Professional Documents
Culture Documents
NIM : xx.xxxxx.xxxxx.09
1. Apa yang dimaksud dengan nyeri dan ada berapa jenis saraf yang
menghantarkan nyeri? Jelaskan!
2. Terangkan lintasan saraf dari organ sensorik nyeri sampai timbulnya
sensasi nyeri di otak?
3. Terangkan reflek menghindar karena nyeri?
4. Jelaskan arti anti-nociceptif, mekanisme kerja antalgin dan petidin?
5. Apa yang dimaksud dengan tonic pain dan phasic pain? Bagaimana
metode tersebut dilakukan?
JAWAB
1. Pengertian nyeri menurut International Association for Study of Pain (IASP):
nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan
yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial,
atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. (Setyohadi dkk, 2007)
Serabut syaraf yang akan membawa impuls nyeri ada dua jenis, yaitu
serabut A-delta dan serabut C. Serabut A delta merupakan serabut saraf
bermielin dengan kecepatan impuls 10-40 m per detik. Serabut A delta
berfungsi menghantarkan rangsang thermal dan rangsang nociceptor nyeri
cepat (fast pain). Serabut C merupakan serabut saraf tak bermielin dengan
kecepatan impuls 0,5-2 m per detik. Serabut C berfungsi menghantarkan
rangsang nociceptor nyeri tumpul (dull pain). (Fitzgerald, dkk, 2007)
3. Reflex menghindar disebut juga reflex flexor dimana pada lengan berupa
flexi dari lengan dan pada kaki adalah reflex withdrawal. Ada berbagai
macam reflex menghindar karena nyeri, sebagai contoh disini adalah reflex
withdrawal pada kaki. Jika seseorang sedang berjalan kemudian kaki
kanannya menginjak paku, maka akan timbul reflex withdrawal dimana kaki
kanan akan mengalami fleksi (menekuk) dan kaki kiri mengalami ekstensi
(lurus). Lintasan reflex tidak melalui otak tetapi hanya sebatas di medulla
spinalis saja sehingga setelah timbul reflex baru kemudian seseorang
merasa nyeri. (Fitzgerald dkk, 2007)
Jalannya lintasan reflex withdrawal adalah sebagai berikut :
- Nociceptor di plantar kaki kanan akan mengirim impuls saraf sepanjang
serabut saraf afferent nervus tibialis dan skiatik lalu terus ke ganglion akar
dorsal di foramen intervertebral L5-S1. Impuls berjalan di cauda equine
dan masuk ke segmen L5 medula spinalis. Impuls menyebar ke atas dan
ke bawah melalui traktus Lissauer untuk mengaktifkan segmen L2-5 dan
S1.
- Pada kelima segmen tersebut, serabut nociceptive afferent primer
mengeksitasi internuncial flexor reflex di basis dari kornu posterior. Selain
itu beberapa serabut juga menyilang garis tengah pada commisura abu-
abu, menimbulkan eksitasi pada internuncial kontralateral.
- Impuls pada flexor reflex akan menuju α dan γ motor neurons segmen L3-
S1 untuk mengkontraksi otot iliopsoas, harmstrings, dan otot dorsofleksi
pergelangan kaki kanan.
- Pada sisi kontralateral, α dan γ motor neurons segmen L2-5
mengkontraksi gluteus maximus dan quadriceps femoris kaki kiri.
- Serabut saraf afferent pada traktus Lissauer juga memberikan impuls ke
traktus spinotalamikus lateralis kemudian menuju otak. Sesampainya di
otak impuls ini diolah sehingga orang tersebut mengetahui lokasi dan
sumber rasa nyeri tersebut.
- Semua impuls di atas menimbulkan gerakan berupa penarikan kaki kanan
(yang menginjak paku) dan pelurusan kaki kiri sehingga orang itu akan
berdiri menggunakan kaki kiri saja.
(Fitzgerald dkk,2007)
5. Tonic pain adalah sensasi nyeri yang dirasakan terus menerus dalam waktu
cukup lama setelah terjadinya injury. Phasic pain adalah sensasi nyeri yang
sangat dalam waktu cepat sesaat setelah terjadinya injury dimana semakin
lama intensitasnya semakin turun. Phasic pain dihantarkan oleh serabut
syaraf A delta dan tonic pain dihantarkan oleh serabut syaraf C. Senyawa
morphine dan sejenisnya sensitif terhadap serabut syaraf C dan kurang
sensitif terhadap serabut syaraf A delta sehingga lebih efektif untuk jenis
tonic pain, misalnya nyeri pada yang terus-menerus dan lama pada
penderita kanker. (Melzack, 1990)
Metode Phasic pain adalah suatu metode menguji suatu bahan anti-
nociceptive dengan membangkitkan rasa nyeri yang sangat dan tiba-tiba.
Metode phasic pain yang sering digunakan antara lain yaitu hot tail-flick test
dan cold tail-flick test. Kedua cara tersebut pertama-tama menyuntikkan obat
anti-nociceptive pada ekor tikus/mencit kemudian memasukkan ekornya ke
dalam air panas (metode hot) atau air dingin (metode cold). Ditunggu sampai
tikus/mencit menarik ekornya. Air panas dan dingin berfungsi untuk
membangkitkan nyeri phasic. (Melzack, 1990)
Metode Tonic pain adalah suatu metode menguji bahan antinociceptive
dengan membangkitkan rasa nyeri yang bersifat kronis atau lama. Metode
yang sering digunakan antara lain metode writhing test dan formalin test.
Pada metode ini tubuh mencit dimasukkan bahan yang bersifat irritan
sehingga membangkitkan nyeri tonic. Pada metode writhing test digunakan
bahan iritan berupa asam asetat sedangkan metode formalin menggunakan
bahan iritan berupa formalin. (Melzack, 1990)
DAFTAR PUSTAKA
Setiyohadi, B., dkk Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Vol. II, pp. 1166-1173).
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Peyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 1166-1173
Trims 4 downloading.
See the next chapter of necel publication