You are on page 1of 3

Asam Salisilat (C6H4OHCOOH) Asam salisilat merupakan kristal putih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis.

Zat ini tidak dapat larut dalam air dingin, tetapi dapat larut dalam air panas. Asam salisilat larut dalam alkohol serta dapat bereaksi dengan asam atau alkohol membentuk senyawa ester benzena. (Hart Harold, 2003) Asam salisilat menjadi salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan seharihari dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik (Supardani, dkk.2006) Selain itu, asam salisilat berkhasiat fungsisid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep. Di samping itu, zat ini berkhasiat bakteriostatis lemah dan berdaya keratolitis, yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%. Sering kali asam salisilat dikombinasikan dengan asam benzoat (salep Whitfield) dan belerang sulfur (sulfur precipitatum) yang keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. (Kirana Rahardja, 2007) Metil salisilat. (C6H4OHCOOCH3) Metal salisilat berwarna kuning /merah, berupa minyak, dapat bercampur dengan alcohol, berbau seperti westergen, memiliki indeks bias 1,535-1,538, titik leleh -8,3oC, titik didih 222,2oC, Larut dalam eter dan asam asetat glacial, larut dalam alcohol 70% juga memiliki BM 159,29 g/mol. Merupakan senyawa derivate (turunan) asam karboksilat. Biasanya disintesis dari asam karboksilat denga alcohol, reaksinya disebut sebagai reaksi esterifikasi. Dikenal juga dengan minyak gandapura, biasa digunakan sebagai bahan pengawet karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan bisa digunakan sebagai obat gosok. Metil salisilat terdapat pada tanaman dan pertama kali dikenal sebagai bahanpewangi westergen. Metil salisilat merupakan salah satu turunan ester yang digunakan dalam pengobatan, yang lain adalah etil salisilat, aspirin, dan fenil ester. Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH) melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization). Pada reaksi hidrolisis ester oleh asam/basa maka hasilnya adalah suatu asam karboksilat dan alcohol. Jika asam karboksilat dan alcohol dan dikatalis oleh asam kemudian dipanaskan maka akan terjadi kesetimbangan antara ester dengan air. Proses ini disebut esterifikasi Fisher yang berdasarkan teori dari Emil Fisher.Walaupun reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan namun dapat menggeser kesetimbangan ke kanan dengan mennghasilkan ester dengan hasil yang tinggi (Vogel,161-162). Asam salisilat dapat diperoleh dari hidrolisis metil salisilat dengan NaOH. Hidrolisis ester dengan katalis basa alkali dinamakan saponifikasi. Reaksi ini bersifat tidak dapat kembali. Hasil dari reaksi ini adalah asam salisilat yang berbentuk garam. Di bawah ini merupakan reaksi yang terbentuk:

(Fessenden & Fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ke-3.Jakarta:Erlangga) (Hart, Harold, dkk.2003.Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat Edisi Ke-11.Jakarta:Erlangga) (Tjay, Hoan Tay & Kirana Rahardja.2007. Obat-Obat Penting: Kasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya Edisi Ke-6.Jakarta:PT. Elex Media Komputindo)

You might also like