You are on page 1of 44

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Keberadaan pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dapat memainkan beberapa fungsi, yakni sebagai model bagi pengawas kabupaten/kota lainnya dalam berbagai aspek yang menyangkut kegiatan pengelolaannya. Meskipun disadari bahwa kemungkinan terdapat beberapa perbedaan antara pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan pengawas kabupaten/kota lainnya, namun hal ini tidak menghalangi dalam mengembangkan yang dimiliki. Keberadaan pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diharapkan dapat dijadikan tempat pelatihan bagi pengawas kabupaten/kota, kepala sekolah, para guru, dan tenaga pendidikan lainnya yang berada dalam lingkungan kelompok kerja sekolah terkait. Keberadaan pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diharapkan dapat memainkan peran kepemimpinan dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan prestasi pengawas kabupaten/kota, kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan yang sasarannya untuk belajar siswa. Pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terlibat dalam kegiatan supervisi akademik, pengawasan kabupaten/kota, kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan untuk saling tukar pengalaman dalam rangka lebih meningkatkan wawasan dan profesionalisme mereka masing-masing. Oleh karena itu, pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan

kelompok kerja provinsi. Dengan demikian, keberadaan pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini mempunyai semangat kebersamaan dan tidak terpisahkan dari pengawas sekolah kabupaten/kota lainnya. Selain itu, dalam melaksanakan tugas sehari-hari para guru khususnya SMA Negeri Modal Bangsa banyak menghadapi kendala-kendala dalam merincikan minggu efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengamatan sementara, hal tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor antara lain, kurangnya pemahaman guru, minimnya fasilitas, sedikitnya pelatihan, masih kurangnya sanksi yang diberikan, dan kesadaran yang masih rendah. Jika dikaji lebih dalam terhadap kelemahan tersebut yang dominan adalah guru belum dapat menerima kehadiran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke arah yang lebih nyata dan konkrit. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk memecahkan permasalahan rendahnya pemahaman guru SMA Negeri Modal Bangsa terhadap proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terasa perlu diadakan penelitian sebagai upaya peningkatan masa mendatang. 1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam memberi peluang lebih besar terhadap upaya pengadaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sehingga kegiatan pengawas sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan secara inovatif terhadap pengembangan yang sesuai dengan ciri dan potensi. Dengan demikian, kehadirannya mempunyai sumbangan nyata dalam pembangunan. Selain itu, pengawas sekolah mampu meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran sehingga mendorong penyelenggaraan dan pengelolaan yang efisien dan efektif. Rumusan berikutnya, apakah dengan proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. 1.2.2 Pemecahannya Pemecahan masalah dilakukan dengan memberi arahan, bimbingan serta binaan kepada para guru tentang bagaimana melakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bagaimana pula bila ada guru yang tidak membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terajak untuk mau berbuat karena pola pembelajaran seperti ini lebih bermakna jika dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada. Oleh karena itu, para guru harus terpanggil kesadarannya untuk melakukan pola ini. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mampu meningkatkan prestasi guru dalam proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan materi yang diajarkan.

2) Mampu menilai kemampuan guru dalam penguasaan materi dan penguasaan metodelogi pengajaran. 3) Mampu memberikan contoh penyusunan perangkat pembelajaran seperti Analisis Rincian Minggu Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4) Mampu mendata kinerja guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Melatih kemampuan guru menjadi yang lebih mandiri dari yang telah ada. 2) Meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan materi dan penguasaan metodelogi pengajaran. 3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran seperti Analisis Rincian Minggu Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4) Melatih guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. 5) Membiasakan dalam proses mengajar guru bersama siswa berada dalam situasi yang menyenangkan. 1.5 Hipotesis Hipotesis ini adalah kemampuan guru masih memerlukan pembinaan yang disebabkan oleh fasilitas, sarana, dan lingkungan. Maka prestasi belajar belum

terjangkau secara maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan agar lahir sebuah solusi dari sebuah harapan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Perkembangan teknologi modern telah memungkinkan penggunaan berbagai alat bantu pengajaran. Namun, alat-alat itu belum sepenuhnya dapat menggantikan guru. Semua alat teknologi itu hanyalah untuk membantu lebih efektifnya pelaksanaan tugas guru. Uraian di atas menjelaskan betapa pentingnya pembinaan guru dalam pelaksanaan pengajaran yang di dalamnya termasuk proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru tidak dapat digantikan dengan alat-alat teknologi. Karena guru itu manusia, sedangkan hasil teknologi merupakan benda yang dapat dipergunakan untuk membantu guru. Untuk menjadi guru, harus dimatangkan terlebih dahulu secara ideal melalui serangkaian pendidikan keguruan. Ia dapat menghargai dan menghayati tanggung jawabnya. Guna suksesnya kegiatan belajar mengajar, seorang guru berhak mengetahui serta memiliki pengetahuan yang berkenaan dengan materi yang diajarkan, menguasai cara penyajian yang baik, bahan pelajaran yang dikuasai, dan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan serta mempersiapkan diri berbagai ilmu yang diperlukan. Di samping itu guru dibebankan suatu tanggung jawab. Karena keberhasilannya belajar mengajar bukan hanya ditentukan oleh persiapan pengetahuan, tetapi juga persiapan mental yaitu faktor kesetiaan dan dedikasi dalam mengajar. Guru tidak hanya mengetahui subjek yang diajarkan tetapi juga

mencintai subjek tersebut. 2.2 Temuan Hasil Penelitian yang Relevan Seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual dan latar belakang akademik yang tinggi. Ini tidak berarti bahwa orang yang memiliki kapasitas intelektual yang tinggi menjadi guru yang baik, tetapi penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa seorang guru yang baik ialah orang yang mempunyai itelegensi yang tinggi, diperoleh melalui seperangkat pendidikan yang sesuai dengan profesinya. Setiap guru harus memiliki kesehatan fisik dan mental. Mengajar merupakan profesi yang banyak melibatkan guru dalam hubungan langsung dengan siswa. Kesehatan mental sangat penting bagi seorang guru. Apabila seorang guru tidak bermental sehat, akan membawa pengaruh yang besar pada perkembangan corak kepribadian siswa yang dibimbingnya. Semua guru harus memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan profesionalnya. Mengajar merupakan hal yang esensial dalam proses

pengembangan intelektual, sosial ekonomi, dan moral orang yang bercita-cita maju. Guru memiliki keyakinan betapa pentingnya pendidikan untuk kemajuan masyarakat. Keyakinan ini menjadi pendorong bagi guru untuk meningkatkan pengabdian terhadap masyarakat. Oleh karena itu, membina guru agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya mereka nanti dilengkapi dengan pengetahuan yang cukup tentang pengajaran, keterampilan yang memadai dalam pengajaran, dan memahami tentang metodelogi pengajaran serta kemampuan menggunakannya dalam

pengajaran. 2.3 Kerangka Pikir Guru adalah orang yang diserahkan wewenang untuk mengajarkan suatu mata pelajaran pada lembaga sekolah. Kepadanyalah diserahkan tanggung jawab melaksanakan pengajaran itu. Oleh karena itu, kurang pada tempatnya kalau kewajiban mulia ini diserahkan kepada orang lain yang belum dipersiapkan secara ideal. Setiap guru perlu menyadari bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah langkah awal dalam rangka proses belajar mengajar. Di samping itu, para guru dibebankan suatu tanggung jawab karena berhasilnya proses belajar mengajar bukan hanya ditentukan oleh persiapan pengetahuan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetapi juga persiapan mental yaitu faktor kesetiaan, menyenangkan, dan dedikasi dalam mengajar. Guru tidak hanya mengetahui subjek yang diajarkan tetapi juga mencintai subjek tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tindakan Desain penelitian tindakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif dan metode normatif. Metode deskriptif komparatif digunakan untuk mendeskripsikan data kemampuan guru di sekolah tersebut. Metode normatif digunakan untuk mengukur kemampuan guru yang diterapkan dengan norma-norma tertentu. Oleh karena itu, rumusan alat uji dan pengolahan hasil ujian dapat dilakukan dengan norma-norma yang sesuai untuk itu. 3.2 Subjek dan Objek 3.2.1 Subjek Sebagai subjek dalam penelitian ini peneliti sendiri sebagai pencari datadata. Setelah data tersebut peneliti peroleh diolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam pengumpulan data peneliti mengedarkan angket kepada responden. Harapan semua angket yang kembali menjadi sumber data yang valid untuk dipertanggungjawabkan. 3.2.2 Objek Sebagai objek dalam penelitian ini adalah para guru mata pelajaran Ujian Nasional (UN). Para guru ini dijadikan sampel secara menyeluruh. Melalui para guru ini diedarkan angket-angket yang telah disediakan untuk mencari jawaban yang valid sebagai data yang akurat serta menjadi sebuah solusi yang terbaik

10

khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian tindakan kepengawasan dilakukan pada para guru mata pelajaran Ujian Nasional (UN) SMA Negeri Modal Bangsa tahun ajaran 2008/2009. Salah satu alasan sekolah ini dipilih karena binaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berlokasi Jalan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda km. 12,5 Desa Cot Geudret Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. 3.3.2 Waktu Penelitian Pelaksanaan mulai dilakukan pada minggu ketiga bulan Juni 2008 sebagai langkah pertama memberitahukan pada kepala sekolah dan dewan guru sambil melakukan observasi sejauh mana kemampuan guru dalam menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Minggu ketiga Juli 2008 mulai kegiatan penelitian langsung ke lapangan untuk mengukur kemampuan guru dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sehari-hari. Tanggal 26 Juli 2008 peneliti mengedarkan angket kedua untuk membuktikan sejauh mana mereka merealisasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setelah itu minggu pertama agustus 2008 peneliti mengamati langsung proses belajar mengajar yang dilakukan oleh para guru sebagai pembuktian langsung apakah mereka sudah mampu sepenuhnya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tahap terakhir minggu kedua Agustus 2008 peneliti menyebarkan angket kembali setelah dilakukan pembinaan untuk menjadi sebuah indikasi bahwa para guru dalam proses belajar mengajar semuanya telah

10

menganut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang peneliti laksanakan diawali dengan penyusunan rancangan penelitian, seterusnya dilanjutkan dengan penelitian-penelitian. Mengedarkan angket untuk mengetahui segala hambatan, melakukan pembinaan, menganalisis, mengolah data, dan menyusun hasil penelitian. 3.4.1 Siklus I A. Perencanaan Perencanaan siklus I peneliti menjumpai kepala sekolah untuk

memperoleh informasi tentang para guru apakah mereka membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setiap masuk jam mengajar mereka menurut bidang studi masing-masing yang dijadikan sebagai sampel. Peneliti mengevaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan selanjutnya melalui observasi peneliti menilai kegiatan belajar mengajar para guru dengan menggunakan format angket. Para guru juga mengisi angket yang telah dipersiapkan dan peneliti mengadakan wawancara serta refleksi untuk menentukan langkah-langkah berikutnya setelah guru mengisi angket tersebut. B. Pelaksanaan 1. Peneliti mengedarkan angket pertama kepada responden berdasarkan tingkat pemahaman terhadap proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2. Pada Siklus I peneliti mengedarkan angket untuk tingkat pemahaman awal terhadap pemberlakuan proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

12

(KTSP). 3. Peneliti menghitung obsen angket yang telah dijawab oleh responden sebagai data temuan pada siklus I C. Observasi Kegiatan ini peneliti melakukan observasi dengan para guru yang mengajar mata pelajaran Ujian Nasional (UN) untuk melakukan dialog antar individu. Peneliti melakukan observasi ini untuk menjadi sebuah masukan apakah semua para guru telah membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bila sudah atau belum ini tidak hanya menjadi sebuah ukuran. Karena yang diharapkan menjadi sebuah masukan untuk mengambil tindakan pada siklus berikutnya. Selain itu, fungsi observasi ini sebagai masukan awal untuk menjadi data penguat sebagai tindak lanjut yang lebih mudah untuk berikutnya yang menjadi sebuah harapan agar mencapai tujuan yang terbaik. D. Refleksi Sesuai dengan hasil observasi, peneliti mengarahkan kepada para guru bahwa membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu penting. Oleh karena itu, semua kita harus terpanggil untuk melakukannya. Pembelajaran dengan tanpa menggunakan perangkat merupakan perbuatan yang sia-sia. Maka guru yang baik adalah dalam menghadapi siswa dia selalu menggunakan perangkat mengajar seperti rincian minggu efektif, program tahunan (prota0, program semester (prosem), silabus, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta pendukung lainnya.

12

3.4.2 Siklus II Kegiatan pada siklus II terdiri dari: A. Perencanaan Siklus II ini peneliti merencanakan lanjutan observasi kegiatan dengan mengumpulkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dibuatnya untuk membuktikan siapa yang ada membuat dan siapa pula yang tidak membuatnya. Hal ini dilakukan sebagai indikator sejauh mana kemampuan guru yang mengajar pelajaran Ujian Nasional (UN) terhadap pembuatan kurikulum tersebut. Selain itu, juga untuk memudahkan pengukuran ada atau tidaknya mereka membuat. B. Pelaksanaan 1. Pada siklus II peneliti mengedarkan angket kedua untuk tingkat pemahaman terhadap proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pascapelatihan yang diberikan oleh sekolah. 2. Peneliti menghitung obsen angket yang telah dijawab oleh responden sebagai data temuan pada siklus II C. Observasi Peneliti dalam kegiatan observasi pada siklus II ini pertama, menghitung jumlah para guru yang membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kedua, mengedarkan angket berikutnya untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam pembinaan mereka sebagai langkah awal untuk mencapai yang lebih baik dari yang telah ada.

14

D. Refleksi Peneliti pada kegiatan refleksi ini menelaah secara teliti jumlah para guru yang membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara rinci untuk memudahkan mengambil langkah-langkah yang lebih baik untuk pembinaannya. Setelah itu, peneliti mengedarkan angket agar lebih jelas terhadap mereka dalam membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Para guru memahami bahwa mereka masih terbatas dalam kegiatan ini. Refleksi ini akan menumbuhkan minat para guru untuk memperbaiki kewajibannya seperti yang diharapkan oleh peneliti. 3.4.3 Siklus III Kegiatan pada siklus III ini. A. Perencanaan Peneliti melanjutkan tahapan dari siklus II yaitu memberitahukan bahwa peneliti akan mengunjungi kelas untuk melihat cara para guru mengajar dengan pola Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya peneliti membuat suatu perjanjian dengan para guru untuk menentukan waktu melakukan observasi di dalam kelas pada saat kegiatan proses pembelajaran yang sesuai dengan jadwal pelajaran mereka. Setelah ada penentuan waktu peneliti memantau kegiatan yang dilakukannya. B. Pelaksanaan 1. Siklus III ini peneliti mengamati langsung kegiatan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan perangkat Kurikulum Tingkat

14

Satuan Pendidikan (KTSP) tetapi tidak menggunakan angket. 2. Selain itu, peneliti memberikan contoh-contoh mengajar yang

menyenangkan serta mengarahkan cara-cara membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang baik dan benar. C. Observasi Kegiatan ini, peneliti melakukan observasi pada kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal yang disepakati. Pada kegiatan ini pula peneliti melakukan pembinaan langsung terhadap mereka dengan segala kelebihan dan kekurangan di sini peneliti memperoleh, masih banyak para guru yang belum menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepenuhnya. Bahkan ada para guru yang dalam proses belajar mengajar mengikat semata-mata dengan buku paket. Hal ini peneliti memberi pembinaan secara terus-menerus untuk mencapai sebuah harapan dari peneliti yaitu mencapai suatu pembinaan yang lebih baik. D. Refleksi Refleksi dari hasil pembinaan dengan para guru. Peneliti memberi arahan bagaimana seharusnya proses pembelajaran itu dilakukan, setiap selesai proses pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu, diharapkan kepada para guru bahwa pembelajaran yang baik dan menyenangkan perlu dibudayakan untuk mencapai prestasi anak yang lebih baik. Selain itu, pembelajaran adalah sebuah harapan, maka tugas yang baik ini harus saling mencintai antara subjek dan objek. Oleh karena itu, pola pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu sistem yang sangat tepat untuk mencapai prestasi

16

yang lebih baik. Siklus IV Melanjutkan tahapan dari siklus III A. Perencanaan Peneliti pada siklus ini mengajak para guru untuk melakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara keseluruhan yang sesuai dengan populasi peneliti. Ajakan ini dilakukan karena masih ada para guru yang belum membuat pola ini. Selain itu, peneliti juga melakukan pembinaan terhadap para guru agar tercapai apa yang diharapkan oleh peneliti. Peneliti ada sebuah keyakinan hasil pembinaan ini akan berarti bagi masa depan para guru dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan para guru mencintai profesinya. B. Pelaksanaan Peneliti pada siklus ini, selain membina para guru juga mengedarkan angket ketiga (terakhir) terakhir untuk menjadi yang lebih baik. Adapun harapan siklus IV ini terlihat sebagai berikut. 1. Peneliti pada siklus IV mengedarkan angket kembali untuk tingkat pemahaman terhadap proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pascabinaan yang diberikan oleh pengawas sekolah (peneliti). 2. Peneliti menghitung obsen angket yang telah dijawab oleh responden sebagai data temuan pada siklus IV. C. Observasi Kegiatan observasi peneliti pada siklus ini merupakan akhir dari sebuah

16

pembinaan untuk memperlihatkan sebuah harapan yang sesuai dengan tujuan peneliti. Hasil observasi ini juga memperlihatkan banyak kemajuan yang diperoleh oleh para guru terbukti pada tahap ini peneliti mengedarkan angket ketiga (terakhir) untuk membuktikan ketercapaian pembinaan peneliti. Dalam hal ini, peneliti dapat menarik kesimpulan banyak kemajuan yang diperoleh melalui pembinaan peneliti. Selain itu, juga respon dari para guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan cara yang menyenangkan. D. Refleksi Kegiatan refleksi ini para guru menelaah kembali kegiatan mereka yaitu baik yang telah membuat maupun yang belum membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran seperti ini memang merupakan kegiatan yang menyenangkan. Para guru bukanlah orang yang paling depan tetapi mereka adalah sebagai orang yang mengfasilitasi kegiatan belajar mengajar. Para guru memahami bahwa dengan melakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) akan terlihat kemampuan dan kekurangan diri sebagai pengajar.Refleksi ini akan menumbuh minat para guru untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya yang lebih baik dari yang telah mereka lakukan agar pembelajaran nanti lebih sempurna.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang diperoleh melalui angket dikelompokkan. Dengan demikian mudah menafsirkannya. Dalam menafsirkan masing-masing alternatif penulis menggunakan teknik persentase. Semua data yang terkumpul penulis tabulasikan dalam masing-masing tabel, sesuai dengan masalah dan faktor yang ingin dikemukakan dalam membina kemampuan guru dalam proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada SMA Negeri Modal Bangsa. Kemudian penulis mencari persentase, menganalisis, dan mengambil kesimpulan. Hasil angket tentang pemahaman guru SMA Negeri Modal Bangsa tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Angket Pertama Pemahaman Guru tentang Rancangan Rincian Minggu Efektif pada siklus I No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan 3 16,67 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 2 Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam 5 27,78 perangkat KTSP 3 Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang 7 38,89 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. 4 Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam 3 16,67 perangkat KTSP 5 Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam 0 00,00 perangkat KTSP Jumlah 18 100,00 Tabel 2. Pemahaman Guru tentang Rancangan Program Tahunan (Prota) pada

19

siklus I No Alternatif 1 Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 2 Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 3 Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. 4 Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 5 Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Jumlah

Frekuensi 0 7 2 7 2 18

Persentase 00,00 38,89 11,11 38,89 11,11 100,00

Tabel 3. Angket Pertama Pemahaman Guru tentang Rancangan Program Semester (Prosem) pada siklus I No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan 0 00,00 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 2 Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam 12 66,67 perangkat KTSP 3 Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang 6 33,33 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. 4 Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam 0 00,00 perangkat KTSP 5 Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam 0 00,00 perangkat KTSP Jumlah 18 100,00

Tabel 4. Angket Pertama Pemahaman Guru tentang Rancangan Silabus pada siklus I No Alternatif Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5

Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Jumlah

0 2 10 2 4 18

00,00 11,11 55,56 11,11 22,22 100,00

Tabel 5. Angket Pertama Pemahaman Guru tentang Rancangan Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus I No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan 0 00,00 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 2 Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam 0 00,00 perangkat KTSP 3 Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang 13 72,22 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. 4 Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam 3 16,67 perangkat KTSP 5 Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam 2 11,11 perangkat KTSP Jumlah 18 100,00

Tabel 6. Angket Pertama Pemahaman Guru tentang Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan 8 44,44 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP

21

2 3 4 5

Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Jumlah

4 6 0 0 18

22,22 33,33 00,00 00,00 100,00

Tabel 7. Angket Kedua Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Rincian Minggu Efektif pada Siklus II No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Membuat rancangan rincian minggu efektif 5 27,78 dalam perangkat KTSP. 2 Tidak membuat rancangan rincian minggu efektif 5 27,78 dalam perangkat KTSP. 3 Tidak ada kendala membuat rancangan rincian 4 22,22 minggu efektif dalam perangkat KTSP. 4 Ada kendala membuat rancangan rincian minggu 4 22,22 efektif dalam perangkat KTSP. Jumlah 18 100,00

Tabel 8. Angket Kedua Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Program Tahunan (Prota) pada Siklus II No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Membuat rancangan program tahunan (prota) 8 44,44 dalam perangkat KTSP. 2 Tidak membuat rancangan program tahunan 5 27,78 (prota) dalam perangkat KTSP. 3 Tidak ada kendala membuat rancangan program 2 11,11

tahunan (prota) dalam perangkat KTSP. Ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP. Jumlah

3 18

16,67 100,00

Tabel 9. Angket Kedua Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Program Semester (Prosem) pada Siklus II No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Membuat rancangan program semester (prosem) 5 27,78 dalam perangkat KTSP. 2 Tidak membuat rancangan program semester 5 27,78 (prosem) dalam perangkat KTSP. 3 Tidak ada kendala membuat rancangan program 2 11,11 semester (prosem) dalam perangkat KTSP. 4 Ada kendala membuat rancangan program 6 33,33 semester (prosem) dalam perangkat KTSP. Jumlah 18 100,00

Tabel 10. Angket Kedua Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Silabus pada Siklus II No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Membuat rancangan silabus dalam perangkat 10 55,56 KTSP. 2 Tidak membuat rancangan silabus dalam 4 22,22 perangkat KTSP. 3 Tidak ada kendala membuat rancangan silabus 0 00,00 dalam perangkat KTSP. 4 Ada kendala membuat rancangan silabus dalam 4 22,22 perangkat KTSP. Jumlah 18 100,00 Tabel 11. Angket Kedua Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Siklus II No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat 10 55,56 KTSP. 2 Tidak membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat 0 00,00 KTSP. 3 Tidak ada kendala membuat rancangan 0 00,00 penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

23

dalam perangkat KTSP. Ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. Jumlah

8 18

44,44 100,00

Tabel 12. Angket Kedua Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus II No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Membuat rancangan Rencana Pelaksanaan 8 44,44 Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. 2 Tidak membuat rancangan Rencana Pelaksanaan 2 11,11 Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. 3 Tidak ada kendala membuat rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam 3 16,67 perangkat KTSP. 4 Ada kendala membuat rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam 5 27,78 perangkat KTSP. Jumlah 18 100,00

Tabel 13. Angket Ketiga Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Rincian Minggu Efektif Setelah Pembinaan pada Siklus IV No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Setelah Pembinaan masih ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif dalam 3 16,67 perangkat KTSP 2 Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan rincian minggu efektif dalam 6 33,33 perangkat KTSP 3 Setelah pembinaan dapat membuat rancangan 9 50,00 rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 4 Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan rincian minggu efektif 0 00,00 dalam perangkat KTSP

Jumlah

18

100,00

Tabel 14. Angket Ketiga Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Program Tahunan (Prota) Setelah Pembinaan pada Siklus IV No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Setelah Pembinaan masih ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) dalam 0 00,00 perangkat KTSP 2 Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan program tahunan (prota) dalam 9 50,00 perangkat KTSP 3 Setelah pembinaan dapat membuat rancangan 9 50,00 program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 4 Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan program tahunan (prota) 0 00,00 dalam perangkat KTSP Jumlah 18 100,00

Tabel 15. Angket Ketiga Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Program Semester (Prosem) Setelah Pembinaan pada Siklus IV No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Setelah Pembinaan masih ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) dalam 2 11,11 perangkat KTSP 2 Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan program semester (prosem) dalam 14 77,78 perangkat KTSP 3 Setelah pembinaan dapat membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat 2 11,11 KTSP 4 Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan program semester (prosem) 0 00,00 dalam perangkat KTSP Jumlah 18 100,00

25

Tabel 16. Angket Ketiga Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Silabus Setelah Pembinaan pada Siklus IV No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Setelah Pembinaan masih ada kendala membuat 0 00,00 rancangan silabus dalam perangkat KTSP 2 Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan 18 100,00 rancangan silabus dalam perangkat KTSP 3 Setelah pembinaan dapat membuat rancangan 0 00,00 silabus dalam perangkat KTSP 4 Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan silabus dalam perangkat 0 00,00 KTSP Jumlah 18 100,00

Tabel 17. Angket Ketiga Kemampuan Guru dalam Menyusun Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Setelah pada Siklus IV No Alternatif Frekuensi 1 Setelah Pembinaan masih ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan 0 Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 2 Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan 10 Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 3 Setelah pembinaan dapat membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 8 dalam perangkat KTSP 4 Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan penetapan Kriteria 0 Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP Jumlah 18

Rancangan Pembinaan Persentase 00,00 55,56 44,44

00,00 100,00

Tabel 18. Angket Ketiga Kemampuan Guru dalam Menyusun Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Setelah Pembinaan pada Siklus IV No Alternatif Frekuensi Persentase 1 Setelah Pembinaan masih ada kendala membuat rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 0 00,00 (RPP) dalam perangkat KTSP 2 Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 12 66,67 (RPP) dalam perangkat KTSP 3 Setelah pembinaan dapat membuat rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam 6 33,33 perangkat KTSP 4 Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan Rencana Pelaksanaan 0 00,00 Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP Jumlah 18 100,00

4.2 Pembahasan Membina kemampuan guru dalam proses Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 100% terjadi pada siklus IV. Untuk mengetahui lebih jelas maka berikut ini adalah kegiatan tiap-tiap siklus secara rinci: Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2008 dengan materi angket pertama yang diberikan adalah pemahaman guru tentang rancangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada SMA Negeri Modal Bangsa. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui sejauh mana para guru ini mengetahui tentang kemampuannya. Selain itu, menjadi sebuah indikasi apakah

27

para guru ini sudah duluan mengetahui tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau belum mengetahui sama sekali. Ini dilakukan untuk memudahkan peneliti menuju kepada siklus berikutnya. Siklus I ini peneliti beranggapan bahwa masih sangat rendah pemahaman para guru terhadap rancangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, peneliti menyebarkan angket yang menyangkut dengan anggapan tersebut. Pada awal siklus I ini para guru terlihat menjawab angket secara bervariasi. Lebih jelas dapat digambarkan tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 3 orang (16,67 %), mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %), mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 7 orang (38,89 %), mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 3 orang (16,67 %), mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %). Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), mengetahui tetapi tidak mampu

mengerjakan sendiri rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 7 orang (38,89 %), mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %), mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 7 orang (38,89 %), mampu memberi tahu

orang lain tentang rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %). Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 12 orang (66,67 %), mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 6 orang (33,33 %), mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %). Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan silabus dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan silabus dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %), mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang silabus dalam perangkat KTSP 10 orang (55,56 %), mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan silabus dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %), mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan silabus dalam perangkat KTSP 4 orang (22,22 %). Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), mampu

29

mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 13 orang (72,22 %), mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 3 orang (16,67 %), mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %). Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 8 orang (44,44 %), mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 4 orang (22,22 %), mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 6 orang (33,33 %), mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %). Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2008. Tindakan yang dilakukan pada dasarnya hampir sama dengan siklus I, namun ada sedikit perbedaan yaitu pada siklus ini disebarkan angket kedua yang menekankan pada para guru apakah telah mampu menyusun rancangan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) pada SMA Negeri Modal Bangsa. Kenyataannya Siklus II ini masih

banyak para guru yang belum mampu sehingga masih memerlukan bimbingan dari peneliti. Untuk lebih jelas terlihat pada pendistribusian berikut ini. Membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %), tidak membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %), tidak ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 4 orang (22,22 %), ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP 4 orang (22,22 %). Membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 8 orang (44,44 %), tidak membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %), tidak ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %), ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP 3 orang (16,67 %). Membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %), tidak membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %), tidak ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %), ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP 6 orang (33,33 %). Membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP 10 orang (55,56 %), tidak membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP 4 orang (22,22 %), tidak ada kendala membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), ada kendala membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP 4

31

orang (22,22 %). Membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 10 orang (55,56 %), tidak membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), tidak ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 0 orang (00,00 %), ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP 8 orang (44,44 %). Membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 8 orang (44,44 %), tidak membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 2 orang (11,11 %), tidak ada kendala membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 3 orang (16,67 %), ada kendala membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP 5 orang (27,78 %). Siklus III Siklus III dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2008. Peneliti melakukan pengamatan langsung secara individu sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi bahan ajar para guru tanpa menggunakan angket. Dalam kenyataan dapat dilihat bahwa masih sebagian guru (50 %) tidak menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahkan masih mengajar dengan cara menggunakan hanya sebuah buku pelengkap atau sebuah buku paket. Cara seperti ini sangat salah bagi seorang guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Untuk ini

peneliti menjadi sebuah masukan yang sangat berharga untuk dapat membina mereka dengan tanpa alasan, menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mutlak diperlukan dan sangat bagus untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang lebih mandiri kepada anak. Semua kita tahu bahwa tidak pernah ada masalah pendidikan apabila tidak ada siswa, karena itu siswa dan guru merupakan dua mata rantai yang tidak bisa dipisahkan. Keberhasilan usaha

pengajaran di sekolah sebagian besar bergantung kepada faktor guru, karena guru memainkan peranan dalam menentukan keberhasilannya.

Siklus IV Siklus IV dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2008. Siklus IV ini merupakan siklus terakhir yang dilaksanakan untuk membina para guru. Siklus ini melakukan pembinaan dengan cara pertama peneliti membuat perangkat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan langkah-langkah menyusun rincian minggu efektif, program tahunan (prota), program semester (prosem), silabus, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bahan untuk lebih mudah peneliti membina para guru. Sedangkan cara kedua peneliti melakukan sebaran angket ketiga kembali untuk membuktikan bahwa setelah ada pembinaan oleh peneliti para guru seluruhnya mampu menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan angket tersebut dapat terlihat pada rincian berikut ini.

33

Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif 3 orang (16,67 %), ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan rincian minggu efektif 6 orang (33,33 %), setelah pembinaan dapat membuat rancangan rincian minggu efektif 9 orang (50,00 %), setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan rincian minggu efektif 0 orang (00,00 %). Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) 0 orang (00,00 %), ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan program tahunan (prota) 9 orang (50,00 %), setelah pembinaan dapat membuat rancangan program tahunan (prota) 9 orang (50,00 %), setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan program tahunan (prota) 0 orang (00,00 %). Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) 2 orang (11,11 %), ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan program semester (prosem) 14 orang (77,78 %), setelah pembinaan dapat membuat rancangan program semester (prosem) 2 orang (11,11 %), setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan program semester (prosem) 0 orang (00,00 %). Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan silabus 0 orang (00,00 %), ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan silabus 18 orang (100,00 %), setelah pembinaan dapat membuat rancangan silabus 0 orang (00,00 %), setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan silabus 0 orang (00,00 %). Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan penetapan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 0 orang (00,00 %), ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 10 orang (55,56 %), setelah pembinaan dapat membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 8 orang (44,44 %), setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 0 orang (00,00 %). Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) 0 orang (00,00 %), ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) 12 orang (66,67 %), setelah pembinaan dapat membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) 6 orang (33,33 %), setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) 0 orang (00,00 %). Keempat siklus tersebut di atas dapat terlihat bahwa persentase Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama pemberian tindakan bergerak dengan menunjukkan adanya peningkatan yang tinggi. Ketuntasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dilihat pada siklus IV.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan uraian yang telah peneliti kemukakan, maka dapat memberi rangkuman dari hasil penelitian suatu kesimpulan yaitu data yang diperoleh melalui angket dikelompokkan. Dengan demikian mudah menafsirkannya. Dalam menafsirkan masing-masing alternatif peneliti menggunakan teknik persentase. Sesuai dengan data yang terkumpul peneliti tabulasikan dalam masingmasing tabel, sesuai dengan masalah dan faktor yang ingin dikemukakan. Kemudian peneliti mencari persentase, menganalisis, dan mengambil kesimpulan. Dapat peneliti tambahkan dalam siklus I, siklus II, dan siklus IV peneliti menggunakan data yang diperoleh melalui angket. Sedangkan siklus III peneliti menggunakan pengamatan langsung untuk melihat kemampuan guru dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang seharusnya. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa masih banyak guru yang masih perlu diberikan pembinaan untuk meningkatkan pengajaran. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, peneliti akan mengungkapkan saran-saran yang dapat memberi mamfaat dalam rangka menuju tercapainya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Landasan mencapai tujuan ini, hendaknya guru mencari dan menganalisis sendiri masalahnya. Dalam hal ini, guru membentuk kelompok,

36

supaya kesukaran yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) dapat dipecahkan secara bersama-sama. Selain itu, salah satu cara untuk menambahkan pengetahuan guru adalah melalui penataran. Peneliti menyarankan kepada kepala sekolah tiap semester didatangkan tenaga yang dianggap ahli untuk mencari solusi belajar yang baik. Pembelajaran jangan terikat pada suatu metode saja, akan tetapi guru harus mampu mempergunakan berbagai metode yang sesuai dengan materi pelajaran maupun alat pelajaran supaya lebih memahami dan mengerti apa yang sedang dipelajari secara mendalam.

36

DAFTAR PUSTAKA Abdul, N. Asfandi. 1983. Bahasa Indonesia Baku dan Fungsi Guru dalam pembinaan Bahasa Indonesia. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Burhan, Yazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung-Jakarta: N.V. Ganaco. Sujana. 1975. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sulaiman, Darwis, A. 1980. Mengajar Pengatar kepada Teori dan Praktik. Bagian penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.

LAMPIRAN
Angket Pertama

INSTRUMEN PEMAHAMAN GURU TENTANG RANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA NEGERI MODAL BANGSA
I. Petunjuk Angket Pertama

Berilah tanda silang pada salah satu huruf yang tersedia! 3.5 II. Pertanyaan
NO KOMPONEN ASPEK YANG DINILAI

1 1

2 Rincian Minggu Efektif

a. b. c. d. e.

3 Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP

Program Tahunan (Prota)

a. Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP b. Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP c. Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP d. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP e. Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP a. Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. b. Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. c. Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang

Program Semester (Prosem)

39

lain merancang program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. d. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. e. Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. 4 Silabus a. Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan silabus dalam perangkat KTSP b. Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan silabus dalam perangkat KTSP c. Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang silabus dalam perangkat KTSP d. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan silabus dalam perangkat KTSP e. Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan silabus dalam perangkat KTSP 5 Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) a. Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. b. Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. c. Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. d. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. e. Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. a. Tidak mengetahui sama sekali tentang rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. b. Mengetahui tetapi tidak mampu mengerjakan sendiri rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. c. Mampu mengerjakan sendiri tetapi masih membutuhkan bantuan orang lain merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. d. Mampu mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. e. Mampu memberi tahu orang lain tentang rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Angket Kedua
INSTRUMEN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA NEGERI MODAL BANGSA

I.

Petunjuk Angket Kedua Berilah tanda silang pada salah satu huruf yang tersedia!

II.
NO

II. Pertanyaan
ASPEK YANG DINILAI

KOMPONEN

1 1

2 Rincian Minggu Efektif

3 a. Membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP. b. Tidak membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP c. Tidak ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP d. Ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif dalam perangkat KTSP a. Membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP. b. Tidak membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP. c. Tidak ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP. d. Ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) dalam perangkat KTSP. a. Membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. b. Tidak membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. c. Tidak ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. d. Ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) dalam perangkat KTSP. a. Membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP. b. Tidak membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP. c. Tidak ada kendala membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP. d. Ada kendala membuat rancangan silabus dalam perangkat KTSP.

Program Tahunan (Prota)

Program Semester (Prosem)

Silabus

42

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

a. Membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. b. Tidak membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. c. Tidak ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. d. Ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam perangkat KTSP. a. Membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. b. Tidak membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. c. Tidak ada kendala membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP. d. Ada kendala membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP) dalam perangkat KTSP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

42

Angket Ketiga
INSTRUMEN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SETELAH PEMBINAAN PADA SMA NEGERI MODAL BANGSA

I.

Petunjuk Angket Ketiga

Berilah tanda silang pada salah satu huruf yang tersedia!

III.
NO

II. Pertanyaan
ASPEK YANG DINILAI

KOMPONEN

1 1

2 Rincian Minggu Efektif

a. b. c. d.

3 Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan rincian minggu efektif. Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan rincian minggu efektif. Setelah pembinaan dapat membuat rancangan rincian minggu efektif. Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan rincian minggu efektif.

Program Tahunan (Prota)

a. Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan program tahunan (prota) b. Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan program tahunan (prota). c. Setelah pembinaan dapat membuat rancangan program tahunan (prota). d. Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan program tahunan (prota). a. Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan program semester (prosem) b. Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan program tahunan (prota). c. Setelah pembinaan dapat membuat rancangan program tahunan (prota). d. Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan program tahunan (prota). a. b. c. d. Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan silabus Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan silabus. Setelah pembinaan dapat membuat rancangan silabus. Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan silabus.

Program Semester (Prosem)

Silabus

44

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

a. Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) b. Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). c. Setelah pembinaan dapat membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). d. Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). a. Setelah pembinaan masih ada kendala membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP). b. Ada manfaat melalui pembinaan pembuatan rancangan Rencana Pembelajaran (RPP). c. Setelah pembinaan dapat membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP). d. Setelah pembinaan masih ada yang belum dapat membuat rancangan Rencana Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

44

You might also like