemput Anak V pulang sekolah karena Ibu N bekerja dari pukul 08.00 sampai 15.00 3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya. Tersedia obat-obatan generik di rumah, dan alat pengukur suhu (termometer). Bila ada yang sakit, biasanya mereka segera ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. 13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, keluarga tinggal memenuhi kebutuhan perkembangan individu sesuai usianya, Anak V sudah menjalankan fungsi perkembangannya dengan sudah duduk di bangku SD kelas 1 dan Anak V aktif bermain dengan teman-teman sebayanya di sekolah maupun di sekitar tempat tinggalnya. 14. Riwayat keluarga inti

Bapak H berasal dari suku dayak dan merupakan penduduk asli dari Putussibau, sedangkan Ibu H berasal dari suku Dayak Mempawah Hulu. Mereka bertemu saat bersama-sama mengikuti kegiatan pemuda pemudi di gereja. Mereka berpacaran selama 3 tahun sebelum akhirnya menikah. Anak V merupakan anggota keluarga yang direncanakan dan mereka menyayanginya. 15. Riwayat keluarga sebelumnya Hubungan antara pihak Bapak H dan Ibu N saat ini baik. Orangtua suami tinggal di daerah kota Pontianak, tidak ada konflik dalam berhubungan, sedangkan orang tua Ibu N tinggal di komplek sebelah rumah mereka. Keluarga Bapak H pernah tinggal bersama di rumah orangtua Ibu N selama 9 tahun.

III.

Karakteristik rumah

16. Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah itu berukuran 10x12 m yang terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dua kamar tidur, satu dapur, dan satu wc. Lantai rumah tidak terlalu bersih, terlihat ada sedikit kotoran pada lantai, perabotan tidak begitu tertata rapi. Lantai rumah terbuat dari semen tanpa keramik. Dinding rumah terbuat dari semen. Jendela terdapat pada bagian ruang tamu, kamar,dan dapur, sehingga cukup mendapat pencahayaan dari ventilasi. Atap rumah dari seng. Halaman rumah bersih. Bila musim hujan, halaman tidak becek karena banyak rumput di halaman rumah. Bagian belakang pekarangan rumah terlihat kotor, terdapat banyak sampah yang tidak langsung di bakar. Sumber air minum dari galon yang dipesan, dan biasanya menggunakan air hujan yang ditampung dalam tempat penampungan air, sedangkan sumber air untuk mandi dari sumur yang ada di samping rumah. Untuk kebutuhan sehari-hari, air disedot menggunakan mesin air, lansung ditampug di dalam bak wc atau kamar mandi. Kondisi air sumur agak kuning, dan sedikit berbau. Sumur mempunyai kedalaman mata air 20 m. Kamar mandi berlantai keramik dan tidak licin. Keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan menyapu pagi dan sore hari, mengepel pada pagi hari saja.

R. KELUARGA K. TIDUR

DAPURK. TIDUR R. TAMU

Keterangan: berikut.

posisiruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah di halaman

Denah rumah Bpk. H dan Luas rumah: 10x12 meter


WC

TETANGGA

17. Karakteristik tetangga dan komunitas Lingkungan tetangga umumnya berasal dari daerah sekitar kota Pontianak. Ada beberapa warga yang berasal sari daerah luar kota Pontianak. Keluarga biasanya sesekali berkumpul bersama di teras rumah pada sore hari sembari melihat anaknya bermain di halaman rumah. Tempat tinggal keluarga berdekatan dengan rumah tetangga, jarak antar rumah kurang lebih 3 meter. Tempat belanja kebutuhan dapur sekitar 100 meter dari rumah. Kadang-kadang ada tukang sayur keliling yang berdagang di komplek perumahan tersebut. Sekolah, tempat ibadah tidak terlalu jauh dari rumah. 18. Mobilitas geografis keluarga Anggota keluarga tinggal dalam komunitas dan lingkungan yang berbeda. Setelah mempunyai rumah sendiri, keluarga hanya sesekali bersilahturahmi ke rumah orang tuanya, biasa berkunjung 1 minggu sekali dan pada saat libur.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Sejak pindah di komplek perumahan tersebut, keluarga merasa masyarakat sekitar sangat ramah sehingga keluarga tidak merasa dikucilkan tinggal berdampingan dengan tetangga-tetangga di komplek tersebut. 20. Sistem pendukung keluarga Menurut Ibu N, sejak pertama tinggal pisah dari orang tuanya, keluarga sering dikirimkan makanan san sayur-sayuran. Orang tua Ibu N yang tinggal di komplek sebelah biasanya membantu mengasuh Anak V pada saat setelah pulang dari sekolah, karena Ibu N belum tiba di rumah pada saat Anak V pulang sekolah, dan langsung dititipkan pada orang tua Ibu N. Keluarga mempunyai tabungan di CU.

IV.

Struktur Keluarga

21. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Bila ada masalah dalam keluarga, mereka selalu bersama-sama menyelesaikannya, komunikasi terjalin baik antar anggota keluarga baik keluarga inti maupun dengan keluarga besar kedua belah pihak Bapak H dan Ibu N. Anggota keluarga bertemu setiap hari sehingga dapat berkomunikasi setiap hari, meskipun terkadang sesekali Bapak H keluar kota dalam beberapa hari, namun komunikasi tetap terjalin dengan baik melalui via telepon atau sms. 22. Struktur kekuatan keluarga Pemegang keputusan di keluarga tidak sepenuhnya pada Bapak H yang sebagai kepala keluarga. Dalam pengambilan keputusan selalu saja Ibu N mengambil peranan yang lebih dominan dibandingkan Bapak H. 23. Struktur peran Peran formal ayah adalah sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Ibu selain sebagai pengatur rumah tangga juga berperan dalam pencari nafkah, memasak,

mengurus anak, dan mengatur keuangan keluarga. Anak pertama seorang pelajar yang duduk di bangku kelas 1 SD. Menurut Ibu N, apabila Ibu sibuk bekerja di kantor, Bapak H biasanya membantu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel dan mencuci piring. 24. Nilai dan norma budaya Fungsi nilai dan budaya yang dianut keluarga saat ini masih kurangnya menanamkan sikap saling menghormati antara anggota keluarga satu dengan lainnya. Hal ini terlihat pada anak V apabila diperintah oleh Bapak H, ia selalu mengabaikannya dan tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Dapat terlihat adanya konflik dalam nilai, namun belum ada yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga.

V.

Keluarga

25. Fungsi afektif Orangtua sebetulnya menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan pada setiap anggota keluarga, seperti terhadap makanan, perhatian, kasih sayang, bermain untuk anakanak, dan pasangannya. Namun, ada beberapa hal dari kebutuhan di atas yang belum dijalankan oleh anggota keluarga dengan maksimal, seperti perhatian dan kasih sayang. Setiap anggota keluarga akrab dengan keluarga lainnya, namun terkadang apabila saat berkomunikasi sering terlontarkan kata-kata kasar yang dikeluarkan oleh Ibu N dan Anak V. 26. Fungsi sosialisasi Keluarga mengontrol perilaku anak namun tidak secara rutin, seperti disiplin dalam belajar dan bersikap sopan kepada yang lebih tua. Ibu mengatakan jika anaknya salah, ia biasanya menegur namun hanya sebatas teguran melalui katakata saja. Anak V apabila sedikit saja dibentak oleh orangtuanya ia biasanya langsung menangis. Namun, sebagai orangtua Bapak H dan Ibu N tetap memperhatikan sikapnya. Anak V lebih dekat dan lebih manja dengan Ibunya dibanding dengan ayahnya. Namun meskipun demikian setiap anggota keluarga bebas memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga yang lain.

Tanggung jawab membesarkan anak menjadi beban bersama sesuai dengan peran yang berlaku. Ayah biasanya mengajak anaknya bermain bersama apabila ada kesempatan. Anak lebih sering bermain dengan teman-teman sebayanya. 27. Fungsi perawatan keluarga Keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan fasilitas kesehatan apabila mereka merasa perlu, misalnya apabila salah satu anggota keluarga ada yang tidak sehat, mereka langsung berobat ke Puskesmas dan ke dokter praktek. Keluarga jarang melakukan olahraga, namun keluarga menyadari bahwa olahraga itu sangat penting untuk menyehatkan badan. Menurut Ibu N, mereka tidak sempat berolahraga karena pekerjaan sangat menyita banyak waktu.

Pengkajian tanggal 29 Maret 2012 Anak pertama BB 15 kg dan tinggi badan 112 cm. Menurut Ibu N, anaknya tidak suka makan sayuran. Bila sarapan pagi Anak V hanya sarapan 2 sendok makan saja, dan minum air putih setengah gelas kecil. Bila makan siang, kadang-kadang hanya habis setengah piring dengan lauk telur rebus dan tahu tempe. Anak V lebih senang makan dengan indomie dan telur. Namun juga terkadang hanya separuh yang dihabiskan. Makan malam kadang-kadang hanya habis setengah piring dan apabila jajan, ia tidak makan malam. Anak V setiap pagi sarapan namun paling banyak menghabiskan 5 sendok makan nasi. Biasanya anak hanya makan 2 kali sehari, itupun tidak pernah habis. Menurut Anak V ia lebih senang makan snack (makanan ringan) yang dijual di warung di dekat sekolah dan kompleks rumahnya, Anak V juga lebih senang makan dengan indomie dan telur saja. Bila pergi sekolah, ia selalu dibekali dengan uang jajan. Saat pergi bermain disekitar kompleks perumahannya,ia minta uang jajan lagi. Ibu J mengatakan jarang memasak, ia lebih sering membeli makanan jadi di luar dengan alasan tidak punya banyak waktu luang untuk memasak untuk keluarga kecuali pada pagi hari dan hari libur saja. Pengeluaran untuk uang jajan anaknya Rp10.000,- per hari. Ibu mengeluh anaknya sulit makan dan lebih senang dengan jajanan di luar seperti makanan-makanan ringan (snack). Menurut Ibu N, Anak V termasuk anak yang kurang gizi karena sulit makan dan tidak mau makan sayur-sayuran sehingga badan Anak V terlihat kurus.

Tanggal 4 April 2012 Ibu N mengatakan bahwa suaminya sering mengonsumsi minuman beralkohol dan biasanya pulang ke rumah sudah larut malam dalam keadaan mabuk (setengah sadar). Ibu N sering mengeluh dan memarahi Bapak H apabila suaminya berkumpul dengan temantemannya, Bapak H biasanya berjudi dan minum minuman keras. Walaupun kebiasaan itu tidak sering dilakukan oleh suaminya dan hanya sesekali saja, namun Ibu N sering merasa kesal dan tidak tenang apabila Bapak H mulai melakukannya lagi.

VI.

Stres dan koping keluarga

28. Stresor jangka pendek. Penyakit gastritis yang dialami Ibu N merupakan masalah yang harus segera diatasi. Karena apabila Ibu N dalam keadaan stres dan makan tidak teratur, gastritis Ibu N sering kambuh. Untuk mengatasi hal ini, Ibu N biasanya membeli obat di apotek karena telah terbiasa mengobati sendiri dahulu. Dan apabila tidak sembuh, Ibu N baru segera memerikasakan dirinya ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Stresor jangka panjang. Menurut Ibu N, stresor jangka panjang dalam keluarga adalah Bapak H yang sampai sekarang belum mempunyai pekerjaan tetap. Ibu N mengeluh terkadang gaji yang diperolehnya dalam 1 bulan belum cukup untuk menafkahi keluarganya, karena banyak keperluan yang tidak terduga. 29. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah Jika ada masalah, keluarga terkadang menghadapinya tidak dengan kepala dingin namun terkadang apabila masalah tersebut tidak mampu mereka tangani, mereka mendiskusikannya bersama kedua orangtua Ibu N, karena Ibu N sanagt terbuka dengan kedua orangtuanya. Menurut keluarga, masalah yang sangat penting diatasi adalah bila anak sedang sakit. 30. Strategi koping yang digunakan Koping yang digunakan adalah dengan memecahkan masalah bersama-sama namun terkadang pendapat yang lebih dominan adalah pendapat dari Ibu N. Bapak

H lebih menurut terhadap kemauan Ibu N. Apabila keluarga tidak menemukan pemecahan dalam masalah yang dihadapi keluarga, keluarga akan meminta pendapat dari orangtua Ibu N. 31. Strategi adaptasi disfungsional Tidak terlihat adaptasi yang disfungsional.

32. Pemeriksaan fisik keluarga Bapak H Tabel 18.1 Pengkajian fisik keluarga Bapak H No 1 Komponen Kepala Bapak H Rambut pendek, hitam pekat, distribusi merata, bersih, tidak ada kelainan. 2 Mata Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal. 3 Telinga Bersih, tidak ada serumen, dan tidak ada luka Bersih, tidak ada serumen, dan tidak ada luka Ibu N Rambut hitam panjang, ada sedikit kerontokan dan ketombe, tampak bersih dan tidak tampak kelainan Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal. Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal. Bersih, tidak ada serumen, dan ada luka sedikit pada bagian tempat melekatnya antinganting. Anak V Rambut pendek, hitam dan agak tebal, tidak mudah dicabut.

Hidung

Bersih, tidak ada sekret, tidak ada kelainan.

Bersih, tidak ada sekret, tidak ada kelainan. Stomatitis tidak ada, tidak terdapat plak/karang gigi

Bersih, tidak ada sekret, tidak ada kelainan. Stomatitis tidak ada, 2 gigi seri bagian atas tumbuh karena baru saja patah, gigi geraham bawah kanan dan kiri berlubang. Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limpfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada. Pergerakan dada simetris, vesikuler sonor seluruh lapisan paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan. BJ I dan II murni BU: 9x/mnt, datar, tidak ada nyeri

Mulut

Stomatitis tidak ada, terdapat sedikit plak/karang gigi

Leher dan tenggorokan

Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limpfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.

Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limpfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada. Pergerakan dada simetris, vesikuler sonor seluruh lapisan paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu

Dada paru

dan Pergerakan dada simetris, vesikuler sonor seluruh lapisan paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu

8 9

Jantung Abdomen

pernapasan. pernapasan. BJ I dan II murni BJ I dan II murni BU: 10x/mnt, datar, tidak ada nyeri tekan, BU: 13x/mnt, datar, tidak ada nyeri tekan,

tumor (-) 10 Ekstremitas Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera.

tumor (-) Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera.

tekan, tumor (-) Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera.

11

Kulit

Bersih, ada bekas luka pada kulit bagian ekstremitas bawah (lutut dan betis sebelah kiri), ada jamur pada bagian leher belakang, tidak ada tandatanda infeksi, turgor kulit baik. Pendek dan bersih 65 kg 164 cm TD: 120/80 mmHg Nadi: 87x/mnt Suhu: 37 C RR: 20x/mnt Saat dikaji, Bapak H dalam keadaan sehat namun ada sedikit penyakit

Bersih, tidak ada bekas luka pada kulit, tidak ada jamur, tidak ada tanda-tanda infeksi, turgor kulit baik.

Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, ada bekas luka pada siku kanan.

12 13 14 15

Kuku BB TB Tanda vital

Panjang dan bersih 58 kg 155 cm TD: 110/80 mmHg Nadi: 80x/mnt Suhu: 36 C RR: 20x/mnt Ibu N dalam keadaan sehat

Pendek dan bersih 15 kg 112 cm Nadi: 84x/mnt Suhu: 37 C RR: 20x/mnt

16

Kesimpulan

Belum ada tandatanda penyakit, namun BB Anak V hampir mencapai garis kuning,

kulit (panu) pada bagian leher belakang.

beresiko kurang gizi.

Keterangan: Tulisan miring menandakan data maladaptif.

VII.

Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga

Keluarga berharap masalah kesehatan yang ada dalam keluarga khusunya An. V yang mengalami kesusahan dalam makan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan An. V dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga pertumbuhan An. V dapat optimal dan tidak terganggu.

Analisa Data Tanggal: 29 Maret 2012 No 1 Data Masalah Keperawatan S: Menurut Ibu N, anaknya tidak suka Pemenuhan nutrisi kurang dari makan sayuran. Bila sarapan pagi Anak kebutuhan tubuh pada Anak V V hanya sarapan 2 sendok makan saja, berhubungan Bila makan siang, kadang-kadang hanya habis setengah piring dengan lauk telur rebus dan tahu tempe. Anak V lebih senang makan dengan indomie dan telur. Namun juga terkadang hanya separuh yang dihabiskan. Makan malam kadangkadang hanya habis setengah piring dan dengan hilangnya dan minum air putih setengah gelas kecil. nafsu makan pada Anak V.

apabila jajan, ia tidak makan malam. Anak V setiap pagi sarapan namun paling banyak menghabiskan 5 sendok makan nasi. Biasanya anak hanya makan 2 kali sehari, itupun tidak pernah habis. Menurut Anak V ia lebih senang makan snack (makanan ringan) yang dijual di warung di dekat sekolah dan kompleks rumahnya, Anak V juga lebih senang makan dengan indomie dan telur saja. Anak V setiap pagi sarapan namun paling banyak menghabiskan 5 sendok makan nasi. Biasanya anak hanya makan 2 kali sehari, itupun tidak pernah habis. Menurut Anak V ia lebih senang makan snack (makanan ringan) yang dijual di warung di dekat sekolah dan kompleks rumahnya, Anak V juga lebih senang makan dengan indomie dan telur saja. Bila pergi sekolah, ia selalu dibekali dengan uang jajan. Saat pergi bermain disekitar kompleks perumahannya,ia minta uang jajan lagi. Ibu J mengatakan jarang memasak, ia lebih sering membeli makanan jadi di luar dengan alasan tidak punya banyak waktu luang untuk memasak untuk keluarga kecuali pada pagi hari dan hari libur saja. Pengeluaran untuk uang jajan anaknya Rp10.000,- per hari. Ibu mengeluh anaknya sulit makan dan lebih senang dengan jajanan di luar seperti makanan-makanan ringan (snack). Menurut Ibu N, Anak V termasuk anak

yang kurang gizi karena sulit makan dan tidak mau makan sayur-sayuran sehingga badan Anak V terlihat kurus. O: BB 15 kg dengan tinggi badan 112 cm, badan kelihatan kurus, turgor kulit baik, rambut hitam agak tebal, tidak mudah rontok.

Analisa Data Tanggal: 2 April 2012 No 1 Data Masalah Keperawatan

S: Ibu N mengatakan bahwa suaminya Ansietas pada Ibu N berhubungan sering mengonsumsi minuman beralkohol dengan ancaman atau perubahan dan biasanya pulang ke rumah sudah pada pola interaksi. larut malam dalam keadaan mabuk (setengah sadar). Ibu N sering mengeluh dan memarahi Bapak H apabila suaminya berkumpul dengan teman-temannya, Bapak H biasanya berjudi dan minum minuman keras. Walaupun kebiasaan itu tidak sering dilakukan oleh suaminya dan hanya sesekali saja, namun Ibu N sering merasa kesal dan tidak tenang apabila Bapak H mulai melakukannya lagi.

O: Dirumah Bapak H ada terdapat bekas botol minuman keras yang disimpan di dinding dapur rumahnya.

Intervensi Diagnosa keperawatan Perubahan nutrisi kurang tubuh pada Anak V berhubungan dengan hilangnya nafsu makan pada Anak V (1.1.2.2) Tujuan dan KH Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam terpenuhi, dengan kriteria hasil: BB Anak V bertambah Adanya peningkatan nafsu makan Tidak terjadi kelemahan, lemas, dan tanda-tanda malnutrisi 7. 6. 5. 4. 1. 2. 3. Intervensi Kaji makanan kesukaan pasien Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan Timbang berat badan pasien pada interval yang tepat Buat perencanaan makan dengan pasien untuk dimasukkan dalam jadwal makan, lingkungan makan, kesukaan/ketidaksukaan pasien dan suhu makanan. Ajarkan keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal. Diskusikan dengan dokter kebutuhan

dari kebutuhan kebutuhan nutrisi

stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan.

Ansietas pada Ibu N berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada pola interaksi. (9.3.1)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam ansietas teratasi, dengan kriteria hasil: Ansietas berkurang Menunjukkan kontrol ansietas, dibuktikan dengan merencanakan strategi koping untuk situasisituasi yang membuat stres, mempertahankan penampilan peran, melaporkan tidak ada manisfestasi kecemasan fisik, dan manisfestasi perilaku akibat

1. Kaji tingkat kecemasan klien 2. Kembangkan rencana pengajaran dengan tujuan yang realistis, termasuk kebutuhan untuk pengulangan, dukungan, dan pujian dari tugas-tugas yang telah dipelajari. 3. Instruksikan 4. Beri pasien untuk penggunaan untuk teknik relaksasi. dorongan kepada pasien mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas. 5. Sediakan penguatan yang positif ketika pasien mampu untuk meneruskan aktivitas sehari-hari dan lainnya meskipun ansietas. 6. Sarankan terapi alternatif untuk mengurangi ansietas yang diterima oleh pasien.

kecemasan tidak ada

Implementasi Hari Dx. /tgl keperawatan Perubahan dari kebutuhan tubuh pada Anak V berhubungan dengan hilangnya nafsu makan pada Anak V (1.1.2.2) Tujuan jangka panjang -Nutrisi Anak V Tujuan jangka pendek -Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu : 1.Mengenal masalah kesehatan gangguan nutrisi 2. Mengatasi masalah terkait dengan gangguan pemenuhan nutrisi 3. Dapat mempertahankan status kesehatan yang adekuat Ansietas pada -Ansietas Ibu N berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada pola interaksi. (9.3.1) teratasi/hilang -Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu : 1. Menunjukkan kontrol ansietas, dibuktikan dengan merencanakan 1. Mengkaji tingkat kecemasan yang dialami klien 2. Mengintruksikan pasien untuk penggunaan teknik relaksasi 3. Memberikan dorongan dan motivasi pada Ibu N untuk mengungkapkan perasaannya sehingga rasa cemas dapat Implementasi 1. mengkaji makanan apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh klien (Anak V) 2. Memantau kandungan nutrisi dan kalori yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi klien 3. Menimbang berat badan klien setiap hari 4. Memberi edukasi pada keluarga tentang makanan sehat dan bergizi dan tidak mahal.

nutrisi kurang terpenuhi

strategi koping untuk situasisituasi yang membuat stres, mempertahankan penampilan peran, melaporkan tidak ada manisfestasi kecemasan fisik, dan manisfestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada

berkurang. 4. Menyarankan terapi alternatif dalam mengurangi ansietas yang diterima pasien.

You might also like