You are on page 1of 6

Ke Daftar Isi

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamalan serla Fasililas Nuklir PLTN Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG,PPTKR -BAIAN

TEKNIK ISOTOP UNTUK STUDI ASPEK HIDROLOGI SUATU KAWASAN FASILITAS NUKLIR
Oleh Wandowo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi - Badan Tenaga Atom Nasional

ABSTRAK
TEKNIK ISOTOP UNTUK STUDI ASPEK HIDROLOGI SUA TU KA W ASAN F ASILIT AS NUKLIR. Teknik isotop dalam hidrologi adalah suatu teknik yang komplethentair terhadap teknik konvensional yang ada. Diuraikan tentang adanya dua macam teknik isotop yaitu teknik dengan menggunakan isotop buatan dan teknik dengan menggunakan isotop alamo Teknik dengan perunut isotop buatan digunakan untuk mendapatkan informasi terhadap masalah tertentu terutama yang menyangkut dinamika suatu sistem hidrologi, misalnya kecepatan aliran, pola dispersi, transport sedimen dan rembesan air. Sedang isotop alam digunakan untuk mempelajari sis,tem hidrologi terutama yang menyangkut masalah air tanah. Teknik-teknik isotop dalam hidrologi yang diutarakan disini sangat berfaedah untuk menangani permasalahan yang mungkin timbul sebagai akibat pengembangan wilayah, terutama wilayah yang akan dikembangkan menjadi suatu pusat kegiatan dimana diperlukan pengelolaan sistem hidrologi yang sebaik-baiknya.

PENDAHULUAN Didalam penyiapan lahan untuk membangun suatu proyek perlu diadakan studi yang menyeluruh tentang kesesuaian dari lahan tersebut untuk digunakan sebagai lokasi dari proyek. Studi ini bukan saja mengenai aspek teknis, akan tetapijuga harus meliputi aspek non teknis, misalnya mengenai aspek sosial, politik dan budaya setempat. Salah satu aspek teknis yang perlu sekali diperhitungkan didalam penyiapan lahan tersebut adalah aspek hidrologis yang menyangkut masalah ketersediaan air, dinamika air, baikdinamikadari airtanah maupun air permukaan. Kita telah mengetahui bahwa air adalah merupakan kebutuhan mutlak dari manusia untuk dapat melakukan aktivitasnya, oleh karena itu pemanfaatan dan pengelolaannya harus dilakukan dengan sebaikbaiknya demi kelangsungan aktivitas manusia. Pembangunan suatu fasilitas nuklir seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, tentu akan mengkait kepada pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Hal ini tentu saja akan membawa konsekuensi terhadap pengembangan sarana lainnya. Tidak berbeda dengan pembangunan proyek besar lainnya, dalam membangun fasilitas nuklir dan sarana penunjang lainnya maka data tentang aspek hidrologi dilokasi proyek dan sekitamya sangat diperlukan, misalnya tentang asal-usul air tanah, arah gerakan air tanah, daerah resapan air tanah, arah gerakan sedimen pantai, parameter-parameter geohidrologi, dan lain sebagainya.

Data ten tang aspek hidrologi tersebut dapat diketahui dan dipelajari dengan berbagai metoda, antara lain dengan metoda teknik isotop. Aplikasi isotop dalam hidrologi adalah suatu teknikyang sifatnya komplementair terhadap teknik lain yang telah ada, sehingga data yang diperoleh dari penggunaan teknik isotop ini akan saling mendukung didalam penyediaan informasi untuk mengungkapkan fenomena dinamika air yang ada di alam ini. Ada dua macam teknik isotop yaitu teknik dengan menggunakan isotop buatan sebagai perunut dan teknik dengan menggunakan isotop alamo PRINSIP TEKNIK ISOTOP DALAM HIDROLOGI Isotoo sebal?:ai oerunut Penggunaan isotop sebagai perunutdalam hidrologi adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan terhadap suatu masalah tertentu yaitu terutama untuk menyelidiki dinamika suatu sistem dengan menandai sistem tersebut dengan suatu perunut. Segala peristiwa yang dialami oleh sistem akan dapat diikuti melalui observasi terhadap perunut. Untukdapatdipakai sebagai perunut maka suatu bahan harus memenuhi kriteria yaitu bahwa bahan perunut tersebut harus dapat menyatu atau menjadi bagian dari sistem yang diselidiki dan kehadirannya didalam sistem tidak akan menggangu, mengubah atau mempengaruhi sistem tersebut. Selain itu perunut harus mudah dideteksi, baik pendeteksian secara langsung atau secara pengambilan sampel. Jadi teknik perunut ini pada dasamya untuk men-diagnosa

249

Prosiding Seminar Te/wologi dan Keselamalan serla Fasililas Nuklir

PLTN

Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR -BArAN

suatu permasalahan. Karena permasalahan itu satu sama lain berbeda, maka sebelum penyelidikan dengan menggunakan perunut isotop itu dimulai, perlu dipclajari secara seksama tentang gejala dan penyimpangan yang dijumpai, kemudian barulah diadakan persiapan dan perencanaan untuk melaksanakan penelitiannya. Persia pan dan perencenaan ini pcrlu dilakukan dengan cermat, mengingat isotop yang akan digunakan sebagai perunut ini merupakan sumber terbuka, sehingga selain resiko terhadap bahaya radiasijuga adanya resiko bahaya kontaminasi.

d.

= (R. - R.t )/R'I

Isotop alam Aplikasi isotop buatan (artificial isotopes) dalam Hidrologi terbatas pada suatu permasalahan yang terjadi setempat (spot problems). Untuk mempelajari suatu sistem hidrologi yang mencakup kawasan yang luas maka penggunaan isotop buatan kurang dapat mewakili karena adanya keterbatasan yang menyangkut waktu paruh isotop terhadap kurun waktu dari dinamika sistem hidrologi yang akan diselidiki. Keterbatasan lainnya yaitu penggunaan isotop dengan aktivitas yang tinggi, hal ini akan menyangkut pada masalah proteksi radiasi terhadap keselamatan kerja. Untuksuatu sistem hidrologi yang menyangkut kawasan yang luas maka dapat dimanfaatkan isotop alam, yaitu dengan mempelajari BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG variasi konsentrasinya dalam sistem yang diselidiki. MENY ANGKUT ASPEK HIDROLOGI PADA Isotop alam yang dimaksud disini ialah isotop stabil KAWASAN FASILITAS NUKLIR. maupun radioaktifyang dapat berasosiasi dengan molekul Masalah vane: mcnvane:kut air pcrmukaan air atau menjadi bagian dari molekul air. Isotop alam Masalah yang menyangkut air permukaan antara yang penting untuk studi hidrologi ini ialah deuterium, tritium, 180 dan 14C, dimana tritium dan 14Ckeduanya lain ialah menentukan kecepatan aliran, dispersi, transadalah isotop yang radioaktif, sedangkan deuterium dan port sedimen, kebocoran sistem penampungan air dan 180adalah isotop yang stabil. Deterium, Tritium dan 180 lain sebagainya. merupakan isotop yang ideal untuk merunut dinamika air, karena ketiganya merupakan bagian dari molekul air 1. Menentukan kecepatan aliran. Didalam kawasanfasilitas nuklirataudaerah sekitaritu sendiri, sedang 14C biasanya terlarut sebagai CO2 dalam air. nya, mungkin saja dijumpai sungai-sungai yang mengalir dan berasal dari daerah yang elevasinya lebih tinggi. Kita mengetahui bahwa dialam ini air mengalami Apabila air sungai ini akan digunakan untuk berbagai penguapan dan kondensasi ( berubah fase ), yang terjadi keperluan, misalnya untuk memasok air pada pus at secara alamiah sebagai akibat dari perubahan suhu, penjemihan air, untuk memenuhi kebutuhan saranatekanan udara dan faktor-faktor alamiah lainnya, dan ini sarana penunjang fasilitas nuklir, sedangkan dilain fihak terjadi dalam suatu siklus yang dinamakan siklus misalnya air sungai tersebut juga masih dibutuhkan hidrologi. Didalam proses penguapan dan kondensasi untuk mengairi lahan pertanian dan untukeperluan yang inilah akan terjadi fraksinasi isotop, karena adanya berkaitan dengan fungsi-fungsi sungai pada umumnya. perbedaan masa dari atom hidrogen dan deuterium Agar distribusi air tersebut selalu memenuhi jumlah ataupun masa dari atom 160 dan 180,yaitu atom-atom yang diperlukan sepanjang musim kemarau atau musirn penyusun molekul air. Oleh karena itu konsentrasi isotop penghujan, maka debit aliran sungai tersebut harus stabil ( isotop berat ) dari sistem akan mengalami diketahui dan mudah dikontrol. Untuk itu perlu dibuat perubahan dari konsentrasi semula. Variasi konsentrasi suatu "discharge curve", yaitu hubungan antara tinggi isotop stabil deuterium dan 180 dalam molekul airsebagai akibat dari terjadinya proses-proses inilah yang akan relatif permukaan air dengan debitnya. Metode pengukuran debit sungai cara konvensional dipakai sebagai indikatortentang kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu sistem hidrologi. Konsentrasi isotop yaitu dengan current meter, namun metode current meter ini punya beberapa kelemahan dan risiko. Teknikdengan stabil didalam populasi suatu sistem dinyatakan dalam per-mil (0/00) relatif terhadap suatu standar ( Standard menggunakan perunut isotop dengan metode pengenceran dapat lebih cepat dan tepat bila dibandingkan dengan Mean Ocean Water = SMOW ), dan dapat ditulis : metode konvensional. Larutan isotop dengan aktivitas

dimana R. = ratio isotop ( deuterium/hidrogen atau oksigen-18/oksigen-16) dari sampel yang dianalisa dan R" adalah ratio isotop dari standar. Hubungan antara dl80 dengan dD dari sampel-sampel air hujan pada berbagai ketinggian telah dilakukan oleh IAEA dan WMO (World Meteorogical Organization) atas contoh-contoh dari stasiun curah hujan di seluruh dunia merupakan suatu garis yang biasa disebut "global meteoric water line" dan mempunyai persamaan D = 8180 + 10. Dalam berbagai studi hidrologi maka hubungan ini sangat penting untuk diketahui dan berguna sebagai reference didalam interpretasi terhadap anomali variasi konsentrasi isotop stabil dari sampel-sampel yang terkumpul. Hubungan antara deuterium dan 180untuk suatu daerah tertentu ini dinamakan "Local meteoric water line". Analisa konsentrasi deuterium dan oksogen18 dilakukan dengan spektrometer masa. Isotop alam lainnya yang sering dipakai dalam studi hidrologi selain isotop stabil deuterium dan oksigen18 adalah tritiUm dan karbon-14. Keduajenis isotop ini adalah bersifat radioaktif, dan dalam berbagai studi hidrologi berguna untuk memberikan indikasi terhadap umur air tanah.

250

Prosiding Seminar Telawlogi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuklir

PLTN

Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN

tertentu di-injeksikan kedalam aliran sungai pada segmen yang akan ditentukan debitnya, kemudian dilakukan pengukuran terhadap tingkat aktivitasnya pada bagian hilir dari aliran tersebut. Ada dua metode yaitu "constant rate injection" dan "instantinous injection", dan rumus penghitungan debit untuk masing-masing metode adalah

kedasar laut dan ditarik oleh perahu. Posisi dari perahu pada setiap saat ditentukan dengan sextant, atau trisponder. Perunut radioisotop yang sering digunakan untuk penelitian semacam ini ialah slCr, 46SC, InAu atau 1921r. Penelitian transport sedimen dengan perunut isotopsudah kerap dilakukan antara lain di daerah pelabuhan Tanjung Perak, Belawan, Bengkulu, Kalimantan Timur, Sunda Kelapa dan lain-lain.

= C/C x q dan Q = AlC.T

4. Bocoranlrembesan
Problema yang sering dihadapi pada suatu reservoir penampung air, misalnya bendung atau lainnya, adalah kekawatiran adanya kebocoran yang berasal dari I reservoirtersebut, yang dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Teknik dengan perunut isotop akan mudah membedakan apakah air bocoran itu berasal dari reservoir atau dari sumber lainnya. Beberapa contoh kegiatan yang pemah dilakukan misalnya waduk Wlingi di Blitar, Grembyangan di DIY, Widas di Nganjuk, Sampean Baru di Bondowoso dan bendung Raman di Lampung Tengah. Selain itu pemahjuga dilakukan studi untuk mencari lokasi rembesan suatu reservoir air di PUSRI Palembang. Aplikasi isotop alam untuk studi air tanah Seperti telah dikemukakan bahwa untuk studi hidrologiyang menyangkut kawasan yang luas, apalagi studi mengenai air tanah, maka penggunaan perunut isotop buatan kurang dapat memberikan gambaran yang menyeluruh pada sistem yang dipelajari. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang fenomena sistem hidrologi, maka dari interpretasi datadata tentang variasi konsentrasi isotop alam dari beberapa lokasi, dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh terhadap fenomena suatu sistem hidrologi. Suatu kasus yang banyak dijumpai, terutama didaerah perkotaan dekat pantai yang perkembangan pembangunannya sangat cepat, adalah intrusi air laut. Peristiwa ini dapat terjadi disebabkan oleh terganggunya keseimbangan dari sistem siklus hidrologis. Penyebab terganggunya keseimbangan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. terlalu banyaknya air tanah yang terambil untuk memenuhi kebutuhan ( over exploitation ). 2. terabaikannya pemeliharaan terhadap daerah"resapan. 3. sifat geohydrological setting atau informasi dari lapisan pengemban air ( aquifer) yang kapasitasnya memang kurang memadai. Akibat dari salah satu atau kesemua faktor tersebut maka dapat terjadi intrusi air laut yang makin lama dapat makin merasukke arah darat. Peristiwa intrusi ini terjadinya secara perlahan-lahan dengan disertai gejala penurunan kualitas airtanah, antara lain dapatditunjukkan dari kadar garam yang tinggi. Namun demikian kadar garam yang tinggi yang dijumpai pada contoh air tanah belum tentu berasal dari intrusi air laut saja, akan tetapi juga dapat berasal dari kelarutan garam-garam dari jenis batuan setempat.

dimana Q = debit, Co = konsentrasi ( cacahan relatip ) isotop yang di-injeksikan, C = konsentrasi rata-rata, q = rate of injection, M = aktifitas isotop yang digunakan, dan T adalah selang waktu dimana awan isotop melintasi detektor. Isotop yang sering digunakan sebagai perunut adalah 82Br karena isotop ini waktu paruhnya pendek, energi besar dan mempunyai sifat tidak teradsorbsi oleh partikel endapan. Pengukuran debitsungai dengan perunut isotop ini banyak dilakukan beberapa tahun yang lalu di sungai Cimanuk, Cisadane dan Ciliwung.

2. Menentukan pola dispersi


Teknik dengan menggunakan perunut isotop ini sangat bermanfaatdalam studi yang menyangkut masalah lingkungan. Misalnya untukmerencanakan pembuangan limbah cair ke lingkungan perairan pantai maka perlu diketahui bagaimana pola penyebaran limbah tersebut terhadap pengaruh dari kondisi-kondisi pasang surut, gel om bang dan sebagainya. Percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan isotop 82Br sebagai perunut, dan pemonitoran dilakukan dengan ditektor sintilasi yang digantungkan dan ditarik oleh sebuah perahu motor yang posisinya terus menerus diikuti dan ditentukan dengan sextan, teodol it atau trisponder. Dengan dem ikian anomali aktivitas dapat di-plot pada peta situasi sehingga didapat pola kontur penyebaran perunut. Studi semacam ini sangat berguna untuk saling melengkapi model-model matematis terhadap suatu kasus tertentu. Studi semacam ini telah dilakukan pada tahun 1975 di alur pelayaran pelabuhan Belawan, yaitu untuk melihat pola dispersi suspensi lumpur yang dibuang oleh kapal keruk. 3. Transport sedimen Data mengenai transport sedimen sepanjang pantai atau sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dan dilepas pada muaranya, sering kali diperlukan dalam rangka perencanaansuatushore construction, misalnya derrnaga, break water, penentuan posisi alur pelayaran dan sebagainya. Untuk mengetahui pola transport sedimen ini telah terbukti bahwa teknik perunut sangat efektif dalam menyajikan data yang dapat memberikan infom1asi mengenai arah transport, kecepatan danjumlah sedimen yang ditransport dalam kondisi hidrodinamik setempat. Cara penelitiannya ialah dengan melepaskan perunut radioaktifyang sifat-sifat fisisnya sesuai dengan sedimen setempat pada posisi yang telah ditetapkan. Setelah selang waktu beberapa hari maka penyebaran perunut itu dimonitor dengan sebuah detektor yang diturunkan ini

251

Prosiding Seminar Telaw/ogi dan Kesdamatan serta Fasi/itas Nuklir

PLTN

Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPl'KR - BATAN

Salah satu upaya untuk mcnctralisir atau paling tidak untuk mengurangi tcrjadinya introsi ini ialah dengan memperhatikan daerah resapan air yang akan memasok air tanah setempat. Untuk itu perlu sekali untuk mengetahui lokasi daerah resapan air tanah terse but, apakah airtanah itu berasal darijatuhan air hujan setempat yang meresap kedalam tanah ataukah dari resapan yang terjadi diluar daerah tersebut yang mungkin berasal dari daerah yang elevasinya lebih tinggi. Jadi didalam mempersiapkan suatu kawasan yang nantinya akan menjadi suatu pus at kegiatan dengan segala mata rantai pendukungnya, dim ana kebutuhan air juga akan diambil dari pemompaan air tanah, maka ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu pcmonitoran secara terahir terhadap kemungkinan adanya introsi air laut pada berbagai kedalaman air tanah, dan kedua adalah mcnentukan daerah rcsapan dari air tanah sctempat. Kedua hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan menggunakan isotop alam sebagai indikatornya. Intrusl air taut Adanya intrusi air laut dapat diminitor dari perubahan nilai konsentrasi isotop bcrat hidrogen dan oksigen diadalam molekul air dari sampel-sampel air tanah. Dari data geohidrologi tentunya sudah diketahui bagaimana struktur aquifer didaerah tersebut. Untuk itu perlu dibuat sumur-sumur bor pada berbagai kedalaman sesuai dengan kedalaman masing-masing aquifer, dan

sumur-sumur ini berfungsi tcrutama sebagai Sumur observasi sehingga harus dipelihara dan dijaga sebaikbaiknya agar dapat selalu dipakai sebagai temp at pengambilan sampel yang tetap untuk jangka waktu yang lama. Indikasi terjadinya intrusi ini berdasarkan adanya kenaikan konsentrasi isotop stabil deuterium dan ISO dari sampel disumur monitor. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi isotop stabil air laut dari kedua unsur tadi lebih tinggi ( enriched) dibandingkan dengan air tanah yang berasal dari air hujan ( depleted ). Ini disebabkan karena air laut yang terbuka terhadap atmosfer dan yang selalu menerima papa ran sinarmatahari, akan mengalami proses penguapan teros-meneros secara intensif, dan dalam proses ini terjadilah proses fraksinasi, yaitu molekul air yang menguap cenderung molekul yang tersusun oleh atom-atom yang lebih ringan, sedang molekul air yang tersusun oleh atom-atom yang lebih be rat akan cenderung tinggal sebagai fase cairo Karena proses ini terjadi secara terus-menerus sepanjang waktu maka proses enrichment air laut akan berlangsung teros. Hal sebaliknya terjadi terhadap molekuI' air yang menguap, yaitu bahwa uap relatif lebih depleted terhadap molekul yang tersusun dari atom-atom berat. Fenomena inilah yang dipakai sebagai indikatorterjadinya proses-proses yangmenyertai siklus hidrologi. Pemonitoran terhadap isotop stabil dari sumur-sumurobservasi ini perludilakukan sedini mungkin sebelum terjadi introsi.

Oksigen-18

.3

O-Intrusi air laut

-10

"
o o

tan ah

Gambar 1. Diagram komposisi isotop stabil deuterium vs

ISO

252

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuk/ir

PLTN

Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG,PPTKR -BEAN

Dacrah rcsapan air


Daerah resapan air adalah daerah dimana air hujan mudah ber-infiltrasi kedalam lapisan tanah sehingga menjadi air tanah. Lapisan tanah yang mempunyai sifat tersebut adalah lapisan tanah yang mempunyai permeabilitas tinggi. Sebaliknya apabilasukarmeloloskan air, maka dikatakan bahwa permeabilitasnya sangat rendah dan disebut lapisan kedaP air. Adanya lapisanlapisan tanah yang bersifat permeabel dan im-permeabel inilah maka letak daerah resapan kemungkinan dapat jauh dari aquifer setempat, misalnya didaerah lereng gunung atau dataran yang lebih tinggi. Seperti diketahui bahwa pada proses penguapan, molekul-molekul air yang disusun oleh atom-atom yang lebih ringan akan cenderung untuk lebih banyakmenguap dan menuju ke atmosfer. Ditempat ini uap air tersebut akan mengalami pendinginan yang akhirnya terkondensasi membentuk awan dan hujan. Selama berlangsungnya proses tersebut, molekul air yang lebih berat (HDO dan H2180 ) akan lebih dulu terkondensasi sebagai air hujan. Dengan demikian sisa uapnya akan mengalami pengurangan molekul berat ( depleted) dibandingkan dengan uap semula. Akibat dari peoses tersebut, hujan yang turon berikutnya mempunyai ratio D/H dan 1801'60 lebih kecil walaupun berasal dari uap yang sarna. Peristiwa ini dapat terjadi karena perbedaan suhu pada waktu terjadinya kondensasi sebagai akibat

dari perbedaan ketinggian. Dari terjadinya proses ini maka daerah resapan suatu aquifer dapat ditentukan dengan membandingkan konsentrasi isotop stabil dari aquifer tersebut dengan konsentrasi rata-rata air hujan yang diambil dari berbagai lokasi yang berbeda tingginya. Dengan demikian maka dapat diketahui apakah air didalam aquifer terse but berasal dari air hujan setempat atau berasal dari air hujan yang jatuh ditempat lain. Penelitian yang dilakukan oleh Z. Abidin di lapangan geothermal Kamojang dan Dieng menyimpuIkan bahwa daerah resapan di Kamojang terletak pada ketinggian sekitar 1400 meter, sedang untuk lapangan geothermal di Dieng terletak disekitar ketinggian 1700 meter. Dengan I diketahuinya daerah resapan air maka dalam usaha pengembangan wilayah dapat direncanakan langkahlangkah untuk memelihara daerah tersebut agar tetap berfungsi sebagai daerah resapan.

KESIMPULAN
Teknik isotop dalam hidrologi merupakan teknik yang spesifikdan telah terbukti banyaksekali manfaatnya dalam memberikan informasi terhadaP masalah-masalah yang ada. Untuk menyelesaikan masalah-masalah hidrologi yang timbul dalam rangka mempersiapkan suatu kawasan untuk pusat kegiatan fasilitas nuklir, maka penggunaan teknik isotop ini akan sangat bermanfaat.

DAFfAR PUSTAKA
1. Abidin Z., Wandowo, "Stable isotope study in geothermal field ofKamojang Techniques in Water Resources Development, Proc.Symp.IAEA 1991. and Dieng, Java island", Isotope

2. Alip, Z. Abidin, Djiono, "Oksigen-18 dan deuterium didalam air hujan pada elevasi yang berbeda", Risalah Simposium IV Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta 1989. 3. Wandowo, "Satus aplikasi isotop dalam hidrologi di Indonesia", Lokakarya Aplikasi Isotop dan Geokimia untuk Pengembangan Lapangan Panas Bumi, API-BATAN-IAEA, Jakarta 1992. 4. Guidebook on Nuclear Techniques in Hydrology, IAEA Technical Report Series No. 91, 1983.

253

Prosiding Seminar TehlOlogi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuklir

PLTN

Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN

Kegiatan Aplikasi Isotop dalam Hidrologi 1974 1973 1976 Panas Oanas bumi 1987 1990 Air sungai 1975 1978 1980 1981 1982 1986 Erosi bun1i 1983 1985 1976 CircbonKelapa Cikotok 1972 1970 Kebocoransedimen Br-82 PalembangJatim 1969 Tahun 1969 R.T.D 1992 1989 1988 Alam Sempor E.O.R. Pencampuran LokasiJabar Kalandi R.T.D. 1991 H-3 Daerah Jakarta Cisadane 1977 1984 Co-60 Kaltim Ir-192 Darma Br-82/Cr-51 Cimanuk Waduk Barn Gresik Jakarta jatimJatim 1-131. 1972 1971 Cr-51 Xe-133/H-3 Ir-l92 Wilalung Ramba Yogyakarta Pakan Jateng Cirebon Co-60/H-3 La-190 Bening P Cr-51/H-3 Br-82/I-131emas Lampunf PetrokimiaSerpong Cs-137/Alam Sulut Au-198/Ir-l92 Belawan Barn Au-198 Raman P-32/BrCr-52 Br-82/ Cr-51/Ir-l92Sby Survey Sunda Proses bumi Transpor scdimen NgantarAu-198 Jawa Pipa- polypig Gianyar Pupuk Krangkates Pipa tanah Debit - polypig IsotopetrokimiaMedanJatim Kegiatan Tanjung Tambang Periuk 1989 Kamojang Semarang Pusri Dieng Lahendong Prabumulih Kawah Jabar Pogung Selorejo Bengkulu Rentang Banjar PuspitekGalunggung Wlingi Sampean Krawang Waduk pulau(2) Citanduy Tg. PerakBali(1) Sempor Waduk Sumsel No. Kaltim 1-131

254

Ke Daftar Isi

You might also like