Professional Documents
Culture Documents
Reformasi birokrasi kepolisian merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh organisasi besar seperti Polri dan lembaga Pemerintahan lain yang mempunyai tugas dan tanggungjawab besar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perubahan tata kerja organisasi yang semakin baik dalam sistem pemerintahan menandakan adanya perubahan atau reformasi structural dan cultural yang akan menjadikan organisasi Polri tetap mengikuti perubahan sistem tatakelola Negara dan Pemerintahan. Menyikapi hal tersebut, untuk membuat organisasi berjalan pada rel yang telah ditetapkan dalam konstitusi Negara, harus melakukan penataan dan perubahan dalam sistem pelayanan dan kinerja sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Reformasi kepolisian sebagai agenda besar dalam perubahan tata kelola sistem manajemen Polri telah menetapkan Grand Design reformasi birokrasi nasional dalam bentuk Peraturan Menpan No.15/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, merupakan cetak biru reformasi hingga tahun 2025. Reformasi birokrasi nasional dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional. Kunci sukses reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh pegawai adalah apabila seluruh aparatur negara mampu mengubah mindset dan cultural set, termasuk partisipasi masyarakat. Berkaitan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional, Dit Lantas Polda Metro Jaya, telah mengusulkan Reformasi Birokrasi Polri yang meliputi diantaranya program unggulan melalui quick wins, yaitu transparansi pelayanan SIM, STNK dan BPKB, transparansi pelayanan penyidikan dalam peayanan masyarakat. Program tersebut merupakan produk utama Polri yang mempunyai daya ungkit kuat (key leverage) dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, dan dapat direalisasikan serta hasilnya bisa diukur.
Untuk mewujudkan hal tersebut sistem pelayanan dilakukan dengan menggunakan sistem pelayanan yang didasari oleh aturan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kepada masyarakat. Wujud nyata pelayanan tersebut berdasarkan rencana aksi reformasi birokrasi Polri dengan melakukan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan tahapan dan gambaran kinerja personel dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang ditetapkan. Diharapkan standar operasional prosedur ini menjadi pedoman
pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas fungsi Bag Renmin sebagai unsur pelayanan dan pembantu pimpinan. Sesuai dengan tugas pokok yang diemban Bag Renmin membawahi bidang Urusan Tata Usaha, Urusan Keuangan, Sub Bagian perencanaan, Sub Bagian Administrsi Personel dan Sub Bagian Sarana dan Prasaran sebagaimana diatur dalam Perkap No. 22 Tahun 2010. Dengan demikian semoga Standar Operasional Prosedur (SOP) Bag Renmin sebagai pedoman dalam melaksanakan operasional organisasi pada pelayanan dan unsur pembantu pimpinan dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. SOP ini membantu dan memberikan arah bagi personel dalam menjalankan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara professional dan proforsional.
Jakarta, Desember 2011 KABAG RENMIN DIT LANTAS POLDA METRO JAYA
I.
UMUM A. Latar Belakang Pada hakikatnya, administrasi tata usaha adalah kegiatan melakukan pencatatan untuk segala sesuatu yang terjadi untuk digunakan sebagai bahan keterangan bagi pimpinan. Bahan keterangan bagi pimpinan tersebut dituangkan dalam bentuk naskah dinas sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 15 tahun 2007 tentang naskah dinas. Dalam penerapan tugas sehari-hari, Ur TU Bag Renmin menerapkan sistem satu pintu, hal ini dimaksudkan untuk pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh surat yang keluar dan masuk Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Dalam kegiatan tugas UrTU berfungsi membantu dalam memelihara kebersihan Mako serta fasilitas lainnya.
B.
Dasar 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 2. Peraturan Kapolri Nomor 15 tahun 2007 tentang naskah dinas di lingkungan Polri; 3. Program kerja Dit Lantas Polda Metro Jaya tahun 2011;
4.
Rencana kegiatan Ur TU Bag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya tahun 2011.
C.
administrasi dalam bentuk naskah dinas dan urusan dalam lingkungan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan organisasi.
D.
Ruang Lingkup Ruang lingkup standar operasional prosedur Ur TU Bag Renmin ini
meliputi seluruh proses administrasi naskah dinas dan urusan dalam di lingkungan pada tingkat Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
E.
Pengertian-Pengertian 1. Naskah dinas adalah semua tulisan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dilingkungan Polri dalam rangka melaksanakan tugas, fungsi dan peranan dibidang masing-masing yang disusun menurut bentuk-bentuk yang telah ditetapkan; 2. Penyampaian naskah dinas adalah menyampaikan, mengirim, menerukskan naskah dinas pada pihak yang bersangkutan antara dua pejabat atau instansi atau lebih, dari seorang pejabat atau staf yang satu kepada pejabat atau staf lainnya, dan atau antar kesatuan didalam satu atau lain daerah dalam memperlancar pelaksanaan tugas Polri;
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 5
3.
Peraturan
adalah
ketentuan
yang
ditetapkan
oleh
Kepala
Kepolisian yang berwenang dan membuat kebijakan yang bersifat mengatur dan mengikat secara umum; 4. Keputusan adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian yang berwenang yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau organisasi Polri; 5. Instruksi adalah suatu bentuk naskah dinas yang memuat arahan pelaksanaan suatu kebijakan pokok yang tertuang dalam peraturan dan keputusan; 6. Surat Edaran adalah suatu bentuk naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang tata cara yang berlaku ataupun ketentuan yang harus diperhatikan berdasarkan kebijaksanaan pelaksanaan; 7. Surat perintah adalah suatu bentuk naskah dinas yang memuat pernyataan kehendak pimpinan untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh seorang personil atau sekelompok personil dan perintah atau tugas itu mempunyai akibat pertanggungjawaban administrasi; 8. Surat adalah bentuk naskah dinas yang dibuat secara tertulis oleh seorang pejabat dalam melaksanakan tugas jabatannya guna menyampaikan pemberitahuan, pernyataan, ataupun permintaan kepada pejabat lain diluar instansi atau satuannya sendiri; 9. Nota dinas adalah bentuk naskah dinas yang dibuat guna menyampaikan pemberitahuan, pernyataan ataupun permintaan kepada pejabat lain didalam lingkungan Mabes Polri, Mapolda, Mapolwiltabes, Mapoltabes, Mapolres/Polresta atau kesatuannya sendiri;
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 6
10. Naskah dinas adalah bentuk naskah dinas yang dibuat oleh satuan organisasi/pengemban fungsi pada Polri sehubungan dengan kepentingan pelaksanaan tugas; 11. Tata persuratan dinas adalah suatu kegiatan didalam pembuatan, penerimaan, penelitian, pencatatan, pengiriman dan penyimpanan suatu tulisan dinas yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan pengurusan tulisan dinas.
II.
PELAKSANAAN Urusan Tata Usaha Bag Renmin Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya
terdiri dari dua bagian yaitu Ur TU dan Urdal, dengan pelaksanaan tugas sebagai berikut :
A.
Tugas Ur Tu Dan Urdal Bag Renmin Kegiatan administrasi surat menyurat dilingkungan Direktorat Lalu Lintas
Polda Metro Jaya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Membuat notulen arahan Dir/Wadir; Membuat notulen rapat; Menyiapkan pelaksanaan rapat; Mengoreksi Minu konsep naskah dinas ke Kapolda / Wakapolda; Mengoreksi Minu Konsep naskah dinas ke Dir / Wadir; Membuat jadwal ajudan apel/fungsi; Membuat jadwal perwira pendamping /pengambil apel Bag Renmin; 8. 9. 10. 11. Membuat rencana kebutuhan ATK; Membuat rencana kebutuhan peralatan kebersihan; Melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas; Menerima, mengagendakan, menggandakan dan mendistribusikan naskah dinas; 12. 13. 14. Memproduksi naskah dinas; Menyiapkan apel pagi/fungsi; Pengecekkan kebersihan dan fasilitas Mako.
B.
b. Peralatan : Lembar disposisi Buku agenda dan verbal Buku ekspedisi Stempel Dir dan Staf Tanda terima Amplop Sound Mimbar apel Absen
C.
Uraian Kegiatan Urusan Tata Usaha Sebagai pelaksana unsur pembantu pimpinan Urusan Tata Usaha Bag
renmin mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih spesifik dapat diuraikan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan kerja Ur TU Bag Renmin: a. Memberikan salam dan bantuan yang dapat diberikan kepada masyarakat/tamu yang datang ke Ruang Ur TU. b. Tanyakan kepada masyarakat/tamu untuk keperluan
mengantar surat atau bertemu pimpinan. c. d. e. Apabila ingin bertemu pimpinan diarahan ke Spri Dir /Wadir. Apabila mengantar surat, maka diberikan tanda terima. Surat yang diterima diagendakan dan diberikan lembar disposisi untuk diteruskan kepada pejabat yang berwenang. f. Apabila surat sudah didisposisi pimpinan, disposisi tersebut dicatat dibuku agenda dan didistribusikan sesuai arahan pimpinan tersebut.
2.
Proses mengoreksi konsep surat a. Konsep surat yang diakan diajukan kepimpinan diterima oleh Ba Ur TU. b. Konsep surat dikoreksi sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 15 tahun 2007 tentang naskah dinas. c. Apabila ada kesalahan, maka konsep surat tersebut akan dikembalikan kepada konseptor surat tersebut. d. Apabila tidak ada kesalahan, maka konsep surat tersebut akan diparaf dan akan diteruskan secara berjenjang.
3.
Memproduksi naskah dinas. a. Apabila ada disposisi dari pimpinan untuk Ur TU agar membuat produk naskah dinas, maka Ur TU akan membuat produk surat yang dimaksud. b. Produk surat akan dikoreksi oleh Kaur TU dan dilanjutkan secara berjenjang. c. Produk surat yang sudah jadi, akan diberikan nomor yang ditulis di buku verbal. d. Surat tersebut distempel dan dimasukan kedalam amplop dan didistribusikan kepada yang bersangkutan. e. Produk naskah dinas yang dibuat Ur TU antara lain : Surat rekomendasi mahasiswa; Surat jawaban kepada masyarakat/instansi mengenai undian dan lain sebagainya; Surat jawaban perihal pinjam pakai Aula TMC Dit Lantas Polda Metro Jaya; Surat perintah untuk membantu mahasiswa; Surat perintah menghadiri undangan; Surat perintah sebagai ajudan pada saat apel
4.
Penomoran surat Ur TU menerapkan sistem satu pintu yang seluruh surat keluar dan masuk melalui TU, penomoran surat yang
mengatasnamakan Dir Lantas Polda Metro Jaya, namun untuk surat yang mengatasnamakan Kapolda Metro Jaya, penomoran dilakukan di Setum Polda Metro Jaya.
5. 6.
Pembuatan amplop Dit Lantas Polda Metro Jaya Menjaga kebersihan Markas Komando a. Membuat jadwal piket untuk kebersihan Aula dan Mess TMC kepada seluruh PNS Dit Lantas Polda Metro Jaya; b. Mengecek keberadaan cleaning services.
7.
Mempersiapkan Rapat dan Apel Pagi/fungsi a. Membuat absen baik absen personil Renmin dan Opsnal, khususnya seluruh perwira Dir Lantas Polda Metro Jaya; b. Menyiapkan sound, mimbar apel, Microphone di
8.
Mengatur parkir di depan Gedung Biru. a. Membuat plang nama pejabat yang menempati tempat tertentu;
b.
Menyediakan cone untuk mencegah parkir yang melimpah dan tidak teratur serta tidak pada tempatnya;
9. 10.
Memelihara fasilitas gedung Dit Lantas Polda Metro Jaya. Membuat notulen a. b. Anggota TU mengikuti Rapat dan Apel pagi/fungsi. Selesai rapat/apel pagi/fungsi anggota tersebut membuat notulen. c. Selesai membuat notulen, anggota TU membuat surat pengantar kepada Bag/Sat/Subdit/Satwil yang
Bag/Sat/Subdit/Satwil.
D.
Waktu Pelaksanaan 1. Ur TU Bag Renmin Kegiatan Ur TU Bag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya dilaksanakan setiap hari dimulai pada pukul 06.30 s/d 22.00 WIB.
2.
dengan menyediakan perlengkapan apel sampai dengan mengecek kebersihan, fasilitas dan parkir.
III.
penuntun dalam pelaksanaan tugas yang belum diatur oleh peraturan yang lebih atas. SOP ini dijadikan pedoman dengan pertimbangan sebagai berikut : A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Ur TU Bag Renmin Direktorat Lalu Lintas ini dibuat untuk dapat dijadikan acuan atau pedoman praktis bagi personil. B. hal-hal yang belum diatur dalam SOP ini akan ditentukan kemudian. C. SOP ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
URUSAN KEUANGAN
I.
Pendahuluan
A.
Umum : Bahwa dalam rangka menyelenggarakan administrasi pertanggung-jawaban keuangan yang akuntabel dan transparan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan peranan khususnya satker Dit Lantas Polda Metro Jaya
B.
Pengertian Dalam SOP ini yang dimaksud dengan : 1. Daftar Isian pelaksanaan Anggaran yang selanjudnya disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Kapolri serta disahkan oleh Direktur Jenderal perbendaharaan atas nama Menteri keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakhibatkan pengeluaran Negara dan pencairan dana atas beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
2.
Pengunaan Anggaran dilingkungan polri yang selanjutnya di singkat PA adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
3.
Kuasa
Penguna
Anggaran
dilingkungan
polri
yang
selanjutnya di singkat KPA adalah Kepala Satuan Kerja (Kastker) selaku pejabat penguna anggaran / pengguna barang satuan kerja yang dipimpinnya. 4. Pejabat Pembuat Komitmen dilingkungan polri yang selanjutnya di singkat PPK adalah Pejabat yang diangkat oleh PA/KPA sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa. 5. Surat perintah membayar yang selanjudnya disingkat SPM adalah dokumen yang ditertibkan oleh PA/KPA untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen laianya yang dipersamakan. 6. Perjabat Penerbit SPM adalah PA/KPA atau pejabat yang ditunjuk menguji oleh PA/KPA yang diberi kewenangan untuk tagihan kepada Negara, membebankan
pengeluaran sesuai mata anggaran yang bersangkutan dan menandatangani SPM. 7. Bendahara Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Bendahara adalah unsur pelayanan dan pelaksanaan Staf pada satuan kerja (Satker) yang melaksanakan tugas menerima, menyimpan, membayarakan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 17
belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Satker dilingkungan Polri. 8. Administrasi Pertanggung jawaban Keuangan yang
selanjutnya disebut Perwabku adalah dokumen laporan keuangan yang dilengkapi dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran uang yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Bealanja Pegawai adalah dana yang
disediakan/dialokasikan dalam DIPA untuk pembayaran gaji,serta tunjangan ,dan lain-lain belanja pegawai. 10. Belanja Barang adalah dana yang disediakan/dialokasikan dalam DIPA untuk pengadaan barang dan jasa,
pemeliharaan dan perjalanan. 11. Belanja Modal adalah dana yang disediakan/dialokasikan dalam DIPA dalam rangka pembentukan modal, dalam belanja ini termasuk untuk tanah , peralatan dan mesin, gedung dan bangunan , jaringan maupun dalam bentuk pisik lainya. 12. Kantor Pelayanan sisingkat Jenderal Perbendaharaan (KPPN) adalah Negara intansi yang vertikal
selanjutnya Direktorat
Perbendaharaan
Departemen
Keuangan yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
13.
Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah yang dibuat/ditertitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan
disampaikan kepada PA/KPA atau pejabat lainya yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjudnya diteruksan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan. 14. Panitian Pengadaan PA/KPA, untuk adalah tim yang diangkat oleh pemilihan penyediaan
melaksanakan
barang/jasa. 15. Kontrak adalah perikatan antara PPK dengan penyediaan barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. 16. Surat Jaminan adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh bank umunm/lembaga keuangan lainya yang diberkan oleh penyediaan barang/jasa kepada PPK untuk menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban penyediaan barang /jasa. 17. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/Jasa yang dibiayai dengan
APBN.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang /jasa.
C.
Dasar 1. Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara. 2. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang
perbendaharaan negara. 3. Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. 4. Keputusan bersama menteri keuangan dan kepala kepolisian negara republik Indonesia Nomor : 14 / KMK .06 / 2005
tentang tata cara pelaksanaan anggaran belanja pegawai, belanja barang, belanja modal dan belanja lain-lain di
lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. 5. surat edaran bersama direktur jenderal perbendaharaan departemen Keuangan dan deputi perencanaan umum dan pengembangan kapolri No.pol. : se / 23 / 2005 tentang
petunjuk teknis modal dan belanja lain-lain di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia . 6. Peraturan kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor : 10 tahun 2008 tentang administrasi pertanggung jawaban keuangan di lingkungan kepolisian negara republik indonesia.
Maksud Dan Tujuan 1. Maksud : Sebagai pedoman dan melaksanakan tugas di bidang urkeu bagrenmin Dit lantas Polda Metro Jaya; 2. Tujuan : Terwujudnya keseragaman tertib dan administrasi kesamaan dan tercapainya dalam
pemahaman
E.
Ruang Lingkup Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur (SOP) Ur Keu Bag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya Meliputi kegiatan Operasional Kasatker dalam bidang keuangan yang akuntabel
II.
Tugas Pokok dan Fungsi A. Kapala Urusan Keuangan Bag Renmin Adalah unsur staf yang bertugas membantu Kasatker dalam menyelenggarakan pelayanan keuangan ditingkat satker yang meliputi kegiatan menerima, menyimpan ,membayarkan atau menyerahkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. Yang di bantu beberapa paur.
B.
melaksanakan
korespondensi,
dokumentasi,
perpustakaan
,ketatausahaan perkantoran dan kearsipan serta tugas-tugas pelayanan staf lainya yang di bebankan oleh Kaur Keu
C.
penyesuaian jurnal akuntansi, menganalisa, memverifikasi serta menilai dan menguji kelengkapan dokumen keuangan satker.
D.
Urusan Gaji Adalah pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan administrasi pelayanan gaji dan belanja pegawai lainya, pembukuan akuntansi, pelaporan dan perwabku gaji / belanja lainya serta berkoordinasi dengan urusan akuntasi / verifikasi dan urusan data computer.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 22
E.
Urusan Data Adalah pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan Pengelolaan data, perekaman data , dokumen sumber, data akutansi dan melaksanakan back up data serta menyiapkan data membuat laporan LPJ.
F.
Bantuan Umum Adalah pelaksanaan tugasnya membantu para ur keu antara lain
1)
Menerima dan mengkompulir surat masuk yang ditujukan kepada Kaur Keu
2) 3) 4)
Mengagendakan Surat, Mengkoreksi Perwabku sesuai penaggunaanya Melayani dan mendata bagi personel lalu lintas yang mengusulkan pangkat dan berkala
III.
Pengorganisasian
a.
Kaur Keu Bag Renmin 1). 2). Mengawasi kegiatan yang telah dilaksanakan Kordinasi ke masing-masing Paur
b.
Urmin 1) Menerima dan mengkompulir surat masuk yang ditujukan kepada Kaur Keu Bagrenmin 2) Mengagendakan surat sebelum diajukan kepada Kaur Keu Bagrenmin. 3) Menyotir surat yang keluar dari Kaur Keu Bagrenmin.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 24
4)
5) 6) 7)
Melakukan kegiatan pengarsipan surat. Membuat surat pengantar ke jajaran para Paur Keu. Melayani administrasi anggota Ur keu yang akan
melaksanakan Cuti,Ijin, nikah,cerai, umroh, dan Haji. 8) Melayani pengajuan bagrenmin. 9) Membuat Laporan Nominatif anggota Ur Keu bagrenmin. berkala, UKP anggopta Ur Keu
10) Membuat Sprin tugas turjawali. 11) Membuat Laporan Hasil Giat Turjawali Ur Keu bagrenmin. 12) Mengajukan, menerima dan membelanjakan uang ATK serta mempergunakannya sesuai kebutuhan pada Ur Keu, Ur Gaji,Ur Verifikasi/ Akun, Ur Data dan Ur Min. 13) Membuat Laporan penggunaan ATK.
c.
Ur Akun/Verifikasi 1). Merencanakan penyusunan penarikan di dasarkan pada rencana belanja bulanan sesuai rengiat satfung/satker 2). Menerima usulan perkiraan penarikan dari satfung /satker sesuai Renbut 3). Merencanakan penetapan sasaran dan perhitungan
4).
Merencanakan program/kegiatan/sub kegiatan dan sesuai akun penetapan sasaran yang harus sesuai dengan RKAKL
5).
Melakukan rumusan penarikan sumber dana harus sesuai dengan ketentuan pembayaran
6).
Membuat SPM uang persediaan (UP). a). Surat permohonan dari kuasa anggaran atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa
Uang persediaan tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan harus LS. b). c). d). SPM (surat perintah membayar). Perincian Pengunaan UP. Photo Copy Rekening Koran atas nama Bendahara Dit lantas Polda Metro Jaya. e). Photo Copy Brita Acara Rekonsiliasi (proses indikasi dari hasil pencocokan atau rekonsiliasi antara laporan dan Sai yang diproses secara computer). 7). Membuat SPM Langsung (LS). a). Surat peryataan dari kuasa anggaran atau pejabat yang ditunjuk persediaan yang menyatakan bahwa Uang tidak untuk membiayai
tersebut
b).
Surat permohonan Tagihan dari pihak ke tiga antara laian : 1). Pemeliharaan Ranmor R2/R4/ R umum. 2). Pemeliharaan Gedung . 3). Pengadaan Makan Tahanan. 4). Pengadaan ATK. 5). Pengadaan Material Regident
SPM LS (surat perintah membayar). Ringkasan Resume Kontrak. Surat peryataan SPM LS. Faktur Pajak. SSP ( Surat Setoran Pajak). Photo Copy NPWP pihak Ke 3 ( Nomer pemilik wajib pajak).
8).
Membuat SPM Tambahan Uang Persediaan. a). Surat peryataan TUP dari kuasa anggaran atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa
Uang tambahan persediaan. b). Surat Rincian penggunaan TUP antara laian : 1). Lidik sidik keselamatan. 2). Perawatan tahanan . 3). Har kendaraan. 4). Pengadaan ATK Dll. c). d). SPM LS (surat perintah membayar). Karwas (kartu Pengawas).
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 27
e).
9).
Membuat SPM NIHIL. a). SPTB belanja) b). Surat Setor pajak (SPP) yang telah diligalisir oleh kuasa Penguna Anggaran ditunjuk. c). Kwitansi /tanda bukti pembayaran. atau pejabat yang (surat peryataan pertanggung jawaban
d.
Ur Gaji 1). 2). Menerima dan mengkompulir data-data keluar masuk Melakukan cek data bagi anggota yang berhak
mendapatkan berkala. 3). Melakukan cek data bagi anggota yang berhak atas Tunjangan Anak, IStri, Jabatan. 4). Membuat Rekap gaji yang akan di usulkan pada bulan berikutnya sesuai LM 01 5). Komponen Gaji a). Gaji pokok b). Tunjangan Keluarga 1). Tunjangan Istri/Suami 10 % X Gaji Pokok 2). Tunjangan Anak 2 % X Gaji Pokok (maksimal 2 anak) C). Tunjangan Jabatan 1). Tunjangan Struktural 2). Tunjangan Fungsional d). Tunjangan Umum e). Tunjangan Beras (10 Kg perjiwa) f). Tunjangan PPH Pasal 21
g). Honorarium/vakasi/lembur
6).
c). Kekurangan Gaji. d). Uang Muka Gaji. e). Gaji Terusan. f). uang Duka Wafat.
7).
Gaji Induk a). Gaji Pokok (GP). b). Tunjangan Itri / suami . c). Tunjangan Anak. d). Tunjangan Jabatan Struktural. e). Tunjangan Jabatan Fungsional. f). Tunjangan Fungsional.
g). Tunjangan Umum Pns. h). Tunjangan Beras ( Rp. 31.450 perjiwa). i). j). Tunjangan PPh. Pembulatan.
k). Jumlah gaji kotor. l). Potongan : PFK 10%, Taperum, PPh.
8).
Gaji Susulan a). Gaji Pokok (GP). b). Tunjangan Itri / suami .
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 30
c). Tunjangan Anak. d). Tunjangan Jabatan Struktural. e). Tunjangan Jabatan Fungsional. f). Tunjangan Fungsional.
g). Tunjangan Umum Pns. h). Tunjangan Beras ( Rp. 31.450 perjiwa). i). j). Tunjangan PPh. Pembulatan.
k). Jumlah gaji kotor. l). Potongan : PFK 10%, Taperum, PPh.
9).
Kekurangan Gaji a). Gaji Pokok (GP). b). Tunjangan Itri / suami . c). Tunjangan Anak. d). Tunjangan Jabatan Struktural. e). Tunjangan Jabatan Fungsional. f). Tunjangan Fungsional.
g). Tunjangan Umum Pns. h). Tunjangan Beras ( Rp. 31.450 perjiwa). i). j). Tunjangan PPh. Pembulatan.
l).
10).
Uang Muka Gaji a). Gaji Pokok (GP). b). Tunjangan Itri / suami . c). Tunjangan Anak. d). Tunjangan PPh e). Pembulatan. f). Jumlah gaji kotor.
g). Potongan : PFK 10%, Taperum, PPh. h). Jumlah potongan. i). Jumlah gaji bersih. Keterangan: - Lajang : 1 Bulan , Diangsur Maksimal 10 Kali - menikah : 2 Bulan , Diangsur Maksimal 20 Kali
11).
Gaji Terusan a). Gaji Pokok (GP). b). Tunjangan Itri / suami . c). Tunjangan Anak. d). Tunjangan Jabatan Struktural. e). Tunjangan Jabatan Fungsional. f). Tunjangan Fungsional.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 32
g). Tunjangan Umum Pns. h). Tunjangan Beras ( Rp. 31.450 perjiwa). i). j). Tunjangan PPh. Pembulatan.
m). Jumlah potongan. n). Jumlah gaji bersih. PNS diberikan selama 4 Bulan POLRI diberikan selama 6 Bulan Gaji diberikan 12 bulan apabila bisa dilampirkan Bintang Nararia Gaji diberikan 12 bulan apabila Meninggal dalam Tugas kepolisian.
12).
Uang Duka Wafat a). Gaji Pokok (GP). b). Tunjangan Itri / suami c). Tunjangan Anak. d). Tunjangan Jabatan Struktural. e). Tunjangan Jabatan Fungsional. f). Tunjangan Fungsional.
j).
Jumlah gaji kotor. - UDW (uang duka wafat) 3 kali jumlah gaji kotor - UDT (uang duka tewas) 6 kali jumlah gaji kotor
13).
sekurang-kurangnya dua jam berturut-turut b) Batas waktu kerja lembur maksimal 3 jam sehari atau 14 jam dalam seminggu (diluarhari libur biasa dan hari libur lainya) c) Tarif lembur pada hari libur dihitung 200 % dari tariff lembur hari kerja.
14).
SSP/LS Gaji , Lembur Honorarium Kelengkapan persyaratan : a). Pembayaran Gaji Induk /Gaji Susulan /Kekurangan Gaji/Gaji Terusan /Uang Duka /Wafat /Tewas,
dilengkapi dengan Daftar gaji Induk/Gaji Susulan/ Kekurangan Gaji/ Uang Duka Wafat Tewas, SKCPNS, SKPNS, SK Kenaiakan Pangkat, Sk Jabatan, Kenaikan Gaji Berkala, Surat Peryataan melaksanakan Tugas, Daftar keluarga (KP4) , Fotokopy Surat Dinas, Surat keterangan masih Sekolah/ kuliah, surat Pindah, Surat kematian, SSP PPh Pasal 21, Kelengkapan tersebut diatas digunakan sesuai peruntukannya.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 34
b). Pembayaran Lembur dilengkapi dengan pembayaran perhitungan lembur yang ditandatangani oleh kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan bendahara pengeluaran satker/SKS yang bersangkutan , surat perintah lembur, daftar hadir kerja, daftar hadir lembur dan SSP PPH pasal 21 c). Pembayaran Honor/Vaksi dilengkapi dengan surat keputusan tentang pemberian honor vakasi, daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi yang
ditandatangani oleh kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan bendahara Pengeluaran yang bersangkutan , dan SSP PPh Pasal 21
e.
Ur Data 1. Pembukuan Bendahara a). Urdata wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dengan tertulis tangan atau computer; b). Dalam pelaksanaan tugasnya Urdata membuat laporan pembukuan LPJ ( Laporan Pertanggung jawaban Bendahara); c). Laporan pertanggung dokumen jawaban sumber Bendahara pembukuan (LPJ) bagi
merupakan
bendahara pengeluaran;
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 35
d).
Pembukuan dengan menggunakan computer Urdata Bendahara wajib : 1). Mencetak Buku Kas Umum dan satu bukukali
bukupembantu
sekurang-kurangnya
dalam satu bulan. 2). Menatausahaklan hasil cetakan buku kas umum dan buku-buku pembantu bulanan yang telah ditandatangani Bendahara dan diketahui Kuasa PA. e) LPJ wajib disampaikan secara bulanan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya disertai salinan rekening Koran dari Bank/Pos untuk bulan berikutnya dalam rangkap 2 dan dapat disampaikan bersamaan dengan rekonsiliasi laporan keuangan UAKPA; f). LPJ disususn berdasarkan buku kas umum, buku-buku pembantu pengawasan anggaran yang telahdiperiksa dan direkonsiliasi oleh kuasa PA; g). Urdata melakukan Rekonsiliasi ke KPPN setiap
bulannya dengan melampirkan : 1). 2). 3). 4). 5). Surat pengantar; Register Pengiriman; Daftar buku Besar dan ADK-GL UAKPA; Rekening Koran; Neraca SAKPA;
6). 7).
pengembalian
Belanja,
Pendapatan,
Pengembalian pendapatan; 8). SSBP/SSPB yang telah diligalisir oleh KPPN Penerima; 9). 10). 11). f. Banum 1). Melaksanakan kegiatan administrasi surat menyurat Laporan Pertanggung Jawaban bendahara; Register Pengiriman Ke UAKPA-W bulan Lalu; Ralat SPM bila diperlukan.
(agenda, pengarsipan, pendistribusian); 2). Membuat surat-surat yang berkaitan dalam tugas Ur Keu Bagrenmin; 3). 4). Membanatu melaksanakan tugas kesiapan perkantoran; Membuat laporan-laporan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan tugas para Ur Keu Bag renmin ; 5). 6). Membantu Ur gaji untuk merekap data gaji anggota; Melayani anggota Dit lantas yang mengajukan Status, berkala, jabatan, pangkat; 7). Membantu Ur Verifikasi dalam pengecekan Perwabku, Nominatif dan Sprin Pelaksanaan; Opsnal yang didukung dengan dana DIPA; 8). Membantu ur gaji untuk merekap data gaji anggota.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 37
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN
A.
Rutin 1) Surat Menyurat : a). Mencatat surat yang masuk atau keluar didalam buku
agenda b). Menindak Lanjuti Disposisi Kaur Keu Bagrenmin dengan membuat surat sesuai dengan jukminu
maupun koornasi dengan pihak terkait; c). d). Mengarsipkan Surat-menyurat sesuai keperuntukannya Melayani Anggota Dit lantas yang mengajukan Status, Berkala, KU 1, Pajak tahunan, Rincian gaji. Dll e). Merekap gaji bulanan anggota disesuaikan , berkala, dengan rekap potongan dari primkoppol lantas.
2)
Pelayanan Kepada Anggota a). Anggota yang dating diterima dan dilayani dengan
berkala/kenaiakan gaji segera direkap di LM-1 c). Anggota yang mengajukan Permohonan Perumahan segera dibuatkan rincian gaji sesuai DPP Bulanan yang diminta d). Anggota yang mengajukan KU1 / keterangan Keluarga agar di buat sesuai data yang berdasar pada buku gaji
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 38
KU 11 dan ditanda tangani oleh Kaur Keu dan Kabag Renmin. e). Anggota yang mengajukan permohonan penghasilan/ rincian gaji Bagrenmin. harus di ditandatangani oleh Kaur Keu
B.
Pengawasan Dan Pengendalian 1. Paur Min a. Membukukan surat masuk/keluar ke dalam buku Agenda b. c. Mengkoreksi Surat sesuai Jukmin; menindak lanjuti Disposisi surat dari Kaur Keu untuk diagendakan dan disampaikan kepada para Paur Keu Bag renmin; d. Mengusulkan/mendistribusikan masing-masing Paur Keu; e. Membuat daftar Absensi kehadiran untuk anggota Ur Keu Bagrenmin; f. Mengarsipkan perwabku atau pilun-pilun yang kebutuhan ATK di
bersangkutan dengan Ur Keu Bagrenmin; g. Melaksanakan kegiatan administrasi surat menyurat (agenda, pengarsipan, pendistribusian).
2.
Paur Data a) b) Membukukan dan membuat laporan sakpa Koordinasi dengan Benma (Bendahara penerimaan ) dan Operator Simak BMN sesuai dengan turunya SPM/SP2D dan bukti setor dari SSB/Benma. c) Mengirim Rekonsiliasi laporan dengan Sakpa KPPN dengan (Kantor melakukan Pelayanan
perbendaharaan dan kas Negara ) Jakarta III d) Membuat dan membukuan laporan Daya serap (1). (2). (3). e). Membuat SPM (surat perintah membayar) Melampirkan SSBP (Benma penerimaan) Melampirkan Laporan Operator SImak dan Membukukan LPJ ( Laporan
Pertanggung Jawaban Bendahara) (1). Terima Laporan Kas Bon Manual BS 1 sampai dengan BS (2). Laporan Kas Bank Manual untuk mengolah data di input dalam pos-pos tertentu yang ada didalam LPJ (Kas Bendahara,Kas bank, BPBPP, Buku pembantu UP, buku pembantu LS, buku pembantu Pajak, buku Kas Rekonsiliasi dan Laporan
pertanggung jawaban Kas Bendahara. (3). Mencocokan Nwitansi UP yang belum di SPM kan dengan Laporan Neraca keuangan.
f).
Proses pembukuan Laporan Rekonsiliasi anggaran (Daya Serap) (1). Terima SPM berikut SP2D untuk langsung
dibukukan bagi anggaran yang berdasarkan (LS) kegiatan yang sudah dilaksanakan tetapi belum didukung anggaran (2). Terima SPM berikut SP2D dan SPM GU Nihil untuk dibukukan bagi anggaran yang berasal dari (UP) Uang Persediaan. (3). Mencocokan data yang telah dibukukan dengan laporan SAKPA
3.
Paur Gaji a) Mengumpulkan SK dari anggota yang mengajukan permohonan b) Cek kebenaran SK sesuai TMT masa dinas anggota Polri/PNS. c) Membuat catatan atau buku manual berupa (1). Gaji Berkala (2). Tunjangan IStri/Suami (3). Tunjangan Jabatan (4). Pensiun (5). Aktif atau Warakawuri (6). Penghentian gaji (7). Skorsing anggota
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 41
(8). Mutasi anggota dari atau ke satker lain (9). Kenaikan pangkat (10). Mutasi Interen d) e). Mencatat perubahan gaji di LM 01 Koordinasi SKPP anggota dari luar satker (Beda KPPN) untuk mengentri gaji di Lantas f) Mengumpulkan SK dari anggota yang mengajukan permohonan g) Cek kebenaran SK sesuai TMT masa dinas anggota Polri/PNS. h) i) Mencetak gaji dan rekap gaji Koordinasi dengan bidang Telematika untuk entri gaji data perubahan gaji
4.
Paur Verifikasi a) Mengkompulir data dari satker yang mengajukan permohonan antara lain; (1). Permohonan Tilang (2). Permohonan Turjawali (3). Permohonan Patroli (4). Permohonan keselamatan lalu lintas (5). Permohonan Pemeliharaan Ranmor R2,R4, umum (6). Pemohonan Harwat (7). Permohonan Lidik -sidik (8). Permohonan ATK
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 42
(9). Permohonan PNBP (honor petugas samsat) (10). Permohonan Honor lembur
b) c)
Cek kebenaran permohonan perwabku dari satker. Membuat rekapitulasi penyerapan anggaran yang
diusulan dari satker apakah sudah sesuai dengan Rendisgar d) Membuat rekapitulasi permohonan dari satker atau
Nota dinas ditujukan kepada DIR untuk dapatnya ditindak lanjuti (DISPOSISI) e). Apabila permohonan penyerapan anggaran dari satker terdapat kesalahan maka permohonan segera di kembalikan ke satker tersebut agar segera di perbaiki f) g) h) permohonan segera dibuatkan SPM SPM di ajukan kepada DIR lantas untuk disetujui Mengajukan anggaran ke KPPN Jakarta III di Jakarta Timur antara lain i). Pengadaan Lelang Harwat Ranmor R2,R4,R Umum (1). (2). (3). (4). (5). (6). Spm Ringkasan Kontrak Surat Peryataan SPM- LS SSP Photo Copy NPWP Faktur Pajak
j)
Non Lelang (1). (2). (3). (4). (5). (6). Spm Ringkasan Kontrak Surat Peryataan SPM- LS SSP Photo Copy NPWP Faktur Pajak
k).
Terbit SP2D dari KPPN, Kita lakukan Penarikan Anggaran Sesuai Dana yang kita ajukan,
l).
Membuat Cek untuk menarik anggaran yang sudah turun di rekening Bendahara Lantas
m). Cek
ditandatangani
oleh
Bendahara
lantas
dan
dibubuhkan Stempel Bendahara n). Mengambil dukungan anggaran di bank BRI sesuai rekening yang disetujui o). Mendistribusikan dukungan anggaran ke satker yang mengajukannya (sesuai renbut) p). Membuat perwabku sesuai anggaran yang sudah disalurkan antara lain : Pengadaan Lelang Harwat Ranmor R2,R4,R Umum (1). (2). Spm Surat Peryataan Pertanggungjawaban Belanja (SPTJB) (3). Surat Pesanan
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 44
Kwitansi Faktur barang Faktur Pajak SSP Surat Penunjukan Rekanan Surat perintah Kerja
(10). BA Pengujian /Pemeriksaan Barang (11). BA Terima barang (12). BA selesai Pekerjaan (13). Resume Kontrak
VI.
Ketentuan Lain 1. Dalam pelaksanaan tugasnya dilarang : a). b). c). d). e). Menyimpang dari tugas yang telah ditentukan Menerima segala bentuk dan imbalan atau pungli Merokok saat bertugas Bersikap kasar dan Arogan Melakukan tindakan tercela yang dapat merugikan
2.
Indikator keberhasilan a). b). c). d). Tidak ada masalah dalam surat menyurat Pelaksanaan tugas sesuai dengan maksud dan tujuanya Complain dapat diminimalisir Anggota Dit Lantas yang dilayani merasa diperlakukan dengan baik e). Tepat waktu dan sasaran
VII.
PENUTUP
Demikian Satandar Prosedur (SOP) di lingkungan Ur Keu Bagrenmin Dit Lantas Polda Metro Jaya dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas.
I.
Umum A. Latar Belakang Kemajuan kepolisian sebagai aparatur pemerintah pelaksana kebijakan pemerintah tidak terlepas dari kemajuan dan perkembangan sistem politik di Indonesia. Hal tersebut ditanda dengan dibukanya akses informasi publik yang terus menerus menambah kemajuan dalam pengawasan ketatanegaraan di Indonesia. Dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan persetujuan DPR RI telah menetapkan paket perundang-undangan di bidang keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga UU tersebut menjadi dasar bagi reformasi di bidang keuangan negara, dari administrasi keuangan (financial administration) menjadi pengelolaan keuangan (financial management). Secara jelas dalam UU 17 tahun 2003 disebutkan bahwa masalah yang tidak kalah pentingnya dalam upaya memperbaiki proses penganggaran di sektor publik adalah penerapan anggaran berbasis
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 48
prestasi kerja. Dalam rangka penerapan anggaran berbasis kinerja tersebut, perlu dilakukan penyatuan sistem akuntabilitas kinerja ke dalam sistem penganggaran. Apabila penyusunan rencana kinerja dan rencana anggaran tidak disatukan, dapat terjadi duplikasi dalam penyusunan rencana kinerja dan rencana anggaran. Sedangkan sistem anggaran berbasis kinerja tentu saja memerlukan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntabilitas kinerja. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan clean government) telah mendorong pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan efektif yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Penerapan sistem tersebut bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab dan bebas dari praktik-praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Pandangan internal, akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban organisasi kepada keuangan Negara yang telahd diberikan otoritas yang sesuai dengan ini tugas meliputi pokok dan fungsinya.
Akuntabilitas
demikian
pertanggungjawaban
organinisasi mengenai segala sesuatu yang dijalankan yang diketahui dan dipahami oleh sebagai pertanggungjawaban keuangan.
Oleh karena itu sebagai landasan dalam penyusunan anggaran dan rencana kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya tidak terlepas dari sistem pertanggungjawaban keuangan Negara yang telah disahkan dalam undang-undang yang dibuat oleh lembaga DPR. Hal tersebut adalah buah dari kebebasan informasi tentang pelayanan public yang merupakan tuntutan masyarakat paling besar dalam era reformasi birokrasi tersebut. Untuk itu kepolisian sebagai lembaga pelayanan public yang tertuang dalam UU No 2 Tahun 2002 akan terus melakukan pembenahan dalam rangka peningkatan pelayanan public. Hal tersebut sebagai bagian dari bentuk transparansi anggaran untuk pelayanan public serta mengedepankan sistem kinerja berbasis anggaran.
B.
Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
5.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). 6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. 7. Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja kepolisian daerah. 8. Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja kepolisian resor. 9. Rencana Strategi Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun 2004-2025.
C.
Maksud Dan Tujuan 1. Maksud penyusunan naskah Standar Operasional Prosedur (SOP) Sub Bagian Perencanaan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman pelaksanaan tugas dan tuntunan yang praktis dan mudah dimengerti, dipahami dan diimplementasikan oleh setiap personel lalu lintas, khususnya yang bertugas di bagian perencanaan dilingkungan Dit Lantas Polda Metro Jaya. 2. Tujuan penyusunan naskah standar operasional prosedur Sub Bagian Perencanaan ini, adalah agar diperoleh kesamaan persepsi, pola pikir, dan pola tindak dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara cepat, tepat, akurat, trampil dan
D.
Ruang Lingkup Ruang lingkup Standard Operasional Prosedur Sub Bagian Perencanaan ini meliputi seluruh aspek kegiatan perencanaan anggaran,
pengendalian program anggaran dan strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian pada tingkat Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
E.
Pengertian pengertian 1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 2. Sistem kesatuan Perencanaan tata cara Pembangunan perencanaan Nasional adalah satu untuk
pembangunan
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. 3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. 5. Rencana Pembangunan yang Jangka selanjutnya disebut Menengah Rencana
Kementerian/Lembaga,
Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL), adalah dokumen perencanaan Kementerian/ Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun. 6. Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/ Lembaga, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RKAKL), adalah dokumen perencanaan Kementrian/ Lembaga untuk periode 1 (satu) tahun.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 53
7.
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
8.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
9.
Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
10.
Kebijakan
adalah
arah
atau
tindakan
yang
diambil
oleh
Pemerintah atau Instansi Pusat atau Daerah untuk mencapai tujuan. 11. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 12. Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perUndang-undangan lainnya. 13. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya
disingkat Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana
pembangunan Daerah.
II.
PENGGOLONGAN Pada Bab II akan dibahas tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
oleh Sub Bagian Perenacaan Anggaran Bagian Perencanaan dan Administrasi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sebagai pembantu pelaksana utama pimpinan. Proses yang akan dilakukan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut; a. Tujuan perencanaan anggaran, pengendalian program anggaran dan strategi dan manajemen serta reformasi birokrasi kepolisian. b. Waktu, metode, Obyek dan Subyek perencanaan anggaran,
pengendalian program anggaran dan strategi dan manajemen serta reformasi birokrasi kepolisian. c. Tahap persiapan perencanaan anggaran, strategi dan manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran. d. Tahap pelaksanaan perencanaan anggaran, strategi dan manajemen serta reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program Tahap pembuatan laporan kegiatan. e. Tahap pembuatan laporan kegiatan. III. A. PELAKSANAAN Tujuan perencanaan anggaran, strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran. Sebagai pembantu utama pimpinan dalam perencanaan anggaran pada Bag Renmin dalam pelaksanaan tugas utama dibagi menjadi
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 55
beberapa bagian yang mempunyai tugas secara spesifik sesuai tugas pokok, fungsi dan perannya. Sesuai dengan tugas pokok mempunyai substansi tugas dengan tujuan yang lebih spesifik. Tujuan secara dikotomi sebagaimana tugas pokok fungsi dan peran dijabarkan sebagai berikut;
1.
Tujuan perencanaan anggaran adalah untuk menetapkan kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara terkoordinasi dan menyeluruh, dan yang dinyatakan dalam satuan yang, mengenai kegiatan rutin, operasi dan penggunaan sumber daya, sarana dan prasaran untuk suatu periode tertentu di masa yang akan datang
2.
Tujuan strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian adalah memberikan arah pencapaian tujuan organisasi Dit Lantas Polda Metro Jaya khususnya, membantu kepentingan organisasi mencapai tujuan, mengantisipasi setiap perubahan dan
melakukan efisiensi dan efektifitas tanggung jawab dalam usaha mencapai tujuan organisasi Dit Lantas Polda Metro Jaya. 3. Tujuan pengendalian program anggaran melakukan pengendalian anggaran dengan program kegiatan yang dianggarkan oleh organisasi dengan menyusun laporan realisasi anggaran,
menganalisa dan evaluasi serta membimbing dan mengarahkan secara teknis pelaksanaan program dan anggaran agar
B.
Waktu,
Metode,
Obyek,
Subyek
pelaksanaan
Perencanaan
Anggaran
1.
Waktu Pelaksanaan perencanaan anggaran, strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran dilakukan RKA-KL satu tahun anggaran dan Rencana Strategi Lima Tahun Anggaran.
2.
Metode Perencanaan anggaran sebagaimana didefinisikan dalam Bab I mempunyai tujuan dalam peruses pelaksanaan kegiatan satu tahun anggaran dan rencana strategi lima tahun anggaran. Metode dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) digunakan untuk mengajukan anggaran dalam satu tahun dan proses penggunaan anggaran dalam kegiatan selama satu tahun. Metode yang digunakan dalam perencaan, penggunaan dan pengendalian anggaran dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut;
a.
Pembuatan dan penyusunan perencanaan anggaran, strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran.
b.
Rapat kerja dan teknis pelaksanaan perencanaan anggaran, strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran.
c.
Simulasi perencanaan anggaran, strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran.
d.
Evaluasi hasil kerja dan penggunaan anggaran dalam bentuk kelompok kerja masing-masing Sub Satker.
e.
Pengendalian anggaran sesuai dengan POK dan kebutuhan anggaran sesuai situasi dan perkembangan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
f.
Pembuatan laporan, analisa dan evaluasi perencanaan anggaran, strategi manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran.
3.
manajemen dan reformasi birokrasi kepolisian serta pengendalian program anggaran adalah anggaran, kegiatan dan organisasi.
4.
perencanaan anggaran rupiah murni dan penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dalam strategi manajemen serta
C.
Tahap Persiapan Perencanaan Anggaran Perencanaan anggaran kementerian/lembaga diproses satu tahun dibelakang pelaksanaan anggaran. Perencanaan anggaran tahun berjalan telah direncanakan satu tahun sebelumnya sebagaimana periode dan atau penjangkaan proses perencanaan anggaran oleh Pemerintah. Untuk mempersiapkan proses perencanaan anggaran dilakukan tahapan-tahapan persiapan perencanaan anggaran sebagai berikut;
1.
Proses Penyusunan Rencana Anggaran dan Program Kegiatan Dalam proses penyusunan rencana dan program kegiatan pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara
sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dalam organiasasi. Perkataan sasaran atau tujuan mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan yang telah dibuat dalam rencana strategi pada kurun waktu lima tahun. Oleh karena itu untuk melaksanakan proses perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh Sub Bagian Perencanaan Bag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan Rencana a) Mengidentifikasi, masalah; b) Merumuskan alternatif kebijaksanaan; c) Menetapkan kebijaksanaan. menganalisa dan merumuskan
a) Mengkoordinasi penjabaran kebijaksanaan kedalam sasaran dan anggaran. b) Memantapkan penjabaran sasaran dan anggaran. c) Menetapkan sasaran dan anggaran (bahan nota keuangan) merupakan rancangan anggaran
anggaran (alokasi APBN). e) Menetapkan satuan sebagai dasar penyusunan RKAKL dan DIPA.
3) Tahap Penyusunan DIPA Penanggung Jawab Kegiatan masing-masing Sub Satker pada Dit Lantas Polda Metro Jaya a) Berdasarkan RKA-KL kemudian disusun konsep rincian alokasi anggaran dalam Petunjuk Operasional Kerja (POK) untuk penetapan pagu bagi Sub Satuan Kerja pada Dit Lantas, serta penyusunan konsep DIPA dalam Kertas Kerja bagi Satker Dit Lantas Polda Metro Jaya. b) Membuat Ketetapan Kinerja (TAP Kinerja) yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam hal ini Dir Lantas Polda Metro Jaya. c) Mengirimkan TAP Kinerja dan konsep POK kepada Biro Rena Polda Metro Jaya untuk dibahas dan ditelaah.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 61
d) Melakukan pembahasan dan penelaahan POK dan DIPA antara Dit Lantas dengan Biro Rena Polda Metro Jaya. e) Biro Rena Polda Metro Jaya menetapkan TAP Kinerja dan menerbitkan surat pengesahan DIPA untuk Dit Lantas Polda Metro Jaya. f) Biro Rena POlda Metro Jaya mengirimkan TAP Kinerja dan POK kepada Dit Lantas Polda Metro Jaya dan mengirimkan DIPA yang telah disahkan Kapolda Metro Jaya.
g) Mendistribusikan kertas kerja dan DIPA satu tahun anggaran untuk dilakukan Terms of Referency (TOR) / Rincian Anggaran Belanja (RAB) sebagai gambaran rencana penggunaan anggaran satu tahun.
2.
Proses Penyusunan Rencana Pengendalian dan Pengawasan Anggaran Sebagai rentang kendali kegiatan angaran Sub Bagian Perencanaan Anggaran Bag Renmin mempunyai tahapan dalam proses pengendalian dan pengawasan anggaran dalam tahapan selama satu tahun. Proses atau tahapan pengendalian dan pengawasan anggaran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut;
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 62
3.
Tahap pelaksanaan perencanaan anggaran. Untuk membuat perencanaan anggaran satuan kerja pada Dit
Lantas Polda Metro Jaya dilakukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh Satuan Kerja. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan untuk mendapatkan rencana kerja dan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kebutuhan dilapangan. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut;
a. Tahap Persiapan Rencana Anggaran 1) Pada bulan Januari semua unit kerja sub satker dilingkungan Polda Metro Jaya, dalam hal ini adalah Dit Lantas Polda Metro Jaya, melakukan identifikasi, analisa dan penyusunan laporan, hasil monotoring dan evaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja dengan membandingkan kegiatan dan mempertimbangkan realisasi kegiatan tahun sebelumnya untuk rencana anggaran dan kegiatan satu tahun yang akan datang. 2) Mendasarkan pada surat yang disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya atau dalam hal ini Biro Rena dalam menyusun usulan program ke dan kegiatan Metro tahunan Jaya yang akan dasar
disampaikan
Kapolda
sebagai
penetapan kebijakan tahunan yang akan dituangkan ke dalam Rencana Kerja dan Program Tahunan Polda Metro Jaya. 3) Pada bulan Februari atau Maret berdasarkan surat tersebut, semua unit kerja Dit Lantas Polda Metro Jaya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, 4) Menyusun usulan program dan kegiatan tahunan dan menyampaikan ke Dit Lantas Polda Metro Jaya tembusan kepada Kabag Renmin. 5) Pada bulan Maret dan April Subbag Perencanaan Dit Lantas Polda Metro Jaya menghimpun semua usulan kegiatan dengan
masing-masing unit kerja substansi dilingkungan Dit Lantas Polda Metro Jaya. 6) Usulan kegiatan dari unit kerja Dit Lantas Polda Metro Jaya, disetujui oleh Kabag, Kasat atau Kasubdit selaku
penanggung jawab kegiatan, dan harus sudah segera diserahkan Bagian Perencanaan dan Administrasi Dit Lantas Polda Metro Jaya.
b. Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran 1) Pada awal bulan April Dit Lantas Polda Metro Jaya sebagai penanggung jawab kegiatan menetapkan penjabaran
sasaran dan anggaran disusun menjadi Usulan Kegiatan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RKKL) Polda Metro Jaya. 2) Sub Bagian Perencanaan Dit Lantas Polda Metro Jaya berdasarkan usulan kegiatan masing-masing unit kerja menuangkan ke dalam matrik Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (RRKL) Dit Lantas Polda Metro Jaya yang berisi rincian Program Lembaga, dan rincian Program, Kegiatan, Sasaran dan Rencana Anggaran Bag, Sat dan Subdit, yang berisi ringkasan anggaran belanja menurut Kementerian/Lembaga dan jenis belanja.
3) Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RRKL) Dit Lantas Polda Metro Jaya disampaikan ke Biro Rena pertengahan bulan Maret sebagai bahan masukan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). 4) Pada akhir bulan Mei dan awal Juni dilakukan penyusunan rencana kerja dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Dit Lantas Polda Metro Jaya yang kemudian disampaikan kepada Kapolda Metro Jaya sebagai bahan penyusunan Renja Kapolda Metro Jaya Kepada Kapolri. 5) Selanjutnya pada bulan Mei dan Juni dilakukan konsultasi perencanaan dengan Biro Rena, Berdasarkan Pagu Indikatif hasil konsultasi tersebut diadakan kaji ulang terhadap Usulan Kegiatan yang diajukan Dit Lantas Polda Metro Jaya. 6) Pada bulan Juni berdasarkan Pagu Indikatif ditetapkan pagu sementara anggaran untuk Dit Lantas Polda Metro Jaya yang disampaikan secara formal oleh kemudian berdasarkan pagu sementara tersebut ditentukan prioritas ke Dit Lantas Polda Metro Jaya yang kemudian ditetapkan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAKL) Dit Lantas Polda Metro Jaya. 7) Selambat-lambatnya pada akhir Bulan September setiap tahun Dit Lantas Polda Metro Jaya secara pasti harus sudah
c. Tahap Penyusunan RKA-KL dan DIPA Tahapan penyusunan RKA-KL dan DIPA adalah tahapan krusial yang dijadikan target dalam proses perencanaan anggaran Satuan Kerja. Tahapan penyusunan RKA-KL dan DIPA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut;
1) Penyusunan RKA-KL a) Melakukan rapat koordinasi dalam rangka sinkronisasi dan pemantapan penyusunan RKA-KL dengan masingmasing unit kerja dan masimg-masing satuan kerja di Dit Lantas Polda Metro Jaya. b) Pada Bulan Juli berdasarkan pagu sementara yang ditetapkan oleh Kapolda Metro Jaya tersebut disusunlah Rencana Kerja dan (RKA-KL) Kerja Anggaran Mahkamah Kementerian Agung RI
Negara/Lembaga berdasarkan
Rencana
Kementerian/Lembaga
(RKKL) Dit Lantas Polda Metro Jaya serta usulan masing-masing Bag, Sat dan Subdit dan usulan Rencana Kerja dan Anggaran dari masing-masing unit pelaksana yang disampaikan ke Bag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 67
c) Menyampaikan RKA-KL yang telah disusun berdasarkan pagu sementara kepada Biro Rena Polda Metro Jaya. d) Melakukan pembahasan RKA-KL berdasarkan pagu sementara antara Dit Lantas Polda Metro Jaya dengan Biro Rena Polda Metro Jaya untuk ditelaah secara bersama-sama. e) Pada bulan September penetapan pagu definitive
Anggaran Dit Lantas Polda Metro Jaya. f) Melakukan Penyusunan kembali RKA-KL untuk
disesuaikan dengan pagu definitive yang diterima dari Biro Rena Polda Metro Jaya berdasarkan Rancangan Anggaran yang telah ditetapkan oleh Kapolri. g) Menyampaikan RKA-KL yang telah disesuaikan
berdasarkan pagu definitive kepada Biro Rena Polda Metro Jaya. h) Melakukan pembahasan RKA-KL antara Dit Lantas Polda Metro Jaya dengan Biro Rena Polda Metro Jaya. i) Melakukan perbaikan RKA-KL yang telah dibahas dan ditelaah tersebut sebagai dasar penyusunan DIPA. 2) Penyusunan DIPA a) Berdasarkan RKA-KL tersebut kemudian disusun
penetapan pagu bagi satuan kerja Bag, Sat dan Subdit, serta penyusunan konsep DIPA bagi seluruh satuan kerja.
b) Mengirimkan konsep DIPA kepada Biro Rena Polda Metro Jaya untuk di bahas dan ditelaah. c) Melakukan pembahasan dan penelaahan DIPA antara Dit Lantas Polda Metro Jaya dengan Biro Rena Polda Metro Jaya. d) Biro Rena menerbitkan DIPA untuk Dit Lantas Polda Metro Jaya.
3) Prosedur Pengajuan Revisi DIPA Revisi DIPA bukan merupakan program tetap yang diajukan oleh Satuan Kerja. Revisi DIPA dilakukan
berdasarkan dengan adanya penyusutan anggaran dan atau penambahan anggaran. Proses revisi DIPA dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut;
a) Usul Perubahan / Pergeseran / Revisi DIPA diajukan oleh Dit Lantas Polda Metro Jaya kepada Biro Rena Polda Metro Jaya untuk mendapatkan Persetujuan. b) Setelah mendapat persetujuan dari Biro Rena Polda Metro Jaya, usul perubahan / pergeseran / revisi DIPA oleh Dit Lantas Polda Metro Jaya disampaikan ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk mendapat penilaian dan persetujuan, tembusan kepada Biro Rena Polda Metro Jaya.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 69
a) Apabila perubahan / pergeseran / revisi DIPA sudah mendapat persetujuan Kanwil Ditjen Perbendaharaan, maka penyesuaian DIPA dibuat dan ditanda tangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. b) DIPA yang telah diperbaiki dan ditanda tangani oleh Kakanwil Ditjel Perbendaharaan selanjutnya disampaikan kepada Dit Lantas Polda Metro Jaya. c) Sebelum Revisi DIPA mendapat persetujuan Ditjen Perbendaharaan Keuangan, / Kanwil Ditjen Jawab Perbendaharaan Kegiatan tidak
Penanggung
diperkenankan melaksanakan kegiatan. d) Perubahan / Pergeseran / Revisi DIPA tidak boleh melebihi platfond anggaran yang telah ditetapkan.
4.
Tahap Pengendalian dan Pengawasan Anggaran Pengendalian dan pengawasan anggaran adalah sebagai rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana kerja dan kegiatan selama satu tahun anggaran. Program sebagai suatu instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 70
Program kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya, baik yang berupa personel, barang modal, termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Kegiatan pengendalian dan pengawasan program anggaran / kegiatan dan anggaran sebagai suatu laporan perkembangan pelaksanaan program dan anggaran dapat dilakukan secara bertahap melalui Laporan Bulanan, Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk menilai pencapaian indikator dan sasaran hasil (outcome) yang dapat dimanfaatkan pula pengendalian pelaksanaan program. Untuk melakukan pengendalian dan pengawasan anggaran dibuatkan laporan ke Biro Rena Polda Metro Jaya sesuai format laporan yang telah di tetapkan.
IV.
ADMINISTRASI 1. Dukungan administrasi, anggaran dan logistik menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia dan sesuai dengan DIPA RKA-KL satuan kerja. 2. Sistem laporan menggunakan petunjuk administrasi laporan penggunaan anggaran negara yang digunakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Laporan hasil pelaksanaan tugas dan tanggung dilaksanakan secara periodik dan insidentil sebagaimana dibutuhkan organisasi kepolisian sebagai berikut: a. Laporan Kegiatan Harian b. Kegiatan harian Pelaksanaan tugas
Laporan Kegiatan Bulanan Laporan pelaksanaan tugas Laporan Realisasi Anggaran Kertas Kerja RKA-KL / Rincian Belanja Satuan Kerja Laporan Analisa Beban Kerja Laporan Penyerapan Anggaran Laporan Reformasi dan Birokrasi Polri Revisi Anggaran*)
c.
Laporan Kegiatan Tahunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Laporan Satuan Penetapan Kinerja (TAP Kinerja) Petunjuk Operasional Kerja (POK) Kertas Kerja RKA-KL / Rincian Belanja Satuan Kerja Rencana Kerja Satuan Pembuatan TOR / RAB Pembuatan RKA-KL Revisi Anggaran*)
d.
3.
Anggaran yang digunakan dalam penyususnan Pokja SOP Sub Bagian Perencanaan Dit Lantas Polda Metro Jaya sesuai dengan DIPA dan RKA-KL
V.
penuntun dalam pelaksanaan tugas yang belum diatur oleh peraturan yang lebih atas. SOP ini dijadikan pedoman dengan pertimbangan sebagai berikut; 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) SUB BAGIAN
PERENCANAAN BAGIAN PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI DIREKTORAT LALU LINTAS POLDA METRO JAYA ini dibuat untuk dapat dijadikan acuan atau pedoman praktis bagi setiap Personel Dit Lantas Polda Metro Jaya, khususnya pedoman penyusunan perencanaan anggaran lalu lintas. 2. Hal-hal yang belum diatur dalam SOP ini akan ditentukan kemudian. 3. SOP ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.
I.
Dasar
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah;
3.
Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/74/XI/2003 tanggal 10 Nopember 2003 tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri;
4.
Surat Keputusan Kapolda Metro Jaya No. Pol. : Skep/252/VI/2004 tanggal 10 Juni 2004 tentang Pokok-Pokok Penyusunan LapisLapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya.
5.
Surat Telegram Kapolda Metro Jaya No. Pol. : ST / 177 / VIII / 2004 tanggal 30 Agustus 2004 tentang prosedur permohonan ijin cuti anggota Polri dan PNS Polri Polda Metro Jaya.
6.
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 232 / IV / 2005 tanggal 10 April 2005 tentang Pedoman Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
7.
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 963 / XII / 2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Pedoman Administrasi Pengelolaan data Perorangan Anggota Polri.
8.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 1 tahun 2003, tanggal 1 Januari 2003 tentang pemberhentian anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia. 9. surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/993/XII/2004 tanggal 29 Desember 2004 tentang pedoman administrasi pengakhiran dinas anggota Polri.
II.
Min Pers
A.
1.
Polres Metro DKI Jakarta mengusulkan kepada Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya tentang pengusulan mutasi kepada Pamen dan Pama Dit Lantas Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja dll. b. Melakukan Wanjak yang melibatkan Dir Lantas Polda Metro Jaya, Wadir Lantas Polda Metro Jaya pada Kabag/Kasubdit/Kasat dan Kasat Lantas Polres Metro DKI Jakarta untuk membahas anggotanya
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 77
yang
akan
Mutasi
di
kesatuan
yang
baru
berdasarkan usulan yang telah direncanakan. c. Membuat usulan mutasi untuk Pamen dan Pama kepada Kapolda Metro Jaya dengan format
(Nama,Pangkat,NRP,Jabatan Lama, Jabatan Baru, TMT Jabatan dan Keterangan) dengan tembusan Karo SDM Polda Metro Jaya, Kabid Propam Polda Metro Jaya.
2.
Polres Metro DKI Jakarta mengusulkan kepada Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya tentang pengusulan mutasi untuk Bintara dan PNS Dit Lantas Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja dll. b. Melakukan Wanjak yang melibatkan Dir Lantas Polda Metro Jaya, Wadir Lantas Polda Metro Jaya pada Kabag/Kasubdit/Kasat dan Kasat Lantas Polres Metro DKI Jakarta untuk membahas anggotanya yang akan Mutasi di kesatuan yang baru
berdasarkan usulan yang telah direncanakan. c. Membuat Surat Perintah pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang baru yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya dengan format (Nama,
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 78
Pangkat, NRP, Jabatan Lama, Jabatan Baru dan Keterangan) dengan tembusan Karo SDM, Kabid Propam dan Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta.
3.
Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang persyaratan dan batas waktu pengumpulan berkas UKP : Persyaratan UKP Periode 1 Januari: Batas waktu pengiriman berkas ke Bag Renmin bulan Mei serta akhir Juli telah dikirim ke Biro SDM Polda Metro Jaya. Persyaratan UKP Periode 1 Juli : Batas waktu pengiriman berkas ke Bag Renmin bulan Desember serta akhir Januari telah dikirim ke Biro SDM Polda Metro Jaya Kenaikan pangkat dari AKBP ke Kombes Pol : 1) Perwira Lulusan Sespimpol / Setingkat
a)
b)
c)
Telah
menduduki
Struktural / : II.B.3 Fungsional 2) Perwira Lulusan PTIK/Selapa/S.3 a) Masa Dinas Perwira (MDP): 21 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP):2 c) Telah Tahun Jabatan
menduduki
Struktural /: II.B.3 Fungsional 3) Perwira Lulusan S.2 / Spesialis a) Masa Dinas Perwira (MDP): 22 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP): 2 c) Telah Tahun Jabatan
menduduki
Struktural /: II.B.3 Fungsional 4) Perwira Non Dikbang a) Masa Dinas Perwira (MDP): 25 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) : 2 Tahun
c)
Telah
menduduki
Jabatan
Kenaikan pangkat dari Kompol ke AKBP 1) Perwira Lulusan Sespimpol / Setingkat a) Masa Dinas Perwira (MDP) : 15 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat
(MDDP) : 2 c) Telah
Tahun Jabatan
menduduki
Struktural / : III.B Fungsional 2) Perwira Lulusan PTIK/Selapa/S.3 a) Masa Dinas Perwira (MDP) : 16 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) : 2 c) Telah Tahun Jabatan
menduduki
Struktural / : III B Fungsional 3) Perwira Lulusan S.2 / Spesialis a) Masa Dinas Perwira (MDP) : 17 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) Tahun : 2
c)
Telah
menduduki
Jabatan : III
b)
c)
Telah
menduduki
Struktural / : II B Fungsional
Kenaikan Pangkat dari AKP ke Kompol 1) Perwira Lulusan PTIK/Selapa/S.3 a) Masa Dinas Perwira (MDP) : 11 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) : 2 c) Telah Tahun Jabatan
menduduki
Struktural /: IV.A.2 Fungsional 2) Dik S.2 a) Masa Dinas Perwira (MDP) :12 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) : 2 Tahun
c)
Telah
menduduki
Jabatan
Struktural :IV.A.2 Fungsional 3) Perwira Non Dikbang a) Masa Dinas Perwira (MDP) :13 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) : 2 c) Telah Tahun Jabatan
menduduki
Kenaikan Pangkat dari Iptu ke AKP 1) Perwira Lulusan Akpol, PPSS, Stukpa. a) Masa Dinas Perwira (MDP) : 6 Tahun b) Masa Dinas dalam Pangkat (MDDP) Tahun c) Telah menduduki Jabatan : 2
Kenaikan Pangkat dari Ipda ke Iptu 1) Kenaikan Pangkat dari Iptu ke AKP a) Masa Dinas Perwira (MDP) : 3 Tahun
b)
c)
Telah
menduduki
Jabatan
Kenaikan pangkat dari Aipda ke Aiptu Masa Dinas Dalam Pangkat : 2 Tahun
Kenaikan pangkat dari Bripka ke Aipda Masa Dinas Dalam Pangkat : 5 Tahun
Kenaikan pangkat dari Brigadir ke Bripka Masa Dinas Dalam Pangkat : 4 Tahun
Kenaikan pangkat dari Briptu ke Brigadir Masa Dinas Dalam Pangkat : 4 Tahun
Kenaikan pangkat dari Bripda ke Briptu Masa Dinas Dalam Pangkat : 4 Tahun
Usul Kenaikan Pangkat Perwira harus dilampirkan: (1) (2) Riwayat Hidup singkat; Salinan/foto copy Skep
(3)
Salinan/Foto
Copy
Skep
Jabatan
sesuai DSP; (8) Sistem (SMK); (9) Salinan/Foto Diktuk dan Copy Ijasah Manajemen Kinerja
Dikbang/S.2/S.3
Usul Kenaikan Pangkat Bintara harus dilampirkan : (1) Riwayat Hidup singkat;
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 85
(2)
Salinan/Foto
Copy
Skep
Pangkat Terakhir; (4) Surat Penelitian cukup Lisus Keterangan Khusus Hasil (SKHP) nomornya nominatif
kolom litpers; (5) Foto Copy Sprin bagi yang pernah melaksanakan tugas di daerah konflik wilayah hukum Polda NAD; (6) Sistem (SMK). Managemen Kinerja
Mengecek anggota Pamen/Pama/Bintara dan PNS apabila anggota tersebut mempunyai masalah atau masih dalam permasalahan yang belum diselesaikan. b. Melakukan koordinasi dengan Pamin Watpers dan Bid Propam Polda Metro Jaya kepada anggota yang akan melaksanakan UKP
Periode 1 Januari dan 1 Juli apabila anggota tersebut mempunyai masalah atau masih
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 86
dalam
permasalahan
yang
belum
diselesaikan. c. Mengirimkan Surat Usulan Kenaikan Pangkat kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dan Permohonan Surat Keterangan Hasil
Penelitian (SKHP) kepada Kabid Propam Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya, Kabid Binkum Polda Metro Jaya. d. Menginformasikan kepada
Pamen/Pama/Bintara dan PNS yang akan melaksanakan UKP Periode 1 Januari dan 1 Juli untuk mengisi Litpers yang
diselenggarakan oleh Bid Propam Polda Metro Jaya guna mendapatkan Surat
Subbag Pangkat Biro SDM Polda Metro Jaya kepada nama-nama anggota yang resmi dinaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari pangkat lama terhitung Periode 1 Januari dan 1 Juli. f. Menunggu informasi pelaksanaan Korps
Raport Kenaikan Pangkat dimasing-masing Satker oleh Biro SDM Polda Metro Jaya.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 87
2.
Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang persyaratan dan batas waktu pengiriman berkas UKP PNS Polri Periode April paling lambat tanggal 30 Nopember dan untuk
Oktober : (1) (2) Riwayat Hidup singkat Salinan/foto copy Skep pangangkatan pertama menjadi anggota Capeg. (3) Salinan/Foto Copy Skep pengangkatan pertama menjadi PNS Polri. (4) Salinan/Foto Terakhir (5) Salinan/Foto Copy Skep Penetapan Gaji Terakhir (6) Salinan/Foto Terakhir (7) (8) Dapen PNS Polri. Salinan/Foto Copy Ijasah Diktuk dan Dikbang / S.2/S.3 yang dimiliki Copy Skep Jabatan Copy Skep Pangkat
(9)
Surat
Keterangan
Hasil
Penelitian
apabila anggota tersebut mempunyai masalah atau masih yang dalam belum
permasalahan diselesaikan . b.
Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk
mengusulkan Kenaikan Pangkat PNS Polri Periode April dan Oktober dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya. c. Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengusulkan Kenaikan Pangkat PNS Polri Periode April dan Oktober dengan tembusan
Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya. d. Menginformasikan kepada PNS Polri yang akan melaksanakan UKP Periode April dan Oktober untuk mengisi Litpers yang diselenggarakan oleh Bid
Propam Polda Metro Jaya guna mendapatkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP). e. Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengusulkan Kenaikan
Pangkat PNS Polri Periode April dan Oktober sesuai berlaku. f. Menunggu informasi pelaksanaan Korps Raport Kenaikan Pangkat dimasing-masing Satker oleh Biro SDM Polda Metro Jaya. dengan persyaratan/ ketentauan yang
B.
1.
Mengkompulir Data Nomintatif Dari Masing-Masing Satker Menginformasikan kepada masing-masing Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang : Pengiriman data nominatif personel Polri dan PNS setiap bulan. Batas waktu pengiriman setiap tanggal 5 setiap bulan. Mengecek Nama, Pangkat, dan NRP anggota personel Polri dan PNS Dit Lantas Polda Metro Jaya.
2.
Membuat Laporan Bulanan Dan Triwulan a. Mengecek data personel dari masing-masing
Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta. b. Melakukan perekapan seluruh jumlah personel Dit Lantas Polda Metro Jaya, menghitung anggota yang masuk dan keluar Dit Lantas Polda Metro Jaya. c. Membuat Laporan dan mengirimkan hasil perekapan kepada Biro SDM dan Korlantas Polri setiap tanggal 10 dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya, Kabid Propam Polda Metro Jaya.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 91
C.
Data Perorangan Anggota Polri Data Perorangan Anggota Polri disimpan di ruangan khusus untuk
menyimpan CB dan selalu didatakan anggota yang mutasi, dan pengelompokan warna map disesuaikan dengan masing-masing pangkat / golongan sesuai Bag/Sat/Subdit dengan ketentuan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. map warna kuning : Pati; map warna biru map warna hijau : Kombes; : AKBP;
map warna coklat tua : Kompol; map warna merah : Pama; map warna hitam : Bintara; map warna orange : PNS.
D.
a.
Menerima Informasi dari Mabes Polri melalui Biro SDM Polda Metro Dikbang Jaya tentang petunjuk Ilmu
pelaksanaan
Sekolah
Tinggi
Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang Persyaratan pendidikan Dikbang Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) :
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 92
FC. Skep Pangkat Terakhir. FC. Skep Jabatan Terakhir. FC. Izasah Dikpa Polri. FC. DRH Singkat. Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP). Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Satkes Polri Setempat.
Pas Foto dengan pakaian PDH tanpa tutup kepala latar belakang warna merah ukuran 2X3 sebanyak 2 lembar dan ukuran 4X6 sebanyak 2 lembar .
Persyaratan
administrasi
tersebut
dibuat
c.
Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Dikbang Sekolah Tinggi Ilmu
Kepolisian (STIK) kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya,
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 93
Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya. d. Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Dikbang Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya. e. Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengikuti pendidikan
Dikbang Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) sesuai berlaku. f. Membuat Rangking Kinerja Satker peserta seleksi Dikbang Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dengan persyaratan/ ketentauan yang
kepada Kapolda Metro Jaya u.p. Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Karo Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja masing-masing masing-masing. anggota melalui Ka Satkernya
2.
a.
Menerima Informasi dari Mabes Polri melalui Biro SDM Polda Metro Jaya tentang petunjuk
pelaksanaan Dikbang Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimmen). b. Menginformasikan kepada masing-masing Metro DKI
Jakarta tentang Persyaratan Dikbang Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimmen) : Sprin/Rekomendasi dari Ka/Pimpinan yang berwenang. FC. Skep Pengangkatan Pertama mrnjadi Pa/Skep Presiden. FC. Skep Pangkat Terakhir. FC. Skep Jabatan Terakhir. FC. Izasah Dikpa Polri. FC. DRH Singkat. Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP). Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Satkes Polri Setempat. Pas Foto dengan pakaian PDH tanpa tutup kepala latar belakang warna merah ukuran 2X3 sebanyak 2 lembar dan ukuran 4X6 sebanyak 2 lembar .
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 95
Persyaratan
administrasi
tersebut
dibuat
dalam 2 (dua) rangkap dan dimasukkan dalam map Dimaond. c. Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Dikbang Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimmen) kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya. d. Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Dikbang Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimmen) dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya. e. Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengikuti pendidikan
Dikbang Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimmen) sesuai berlaku. f. Membuat Rangking Kinerja Satker peserta seleksi Dikbang Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimmen)
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 96
dengan
persyaratan/
ketentauan
yang
kepada Kapolda Metro Jaya u.p. Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Karo Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja masing-masing masing-masing. anggota melalui Ka Satkernya
3.
Sekolah Inspektur Polisi (SIP) a. Menerima Informasi dari Mabes Polri melalui Biro SDM Polda Metro Jaya tentang petunjuk
Bag/Subdit/Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang Persyaratan Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) :
FC. Skep Pangkat Terakhir. FC. Skep Jabatan Terakhir. FC. Izasah Dik Polri. FC. DRH Singkat.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 97
Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP). Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Satkes Polri Setempat.
Pas Foto dengan pakaian PDH tanpa tutup kepala latar belakang warna Kuning ukuran 2X3 sebanyak 2 lembar dan ukuran 4X6 sebanyak 2 lembar .
Persyaratan
administrasi
tersebut
dibuat
dalam 2 (dua) rangkap dan dimasukkan dalam map Dimaond. c. Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya. d. Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya.
e.
Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengikuti pendidikan
Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) sesuai dengan persyaratan/ ketentauan yang berlaku. f. Membuat Rangking Kinerja Satker peserta seleksi Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) kepada Kapolda Metro Jaya u.p. Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Karo Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja masingmasing anggota melalui Ka Satkernya masingmasing.
4.
a.
Menerima Informasi dari Mabes Polri melalui Biro SDM Polda Metro Jaya tentang petunjuk
pelaksanaan Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimma). b. Menginformasikan kepada masing-masing Metro DKI
Jakarta tentang Persyaratan Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimma) : Sprin/Rekomendasi dari Ka/Pimpinan yang berwenang.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 99
FC. Skep Pangkat Terakhir. FC. Skep Jabatan Terakhir. FC. Izasah Dikpa Polri. FC. DRH Singkat. Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP). Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Satkes Polri Setempat.
Pas Foto dengan pakaian PDH tanpa tutup kepala latar belakang warna merah ukuran 2X3 sebanyak 2 lembar dan ukuran 4X6 sebanyak 2 lembar .
Persyaratan
administrasi
tersebut
dibuat
dalam 2 (dua) rangkap dan dimasukkan dalam map Dimaond. c. Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimma) kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya.
d.
Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimma) dengan tembusan
Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya. e. Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengikuti pendidikan
Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimma) sesuai berlaku. f. Membuat Rangking Kinerja Satker peserta seleksi Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespimma) kepada Kapolda Metro Jaya u.p. Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Karo Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja masing-masing masing-masing. anggota melalui Ka Satkernya dengan persyaratan/ ketentauan yang
5.
a.
Menerima Informasi dari Mabes Polri melalui Biro SDM Polda Metro Jaya tentang petunjuk
pelaksanaan Pendidikan Alih Golongan (BA ke PA). b. Menginformasikan kepada masing-masing Metro DKI Alih
Pendidikan
Golongan (BA ke PA): Sprin/Rekomendasi dari Ka/Pimpinan yang berwenang. FC. Skep Pengangkatan Pertama mrnjadi Pa/Skep Presiden. FC. Skep Pangkat Terakhir. FC. Skep Jabatan Terakhir. FC. Izasah Dik Polri. FC. DRH Singkat. Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP). Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Satkes Polri Setempat. Pas Foto dengan pakaian PDH tanpa tutup kepala latar belakang warna Kuning ukuran 2X3 sebanyak 2 lembar dan ukuran 4X6 sebanyak 2 lembar .
Persyaratan
administrasi
tersebut
dibuat
dalam 2 (dua) rangkap dan dimasukkan dalam map Dimaond. c. Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Pendidikan Alih Golongan (BA ke PA) kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya. d. Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Dir Lantas Polda Metro Jaya untuk mengikuti pendidikan Pendidikan Alih
Golongan (BA ke PA) dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya. e. Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengikuti pendidikan
Pendidikan Alih Golongan (BA ke PA) sesuai dengan persyaratan/ketentauan yang berlaku. f. Membuat Rangking Kinerja Satker peserta seleksi Pendidikan Alih Golongan (BA ke PA) kepada Kapolda Metro Jaya u.p. Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Karo Kapolda Metro Jaya,
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 103
Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya berdasarkan penilaian kinerja masingmasing anggota melalui Ka Satkernya masingmasing.
E.
Penugasan Khusus 1. Menginformasikan kepada masing-masing Bag / Subdit / Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang : Persyaratan pengajuan BKO Adanya usulan permohonan permintaan anggota untuk : pengawalan / penugasan dari Instansi , kementerian, yang memintanya 2. Disetujui oleh Kasatker masing-masing
Memanggil anggota yang akan yang akan melaksanakan penugasan ke Luar / BKO keluar Institusi Polri
menghadap ke Kabag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya untuk mendapatkan arahan. 3. Melakukan koordinasi dengan Kasubbag Mujab ( Mutasi dan Jabatan) Biro SDM Polda Metro Jaya tentang permohonan permintaan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan melaksanakan penugasan ke Luar / BKO keluar Institusi Polri. 4. Mengirim Surat Permohonan Persetujuan Penugasan dan Penerbitan Surat Perintah ke Kapolda Metro Jaya U.p Karo SDM Polda Metro Jaya, penugasan dari Instansi ,
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 104
kementerian, yang memintanya. dilampirkan permohonan permintaan anggota untuk pengawalan. 5. Menunggu dari Biro SDM PMJ mengajukan Surat Permohonan Persetujuan Penugasan dan Penerbitan Surat Perintah ke AS SDM Kapolri U.p Karo Binkar Mabes Polri agar diterbikan Sprin Penugasan. 6. Menunggu turun SPRIN ( Surat Perintah ) penugasan anggota penugasan ke Luar / BKO keluar Institusi Polri dari Mabes Polri. 7. Menyerahkan Sprin Penugasan kepada anggota yang akan melaksanakan tugas ke Luar / BKO keluar Institusi Polri agar segera membawa sprin ke Instansi atau Kementerian yang memeintanya agar segera
III.
Watpers
A.
1.
KTA (Kartu Tanda Anggota Perwira ) a. Menginformasikan kepada masing - masing Bag/Subdit /Sat dan sat lantas Metro DKI Jakarta tentang Batas Waktu KTA perubahan. b. Mengirim surat usulan dan persyaratan pembuatan KTA (Kartu Tanda Anggota ) Perwira kepada Karo SDM Polda metro Jaya. (Kartu tanda Anggota) sampai ada
2.
KTA (Kartu Tanda Anggota Bintara Dan Pns Dit Lantas ) a. Mengirim surat permohonan Blangko KTA (Kartu Tanda Anggota )Bintara dan PNS Dit Lantas Polda Metro Jaya dengan jumlah yang dibutuhkan kepada Karo SDM Polda metro Jaya. b. Menyeleksi Kartu Tanda Anggota Bintara dan PNS Polri yang Mengajukan Ke Direktur Lalulintas Polda metro Jaya. c. Membuat Kartu Tanda Anggota Bintara dan PNS Dit Lantas untuk ditandatangani oleh Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya.
d.
3.
Kartu Penunjukan Isteri (KPI) Dan Kartu Bhayangkari a. anggota yang akan mengajukan Kartu Pengurusan Isteri dan Kartu Bhayangkari melengkapi semua persyaratan yang telah ditentukan. b. Membuat Kartu Penunjukkan Isteri untuk
Ditandatangani oleh Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya. c. Membuat Kartu Bhayangkari untuk Ditandatangani oleh Ketua Bhayangkari Dit Lantas Polda Metro Jaya.
4.
Kartu Kesehatan a. anggota yang akan mengajukan Kartu Kesehatan melengkapi semua persyaratan yang telah ditentukan. b. Membuat Kartu Kesehatan untuk Ditandatangani oleh Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya dan Kabid Dokkes Polda Metro Jaya.
B.
Gaji Berkala
1.
Menginformasikan
kepada
Urmin
masing-masing
Bag/Sat/Subdit dengan mengunakan Nota Dinas kapan saatnya kenaikan gaji berkala dengan cara melihat data TMT Terakhir. 2. Para anggota mengumpulkan persyaratan antara lain Skep Pertama,Skep Terakhir dan Berkala Terakhir. 3. Adapun Maksud dari pengumpulan Skep Pertama adalah untuk mengitung masa kerja, Skep Terakhir untuk pangkat terakhir dan Berkala terakhir untuk melihat kapan anggota tersebut waktunya kenaikan gaji berkala. 4. Setelah semua persyaratan tersedia diserahkan kepada Biro SDM untuk diproses lebih lanjut.
C.
Satya Lencana
1.
Satya Lencana Kesetiaan (8 TH, 16 TH, 24 TH, 32 TH Dan Satya Lencana Bintang Bhayangkara Nararya
a.
Menerima Informasi dari Mabes Polri melalui Biro SDM Polda Metro Jaya tentang petunjuk
Jakarta
tentang
Persyaratan
Satya
Lencana
berwenang. o FC. Skep Pengangkatan Pertama o FC. Skep Pangkat Terakhir. o FC. DRH Singkat. o Surat (SKHP). 2) Satya Lencana 16 Tahun : o Surat Rekomendasi dari Ka yang Keterangan Hasil Penelitian
berwenang. o FC. Skep Pengangkatan Pertama o FC. Skep Pangkat Terakhir. o FC. Skep Satya Lencana 8 Tahun. o FC. DRH Singkat. o Surat (SKHP). 3) Satya Lencana 24 Tahun : o Surat Rekomendasi dari Ka yang Keterangan Hasil Penelitian
berwenang. o FC. Skep Pengangkatan Pertama o FC. Skep Pangkat Terakhir. o FC. Skep Satya Lencana 8 Tahun.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 109
o FC. DRH Singkat. o Surat (SKHP). 4) Satya Lencana 32 Tahun : o Surat Rekomendasi dari Ka yang Keterangan Hasil Penelitian
berwenang. o FC. Skep Pengangkatan Pertama o FC. Skep Pangkat Terakhir. o FC. Skep Satya Lencana 24 Tahun. o FC. DRH Singkat. o Surat (SKHP). 5) : o Surat Rekomendasi dari Ka yang Satya Lencana Bintang Bhayangkara Nararya Keterangan Hasil Penelitian
berwenang. o FC. Skep Pengangkatan Pertama o FC. Skep Pangkat Terakhir. o FC. Skep Satya Lencana 32 Tahun. o FC. DRH Singkat. o Surat (SKHP). c. Mengirimkan Surat Usulan dan Rekomendasi ke Biro SDM Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Ka Satker untuk proses pembuatan Satya
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 110
Keterangan
Hasil
Penelitian
Lencana dengan format (No, Nama, Pangkat/ NRP, TMT Sk Pertama, TMT SK Terakhir, Jabatan/ Kesatuan, SL yang diusulkan, Keterangan) kepada Karo SDM Polda Metro Jaya dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Kabid Propam Polda Metro Jaya. d. Mengirimkan Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) ke Bid Propam Polda Metro Jaya yang ditanda tangani oleh Ka Satker untuk proses pembuatan Satya Lencana dengan format (No, Nama, Pangkat/ NRP, TMT Sk Pertama, TMT SK Terakhir, Jabatan/ Kesatuan, SL yang diusulkan, Keterangan) dengan tembusan Kapolda Metro Jaya, Irwasda Polda Metro Jaya dan Karo SDM Polda Metro Jaya. e. Mengecek kelengkapan anggota Dit Lantas Polda Metro Jaya yang akan mengusulkan Satya Lencana Kesetiaan (8 TH, 16 TH, 24 TH, 32 TH Dan Satya Lencana Bintang Bhayangkara
D.
menyerahkan kwitansi asli dan foto copi, foto copi KTA, foto copi Kartu kesehatan, dan Resume Medis. 2. setelah semua persyarat lengkap, kemudian membuat konsep surat permohonan penggantian restitusi. 3. konsep surat diajukan kepada Wadir/Kabag Renmin untuk ditandatangani. 4. setelah surat ditandatangani oleh Wadir/Kabag Renmin diserahkan ke Ur Tu untuk diberi nomor surat. 5. Surat yang telah diberi nomor siap dikirim ke Bid Dokkes Polda Metro Jaya dilampiri dengan persyaratan yang telah ditentukan.
E.
selambat-lambatnya 1 minggu sebelum pelaksanaan membuat surat cuti untuk di tanda tangani Direktur Lalu Lintas atau yang mewakili surat cuti diberikan H-1 sebelum anggota berangkat apabila mengalami hambatan saat kembali harap melapor rendahnya ke satuan Kapolres kewilayahan untuk serendahsurat
dibuatkan
2.
Izin Untuk Keperluan Mendesak menerima usulan dari Kabag/Kasat/kasubdit membuat surat ijin untuk di tanda tangani Direktur Lalu Lintas atau yang mewakili
apabila mengalami hambatan saat kembali harap melapor rendahnya ke satuan Kapolres kewilayahan untuk serendahsurat
dibuatkan
3.
selambat-lambatnya 1 minggu sebelum pelaksanaan dengan dilampirkan surat keterangan dari dokter membuat surat cuti untuk di tanda tangani Direktur Lalu Lintas atau yang mewakili
4.
Izin Dispensasi menerima usulan dari Kabag/Kasat/kasubdit dengan dilampirkan surat keterangan dari meminta izin dispensasi. membuat nota dinas permohonan ke Kapolda Metro Jaya. instansi yang
5.
a.
Menerima
usulan
Dari
Kasatker
Selambat
lambatnya 4 (empat) minggu sebelum tanggal berangkat sudah di terima Direktur Lalu LIntas Polda Metro Jaya surat usulan dari kasatker dengan lampiran persyaratan sebagai berikut : Surat permohonan dari yang bersangkutan mengetahui Kasatker. Daftar Riwayat Hidup Singkat mengetahui Kasatker. Fotocopy skep pangkat pertama dan fotocopy skep pangkat terakhir. Bukti pembayaran penyelenggaraan ibadah dan surat keterangan dari penyelanggara ibadah keagamaan. b. Membuat surat permohonan kepada Kapolda Metro Jaya. c. Membukukan surat permohonan pada buku
exspedisi kemudian mengirimkan kepada Kapolda Metro Jaya 3 (tiga) minggu sebelum tanggal pemberangkatan sudah diterima Kapolda Metro Jaya.
6.
Izin Keluar Negeri Dengan Biaya Sendiri/Sponsor a. Menerima usulan Dari Kasatker Selambat
berangkat sudah di terima Direktur Lalu LIntas Polda Metro Jaya surat usulan dari kasatker dengan lampiran persyaratan sebagai berikut : Surat permohonan dari yang bersangkutan mengetahui Kasatker. Daftar Riwayat Hidup Singkat mengetahui Kasatker. Fotocopy skep pangkat pertama dan fotocopy skep pangkat terakhir. Bukti pembayaran/surat undangan/sponsor dari pihak penyelenggara. b. Membuat surat permohonan kepada Kapolda Metro Jaya. c. Membukukan surat permohonan pada buku
exspedisi kemudian mengirimkan kepada Kapolda Metro Jaya 3 (tiga) minggu sebelum tanggal pemberangkatan sudah diterima Kapolda Metro Jaya.
7.
Izin Keluar Negeri Dalam Rangka Berobat, Mengantarkan, Mendampingi, Menjemput Orang Sakit a. Menerima usulan dari Kasatker dengan lampiran persyaratan sebagai berikut: Surat permohonan dari yang bersangkutan mengetahui Kasatker.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 115
Fotocopy KPI dan kartu kesehatan. Surat Dokter/ Surat Rujukan Rumah Sakit yang dituju.
b.
Membuat surat permohonan kepada Kapolda Metro Jaya 3 (tiga) minggu sebelum tanggal
pemberangkatan sudah diterima Kapolda Metro Jaya. c. Membukukan surat permohonan pada buku
8.
Izin Keluar Negeri Dalam Rangka Mengambil, Mengantar Jenazah a. Menerima usulan Dari Kasatker dengan lampiran persyaratan sebagai berikut: Surat permohonan dari yang bersangkutan mengetahui Kasatker. Daftar Riwayat Hidup Singkat mengetahui Kasatker. Fotocopy skep pangkat pertama dan fotocopy skep pangkat terakhir.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 116
b.
Membuat surat permohonan kepada Kapolda Metro Jaya 3 (tiga) minggu sebelum tanggal
pemberangkatan sudah diterima Kapolda Metro Jaya. c. Membukukan surat permohonan pada buku
9.
Izin Keluar Negeri Dalam Rangka Kepentingan Pribadi a. Menerima usulan Dari Kasatker Selambat
lambatnya 4 (empat) minggu sebelum tanggal berangkat sudah di terima Direktur Lalu LIntas Polda Metro Jaya surat usulan dari kasatker dengan lampiran persyaratan sebagai berikut : Surat permohonan dari yang bersangkutan mengetahui Kasatker. Daftar Riwayat Hidup Singkat mengetahui Kasatker. Fotocopy skep pangkat pertama dan fotocopy skep pangkat terakhir. b. Membuat surat permohonan kepada Kapolda Metro Jaya. c. Membukukan surat permohonan pada buku
Metro Jaya 3 (tiga) minggu sebelum tanggal pemberangkatan sudah diterima Kapolda Metro Jaya.
F.
1.
Subdit / Sat dan Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang : Persyaratan pengajuan nikah; Masa ikatan dinas pengajuan nikah : 2 tahun masa Ikatan Dinas Untuk menikah; Batas waktu permohonan ijin menikah dan berkas sudah diterima paling lambat 40 (empat puluh hari) sebelum pelaksanaan pernikahan. b. Memanggil pasangan yang akan menikah untuk mengikuti sidang nikah / pemberian nasehat
pernikahan oleh Kabag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya di Ruang Cakra Lantai III Gedung Biru Dit Lantas PMJ pada hari Sabtu jam 8.00 WIB c. Melakukan koordinasi dengan Kabag Watpers U.p. Kasubbag Rohjas Biro SDM Polda Metro Jaya tentang pelaksanaan tanggal Sidang Nikah ( Bintal Nikah )
bagi anggota Dit Lantas yang akan mengikuti kegiatan dimaksud. d. Mengirim Surat Permohonan pemberian nasehat pernikahan ke Biro SDM U.p. Kabag Watpers dan Ke Biro SDM U.p Kabag Psikologi bagi anggota yang akan menikah. e. Menunggu pemanggilan dari Biro SDM PMJ dan menginformasikan kepada anggota yang akan
menikah untuk mengikuti sidang Nikah di Biro SDM Polda Metro Jaya dengan mengajak calon Suami dan Calon Istri beserta perwakilan Orang tua / Wali dari masing-masing calon pasangan. f. Menunggu turun SIK ( Surat Ijin Kawin ) dan hasil Psikologi nikah dari Biro SDM Polda Metro Jaya untuk di daftarkan ke KUA masing-masing. g. Mengajukan Cuti Nikah
2.
Pengajuan Cerai a. Memanggil pasangan yang akan mengajukan cerai untuk mendapatkan nasehat oleh Kabag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya dan membuat pernyataan di Ruang Kasubbag Min/Kabag Renmin. c. Melakukan koordinasi dengan Kabag Watpers U.p. Kasubbag Rohjas Biro SDM Polda Metro Jaya tentang
pengajuan permohonan surat cerai. d. Mengirim Surat Permohonan cerai ke Biro SDM U.p. Kabag Watpers. e. Menunggu pemanggilan dari Biro SDM PMJ dan menginformasikan kepada anggota yang akan cerai untuk mengikuti sidang cerai di Biro SDM Polda Metro Jaya dengan mengajak Suami dan Istri beserta perwakilan Orang tua / Wali dari masing-masing calon pasangan. f. Menunggu turun surat cerai dari Biro SDM Polda Metro Jaya untuk di daftarkan ke KUA masing-masing.
G.
Binrohtal
Kegiatan Binrohtal diadakan setiap 1 (satu) bulan sekali sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dari Biro SDM Polda Metro Jaya dengan penceramah dari Biro SDM Polda Metro Jaya.
H.
Kesehatan Berkala
Kesehatan Berkala dilaksanakan sesuai dengan jadwal dari Biddokkes Polda Metro Jaya, setelah mendapatkan surat pemberitahuan pelaksanaan pengecekan Kesehatan Berkala, Dit Lantas Polda Metro Jaya membuat surat perintah kepada seluruh
I.
Kesemaptaan Berkala
Kesamaptaan Berkala dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Biro SDM Polda Metro Jaya setelah mendapatkan surat pemberitahuan
pelaksanaan kesamaptaan berkala, Dit Lantas Polda Metro Jaya membuat nota dinas kepada seluruh anggota di masing masing Bag/Sat/Subdit untuk mengikuti tes kkesamaptaan berkala.
J.
Pelatihan Fungsi
1).
Perencanaan a. b. Membuat naskah perencanaan pelatihan lalu lintas Membuat perencanaan tentang aggaran yang
pengajar, dan jam mengajar. d. Merencanakan berapa jumlah personel yang akan diikutsertakan dalam pelatihan. e. Menentukan tempat, waktu pelatihan, kelengkapan perorangan yang harus disiapkan. f. Membuat rencana jadwal pelatihan.
Bag Renmin Dit Lantas PMJ| 121
g.
Merencanakan
pelaksanaan
pemeriksaan
kesehatan bagi calon peserta latihan dan membuat surat permohonan pemeriksaan ke Kabid Dokkes. i. Membuat rencana soal ujian tertulis yang telah dikoordiansikan dengan pengajar.
2).
Pengorganisasian a. Melakukan koordinasi dengan Juru bayar, Subbag Ren tentang besar anggaran yang disediakan sesuai DIPA. b. Melakukan koordinasi dengan para
pengajar/instruktur tentang bahan hanjar, waktu dan tempat mengajar. c. Melakukan koordinasi/membuat surat permintaan personil ke masing masing Bag/Subdit/Sat
maupun Sat Lantas Polres Metro Jajaran DKI Jakarta. d. Menkoordinasikan ke masing masing staf
Bag/Subdit/Sat/Satlantas Polres Metro Jajaran DKI tentang penggantian peserta yang dikirim namun telah melaksanakan pelatihan. e. Melakukan koordinasi dengan Biddokes Polda Metro Jaya tentang pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.
3).
Pelaksanaan a. Membuat surat perintah, jadwal pelatihan dan daftar hadir bagi instruktur maupun peserta pelatihan. b. Mengirimkan ditandatangani surat ke perintah yang maupun telah Sat
Bag/Subdit/Sat
Lantas Polres Metro Jajaran DKI Jakarta. c. Melaksanakan apel konsolidasi guna pemeriksaan jumlah anggota serta kelengkapan yang disiapkan. d. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan calon harus
peserta kesehatan di Bid Dokkes Polda Metro Jaya dan kesaptaan jasmani di tempat yang telah ditentukan. e. Membuat permintaan penggantian peserta pelatihan kepada Bag/Subdit/Sat maupun Sat Lantas Polres Metro Jajaran DKI Jakarta bagi anggota yang dinyatakan sakit oleh Biddokkes. f. Melaksanakan tes kesamaptaan jasmani di tempat yang telah ditentukan. g. Melaksanakan pelatihan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. h. Melaksanakan ujian baik tertulis maupun praktek.
4).
peserta pelatihan setiap hari kemudian melaporkan kepada Kasubbag Renmin Dit Lantas Polda Metro Jaya. b. Memberikan mengikuti penghargaan bagi peserta sungguh yang dan
dengan
sungguh
dinyatakan lulus ujian baik toeri maupun praktek. c. Membuat naskah laporan hasil pelaksanaan latihan kepada Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya. d. Melaksanakan Upacara Penutupan pelatihan.
K.
Menginformasikan kepada masing masing Bag/ Sat / Subdit / Sat Lantas Polres Metro DKI Jakarta tentang : a. b. hak pensiun persyaratan pensiun
Melakukan koordinasi dengan bagain pangkat apabila anggota yang bersangkutan diajukan kenaikan pangkat penghargaan.
Melakukan koordinasi dengan Kaur Keu untuk mengecek kondisi gaji yang bersangkutan (kenaikan tunjangan istri dan anak) gaji,
Melakukan koordinasi dengan kasubbag Sarpras untuk mengecek ada tidaknya barang inventaris yang
dipinjamkan kepada anggota yang akan mengajukan pensiun Mengirimkan Surat permohonan pensiun kepada kapolda Metro Jaya Jika SK Pensiun sudah keluar selanjutnya berkoordinasi dengan Kaur Keu untuk penerbitan SKPP dari KPPN Mengirimkan SK Pensiun ke Kancab Asabri Gaji pensiun turun sesuai dengan alamat penerima melalui Bank yang sudah di tunjuk oleh pengelola pensiun (PT Asabri)
L.
Catur Cakti menginformasikan kepada ahli waris tentang : a. b. hak catur cakti persyaratan catur cakti
mengirimkan Surat permohonan santunan catur cakti kepada kapolda Metro Jaya
mengirimkan informasi kepada ahli waris apabila santunan Catur Cakti sudah keluar.
I.
PENDAHULUAN 1. Latar belakang a. Dalam rangka untuk kesamaan Visi persepsi dan pola tindak yang sama terhadap implementasi penyelenggaraan Pelayanan Prima Subbag Sarpras, maka dipandang perlu membuat Pedoman tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbag Sarpras; b. Dengan penyusunan SOP ini di buat sebagai acuan Subbag Sarpras Dit Lantas Polda Metro Jaya dalam menjalankan fungsi sebagai sarana dan prasarana Dit Lantas Polda Metro Jaya dan pengkajian data aset kekayaan Dit Lantas Polda Metro Jaya/barang Milik Negara (BMN),melaksanakan kegiatan penerimaan dan
pendistribusian terhadap proses kendaraan bermotor, BBM, Kaporlap dan Pengadaan Barang dan Jasa serta melaksanakan perawatan Senpi.
2.
Dasar a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b.
c.
Undang-Undang Perbendaharaan
Nomor
tahun
2004
tentang
Negara.
d.
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
e.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
3.
Prosedur (SOP) Subbag Sarpras Dit Lantas Polda Metro Jaya adalah : 1) Sebagai dasar dan pedoman implementasi bagi unsur Pelayanan Subbag sarpras dalam pelaksanaan
kegiatan Sarana dan Prasarana, sehingga lebih terkoordinasi efektif efisien dan dapat dipertanggung jawabkan; 2) Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari SOP Subbag Sarpras agar mudah dipahami dalam
b.
Prosedur (SOP) Subbag Sarpras Dit Lantas Polda Metro Jaya adalah : 1) Untuk menjamin pemahaman prinsip-prinsip dasar terhadap SOP pada Subbag Sarpras, sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan; 2) SOP ini di buat sebagai acuan Subbag Sarpras Dit Lantas Polda Metro Jaya dalam menjalankan fungsi sebagai sarana dan prasarana Dit Lantas Polda Metro Jaya dan pengkajian data aset kekayaan Dit Lantas Polda Metro Jaya/barang kegiatan Milik Negara dan
(BMN),melaksanakan
penerimaan
pendistribusian terhadap proses kendaraan bermotor, BBM, Kaporlap dan Pengadaan Barang dan Jasa serta melaksanakan perawatan Senpi 4. Ruang lingkup Adapun Ruang Lingkup Penyusunan Pedoman Standar
Operasional Prosedur (SOP) Subbag Sarpras meliputi : a. Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi dan Peran Subbag Sarpras pada sarana dan Prasarana di Jajaran Dit Lantas Polda Metro Jaya; b. Standar Kinerja Subbag Sarpras secara berhasil dan berdaya guna di jajaran Dit Lantas Polda Metro Jaya.
II.
Tugas Pokok Tugas Pokok Subbag Sarpras sebagai sarana dan prasarana Dit Lantas Polda Metro Jaya dan pengkajian data aset kekayaan Dit Lantas Polda Metro Jaya/barang Milik Negara (BMN), melaksanakan kegiatan penerimaan dan pendistribusian terhadap proses kendaraan bermotor, BBM, Kaporlap dan Pengadaan Barang dan Jasa serta melaksanakan perawatan Senpi
III.
Pelaksanaan Subbag Sarpras Dit Lantas Polda Metro Jaya dalam pelaksanaan tugas pokoknya dilakukan dengan bantuan dari masing-masing bagian yang berada dibawahnya sebagai berikut : o Kasubbag Sarpras; o Pamin Bekum; o Pamin Faskon; o Pamin Pal; o Bamin/Banum.
5.
Urutan tindakan Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas Subbag
Sarpras mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan tugas pelayanan sarana dan prasarana lalu lintas sebagai berikut:
a.
Kasubbag Sarpras 1) Membina dan menyelenggarakan manajemen Sarpras di lingkungan Dit Lantas; 2) Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan
pembangunan fasilitas dan konstruksi peralatan Dit Lantas; 3) Melaksanakan pembangunan fasilitas dan
konstruksi serta pengadaan materiil logistik sesuai program dan lingkup batas kewenangannya; 4) Menyelenggarakan perencanaan,
pengadministrasian, dan penatausahaan SIMAK BMN dan keuangan; 5) Menyelenggarakan penyimpanan, pemeliharaan,
perbaikan, dan pendistribusian materiil logistik serta perbekalan umum; 6) Melaksanakan penginventarisasian seluruh materiil dan aset polri dalam lingkungan Dit Lantas dan penghapusannya sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan; 7) Melaksanakan dan pengolahan data serta penyajian informasi Sarpras; 8) Memberikan masukan kepada pimpinan berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subbag Sarpras. dan dokumentasi kegiatan Subbag
b.
Pamin Bekum 1) Melakukan pengadaan dan / atau pendistribusian bahan bakar minyak dan pelumas di lingkungan Dit Lantas; 2) Melakukan pengadaan dan / atau pendistribusian perlengkapan mesin kantor di lingkungan Dit Lantas; 3) Melaksanakan kegiatan pengadministrasian,
pelaporan tugas di bidang perbekalan umum; 4) Memberikan masukan kepada pimpinan berkaitan tugas perbekalan umum.
c.
Pamin Faskon 1) Menyelenggarakan fasilitas jasa dan konstruksi serta memproses administrasi pertanahan di
telekomunikasi di lingkungan Dit Lantas; 3) Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas jasa dan konstruksi, pertanahan; 4) Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas listrik, air, dan telekomunikasi di lingkungan Dit Lantas; 5) Membuat konsep kegiatan pengadministrasian, serta memproses administrasi
6)
Memberikan masukan kepada pimpinan berkaitan tugas fasilitas jasa dan konstruksi.
d.
Pamin Pal
1)
Melakukan pemeliharaan dan perawatan peralatan dan angkutan di lingkungan Dit Lantas;
2)
3)
Melakukan
tugas
menginventarisir,
mengadministrasikan dan menyalurkan alat khusus dan angkutan milik Dit Lantas; 4) Melakukan tugas menginventarisir,
mengadministrasikan dan menyalurkan senjata dan amunisi milik Dit Lantas; 5) Membuat konsep pelaporan pelaksanaan tugas di bidang perlengkapan; 6) Memberikan masukan kepada pimpinan berkaitan dengan tugas perlengkapan.
e.
Banim/Banum
1)
2)
3)
4)
membantu perkantoran;
melaksanakan
tugas
kesiapan
5)
Membuat laporan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan tugas Subbag Sarpras.
IV.
1.
Sistem administrasi yang digunakan dalam pelaksanaan SOP Subbag Sarpras menggunakan sistem administrasi yang berlaku dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.
Biaya dalam proses penyelenggaraan pelaksanaan kegiataan Subbag Sarpras menggunakan anggaran dinas yang telah ditetapkan sesuai program kerja dan kegiatan serta anggaran dalam DIPA Dit Lantas Polda Metro Jaya.
Penutup
Demikian penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbag Sarpras tentang sarana dan prasarana terhadap Anggota/PNS Polri, agar dapat dilaksanakan di lingkungan Dit Lantas Polda Metro Jaya secara terarah, tertib dan mencapai sasaran yang telah ditentukan;
Sebagai Pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi para unsur pengemban pelaksana sarana dan prasarana terhadap
Anggota/PNS Polri; 3 Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbag Sarpras ini diberlakukan sebagai pedoman kerja di lingkungan Dit Lantas Polda Metro Jaya, pedoman lain dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman ini dan apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam pedoman iniakan diatur kemudian; 4. Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Subbag Sarpras ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Drs. DWI SIGIT NURMANTYAS, SH, M.Hum KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 61060753