You are on page 1of 4

Menggerakkan Potensi Mahasiswa UNTAN Sebagai Agent of Community Enpowerment dan Agent of Change Untuk Melaksanakan Community developtment

Secara Menyeluruh Di Kalimantan Barat

Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang berperan sebagai duta daerah dimana mereka berasal. Kebanyakan mahasiswa pada umumnya berasal dari luar daerah tempat mereka menimba ilmu sekarang. Tujuan dari mereka hanya satu, yaitu ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan ingin merubah mindset mereka menuju pola pikir yang lebih maju dan profesional. Mahasiswa adalah strata pendidikan yang tertinggi dalam kasta pendidikan yang ada di kalangan masyrakat. Maka dari itu, segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa menjadi perhatian dari semua kalangan masyarakat. Jika mereka melakukan hal yang baik dan positif, maka masyarakat akan sangat mengapresiasi apa yang mereka lakukan, dan mungkin akan mencontoh dan mengikutinya. Namun sebaliknya jika mereka melakukan hal yang diluar norma masyarakat dan mendatangkan keresahan ditengah masyarakat, maka masyarakat tidak sungkan untuk mengecam dan memberikan peringatan bahkan perlawanan bagi mahasiswa tersebut. Memang sudah menjadi hakikatnya, bahwa ketika kita telah menyandang status mahasiswa maka kita akan mengalami transformasi diri secara menyeluruh. Jika sebelum menjadi mahasiswa kita adalah pribadi yang pendiam dan tidak suka bergaul, maka status mahasiswa telah tersemat dalam diri kita tidak menutp kemungkinan akan merubah keadaan diri awal yang telah tertanam sekian belas tahun itu menjadi 90 derajat berbeda . Hal ini memang lumrah terjadi, sebab dalam lingkungan kehasiswaan kita akan menemukan orang-orang dengan berbagai visi dan tujuan yang beragam. Dan secara sadar atau tidak, ketika kita berkontak langsung dengan lingkungan yang begitu berbeda dari lingkungan awal kita, secara perlahan tetapi pasti kita mulai beradaptasi dan akhirnya masuk dan tergabung dalam gaya kehidupan sebagai seorang mahasiswa. Mahasiswa dibentuk menjadi pribadi dengan berbagai potensi yang telah ia dapat melalui pergaulan lingkungan kampus temapat mereka menimba ilmu. Jika berbicara potensi yang terdapat pada diri mahasiswa maka kita dapat meninjaunya dari

beberapa aspek, diantaranaya adalah potensi mahasiswa dari aspek karakter dan aspek intelektualitas. Dari aspek karakter, Kita pahami bersama, bahwa mahasiswa memiliki karakter idealis. Semua hal dilihat dan ingin dibentuk dalam tataran ideal. Baik dalam kehidupan mahasiswa itu sendiri, keorganisasian, berbagai sistem dan kebijakan dalam masyarakat maupun dalam kehidupan negara. Mahasiswa biasanya menjadi orang yang paling resah dengan ketidakberesan, benci dengan ketidakadilan, menginginkan tegaknya aturan dan norma kebaikan. Kaum muda memiliki frame berfikir yang khas. Berawal dari idealismenya dia kritis terhadap persoalan-persoalan, dan dengan kreativitasnya memberikan solusi-solusi dari persoalan yang ada. Tak jarang solusi yang mereka hasilkan merupakan hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya oleh generasi yang lebih tua. Banyak terobosan baru yang mereka lahirkan, karena mereka punya paradigma berpikir yang berbeda. Karena berbeda paradigma, maka biasanya antara generasi tua dan generasi muda terjadi konflik pemikiran, antara paradigma lama dan paradigma baru. Kita dapat ambil contoh pada salah satu persitiwa besar, proklamasi kemerdekaan. Terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda tentang kapan proklamasi harus dilakukan. Beberapa kelebihan yang bersifat alami tersebut, yakni idealis, kritis dan kreatif membuat arus perubahan dapat diciptakan, menuju yang lebih baik sebagaimana idealita yang ada dalam benak mereka. Dipadu dengan sifat semangat, dan didukung oleh kekuatan fisik yang masih prima, maka arus perubahan semakin besar. Mereka tak akan kenal lelah dalam bekerja dan menggerakkan perubahan itu, sehingga dalam waktu yang tak terlampau lama apa yang mereka inginkan akan segera dicapai. Kedua, potensi mereka dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan

sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan problem-problem yang ada. Tiada lain dengan riset, baik riset di bidang eksak maupun noneksak. Dengan begitu tepatlah manakala mahasiswa disebut sebagai social control, mengkritisi setiap ketidakberesan berjalannya sistem di masyarakat maupun negara. sifat mahasiswa sebagai social control ini berkesinambungan dengan peranan mereka sebagai agent of community enpowerment. Mahasiswa sebagai duta daerah, tidak hanya diharapkan menimba ilmu dan kemudian ilmu itu digunakannya sendiri. Namun, melalui peranannya sebagai agent of community enpowerment, mahasiswa harus bisa memberikan kekuatan dan stimulus bagi masyarakat didaerahnya mentranformasikan mindset orang-orang didaerahnya menjadi mindset yang lebih maju dan berkembang. Sejalan dengan itu pula, sebagai mahasiswa yang memiliki karakter, maka mahasiswa juga dituntut sebagai agent of change atau pembawa perubahan. Perubahan yang diharapkan disini bukan hanya perubahan yang sifatnya menuntut untuk direalisasikan tetapi masih abstrak dan tidak menyediakan solusi yang tepat. Yang terbaik adalah mahasiswa itu sendiri yang kemudian turun untuk melakukan perubahan tersebut. Tidak perlu terklalu memaksakan diri untuk membangun kalimantan barat secara utuh, namu cukup diawali dengan membangun daerah asal mereka masingmasing dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Mengenai pelaksanaan community developtment dari mahasiswa ini, maka sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Jika mahasiswa itu, masih berstatus sebagai mahasiswa aktif, maka universitas tanjungpura dalam hal ini harus memberikan dukungan terbesarnya pada mahasiswa tersebut. Selain itu, sebagai pendukung lainnya adalah pemerintah setempat tempat mereka berasal. Sehingga dengan adanya dukungan tersebut, proses transformasiilmu dan pengalaman yang baik dari diri mahasiswa kepada masyrakat bisa berlangsung dengan lancar. Oleh karena begitu sentralnya peranan mahasiswa sebagai agent perubahan dalam proses penegmbangan masyarakat (community Developtment) maka kiat yang paling teat untuk menjadikan kalimanta barat sebagai provisi yang lebih maju adalah dengan memanfaatka potensi yang ada pada diri mahasiswa itu sendiri. Apalagi kita ketahui, bahwa kalimantan barat adalah salah satu provinsi yang heterogen. Provinsi ini

memiliki mayarakat yang berasalah dari berbagai suku dan ras, yang tentunya memilki sifat yang berbeda-beda pula. Dan melali potensi yang diilikinya sebagai agent of change and community enpowerment mahasiswa juga bisa menyatukan masyarakat kalimantan barat untuk melaksanakan community developtment secara menyeluruh di kalimantan barat. Dan sebagai salah satu universitas terbesar di kalimantan barat, amaka universitas tanjungpura mempunyai beban besar untuk menjadikan dan

membentukmahasiswa sebagai agent of change and community enpowerment sepenuhnya. Yang harus diutamakan dalam pembentykan karaakter mahasiswa ini adalah bagaimana universitas tanjungpura sebagai lembaga yang mendidik mahasiswa tersebut, melandaskan pendidikannya pada pemanfaatan potensi yang ada pada diri mahasiswa masing-masing. Sehingga, output mahasiswa yang dihasilkan dari lulusan universitas tanjungpura merupakan benar-benar the real mahasiswa yang bisa membawa perubahan yang baik pada daerah mereka masing-masing khusunya dan kalimantan barat pada umumnya.

You might also like