You are on page 1of 4

ENZIM AMOBIL

Pengerian : Enzim dibatasi amobil atau adalah enzim yang secara ruang fisik untuk

geraknya

ditempatkan

pada

suhu

mempertahankan katalitiknya dan dapat digunakan secara berulang-ulang (Chibata, 1978). Teknik amobilisasi enzim adalah teknik yang

d i g u n a k a n a g a r e n z i m t i d a k bergerak, baik melalui pengikatan pada padatan pendukung maupun penjebakan pada m a t r i k s . T u j u a n amobilisasi enzim adalah untuk meningkatkan aktivitas enzim dan menggunakan enzim amobil tersebut untuk fermentasi ulang

s e c a r a batch maupun fermentasi kontinyu (Panji, 1998).

Metode : 1. M e t o d e i k a t a n d e n g a n m a t r i k s Metode ini didasarkan pada pengikatan enzim langsung pada matriks yang tidak larut dalam air dan dapat dibedakan lagi atas tiga macam berdasarkan cara pengikatanny, y a i t u adsorbsi fisik, ikatan

i o n i k , d a n i k a t a n k o v a l e n . M a t r i k s y a n g d a p a t digunakan untuk amobilisasi dengan sistem ikatan diantaranya polisakarida tidak larut air (selulosa, dekstran, dan turunan agarosa), protein (gelatin dan albumin), polimer sintetik (resin ion exchange dan gel poliakrilamida), bahan organik (gelas berpori, silica, ion metal dan tanah alkali). Pemilihan teknik ini tergantung pada enzim itu sendiri. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah ukuran partikel, luas permukaan, rasio molar termasuik hidrolfilik atau hidrofobik dan komposisi kimia. Menurut Palmer (1991) metode amobilisasi enzim ikatan Carier (Carier Binding) yaitu metode yang akan mengikat enzim pada matriks yang tidak larut dalam air. Carrier yang dapat digunakan p a d a a m o b i l i s a s i enzim adalah derivates p o l ys a c c h a r i d a m i s a l n ya cellulosa,

dextran, agarose, dan polyacrylamide gel.

Metode Amobilisasi Enzim Ikatan Carier (Carier Binding)

2. M e t o d e i k a t a n s i l a n g Metode ikatan silang didasarkan atas pembentukan ikatan kimia, seperti pada m e t o d e i k a t a n k o v a l e n , t e t a p i t i d a k m e n g g u n a k a n matriks ya n g tidak larut. Amobilisasi enzim terjadi melalui

komponen bi-atau multifungsional. Sebagai komponen pengikat dapat digunakan gluraldehida, turunan bis-diazobenzidin, dan l a i n - l a i n . E n z i m yang diamobilisasi dengan metode ini sering bersifat gel sehingga sukar ditangani. Enzim dapat diamobilisasi sebagai bagian dari suatu k o p o l i m e r i s a s i d e n g a n a n h i d r i d a m a l e a t d a n e t i l e n ya n g s e b e l u m n ya t e l a h direaksikan dengan etilendiamin. Pada metode ini tidak menggunakan matriks yang t i d a k l a r u t d a l a m a i r , amobilisasi didasarkan pada pembentukan ikatan kimia antara molekul enzim dengan menggunakan reaksi multi / fungsional.

Metode Ikatan Silang

3. M e t o d e p e n j e b a k a n Menurut Muchtadi, dkk (1992), metode ini didasarkan pada penempatan enzim d a l a m k i s i a t a u s u a t u r u a n g d a l a m s u a t u

p o l i m e r a t a u d a l a m m e m b r a n s e m i p e r m e a b l e ya n g p e r t a m a digolongkan ke dalam jenis kisi sedang ya n g kedua

digolongkan ke dalam jenis microcapsule. Bahan yang d i g u n a k a n s e b a g a i penjebak antara lain K-caragenan, Ca- alginate, dan poliacrilamida. Dari ketiga bahan tersebut poliacrilamida merupakan bahan pendukung yang paling stabil dan tidak terlalu mempengaruhi sifat enzim (Goel,1994).

Metode penjebakan

Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk amobilisasi enzim adalah matriksyang digunakan dan terj adinya ikatan antara enzim dan matriks. Berdasarkan komposisikimianya, matriks ini dapat digolongkan menjadi polimer alami dan sibntetik (Rahayu,1982).

Aktivitas Enzim Amobil Sifat dari enzim amobil berbeda dengan enzim yang terdapat bebas dalam larutan dan tergantung dari metode immobilisasi dan carier alami yang tidak terlarut. Penurunan pada aktivitas spesifik muncul saat enzim diamobilisasi sebagian proses kimia dilibatkan s a a t kondisi mungkin m e n ye b a b k a n denaturasi.

B a g a i m a n a p u n c a r i e r m e m b e n t u k lingkungan mikro baru bagi enzim dan hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas dalam langkah yang berbeda. Sebagai contoh, karakteristik enzim dapat berubah jika sisi aktif mengalami perubahan konformasi sebagai hasil interaksi antara enzim dan carier. Carier dapat mempengaruhi karakteristik enzim dengan membentuk rintangan sterik dengan pencegahan difusi bebas dari substrat ke semua molekul enzim atau dengan

memebentuk interaksi elektrostatik dengan molekul substrat atau produk (Palmer, 1991). Sedangkan menurut Goel (1994), enzim ya n g

d i a m o b i l k a n a k a n m e n g a l a m i perubahan komposisi yang dimungkinkan akibat dari sisi aktif enzim yang berikatan dengan matriks sehingga mengakibatkan berkurangnya katalitik enzim tersebut. Stabilitas enzim pada pemanasan atau penyimpanan dapat meningkat, menurun atau tetap sama saat diamobilisasi tergantung bagaimana

lingkungan mikro baru mempengaruhi kecenderungan perubahan sifat (Palmer, 1991).

Kinetika Reaksi Enzim dan Faktor yang Mempengaruhi Faktor-faktor utama yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah konsentrasi enzim, substrat, produk, senyawa (inhibitor dan aktivator), pH dan suhu lingkungan. Sifat-sifat enzim dapat dipelajari dengan mengetahui pengaruh faktor-f a k t o r tersebut terhadap enzim, sekaligus

m e n g e t a h u i l i n g k u n g a n y a n g d a p a t memaksimumkan maupun menghambat aktivitas enzim (Muchtadi dkk., 1992).

Amobilisasi Enzim dengan Matriks Alginat Salah satu bahan yang paling banyak digunakan untuk

penjebakan adalah natrium alginat. Natrium alginat termasuk bahan makanan, memiliki kekuatan gel yang baik, mampu mempertahankan aktivitas enzim dan mampu menjaga stabilitas aktivitas biokimia (Bucke, 1982).

You might also like