Professional Documents
Culture Documents
Engine Electrical
Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih bahasa oleh Training Material & Development.
Buku ini tidak boleh diperbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company.
http://training.hmc.co.kr
daniyusuf@gmail.com
Kata Pengantar
Peralatan listrik pada kendaraan bisa diibaratkan sama dengan sistem urat syaraf pada
manusia, bila ada kesalahan pada peralatan tersebut akan dapat mengakibatkan kerusakan
pada kendaraan. Karena itulah, diperlukan pengetahuan dasar mengenai peralatan elektrik.
Sekarang ini, struktur mekanis sudah menjadi semakin rumit untuk dapat memenuhi program
perlindungan pencemaran lingkungan dari gas berbahaya, sejak itu diadakan pergantian dari
yang menggunakan sistem mekanis menjadi sistem elektrik untuk meningkatkan performa
kendaraan. Karena banyaknya pengetahuan tentang kelistrikan, maka kita harus selalu
memperluas pengetahuan dan perkembangan peralatan elektrik yang dipakai pada kendraan.
Materi yang diberikan pada buku ini hanya berisi engine electrical secara umum. Untuk data
lebih rinci anda dapat melihat buku pedoman shopmanual.
Daftar Isi
1. Battery
1.1 Prinsip kerja battery ············································································································ 7
1.2 Tujuan penggunaan battery ································································································ 7
1.3 Jenis-jenis battery ··············································································································· 8
1.4 Struktur lead-acid battery, cara kerja charging dan discharging ········································ 9
1.5 Bermacam karakter lead-acid battery ··············································································· 16
1.6 Umur lead-acid battery ····································································································· 20
1.7 Mengganti lead-acid battery ····························································································· 20
1.8 MF battery ························································································································ 24
2. Starting System
2.1 The principles and kinds of the DC motor ········································································ 25
2.2 Start motor ························································································································ 29
2.3 Structure and operation of the start motor ········································································ 30
2.4 Starting-system trouble diagnosis ···················································································· 42
3. Charging System
3.1 Tujuan charging system ··································································································· 45
3.2 Arus single phase alternating dan arus 3-phase alternating ············································ 45
3.3 Direct current alternator ···································································································· 48
3.4 Alternating current alternator ···························································································· 52
3.5 Alternator regulator ··········································································································· 56
4. Ignition System
4.1 Maksud dari sistem pengapian·························································································· 61
4.2 Sistem pengapian dgn kontrol komputer ··········································································· 63
4.3 DLI (Distributor less Ignition) ···························································································· 75
4.4 Performa sistem pengapian······························································································· 80
MEMO
1. Battery
digunakan untuk electrolyte, lead peroxide digunakan untuk pelat positive (anode) dan pure
lead digunakan untuk pelat negative (cathode).
Fungsi battery untuk kendaraan harus bisa mengikuti kondisi sebagai berikut ;.
Harus bisa mensuplai seluruh peralatan listrik yang ada pada kendaraan.
Apabila alternator mengalamai kerusakan, battery harus bisa dipakai sebagai sumber listrik
pada saat kendaraan melaju.
Harus dapat mengatur kesimbangan antara output dari alternator dan beban pemakain.
Namun begitu, battery bukanlah merupakan sumber utama untuk peralatan elektrikyang ada
pada kendaraan. Ada satu tambahan peran lagi ketika mesin dihidupkan dan pada saat output
elektrik pada alternator lebih kecil dari output battery. Untuk itulah, hal yang paling penting
diperlukan dari peran battery adalah untuk menghidupkan mesin secara optimal.
positive (+), discharge lead (Pb) sebagai pelat electrode (cathode) negative (-) dan larutan
asam belerang (H2SO4) sebagai electrolyte. Kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai
berikut.
1.4 Struktur lead-acid battery serta proses kerja charging dan discharging
discharge lead pada pelat anode dan cathode, secara respek setelah serbuk lead atau serbuk
lead oxide powder merekat dengan larutan asam belerang maka dia akan menyebar pada
pelat metal-alloyed grid, dikeringkan dan berubah bentuk.
Grid (jaringan) harus mudah untuk ditangani, mempunyai konduksitas yang baik dan
mekanismenya cukup kuat, kompatibel beraksi dengan material dan mempunyai ketahanan
yang tinggi terhadap asam. Umumnya grid terbuat dari alloy untuk lead (Pb) dan antimony
(Sb). Lead peroxide, berwarna coklat gelap, mudah melekat oleh elektrolit karena dia mudah
menyerap, namun begitu, mudah terkoyak dari pelatnya karena mempunyai ikatan molekul
energi yang lemah. Gischarge lead, pelekatnya berwarna abu-abu, tidak mudah terkoyak dari
susunan grid karena energi ikatannya cukup kuat dan reaktif, namun demikian, partikel dari
sebuknya harus tersebar begitu battery digunakan sehingga sifat menyebapnya berkurang.
Begitu partikel kristal pada lead peroxide terkoyak dari pelatnya atau daya lekat pada pelat
negatif dikurangi, maka kapasitas dari battery akan berkurang; dan pada akhirnya usianya
juga akan lebih pendek. Pelat anode sifatnya lebih aktif sehingga pelat cathode terdiri dari
lebih dari satu plate untuk menaikkan kapasitas dan melindungi pelat negatifnya.
(2) Separator
Separator disisipkan diantara jejeran pelat anode dan cathode untuk mencegah agar tidak
terjadi short. Apabila pelat elektroda mengalami short karena kerusakan seperator, maka
energi listrik yang diisi pada battery akan bocor keluar.
Bahan yang dipakai untuk separator adalah resin fiber yang diperkuat, karet atau plastik yang
mempunyai daya serap kecil. Permukaan separator yang berulir menghadapke anode
electrode untuk melindungi karat dari lead peroxide dan mempercepat penghamburan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh separator adalah sebagai berikut.
Bukan konduktor.
Mudah menyerap untuk mempercepat penaburan elektrolit.
Mekanismenya harus cukup kuat dan dan tidak mudah berkarat oleh elektrolit.
Tidak menimbulkan bahaya terhadap elektroda.
(6) Elektrolit
Elektrolit adalah larutan asam belerang yang mempunyai tingkat kemurnian tinggi melalui
pencampuran alir sulingan dengan asam belerang. Elektrolit menyimpan energi ketika battery
di-charged dimana terjadi kontak antara elektrolit dengan pelat elektroda, dan akan
mengeluarkan energi listriknya ketika battery dipakai. Elektrolit juga berperan sebagai arus
litrik di dalam cell. Gravitasi elektrolit adalah sekitar 1.280 pada saat battery diisi penuh
dengan suhu 20 derajat celcius, dan dipakai sebabai nilai standar.
Dengan gravitasi standar, konditivitas belerangnya berada pada angka tertingi. Ketika battery
dipakai penuh, nilai gravitasinya adalah sekitar 1.050. Sebenarnya, elektrolit battery
mempunyai gravitasi yang lebih tinggi dari angka standarnya, untuk menaikkan gaya
electromotive dan menurunkan tahanan internal pada saat battery digunakan. Proses
pembuatan elektrolit adalah seperti berikut.
Vessel harus merupakan insulator (seperti ebonite atau plastic) ketika elektrolit tercampur.
Asam belerang tercampur ke air sulingan secara perlahan. Rasio campuran air sulingan
dan asam belerang adalah (1.400) 60% dan 40%.
Percampurannya dilakukan secara perlahan dengan cara mengaduknya dan kemudian
didiamkan sejenak.
Pengaturan gravitasi pada elektrolit untuk 1.280 adalah 20 derajat celcius.
Jika sisa battery tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama, amka elektroda bisa
menjadi lead sulfate secara permane atau timbul bermacam kerusakan, sehingga battery tidak
dapat digunakan lagi.
Jika berat jenisnya adalah 1.200 (20 derat celcius), battery harus diisi ulang (charged). Jika
battery disimpan dalam jangka waktu yang lama, maka battery tersebut harus diisi kembali
sedikitnya satu kali untuk 15 hari. Rumus untuk mendapatkan angka discharge berdasarkan
berat jenisnya, adalah sebagai berikut.
S20 = St + 0.0007x(t-20)
Dimana, S20: Berat jenis dengan temperatur standar (20),
St: berat jenis pada saat diukur dengan temperatur t derajat celcius
0.0007: Koefisien temperature
t: Temperatur elektrolit pada saat mengukur berat jenis
Rubber
bulb
Scale
Float
Suction
tube
Measuring window
Electrolyte Antifreeze
Dan untuk tipe optical refraction gravimeter, buka light refraction cover, ambil beberapa
elektrolit menggunakan batang pengukur, rekatkan ke gelas pengukur, tutup refraction cover,
balikkan cover ke arah depan secara perlahan, lihat lensanya yang terdapat leveling
gravimeter, kemudian baca titik skala batas antara sisi gelap dan terang.
external (charger atau alternator), reaksi material pada anode dan cathode dilarutkan ke dalam
lead sulfate dan selama proses discharge berlangsung akan dirubah ke dalam lead dan
sulfuric radicals.
Air sulingan dilarutkan ke dalam oxygen dan hydrogen. Sulfuric radical yang dilarutkan dari
lead sulfate dipertemukan dengan hydrogen untuk membuat asam belerang yang pada
akhirnya berubah menjadi asam belerang. Oleh karena itulah, densitas asam belerang
meningkat dan berat jenisnya juga akan ikut naik. Kemudian pelat anode dikonversikan ke
dalam lead peroxide dan pelat cathode konversikan menjadi discharge lead. Gambar 1-14
memperlihatkan kurva hubungan antara tegangan dan berat jenis elektrolit berdasarkan waktu
pengisiannya (charging time).
16V, maka tengannya sudah mempunyai angka yang tetap. Diakhir proses pengisian, anode
akan menghasilkan banyak oxygen dan cathode akan menghasilkan banyak hydrogen. Gas-
gas ini menutup pelat-pelat dan selanjutnya tahanan internal akan meningkat. Karena itulah,
agar arus dapat mengalalir konstan, tegangan terminal harus naik. Setelah proses pengisian
selesai, hanya air sulingan lah yang menyerap oleh elektrolit, sehingga jumlah gas yang akan
menjadi jenuh dan tegangan distabilkan. Tegangan terminal selama proses pengisian adalah
sebagai berikut.
Et = Eo + Ic x r
Here, Et : Voltage yg dipakai ke terminal,
Eo :Gaya Electromotive
Ic : Arus yang keluar
r : Tahanan internal
Berdasarkan persamaan diatas, ketika proses pengisian dilakukan pada temperatur rendah
diamana tehanan internalnya tinggi, maka tegangan terminalnya akan naik. Artinya adalah
arus pengisian akan dikurangi, begitu temperaturnya rendah, ketika battery di-charged dengan
arus konstan menggunakan charger atau alternator.
Ampere Hour rate (AH) = Discharging current (A) X Continuous Discharging time till Final
voltage (H)
B. 25-Ampere Rate
25-Ampere rate adalah waktu sampai cell mencapai 1.75V ketika arus battery dipakai (25A)
pada suhu 26.6 derajat celcius. Ini cukup mewakili performa battery untuk mensuplai arus ke
peralatan elektrik ketika alternator mengalami malfungsi.
Apabila battery tidak dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama, mak kemungkinan battery
tersebut akan mengalami self-discharge sampai over discharge. Jika battery mengalami
over discharged, maka elektrodanya dapat berubah menjadi lead sulfate permanen
sehingga battery tersebut tidak dapat digunakan kembali.
Besarnya self-discharge diwakili dalam persentase (%) dari kapasitas umum battery, yaitu
0.3~1.5% dari kapasitas aktual untuk 24 jam. Besarnya self-discharge berhubungan dnegan
Cara penghubungan battery adalah dengan menghubungkan terminal (+) pada battery ke
terminal (+) pada charger dan terminal (-) pada battery ke terminal (-) pada charger, dan untuk
mengatur tegangan output-nya adalah dengan menggunakan selection switch. Untuk
mengganti multiple batteries menggunakan satu charger pada saat yang bersamaan, ada
serial charging dan parallel charging seperti tampak pada gambar Fig. 1-21.
Disini gas hydrogen gas adalah gas yang berbahaya karena marupakan gas yang mudah
meledak, sehingga hati-hati jangan sampai terkena api.
d. Pada saat proses pengisian selesai, apabila berat jenis elektrolit dengan temperatur 20
derajat celcius adalah lebih dari 1.280, maka perlu ditambah air sulingan untuk mengatur
agar berat jenisnya berada dilevel 1.280.
Fig. 1-22 karakteristik pengisian arus dan tegangan pada constant current charge
Fig. 1-23 Karakteristik pengisian arus dan tengangan pada constant voltage charge.
Ketika melakukan quick charge maka perlu diperlatikan hal sebagai berikut.
a. Jika user ingin melakukan quick charge dimana battery tidak dilepas dari kendaraan,
seluruh kabel harus dipisahkan dari kutup terminal (+) dan (-). Kemudian clip pada charger
dipasang dengan benar (hal ini untuk melindungi diode alternator).
b. Arus yang diisi harus 50% dari kapasitasnya, jangan sampai lebih.
c. Quick charge harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
d. Jika temperatur elektrolitnya lebih dari 45 derajat celcius, arus yang diisi harus dikurangi
atau proses pengisiannya harus ditunda dan dilanjutkan apabila temperaturnya sudah lebih
rendah.
1.8 MF battery
Battery MF (Maintenance Free) juga adalah lead-acid battery hasil pengembangan dari battery
normal untuk melindungi agar elektrolit tidak berkurang karena reaksi gas yang dibangkitkan
dariself-discharge atau reaksi kimia, dan mengurangi proses perawatan dan pemeriksaan.
Keunggulan battery MF adalah sebagai berikut;
Perbedaan mendasar antara battery MF dan battery normal adalah pada material, metode
pembuatan dan bentuk grid. Material untuk grid adalah campuran lead-antimony yang
mempunyai antimony (Sb) sedikit atau campuran lead-calcium. Antimony, digunakan pada grid
battery normal, bahan ini digukanan untuk meningkatkan kekuatan mekanis pada grid dan
agar proses pembuatan oleh pabrik menjadi lebih mudah. Dan dapat diekstrak dari permukaan
elektroda sehingga pemusatan battery bisa terbentuk. kemudian, self-discharge bisa
dipercepat dan tegangan yang diisi dapat dikurangi. Ketika isi tegangan konstan dipakai pada
kendaraan,arus pengisiannya akan dinaikkan secara bertahap sehingga elektrolit dari air
suling akan lebih aktif. Untuk mencegah gejala ini, jika battery MF terbuat dari bahan
campuran terdiri dari sedikit antimony atau
lead-calcium, maka pengurangan elektrolit
dan self-discharge akan terhindari. Metode
pembuatan untuk grid adalah dengan
membuat susunan pelat besi melalui
proses mekanikal seperti tempaan
lembaran baja, sehingga kualitas dan
produktivitasnya meningkat. Dengan
memakai sebuah catalyst plug untuk
memisahkan oxygen dan hydrogen gases
ke air suling lagi, sehingga tidak perlu ada
lagi penambahan air suling.
2. Starting System
Mesin mobil bekerja dengan empat langkah yaitu langkah masuk, langkah kompresi, langkah
pembakaran dan langkah buang. Diantara langkah-langkah tersebut, energi untuk
menggerakkan mesin hanya dihasilkan
dari langkah pembakaran, dan energi
tersebut dikirim ke flywheel dan output
melalui gerakan putaran secara terus-
menerus oleh gaya inersia pada flywheel.
Pada saat starting mesin, diperlukan daya
untuk intake awal dan langkah kompresi
harus disuplai dari luar untuk memutar
crankshaft. Pada saat tersebut diperlukan
battery, starting motor, ignition switch dan
wiring.
Gambar (a): begitu arus mengalir dari armarture coil B ke coil A, gaya electromagnetic pada
coil A diberikan ke arah atas dan coil B di berikan ke arah bawah. Karena itulah, armature
akan berputar ke kiri (kebalikan arah jarum jam).
Gambar (b): Pada saat armature berputar 90 derajat ke tengah coil, aru tidak lagi mengalir
melalui armature. Karena itulah armature tetap berputar melalui gerakan inersia-nya.
Gambar (c): armature berputar, coil A dan coil B ditempatkan dengan posisi terbalik dari
gambar (a). Namun begitu, arah arusnya tidak berubah oleh brush, sehingga arah gaya
electromagnetic sama seperti pada gambar (a) meskipn arusnya dialirkan dari coil A ke coil B.
karena itulah armature akan berputar ke arah kiri (kebalikan arah jarum jam).
armature-nya adalah kebalikan dari kecepatan motor. Grafik karakternya terlihat pada gambar
2-5 dibawah ini. Seperti terlihat pada grafik, ketika kecepatannya rendah (bebannya tinggi),
gaya putarnya akan tinggi karena arus pada armature naik, oleh karena itulah gulungan motor
secara series pada motor dc umumnya dipakai untuk starting motor.
tinggi), maka gaya putarnya akan meningkat, namun rasio kenaikannya lebih kecil dibanding
dengan tipe gulungan series.
Pada saat mesin di-start , gaya putar yng diperlukan pada motor starter untuk memutar crank
shaft melawan tahanan putar disebut dengan starting rotation force (gaya putar starter). Gaya
putar starter dapat dinaikkan dengan cara memperbesar rasio antara flywheel ring gear dan
pinion gear (sekitar 10~15:1). Rasio ini dapat diperloleh dengan persamaan sebagai berikut.
Gaya putar motor ini akan besar begitu voleme cylinder volume atau rasio kompresinya besar,
begitu juga pengaruh dari tempratur luar.
crankshaft. Jika kecepatan putarannya terlalu rendah, maka gas yang ditekan antara cylinder
dan piston akan lemah, sehingga tekanan kompresi untuk starting dapat diperoleh. Untuk
mesin bensin, jika tegangan yang disuplai ke ignition coil terlalu rendah, maka pengapiannya
akan gagal. Untuk mesin diesel, jika kompresi adiabatic tidak mencukupi untuk dilakukan,
maka selanjutnya temperatur untuk membakar bahan bakar tidak akan dapat diperoleh. Batas
terendah kecepatan putaran untuk menghidupkan mesin disebut dengan minimum starting
rotation speed (kecepatan putar starting minimal).
Kecepatan putaran mesin diesel sedikit lebih besar dibanding dengan mesin bensin.
Umumnya kecepatan putaran minimal akan tinggi begitu temperaturnya tinggi. Juga beragam
tergantung dari jumlah cylinder, jumlah siklus, bentuk ruang bakar, jenis pengapian dan
seterusnya.
Untuk mesin 2 tak, kecepatan putaran minimum adalah sekitar 150~200 rpm dengan suhu - 15
derat celcius. Untuk mesin 4 langkah, putarannya lebih dari 100rpm untuk mesin bensin, dan
180 rpm untuk mesin diesel.
gear. Ketika temperaturnya rendah, tingkat kekentalan oli pelumas akan naik, sehingga
tahanan putar dari mesin juga akan naik. Namun, gaya putar penggeraknya akan berkurang
karena penurunan kapasitas battery.
Ketika komponen utama ini ukuran dan banyaknya kutub dan brush berbeda, mengikuti
tegangan sumber dan outputnya. Namun demikian umumnya struktur dan prinsip kerjanya
adalah sama.
A. Armature
Armature terdiri dari shaft dan inti besi, kemajemukan gulungan armature coil yang dibungkus
disekelilingnya dan commutator. Kedua ujung shaft ditopang oleh bearing dan dapat berputar
dengan inti besi yoke. Shaft pada armature terbuat dari baja khusus untuk mencegah agat
tidak mudah patah, penyok atau berubah dari gaya yang besar. Shaft tersebut mempunyai
satu spline dimana pinion bisa meluncur. Shaft tersebut harus kuat agar tidak mudah aus.
Inti besi dari armature terdiri dari banyak lembaran baja tipis yang dibungkus dan dilekatkan
untuk mengalirkan magnetic flux dengan baik dan untuk mengurangi pusaran arus. Bahannya
terdiri dari besi, nikel atau cobalt yang mempunyai daya permanen magnet yang besar. Untuk
daerah luarnya, ada slot untuk armature coil
dengan tujuan agar inti besinya tidak Overrunning Armature
overheating. Inti besi pada armature akan Clutch
menjadi sirkuit magnetik bagi medan
magnet yang dihasilkan dari inti kutub dan
merubah gaya electromagnetic yang
dihasilkan diantara gaya magnetik dari inti
kutub dan armature coil ke gaya putar.
Pinion
Karena itulah, semakin besar armature coil, Reduction Gear
maka semakin besar pula gaya putarnya.
B. Commutator
Seperti tampak pada gambar 2-16, ada beberapa pelat tembaga commutator yang disusun
dalam bentuk melingkar dengan insulator (mica) diantara pelat tersebut. Armature coil disolder
dengan pelat commutator. Dengan cara tersebut maka arus dapat mengalir dari brush dalam
satu arah ke armature coil.
Bagian dalam komponen commutator lebih tipis dari komponen bagian luar. Untuk mencegah
agar tidak tidak lepas, maka komponen ini digabungkan dengan mica berbentuk V atau ring
penjepit berbentuk V. masing potongan pelat commutator dibungkus oleh mica yang
mempunyai ketebalan sekitar 1mm dan diameter is 0.5~0.8mm (max 0.2mm) lebih kecil dari
diamter luar commutator. Bagian kecil ini disebut dengan under cut yang mempunyai peran
penting dalam melindungi commutator dari pemutusan, penyelarasan yang kurang baik, atau
kerusakan karena getaran. Pelama berputar commutator selalu dihubungkan dengan brush,
sehingga terdapat arus yang besar diantara brush dan commutator. Karena itulah
temperaturnya bisa tinggi dan mudah rusak. Karena itulah komponen start motor kuat dan
tahan lama.
B. Field coil
Adalah coil yang sekelilingnya dililit dengan inti kutub untuk menghasilkan medan magnet.
Sesuai dnegan arus besar yang mengalir melaluinya, maka field coil ini terbuat dari kawat
tembaga persegi.
D. Bearing
Karena kerja start motor cukup berat dan dijalankan dalam waktu yang singkat, maka start
motor mengguankan bearing tipe bushing. Bearing-nya ada slot untuk pelumasan. Lebih
disukai bearing yang olinya sedikit.
Fungsi kerja dari excite coil adalah untuk menghasilkan gaya magnetik dengan cara
mengalirkan arus battery current berdasarkan penutupan start switch (atau dari kunci kontak)
dan untuk menarik plunger ke atas. Melalui gerakan plunger, contact disk dijakankan untuk
menghubungkan kedua titik kontak, pada saat yang bersamaan, shift lever akan tertarik untuk
menggeser pinion sehingga pinion dapat bertemu dengan engine fly wheel ring gear. Cara
kerja solenoid adalah sebagai berikut ;
Ketika starting switch ditutup, arus akan mengalir dari starting switch ke pull-in coil sehingga
plunger secara tiba-tiba akan tertarik dan kemudian contact disk kedua titik kontak tertutup.
Pada saat yang bersamaan, karena plunger tertarik, maka pinion terdorong ke flywheel ring
gear. Pada saat tersebut, arus besar akan mengalir dari terminal (+) battery ke terminal start
motor (M terminal) melalui terminal battery (B terminal) dari solenoid switch. Arus dari terminal
start motor mengalir melalui field coil • (+) brush • commutator • armature coil • commutator
• (-) brush • ground untuk memutar armature dan kemudian mesin diputar (cranking).
Begitu plunger ditarik dan kedua titik kontak terhubung ke contact disk, maka pull in coil
terbuka oleh contact disk sehingga arus tidak mengalir melalui pull in coil dan gaya tarik dari
pull-in coil menjadi nol. Karena itulah, plunger akan kembali keposisi semula karena tertarik
oleh return spring sehingga titik temu antara pinion dan ring gear akan terlepas. Pada saat
tersebut, hold-in coil akan merintangi agar supaya plunger tidak kembali ke posisi aslinya
karena gaya return spring dan agar pinion tidak terpisah dari ring gear karena getaran yang
diakibatkan selama mesin cranking.
Setelah mesin hidup, jika kunci kontak dilepas ke posisi on, maka pada saat tersebut contact
disk akan tertutup, karena itulah arus pada pull-in coil arusnya akan terbalik mengalir dari
terminal start motor terminal (M terminal). Sehingga arah medan magnet pull-in coil juga akan
terbalik dan kemudian gaya magnetik pada hold-in coil dan pull-in coil satu sama lainnya
dibatalkan. Karena itulah, plunger kembali karena gaya tarik dari return spring, pinion
dipisahkah dari ring gear dan contact disk akan terbuka. Begitu pull-in coil dihubungkan secara
serial dengan battery dan start motor, maka disebut dengan serial coil atau current coil. Begitu
hold-in coil dihubungkan secara parallel, maka itu disebut dengan shunt coil atau voltage coil.
Cara kerja tipe roller adalah sebagai berikut; berdasarkan putaran armature shaft, outer race
akan berputar dengan arah seperti tampak pada gambar Fig 2-22, namun, inner race tidak
bergerak sehingga roller bergerak disepanjang bagian luar outer race. Pada saat tersebut,
sesuai dengan perbedaan kecepatan putaran antara outer race dan inner race, maka roller are
akan terdorong menyempit ke sisi groove sehingga inner race dan outer race menjadi
terpasang. Karena itulah, gaya putar pada armature shaft akan disalurkan ke pinion untuk
memutar mesin.
Setelah mesin dihidupkan, begitu pinion ring disatukan dengan ring gear selama solenoid
bekerja, maka pinion akan diputar oleh fly wheel. Pada saat tersebut, kecepatan inner race
akan lebih cepat dari outer race, sehingga arah putaran roller akan terbalik. Karena itulah, the
roller akan bergerak melebar ke sisi groove, dan celah antara inner race dan outer race akan
menjadi lebar sehingga mereka akan saling meluncur satu sama lainnya dan gaya putar pada
fly wheel yang disalurkan ke pinion tidak akan terkirim lagi.
Tipe roller ini menggunakan sekitar 4~5 roller. Karena tipe ini ukuran dan beratnya ringan,
gaya inersia yang ditimbulkan pada saat kedua gears disatukan adalah kecil sehingga tingkat
kerusakan pinion atau ring gear adalah sedikit. Namun demikian, karena kontak permukaan
roller untuk menyalurkan gaya penggerak adalah kecil, maka sebagian sisinya akan sering aus
sehingga dapat membuat kesalahan apabila daya penggerak yang disalurkannya cukup besar.
Tipe ini terbagi dalam dua tipe yaitu tipe manual dan tipe elektrik. Sekarang ini yang banyak
digunakan adalah tipe elektrik sehingga yang akan kita bahas hanya tipe elektrik ini. Tipe
elektrik menggunakan menggunakan solenoid switch, adan cara kerjanya adalah sebagai
berikut.
c. Arus dari pull-in coil mengalir ke field coil, brush, commutator dan armature coil yang ada
pada start motor melalui terminal start motor (M terminal) pada solenoid switch dan
armature mulai berputar.
d. Plunger pada solenoid switct tertarik ke dalam sehingga dia menarik shift lever, kemudian
pinion pada start motor didorong oleh shift lever untuk bertemu dengan fly wheel ring gear.
e. Dengan menarik plunger, contact plate pada solenoid switch menutup kedua titik kontak.
f. Begitu arus mengalir dari battery ke field coil dan armature coil melalui kabel, start motor
akan mulai berputar dengan tenaga yang besar untuk memutar engine.
Fig 2-27 Struktur dan diagram sirkuit pada diagram armature perturbation type
Tipe ini umumnya digunakan untuk mesin diesel. Seperti tampak pada gambar Fig 2-27, pinion
dipasang di ujung depan armature dan bagian tengah armature core dan di tengah pole (yoke)
core. Solenoid switch dipasang diatas bodi start motor dan digerakkan oleh start switch dan
gerakan armature. Field coil terdiri dari primary field coil untuk menggerakkan gaya putaran
dan auxiliary field coil untuk menggerakkan armature.
a. Pada saat start switch tertutup (ON), solenoid switch digerakkan dan titik kontak bagian
atas dari movable contact plate tertutup.
b. Di titik kontak atas, begitu arus mengalir ke auxiliary field coil sehingga inti kutup menjadi
magnet, armature core tertarik ke bagian tengah inti kutub oleh daya magnetik.
c. Pada saat tersebut, begitu arus juga mengalir di dalam armature coil, armature mulai
berputar dan bergerak untuk menggerakkan pinion dan ring gear.
d. Dengan menyelesaikan gerakan armature, titik kontak bagian bawah solenoid switch dan
titik kontak pelat yang dapat bergerak akan ditutup.
e. Dalam sirkuit yang dibentuk oleh penutupan movable contact plate, arus dari battery
mengalir ke primary field coil dan armature coil untuk memutar engine.
f. Setelah mesin dihidupkan, pinion diputar oleh fly wheel ring gear. Pada saat tersebut,
penyaluran gaya putar mesin ke armature diputus oleh multi-plate type overrunning clutch.
g. Pada saat beban start motor diperingan melalui pengereman gaya putar mesin, arus field
juga dikurangi dan dayanya juga melemah sehingga armature returns back kembali ke
posisi semula oleh return spring dan pinion, dan kemudian ring gear satu sama lain akan
dipisah.
Pada start motor tipe ini, ketika pinion dan armature bergerak dalam satu bodi, maka kejutan
yang diberikan ke fly wheel ring gear menjadi sangat besar. Karena itulah, kedua gear mudah
rusak. Untuk mencegah kerusakan ini, pinion tersebut harus terbuat dari bahan lembut untuk
melindungi ring gear.
2.4.8 Mesin dapat diputar dengan nomal namun tidak bisa sampai mesin hidup
apabila mesin dapat diputar dengan kecepatan normal, artinya sistem starting-nya sudah baik.
Maka kerusakannya ada pada bagian lain. Item 7 pada gambar daftar 2-29 adalah
kemungkinan penyebabnya.
3. Charging System
3.1 Tujuan charging system
Ada dua macam alternator yang dipakai pada kendaraan yaitu alternator direct current (DC)
dan alternator alternating current (AC). Dalam beberapa hal charging system pada kendaraan
harus mengeluarkan output berupa sinyal elektrik secara serial untuk mengisi battery. Karena
itulah alternator DC mengeluarkan output penyelarasan arus alternating yang dibuat oleh
armature coil dengan menggunakan commutator dan brush, sebaliknya alternator AC
mendapatkan output arus alternator alternator dari stator coil dan arus alternatif ini dirubah ke
arus langsung oleh rectifying melalui dioda silicon.
p
×N
N ×P
f = 2 =
60 120
In the case of the Y-connection, the line voltage is •3 times of the phase voltage, and in the
case of tri angle connection, the line current is •3 times of phase current. Therefore, if the coil
winding is the same with the alternator having same capacity, then the Y-connection can make
higher electromotive force than the tri angle connection. So, AC alternator for vehicle can get
high voltage in low speed and generally uses the Y-connection, which can utilize middle
voltage point. However, for large output, the tri angle connection is used.
3.2.3 Rectifier
The current made form the rotary type alternator rotated by mechanical force is alternating
current so it should be converted into direct current to use as the vehicle power source. To
convert the alternating current into the direct current is the "rectify" and the device for rectifying
is the "rectifier." The rectifier is made of various material such as mineral, metal, semiconductor,
and vacuum tube for the purpose.
Untuk penyelarasnya, terdapat tiga dioda silicon untuk alternator AC yaitu dioda germanium
untuk regulator tegangan, dan tungar bulb rectifier, selenium rectifier serta silicon rectifier
untuk battery charger.
Ketika beban dihubungkan ke brush, arus langsung (direct current) seperti tampak pada
gambar 3-11 akan mengalir. Pada alternator DC, armature coil dililitkan secara tumpang tindih
dengan neighbored coil, sehingga gaya electromotive dari masing-masing coil di-overlapped,
karena itulah output-nya sedikit.
A. Shunt alternator
Shunt alternator susunannya adalah field pole coil dihubungkan secara parallel ke armature,
Gambar 3-13. cara lain menyebutkan istilah parallel adalah shunt. Medan gulungannya terdiri
dari banyak lilitan kawat kecil. Komponen yang digunakan untuk menghasilkan arus yang
menghasilkan medan magnet di dalam lilitan kutubnya, berukuran kecil. Total arus yang
dihantarkan ke beban, untuk selanjutnya arus output-nya dapat beragam tergantung dari
beban yang diberikannya. Field flux (garis-garis magnet) perbedaannya tidak begitu tinggi.
Karena itulah, tegangan terminalnya tetap konstan meskipun bebannya bermacam. Jenis
alternator ini harus benar-benar mempertimbangkan mesin yang tegangannya tetap.
semua mesin dirancang untuk melakukan suatu perkerjaan tertentu. Jika overloaded maka
umurnya akan lebih pendek. Sama seperti pada
mesin umumnya, usia alternator dapat menjadi
lebih pendek apabila mengalami overload.
Ketika mengalami overloaded, terminal
tegangan shunt alternator akan turun dengan
cepat. Arus yang berlebihan dapat
menyebabkan lilitan pada armature menjadi
panas. Panas tersebut dapat menyebabkan
alternator gagal berfungsi karena pengrusakan
lapisan tipis yang menutupi kawat armature.
B. Series alternator
Untuk series alternator sesuai dengan namanya maka bidang gulungannya dililit oleh kabel
secara series dengan armature dan load. Seperti pada skeksa alternator Gambar 3-14.
Gulungan secara series akan menghasilkan tegangan yang naik turun ke beban alternator .
Begitu arusnya meningkat atau menurun karena adanya beban, tegangan pada terminal
output alternator akan naik atau turun secara drastis. Karena perbedaan yang besar pada
tegangan output, maka sangat tidak praktis menggunakan alternator ini jika bebanya
bermacam. Gambar 3-14. adalah alternator yang digulung secara series.
C. Compound alternator
Compound alternator menggunakan metode keduanya yaitu gabungan antara gulungan
secara series dan paraller. Gulungan series sering menggunakan kawat yang besar dengan
lilitan sedikit. Ukuran kawat untuk gulungan series umumnya besarnya sama dengan yang
dipakai oleh armature conductor.
Gulungan secara serie ini harus bisa menghantarkan sejumlah arus sama seperti pada
armature. Gulungan series ditempatkan pada kutub yang sama dengan gulungan shunt.
Kedua gulungan ditambahkan ke bidang yang
kuat dari medan kutub alternator. Jika
keduanya bereaksi dengan arah dan polaritas
yang sama, maka naiknya beban akan
menyebabkan kanaikan arus di dalam coil
serie. Kenaikan arus ini akan menaikkan
medan magnet dan output terminal tegangan.
Medan ini disebut sebagai tambahan. Hasil
dari medan ini adalah penjumlahan dari kedua
coil. Namun, arus yang mengalir melalui
gulungan serie dapat menghasilkan titik jenuh
magnet dari intinya. Titik jenuh ini adalah hasil
dari penurunan tegangan ketika bebannya
meningkat.
Karakteristik terminal tegangannya akan
tergantung dari derajat penggabungannya.
Suatu compound alternator, yang tetap
mempertahankan tegangannya baik ketika
bebannya penuh maupun kosong, dan
alternator ini disebut dengan flat-compounded
alternator. Compounded alternator yang terlalu
over dapat menurunkan tegangan pada saat
beban arusnya penuh.
Bermacam beban dapat ditempatkan secara
parallel dengan gulungan serie untuk
menyesuaikan derajat penggabungannya.
Gambar 3-15 menunjukkan diagram skematik
gulungan alternator shunt, serie, dan
compound.
Gambar 3-15 Perbandingan wiring diagrams alternator shunt, serie, dan compound
(1) Armature
Armature adalah alat untuk membangkitkan arus dengan cara berputar di dalam bidang
manget. Seperti tampak pada gambar 3-16, alternator terdiri dari armature core, armature coil,
dan commutator shaft. Armature core terbuat dari banyak pelat baja silicon tipis dan dililitkan
oleh coil yang mempunyai tutup pembungkus di bagian celah luarnya. Metode menggulung
pada armature coil ada dua macam yaitu jenis wave winding dan lap winding. Dan yang
kebanyakan dipakai adalah jenis lap winding.
Dibandingkan dengan armature pada start motor, dimana arus alternator lebih kecil, maka coil
yang dibuat untuk alternator kawatnya juga lebih kecil. Namun demikian, untuk mendapatkan
gaya electromotive yang besar, maka coil tersebut terdiri dari banyak gulungan dan kawat
yang sisipkan ke dalam satu slit (celah). Kedua ujung armature disolder pada commutator.
Arus alternatif (AC) yang dihasilkan pada armature coil diselaraskan untuk kemudian dirubah
ke arus langsung oleh commutator dan brush yang bergerak pada commutator. Ketika
alternator DC berputar secara terus-menerus mengikuti putaran mesin, kedua ujungnya harus
ditopang oleh ball bearing yaitu diujung frame dan ujung satunya lagi disekrup agar pas
dengan pulley.
(2) Pole core (inti kutub) & Field coil (bidang coil)
Inti kutup yang menopang field coil di dalam yoke dipasang dengan menggunakan screw (baut
sektrup). Inti kutub menjadi suatu electromagnet dengan membentuk kutub N dan kutub S
pada saat arus mengalir ke dalam field coil. Field coil adalah coil yang dililitkan disekeliling inti
kutub dan memberikan daya magnet ke inti kucub pada saat arus mengalirinya.
Alaternator DC mempunyai sedikit tingkat residual magnetis (sisa magnet) pada inti kutubnya
meskipun arusnya tidak mengalir ke dalam field coil sehingga pembangkitan listriknya dimulai
berdasarkan sisa magnet tersebut (residual magnetism). Field coil dan armature coil
dihubungkan secara serial (jenis shunt winding).
Sesuai dengan metode grounding yang dipakai pada ujung coil, terdapat dua macam jenis
grounding yaitu internal grounding dan external grounding. Untuk jenis internal grounding,
awal coil dihubungkan ke voltage regulator yang ada pada alternator regulator dan ujung coil-
nya dihubungkan ke ruang internal dari inti kutub. Untuk jenis external, awal lilitan coil
dihubungkan ke armature terminal dan akhir coil di-grounded melalui alternator voltage
regulator.
(3) Brush
The brush of DC alternator rectifies the alternating current generated at the armature by
connecting with the commutator and sends to out. As the brush is always working with the
engine operation and has wide range of rotation speed, it should be made of carbon material
having good rectifying performance and less wearing character. Despite that the brush of start
motor is contacted to the commutator in perpendicular, the brush of alternator is contact is
contacted to the commutator with some angle.
Tidak mempunyai commutator pada komponen yang berputar, batas kecepatan putarnya
bisa sangat tinggi.
Karena diselaraskan dengan memakai silicon diode, maka kapasitas listriknya besar.
Usia brush cukup lama.
Arus alternatif yang dihasilkan di dalam stator coil diseleraskan oleh rectifier (silicon diode)
yang dipasang pada end frame menjadi arus langsung dan disuplai ke luar. Brush tidak untuk
mendapatkan arus output namun dipakai untuk membangkitkan rotor coil melalui pemberian
arus ke rotor coil dari battery. Fungsi silicon diode tidak hanya menyelaraskan arus alternatif
yang dibangkitkan dari stator coil namun juga untuk mencegah arus terbalik dari battery ke
alternator. Karena itulah, tidak lagi diperlukan cut out relay seperti pada altenator DC. Apabila
tegangan yang dibangkitkan dari alternator lebih tinggi dari tegangan terminal battery, maka
proses pengisian battery secara otomatis akan dimulai.
(1) Stator
Stator bertindak sebagai armature pada alternator DC. Seperti tampak pada Gambar 3-21,
tiga coil secara terpisah dililit disekitar steel core yang terdiri dari banyak layer. 3-phase AC
akan diinduksikan ke dalam coil-coil ini.
(2) Rotor
Rotor, sama seperti field coil dan inti kutub pada alternator DC, adalah untuk membuat
magnetic flux (garis magnet). Rotor terdiri dari rotor core, rotor coil, shaft, dan slip ring. Untuk
jenis rotor ada dua macam yaitu jenis randle dan kutub. Untuk jenis kutub diameter luarnya
lebih kecil namun cara gulungnya agak sulit. Jenis rotor ini umumnya dipakai untuk alternator
dengan kapasitas besar. Untuk alternator AC kendaraan, jenis Randle strukturnya sederhana
dan kekuatannya cukup baik sehingga banyak digunakan pada kendaraan. Seperti tampak
pada gambar 3-24, jenis Randle terdiri dari 4~6 inti baja yang disisipkan pada shaft dari kedua
ujung rotor coil yang berbentuk tabung. Lilitan awal dan akhir pada rotor coil dihubungkan ke
dua slip rings yang dipasang pada shaft yang sudah terbungkus.
(3) Brush
Kedua brush disisipkan ke dalam brush holder yang terpasang pada bracket dan melakukan
kontak ke slip ring melalui spring. Satu brush dihubungkan ke terminal luar yang dibungkus,
dan satu brush lainnya di-grounded melalui brush holder. Ketiak rotor berputar, secara
beruturan akan bergerak dan melakukan kontak ke slip ring, karena itulah brush ini terbuat dari
material metal carbon yang ketahanannya cukup baik dan tahanan kontaknya rendah.
(4) Rectifier
Rectifier terdiri dari diode. Seperti tampak pada Gambar 3-25, 6 diode dipasang di bagian
belakang end frame untuk menyelaraskan 3-phase AC yang dihasilkan dari stator coil untuk
dirubah ke arus langsung.
Pada saat arus mengalir ke diode, temperatur diode akan naik, sehingga perlu dipasang heat
sink (pelat pendingin). Umumnya tiga diode sisi negatif dimasukkan ke bagian belakang end
frame dan tiga diode positif dipasang ke heat sink yang sudah dibungkus. Atau bisa juga,
masing-masing ketiga positif dan negatif disolder ke heat sink. Dengan kata lain, ke enam
diode dipasang pada printed board yang mempunyai heat sink.
Here, Et = E1 + E2.
Ketika Dz tidak mendapat arus dikarenakan Et rendah, Tr1 akan OFF dan Tr2 menjadi ON
sehingga arus akan mengalir ke yoke. Ketika E1 lebih tinggi dari tegangan Zener dikarenakan
tegangan yang dihasilkannya meningkat, arus akan mengalir melalui Zener diode sehingga
Tr1 akan ON dan Tr2 menjadi OFF. Karena itulah, arus yoke akan diblokir. Karena itulah, arus
yoke dapat dikontrol dengan mengatur Tr2 ke OFF ketika Et tinggi, dan Tr2 ke ON ketika Et
rendah.
yang ada pada Tr1. Namun, ketika Tr2 menjadi ON, tegangannya akan turun secara drastis
kemudian base current pada Tr1 akan diputus dan Tr1 akan OFF. Karena itulah, pada saat
arus yang dibangkitkan dari rotor coil di cut off, maka tegangan dari alternator AC diturunkan.
Ketika tegangan dari alternator AC lebih rendah dari tegangan yang diatur, maka arus tidak
akan mengalir ke Zener diode, sehingga Tr2 akan OFF dan Tr1 akan kembali ON. Dan
pembangkitan tegangannya akan diperlambat. Dengan mengulang-ulang switch ON dan OFF
pada transistors Tr1 dan Tr2 berkat kerja Zener diode, arus yang dibangkitkan yang mengalir
ke rotor coil dapat dihentikan sebentar dan tegangan dari alternator dapat dipertahankan
secara konstan.
4. Sistem Pengapian
4.1 Tujuan dari sistem pengapian
Sistem ini teridiri dari seperangkat alat untuk membakar campuran bahan bakar yang
dikompresikan di dalam ruang pembakaran menggunakan cetusan api yang dihasilkan dari
tegangan tinggi (untuk mesin bensin). Pada sistem pengapian, ada beberapa macam
diantaranya adalah jenis battery ignition (menggunakan arus tenaga listrik langsung) yang
menggunakan battery sebagai tenaga listrik. Kemudian jenis voltage magnet ignition
(menggunakan tenaga listrik arus alternatif) yang menggunakan tegangan tinggi dari alternator
sebagai sumber tenaganya. Pada bidang otomotif, sistem pengapian yang umumnya
digunakan adalah jenis battery ignition. Dan sekarang ini, berkat pengembangan
semiconductor, maka terdapat jenis full transistor ignition, high-energy ignition (HEI), dan
distributor less ignition (DLI).
tersebut disuplai ke sirkuit pengapian primer dapat mengurangi induksi namun tidak
mengurangi energi pembakarannya, maka arus primer harus dibesarkan.
Tabel perbandingan sistem pengapian
Interrupter contacting Full transistor Computer control
Karena gemeletup interrupter contact point Performa pada kecepatan Performa pada kecepatan
pada kecepatan tinggi, maka pengapian rendah dan tinggi cukup rendah dan tinggi sangat
pada mesin kurang pas aman aman.
Karena waktu
Dikarenakan kerja peralatan vacuum dan Sama seperti gajala yang
pengapiannya diatur oleh
centrifugal timing control yang tidak normal, ada pada jenis interrupter
computer, maka sangat
maka pengipan mesin kurang pas contacting
efisien.
Untuk jenis interrupter contact, dikarenakan adanya batasan oleh lengkungan contact point,
maka pembesaran arus primer ada batasannya; sedangkan untuk jenis transistor, maka
dimungkinkan sekali untuk memperbesar arus primer dengan jangkaran yang cukup luas.
Oleh karena itulah, ignition coil dapat terdiri dari first coil yang mempunyai induksi rendah dan
rasio jumlah gulungan yang besar sehingga performanya pada kecepatan tinggi bisa lebih baik
dibandingkan dengan external resistor ignition coil.
Karakteristik jenis transistor adalah sebagai berikut.
Performa pada kecepatan rendah cukup stabil.
Performa pada kecepatan tinggi cukup baik.
Performa pengapian meningkat karena energi pembakarannya dinaikkan.
Keandalan sistem pengapiannya meningkat.
Bermacam unit kontrol elektrik untuk meningkatkan performa mesin (waktu pengapian dan
cam angle control) dapat dipasang.
Dimungkinkan untuk mengurangi rasio gulungan pada ignition coil.
Ignition coil yang dipakai adalah jenis mold. Yang terdiri dari tipe high-energy ignition (HEI) dan
tipe distributor-less ignition (DLI). Keunggulan dari tipe ini adalah sebagai berikut;
Api pembakarannya sangat stabil pada kecepatan rendah dan tinggi.
Ketika terjadi knocking, waktu pengapiannya secara otomatis diperlambat untuk menekan
knocking.
Mendeteksi kondisi mesin, mesin dikontrol melalui pengoptimalan waktu pengapiannya.
Apabila menggunakan ignition coil yang outputnya tinggi, maka pembakarannya dapat
sempurna.
• Ignition coil
Ignition coil adalah boosting transformer yang menghasilkan arus untuk tegangan tinggi
(sekitar 20,000 ~ 25,000V) digunakan untuk membuat lengkunran pada ignition plug.
Dengan mempertebal diameter kawat pada coil primer, tahanannya dapat dikurangi sehingga
bisa menghasilkan garis-garis magnet yang lebih besar yang dapat menghasilkan tegangan
yang lebih tinggi. Strukturnya sederhana dan daya tahan terhadap panas sangat baik.
• Power Transistor
Power transistor berperan dalam memutus arus primer, yang mengalir di dalam ignition coil
berdasarkan sinyal dari computer. Struktur power TR adalah tipe NPN yang terdiri dari kontrol
computer, collector yang dihubungkan ke terminal (-) yang ada pada ignition coil primer dan
emitter yang dihubungkan ke ground. Cara kerja power transistor adalah sebagai berikut;
a. Pada saat kunci kontak diputar ke ON, tegangan battery disalurkan ke ignition primary coil.
b. Berdasarkan putaran disk di dalam distributor, sinyal pengapian crank shift angle sensor
dari computer membuat sinyal shorting-grounding secara berulang-ulang ke power
transistor.
c. Pengulangan sinyal pengapian melalui kerja shoring-grounding terhadap arus yang
mengalir pada ignition primary coil melalui power transistor dengan mumutus power
transistor.
d. Waktu pengapian dihitung oleh computer. Ketika arus dasar pada power transistor diputus,
maka arus pengapian primer juga terputus. Karena itulah, tegangan tinggi di induksikan
pada coil pengapian sekunder dan tegangan tinggi ini diaplikasikan ke busi (ignition plug)
oleh rotor yang ada pada distributor.
2(Ground)
Pola gelombang tegangan pengapian pada sistem pengapian termasuk di dalamnya adalah
pola gelombang tegangan primer dan pola tegangan sekunder.
Pada gmbar 4-7 terlihat dasar pola gelombang pada tegangan sekunder dalam keadaan. Pola
gelombang tegangan dibagi menjadi bagian firing, intermediate section, dan Dwell. firing
adalah bagian yang melakukan observasi output pada ignition coil, tegangan yang keluar dari
capacitor, tegangan keluar yang diinduksikan dan durasi waktu.
Pada bagian intermediate terlihat pola gelombang dari setelah pelepasan api sampai
tegangannya menjadi ON pada ignition coil primer. Segera setelah pelepasan api, maka terjadi
4~5 kali putaran pada pola gelombangnya. Selanjutnya sampai tegangan ignition coil primer
menjadi ON, maka pola gelombangnya akan terlihat stabil. Dwell section memperlihatkan pola
gelombang dari ketika tegangannya ON pada ignition coil primer sampai ketika tegangannya
menjadi OFF. Pada bagian ini, sudut dwell %, variasi sudut dwell akan tergantung dari
kecepatannya. Penjelasan secara rinci pada pola gelombang sekunder adalah seperti berikut
ini.
a. Titik E: Titik dimana tegangan pada ignition first coil dalam ke adaan ON. Pada saat medan
magnet dibentuk di dalam ignition coil, maka terjadi pola gelombang. Pola gelombangnya
terlihat dibawah garis nol akibat getaran gaya balik electromotive dari induksi ignition coil
ketika tegangan pada coil pengapian pertama ON.
b. Titik A: Titik dimana tegangan pada coil pengapian pertama OFF.
• Distributor
Distributor cap
Pada distributor cap, terdapat central terminal yang dihubungkan ke ignition coil, dan terminal
ignition plug yang nomornya sama dengan nomor cylinder mesin dan diurutkan di sekitar
ignition coil. Di dalam central terminal, terdapat potongan karbon yang dihubungkan ke rotor
head yang dipasang dengan satu spring. Distributor cap terbuat dari material resin, yang dapat
tahan terhadap tegangan lebih dari 25,000V dan mempunyai daya tahan yang baik terhadap
panas, magnet dan kuat secara mekanis.
Rotor
Rotor dipasang dibagian atas distributor shaft. Rotor ini menyalurkan tegangan tinggi yang
diterima dari central terminal distributor cap ke setiap terminal ignition plug. Rotor dipasang di
salah satu sisi distributor shaft. Celah antara ujung depan rotor dengan terminal ignition plug
adalah 0.3~0.4mm.
A. Tipe Optical
Distributor untuk mesin 4-cylinder
Distributor untuk mesin 4-cylinder terdiri dari crank shift angle sensor, first cylinder top dead
center (TDC) sensor, disk yang berputar dengan distributor shaft, dan rotor yang menyalurkan
tegangan tinggi yang diinduksikan dari ignition coil berdasarkan urutan pengapiannya.
Di dalam unit assembly, terdapat dua set LED dan photo diode yang gunanya untuk
mendeteksi kedua jenis celah (slit), untuk membuat pulsa sinyal dan untuk mengirimkannya ke
computer. Crank shift angle sensor dan first cylinder TDC sensor terdiri dari disk dan unit
assembly. Disk-nya terbuat dari metal yang terdiri dari 4 slit untuk melewatkan susunan
cahaya di sekeliling 90° disc dan dipakai untuk crank shift angle sensor, dan di dalam 4 slit ini
terdapat satu slit yang digunakan untuk first cylinder TDC sensor.
Gambar 4-10 Kerja crank shift angle sensor dan No.1 cylinder TDC sensor
Gambar 4-11 Struktur TDC dan crank shift angle sensor di dalam 6-cylinder engine
B. Tipe Induksi
Tipe induksi menggunakan ton wheel dan permanent magnet. Pada tipe ini, ton wheel pada
sensor TDC cylinder pertama dan crank shift angle sensor dipasang di bagian belakang crank
shaft pulley atau samping fly wheel, dan kecepatan putaran mesin dan TDC cylinder pertama
dideteksi berdasarkan dari putaran crank shaft. Melalui sinyal yang diterima ini, computer
membedakan sinyal dasar dari cylinder pertama cylinder dan menentukan injeksi bahan bakar.
Dikarenakan struktur cylinder pertama dan crank shift angle sensor adalah seperti coil yang
dilititkan sekelilingnya dengan magnet permanen, maka ketika ton wheel berputar, pulsa sinyal
diinduksikan sesuai dengan banyaknya air gap. Begitu sinyal ini masuk ke computer, maka
TDC pada cylinder pertama dan kecepatan mesinnya dapat terdeteksi.
Unit Hall sensor adalah sejenis semiconductor yang terdiri dari germanium film (Ge), potassium
(K) dan arsenic (As), seperti tampak pada gambar 4-14.
Seperti tampak pada gambar, jika Hall device dipasang diantara dua kutub magnet permanen
dan arus (Iv) disuplai, maka elektron yang ada di dalam Hall device dibias dengan arah tegak
lurus dengan arah arus dan garis magnet. Hasilnya adalah, untuk memotong permukaan A1,
elektronnya sangat banyak dan untuk memotong permukaan A2, elektronnya sedikit. Karena
itulah terjadi perbedaan tegangan antara A1 dan A2 dan menghasilkan tegangan (UH). Ketika
arus (Iv) tetap konstan, maka tegangan (UH) berbanding sama dengan densitas garis-garis
magnet. Pada saat tegangan output-nya sangat kecil, maka perlu dibesarkan oleh OP AMP,
seperti tampak pada gambar 4-15, agar bisa dipakai sebagai sinyal.
central conductor dibuat dari rangkapan kawat tembaga atau karbon yang dicampur fiber agar
mempunyai tahanan yang tetap konstan disebut dengan kabel TVRS (Television Radio
Suppression). Mempunyai kurang lebih 10 unit tahanan yang dipasang ke semua kabel untuk
mencegah terjadinya noise akibat frekwensi tinggi pada sirkuit pengapian.
yang baik serta mempunyai penyangga untuk mencegah terjadinya flashover dari arus
tegangan tinggi.
583,731
Shell
Shell adalah komponen metal yang mengelilingi insulator dan sekurup untuk bisa dipasang
pada cylinder head. Ground electrode disolder pada bagian ujung sekrup. Sesuai dengan
diameter sekrupnya, terdapat 4 macam sektrup 10mm, 12mm, 14mm dan 18mm. Panjang
(jangkauan) sekrup ditentukan oleh diameternya. Untuk panjang sekrup 14mm, terdapat 3
jenis sektrup 9.5mm, 12.7mm dan 19mm. Celah antara insulator dan inti kawat atau shell
didempul oleh sealant khusus yaitu glass seal (setelah glass dan copper powder dimasukkan
ke dalam joint part pada central electrode dan core kemudian dicairkan untuk dipasang
insulator dan metal) atau dilarutka bersama dengan spark.
(3) The self cleaning temperature and the heat value of the spark plug
During engine operation, as the spark plug is exposed in the high temperature by the
combustion of the fuel mixture, the electrode should maintain proper temperature. If the
operating temperature of the electrode of the spark plug is lower than 400•, then the carbon
made from the combustion will attach to the electrode so that the insulation property will be
degraded and the spark will be weakened, finally the misfiring is occurred. If its temperature is
over 800~950•, then the firing time will be advanced so that the engine output will be lowered.
Therefore, the most proper temperature of the electrode is 500~600•. This temperature is
called the self-cleaning temperature of spark plug.
The self-cleaning temperature is decided by the applied heat capacity and the radiated heat
capacity. The applied heat capacity is varied by the type of engine and driving status, and the
radiated heat capacity is varied by the structure of spark plug. As the spark plug has different
radiated heat capacity property contrast in its structure, it should be carefully selected for the
engine. The numerical expression of the radiation heat capacity is the heat value. The heat
value is decided by the length from the part just below of the insulator to the lower seal. The
used heat value of spark plug is very important and varied by the style of combustion chamber
of engine, the position of intake-exhaust valve, the compression ratio, and the rotation speed.
With the same material, when the area exposed to the combustion gas is large and the
radiation path (length of the all part of insulator) of the heat is long, the radiation property is
inferior and it is easy for the temperature to increase. This type is called hot type.
The characteristic of the hot type spark plug is large resistance against the damage but low
resistance for the advancing ignition. Therefore, it is proper to the low speed and low load
engine. The cold type has high heat radiation property and low temperature increasing. The
characteristic of the cold type is that this type has high resistance against the advancing
ignition but it has low damage resistance. Therefore, it is proper to the high speed and high
load engine.
Sekaran ini sudah banyak macam busi yang bisa mempertahankan temperatur suhunya dalam
berbagai macam kondisi berkendara. Umumnya batas ketahanan panasnya tertulis pada
businya untuk memberikan informasi mengani tipe dan ukurannya. Angka penunjuk panasnya
akan bermacam tergantung dari pabrik pembuatnya. Angka yang besar berarti jenis busi
dingin, sedangkan angka kecil berarti jenis busi panas.
Jenis diode distribution adalah salah satu tipe synchronous dimana arah tegangan tinggi
dikontrol oleh. Adapun karakteristik DLI adalah sebagai berikut.
Distributor tidak membuat kebocoran arus.
Tidaka ada energi tegangan tinggi yang hilang antara rotor dan distributor cap.
Tutup distributor tidak menimbulkan ganguan terhadap gelombang radio.
Tidak ada batasan sudut pengambilan pengapian.
Meskipun output tegangan tingginya berkurang, energi yang dikeluarkan tidak berkurang.
Ketahanannya cukup baik.
Karena tidak ada interupsi gelombang electromagnetic, maka tidak berpengaruh terhadap
alat elektro lainnya.
Capacitor
(Condenser)
Pada gambar 4-29, begitu power transistor dalam ke adaan ON, arus mengalir ke first coil,
dan pada saat power transistor dalam keadaan OFF, tegangan tinggi (+) dan (-) diinduksikan
ke second coil. Pada saat tersebut tegangan tinggi yang diinduksikan dikirim ke cylinder
pertama dan keempat melalui dua terminal, tegangan tinggi negatif (-) diinduksikan ke cylinder
pertama sedangkan tegangan tinggi positif (+) diinduksikan ke cylinder ke empat. Ketika
cylinder pertama berada di posisi langkah kompresi, cylinder ke empat berada di posisi
langkah buang, dan sebaliknya apabila cylinder ke empat berada di posisi langkah kompresi,
maka cylinder pertama akan berada di langkah buang.
Karena itulah, pengapian satu cylinder diantara dua cylinder dibuat pada langkah kompresi.
Ketika kepadatan udaranya sangat tinggi di langkah kompresi, tegangan yang diperlukan
untuk mesin juga harus tinggi. Ketika arus dikeluarkan dengan hampir tampa beban di langkah
buang, hampir semua tegangan (+) dan (-) diaplikasikan ke spark plug pada langkah kompresi.
Karena itulah,dibandingkan dengan sistem konvensional yang menggunakan satu spark plug,
tegangan yang dikeluarkan pada tegangan tinggi ganda ini sema dengan sistem konvensional.
T1 = t x (75 - θ)
Dimana, θ: sudut pengapian dihitung oleh computer
terkenal mempunyai bentuk elektroda yang lancip yang daya hantar pengeluaran loncatan
apinya cukup baik. Setelah dipakai lama elektrodanya akan akan aus dan bentuk membulat
sehingga sukar untuk mengeluarkan loncatan api. Dan tegangan pengapiannya akan
bertambah.
Gambar 4-33 Tegangan pengapian dan Gambar 4-34 Tekanan pengapian dan
tekanan campuran udara bahan bakar temperatur elektroda
C. Pengaruh lainnya
Meskipun di udara tegangan pengapiannya lebih rendah dibanding campuran udara bahan
bakar, tegangan pengapian cenderung naik begitu tekanan campuran udara bahan bakar
sedikit. Ketika kelembabannya meningkat, maka temperatur elektoda busi akan lebih rendah
sehingga tegangan pengapiannya akan agak tinggi. Dengan bentuk elektroda yang berbeda
sesuai dengan polaritasnya, dan elektroda dihubungkan ke tegangan positif (+), maka akan
ada perbedaan tegangan pengapian. Kejadian ini disebut dengan efek polaritas. Jika titik
pusat elektroda berbentuk bulat dan ground elekroda bertentuk datar, seperti tampak pada
gambar 4-35, apabila jarak elektrodanya kecil, dan pada pusat elektrodanya di berikan
tegangan negatif (-) dan ground elekroda diberikan tegangan positif (+) maka loncatan api
akan mudah dibuat.
Tombol untuk
menggulung kemenu
utama
Tombol ENTER untuk
menjalankan perintah
Tombol CODE untuk
melihat kode garansi
Perhatian : Pasang clamp dengan kencang. Jika tampil pesan “ CHECK CONNECTON” pada
layar, pasang kembali clamp dengan benar.
2) Alat tester akan menanyakan apakah battery dhubungkan “IN A VEHICLE” (battery
terpasang pada kendaraan) atau “ OUT OF VEHICLE” (battery dicopot dari kendaraan).
Pastikan pilihan anda dengan menggunakan anak panah kemudian tekan “ENTER”.
* CCA: Cold cranking amps, adalah spesifikasi SAE untuk battery starter mesin dengan suhu –
18 derajat celcius.
* CCP: Cold cranking amps, adalah spesifikasi SAE standar pabrik Korea untuk battery starter
mesin dengan suhu –18 derajat celcius.
4) Setel nilai CCA yang tampil dilayar ke nilai CCA yang tertera di label battery melalui tombol
atas bawa kemudian tekan tombol “ENTER”. Rating battery (CCA) yang tampil pada tester
harus sama dengan yang tertera pada label battery.
Hasil
Tindakan perbaikan
pengetesan
Good battery Tidak perlu dilakukan perbaikan
Battery dalam kondisi baik
Good recharge
Isi kembali battery kemudian pakai
Battery tidak terisi (charged) dengan benar.
Charge & Retest
Isi lagi setrum battery kemudian tes lagi (kesalahan pengisian battery)
Ganti battery kemudian periksa kembali sistem pengisiannya.
(koneksi yang tidak benar antara battery dan kabel vehicle bisa
Replace battery mengakibatkan tampilan “REPLACE BATTERY”, tes kembali battery
setelah kebel dilepas dan dihubungkan ke tester ke terminal battery
secara langsung sebelum mengganti battery)
Isi kembali (charge) dan lakukan pengetesan kembali. Kemudian,
Bad cell-replace hasilnya bisa “REPLACE BATTERY”, ganti battery dan periksa
kembali sistem pengisiannya.
3) Hasil pengetesan untuk tegangan dan starter akan ditampilkan pada layar. Lakukan
langkah perbaikan berdasarkan tabel diabawah ini.
2) Jika tombol “ENTER” ditekan, maka tester akan menampilkan tegangan aktual yang ada
pada alternator. Tekan tombol “ENTER” untuk mengetes sistem charging.
3) Matikan semua beban listrik kemudian injak pedal gas selama kurang lebih 5 detik.
5) Micro 570 analyzer charging system mengeluarkan output pada kondisi mesin idle sebagai
perbandingan dengan bacaan lainnya.