You are on page 1of 22

KEWAJIBAN DAN MODAL

KEWAJIBAN

Menurut PSAK, kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. FASB, sebagai bagian dari studi kerangka kerja konseptual mendefinisikan kewajiban adalah (liabilities) sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dengan kata lain, suatu kewajiban memiliki tiga karakteristik utama: a. Merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa. b. Merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari. c. Transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi. Karena kewajiban melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal di mana kewajiban itu harus dibayarkan. Kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan secara tepat waktu dan dalam kegiatan bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan. Kewajiban dengan tanggal jatuh tempo yang lebih lama bukan, sebagai pedoman, merupakan klaim atas sumber daya perusahaan saat ini dan karena itu, berada dalam kategori yang sedikit berbeda. Karakteristik ini menimbulkan pembagian dasar kewajiban menjadi (1) kewajiban lancar dan (2) hutang jangka panjang. Kewajiban Lancar Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain. Terdapat banyak jenis kewajiban lancar yang berbeda. Antara lain sebagai berikut: 1. Hutang usaha Hutang usaha (accounts payable), atau hutang dagang (trade accounts payable), merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya. Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan (misalnya, 2/10, n/30 atau 1/10, E.O.M) dan biasanya adalah 30 hingga 60 hari. 2. Wesel bayar Wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Di beberapa industri, wesel (seringkali disebut sebagai wesel bayar dagang) diperlukan sebagai bagian dari transaksi pembelian / penjualan sebagai pengganti perluasan kredit yang normal atau kredit lisan. Wesel bayar kepada bank atau perusahaan peminjaman umumnya berasal dari pinjaman kas atau uang tunai. Wesel dapat diklasifikasikan sebagai jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada tanggal jatuh tempo pembayaran. 3. Jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang Bagian dari obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnyajatuh tempo berjalan hutang jangka panjang (current maturities of long-term debt)dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Apabila hanya sebagian dari hutang jangka panjang itu yang akan dibayarkan dalam 12 bulan berikutnya. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo saat ini tidak boleh dicatat sebagai kewajiban lancar jika akan: a. Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang secara layak tidak ditunjukkan

KEWAJIBAN DAN MODAL


sebagai aktiva lancar, b. Didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan hutang baru, atau c. Dikonversi menjadi modal saham. 4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali Kewajiban jangka pendek (short-term obligation) adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama. Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka panjang dan karena itu, diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama tahun berikutnya (atau siklus operasi). Suatu perusahaan diharuskan untuk mengeluarkan kewajiban jangka pendek dari kewajiban lancar hanya jika kedua kondisi berikut dipenuhi: a. Perusahaan harus memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang, dan b. Perusahaan 5. Hutang dividen Hutang dividen tunai (cash dividend payable) adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi. Pada tanggal pengumuman, perusahaan menanggung kewajiban yang membuat pemegang saham menjadi kreditor atas sejumlah dividen yang diumumkan. Karena dividen tunai selalu dibayar dalam satu tahun setelah pengumuman (biasanya 3 bulan), maka hal itu diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. 6. Deposito yang dapat dikembalikan Kewajiban lancar perusahaan dapat mencakup deposito kas yang dapat di kembalikan (returnable cash deposits) yang diterima dari pelanggan dan karyawan. Deposito itu dapat diterima dari pelanggan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa atau sebagai jaminan untuk menutup harus menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali itu.

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

pembayaran kewajiban yang diharapkan di masa depan. 7. Pendapatan diterima di muka Penerbit majalah seperti Golf Digest dapat menerima cek pelanggan ketika memesan majalah, dan sebuah perusahaan penerbangan seperti American Airlines, seringkali menjual tiket untuk penerbangan masa depan. Restoran dapat mengeluarkan kupon makanan yang dapat ditukarkan atau digunakan untuk makan di waktu mendatang. Bagaimana perusahaan tersebut memperhitungkan pendapatan diterima di muka (unearned revenue) yang diterima sebelum barang dikirimkan atau jasa dilakukan? Ketika uang muka diterima, kas didebet, dan akun kewajiban lancar yang mengidentifikasi sumber pendapatan diterima di muka dikredit. Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima di muka didebet, dan akun pendapatan yang diterima dikredit. 8. Hutang pajak penjualan Pajak penjualan atas transfer properti pribadi berwujud dan atas jasajasa tertentu harus ditagih dari pelanggan dan diserahkan kepada otoritas pemerintah yang tepat. Suatu kewajiban dirancang untuk pajak yang ditagih dari pelanggan tetapi belum diserahkan kepada otoritas pajak. Akun hutang pajak penjualan harus merefleksikan kewajiban untuk pajak penjualan yang terhutang kepada berbagai lembaga pemerintah. 9. Hutang pajak properti Unit pemerintah lokal biasanya bergantung pada pajak properti sebagai sumber utama pendapatannya. Pajak seperti itu didasarkan pada nilai yang ditetapkan atas properti pribadi dan nyata serta menjadi jaminan atau hak gadai terhadap properti pada tanggal yang ditentukan oleh hukum. 10. Hutang pajak penghasilan Kebanyakan perseroan harus melakukan pembayaran pajak periodik kepada bank yang diotorisasi atau bank federal reserve sepanjang tahun.

KEWAJIBAN DAN MODAL


Pembayaran tersebut didasarkan pada estimasi total kewajiban pajak tahunan. Apabila estimasi total kewajiban pajak berubah, maka kontribusi periodik juga berubah. Jika dalam tahun berikutnya tambahan pajak ditetapkan atas laba tahun sebelumnya, maka hutang pajak penghasilan harus dikredit. Debet yang berhubungan harus dibebankan ke operasi berjalan. 11. Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan Jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Selain itu, pospos berikut yang berhubungan dengan kompensasi karyawan juga sering dilaporkan sebagai kewajiban lancar, yaitu pemotongan gaji, absensi yang dikompensasi dan bonus. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang (long-term debt) terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama. Hutang obligasi, wesel bayar jangka panjang, hutang hipotik, kewajiban pensiun, dan kewajiban lease merupakan contoh-contoh kewajiban jangka panjang. Obligasi adalah jenis hutang jangka panjang yang paling sering dilaporkan dalam neraca perusahaan. Tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman. Beberapa jenis obligasi yang biasa dijumpai dalam praktik adalah: Obligasi berjaminan dan tanpa jaminan. Obligasi berjangka, obligasi berseri, dan obligasi yang dapat ditebus. Obligasi konvertibel, obligasi yang didukung komoditas, dan dengan diskonto besar. Obligasi yang didukung komoditas. Obligasi terdaftar dan obligasi atas unjuk (kupon).

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

Obligasi laba dan obligasi pendapatan.

Suku bunga yang ditulis dalam persyaratan indenture obligasi (dan biasanya tercetak pada sertifikat obligasi) dikenal sebagai suku bunga ditetapkan, kupon, atau nominal. Suku bunga ini, yang ditetapkan oleh penerbit obligasi, dinyatakan sebagai persentase dari nilai nominal, yang disebut juga nilai pari (par value), jumlah pokok (principal amount), atau nilai jatuh tempo (maturity value) obligasi tersebut. Jika suku bunga yang digunakan oleh masyarakat investasi (pembeli) berbeda dengan suku bunga ditetapkan, maka nilai sekarang obligasi yang dihitung oleh pembeli (dan harga beli berjalan) akan berbeda dengan nilai nominal obligasi. Selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang obligasi bisa berupa diskonto atau premi. Jika obligasi dijual lebih rendah dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan diskonto. Jika obligasi dijual lebih tinggi dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan premi. Prosedur yang dipilih profesi akuntansi untuk amortisasi diskonto atau premi adalah metode bunga efektif (disebut juga amortisasi nilai sekarang). Dalam metode bunga efektif: a. Beban bunga obligasi dihitung pertama kali dengan mengalikan nilai tercatat (carrying value) obligasi pada awal periode dengan suku bunga efektif. b. Amortisasi diskonto dan premi obligasi kemudian ditentukan dengan membandingkan beban bunga obligasi terhadap bunga yang dibayarkan. 3. Pengakuan Pengukuran

Pengakuan Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120) mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan

KEWAJIBAN DAN MODAL


substansi ekonomik transaksi, dan keterukuran nilai kewajiban. Keempat kaidah tersebut dapat memberikan petunjuk tentang adanya bukti teknis untuk mengakui kewajiban Pengukuran Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset, dan pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah dengan penghargaan sepakatan dalam transaksi-transaksi dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka pengukurannya juga mengikuti pengukuran aset. Nilai nominal atau jatuh tempo obligasi sering dianggap sebagai jumlah rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun bagi kreditor. Dasar pengukuran demikian tidak tepat. Utang obligasi diukur dan diakui atas dasar jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi, sedangkan diskun dan premium obligasi merupakan jumlah rupiah penyesuaian bunga nominal untuk mendapatkan bunga efektif. Kewajiban dapat bersifat moneter dan nonmeneter. Kewajiban moneter adalah kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat saat yang pasti. Kewajiban moneter ini dikukur atas dasar nilai diskunan pembayaran kas masa datang (jangka panjang) dan atas dasar nilai nominal (jangka pendek). Kewajiban nonmeneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut. kewajiban nonmeneter diukur atas dasar pembayaran tersebut yang menunjukkan harga yang disepakati untuk barang dan jasa.

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

4.

Penyajian Pengungkapan Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan

kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang . hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. penyajian kewajiban lancar dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. Maka perbedaan antara nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh temponya biasanya tidak besar. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sbagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi likuiditasnya. Penyajian hutang jangka panjang Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya. Pengungkapan catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan, pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan sebagai jaminan. KEWAJIBAN KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN DIESTIMASI A. Kewajiban kontinjensi

KEWAJIBAN DAN MODAL


1. pengertian

Kewajiban kontinjensi adalah: a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah; atau b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: tidak terdapat kemungkinan besar (not probable ) pemerintah mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Keuntungan kontinjensi Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk

menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah : 1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya. 2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak 3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan 4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan Kerugian Kontinjensi Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen. Kewajiban kontijen (contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran, atau keberadaannya. Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin. 2. Pengakuan Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum, dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika demikian halnya, perusahaan menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara lain, bukti tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca. Atas dasar bukti tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada tanggal neraca, pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi. Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan semula. Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah besar(probable ). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan mengakui kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan tingkat kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan secara andal. Pengukuran Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten. Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca , namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca. 3. Pengukuran Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten

KEWAJIBAN DAN MODAL


4. Penyajian Dan Pengungkapan Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca Pengungkapan tersebut dapat meliputi: 1. karakteristik kewajiban kontingensi; 2. estimasi dari dampak finansial yang diukur; 3. indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu aruskeluar sumber daya; 4. kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga B. 1. Kewajiban Destimasi Pengertian Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi tersebut. 2. Pengakuan Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi: a. perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu; b. besarkemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebutmengakibatkan arus keluar sumber daya; dan c. estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. 3. Pengungkapan a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode; b) kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan:

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi yang ada; c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan; d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.ormasi komparatif tidak diharuskan. EKUITAS Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula) dan Rumus akuntansi : Asset=Kewajiban+Ekuitas Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan.(Wikipedia) Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu hak-hak masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam operasi, serta substansi ekonomik perjanjian.

KEWAJIBAN DAN MODAL


Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham samasama mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan di perusahaan. Tetapi terdapat dua kharakteristik yang melekat pada hak kreditor, yaitu (a) penyelesaian klaim mereka pada tanggal tertentu melalui transfer aset, dan (b) prioritas diatas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam hal likuidasi. Hak kreditor dan pemegang saham juga berbeda dalam hal penggunaan aset. Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang saham. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi. PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN Pembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

MODAL YURIDIS Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk dari peraturan ini adalah adanya nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung pada karakteristik saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai nyataan). PERUBAHAN MODAL SETORAN Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan berbagai masalah teoritisnya adalah: Pemesanan saham Pada saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana, perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Bila saham telah terjual dan pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan diserahkan kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima perusahaan akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran. Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan terlebih dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi masalah adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan tersebut telah dapat diakui sebagai modal setoran? Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila memenuhi dua syarat, yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama. Obligasi terkonversi

KEWAJIBAN DAN MODAL


Dalam hal tertentu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kharakteristik dapat ditukarkan dengan saham biasa. Kalau hak tukar dari obligasi tersebut digunakan oleh pemegang obligasi akan timbul perubahan status kewajiban menjadi modal storan. Masalah teoritisnya adalah pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal setoran? Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai basis kapitalisasi, yaitu nilai bawaan obligasi, harga pasar obligasi, dan harga pasar saham. Saham prioritas terkonversi Saham prioritas atau saham istimewa menjadi saham biasa atas kehendak pemegang saham. Masalah yang ada sama dengan masalah yang muncul pada obligasi terkonversi, yaitu Pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal setoran? Dalam mengatasi permasalahan tersebut terdapat dua alternatif yang dapat digunakan, yaitu Pendekatan satu-transaksi, dan pendekatan dua-transaksi. Deviden saham Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Permasalahan yang muncul akibat pembagian deviden saham adalah bila dikapitalisasi, berapakah jumlah rupiah yang dikapitalisasi menjadi modal setoran? Untuk mengatasinya, alternatif penyelesaian yang digunakan terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham. Hak beli saham Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli sejumlah saham. Harga pasarhak beli ini adalah sebesar selisih harga pasar saham dengan harga yang harus dibayar pemegang saham yang mempunyai hak beli saham. Hal yang menjadi permasahan adalah perlukah jumlah rupiah ini dikapitalisasi.

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat dikapitalisasi, karena hak beli saham dapat dianggap sebagai dividen saham dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini dikapitalisasi ke modal setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak beli saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomik yang disetorkan oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan. Opsi saham Opsi merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham berupa hak untuk membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau ditulis oleh investor dan dijual kepada investor lain. Terdapat dua macam opsi yaitu call dan put. Opsi call adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang membeli bila mengharapkan harga saham menaik. Sedangkan opsi put adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk menjual saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang membeli opsi bila mengharapkan harga saham menurun Warran Dalam PSAK No. 41, IAI mendefinisi warran sebagai efek yang diterbitkan oleh suatu perushaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Pemegang warran dapat membeli sejumlah saham dengan mengambalikan warran tersebut dan membayar sejumah kas tertentu. Terdapat beberapa kharakteritik dari warran, yaitu (1) berbeda dengan hak beli saham atau opsi, (2) terdapat beberapa jenis: lepas, lekat, dan bebas, (3) perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis, dan (4) isu akuntansi: Bila opsi diambil, apakah harga opsi dipisahkan dengan harga sekuritas terkait. Saham treasuri

KEWAJIBAN DAN MODAL


Saham treasuri adalah penarikan kembali saham yang beredar untuk sementara dan kemudian diterbitkan kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan kembali antara lain saham tersebut akan diterbitkan kembai kepada karyawan dalam program opsi saham, serta saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam transaski penggabungan usaha. Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah (1) penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba ditahan, (2) pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua pendekatan atau konsep yang dapat diterapkan yaitu konsep satu-transaksi dan konsep duatransaksi PERUBAHAN LABA DITAHAN Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaski operasi harus tetap dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi priodik. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statemen laba-rugi perioda terjadinya transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan transaksi modal. Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi. PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindunga dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis.

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah: (1) pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan (5) modal saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi. Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi asset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi. Urutan perlindungan tersebut adalah (1) karyawan dan pemerintah, (2) kreditor berjaminan, (3) kreditor takberjaminan, (4) pemegang saham prioritas, dan (5) pemegang saham biasa. PERINCIAN LABA DITAHAN Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by resources), dan ada pula kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan. Masalah teoritisnya adalah, adakah manfaat merinci laba ditahan atas dasar tujuan, misalnya dengan memecahnya menjadi cadangan, peruntukan (appropriated), dan bebas (unappropriated)? LABA KOMPREHENSIF Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan dan dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaski pemilik,semua perubahan akibat transaski operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. Ps-pos operasi dalam ari luas sebagai lawan pos-pos transaski nonpemilik meliputipos-pos operasi utama, pos-pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau luar biasa tetapi berasal dari transasksi nonpemilik.

KEWAJIBAN DAN MODAL


Masalah teoritis yang ada adalah pos-pos mana saja yang dapat dilaporkan melalui statemen laba ditahan. Terdapat dua pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu pendekatan kinerja sekarang atau normal, dan pendekatan semuatermasuk atau surplus bersih. FASB menganut pendekatan semua-termasuk secara penuh dengan mengenalkan apa yang disebut laba komprehensif. Dalam pendekatan semuatermasuk pospos penerobos masih dilaporkan dalam statemen perubahan laba ditahan, pos-pos penerobos itu sendiri adalah pos-pos yang dilaporkan langsung dalam statemen laba ditahan tanpa melalui statemen laba rugi. Penyajian laba komprehensif dapat dilakukan dengan pendekatan satu-statemen atau duastatemen. Perbandingan
Kieso Penyajian PSAK IFRS

1. Akun kewajiban lancar Tetap disajikan Laibilitas jangka biasanya sebagai pertama kelompok disajikan sebagai dalam panjang kewajiban panjang Laibilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai periode pelaporan sebelum penerbitan laporan keuangan dan setelah klasifikasi Laibilitas jangka disajikan sebagai

dan ekuitas pemegang saham di neraca 2. Dalam kelompok

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN PRINSIP AKUNTANSI DAN KESALAHAN MENDASAR (IAS 8; PSAK 25 REV 1994)
Perbedaan Perubahan kebijakan atau prinsip akuntansi IFRS Dicatat secara retrospektif dan dilakukan penyajian kembali terhadap laba ditahan serta adanya penjelasan efek kumulatif perubahan pada saat periode dilakukan perubahan Konsep kesalahan mendasar (fundamental error) dihapus dan diganti dengan Prior period error (Kesalahan periode lalu) Perubahan estimasi dicatat secara retrospektif dengan cara melakukan penyesuaian atas laba atau rugi tahun terjadinya perubahan estimasi dan laba rugi periode yang akan datang jika mempengaruhi keduanya PSAK Sama seperti IFRS, dicatat secara retrospektif dan dilakukan penyajian kembali terhadap laba ditahan serta adanya penjelasan efek kumulatif perubahan pada saat periode dilakukan perubahan Masih memakai konsep kesalahan mendasar (Fundamental error) yang disajikan secara retrospektif Sama seperti IFRS, Perubahan estimasi dicatat secara retrospektif dengan cara melakukan penyesuaian atas laba atau rugi tahun terjadinya perubahan estimasi dan laba rugi periode yang akan datang jika mempengaruhi keduanya.

KEWAJIBAN DAN MODAL

Perbedaan Komponen Laporan Keuangan yang lengkap

IFRS Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas : - Laporan posisi keuangan (neraca) - Laporan laba rugi komprehensif - Laporan perubahan ekuitas - Laporan arus kas - Catatan atas laporan keuangan - Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi Berdasar ilustrasi IFRS : Aset: - Aset Tidak Lancar - Aset lancar Ekuitas: Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Hak non-pengendali Laibilitas Laibilitas jangka panjang Laibilitas

PSAK Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas : - Neraca - Laporan laba rugi - Laporan perubahan ekuitas - Laporan arus kas - Catatan atas laporan Keuangan

Pengungkapan dalam Laporan posisi keuangan (neraca)

Berdasar PSAK: Aset: - Aset Lancar - Aset Tidak Lancar Laibilitas - Laibilitas jangka pendek - Laibilitas jangka panjang Ekuitas Hak non-pengendali Ekuitas yang dapat diatribusikan ke

Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana

jangka pendek Penyajian laibilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembal Laibilitas jangka panjang disajikan sebagai Laibilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan

pemilik entitas induk Tetap disajikan sebagai Laibilitas jangka panjang

You might also like