You are on page 1of 8

2012

Citra Pelajar Kristen

Rico Franc j sibero 2014560 xi ipa 4

CITRA PELAJAR KRISTEN


Ada beberapa tokoh yang menampilkan citra Kristen yang dapat dijadikan teladan, misalnya Abraham Lincoln, Martin Luther King, Bunda Theresa, Uskup Belo, John Wesley dan John Sung. Namun, tentu saja Tuhan Yesus adalah teladan utama (Roma 8:29). Ada beberapa ciri-ciri mencolok yang mereka miliki, sehingga mereka dapat dijadikan teladan, antara lain: 1. kesadaran bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupannya. 2. meneliti kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikanNya sebagai teladan utama. 3. memetik berbagai aspek dari keteladanan Yesus dan perkataan-perkataan hikmat dari Alkitab untuk dijadikan arah perkembangan diri dari karyanya. 4. membedakan dengan sadar nili-nilai kristiani dengan yang bukan. 5. memiliki gaya hidup, penampilan dan gaya kerja yang unik serta keberanian mengambil resiko besar; dengan kata lian, memiliki citra diri yang kokoh dan sejalan denga citra diri sebagai pengikut Yesus Kristus. 6. mampu mengkomunikasikan visi dan panggilannya (misi). Memang, menampilkan citra diri itu tidak mudah. Aorang yang measa telah menampilkan citra diri dengan baik dan sempurna, namun belum tentu lingkungannya dapat menerima. Yang sering terjadi malah menolak dan mencomoohkan, bahkan berprasangka lain terhadapnya. Hal ini dapat terjadi karena memang orang tersebut berbeda, seperti tokoh-tokoh yang di sebutkan di atas. William Carey ingin sekali melayani orang-orang di Asia, padahal gerejanya tidak merasa bahwa hal itu masuk akal dan perlu. William memiliki citra Kristus yang penuh kasih didalam dirinya dan ia merasa iba bahwa masih ad orang yang tidak mengenal

keindahan hidup bersama Dia. Gereja dan masyarakat tempat dia berasal, yang pada waktu itu lebih mementingkan birokrasi dan kemapanan dalam hidup beragama (bukan beriman atau bergantung pada kuasaNya). Pada sisi lain, bisa saja terjadi orang telah menampilkan citra Kristus, namun orang lain menolak karena mereka menyadari bahwa antara citra diri, nilai, kebutuhan, ambisi dan perilakunya tidak serasi. Misalnya, orangtua yang menyuruh anaknya rajin ke gereja, namun ia sendiri sibuk bekerja hingga tidak sempat untuk datang ke gereja. Menampilkan citra Kristen berarti menyelidiki dan mengubah diri terus menerus sehingga semakin serupa dengan citra Kristus (Rom 8:29). Hal yang sangat mendasar di dalam menampilkan citra diri sebagai pengikut Kristus adalah selaras antara pemahaman mengenai Yesus Kristus yang penuh kasih, rendah hati, tulus melalui pikiran; perkataan dan perbuatan kita. Dengan kata lain, kata-kata dibuktikan dengan tindakan yang nyata.

HIDUP YANG BERSAKSI


Hidup yang bersaksi adalah:hidup yang melalui pikiran perkataan dan perbuataan memberitakan karya Kristus yang sudah mati karena dosa kita.(1 kor.15:3-4)

Mengapa kita harus memberitakan karya Kristus (Injil) ? 1. Agar dunia mengenal Allah dalam Yesus Kristus(Bnd.Yoh.14:7) 2. Supaya semakin banyak orang percaya dan memperoleh keselamatan hidup kekal yang di berikan Allah kepada dunia melalui Yesus Kristus(Mrk.16:1518:mat.28:19-20). 3. Sebagai ucapan syukur kita atas karya keselamatan yang kita terima dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Itulah keyakinan dan iman kita. Sangat tidak wajar bila kita tidak memberitakan dan meneruskan keselamatan yang telah kita terima dan alami kepada orang lain (1 Yoh. 1:3). Memberitakan keelamatan dari Yesus

Kristus bukan paksaan, bukan juga symbol, melainkan harus merupakan gaya hidup. Artinya, baik pikiran, perkataan, maupun perbuatab kita harus diwarnai oleh karya keselamatan itu. Dengan demikian, secara tersirat dunia akan melihat karya Kristus itu nyata dalam kehidupan kita. Seperti kata rasul Pauluskarena jika aku memberitakan injil,aku tidak mempunyai alasan untuk memegakan diri sebab itu adalah keharus bagiku.celakalah aku jika aku tidak memberikan injil(1 kor.9:16).

Alkitab memberikan cirri dan sekaligus identitas gaya hidup yang bersaksi.dari orangOrang percaya,antara lain: A. Kamu adalah garam dunia(Mat.5:13-16). Hendaknya kita dapat memberi pengaruh kepada orang lain sebagaimana garam mengasinkan makanan dan membuatnya enak juga sebagaimana ragi menaikan adonan (Lukas 13:21). B. Kamu adalah surat Kristus di tulis bukan dengan tinta tetapi dengan roh dari Allah yang Yang hidup (2 Korintus.3:3).Dengan menjadi surat kristus karya keselamatan Kristus itu dapat di baca orang lain melalui kehidupan kita. C. Kami adalah kawan sekerja Allah(1 Kor.3:9). Paulus menyaksikan dirinya sebagai kawan sekerja Allah. Hal ini juga berlaku bagi orang percaya yang menjalankan tugas pemberitaan,pelayanan,dan persekutuaan.sebagai wujud panggilan orang percaya. D. Kamu adalah terang dunia(Mat.5:14). Setiap orang yang percaya hendaklah menjadi terang bagi sekelilingnya,sehingga ia dapat menjadi pemberi cahaya dalam kegelapan dunia,panutan dan cerminan kehidupan Kristen bagi orang-orang di sekitarnya.

E. Kamulah ranting-rantingnya(Yoh.15:5). Yesus menyatakan dirinya adalah pokok anggur sedangkan murid-murid adalah ranting-rantingnya. Bila kita terpisah dari pokok,yakni Kristus, maka ranting akan mati dan tidak berguna. Jadi, tugas ini adalah tugas yang mulia, karena Tuhan mengamanatkan dan ini mementukan bagi arah kehidupannya apakah mereka akan selamat atau binasa (bnd. Rm 10:13-15). Jika tidakmemberitakan Injil, ini berarti peran kita tidak dapat terwujud, atau kita pun tidak jelas apakah sudah menyakini keselamatan itu atau belum. Tugas kesaksian hidup

(memberitakan Injil) itu melekat pada diri kita. Tidak bisa tidak, kita harus menginjil. Bahkan, Rasul Paulus mengatakan, Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (1 Kor. 9:6). Artinya memberitakan Injil harus menjadi gaya hidup setiap orang percaya. Sebagai gaya hidup, maka hal itu akan tampak melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Sebenarnya, secara prinsip bahwa kesaksian kepada semua orang tidak harus formal, misalnya menceritakan cerita Alkitab, atau menyampaikan khotbah dan seterusnya, apalagi dengan pendekatan mencela orang lain. Dari pengalaman hidup sehari-hari justru kesaksian melalui gaya hidup jauh lebih berhasil (efektif). Misalnya di lingkungan sekolah, bagaimana cara kita berpakaian, belajar, menyampaikan gagasan, bersikab kepada teman, dan sebagainya. Berikut cara-cara yang dapat dipertimbangkan dalam pemberitaan Injil: 1. Tahap pendekatan. Kita berupaya untuk menunjukan perilaku,tutur kata yang sudah menjadi gaya hidup Kristiani seraya memohon pimpinan Roh Kudus. 2. Jika kedekatan dan keterbukaan sudah terbangun, maka kita bisa mulai menawarkan percakapan tentang iman kita dan iman oran-orang yang kita anggap sebagai panutan. 3. Pada tahap yang berikut,sudah saatnya kita memasuki pokok-pokok iman kita dan bagaiman seharusnya hidup sebagai orang yang percaya kepada Kristus.

4. Membiarkan orang yang kita dekati itu secara bebas menyatakan keputusanya,seraya memohon keterlibatan Roh Kudus untuk menggerakan hati orang itu percaya pada pemberitaan yang kita sampaikan. 5. Bila dia menyatakan keyakinanya atas keselamatan dalam yesus Kristus,hendaklah kita mengukan keyakinanya itu,dengan tetap member dukungan atas keputusannya dan mengaruhinya untuk bergabung kesalah satu gereja. 6. Jika rekan kita tidak member tanggapan,atau menolak untuk percaya,maka kita tidak perlu kecewa atau berupaya untuk memaksakannya untuk percaya dengan berbagai cara karena hal itu separuhnya bergantung pada diri orang itu dan karya Roh Kudus.

HIDUP SEDERHANA
Hidup sederhana berarti hidup dengan seadanya,bersahaja,secukupnya,tidak berlebihlebihan. Misalnya, bila kita ingin makan sehat, tidak harus dengan lauk yang beraneka ragam. Tidak perlu berlabihan baik jenis maupun jumlahnya. Kaum puritan,yaitu kelompok Kristen yang memperjuangkan kekudusan dengan hidup sederhana,sangat menekankan pada apa yan di sebut:The Spirit OF Contentment (mencukupkan diri dengan apa yang ada padanya).menurut mereka itulah hidup bahagia,dimana orang tidak menyiksa berbagai keingginan nafsu atau ambisi. untuk dapat melakukan hal seperti ini diperlukan pelatihan diri secara ketet,berlatihhidup sederhana. Latih hidup sederhan,atau mencakupkan diri secara bersahaja,juga membuat kita menyadari hidup kita di dunia ini yang sementara.Yesusu sendiri dalam doa bapa kami secara tersirat mengajarkan hal gaya hidup sederhana kepada Murid-muridNyaberikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupNya(Mat.6:11).

Begituipun rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius, menasihatkan bahwa orang yang mengiginkan hidup kaya dan berlebihan akan jatuh ke dalam pencobaan,nafsu,yang hampa dan mencelakakan yang menengelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.(bnd.1 tim 6:8).

BEMURAH HATI MEMBERI


Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang hidup berkelimpahan adalah mereka yang hidunya bermurah hati mengalirkan pembicaraan.sebab,lebih bahagia mereka yang member dari pada menerima(bnd.kis;30:35)jemaat-jemaat di mekadonia yang sedang dalam pencobaan berat,meskipun mereka sangat miskin,namun mereka kaya dalam kemurahan(2 kor.8:2). Seluruh hidup Tuhan Yesus Kristus adalah idup yang memberi, bahkan Ia memberikan yang paling berharga, yaitu nyawaNya sendiri bagi tebusan dosa kita. Di dalam impitan kesulitan dan penderitaan yang luar biasa di atas kayu salib justru Yesus mengalirkan anugrah, belas kasihan dan cinta kasih yang menyelamatkan manusia. HidupNya adalah hidup yang berkelimpahan di tengah-tengah kekurangan. Sebagai manusia yang berdosa kita sebenarnya tidak mampu memberi. Seringkali pemberian kita bersifat mencari balasan, takut dianggap orang kikir, membanggakan diri, menyatakan diri sebagai seorang yang bermoral dan lain sebagainya, yang semuanya itu bermula pada : supaya dipuji orang. Motivasi-motivasi yang seperti itu adalah sesuatu yang menjijikkan di hadapan Allah; Yesus menyebutnya munafik, karena mengharapkan pujian orang (Mat. 6:2). Sebab dengan demikian kita sebenarnya tidak memberi kepada orang lain, melainkan kita berusaha mencari keuntungan yang berpusat dan bertujuan pada pemujian diri sendiri. Hanya orang yang mengalami penebusan dan kasih Kristus yang dapat memberi dengan hati tulus. Kita hanyalah alat saluran, hamba yang tidak berguna. Tujuan kita melakukan hal itu

adalah untuk kemuliaan Tuhan, sebab Dialah satu-satunya yang berhak menerima pujian Kita memberi untuk Tuhan, bukan untuk diri kita; bahkan bukan pula untuk sesama kita, melainkan sekali lagi untuk Tuhan. Inilah sekaligus yagn membedakan spiritualitas kekristenan dengan yang bukan: kita memberi karena kita terlebih dahulu sudah diberi oleh Tuhan, maka pemberian kita adalah pemberian Tuhan sendiri. Akhirnya hidup sederhana dan bermurah hati member sedekah adalah sebuah latihan bagi iman kita akan kemaha kuaasan Tuhan dalam memelihara dan mencukupkan kebutuhan kita,atau dalam istilah teologi disebut Providensia, pemeliharaan Allah.

You might also like