Professional Documents
Culture Documents
Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai perilaku membuang sampah sembarangan serta dampak yang ditimbulkan akibat sampah yang dibiarkan begitu saja di sekitar pemukiman.
Sifat masalah
o
Beratnya : Meningkatnya angka kesakitan penyakit akibat pembuangan sampah sembarangan seperti diare, tifoid, cacingan, maupun penyakit kulit pada semua umur
Luasnya
membuang sampah sembarangan Epidemiologi masalah Acuan mengenai timbulan sampah kota di Indonesia adalah SNI S-04-1993-03 yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (SNI). Dalam SNI, ditetapkan bahwa timbulan sampah di kota sedang adalah 0,7-0,8 kg/orang.hari, sedangkan di kota kecil sebesar 0,5-0,6 kg/orang.hari. Besaran timbulan sampah ini berada pada kisaran timbulan sampah antara negara berpenghasilan rendah (0,5 kg/orang.hari) dan menengah (0,9 kg/orang.hari) Pola pengelolaan sampah kota dapat digambarkan secara hierarkis (Gambar 1). Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hierarki kegiatan pengelolaan sampah, semakin rendah biaya yang dibutuhkan. Tingkat hierarki terendah dalam penanganan sampah kota konvensional adalah pembuangan akhir (Gambar 1a). Pada hierarki ini, sampah dianggap tidak memiliki nilai dan harus dibuang atau dimusnahkan. Sebagai konsekuensinya, dibutuhkan biaya investasi
1
dan operasional yang tinggi, termasuk biaya untuk mengatasi berbagai dampak lingkungan yang terjadi. Penerapan pengelolaan sampah kota yang menekankan semua bentuk buangan padat merupakan residu yang harus dibuang, tidak mendukung MDGs keenam, yaitu sustainabilitas lingkungan. Teknologi pembuangan sampah yang dilaksanakan di kebanyakan kota di Indonesia masih menyebabkan terjadinya emisi bau, metana, serta gas-gas lainnya ke atmosfir. Selain itu, juga timbul pencemaran tanah dan air tanah akibat lindi yang terbentuk, serta terjadinya perkembang-biakan vektor-vektor penyakit, seperti lalat dan tikus.
Biaya rendah
Pencegahan
Pencegahan
Minimisasi Minimisasi Reuse Reuse Recycling Recycling Energy recovery Energy recovery Pembuangan akhir Pembuangan akhir
Biaya tinggi
(a) Konvensional
Gambar 1. Hierarki pengelolaan sampah kota (Rudden, 2006, dimodifikasi dalam Trihadiningrum, 2008).
B. ANALISA MASALAH PERILAKU 1. Perilaku ideal o Mengetahui pentingnya cara pembuangan sampah dan pengelolaannya o Membuat tempat pembuangan sampah yang ideal. o Perilaku membuang sampah di tempat yang ideal.
2. Perilaku sekarang
a. Perilaku membuang sampah di pinggir jalan atau di pekarangan rumah b. Tempat pembuangan sampah ideal yang tidak tersedia.
c. Sampah dan limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.
kesakitan
b. Dapat mencegah terjadinya tempat perkembangbiakan serangga sebagai
vektor penyakit. c. Dengan adanya perilaku bersih akan terlindungi dari pencemaran udara dan air bersih d. Akan berdampak kepada keluarga dan tetangga apabila menjaga
3
kebersihan diri.
e. Pengetahuan masyarakat yang tinggi dapat menyadarkan masyarakat
akan pentingnya perilaku membuang sampah pada tempatnya dan pentingnya perilaku pengelolaan sampah yang baik.
4. Analisa untung rugi : Keuntungan : Apabila Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berhasil dilakukan, maka timbulan sampah dapat dikurangi hingga 68,3%. Kondisi ini sekaligus menciptakan sanitasi lingkungan yang lebih baik, sehubungan dengan berkurangnya dampak negatif sampah terhadap kesehatan masyarakat dengan berkurangnya timbulan sampah. Dengan demikian, Program 3R sekaligus menunjang target MDGs ke 4-6 yang terkait dengan peningkatan kesehatan anak dan ibu, serta anggota masyarakat lainnya. Daur ulang sampah memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut, sebagaimana diuraikan dalam USEPA (2006): a. b. c. d. e.
f.
menghemat penggunaan sumber daya alam mengurangi emisi gas-gas pencemar udara dan polutan lain menghemat penggunaan energi menyediakan bahan baku untuk industri menyediakan lapangan kerja menstimulasi perkembangan teknologi ramah lingkungan mengurangi kebutuhan akan lahan TPA dan insinerator
g. Kerugian :
Sampah kota yang bersifat beracun apabila dibuang bersama jenis sampah lainnya dapat masuk ke dalam lingkungan tanah, air dan udara, yang
4
pada akhirnya menembus rantai makanan. Kontaminan beracun yang masuk dalam rantai makanan pada akhirnya dapat memengaruhi kesehatan manusia, termasuk ibu dan anak. Upaya untuk mengurangi efek tersebut adalah dengan memisahkannya dari sampah kota, dan mengelolanya dengan benar. Upaya ini turut menunjang tercapainya tujuan keempat hingga ketujuh MDGs, yaitu berkurangnya tingkat kematian anak, meningkatnya kesehatan Ibu, pengendalian penyakit, dan tercapainya sustainabilitas lingkungan.
7. Skala analisa perilaku a. Potensi untuk bisa berdampak pada masalah Tidak memberikan dampak pada masalah Memberikan dampak pada masalah Memberikan dampak yang besar
b. Feasibility -
Tidak memberikan hasil yang tepat. Memberi hasil yang agak cepat, positif, yang dirasakan oleh Memberi hasil yang segera, positif dan cukup besar yang
c. Approximation -
Sangat berbeda Agak serupa Sangat serupa dengan apa yang dilakukan saat ini
d. Complex
-
Perlu banyak langkah dan latihan Agak gampang Sangat gampang dilaksanakan dan tidak perlu latihan
6
e. Cost
-
b. Perilaku membuang sampah pada tempatnya c. Membuat tempat pembuangan sampah yang ideal dan pengelolaannya. 9. Analisa sumber daya a. Dari pemerintah Penyediaan jasa pengambilan sampah yang rutin. b. Dari Lembaga Swadaya Masyarakat Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya perilaku membuang sampah pada tempatnya c. Dari Masyarakat Bersama-sama membuat tempat pembuangan sampah.
II.
MENETAPKAN SASARAN
7
A. SASARAN PRIMER Masyarakat yang menjadi sasaran langsung yakni para warga Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.
B. SASARAN SEKUNDER Para Kader, ketua RT dan RW, tokoh masyarakat yang berperan dalam membantu memberikan pendidikan serta contoh atau acuan perilaku kesehatan kepada warga Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.
III. MENETAPKAN TUJUAN A. TUJUAN UMUM Terciptanya perilaku membuang sampah pada tempatnya dikalangan masyarakat serta berperan serta dalam pembangunan kesehatan dan kebersihan lngkungan
B. TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan penjelasan dengan pendekatan kepada masyarakat mengenai
pengelolaan sampah.
2. Mengubah perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
2. SOCIAL SUPPORT a. Adanya contoh positif dari petugas kesehatan b. Tersedianya tempat pembuangan sampah c. Mengembangkan kemitraan dengan sektor lain
Mengkaji masalah dan perilaku yang berkaitan dengan masalah ketersediaan pembuangan dan pengelolaan sampah.
c.
10
V.
MENETAPKAN PESAN POKOK 1. 2. PERILAKU YANG DIHARAPKAN : Kebiasaan perilaku BAB di jamban sehat KEUNTUNGAN BAGI SASARAN : Kesehatan tubuh dan kebersihan lingkungan
3. ALASANNYA : dapat terhindar dari berbagai macam penyakit
4.
NADA PESAN : berupa selogan untuk mengajak masyarakat untuk BAB di jamban
5. 6.
SUMBER INFORMASI : berasal dari Depkes CONTOH PESAN POKOK AYO membiasakan diri BAB di jamban sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit dan untuk menjaga kebersihan lingkungan
11
VI.
MENETAPKAN SALURAN KOMUNIKASI JENIS APA 1. INTERPERSONAL a. Visit rumah b. Wawancara 2. CETAKAN a. Pamflet b. Slide 3. MEDIA MASSA 4. TRADISIONAL SASARAN TUJUAN BERAPA BESAR / BANYAK
Keluarga
Keluarga
12
VII.
NO. 1.
KET.
2.
Kampung Garapan
Pak Slamet
13