You are on page 1of 15

Modul 2 PENGERINGAN DAN PENGAWETAN KAYU

2.1

Pengeringan alami Pengeringan kayu secara alami atau pengeringan tradisional banyak dilakukan di Indonesia, terutama pada pertukangan kayu kecil. Sistem pengeringan ini merupakan sistem pengeringan kayu yang tertua, terutama karena menggunakan energi matahari. Kecepatan pengeringan kayu dengan sistem ini tergantung pada iklim, suhu udara, kelembaban udara, jenis kayu dan cara penyusunannya. (1). Keuntungan cara pengeringan alami : a) b) ahli, c) d) a) b) c) d) e) 1) 2) pengeringan dengan memanfaatkan tenaga alam (udara/matahari), kapasitas dan penyortiran kayu tidak terbatas. waktu yang diperlukan cukup lama (tergantung pada cuaca), memerlukan areal yang cukup luas, memerlukan persediaan kayu yang cukup banyak, cacat-cacat yang timbul sulit diperbaiki kembali, kadar air akhir umumnya masih cukup tinggi. Penumpukan cara vertikal : penumpukan silang dan (2).Kekurangan dari cara pengeringan alami : biaya relatif murah, tanpa perawatan yang mahal, pelaksanaan pengeringan mudah, tanpa memerlukan tenaga

(3). Cara pengeringan alami : penumpukan sandar Penumpukan cara horisontal : penumpukan sejajar, persegi, bersilang dan segitiga. (4). Syarat-syarat penumpukan kayu yang baik : a. hujan, b. Sumber hama dan penyakit kayu harus dihindarkan,
c. Jarak timbunan dari lantai dianjurkan setinggi 50 cm untuk ruang

Tempat harus rata/datar serta mempunyai jarak yang cukup

tinggi terhadap muka tanah/lantai agar tidak tergenang air pada waktu

kosong sirkulasi udara, Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

d.

Antara tumpukan satu dengan yang lain harus ada ruang

cukup untuk lintas udara dan untuk memudahkan pengambilan dan penumpukan,
e. Tinggi penyusunan dianjurkan tidak terlalu tinggi ( 3 m) dan bagian

atas diberi beban pemberat, f. Papan disusun dengan menggunakan kayu ganjal, ganjal ini pada tiap lapisan disusun satu di atas yang lain sehingga merupakan garis lurus vertikal. 2.2 Pengeringan Buatan Pengeringan buatan merupakan pengembangan dari pengeringan udara. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dan peningkatan permintaan kayu dengan kualitas tinggi menuntut usaha pengeringan buatan yang lebih efektif dan efisien. (1). Keuntungan cara pengeringan buatan : a. b. Waktu pengeringan sangat singkat, Kadar air akhir dapat diatus sesuai dengan keinginan,

disesuaikan dengan tujuan penggunaan kayu, c.Kelembaban udara, temperatur dan sirkulasi udara dapat diatur sesuai dengan jadwal pengeringan, d. e. Terjadinya cacat kayu dapat dihindarkan dan beberapa jenis Kontinuitas produksi tidak terganggu dan tidak diperlukan kayu dapat diperbaiki, persediaan kayu yang banyak. (2). Kekurangan cara pengeringan buatan : a. b. Memerlukan investasi/modal yang besar, Memerlukan tenaga ahli yang berpengalaman,

c.Hasil sortiran kayu yang akan dikeringkan tertentu. Cara pengeringan buatan : compartment kiln dan progressive kiln dengan perbedaan sebagai berikut. 1. a. b. d. 2. Compartment Kiln tingkat kekeringan sama pintu masuk lori sama dengan pintu keluar tidak membutuhkan ruangan yang besar. Progressive Kiln Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

c.arah gerakan udara berlawanan denbgan arah gerak lori

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

a. b. d. 2.3

tingkat kekeringan kayu berbeda pintu masuk dan keluar sama merupakan bentuk terowongan.

c.arah gerakan udara berlawanan arah dengan arah lori

Pengawetan Kayu (1). Faktor-faktor perusak kayu Keawetan kayu dikatakan rendah, bila dalam pemakaian tidak mampu mencapai umur yang diharapkan sesuai dengan ketentuan kelas awet. Faktor penyebab kerusakan dapat digolongkan menjadi : 1). Penyebab non makhluk hidup : a. b. c. a. b. c. faktor fisik faktor mekanik faktor kimia jenis jamur jenis serangga jenis binatang laut

2). Penyebab makhluk hidup :

(2). Tujuan Pengawetan Tujuan pengawetan kayu adalah sebagai berikut : - Untuk memperpanjang umur pemakaian kayu - Memanfaat kan pemakaian jenis-jenis kayu yang berkelas keaweran rendah. (3). Prinsip-prinsip dalam Pengawetan Kayu Untuk pengawetan yang baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut - Pengawetan kayu harus merata pada seluruh bidang kayu. - Penetrasi dan retensi bahan pengawet diusahakan masuk sedalam dan sebanyak mungkin didalam kayu. - Bahan pengawet yang digunakan harus tahan terhadap pelunturan. - Faktor waktu pengawetan yang digunakan - Metode pengawetan yang digunakan - Faktor kayu sebelum diawetkan, meliputi jenis kayu, kadar air kayu, zat ekstraktif yang dikandung oleh kayu dan sifat-sifat kayu lainnya. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

- Faktor peralatan dan pelaksanaan. (4). Macam-macam Metode Pengawetan kayu Ada dua macam metode pengawetan yang pokok, yaitu : 1. 2. Pengawetan metode sederhana : Metode rendaman Metode pencelupan Metode coating Metode pembalutan Metode penyemprotan Pengawetan metode khusus : Metode proses sel penuh Metode proses sel kosong

(5). Bahan Pengawet Bahan pengawet kayu adalah merupakan bahan-bahan kimia yang sangat beracun terhadap makhluk perusak kayu, oleh karenanya dalam penggunaan harus diperhatikan sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan pemakaian. Faktor-faktor sebagai syarat bahan pengawet yang baik : - bersifat racun terhadap makhluk perusak kayu - mudah masuk dan tetap tinggal di dalam kayu - bersifat permanen, tidak mudah luntur atau menguap - tidak membawa pengaruh terhadap bahan-bahan lain, misalnya logam, perekat, cat - tidak mempengaruhi kembang susut kayu - tidak merusak sifat-sifat kayu - tidak mudah terbakar - aman bagi manusia

(5). Macam-macam bahan pengawet kayu digunakan a.

menurut bahan pelarut yang

Bahan pengawet yang larut dalam air, menggunakan air biasa

sebagai bahan pengencer

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

b.

Bahan pengawet yang larut dalam minyak, menggunakan

minyak sebagai bahan pengencer c.Bahan pengawet yang berupa minyak, tetapi masih dapat diencerkan dengan bermacam-macam minyak 2.4 Uji Bahan Kayu Kekuatan jenis kayu tergantung pada berat jenisnya, makin tinggi berat jenis kayu makin banyak zat kayunya makin kurang rongganya, makin kuat kayunya. Sehubungan dengan mutu dan kekuatan kayu maka jenis pengujian kayu adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. Kadar air pada kayu Berat jenis kayu Kuat tekan kayu Kuat tarik kayu Kuat lentur kayu

2.7.1 Pengujian kadar air kayu Pengujian kadar air kayu dilakukan dengan cara : a. b.
c.

Benda uji berupa potongan kayu 2 x 2 x 5 cm, Benda uji ditimbang, misal seberat a gram, Benda uji dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 100 C Benda uji dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator, Setelah dingin timbang, misal berat b gr, Kadar air kayu = (a-b)/bx 100%

selama 24 jam, d. e. f.

2.7.2 Pengujian Berat Jenis Kayu Pengujian berat jenis kayu dilakukan dengan cara : a. b. c.
d.

Benda uji berupa potongan kayu 10 x 10 x 10 cm Pada salah satu sisi potongan diberi ukuran dalam mm Benda uji dimasukkan ke dalam air dan ukur bagian yang terendam Volume dari bagian yang terendam (dm3) merupakan berat jenis kayu

dalam air (kg/dm3). Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

2.7.3 Pengujian kuat tekan kayu Pengujian kuat tekan kayu dilakukan dengan cara : a. b. c. d. Benda uji kuat tekan kayu berupa potongan balok dengan luas Pasang benda uji pada mesin tekan dan jalankan beban sampai Baca besar beban misalkan = 31.000,00 kg Kuat tekan kayu = beban/luas tampang = 31.000/50 = 620 kg/cm tampang 5 x 10 cm benda uji patah

2.7.4 Pengujian Kuat Tarik Kayu Pengujian kuat tarik kayu dilakukan dengan cara : a. b. c. d. Buat benda uji dengan bentuk dan ukuran seperti pada gambar Pasang benda uji pada mesin tarik dan jalankan beban sampai benda Baca besar beban, misalkan besar beban = a kg Kuat tarik kayu = a/luas tampang tarik kayu

uji patah

2.7.5 Pengujian lentur kayu Pengujian lentur kayu dilakukan dengan cara : a. b. c. e. f. Buat benda uji seperti tergambar Pasang benda uji pada mesin tekan dengan perletakan sesuai Jalankan mesin dengan beban yang bertambah secara berangsurAmati penurunan yang terjadi dengan membaca dial manometer. Besar kuat lentur = (3PL)/(2bh).

dengan jarak yang telah ditentukan. angsur sampai benda uji patah, misalkan besar beban patah adalah P.

2.8 Pemanfaatan Kayu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

Pemanfaatan kayu biasanya terbagi dalam tiga bagian, yaitu : Kayu bangunan struktural, kayu bangunan non struktural dan kayu bangunan untuk keperluan lain. 2.8.1 Kayu Bangunan Struktural. Kayu bangunan struktural ialah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain untuk digunakan dalam struktur bangunan. Adapun syarat mutu kayu bangunan struktural berdasarkan cacat-cacat yang ada dibedakan atas 2 macam mutu, yaitu mutu A dan mutu B 2.8 Kayu Bangunan Non Struktural. Kayu bangunan non struktural ialah kayu bangunan yang digunakan dalam bagian bangunan yang tidak berfungsi sebagai struktur bangunan. Syarat mutunya adalah ditentukan atas dasar cacat-cacat kayu yang ada, dengan batas-batas cacat maksimum . 2.9.2 Kayu Bangunan untuk Keperluan Lain.

Kayu bangunan untuk keperluan lain ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua golongan tersebut diatas, tetapi dapat digunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan sementara. Adapun syarat mutunya adalah mempunyai cacat-cacat yang melebihi persyaratan mutu untuk kayu bangunan struktural dan non struktural. Keuntungan Struktur dengan bahan Kayu Bahan Kayu relatif mudah didapat Harga relatif lebih murah Mudah dalam pengerjaannya Dari segi keindahannya Nuansa alami

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

Kerugian Struktur dengan bahan Kayu Bahan tidak homogen dan tidak Isotropis, sehingga perhitungan strukturnya lebih spekulatif Data tentang kekuatan dan keawetan kayu kurang lengkap dan teruji. Mudah terbakar kecuali dari kayu anti api. Mudah terserang hama dan penyakit Daya tahan struktur (durabilitas) relatif lebih rendah dari bahan lain seperti beton atau baja Kekuatan lebih lemah dari pada bahan beton atau baja

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

1.1. Berat-jenis kayu dan klas-kuat kayu Berat-jenis kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Sehingga berat-jenis yang digunakan adalah berat-jenis kering udara. Berat-jenis menentukan kekuatan kayu. Selain berat-jenis kekuatan kayu juga ditentukan oleh mutu-kayu. Mutu-kayu dibedakan dalam dua macam, yaitu mutu A dan mutu B yang selanjutnya dapat dibaca pada PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) 1961 (NI-5) ps. 3. Kekuatan kayu digolongkan dalam klas-kuat I, II, III, IV, dan V. Teijin dalam daftar gangan-tegangan ijin untuk kayu mutu A dengan klas kuat tertentu dapat dilihat pada daftar IIa PKKI 1961. Untuk kayu mutu B tegangan-tegangan IIa harus dikalikan dengan faktor reduksi sebesar 0,75.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

Apabila diketahui berat-jenis kayu, maka tegangan-tegangan ijin sbb.

kayu

mutu

dapat langsung dihitung dengan rumus seperti terdapat pada daftar Ilb PKKI 1961,

lt = 170.g (kg / cm 2 ) ds // = tr // = 150.g (kg / cm 2 ) ds = 40.g (kg / cm 2 ) // = 20.g (kg / cm 2 )


dengan g = berat-jenis kering udara. Untuk kayu mutu B rumus tersebut di atas harus diberi faktor reduksi sebesar 0,75. jika suatu kayu diketahui jenisnya maka dengan menggunakan lampiran 1 PKKI 1961 dapat diketahui berat-jenisnya. Dari lampiran 1 tersebut untuk perhitungan tegangan ijin sebagai berat-jenis kayu diambil angka rata-rata dengan catatan bahwa perbedaan antara berat-jenis maksimum dengan berat-jenis minimum tidak boleh lebih dari 100% berat jenis minimum. Atau Bj-maks - Bj-min < Bj-min. Jika perbedaan tersebut lebih darii 100% harus digunakan berat- jenis yang minimum. Misal : Kayu Keruing dari lampiran 1 PKKI no. 22 mempunyai Bj-maks =1,01 dan Bjmin= 0,51, maka Bj-maks Bj-min = 1,01 - 0,51 = 0,5 < Bj-min = 0,51 sehingga dapat digunakan Bj-rata-rata = 0,76. Dengan cara lain kita dapat langsung menggunakan klas-kuat kayu yang terendah dari lampiran I tersebut. Disarankan untuk menggunakan rumus yang ada untuk menghitung tegangan ijin apabila telah diketahui berat jenis kayu. Klas-kuat kayu juga digunakan untuk menentukan modulus kenyal (elastisitas) kayu sejajar serat (E), yang dapat dilihat pada daftar I PKKI 1961. Jadi apabila telah diketahui berat-jenis kayu, maka untuk menetukan modulus kenyal kayu harus diketahui pula klas-kuat kayu- Untuk itu hubungan antara klas-kuat dan berat-jenis kayu didapat sbb. Klas-kuat I Berat-jenis 0,90 II III IV V 0,60-0,89 0,40-0,59 0,30-0,39 < 0,30

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

1.2. Faktor reduksi Harga tegangan-tegangan ijin dalam daftar IIPlease do not use illegal software...a PKKI 1961 maupun rumus tegangan yang telah diberikan di atas adalah uuntuk pembebanan pada konstruksi yang bersifat tetap dan permanen serta untuk konstruksi yang terlindung. Jadi : - untuk sifat pembebanan tetap, faktor reduksi = 1 - untuk konstruksi terlindung, faktor reduksi = 1 Apabila pembebanan bersifat sementara atau khusus dan konstruksi tidak terlindung, maka harga tegangan ijin tersebut harus dikalikan dengan faktor reduksi sbb. - untuk konstruksi tidak terlindung = 5/6 = 2/3 = 3/2 = 5/4

- untuk konstruksi yang selalu basah (terendam air), - untuk pembebanan yang bersifat sernentara,

- untuk pembebanan yang bersifat khusus (getaran,dll) sambung.

Faktor reduksi tersebut di atas juga berlaku untuk mereduksi kekuatan alat-alat

1.3. Pengaruh penyimpangan arah gaya terhadap arah serat kayu Apabila arah gaya yang bekerja pada bagian-bagian konstruksi menyimpang dengan sudut terhadap arah serat kayu, maka tegangan ijin desak/tarik kayu harus dihitung sbb. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

= ds // ( ds // ds ) sin
Faktor reduksi seperti yang diuraikan di atas juga harus diperhitungkan.

Pencegahan Kayu dari Rayap Mahalnya harga kayu dan sulitnya mendapatkan kayu yang berkualitas membuat orang berinisiatif untuk beralih menggunakan material alternatif lainnya. Setelah munculnya produk kusen berbahan aluminium dan daun pintu dari bahan pvc, lalu hadir pula rangka atap dari material baja ringan, dan kini ada lembaran papan fiber semen dengan motif urat kayu. Tentu saja material pengganti tersebut tidak lebih murah dari bahan kayu itu sendiri. Bahkan, bahan itu cenderung jauh lebih mahal, semisal rangka atap dari bahan baja ringan. Bagaimanapun masyarakat kita cenderung lebih memilih kayu daripada bahan material pengganti lainnya. Tinggal bagaimana cara kita merawat, memperlakukan, dan memberi perhatian yang selayaknya. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

Hal yang paling utama untuk mencegah merajalelanya rayap di rumah kita adalah menghindarkan terciptanya sudut-sudut lembab di dalam rumah. Jangan biarkan kebocoran, sekecil apa pun, membasahi rangka atap. Apalagi sampai merembes ke bawah dan membasahi perangkat furnitur semisal lemari baju yang kebanyakan terbuat dari lempengan particle-board yang sangat rawan terhadap rayap. Adanya tempat yang lembab dan bau kayu yang basah akan memancing rayap dari dalam tanah menembus beton dan lantai semen dengan cepat menerobos lapisan keramik dalam upaya membangun istana idaman mereka. Saat rayap mulai menyerang rumah, sekecil apa pun serangan itu, atasilah sesegera mungkin dengan tuntas. Jangan pernah "memberi hati" kepada makhluk kecil ini yang berkembang biak sangat cepat.

2.4. Contoh soal dan penyelesaian Soal-1 Suatu konstruksi gording menahan beban permanen terbagi rata sebesar 50 kg/m. Gording terbuat dari kayu dengan Bj = 0,6. Diminta untuk menghitung tegangan-tegangan ijinnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

Penyelesaian Konstruksi gording terlindung, pembebanan permanen, Bj = 0,6, maka : =1 =1

lt.reduksi
=

lt .r = 170.0,6.1.1 = 102kg / cm 2 ds // r = tr // r = 150.0,6.1.1 = 90kg / cm 2 ds r = 40.0,6.1.1 = 24kg / cm 2 // r = 20.0,6.1.1 = 12kg / cm 2


Catatan: Apabila pada soal tidak disebut lain maka mutu kayu adalah mutu A Soal-2 Suatu jembatan direncanakan menggunakan kayu Bangkirai dan menahan beban permanen. Diniinta untuk menghitung tegangan-tegangan ijinnya. Penyelsaian: Konstruksi jembatan tidak terlindung, = 5/6 Pembebanan permanen, Klas-kuat I, dari daftar II PKKI 1961, =1 Kayu Bangkirai dari lampiran 1 PKKI 1961, Bj rata-rata = 0,91

lt . =100 kg / cm 2 ds // =tr // =8 kg / cm 2 5 ds =2 kg / cm 2 5 // =12 kg / cm 2


Maka, Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

lt .r = 100.5 / 6 = 83.33kg / cm 2 ds // r = tr // r = 85.5 / 6 = 70,83kg / cm 2 ds r = 25.5 / 6 = 20,83kg / cm 2 // r = 12.5 / 6 = 10kg / cm 2


Soal-3 Suatu Konstruksi seperti tergarnbar, diminta untuk menghitung tegangan ijin desak pada batang horisontal.

S = 900 Penyelesaian:

= ds // ( ds // ds ) sin 90 0

= ds

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Edifrizal Darma, MT STRUKTUR KAYU

You might also like