You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Page 1

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISITEM ENDOKRIN; DIABETES MELLITUS


DEFENISI : Suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan intoleransi glukosa Suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan insulin Suatu kumpulan gangguan heterogen yang berkarakteristik elevasi glukosa dalam darah FAKTOR RESIKO : Perawat harus memikirkan resiko DM pada : Obesitas Keluhan Haus, lapar >>, diuresis >> dan penurunan BB >> Keluarga dgn DM Usia > 40 tahun

Page 2

PANKREAS Fungsi pankreas dilakukan oleh pulau-pulau langerhans (sel , , )


Sel :
Mensintea glukagon Hiperglikemi agent Meningkatkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan konversi glikogen menjadi glukosa dalam sirkulasi

Sel :
Mensintesa insulin Hipoglikemi agent Menurunkan kadar gula darah dengan cara mengonversi glukosa ke bentuk glikogen

Sel :
Gastrin : untuk metabolisme makanan Somatotastin

Page 3

TIPE-TIPE DM
IDDM
Sinonim Juvenil Diabetes

NIDDM
Adult diabetes

Usia
Tipe serangan Produksi insulin

< 30 tahun
Tiba-tiba Sedikit (-)

> 30 tahun
Insidental < N/ N/ >N

Insiden
Ketosis Injeksi insulin BB saat serangan Manajemen Etiologi

10 %
Mungkin Butuh Ideal/ kurus Diit, insulin Virus, genetik, lingk.

80 90 %
Hampir tdk mungkin Hanya 20 30 % Psn 80 % obesitas Diit, OHO dan/ Insulin Herediter, Obesitas Page 4

CARDINAL SIGN of DIABETES MELLITUS


POLIURIA POLIDIPSIA POLIFAGIA PENURUNAN BB >>>

Page 5

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Gula darah puasa :


Pasien puasa 4 jam N : 70 110 mg/ dl

Gula darah PP : 2 jam setelah makan

Page 6

Glycosylate Hb
Nilai kontrol GD 3 bulan sebelumnya Glukosa berlebih dalam darah akan berikatan dengan Hb dan sekali berikatan tidak akan dapat terlepas lagi sebelum eritrositnya pecah (120 hari)

Glycosilated Albumin (Fruktosamin)


Nilai kontrol gD setelah 7 10 hari

Conecting Peptida (C-peptide)


Mengukur kadar produksi insulin endogenous Pada IDDM nilai GD antara makan dan tidak makan = sama Pada NIDDM nilai C-peptide puasa tinggi

Kadar Keton Urin/ darah


Tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi
Page 7

MEDICAL MANAGEMENT
Pengaturan Diit : BB Normal : TB 100 (A) A x 10 % ..(B) BB Ideal : A B (C) Kebutuhan Kalori Basal : Pria : C x 30 kal .(D) Wanita : C x 25 kal ..(D) Dipengaruhi oleh : Aktivitas : Ringan : D + 10 15 % Sedang : D + 15 20 % Berat : D + > 30 % Infeksi : Kurus : Kurus sedang : D + 20 % Kurus sekali : D + 30 % Gemuk : Gemuk sedang: D - 15 % Gemuk sekali : D - 20 %

Proporsi Kalori KH : 6070 % Protein : 20 % Lemak : 10 %


Page 8

Management farmakologi :
Oral Hypoglycemic Agent (OHO) Sulfonilurea : jangka lama (20 30 jam) Biguanide : jangka pendek (8 jam) Terapi Insulin : Kerja pendek : 6 8 jam : kemasan bening Kerja sedang : 18 26 jam : kemasan keruh Kerja panjang : 28 36 jam : kemasan keruh + endapan Kerja campuran : 18 24 jam : kemasan keruh

Olah raga :
Prinsip : Frekuensi : min 3 5 x seminggu Intensitas : 60 70 Mean Hearth Rate (MHR) Durasi : Tahap awal : 30 menit Tahap lanjut : 60 meit Type oleh raga : aerobik ringan

Page 9

KOMPLIKASI DM Akut

Ketosis Hipoglikemia
Kronik

Mikrovaskular
Ginjal : nefropati Mata : retinopati

Makrovaskular
Jantung koroner Gangguan pembuluh darah

Mikro/ Makrovaskular Resiko Infeksi

: Neuropati

Page 10

PENGKAJIAN KEPERAWATAN Fokus Pengkajian : Aktivitas


Kelemahan / letih Kesulitan bergerak / berjalan Gangguan tidur Tonus otot menurun Letargi / disorientasi

Sirkulasi :
Kebas / kesemutan pada ekstremitas Ulkus (sembuh lama) Takikardia Disritmia

Page 11

Eliminasi :

Perubahan pola kemih Kesulitan berkemih (infeksi) Karakter urin (pekat, bau khas keton)
Makanan :

Nafsu makan meningkat Perubahan BB


Neurosensori :

Sakit kepala Parestesia Gangguan penglihatan

Page 12

Pernafasan :

Frekuensi nafas Nafas bau aseton


Keamanan :

Kulit kering, gatal Paralisis otot


Seksualitas :

Impotensi Kesulitan orgasme

Page 13

PRIORITAS KEPERAWATAN :
Memperbaiki cairan / elektrolit dan keseimbangan asam basa Memperbaiki metabolisme normal Mengidentifikasi / membantu penanganan terhadap penyakit yang mendasari Mencegah komplikasi Memberikan informasi

Page 14

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan kesembangan cairan dan elektrolit ; Hipovolemi, berhubungan dengan diuresi osmotik Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya insulin Gangguan aktivitas fisik ; kelemahan berhubungan dengan penurunan energi metabolik Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan glukosa darah Perubahan sensori-perseptual ; disorientasi berhubungan dengan perubahan kimia endogen ; ketidakseimbangan glukosa, insulin dan elektrolit

Page 15

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan pemeliharaan kesehatan b/d kurang pengetahuan tentang diabetes mellitus


Hasil yang diharapkan:

klien dan keluarga dapat menjelaskan mekanisme dasar patofisiologis diabetes melitus. klien dan keluarga dapat menjelaskan akan pentingnya insulin, olahraga dan diet dalam penatalaksanaan DM klien dan keluarga dapat menyebutkan Page 16 manifestasi klinis komplikasi akut dan kronis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan pemeliharaan kesehatan b/d pemeriksaan darah dan urine


Hasil yang diharapkan:
klien mendemonstrasikan teknik yang benar dalam melakukan tes/pemeriksaan keton urin; tes KGD rutin termasuk saat sakit dan bepergian; tes keton urine diperlukan jika KGD melebihi 250 mg/100 mL atau ketika sakit; hasil tes dicatat, disimpan dan dibawa pada saat kontrol; menjauhkan alat-alat tes/pemeriksaan darah dan urine dari panas dan kelembaban.

Page 17

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan pemeliharaan kesehatan b/d kurang pengetahuan tentang manajemen diet diabetes melitus
hasil yang diharapkan:
klien menjelaskan hubungan antara manajemen diet dengan pengontrolan kadar gula darah klien memilih makanan dengan diet seimbang klien mendiskusikan dengan tenaga kesehatan kesulitan dalam mematuhi rencana diet. klien menjaga KGD dan BB da;lam batas normal

Page 18

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan pemeliharaan kesehatan b/d injeksi insulin
hasil yang diharapkan:
klien dapat menjelaskan bahwa insulin dapat menurunkan KGD klien mampu menyebutkan tipe insulin yang diresepkan, onset, masa puncak dan durasinya. klien mampu menyuntikkan insulin secara teratur dan tepat waktu (30 60 menit sebelum makan) setiap hari, bahkan ketika sakit Klien mencuci tangan sebelum melakukan injeksi menggunakan teknik steril pada saat mengisi insulin ke spuit klien mendemonstrasikan teknik yang benar dalam injeksi insulin klien mampu melakukan rotasi injeksi insulin klien menyimpan insulin didalam kulkas dan tidak menggunakan insulin jika telah expired klien mengerti pentingnya menyiapkan/membeli spuit insulin sebelum persediaannya habis, dan memakai tanda pengenal DM dan gejala hipoglikemia.

Page 19

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan pemeliharaan kesehatan b/d olah raga


hasil yang diharapkan:

klien mengikuti jadwal aktivitas normal sehingga diet dan dosis insulin seimbang dengan level aktivitas rutin. klien mengerti pentingnya memakan makanan tambahan jika olahraga melebihi dari biasanya klien memonitor nilai KGD sebelum dan sesudah berolahraga klien mengerti bahwa efek olahraga dapat dirasakan 12 24 jam kemudian termasuk hipoglikemia. Page 20

You might also like