You are on page 1of 19

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PROPOSAL JULI 2012

GANGGUAN NON-AUDITORIK AKIBAT KEBISINGAN PADA PEGAWAI AMAZONE DI MALL PANAKUKKANG

Disusun oleh: Dwiatmananda Ekasari Sintya Dyliza Pembimbing: Dr. Sultan Buraena, MS, SpOK C11107030 C11107029

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan masalah penting dalam setiap bidang-bidang pekerjaan. Kemajuan teknologi, penggunaan bahan kimia, perubahan sikap dan perilaku, pengembangan sistem manajemen serta cara deteksi lingkungan kerja, berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, yang tercermin pada peningkatan upaya pengenalan, penilaian dan pengendalian aspek tersebut sebagai kegiatan perlindungan bagi pekerja. Pendapat bahwa kejadian kecelakaan, timbulnya penyakit atau peristiwa bencana lain yang mungkin dialami oleh pekerja merupakan resiko yang harus dihadapi tanpa bisa dihindari, sekarang mulai banyak ditinggalkan. Sebaliknya, kegiatan hygiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja yang mengupayakan terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman dan higienis serta tenaga kerja sehat, selamat dan produktif semakin dibutuhkan.1 Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi pendengaran para pekerja, karena dapat menyebabkan gangguan auditorik maupun gangguan non-auditorik. Sedangkan bagi pihak industri, bising dapat menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya ganti rugi. Oleh karena itu untuk mencegahnya diperlukan pengawasan terhadap pabrik dan pemeriksaan terhadap pendengaran para pekerja secara berkala.2 Penelitian epidemiologi di USA menunjukkan dan memutuskan bahwa kebisingan itu bebas berkembang dengan cepat di kota dan pelosok negara. Penyelidikan di Swedia diantara pegawai-pegawai industri kelompok umur: 15:20 tahun menunjukkan adanya kelainan pada pendengaran dan menyebabkan kecemasan pendengar dengan presentase 19,5% di tahun 1970. Yang ternyara

lebih tinggi dua kali dibandingkan tahun 1956. Survey di inggris mengumumkan 20 dan 45% dari penduduk yang tinggal di tempat dimana kebisingan lalu lintas melampaui batas yang ditetapkan oleh komite menimbulkan gangguan pendengaran. Beberapa gejala yang diakibatkan kebisingan dari tingkat desibel tinggi mempengaruhi pada sistem kardiovaskuler, takikardi, denyut jantung, dan tekanan darah cepat dilanjutkan dengan konstriksi otot pembuluh darah. Ritme dari pernapasan tidak normal dan mempengaruhi pada sistem digestive.3 Kemajuan teknik akhir-akhir ini, terutama di bidang elektroteknik menghasilkan alat-alat yang memungkinkan kita meneliti dengan cermat dan tepat mengenai tingkat kebisingan. Misalnya alat-alat untuk mengukur intensitas suara bising (sound level meter).4 II. TUJUAN A. TUJUAN UMUM Survei yang akan dilakukan pada pegawai Amazone di Mall Panakukkang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gangguan non-auditorik yang diakibatkan oleh kebisingan yang dapat terjadi pada pegawai Amazone tersebut. B. TUJUAN KHUSUS Untuk mendapatkan informasi mengenai gangguan komunikasi akibat kebisingan yang dapat terjadi pada pegawai Amazone. Untuk mendapatkan informasi mengenai gangguan fisiologis akibat kebisingan yang dapat terjadi pada pegawai Amazone. Untuk mendapatkan informasi mengenai gangguan psikologis akibat kebisingan yang dapat terjadi pada pegawai Amazone.

Untuk

mendapatkan

informasi

mengenai

gangguan

keseimbangan akibat kebisingan yang dapat terjadi pada pegawai Amazone.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki yang timbul dari berbagai peralatan-peralatan, baik peralatan industri ataupun rumah tangga yang dapat menimbulkan gangguan pada kesahatan, kenyamanan, dan gangguan pada pendengaran bahkan dapat dapat menimbulkan ketulian.4 Bising dalam kesehatan kerja diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kualitatif (penyempitan spektrum pendengaran), serta dapat pula menimbulkan gangguan selain pada pendengaran, berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu. Intensitas diartikan sebagai banyaknya arus energi yang diterima oleh pendengaran per satuan luas, biasanya disebut desibel atau ditulis dBA. Frekuensi diartikan sebagai jumlah getaran dalam tekanan suara yang diterima oleh pendengaran per satuan waktu (Hertz per detik). Durasi diartikan sebagai waktu dari suatu sumber suara atau bunyi yang diterima oleh pendengaran. Sedangkan pola waktu adalah seberapa sering pendengaran menerima suara atau bunyi.5 Namun secara sederhana kebisingan dapat didefinisikan sebagai suatu suara yang menggangu orang yang sedang membaca atau mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi orang itu meskipun mungkin orang lain tidak terganggu oleh suara tersebut.4,5 Gangguan non-auditorik akibat kebisingan adalah semua kelainan yang dapat ditimbulkan oleh kebisingan yang diterima secara terus-menerus dalam intensitas, frekuensi, dan pola waktu tertentu. Gangguan non-auditorik tersebut dapat berupa gangguan komunikasi, gangguan fisiologis, gangguan psikologis, maupun gangguan keseimbangan.6 Nilai ambang batas kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 5 1/KEPMEN/1999. Nilai ambang batas ini menggunakan

patokan kebisingan di tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaannya sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Intensitas dan Jam Kerja Diperkenankan Waktu pemaparan sehari 1 8 4 2 1 30 1.5 7.5 3.75 1.88 0.94 Waktu Intensitas Jam Jam Jam Jam Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit kebisingan (NAB) 3 85 88 91 94 97 100 103 106 109 112
7

Sumber Kebisingan Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan, diantaranya:7,8

1. Industri Kebisingan yang ditimbulkan industri dapat diklasifakasikan menjadi 3 macam, yaitu : a. Mesin, kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifatas penggunaan mesin-mesin industri. b. Vibarasi, kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan

gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain. c. Pergerakan udara, gas, dan cairan, kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain. 2. Perdagangan Kebisingan yang ditimbulkan dari aktifatas perdagangan, misal aktifatas pasar tradisional dan aktifatas pasar modern. 3. Pembangunan Kebisingan ini timbul dari aktifatas pembangunan yang sedang dilakukan, misalnya kegiatan memadatkan tanah, penanaman tiang utama, pengadukan semen, penghancuran material,dll. 4. Transportasi Sumber kebisinga ini adalah yang paling sering ditemui diberbagai daerah yang berasal dari kendaraan kendaraan yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan di kota besar sumber kebisingan ini adalah yang nomor satu. 5. Kegiatan rumah tangga Kebisingan ini timbul dari aktifatas rumah tangga.

6. Aktivitas khusus.

Kebisingan ini muncul akibat aktifitas khisi yang terjadi, misalnya suara tembakan, ledakan, dan peristiwa alam.

Jenis-Jenis Kebisingan Kebisingan berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia dapat di bagi menjadi:9 1. Kebisingan yang menggangu (Irritating Noise). Kebisingan yang intensitasnya tidak terlalu keras. Misalnya mendengkur . 2. Kebisingan yang menutupi (Masking Noise). Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja, kerena teriakan atau isyarat tanda bahaya tertutupi oleh oleh kebisingan yang berasal dari suara lain. 3. Kebisingan yang merusak (Damaging / Inforious Noise). Adalah bunyi yan intensitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. Misalnya suara ledakan.

Dampak Kebisingan Kebisingan menyebabkan berbagai gangguan terhadap yang mendengrnya, baik itu tenaga kerja di suatu industru atau mesyarakat luas yang secara tidak langsung juga mendengar kebisingan dariberbagai sumber, gangguan tersebut seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian, atau ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non auditory seperti komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan, menurunnya performance kerja, kelelahan dan stress. 10

Lebih rinci lagi maka dapat disimpulkan dampak dari kebisingan terhadap tenaga kerja suatu industri dan masyarakat luas yang mendengr kebisingan secara tidak langsung:8 1. Gangguan Fisiologis Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit. 2. Gangguan Psikologis Ganggian psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi, dan lain-lain. Pemaparan dalm jangka waktu lama dapt menyebabkan penyakit, psikosomatis seperti gastriris, penyakit jantung koroner, dan lain-lain. 3. Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan, Gangguan terutama kominikasi bagi ini pekerja swcra baru yang langsung belum akan berpengalaman. tidak

mengakibatkan bahaya terhadap keselamtan dan kesehatan tenaga kerja, karena

tidk mendengar teriakan atau isyarat bahaya. Sedangkan bagi masyarakat luas yang mendengar secara tidak langsung terhadap kebisingan maka gangguan komunikasi ini dapat meningkatkan pendengaran secara kuantitatif. Sehingga komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. 4. Gangguan Keseimbangan Gangguan keseimbangan ini menyebabkan gangguan fisiologis seperti sakit kepala, pusing, mual, dan lain-lain. 5. Gangguan Terhadap Pendengaran (Ketulian) Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh kebisingan, gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus menerus di tempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang secara menetap atau tuli. Menurut definisi kebisingan, apabila suatu suara menggangu orang yang sedang membaca atau mendebgarkan musik, maka suara itu adalh kebisingan bagi orang itu meskipun mungkin orang lain tidak terganggu oleh suara tersebut. Meskipun pengaruh suara banyak kaitanny adengan faktor-faktor psikologis dan emosional, ada kasus-kasus diman akibat-akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi kerena tingginya tingkat kenyaringan suara pada tingkat tekanan suara berbobot A atau karena lamany atelinga perpasang atau mendengar kebisingan tersebut.

Pengukuran dan Perhitungan Tingkat Kebisingan

Metoda pengukuran tingkat kebisingan menurut Keputusan Menetri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 25 Nopember 1996 tentang Metoda Pengukuran, Perhitungan, dan Evaluasi Tingkat Kebisngan Lingkungan ada dua cara, yaitu:9,10 1. Cara Sederhana Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi db (A)selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik. 2. Cara Langsung Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran LTMS, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit. Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dencan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada selang waktu 06.00 - 22. 00 dan aktifitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 -06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran.

Pengendalian Kebisingan Pengendalian kebisingan merupakan cara bagaimana dapat mencegah pengaruh kebisingan terhadap kesehatan psikologis maupun fisiologis manusia, beberapa pengendalian kebisingan diantaranya adalah:11

Pengendalian kebisingan aktif (active noise control)

Pengendalian ini dilakukan dengan mengenali sumber dari kebisingan. Pengontrolan dilakukan dengan mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dengan memperbaiki sumber bising atau mengganti komponen sumber bising sehingga suara yang dihasilkan akan menjadi kebih kecil (menguranggi tingkat kebisingan), dapat juga dilakukan pemasangan peredam akustik.
Pengendalian kebisingan pasif (passive noise control).

Pengontrolan dilakukan dengan mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dengan pengendalian medium perambatanya. Hal ini dilakuakan untuk menghalangi suara mencapai telingga manusia. Untuk menghalangi dapat ditempatkan sound barrier antara sumber suara dan telingan. Ini dengan memanfaatkan material yang mampu menyerap suara dan tidak beresonansi dengan sumber suara. Usaha terakhir untuk mengendalikan kebisingan dengan melakukan usaha proteksi secara personal. Proteksi personal yang bisa diterapkan adalah penggunaan earplugs dan earmuffs. Pemilihan antara kedua proteksi ini disesuaikan dengan kondisi. Secara umum, penggunaan earmuffs bisa mengurangi desibel yang masuk ke telinga lebih besar dari earplugs. Sedangkan pada skala industri, pengendalian kebisinan berhubungan dengan alat atau mesin yang digunakan dalam industri tersebut. Pada Active Noise Control dapat dilakukan dengan Kontrol pada Sumber. Pengendalain kebisingan pada sumber dapat dilakukan dengan modifikasi sumber, yaitu penggantian komponen atau mendisain ulang alat atau mesin supaya kebisingan yang ditimbulkan bisa dikurangi. Program maintenance yang baik supaya mesin

tetap terpelihara, dan penggantian proses. Misalnya mengurangi faktor gesekan dan kebocoran suara, memperkecil dan mengisolasi elemen getar, melengkapi peredam pada mesin, serta pemeliharaan rutin terhadap mesin. Tetapi cara ini memerlukan penelitian intensif dan umumnya juga butuh biaya yang sangat tinggi. Beberapa upaya untuk mengurangi kebisingan di sumber antara lain11 Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah Mengganti jenis proses mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah) dengan fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan digunakan sbg penggantian proses riveting. Modifikasi tempat mesin, seperti pemberian dudukan mesin dengan material-material yang memiliki koefisien redaman getaran lebih tinggi.
Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier) dalam ruang kerja

Sedangkan untuk meredam kebisingan di daerah perkotaan, hutan kota adalah solusi terbaik yang ada. Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam tanaman berupa rumput, semak dan pepohonan. Jenis tumbuhan yang efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang. Dengan menanam tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Tanaman selain dapat meredam kebisingan, pada saat tertiup angin dapat menghasilkan suara. Dan hal lain yang tek kalah penting sebagai peredam kebisingan, hutan kota juga dapat berperan sebagai paru-paru kota yang dapat membuat udara di perkotaan terasa sejuk dan jauh dari polusi.9,10,11

BAB III METODE SURVEI I. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Survei yang akan dilakukan adalah survei mengenai gangguan nonauditorik yang dapat diderita oleh pegawai sarana bermain bernama Amazone yang diakibatkan oleh kebisingan. Survei ini akan dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada hari Kamis, 12 Juli 2012 dan hari Jumat, 13 Juli 2012, pada pukul 10.00-16.00 dan bertempat di sarana bermain Amazone di Mall Panakukkang.

II.

ALAT DAN BAHAN SURVEI Survei akan dijalankan dengan cara membagikan kuisioner kepada

pegawai yang bekerja di amazone untuk diisi oleh mereka. Selain pembagian kuisioner kepada pegawai Amazone, checklist juga telah disediakan untuk diisi oleh kami sendiri. Untuk dokumentasi dari survei maka kami juga menyediakan satu buah kamera digital. Berikut adalah contoh checklist dan kuisioner yang akan kami ajukan: Checklist: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Checklist Pergantian shift pegawai (lama jam kerja) Kebisingan Sumber kebisingan Alat pelindung diri dari kebisingan Pemeriksaan awal Pemeriksaan rutin kesehatan kesehatan Ada/Ya Tidak Keterangan

Program 7. pegawai

perlindungan terhadap

8.

paparan kebisingan Gangguan Komunikasi Suara yang menutupi pendengaran yang jelas Pegawai yang terlihat berbicara berteriak Kesalahan denga cara

9.

komunikasi akibat

10.

antar

pegawai

adanya suara bising Komunikasi yang tidak 11. kondusif antara pegawai dan pelanggan Komunikasi yang tidak 12. kondusif antara sesama pelanggan Kejadian berbahaya yang terjadi akibat kesalahan 13. komunikasi oleh karena adanya kebisingan di tempat kerja Gangguan Psikologis Pegawai yang 14. mengeluhkan kebisingan kerjanya Pelanggan 15. 16. mengeluhkan di masalah tempat yang masalah

kebisingan Kesalahan kerja akibat kurangnya oleh konsentrasi adanya karena

17. 18.

kebisingan Gangguan Fisiologis Pegawai yang tampak pucat Pegawai yang tampak

sakit kepala Tekanan darah pegawai yang meningkat setelah bekerja Denyut nadi pegawai meningkat

19.

20.

yang

saat/sesudah bekerja Gangguan Keseimbangan Pegawai yang 21. pusing/berjalan sempoyongan tampak

Kuisioner yang akan diajukan kepada pegawai Amazone adalah: 1. Identitas pegawai (nama, umur, pekerjaan (posisi/bidang), status)
2. Sejak kapan bekerja di Amazone? 3. Saat pertama kali mulai bekerja di Amazone apakah pernah menjalani

pemeriksaan kesehatan awal?


4. Apakah ada pemeriksaan kesehatan berkala selama bekerja di Amazone? 5. Apakah ada program khusus untuk pemeriksaan kesehatan pada pegawai

yang bekerja di Amazone?


6. Bagaimana pembagian shift pegawai yang bekerja di Amazone?

Gangguan Psikologis
7. Selama bekerja di Amazone apakah mengalami ketidaknyamanan dengan

suara bising? 8. Apakah anda pernah merasa stres setelah pulang bekerja?

9. Selama bekerja maupun sesudah bekerja di Amazone apakah pernah merasa kurang konsentrasi? 10. Pernahkah merasa tidur menjadi kurang nyenyak selama bekerja di Amazone? 11. Apakah sering merasa emosi menjadi kurang stabil selama bekerja di Amazone? 12. Apakah pernah mengalami gangguan pada perut (lambung) selama bekerja di Amazone? Gangguan Komunikasi
13. Apakah pernah mengalami kesalahan pada pekerjaan yang diakibatkan

komunikasi yang tidak kondusif antara sesama pegawai Amazone karena lingkungan kerja yang bising? Gangguan Fisiologis
14. Pernahkah memeriksakan tekanan darah sebelum bekerja dan sesudah

bekerja di sara bermain Amazone? Bila pernah, apakah ada perbedaan atau peningkatan antara tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja?
15. Pernahkah merasa berdebar-debar pada saat bekerja ataupun setelah

bekerja di Amazone?
16. Apakah pernah mengalami sakit kepala selama atau setelah bekerja di

Amazone? Gangguan Keseimbangan


17. Apakah pernah mengalami pusing selama atau setelah bekerja di

Amazone?
18. Apakah pernah mengalami mual selama atau setelah bekerja di Amazone?

DAFTAR PUSTAKA
1. Sugging haandoko. Kebisingan dan Pengaruh pada Linngkungan. [online]

2012 [2012 januari 10] available from: http://www.scribd.com/doc/59443811/dhiesta


2. Ardi. Pengaruh Bising terhadap kesehatan. 2012 online[2012 april 1]

available from : http://khairil-ardhi.blogspot.com/2012/04/pengaruhbising-terhadap-kesehatan.html

3. NN. Pengarung bising terhadap kesehatan.[online]2012[2011 mei 6] Available from: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdls1-2008-buanawijay-452-2-bab2.pdf


4. NN. kebisingan di tempat Kerja.[online]2012 [2009] available from:

http://makalahkesehatankerja.info/makalah-kebisingan-di-tempat-kerja/
5. Arifin, Munif. 2010. Pengendalian Kebisingan.[0nline ] 2012

[2011 :

oktober kebisingan.html.

24]Available

online

at

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2010/06/pengendalian6. Susanto, Arif. Kebisingan Serta Pengaruhnya Terhadap Kesehatan dan Lingkungan.[online]2012 [2006 juni 10] Available online at : http://hseclubindonesia.wordpress.com/2006/10/13/kebisingan-sertapengaruhnya-terhadap-kesehatan-dan-lingkungan/. 7. Yustinus Sanda Bungin. Kebisingan Penncahayaan, dan Getaran di Tempat Kerja. Available from: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/14308282290.pdf 8. NN.Kebisingan di tempat Kerja.[online] available from http://www.scribd.com/doc/97057401/Kebisingan-Di-Tempat-KerjaTugas-Akustik 9. Arif Atul. Pengaruh kebisingan.[online] 2012 [2011 september 14] available kebisingan/ 10. Bambang Sumantri. Upaya pengendalian Kebisingan. [Online] 2012 [2009 april 17 ] available from http://www.scribd.com/doc/61662456/11/UpayaPengendalian-Kebisingan 11. Environmental sanitation.Cara pengendalian Kebisingan.[online] 2012 [2010 kebisingan/ june25 ]Available from http://environmentalsanitation.wordpress.com/2010/06/25/pengendalianfrom: .http://arifatul.blog.uns.ac.id/2011/09/14/pengaruh-

You might also like