You are on page 1of 70

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE Juli Agustus 2012

Disusun oleh :

Vellyana Lie Bobby Nagandi Ellysia Budiman

DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS PERUMNAS PERIODE MEI- AGUSTUS 2012

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL:

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE Juli Agustus 2012

Penyusun:

Vellyana Lie Bobbby Nagandi Ellysia Budiman

Curup, Agustus 2012 Mengetahui, Pembimbing Puskesmas Perumnas

( dr. Yuli Astikasari ) NIP. 140.367.822

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pimpinan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini. Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Internship Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE JULI AGUSTUS 2012
Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu: 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong beserta seluruh staf.

2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Perumnas, beserta seluruh staf
Puskesmas.

3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas.


4. Rekan rekan dokter internship atas bantuan, dukungan dan perhatiannya selama penelitian ini. 5. Keluarga yang telah memberikan perhatian, doa dan dukungannya. 6. Teman teman dan pihak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat membangun. Dengan memanfaatkan waktu dan sarana yang tersedia, penulis berusaha melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Walaupun demikian, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Curup, November 2012 Hormat saya,

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................iii DAFTAR TABEL................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..................................................................................12 1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................13 1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................15 1.4. Manfaat Penelitian............................................................................15 1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................16 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................16 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga ( Depkes RI, 1999/2000 ).................................................................17 2.1.1. Pengertian...............................................................................17 2.1.1.1. PHBS.........................................................................17 2.1.1.2. Rumah Tangga..........................................................17 2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga..............................18 2.1.2. Sasaran...................................................................................19 2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan Rumah Tangga.......................................................................20 2.1.4. Indikator PHBS......................................................................21 2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...........22 2.2.1. Batasan Perilaku.....................................................................23 2.2.2. Perilaku Kesehatan.................................................................24 2.2.3. Domain Perilaku.....................................................................28 2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya.....................34 2.2.5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan...........................37

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Pemikiran..........................................................................41 3.2. Definisi Operasional.........................................................................50 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian.............................................................................51 4.2. Instrumen Penelitian.........................................................................51 4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................51 4.4. Pengumpulan Data............................................................................51 4.5. Cara Pengolahan Data.......................................................................52 BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................53 5.2. Hasil Penelitian.................................................................................54 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan.......................................................................................69 6.2. Saran.................................................................................................69 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................70

DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Keluarga di Kecamatan Curup Timur...............................................13 Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan.......................14 Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan Curup Timur.......................................................................................15 Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga......................................19 Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu........................................47 Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................48 Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan.......................................48 Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...................48 Tabel 5.5. Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang PHBS.49 Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS50......49 Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS..50 Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat.50 Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI..1 Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu hamil Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah tentang Persalinan52 Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara jamban dengan sumber air.52 Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah52 Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah membahayakan anggota keluarga yang lain 53 Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan tidak bersih dapat mengakibatkan diare53 Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana membuang Sampah53

Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari apa.54 Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu melakukan persalinan ............................................................................................54 Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa yang ibu makan setiap harinya ..........................................................................54 Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM54 Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makaN.....................................55 Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu setiap hari Dibersihkan..........................................................................................55 Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan mempunyai jendela ...56 Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering responden membersihkan jamban di rumah56 Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu melakukan aktifitas fisik setiap hari.........................................................................................57 Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga..........................................................................57 Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu........................57 Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam seminggu ibu memotong...............................................................................................................58 Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?.......................................58 Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?59

Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?59 Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan apakah penyuluhan tersebut bermanfaat ?.........................................................................................................60 Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?60 Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?.60 Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?..............................................................61 Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Bagaimana cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?..61 Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS.62 Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS ...................................62 Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS62

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.FotoKegiatan................................................................................65 Lampiran 2. Kuesioner.66

10

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan ( herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional. Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling ( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik. Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa tersebut.

11

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalahmasalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan preventif dalam bidang kesehatan. Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian: GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE JULI AGUSTUS 2012

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 ) Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas, rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:

12

Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase No. 1. Upaya Kesehatan KIA Indikator Pelayanan Kunjungan K-1 Kunjungan K-2 Linakes Kunjungan N-2 Resti Peserta KB aktif Tablet Fe 1 Tablet Fe 3 TT 1 TT 2 2. Imunisasi DPT 1 DPT 2 DPT 3 POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 BCG HEP B 1 HEP B 2 HEP B 3 CAMPAK \TT 1 TT 2 D/S N/S K/S VIT A Rumah sehat Jamban SPAL Jumlah 75 75 72 72 72 462 75 75 75 75 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 75 75 217 217 217 291 583 583 583 Cakupan saat ini 71 72 67 67 14 8 71 72 71 72 66 64 64 64 66 66 66 64 66 64 64 77 71 72 153 73 206 222 380 483 392 % 94,7 96,0 93,1 93,1 94,7 96,0 94,7 96,0 97,1 94,1 94,1 94,1 97,1 97,1 97,1 94,1 97,1 94,1 94,1 113,2 94,7 96 63,8 94,9 34%

KB GIZI Imunisasi Bumil

3.

Gizi

4.

Kesling

1.3 TUJUAN PENELITIAN

13

Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air Meles Bawah. Tujuan khusus Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki Balita ) di Desa Air Meles Bawah 1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong periode Juli Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada puskesmas mengenai : Pendataan jumlah keluarga miskin di desa. Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada. Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada. Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau memiliki Balita.

14

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012

15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA ( Depkes RI, 1999/2000 ) 1.1 PENGERTIAN PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan, bina suasana ( social support ), dan pemberdayaan masyarakat ( empowerment ) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agara dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. 2.1.1.2 RUMAH TANGGA Adalah wahana atau wadah dimana keduanya yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari. 2.1.1.3 PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA Adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 1.2 SASARAN Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan tapi lebih diutamakan kepada ibu yang dituju oleh program penyuluhan. Sasaran program Pembinaan PHBS terbagi dalam : 1. Sasaran primer dalam rumah tangga yaitu sasaran utama yang 2.1.1.1 PHBS

16

akan diubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah. Sasaran primer: individu dalam keluarga yang bermasalah. 2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah. Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan PKK. 3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di rumah tangga. Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll. 1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI

TATANAN RUMAH TANGGA Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut: 1. kabupaten / kota. 2. pengkajian 3. PHBS 4. 5. Rumah Tangga 1.4 INDIKATOR PHBS Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan seperti menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat

kegiatan, pengembangan media, dll Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan

17

Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian. Sehingga dalam kegiatan penilaian nanti kita dapat membandingkan antara hasil pengkajian dengan hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator input, proses, dan output. Khusus indikator output digunakan untuk melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanan keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan. Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga. No VARIABEL INPUT 1.
Pertolongan persalinan Tersediannya Sarana Kesehatan

INDIKATOR Definisi
RS, Puskesmas, Polindes, (pemerintah / swasta)

PROSES
Pencarian pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan

Definisi
Dokter, bidan, perawat, dukun terlatih dampingi petugas kesehatan Jenis imunisasi diberikan sesuai dengan umur anak di-

OUTPUT
Persalinan ditolong tugas hatan pekese-

Definisi
Ditolong oleh bidan, dokter dan perawat, dukun terlatih (didampingi petugas kesehatan) Imunisasi lengkap terdiri BCG, Polio, Hepatitis, dan Campak dari: DPT,

2.

Imunisasi

Mengetahui manfaat imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi

Manfaat imunisasi adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh :

Membawa anak untuk diimunisasi

Anak mendapat imunisasi lengkap yang dapat dilihat dari KMS

Penimbangan Balita

Mempunyai KMS dan mengetahui manfaat bangan penim-

anak KMS: Kartu yang untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan Balita Jamban meliputi kakus

Membawa balita untuk ditimbang

Penimbangan kan dilakusatu

Balita ditimbang secara teratur sesuai jadwal (dapat dilihat KMS) pada

Angka/ grafik penimbangan untuk mengetahui status gizi anak

bulan sekali minimal 8x setahun

3.

Jamban

Tersedianya jamban yang

Memanfaatkan dan me-

Alat bersih

pemter-

Jamban digunakan bersih

Jamban digunakan oleh

18

memenuhi syarat

cemplung tanpa dengan her ngan kotoran/ atau leangsa pe-

melihara jamban ngan pembersih dealat

diri sikat ban, lidi, karbol

dari jamsapu dan

dan tidak berbau

seluruh luarga

ke-

lengkap denampungan septiptank Air yang tidak bau, berasa berber-

4.

Air bersih

Tersedianya air yang memenuhi syarat bersih

Memanfaatkan air bersih dan pat dipelipenamair haranya tempungan

Tempat penampung an air bersih bebas lumpur jentik dan lumut Tempat sampah dalam dan kediberseadaan baik sihkan

Digunakan air bersih semua arga oleh kelu-

Air (yang

bersih sudah

untuk minum dimasak) masak, mandi, dan mencuci pakaian Sampah ditampung dan dibuang buangan di tempat pem-

warna, dan

5.

Sampah

Tersedianya tempat pah tertutup luar rumah samyang di

Tempat sampah yang terbuat dari plastik, dalam seng, sedan

bersih Digunakan dan dipeliharanya tempat sampah

Halaman dan rumah dalam keadaan bersih sampah bebas

dalam dan di

men baik di di luar ru-

cara teratur

6.

Kebersihan Kuku

Tersedianya alat pemotong kuku

mah Ketersediaan alat pemotong kuku berupa gunting atau lainnya

Menggunting kuku kan teratur dan secara membersih-

Minimal kuku anggota keluarga dipotong 1 kali dan dibersihkan setiap hari Memilih, mencuci, dan memasak yang sedia bahan termakanan

Kuku dan bersih

ke-

Bersih tinya hitam sekitar

artidak dikuku

luarga pendek

ada kotoran /

dan kuku terMengkonsum -si makanan rayang bergizi/ beraneka gam sebut pendek Semua anggota keluarga mengkonsum -si makanan yang bergizi dan beraneka ragam

7.

Gizi keluarga

Tersedianya bahan makanan yang bergizi dan beraneka ragam

Bahan makanan gizi dari berterdiri kar-

Mengolah bahan kanan tersedia mayang de-

bohidrat, protein, lemak, tamin, mineral yang dapat vidan

ngan benar

19

diperoleh di halaman rumah dan pasar terdekat Tidak ditemukan rokok, puntung, dalam dan dan abu rokok di halaman rumah. Tidak ditemukan bahan penyalahgu-

Kebiasaan tidak merokok penyalahgunaan Napza dan

Tidak ada rokok, dan asbak, abu

Tidak anggota luarga

ada keyang

Tidak adanya an tuk biaya rumah pengeluartangga unmembeli rokok napza dan

Tidak adanya anggota luarga keyang

Rumah bebas asap dan Napza rokok bahan

rokok. Tidak ditemukan bahan penyalahguna -an Napza

membeli rokok dan menyimpan secara sah tidak bahan-

merokok dan menyalahgunakan Napza

bahan Napza

9.

Informasi PMS/ AIDS

Tersedianya informasi tentang AIDS / PMS

naan napza Informasi AIDS PMS laran, / mepen-

Memperoleh informasi tentang AIDS dari berbagai sumber formasi in-

Informasi tersebut dapat oleh sumber yaitu: dio, TV, CeraKoran, Ramah, dll. diperdari

Dapat jelaskan gahan

men2 dan

Dua dan laran

cara penu-

pencegahan

cara : pencepenularan AIDS / PMS

liputi penucegahan, & penyebab AIDS/ PMS yang diperoleh berbagai dari

berbagai

10 .

JPKM sehat lainnya

dana As.Kes

Terbentuknya JPKM/ Dana sehat dan Askes lainnya yang sejenis

media Penyelenggaraan Pemeliharaan kesehatan yang pembiayaan -nya dilaksanakan secara upaya azaskan saha sama pra beruberdan

Menjadi peserta dana sehat, JPKM, dan lainnya Askes

Peserta Dana Sehat, JPKM, dan Askes lainnya adalah peserta yang mendapat kartu anggota

Membayar premi/ iuran secara teratur

Biaya pada waktu telah tukan

yang jangka yang diten-

dibayarkan

kekeluarga-

20

an

2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 ) 1.1 BATASAN PERILAKU Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia ) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner membedakan adanya 2 respons: 1. Respondent response , yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan Respondent response mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan tertawa. 2. Operant respons atau instrumental response, yakni respon

21

yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya ( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respon dibedakan menjadi dua. 1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behaviour atau unobservable behaviour, misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. 2. Perilaku terbuka ( overt behaviour ) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebagainya. terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

22

Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skiner adalah sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk. b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponenkomponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud. c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut. d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk. 1.2 PERILAKU KESEHATAN Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,

23

perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance ) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek. a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan ( health seeking behaviour ). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment ) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku kesehatan lingkungan. Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan

24

perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya. Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan perilaku kesehatan ini. a. Perilaku hidup sehat. Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain: 1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ). Menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna. 2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas ( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan. 3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolaholah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.

25

4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum miras ini. 5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan. 6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatankegiatan yang positif. 7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya. b. Perilaku sakit ( ilness behaviour ) Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya. c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour ) Dari segi sosiologi, orang sakit ( pasien ) mempunyai peran,

26

yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain ( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi: 1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan 2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/ penyembuhan penyakit yang layak 3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban orang sakit ( memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya ). 1.3 DOMAIN PERILAKU Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah

27

merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom ( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif, c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: 1. Pengetahuan ( Knowledge ) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour ). a.Proses Adopsi Perilaku. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers perilaku yang ( 1974 ) didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. 2. 3. lagi. 4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

28

5.

Adoption,

subjek

telah

berperilaku

baru

sesuai

dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1. Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, sebagainya. 2. Memahami ( comprehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara paham benar terhadap tentang objek objek atau yang diketahui, harus dapat dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah materi menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi ( aplication ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

29

telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4.

Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis ( syntesis ) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi ( evaluation ) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada. c.Sikap ( attitude ) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut. An individuals social attidude is a syndrome of response consistency with regard to social object ( Campbell,1950 ). A mental and neural state of rediness, organized through

30

expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the individuals response to all objects and situation with which it is related ( Allport, 1954 ). Attitude entails an existing predisposition to response to social objecs which in interaction with situational and other dispositional variables, guides and direct the overt behavior of the individual ( Cardno, 1955 ). Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi Proses Stimulus

Stimulus Rangsangan

Reaksi Tingkah laku (terbuka)

Sikap (tertutup) a. Komponen Pokok Sikap

31

Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok. 1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh ( total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. b. Berbagai Tingkatan Sikap. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan. 1. Menerima 2. Memberikan Menerima ( receiving ) diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ). Merespon ( responding ) jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai ( valuing ) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab ( responsible ) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. c. Praktek atau Tindakan ( practise )

32

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan: 1. Persepsi ( perception ) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak Balitanya. 2. Respons terpimpin ( guided response ) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme ( mechanism ) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adopsi ( adoption ) Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan dengan baik. tanpa Artinya mengurangi tindakan itu sudah tindakan dimodifikasikannya kebenaran

33

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. 1.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap. 1. Pengetahuan Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi: a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi: - penyebab penyakit - gejala atau tanda-tanda penyakit - bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan - bagaimana cara penularannya - bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya. b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi: - jenis-jenis makanan yang bergizi - manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya - pentingnya olahraga bagi kesehatan - penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan sebagainya - pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi kesehatan, dan sebagainya c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan - manfaat air bersih

34

- cara-cara kotoran yang

pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan

sehat, dan sampah - manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat - akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan sebagainya

2. Sikap Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni: a. Sikap terhadap sakit dan penyakit. Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya. b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. 3. Praktek atau Tindakan ( practice ) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya ( dinilai baik ). Inilah yang disebut

35

praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan ( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal tersebut di atas, yakni: a. Tindakan sehubungan dengan penyakit Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , Penyembuhan penyakit. b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya. c. Tindakan kesehatan lingkungan Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk madi, cuci, masak, dsb. 1.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan. Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi b.

36

diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan. Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktekpraktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu. Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan. Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus. Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian prosesproses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk

37

melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau golongan objek-objek. Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah, mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan normanorma hidup sehat. Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan. Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini: Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial Interaksi perilaku kesehatan

Lingkungan umum Lingkungan terbatas Lingkungan keluarga Individu

Keterangan:

38

bidang

Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program

yang erat kaitannya dengan lingkungan keluarga mengenai kesehatan masyarakat sehubungan dengan kesehatan

kesehatan, dan sebagainya.

39

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN 1. Pertolongan persalinan 2. Imunisasi 3. Jamban 4. Air bersih 5. Sampah 6. Kebersihan kuku 7. Gizi keluarga 8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza 9. Informasi PMS/ AIDS 10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain ( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 ) 3.2 DEFINISI OPERASIONAL 1. Keluarga miskin Frekuensi makan < 2 kali sehari Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir Sebagian besar lantai rumah dari tanah Anak usia 7 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) : PHBS di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin

40

Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan kesehatan dasar PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama keluarga

2.

Pasangan usia subur

Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang hamil dan belum mempunyai anak 3. Umur ibu : Survey : Kuesioner : Interval Pendidikan ibu : Survey : Kuesioner : Ordinal Pekerjaan ibu : Survey : Kuesioner : Ordinal Pendapatan per kapita per bulan

Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian Cara ukur Alat ukur Skala 4.

Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu Cara ukur Alat ukur Skala 5.

Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari Cara ukur Alat ukur Skala 6.

Bila < Rp. 200.000,00 berarti keluarga miskin

41

Cara ukur Alat ukur Skala 7.

: Survey : Kuesioner : Ordinal

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain : 7.1 Pengetahuan Adalah pengetahuan mengenai pengetahuan dari pentingnya hidup bersih dan sehat, yang dinilai melalui pertanyaan yang dapat dijawab yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 8 pertanyaan pilihan berganda. Apabila dijumlahkan, maka responden dikelompokan ke dalam 2 kategori tingkat pengetahuan, yaitu: 1. Pengetahuan Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8 2. Pengetahuan Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala Alat Ukur 7.2 Sikap Adalah sikap dalam mempraktekkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, yang dinilai melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan sikap yang berjumlah 8 pertanyaan merupakan pertanyaan pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, responden dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu: : Ordinal : Kuesioner

42

1. Sikap Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8 2. Sikap Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala Alat Ukur 7.3 Perilaku Adalah perilaku masyarakat dalam mengamalkan hidup bersih dan sehat terhadap lingkungan serta anggota keluarga , yang dinilai melalui jumlah jawaban yang dapat dijawab melalui pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan Perilaku berjumlah 8 pertanyaan, merupakan pertanyaan pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, maka responden dikelompokkan dalam 2 kategori tingkat perilaku, yaitu: 1. Perilaku Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-7 2. Perilaku Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4 Skala Alat Ukur 8. : Ordinal : Kuesioner Penyuluhan : Ordinal : Kuesioner

Di dalam kuesioner terdapat 8 pertanyaan mengenai penyuluhan yang bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhanpenyuluhan kesehatan yang akan datang.

43

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan survey yang menggunakan metode deskriptif, yang bisa memberi gambaran tentang tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, perilaku, dan penyuluhan para responden yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner. 4.2. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang keterangan umum responden, meliputi nama, alamat, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan perkapita, 24 pertanyaan tentang PHBS dan 8 pertanyaan tentang penyuluhan. 4.3. POPULASI DAN SAMPEL a. Populasi penelitian adalah para ibu ( PUS atau sedang hamil atau memiliki bayi atau memiliki Balita ) dari Keluarga Miskin yang bertempat tinggal di desa Air Meles Bawah yang berjumlah 75 orang ibu. b. Sample

44

Sample yang digunakan adalah minimal sample, yaitu sebesar 43 orang ibu. 4.4. PENGUMPULAN DATA Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu: a. Data primer Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun. b. Data sekunder Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan kecamatan di wilayah setempat. 4.5. CARA PENGOLAHAN DATA Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke dalam tabel sesuai dengan penelitian

45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di Desa Air Meles Bawah , yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Perumnas, yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong,. Wilayah kerja Puskesmas Perumnas terdiri atas 6 dusun. Desa Air Meles Bawah Adapun batas-batas wilayah kerja Desa Air Meles Bawah adalah : Batas utara berbatasan dengan wilayah kerja BTN Batas selatan berbatasan dengan wilayah kerja Air Bang Batas barat berbatasan dengan wilayah kerja Talang Rimbo Sukaraja Luas wilayah Air Meles Bawah 403 km2 , dengan jumlah penduduk pria :587 jiwa , penduduk wanita: 500 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga: 217 KK yang dengan mata pencaharian sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan sebagian kecil adalah dagang. Dan rata- rata penduduknya beragama Islam. 4.7. HASIL PENELITIAN USIA RESPONDEN Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu Usia ibu (tahun) 15-21 21-35 >35 JUMLAH Jumlah 18 13 12 43 Persentase 41,86 30,23 27,91 100 Batas timur berbatasan dengan wilayah kerja

Berdasarkan data di atas responden terbanyak kelompok umur 15-21

46

tahun, diikuti kelompok usia 21-35 tahun. Berarti di Desa Air Meles Bawah banyak terdapat ibu usia produktif. TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SMP Tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA Tamat PT/ Akademi JUMLAH Jumlah 10 20 0 5 3 5 0 43 Persentase 23,26 46,51 0 11,63 6,98 11,63 0 100

Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa pendidikan responden berpendidikan rendah ini terlihat dari 46% hanya tamat SD dan 30% tak tamat sekolah tingkat lanjut PEKERJAAN RESPONDEN Tabel 5.3 Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Buruh Petani Pedagang PNS TNI / POLRI Lain-lain JUMLAH Jumlah 20 14 0 6 3 0 0 43 Persentase 46,51 32,56 0 13,93 6,98 0 0 100

Dari data di atas diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 20%. Diikuti buruh 14% PENDAPATAN PERKAPITA RESPONDEN Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita

47

Pendapatan / kapita/ bulan < Rp. 200.000,00 /kapita/ bulan Rp. 200.000,00 /kapita/ bulan JUMLAH

Jumlah 31 12 43

Persentase 72,10 27,90 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa 72% responden adalah benar keluarga miskin. PHBS RESPONDEN Tabel 5.5 Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang PHBS Kategori Pernah Tidak JUMLAH Jumlah 38 5 43 Persentase 88,37 11,63 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 88% responden mengetahui PHBS dan 12% responden tidak mengetahui

Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS Kategori Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera Peilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera Jumlah 28 13 Persentase 65,12 30,23

2 4,65 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan 65% menjawab dengan benar dan 35 % menjawab salah Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS

48

Kategori KIA Gizi Kesehatan Lingkungan Gaya Hidup

Jumlah 5 5 23 5

Persentase 11,63 11,63 53,48 11,63

Peran serta dalam Upaya Kesehatan 5 11,63 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 53% responden menjawab kesehatan lingkungan 5%KIA, 5% Gizi, 5% gaya hidup dan 5% peran serta upaya kesehatan Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat Kategori Berventilasi Berventilasi, Pencahayaan yang cukup Berventilasi,Pencahayaan yang cukup, halaman rumah bersih Berventilasi, Pencahayaan yang cukup, halaman yang bersih, tersedianya jamban keluarga JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah 40 93,02 Jumlah 0 0 3 Persentase 0 0 6,98

Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI Kategori Sampai usia 2 tahun Sampai usia 6 bulan Sampai usia 10 bulan Jumlah 30 11 2 Persentase 69,77 25,58 4,65

Sampai usia 8 bulan 0 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 70% menjawab tepat dan 30 % salah

Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu

49

hamil Kategori Membangun kekebalan sebagai upaya mencegah infeksi tetanus dan melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum Mencegah infeksi pada luka 8 18,60 Jumlah 35 Persentase 81,40

Lain lain JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 81% menjawab tepat dan 19%salah

Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah tentang persalinan Kategori Jamkesmas Jampersal Jamkesda Jamsostek Jumlah 0 43 0 0 Persentase 0 100 0 0

Lain lain 0 0 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa semua responden tahu tentang JAMPERSAL Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara jamban dengan sumber air Kategori Jumlah Persentase > 10 meter 40 93,02 < 10 meter 3 6,98 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah

50

Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah Kategori Jumlah Setuju 43 Tidak setuju 0 JUMLAH 43 . Dari data di atas didapatkan bahwa semua setuju Persentase 100 0 100

Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah membahayakan anggota keluarga yang lain Kategori Ya Tidak Jumlah 40 3 Persentase 93,02 6,98

Abstain 0 0 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah

Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan tidak bersih dapat mengakibatkan diare Kategori Ya Jumlah 29 Persentase 67,44

Tidak 8 18,60 JUMLAH 43 100 Dari data diatas semua responden mengetahui tentang mencuci makan tidak bersih dapat mengakibatkan diare Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana membuang sampah Kategori TPS/TPA Jumlah 30 Persentase 69,02

51

Sungai Dibakar Lainnya

5 8 0

11,63 18,60 0

Abstain 0 0 JUMLAH 43 100 Dari data di atas didapatkan bahwa 70% responden menjawab di TPA 12% di sungai dan 18% dibakar Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari apa Kategori Keramik/ ubin Tanah Jumlah 25 0 Persentase 58,14 0

Semen 18 41,86 JUMLAH 43 100 Dari tabel di atas didapatkan 58% responden menjawab keramik/ubin 42 % semen Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu melakukan persalinan Jawaban Bidan Dokter Paraji JUMLAH Jumlah 40 3 0 43 Persentase 93,08 6,92 0 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% responden menjawab ditolong bidan dan hanya 6% ditolong dokter Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa yang ibu makan setiap harinya Jawaban Nasi, sayur, lauk pauk, buah (4 sehat) Nasi, sayur dan lauk pauk Jumlah 5 30 Persentase 11,63 69,02

52

Nasi dan sayur atau nasi dan lauk pauk Nasi saja Lain lain JUMLAH

8 43

18,60 100

Dari tabel di atas didapatkan 70% hanya makan nasi+lauk pauk

Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM) Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 38 5 43 Persentase 88,37 11,63 100 12% responden menjawab

Dari tabel di atas didapatkan88% ya Tidak.

Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan Jawaban Jumlah Persentase Ya 27 62,79 Tidak 16 37,21 JUMLAH 43 100 Dari tabel di atas didapatkan88% ya 12% responden menjawab Tidak.

Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu setiap hari dibersihkan

53

Jawaban Ya tidak Abstain JUMLAH

Jumlah 25 18 0 43

Persentase 58,14 41,86 0 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% ya hanya 6% responden menjawab Tidak pernah. Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan mempunyai jendela Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 40 3 43 Persentase 93,02 6,98 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% ya hanya 6% responden menjawab Tidak pernah.

Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering responden membersihkan jamban di rumah Jawaban Sebulan sekali Seminggu sekali Tidak pernah Abstain Jumlah 9 23 11 Persentase 20,93 53,49 25,58

54

JUMLAH

43

100

Dari tabel di atas didapatkan semua seminggu sekali

Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu melakukan aktifitas fisik setiap hari Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 26 17 43 Persentase 60,46 39,53 100

Dari tabel di atas didapatkansema menjawab ya. Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga Jawaban TPS/TPA Sungai Dibakar Lainnya JUMLAH Jumlah 25 5 13 0 43 Persentase 58,14 11,63 30,23 0 100

Dari tabel di atas di dapatkan 81% responden membuang di TPA 19% dibakar Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu Jawaban 1x seminggu 2x sebulan 1xsebulan JUMLAH Jumlah 0 0 43 43 Persentase 0 0 100 100

55

Dari tabel di atas didapatkan semua melakukannya sebulan sekali Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku Jawaban Seminggu sekali 2 minggu sekali Sebulan sekali /> sebulan Abstain JUMLAH Jumlah 3 17 23 43 Persentase 6,98 39,54 53,44 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% sebulan sekali hanya 6% responden menjawab seminggu sekali

PENYULUHAN

Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ? Jawaban Pernah Tidak pernah Abstain JUMLAH Dari tabel di atas didapatkan 81% Jumlah 35 8 43 Persentase 81,40 18,60 100

responden yang pernah mendapat

penyuluhn tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat? Jawaban 1 kali Jumlah 2 Persentase 4,65

56

2 kali 3 kali Abstain JUMLAH

18 23 0 43

41,86 53,49 0 100

Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? Jawaban < 3 bulan y.l 3-6 bulan y.l 6-9 bulan y.l 9-12 bulan y.l > 1 tahun y.l JUMLAH Jumlah 3 3 9 15 13 43 Persentase 6,9 6,9 20,93 34,88 30,23 100

Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan apakah penyuluhan tersebut bermanfaat ? Jawaban Ya Tidak Abstain JUMLAH Jumlah 43 0 43 Persentase 100 0 0 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS menjawab penting Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? Jawaban Jumlah Persentase

57

Puskesmas Posyandu Balai desa Lainnya: JUMLAH

15 20 8 0 43

34,88 46,51 18,60 0 100

Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ? Jawaban Minggu Jam kerja Puskesmas Saat Posyandu Abstain JUMLAH Jumlah 0 18 23 2 43 Persentase 0 41,86 53,48 4,65 100

Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ? Jawaban Dokter Bidan Kader kesehatan Tokoh agama dan Masyarakat Lainnya Abstain JUMLAH Jumlah 13 28 2 0 0 43 Persentase 30,32 65,11 4,65 0 0 100

58

Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan Bagaimana cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ? Jawaban Ceramah Ceramah + tanya jawab Ceramah + gambar-gambar Wawancara Abstain JUMLAH Jumlah 3 23 8 7 2 43 Persentase 6,9 53,48 18,60 16,27 4,65 100

Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS


Jawaban Jumlah Persentase Cukup 35 81,36 Kurang 8 18,64 Total 43 100 Dari tabel diatas maka pengetahuan responden akan PHBS dapat dikatakan cukup

Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS


Jawaban Jumlah Persentase Cukup 28 65,12 Kurang 34,88 15 Total 43 100 Dari tabel diatas maka sikap responden akan PHBS dapat dikatakan cukup

Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS


Jawaban Cukup Kurang Jumlah 26 17 Persentase 60,46 39,54

59

Total 43 100 Dari tabel diatas maka perilaku responden akan PHBS dapat dikatakan cukup

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian di desa Air Meles Bawah dapat ditarik kesimpulan berupa : 1. Sebagian besar ibu berusia antara 15-21 tahun (40 %) 21-35(30 %), yang tingkat pendidikannya dan tamat SD ) yang diikuti kelompok usia

tergolong rendah ( rata-rata tidak tamat SD 2.

pekerjaan mayoritas responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga Dengan latar belakang di atas, maka dapat dilihat gambaran PHBS di di Desa Air Meles bawah mempunyai perilaku dan pengetahuan yang cukup terhadap PHBS, hal ini harus ditingkatkan terus dan harus berkesinambungan sehingga tingkat kepemilikan dan penggunaan lingkungan sekitar dapat terus ditingkatkan untuk mencapai lingkungan yang nyaman di wilayah Desa Air Meles Bawah 3. Selain Penyuluhan, Untuk anak-anak sekolah juga

60

diajarkan tari cuci tangan. Semoga dapat meningkatkan ketanggapan serta kepedulian anak-anak tentang perntingnya menjaga kebersihan supaya terbebas dari kuman dan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit. 6.2 SARAN 1. bulan sekali 2. Melakukan pelatihan terhadap para kader, juru imunisasi, bidan, mantri, tokoh masyarakat yang terjun langsung ke lapangan untuk memantau PHBS 3. (JAGA) 4. 5. Pengadaan UKS di setiap sekolah minimal 1 bulan Mengadakan lomba rumah PHBS serta desa PHBS sekali oleh petugas kesehatan. setahun sekali untuk memacu masyarakat secara umum dan rumah tangga miskin secara khusus untuk menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 6. Melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan Perkebunan untuk pembangunan sarana TPS. Melakukan Pembangunan Jamban Keluarga Menggalakkan penyuluhan mengenai PHBS oleh Nakes terutama oleh dokter dalam bentuk ceramah dan tanya jawab 1

61

DAFTAR PUSTAKA
1. Dachroni. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1999/2000. 2. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta, 2003.

62

FOTO KEGIATAN

63

KUESIONER I IDENTITAS 1. Nama 2. Alamat 3. Usia 4. Pekerjaan a. Tidak bekerja b. Petani c. Buruh d. Buruh Tani e. Pedagang

64

f. g. h. i. 5. i. ii. iii. iv. v. vi. vii.

Pegawai Negri TNI/ Polri Pegawai Swasta Pensiunan Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD/ sederajat Tamat SD/sederajat Tidak tamat SMP/sederajat Tamat SMP/sederajat Tidak tamat SMA/sederajat Akademi/ Perguruan Tinggi

6. Penghasilan perkapita perbulan a. < Rp 200.000,00 b. > Rp 200.000,00 II PENGETAHUAN 1.Apakah ibu pernah mendengar tentang PHBS? a.Pernah b.Tidak pernah 2.Kepanjangan PHBS a.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat b.Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera c.Perilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera 4.Apakah yang termasuk aspek PHBS ? ( jawaban boleh lebih dari satu ) a.KIA b.Gizi cKesehatan Lingkungan dGaya Hidup ePeran Serta dalam Upaya Kesehatan 5.Apakahsyarat rumah sehat? A.Berventilasi B.Berventilasi,pencahayaan yang cukup C.Berventilasi, pencahayaan yang cukup, halamn rumah yang bersih

65

D.Berventilasi, pencahayaan yang cukup, halaman rumah yang bersih, tersedianya jamban keluarga 6Apakah yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif? APemberian ASI sampai usia bayi 2 tahun BPemberian ASI sampai bayi usia 6 bulan CPemberian ASI sampai usia 10 bulan DPemberian ASI sampai usia 8 bulan 7Apa manfaat suntikan TT pada ibu hamil? AMembangun kekebalan sebagai upaya mencegah infeksi tetanus dan Belindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum CMencegah infeksi pada luka DLain - lain 8.Apakah program pemerintah tentang persalinan? A.Jamkesmas BJampersal CJamkesda DJamsostek F Lain - lain

9.Berapa meter jarak yang baik antara jamban dengan sumber air? a. > 10 meter b. < 10 meter

III SIKAP 1. Apakah anda setuju setiap rumah mempunyai JAGA ( Jamban Keluarga) ? a. Setuju b. Tidak setuju

66

2. apakah anda setuju merokok di dalam rumah dapat membahayakan anggota keluarga yang lain? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anda setuju cuci tangan yang tidak bersih sebelum makan dapat mengakibatkan diare? a. Ya b. Tidak 4. Kemanakah anda selalu membuang sampah rumah tangga? a. TPS/TPA b. Sungai c. Kebon d. e. 5. a. b. c. 6. a. b. c. 7. a. b. c. d. e. 8. a. b. Dibakar Lainnya:____________ Terbuat dari apakah lantai rumah ibu? Keramik/Ubin Tanah Semen Oleh siapa ibu melakukan persalinan? Bidan Dokter Paraji Jenis makanan apa yang ibu makan setiap harinya? Nasi, sayur, lauk pauk, buah (4 sehat) Nasi, sayur dan lauk pauk Nasi dan sayur / nasi dan lauk pauk Nasi saja Lain lain : ______ Apakah Ibu menjadi anggota Dana Sehat (JPKM)? Ya Tidak

IV PERILAKU 1. Apakah ibu selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan?

67

a. b. 2. dibersihkan? a. b. 3. jendela? a. b. 4. jamban di rumah anda?

Ya Tidak Apakah rumah ibu setiap hari Ya Tidak Apakah setiap ruangan mempunyai Ya Tidak Seberapa sering Anda membersihkan

a. Sebulan sekali b. Seminggu sekali c. Tidak pernah 5. Apakah ibu selalu melakukan aktifitas fisik setiap hari? ( seperti : membersihkan rumah, bekerja di kebun,dll; minimal 30 menit/hari) a. Ya b. Tidak 6. Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga? a. TPS/TPA b. Sungai c. Dibakar d. Lainnya:________ 7. Bagi ibu yang pernah mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi ke posyandu? a. 1x seminggu b. 2x sebulan c. 1x sebulan 8. Berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku ? a. Seminggu sekali b. 2 minggu sekali

68

c.

sebulan sekali/ > sebulan

V PENYULUHAN 1. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup bersih dan Sehat? a. Pernah b. Tidak pernah 2. Bila pernah, berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang perilaku Hidup bersih dan Sehat? a. 1 kali b. 2 kali c. > 3 kali Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat? a. < 3 bulan yang lalu b. 3 6 bulan yang lalu c. 6 9 bulan yang lalu d. 9 12 bulan yang lalu e. > 1 tahun Apakah penyuluhan tersebut ( tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) bermanfaat? a. Ya b. Tidak Menurut ibu, dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat? a. Puskesmas b. Posyandu c. Balai desa d. Lainnya:________ Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat? a. Hari Minggu b. Hari Minggoen Desa

3.

4.

5.

6.

69

c. Pada saat jam kerja Puskesmas d. Saat kegiatan Posyandu e. Lainnya:_______ 7. Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut? a. Dokter b. Bidan c. Kader Kesehatan d. Pemimpin/ Tokoh Agama dan Masyarakat e. Lainnya :________ 8. Bagaimana cara yang tepat dalam menyampaikan penyuluhan tersebut? a. Ceramah saja b. Ceramah dengan acara tanya jawab c. Ceramah dengan gambar gambar d. Wawancara e. Lainnya : ________

70

You might also like