You are on page 1of 7

Lp Asma

I.

Pengertian Astma disebut juga sebagai nafas secara Reactive Air Way adalah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang di tandai dengan Bronkospasme,inflamasi,dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap berbagai stimulant.(Suriadi :2001)

II.

Insidensi Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2004, sebanyak 300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang meninggal. Hasil penelitian International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %. (Sudarmo:2008)

III. a)
b) c)

Etiologi

Faktor ekstrinsik: reaksi antigen-antibodi, kerana inhalasi allergen (debu, serbuk, bulu binatang Faktor intrinsic: infeksi: para influenza virus, pneumonia, mycoplasmal. Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperature, iritan, kimia, polusi udara (co, asap rokok, parfum. Emosional; takut, cemas dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi :2001) IV. Patofisiologi a) Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulasi lain. b) Dengan adanya bahan iritasi atau alergen otot bronkus menjadi spasme dan zat antibody tubuh muncul (immunoglobulin E atau Ig E),dengan adanya alergi.Ig E dimunculkan pada reseptor sel mast yang menyebabkan

pengeluaran histamine dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asma. c) Respon asma terjadi pada 3 tahap: Pertama tahp immediate yang ditandai dengan bronkokonstriksi (12 jam) Tahap delayed diman bronkokonstriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus menerus 2-5 jam lebih lama. Tahap late yang di tandai perdangan dan hiperesponsif jaln nafas beberapa minggu atau bulan Asma juga dapat terjadi factor pencetus nya karena latihan,kecemasan,dan udara dingin.(ngastiyah :2005) V. Gambaran klinis

a) Wheezing b) Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, retraksi dada dan stidor c) Batuk kering (tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan nafassempit d) Tachipnea, Orthopnea e) Gelisah f) Nyeri abdomen karena terlihatnya otot abdomen dalam pernafasan g) Fatigue h) Tidak toleran terhadap aktivitas,; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara i) Kecemasan labil dan peningkatan tingkat kesadaran j) Meningkatkan ukuran diameter anteroposterior (barrel chetst) k) Serangan yang tiba-tiba atau berangsur (Ngastiyah:2005

VI.

Klasifikasi

Asma dibagi atas dua kategori yaitu : a) ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi tidak berhubungan secara spesifik dengan alergen.Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan lingkungan dengan polusi dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan asma. b) Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering dapat menjadi bronkhitis kronik dan emfisema,
c) selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan non alergi.

(Suriadi:2008)

VII.

Pemeriksaan penunjang a) Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik b) Foto Rontgen c) Pemeriksaan Fungsi Paru ; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya meningkat daalm darah dan sputum d) Pemeriksaan alergi (radioallergosorbent test; RAST) e) Pulse oximetry f) Analisa Gas Darah

VIII.

Komplikasi a) Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas b) Chronic persisten bronchitis c) Bronciolitis d) Pnemonia e) Empyisema

IX.

Penatalaksanaan

Medis

a) Serangan akut dengan oksigen nasal atau masker 2-4ml sampai sesak

hilang
b) Terapi cairan parenteral 20 tetes/menit mikro

c) Pemberian cairan dan kalori yang cukup


d) Terapi

pengobatan Keperawatan

sesuai

program;

Beta2-agonist

(salbutamol

0,5mg/kgbb/hari,sehari 4-6 minggu) untuk mengurangi bronkospasme

a) Mengurangi adanya gangguan pertukaran gas 1. Berikan oksigen melalui sungkup,kanule hidung sesuai petunjuk. 2. Lakukan fisioterapi dad setiap 4 jam pada anak 3. Berikan bronkodilator dan lakukan suction bila dibutuhkan b) Menghilangkan cemas hospitalisasi pada anak 1. 2. 3. 4.
5.

Pertahankan lingkungan yang tenang; temani anak, Ajarkan untuk ekspresi perasaan secara verbal. Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi. Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan

dan berikan support.

kondisi anak. dengan bahasa yang dimengerti anak.(dr.soetomo:2008)

c) Mengurangi adanya kekurangan volume cairan pada anak 1. Monitor intake dan output, mukosa membran,

turgor kulit, pengeluaran urine, ukur grapitasi urine atau BJ urine (nilai 1.003-1.030).

2. 3.
4.

Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan Setelah fase akut, ajarkan anak dan orangtua untuk

monitor kelebihan cairan. minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan BB (ngastiyah :2005)

X.

Prognosis Mortalitas akibat asma sedikit nilainya. Gambaran yang paling akhir menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi berisiko yang berjumlah kira-kira 10 juta. Namun, angka kematian cenderung meningkat di pinggiran kota dengan fasilitas kesehatan terbatas. Informasi mengenai perjalanan klinis asma mengatakan bahwa prognosis baik ditemukan pada 50 sampai 80 persen pasien, khususnya pasien yang penyakitnya ringan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang menderita asma 7 sampai 10 tahun setelah diagnosis pertama bervariasi dari 26 sampai 78 persen, dengan nilai rata-rata 46 persen; akan tetapi persentase anak yang menderita penyakit yang berat relative rendah (6 sampai 19 persen). Tidak seperti penyakit saluran napas yang lain seperti bronchitis kronik, asma tidak progresif. Walaupun ada laporan pasien asma yang mengalami perubahan fungsi paru yang irreversible, pasien ini seringkali memiliki tangsangan komorbid seperti perokok sigaret yang tidak dapat dimasukkan salam penemuan ini. Bahkan bila tidak diobati, pasien asma tidak terus menerus berubah dari penyakit yang ringan menjadi penyakit yang berat seiring berjalannya waktu. Beberapa penelitian mengatakan bahwa remisi spontan terjadi pada kira-kira 20 persen pasien yang menderita penyakit ini di usia dewasa dan 40 persen atau lebih diharapkan membaik dengan jumlah dan beratnya serangan yang jauh berkurang sewaktu pasien menjadi tua.(suriadi :2008)

XI.

Pencegahan Menghindari factor pemicu baik yang bersifat:


Alergen : menghindarkan anak dari debu,bulu biatang,dan cuaca dingin Stress psikis : memberikan rasa aman dan nyaman sehingga anak terhindar daritakut,cemas,dan tegang

Sters fisik : aktivitas fisik yang berlebihan

DAFTAR PUSTAKA Dr.subijanto,dkk.2008.Pedoman diagnosis dan terapi anak.surabaya: Doengoes, M. 2000. Asuhan Keperawatan Bayi / Maternal. Jakarta : EGC Ngastiyah ,2005.Perawatan Anak Sakit.jakarta.penerbit buku kedokteran EGC. Suriadi, SKp dan Rita Yuliani, SKp. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : PT Fajar Interpratama Staf pengajar IKA FK UI, 2001, Ilmu Kesehatan Anak bagian 3, Jakarta: Bagian IKA FK UI Smeltzer, Suzanne C.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I, Jakarta : EGC Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. 2008. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta Zul Dahlan.(2001). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

You might also like