Professional Documents
Culture Documents
KEWAJIBAN
Menurut PSAK, kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. FASB, sebagai bagian dari studi kerangka kerja konseptual mendefinisikan kewajiban adalah (liabilities) sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dengan kata lain, suatu kewajiban memiliki tiga karakteristik utama: a. Merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa. b. Merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari. c. Transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi. Karena kewajiban melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal di mana kewajiban itu harus dibayarkan. Kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan secara tepat waktu dan dalam kegiatan bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan. Kewajiban dengan tanggal jatuh tempo yang lebih lama bukan, sebagai pedoman, merupakan klaim atas sumber daya perusahaan saat ini dan karena itu, berada dalam kategori yang sedikit berbeda. Karakteristik ini menimbulkan pembagian dasar kewajiban menjadi (1) kewajiban lancar dan (2) hutang jangka panjang. Kewajiban Lancar Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain. Terdapat banyak jenis kewajiban lancar yang berbeda. Antara lain sebagai berikut: 1. Hutang usaha Hutang usaha (accounts payable), atau hutang dagang (trade accounts payable), merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya. Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan (misalnya, 2/10, n/30 atau 1/10, E.O.M) dan biasanya adalah 30 hingga 60 hari. 2. Wesel bayar Wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Di beberapa industri, wesel (seringkali disebut sebagai wesel bayar dagang) diperlukan sebagai bagian dari transaksi pembelian / penjualan sebagai pengganti perluasan kredit yang normal atau kredit lisan. Wesel bayar kepada bank atau perusahaan peminjaman umumnya berasal dari pinjaman kas atau uang tunai. Wesel dapat diklasifikasikan sebagai jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada tanggal jatuh tempo pembayaran. 3. Jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang Bagian dari obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnyajatuh tempo berjalan hutang jangka panjang (current maturities of long-term debt)dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Apabila hanya sebagian dari hutang jangka panjang itu yang akan dibayarkan dalam 12 bulan berikutnya. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo saat ini tidak boleh dicatat sebagai kewajiban lancar jika akan: a. Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang secara layak tidak ditunjukkan
pembayaran kewajiban yang diharapkan di masa depan. 7. Pendapatan diterima di muka Penerbit majalah seperti Golf Digest dapat menerima cek pelanggan ketika memesan majalah, dan sebuah perusahaan penerbangan seperti American Airlines, seringkali menjual tiket untuk penerbangan masa depan. Restoran dapat mengeluarkan kupon makanan yang dapat ditukarkan atau digunakan untuk makan di waktu mendatang. Bagaimana perusahaan tersebut memperhitungkan pendapatan diterima di muka (unearned revenue) yang diterima sebelum barang dikirimkan atau jasa dilakukan? Ketika uang muka diterima, kas didebet, dan akun kewajiban lancar yang mengidentifikasi sumber pendapatan diterima di muka dikredit. Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima di muka didebet, dan akun pendapatan yang diterima dikredit. 8. Hutang pajak penjualan Pajak penjualan atas transfer properti pribadi berwujud dan atas jasajasa tertentu harus ditagih dari pelanggan dan diserahkan kepada otoritas pemerintah yang tepat. Suatu kewajiban dirancang untuk pajak yang ditagih dari pelanggan tetapi belum diserahkan kepada otoritas pajak. Akun hutang pajak penjualan harus merefleksikan kewajiban untuk pajak penjualan yang terhutang kepada berbagai lembaga pemerintah. 9. Hutang pajak properti Unit pemerintah lokal biasanya bergantung pada pajak properti sebagai sumber utama pendapatannya. Pajak seperti itu didasarkan pada nilai yang ditetapkan atas properti pribadi dan nyata serta menjadi jaminan atau hak gadai terhadap properti pada tanggal yang ditentukan oleh hukum. 10. Hutang pajak penghasilan Kebanyakan perseroan harus melakukan pembayaran pajak periodik kepada bank yang diotorisasi atau bank federal reserve sepanjang tahun.
Suku bunga yang ditulis dalam persyaratan indenture obligasi (dan biasanya tercetak pada sertifikat obligasi) dikenal sebagai suku bunga ditetapkan, kupon, atau nominal. Suku bunga ini, yang ditetapkan oleh penerbit obligasi, dinyatakan sebagai persentase dari nilai nominal, yang disebut juga nilai pari (par value), jumlah pokok (principal amount), atau nilai jatuh tempo (maturity value) obligasi tersebut. Jika suku bunga yang digunakan oleh masyarakat investasi (pembeli) berbeda dengan suku bunga ditetapkan, maka nilai sekarang obligasi yang dihitung oleh pembeli (dan harga beli berjalan) akan berbeda dengan nilai nominal obligasi. Selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang obligasi bisa berupa diskonto atau premi. Jika obligasi dijual lebih rendah dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan diskonto. Jika obligasi dijual lebih tinggi dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan premi. Prosedur yang dipilih profesi akuntansi untuk amortisasi diskonto atau premi adalah metode bunga efektif (disebut juga amortisasi nilai sekarang). Dalam metode bunga efektif: a. Beban bunga obligasi dihitung pertama kali dengan mengalikan nilai tercatat (carrying value) obligasi pada awal periode dengan suku bunga efektif. b. Amortisasi diskonto dan premi obligasi kemudian ditentukan dengan membandingkan beban bunga obligasi terhadap bunga yang dibayarkan. 3. Pengakuan Pengukuran
Pengakuan Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120) mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan
4.
Penyajian Pengungkapan Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan
kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang . hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. penyajian kewajiban lancar dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. Maka perbedaan antara nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh temponya biasanya tidak besar. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sbagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi likuiditasnya. Penyajian hutang jangka panjang Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya. Pengungkapan catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan, pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan sebagai jaminan. KEWAJIBAN KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN DIESTIMASI A. Kewajiban kontinjensi
Kewajiban kontinjensi adalah: a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah; atau b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: tidak terdapat kemungkinan besar (not probable ) pemerintah mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Keuntungan kontinjensi Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk
menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah : 1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya. 2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak 3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan 4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan Kerugian Kontinjensi Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen. Kewajiban kontijen (contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran, atau keberadaannya. Kelompok 4 | Ardiansyah,Mahfud S, Ripa Fajarina, Riswan Arifin, Yana Firana
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin. 2. Pengakuan Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum, dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika demikian halnya, perusahaan menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara lain, bukti tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca. Atas dasar bukti tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada tanggal neraca, pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi. Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan semula. Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah besar(probable ). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan mengakui kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan tingkat kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan secara andal. Pengukuran Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten. Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca , namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca. 3. Pengukuran Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten
termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi yang ada; c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan; d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.ormasi komparatif tidak diharuskan. EKUITAS Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula) dan Rumus akuntansi : Asset=Kewajiban+Ekuitas Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan.(Wikipedia) Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu hak-hak masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam operasi, serta substansi ekonomik perjanjian.
MODAL YURIDIS Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk dari peraturan ini adalah adanya nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung pada karakteristik saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai nyataan). PERUBAHAN MODAL SETORAN Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan berbagai masalah teoritisnya adalah: Pemesanan saham Pada saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana, perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Bila saham telah terjual dan pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan diserahkan kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima perusahaan akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran. Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan terlebih dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi masalah adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan tersebut telah dapat diakui sebagai modal setoran? Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila memenuhi dua syarat, yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama. Obligasi terkonversi
Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat dikapitalisasi, karena hak beli saham dapat dianggap sebagai dividen saham dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini dikapitalisasi ke modal setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak beli saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomik yang disetorkan oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan. Opsi saham Opsi merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham berupa hak untuk membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau ditulis oleh investor dan dijual kepada investor lain. Terdapat dua macam opsi yaitu call dan put. Opsi call adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang membeli bila mengharapkan harga saham menaik. Sedangkan opsi put adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk menjual saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang membeli opsi bila mengharapkan harga saham menurun Warran Dalam PSAK No. 41, IAI mendefinisi warran sebagai efek yang diterbitkan oleh suatu perushaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Pemegang warran dapat membeli sejumlah saham dengan mengambalikan warran tersebut dan membayar sejumah kas tertentu. Terdapat beberapa kharakteritik dari warran, yaitu (1) berbeda dengan hak beli saham atau opsi, (2) terdapat beberapa jenis: lepas, lekat, dan bebas, (3) perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis, dan (4) isu akuntansi: Bila opsi diambil, apakah harga opsi dipisahkan dengan harga sekuritas terkait. Saham treasuri
Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah: (1) pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan (5) modal saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi. Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi asset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi. Urutan perlindungan tersebut adalah (1) karyawan dan pemerintah, (2) kreditor berjaminan, (3) kreditor takberjaminan, (4) pemegang saham prioritas, dan (5) pemegang saham biasa. PERINCIAN LABA DITAHAN Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by resources), dan ada pula kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan. Masalah teoritisnya adalah, adakah manfaat merinci laba ditahan atas dasar tujuan, misalnya dengan memecahnya menjadi cadangan, peruntukan (appropriated), dan bebas (unappropriated)? LABA KOMPREHENSIF Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan dan dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaski pemilik,semua perubahan akibat transaski operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. Ps-pos operasi dalam ari luas sebagai lawan pos-pos transaski nonpemilik meliputipos-pos operasi utama, pos-pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau luar biasa tetapi berasal dari transasksi nonpemilik.
1. Akun kewajiban lancar Tetap disajikan Laibilitas jangka biasanya sebagai pertama kelompok disajikan sebagai dalam panjang kewajiban panjang Laibilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai periode pelaporan sebelum penerbitan laporan keuangan dan setelah klasifikasi Laibilitas jangka disajikan sebagai
PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN PRINSIP AKUNTANSI DAN KESALAHAN MENDASAR (IAS 8; PSAK 25 REV 1994)
Perbedaan Perubahan kebijakan atau prinsip akuntansi IFRS Dicatat secara retrospektif dan dilakukan penyajian kembali terhadap laba ditahan serta adanya penjelasan efek kumulatif perubahan pada saat periode dilakukan perubahan Konsep kesalahan mendasar (fundamental error) dihapus dan diganti dengan Prior period error (Kesalahan periode lalu) Perubahan estimasi dicatat secara retrospektif dengan cara melakukan penyesuaian atas laba atau rugi tahun terjadinya perubahan estimasi dan laba rugi periode yang akan datang jika mempengaruhi keduanya PSAK Sama seperti IFRS, dicatat secara retrospektif dan dilakukan penyajian kembali terhadap laba ditahan serta adanya penjelasan efek kumulatif perubahan pada saat periode dilakukan perubahan Masih memakai konsep kesalahan mendasar (Fundamental error) yang disajikan secara retrospektif Sama seperti IFRS, Perubahan estimasi dicatat secara retrospektif dengan cara melakukan penyesuaian atas laba atau rugi tahun terjadinya perubahan estimasi dan laba rugi periode yang akan datang jika mempengaruhi keduanya.
IFRS Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas : - Laporan posisi keuangan (neraca) - Laporan laba rugi komprehensif - Laporan perubahan ekuitas - Laporan arus kas - Catatan atas laporan keuangan - Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi Berdasar ilustrasi IFRS : Aset: - Aset Tidak Lancar - Aset lancar Ekuitas: Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Hak non-pengendali Laibilitas Laibilitas jangka panjang Laibilitas
PSAK Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas : - Neraca - Laporan laba rugi - Laporan perubahan ekuitas - Laporan arus kas - Catatan atas laporan Keuangan
Berdasar PSAK: Aset: - Aset Lancar - Aset Tidak Lancar Laibilitas - Laibilitas jangka pendek - Laibilitas jangka panjang Ekuitas Hak non-pengendali Ekuitas yang dapat diatribusikan ke
jangka pendek Penyajian laibilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembal Laibilitas jangka panjang disajikan sebagai Laibilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan