You are on page 1of 55

Nama NIM Email Judul BAB II LANDASAN TEORI

: Mirza Rosyadi : 20040120013 : mirza_rosyadi@yahoo.com : Aplikasi PT 80 Server untuk Menampilkan Report Sentral Telepon EWSD Menggunakan Java.

Status revisi : 1

A. Sentral Telepon EWSD 1. Gambaran Umum Agar suatu hubungan komunikasi dapat terjadi dibutuhkan tiga elemen dasar. Ketiga elemen dasar itu adalah terminal telepon, media transmisi dan perangkat switching (sentral). Sentral telepon adalah perangkat yang menghubungkan pembicaraan antar dua pelanggan atau lebih dan memiliki kemampuan mengatur lalu lintas percakapan, serta menjadi perantara untuk pengadaan antara pihak pengirim dan penerima. (Telkom Training Center, Product knowladge, 2006 :11). Penggunaan telepon diperkenalkan pada tahun 1876. Pada mulanya hanya sinyal percakapan yang dilewatkan pada saluran telepon tersebut. Sinyal percakapan yang merupakan sinyal listrik tersebut berbentuk gelombang analog (sinyal analog). Frekuensi suara yang melewati saluran telepon dibatasi antara 300-3400 Hz (sesuai dengan daerah frekuensi yang dapat didengar oleh manusia).

10

Ada 3 bentuk dasar proses switching digital, yaitu : Time Switch Time Switch merupakan proses switching digital yang berfungsi untuk mempertukarkan kanal pembicaraan dari suatu time slot tertentu ke time slot lainnya. Contohnya misalnya ts 3 pada input akan dikeluarkan pada ts 9 pada output sehingga terjadi perubahan pendudukan time slot pada suatu ruang yang sama. Space Switch Space Switch merupakan proses switching yang berfungsi untuk menghantarkan time slot dari suatu ruang tertentu ke ruang lainnya, tetapi tidak bisa mengubah time slot (ts). Merupakan kebalikan dari time switch dimana pengubahan berdasarkan satu ruang atau space (highway). Space Time Switch Space time switch merupakan gabungan dari space switch dan time switch. Dengan ini kanal bicara pada bagian input dapat diubah time slot maupun ruangnya.

11

2. Karakteristik Sistem EWSD (Elektronisches Whlsystem Digital) atau Digital Electronic Switching System telah diproduksi oleh PT INTI dengan lisensi dari SIEMENS AG Jerman, yang selanjutnya disebut sebagai STDI (Sentral Telepon Digital Indonesia), merupakan sentral telepon SPC digital yang dapat menyalurkan tidak hanya pembicaraan tetapi dapat juga menyalurkan sinyal data, teks maupun gambar. Komponen micro-electronic mengubah sinyal analog (suara, data, gambar) menjadi kode format digital yang dikirimkan dalam bentuk PCM. Sistem digital memungkinkan penggunaan satu saluran fisik sistem 4 kawat yang dapat menyalurkan secara serentak beberapa kanal pembicaraan telepon sekaligus pada jalur Switching Network (SN) dengan menggunakan teknik Time Switch dan Space Switch. Pada sentral telepon digital dengan dukungan teknik multiplex, kemampuan satu saluran fisik (sistem 4 kawat) dalam menyalurkan atau menghantarkan sinyal efisiensinya dapat ditingkatkan, yaitu dari 32 ts per High Way menjadi 128 ts dengan cara menaikkan clock 2 Mbit/s menjadi 8 Mbit/s, sedangkan bitrate per ts atau perkanal tetap yaitu 64 Kbit/s. Hal ini merupakan keuntungan sistem digital, keuntungan lainnya adalah memerlukan ruangan yang kecil untuk kapasitas yang besar (dibandingkan dengan sentral analog), menggunakan sistem yang bersifat modular baik hardware maupun software

12

sehingga sistem ini fleksibel, disamping itu modifikasi dalam hal service feature cukup dilakukan dengan merubah database pada software sistem dan hal ini tidak memerlukan petugas operasional yang banyak. Kelebihan dan kehandalan sentral telepon ini adalah: Sentral STDI-1 EWSD dapat melayani berbagai jenis komunikasi dan dapat memberikan pelayanan (service feature) yang beraneka ragam sesuai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang sudah mulai diimplementasikan di PT TELKOM, Tbk yaitu ISDN (Integrated Service Digital Network) atau sekarang dikenal sebagai PASOPATI (Paduan Solusi Pelayanan Teknologi Informasi).

Disamping itu STDI-1 EWSD dapat difungsikan sebagai sentral lokal, transit/SLJJ, tandem, kombinasi, serta internasional. EWSD merupakan sentral digital yang full elektronik. Dapat dioperasikan melalui OMC (Operation Maintenance Centre) atau centralized, maupun secara lokal atau decentralized dapat dihubungkan dengan semua sentral baik analog maupun digital yang memenuhi kriteria rekomendasi signalling CCITT.

STDI-1 EWSD telah memenuhi ketentuan-ketentuan standar dan rekomendasi dari badan telekomunikasi internasional yaitu CCITT (Committe Consultative International Telegraphique at Telephonique), CEPT (Conference of European Post and Telecommunications) dan

13

LSSGR (Local Switcing System General Requirements) USA, dengan demikian perangkat ini memungkinkan untuk digunakan secara luas di tingkat internasional.

Disamping itu perangkat lunak yang ada di STDI-1 EWSD menggunakan bahasa CHILL (CCITT High Level Language) yaitu merupakan bahasa pemrograman yang telah direkomendasikan oleh CCITT, yang

berorientasi pada struktur SDL (Specification and Description Language) dan MML (Man Machine Language) yang merupakan bahasa yang yang relatif mudah dipahami manusia.

Kehandalan sistem dengan adanya duplikasi untuk seluruh perangkat menjadi hal yang sangat penting. Kehandalan ini didukung dengan adanya pendeteksian kesalahan perangkat lunak, konfigurasi secara otomatis apabila terjadi gangguan dengan mengisolasi perangkat yang terdeteksi rusak serta adanya pencetakan laporan perangkat atau modul yang terdeteksi rusak.

Arsitektur perangkat yang modular, sehingga akan memudahkan apabila ada penambahan bagian perangkat.

14

Gambar 2.1 Struktur Sentral EWSD

15

3. Perangkat Keras a) Digital Line Unit DLU merupakan perangkat interface antara sentral EWSD dengan saluran pelanggan. DLU tersambung dengan sentral EWSD melalui 4 x PCM-30 highways, yang terhubung dengan unit LTG B, untuk keamanan operasi dari DLU, satu DLU disambungkan dengan 2 unit LTGB seperti halnya DSB. Satu sistem DLU mempunyai kapasitas maksimum 952 pelanggan telepon. DLU dapat dioperasikan secara lokal maupun remote. DLU bekerja dibawah sentral induknya, data pelanggan DLU seperti kategori, kelas, service feature dan lainnya ada pada MU-SSP sentral induknya. Demikian pula proses dialling, speech path connection, pemberian nada, record traffic, dan pentarifan semuanya dibawah kendali induknya. Dalam keadaan emergency service, jika jalur PCM antara DLU dengan LTG B terputus maka hubungan antar pelanggan yang terhubung pada DLU yang sama masih dapat melakukan panggilan lokal tanpa dikenakan tarif. DLU dapat juga tersambung dengan pelanggan ISDN, misalnya komputer, facsimile, teleteks dan sebagainya. DLU dapat ditempatkan dimana saja jauh maupun dekat dengan sentral induknya, tentunya tergantung dengan

16

media transmisi yang tersedia. Sekarang ini pemasangan telepon lebih efisien jika diambil dari DLU, karena misalkan sebuah sentral dibangun dengan kapasitas 10000 LU, maka unit DLU yang dibutuhkan sebanyak 11 unit, sehingga LTG B yang perlu dipasang sebanyak 22 buah. Jika sambungan pelanggan tersebut dipasang pada LTG A diperlukan sebanyak 40 buah LTG A. Kerugiannya adalah karena per DLU dihubungkan dengan 4 x PCM 30 dari 952 pelanggan, yang dapat berbicara serentak hanya 120 pelanggan saja atau konsentrasi dari DLU ke LTG B adalah 8:1, sedangkan LTG A konsentrasinya adalah 2:1. DLU dapat juga dijadikan sebagai sentral PABX, atau sebagai sentral rural untuk daerah terpencil yang dihubungkan ke sentral induk pusat kota asalkan tersedia jalur transmisi lewat satelit atau sarana lainnya. Perangkat unit DLU terdiri dari: Modul SLMA Modul SLMD 2 buah modul DIUD 2 buah modul DLUC 2 highway 4096 Kbit/s untuk transfer informasi Modul-modul TU.

17

Gambar 2.2 Blok Diagram Digital Line Unit

18

b) Line Trunk Group Sentral EWSD memiliki lima macam LTG, yakni: LTG A, pada satu LTG dapat terpasang 256 pelanggan analog atau 128 trunk analog. LTG B, pada satu LTG dapat terpasang 60 DSB atau satu LTG B tersambung dengan dua DLU. LTG C, pada satu LTG dapat terpaasang 4 DIU, satu DIU memiliki satu highway 2 Mbit/s per highway terdapat 30 ts atau kanal bicara, 30 ts untuk bicara 2 s untuk service word. Sehingga satu LTG C memiliki satu trunk digital. LTG D, LTG ini memiliki fungsi yang sama dengan LTG C bedanya LTG D dilengkapi dengan echo suppressor. LTG G, LTG ini dapat dihubungkan dengan 4 sambungan transmisi digital (SPC) untuk DLU, atau 4 saluran Primary Rate Access (PRA) untuk PBX ISDN (pelanggan ISDN dengan PRA), atau dapat juga dihubungkan maksimum 4 link transmisi digital (PDC) dengan kecepatan transmisi 2048 Kbps. Kapasitas sentral tergantung dari jumlah LTG yang terpasang.

19

Tabel 2.1 Kemampuan Tipe EWSD Menampung LTG Tipe Sentral EWSD Jumlah Maksimum LTG DE3 DE4 DE5.1 DE5.2 DE5.3 15 63 126 252 504

LTG berfungsi sebagai interface antara perangkat analog atau digital yang berada di luar EWSD dengan switching network. Pada LTG dapat terpasang pelanggan, trunk serta Digital Switch Board (DSB), kesemuanya dapat dilayani dengan semua kemungkinan standar CCITT signalling system. LTG terhubung dengan SN melalui highway 8192 Kbps yang mampu menyalurkan 128 ts atau kanal pembicaraan sekaligus, dimana satu ts (Time Slot) mempunyai bitrate 64 Kbps. Satu LTG terhubung lewat satu highway (saluran fisik sistem 4 kawat) ke SN. LTG merupakan perangkat yang bebas dapat ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan kapasitas sentral yang diinginkan tanpa menambahkan perangkat-perangkat lainnya. Tentunya hal ini tergantung dari tipe linking SN-nya dan kemampuan SSP. Tipe LTG yang dipasang pada sentral boleh

20

satu jenis atau lebih tergantung kebutuhan apakah tersebut hanya berisi pelanggan saja, trunk saja, atau kombinasi keduanya. 1) Fungsional Unit LTG Dalam LTG terdapat beberapa perangkat yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri, membentuk satu kesatuan LTG. Perangkat fungsional ini bekerja dibawah kendali GP, satu LTG mempunyai satu GP di koordinasikan oleh CP. LTG mempunyai perangkat fungsional unit yang terdiri dari: GP yang terdiri dari: Signal Multiplexer (SMX). Group Clock Generator untuk LTG (GCG:LTG) Processing Unit dan Signal Buffer (PU/SIB) Group Switch (GS) atau Speech Multiplexer (SPMX) Line Interface Unit antara LTG dan SN (LIU) Signalling Unit (SU) Line Trunk Unit (LTU) yang dapat dipasang dengan unit sebagai berikut: Subscriber Line Circuit (SLC) Trunk Circuit (TC) Digital Interface Unit (DIU)

21

Unit LTU yang terpasang tergantung pada tipe LTG dan saluran LTG tersebut, khusus untuk satu unit LTG yang disebut LTG A:TE terpasang unit test equipment ATE:ST untuk pengetesaan SLC dan trunk. Dalam gambar 2 terlihat perangkat fungsional unit LTG. Pada SU terdapat ring cable dan test equipment, karena alat tes tersambung ke unit yang dites melalui SU, demikian pula sinyal untuk mereset semua perangkat peripheral LTG diinputkan melalui SU (signal KO). Alat tes Sulim atau ATE:ST umumnya hanya tersedia satu buah, untuk

mencapai kesemua LTG yang ada, alat tes disambungkan melalui ring cable antar LTG.

Gambar 2.3 Fungsional Unit LTG

22

Berikut akan dijelaskan lebih mendetail beberapa unit fungsional LTG: Group Processor GP adalah mikroprosesor control yang menggunakan

mikroprosesor tipe 8086 yang dilengkapi dengan MU tipe RAM sebesar 512 atau 1024 Kbyte untuk menyimpan program dan data, dan 2x2 Kbyte EPROM untuk menyimpan program permanen untuk proses Boot dan Init. Fungsi utama GP adalah sebagai berikut: Mengendalikan kerja LTU. Memerintahkan GS/SPMX menghubungkan ts kanal suara, tone maupun signal MFC atau signal pushbutton DTMF. Memproses meter percakapan, dan data akhir bicara dikirim ke SSP. Memproses tes program dari SULIM atau ATE:ST. Memproses dan menyimpan pulsa dialing yang diterima. Mengirimkan report ke LTG yang lain, mengirimkan message ke CP dan menerima command dari CP dan memprosesnya. Melakukan test rutin sesuai dengan program software LTG. Memonitor bekerjanya perangkat fungsional unit LTG. Menerima order dari CCNC dan memprosesnya.

23

Semua perangkat peripheral GP atau unit-unit LTG seperti LTU, GS, SU, dan LIU dikontrol oleh GP melalui jalur SIHI/SIHO. Setiap event atau adanya suatu perubahan kondisi pada salah satu perangkat ini diterima oleh SMX, diteruskan ke PU/SIB, oleh SIB input ini disimpan sementara pada IRAM, tersedia 1024 lokasi memori pada IRAM. Kemudian sinyal yang datang dari ts yang sama diterima oleh komparator, jika tidak ada, event sinyal tetap tinggal di IRAM, jika ada event maka event ini dituliskan ke FIFO untuk kemudian diproses oleh PU. Perubahan event dari setiap bagian peripheral GP dapat dideteksi oleh GP setiap 4 ms. Misalnya ada indikasi pelanggan mengangkat handset dalam waktu maksimal 4 ms sudah diketahui oleh GP (4 ms = 32 highway x 125 mikrodetik dimana 1 highway 32 ts, 2 Kbit/s). GP menyimpan pulsa meter percakapan selama percakapan berlangsung antara 2 pelanggan telepon pada MU-nya, setelah percakapan selesai barulah data jumlah pulsa percakapan tersebut dikirim ke MU CP. Apabila satu GP atau LTG A diblok maka 256 pelanggan akan blok. GP dilengkapi dengan program boot dan init yang berfungsi untuk menginisialisasi LTG pada saat power baru dihidupkan. Program ini disimpan dalam EPROM, bertugas melakukan tes

24

fungsi LTG. Jika hasil tes baik maka program boot akan mengambil program khusus untuk LTG yang ada pada MDD di SSP. Setelah software LTG diload ke MU-GP, maka GP siap melaksanakan pekerjaannya. SPHI/O adalah jalur highway untuk pembicaraan, sedangkan SIHI/O adalah jalur sinyaling antar perangkat pada LTG. Setiap ts SPHI/O mempunyai bitrate 64 Kbit/s, sedangkan ts pada SIHI/O mempunyai bitrate 2 Kbit/s. GP melakukan pertukaran data atau software dengan SSP melalui ts 0 dari 128 ts yang ada. Proses pertukaran data mengikuti aturan HDLC (High Level Data Link Control). GP langsung memberikan message yang akan dikirimkan ke LIU, oleh LIU ditempatkan pada ts 0 selanjutnya diteruskan ke SN. Di SN setiap ts 0 sudah di alokasikan dan akan di switch ke ts genap pada highway 0 antara SN dengan MB. Disini tidak perlu pengalamatan karena hubungan tersebut sudah membentuk semi permanent conncections. Group Clock Generator untuk LTG (GCG:LTG) menerima pulsa clock dari SN (GCG:SGC) untuk mempersamakan clock-nya sendiri, kemudian membangkitkan berbagai pulsa clock untuk kebutuhan GP.

25

Watch Dog Unit (WDU) adalah unit yang berfungsi memantau batas waktu bekerjanya GP. Unit ini berupa timer yang telah ditetapkan waktunya. Jika looping GP dalam memproses suatu pekerjaan melebihi batas waktu, maka WDU bekerja mengirimkan sinyal KO (Knock Out) ke SU. Melalui SU dikirimlah sinyal reset ke semua perangkat peripheral LTG serta GP. Setelah direset maka GP akan mengulangi pekerjaan tersebut dari awal lagi. Jika terjadi WDU beberapa kali maka LTG menjadi UNA

(Unavailable) atau rusak. Data Link Control (DLC) berfungsi mengatur pertukaran data antara GP dengan SSP melalui MB sedang DMA berperan untuk dapat melakukan proses pengalamatan data di MU-GP secara langsung dalam proses data atau pengolahan data. MU-GP menggunakan MU tipe RAM yang memerlukan penyegaran setiap rentang waktu tertentu (15 mikrodetik). Group Switch GP berfungsi menghubungkan semua kanal percakapan dan sinyal kanal pada LTG. GS mempunyai 16 buah SPHI/O dengan bitrate 2 Mbyte/s, setiap highway mempunyai 32 ts sehingga diperlukan 512 lokasi memori (speech memory).

26

Unit yang membentuk Group Swicth terdiri dari modul-modul sebagai berikut: PSC (Paralel to Serial Converter) yang berfungsi mengubah sinyal serial dari LTU menjadi sinyal paralel untuk disimpan oleh GS pada speech memory (SM), dalam modul MCAA di lokasi speech memory-nya. MCAA (Memory Conference Attenuator A) yang berfungsi menyimpan serta melakukan proses arithmatic and logical unit (ALU) untuk conference call dari sinyal bicara. MCAB (Memory conference Attennuator B). Memproses proses conference call dimana unit ALU+ melakukan penjumlahan atas sinyal bicara dari 3 pelanggan sedang ALU memisahkan kembali jalur pembicaraan tersebut. GSC (Group Switch Control) yang berfungsi mengendalikan kerja GS dibawah perintah GS. Lokasi memori GS berjumlah 512 ts, 256 pelanggan telepon dilayani oleh GS melalui 10 speech highway input/output (SPHI/O), 0 s/d 10 untuk menghubungkan ke 256 pelanggan ke signalling unit (SU) yang diperlukan dalam hal mengirimkan nada-

27

nada dan sinyal MFCR2 (digit), dan untuk membentuk hubungan ke LIU menuju SN. Khusus jalur SN, dimana pada highway LIU ke SN terdapat 128 ts (highway 8 Mbit/s), maka GS mengkonsentrasikan ts tersebut dengan rasio 2:1, artinya dari 256 pelanggan telepon dalam satu LTG hanya 127 pelanggan yang dapat berbicara serentak pada saat yang sama, karena hanya ada 127 ts yang digunakan untuk jalur pembicaraan, yaitu ts 1 sampai ts 127. Khusus ts 0 pada highway LIU ke SN digunakan untuk pertukaran data/pesan antara group processor dengan SSP. Jika pada LTG terpasang trunk analog atau digital maka LTG tersebut dilengkapi SPMX sebagai ganti GS, maksimal trunk dalam satu LTG adalah 128 buah trunk analog atau 120 trunk digital. SPMX (speech multiplexer) SPMX dipasang pada LTG jika pada LTG tersebut diperlukan trunk digital PCM 30 yaitu pada LTG C, LTG B atau LTG D. SPMX dapat mengolah 128 ts sehingga untuk trunk analog tidak ada konsentrasi yang dibuat pada SPMX, semua trunk akan mempunyai jalur pembicaraan, yang tersisa hanya satu trunk dari

28

128 trunk, karena ts 0 pada SDC (highway LTG-SN) digunakan untuk jalur semipermanent connection. Untuk LTG yang dilengkapi dengan trunk digital (LTG dan DIU), dimana satu LTG mempunyai maksimum 120 trunk maka SPMX tidak melakukan konsentrasi sama sekali karena tersedia 127 ts untuk kanal pembicaraan. SPMX tidak mempunyai modul MCAA, sehingga tidak dapat memproses conference call. Line Interface Unit LIU berfungsi sebagai interface antara LTG dengan SN, mendistribusikan 128 ts pada 8 Mbit /s highway menuju ke SN ACT atau STB, memilih kanal pembicaraan dimana LIU hanya mengambil ts dari SN yang ACT saja, melakukan COC (Cross Office Check) untuk menguji jalur bicara yang terpilih, menempatkan pesan atau message serta laporan dari GP pada ts 0 untuk dikirimkan ke CP langsung diberikan ke GP. LIU dilengkapi dengan frame storage yang berfungsi mem-buffer atau menyimpan sementara semua ts yang datang dari kedua SN, untuk menghilangkan delay time yang mungkin muncul akibat panjang kabel antara LTG dengan SN yang tidak sama panjangnya.

29

LIU menerima dan mengolah clock 8 Mhz dan FMB 2 Khz yang datang dari kedua SN. COC adalah suatu proses untuk memilih jalur bicara sebelum dua pelanggan dihubungkan. LIU melalui TPAG memasukkan bit pattern untuk COC, dikirimkan ke SN. Oleh partner LTG dimana pelanggan B tersambung, bit pattern ini dikirim kembali ke LIU yang melakukan COC, kemudian dianalisa di sirkit TPAEC-nya, jika baik barulah kedua pelanggan disambungkan. Signalling Unit SU berfungsi sebagai pembangkit tone atau nada-nada. SU sudah terprogram 64 macam tone EPROM SU. RG (Ringing Generator) membangkitkan arus bel, sedangkan MG (Metering Generator) membangkitkan sinyal 16 Khz untuk meter pelanggan. SU bisa dilengkapi dengan penerima atau pengirim sinyal MFC atau penterjemah sinyal DTMF dari pesawat pushbutton. Pada SU terpasang connector yang memungkinkan alat tes SULIM atau ATE:ST dapat mencapai unit yang dites (SLC atau trunk) melalui ring cable test multiple pada modul CNG, dan melalui modul CNG ini GP dapat mereset semua peripheral secara serentak dengan sinyal PRS (Peripheral Reset).

30

Line Trunk Unit LTU berfungsi sebagai interface antara perangkat sentral dengan perangkat diluar sentral, mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital atau sebaliknya. Setiap LTG mempunyai maksimum 8 buah LTU, tipe LTU yang dapat dipasang tergantung pada tipe LTG yang diinstalasi pada sentral EWSD. Satu LTU berisi 4 modul SLMA atau 1 modul DIU 30D atau 1 modul OLMD. c) Switching Unit Dua prinsip sistem switching digital yang digunakan pada tingkat SN yaitu time switch dan space switch. Pada tingkat time switch atau time stage, dimana time slot dapat diubah hanya arah highway-nya saja sedangkan ts tetap tidak dapat diubah. Pada STDI-1 EWSD kombinasi antara modul time switch dan space switch dapat menghasilkan linking yang hanya memerlukan dua atau tiga tipe modul time stage. Ketiga jenis modul tersebut adalah: TSM 4/4 : menunjukkan jumlah highway input = 4 dan highway ouput juga = 4 SSM 16/16 : menunjukan jumlah highway input = 16 dan highway output juga =16

31

SSM 8/15 dan SSM 15/8

: angka 8 dan 15 menunjukkan jumlah highway input dan output pada modul tersebut

Jenis-jenis linking: 1) Linking T-S-T Linking T-S-T digunakan untuk sentral tipe DE 4. Jumlah modul TSM yang digunakan 16 modul TSM dan 4 modul SSM. 16 Modul TSM membentuk 1 TSG, sedangkan jumlah highway dari satu TSG adalah 16x4 = 64 highways, dari 64 highways ini satu digunakan untuk semipermanent connections dari LTG-SN-MB-SSP yang digunakan untuk pertukaran data report, message, atau command dan 63 highways digunakan sebagai highway ke 63 LTG.

Gambar 2.4 Blok Diagram Switching Network

32

Modul TSM dapat dikurangi jumlahnya tetapi modul SSM tidak dapat dikurangi jumlahnya dan harus lengkap 4 modul SSM. Hal ini dikarenakan linking pada SN tidak memungkinkan pengurangan modul SSM sebab internal wiring connections dari satu modul TSM tersambung ke semua modul SSM. Misalkan satu sentral DE 4 dibangun dengan kapasitas 5000 nomor, LTG yang diperlukan 20 LTG maka jumlah modul TSM adalah 6 modul TSM dan 4 modul SSM 16/16. Setiap highways memerlukan 128 ts, masing-masing ts mempunyai kecepatan 64 Kbit/s dengan clock 8192 Khz atau bitrate 8192 Kbit/s. Linking T-S-T ini hanya bisa digunakan maksimum 63 LTG. 2) Lingking T-S-S-S-T Linking T-S-S-S-T dibuat dengan kombinasi 8 kelompok TSG 4/4 dimana satu kelompok TSG mempunyai 16 modul TSM, 4 kelompok SSG dimana dalam satu kelommpok SSG terdapat linking kombinasi 16 modul SSM 8/15 dan 16 modul SSM 16/16. Linking T-S-S-S-T dibentuk dari susunan link modul TSM 4/4 SSM 8/15 SSM 16/16 SSM 8/15 TSM 4/4. Jumlah highway maksimum pada linking ini adalah 512 highway, dimana dari 512 highway tersebut 504 highway digunakan sebagai highway ke LTG dan 8

33

highway digunakan untuk semipermanent connections yaitu highway yang digunakan untuk pertukaran data report, message dan command antara LTG-SN-SSP. Jumlah kelompok SSG tidak boleh dikurangi, hanya jumlah kelompok TSG yang boleh dikurangi, jumlah TSG membentuk tipe sentral DE 5.1 jika terpasang 2 kelompok TSG (TSG 0 dan TSG 1), sedangkan tipe sentral DE 5.2 terpasang 4 kelompok TSG (TSG 0 s/d TSG 3) dan sentral tipe DE 5.4 terpasang 8 kelompok TSG (TSG 0 s/d TSG 7), jumlah kelompok SSG tetap 4 kelompok (SSG 0 s/d SSG 3). Bitrate setiap highway adalah 8192 Kbit/s, masing-masing TSG dan SSG mempunyai SGC sendiri-sendiri yang bekerja dengan control microprocessor 8086, TSG dan SSG bekerja bersama-sama dalam menghubungkan kanal pembicaraan, yaitu selalu menyalurkan setiap ts yang datang secara bersamaan walaupun yang satu berstatus STB, ini mencegah terjadinya interrupt jika salah satu SN mengalami kerusakan. Bila salah satu SN mengalami kerusakan, SN yang rusak akan blok, dan hanya satu SN yang aktif, sehingga semua jalur pembicaraan dilewatkan pada SN yang aktif ini. Jika kedua SN rusak sentral mati total, kesemua LTG tidak dapat dikenali oleh CP.

34

Pada sentral DE 5 ada 12 SGC, dimana 8 SGC digunakan untuk mengendalikan TSG, sedangkan 4 SGC digunakan untuk

mengendalikan SSG. 12 SGC ini bekerja dibawah kendali SSP dan CP. Kemampuan SN untuk sentral tipe DE 5, misalnya sentral tipe DE 5.4 dengan 100.000 pelanggan yang terpasang pada 504 LTG, maka untuk menyalurkan pembicaraan maksimal dalam waktu yang sama adalah 504 x 127 ts = 64008 pelanggan dapat berbicara serentak, karena satu pelanggan menggunakan satu ts untuk jalur bicaranya melalui highway sistem switching digital. 3) Semipermanent Connections Semipermanent Connections adalah hubungan atau connection yang hanya digunakan jika antar prosessor mengadakan pertukaran data yaitu antar prosessor-prosessor di GP, SGC, MB dan CP. Untuk itu digunakan ts 0 pada setiap highway antara LTG-SN atau SDC-LTG dan ts genap (2,4,6,....) pada highway 0 antara SN-MB atau SDC:TSG. MB dalam hal ini melaksanakan pengaturan pertukaran data, adapun data yang dipertukarkan dikategorikan dalam empat bagian: Report Message : pertukaran data yang terjadi dari GP ke GP antar LTG : pertukaran data yang terjadi dari GP ke CP.

Command : pertukaran data yang terjadi dari CP ke LTG. Order : pertukaran data antara CCNC dan LTG.

35

4) Switch Group Control SGC berfungsi mengendalikan bekerjanya unit-unit fungsionl SN, SGC menggunakan mikroprosessor tipe 8085. SGC tidak memerlukan software dari APS, karena softwarenya sudah tersimpan dalam EPROM di SGC. Pemilihan jalur bicara dilakukan oleh CP, SGC mendapatkan perintah dari CP berupa suatu proses baca dan tulis pada alamat tertentu yang dilakukan selama proses hubungan sedang terjadi atau berlangsung. d) Coordination Processor Fungsional unit yang membentuk CP adalah unit-unit sebagai berikut: Siemens Switching Processor (SSP) Message Bufffer (MB) Central Clock Generator (CCG) System Panel Control (SYPC) Peripheral device MDD, MTD, PT-80 dan DCP Berikut akan dibahas secara lebih detail tentang fungsional unit CP: SSP Tugas utama CP adalah : Menangani tugas-tugas pemrosesan panggilan (call processing) Menangani tugas-tugas pengoperasian dan pemeliharaan

36

Menangani tugas-tugas pengamanan (safeguarding) Coordination processor terdiri dari 3 jenis, yakni CP112, CP103D, CP113. CP 103 D tidak diuraikan lagi karena sudah mulai banyak yang idle/tidak dioperasikan lagi. CP112 Digunakan untuk sentral berkapasitas kecil tipe DE3 dan DE 4. CP 112 terdiri dari tiga jenis yang dibedakan berdasarkan kapasitasnya yaitu CP 112R (untuk tipe SN DE3), CP 112S (untuk tipe SN DE 3 atau DE 4) dan CP 112D (untuk tipe SN DE 4). CP 112 terdiri dari CUK (Central Unit Kernel) dan IOP-IOP. Gabungan antara IOP-IOP dengan CUK disebut CU (Central Unit). CUK ini dibuat duplikat yaitu CUK 0 dan CUK1 yang masing-masing bekerja dengan status ACT dan STB. Status dari CUK ini akan berubah (komutasi) seminggu sekali setiap hari selasa jam 00:00, sesuai dengan setting di APS secara permanen atau status operasi CUK yang STB akan berubah menjadi ACT bila CUK yang ACT terganggu. CUK terdiri dari Processor Unit (PU), Memory Unit (MU), Bus Arbiter (BA) dan Address Extention (AE).

37

Fungsi-fungsi dari unit-unit penting CUK: PU berfungsi untuk menangani Call Processing, safeguarding serta operasi dan pemeliharaan. MU berfungsi untuk menyimpan program dan data yang diproses oleh PU. BA berfungsi sebagai pengatur skala prioritas setiap unit-unit lain yang akan mengakses ke MU. AE berfungsi untuk memperluas pengalamatan ke MU.

Gambar 2.5 CP112

38

Selain itu IOP berfungsi sebagai interface antara peralatan peripheral SSP (MDD, MTD, OMT) dengan CUK. CP113 CP 113 terdiri dari tipe 113 D dan C, berbeda dengan tipe-tipe SSP lainnya, tipe ini bukan duplikat tetapi sistem multiprosessor yang bekerja dengan sistem redundant mode. APS (aplication Program System) tidak semuanya disimpan pada MU SSP, sesuai dengan kepasitasnya MU hanya menyimpan software yang diperlukan untuk menangani call processing dan safeguarding, sedangkan software untuk operasi dan pemeliharaan, system loader untuk recovery serta AMA record, meter pelanggan, dan data trafik disimpan dalam MDD, dan diamankan pada magnetic tape. SSP yang mengalami breakdown dapat dibangkitkan lagi dengan mem-boot SSP, yang berarti me-load kembali software (APS) dari MDD atau dari magnetic tape (MTD). Proses boot dapat dilakukan secara otomatis atau manual. Karakteristik utama dari CP 113: Menggunakan sistem multiprosessor modular Dapat diadaptasikan untuk ukuran sentral yang berbeda-beda. Mempunyai kemampuan penanganan trafik dari 250000

39

sampai 1238000 BHCA. Bekerja dengan kombinasi task sharing dan load sharing. Memiliki redundansi dengan adanya duplikasi pada common memory, system bus, base processor, input/output control dan input/output processor dan call processor pooling. Menggunakan jenis prosessor standar. Processing width 32 bit. Kapasitas pengalamatan 4 Gbyte. Common memory-nya berkapasitas 64 Mbyte. Pada tiap prosesornya terdapat local memory yang berkapasitas sampai 8 Mbyte. Mempunyai 7 interrupt level CP 113 terdiri dari : Base Processor (BAP), duplikasi. Processing Unit (PU), duplikasi. Coupling Logic (CL) Local Memory (LMY) Common Interface (CI) Call Processor (CAP), dengan komponen hardware seperti BAP Input Output Control (IOC)

40

Bus for Common Memory (B:CMY), duplikasi Common Memory (CMY), duplikasi Input/output processor (IOP) Salah satu dari kedua BAP bekerja sebagai master (BAPM) dan lainnya sebagai spare (BAPS). Pada kondisi normal, kondisi tanpa gangguan, BAPM menangani tugas-tugas operasi dan sebagian saja tugas-tugas call processing. BAPS hanya menangani pekerjaan call processing. BAPS bekerja beerdasarkan prinsip task sharing (pembagian tugas) dan load sharing (pembagian beban). Jika salah satu BAPS tadi mengalami gangguan, semua pekerjaan akan ditangani oleh yang lainnya. Dengan demikian proses penanganan call processing tidak akan terganggu. B:CMY 0,1 dan CMY 0,1 membawa dan menyimpan informasi yang sama pada keadaan normal. Jika terjadi gangguan pada salah satu unit ini, unit yang terpengaruh akan diistirahatkan dari pekerjaannya.

41

Gambar 2.6 CP113 Message Buffer MB berfungsi sebagai interface antara CP dengan CP-LTG dan interface antara CP dengan SGC di SN. MB mengatur proses pertukaran data yang berupa report, message dan command melalui highway digital SDC:TSG dan SDC:SGC ke arah SN-LTG dan melalui B:MBG (Bus to Message Buffer Group) ke arah SSP. MB dibuat duplikat, yaitu MB 0 dan MB 1. dalam operasinya kedua MB aktif yaitu MB 0 mengatur pertukaran data melalui highway semipermanent connections dari SN 0, yang melayani hanya setengah dari jumlah LTG, sedangkan sisanya dilayani oleh MB 1. Konfigurasi ini baru akan dirubah jika salah satu SN atau MB rusak atau diblok.

42

MB terdiri dari MB group (MBG) yaitu: Modul MBU: LTG yang dapat terhubung ke 63 unit LTG Modul MBU: SGC yang dapat terhubung ketiga unit SGC (SN) Modul GCG: MBG yang mensinkronkan clock dari CCG Central Clock Generator (CCG) Fungsi CCG adalah membangkitkan clock 8192 Khz untuk sentral digital beserta clock FMB 2 Khz. CCG mencatu clock ke MB, oleh MB digunakan untuk mempersamakan clock-nya sendiri yang kemudian mendistribusikan ke tingkat berikutnya (GCG:SGC). Hal yang sama terjadi di GCG:SGC yang akan mencatu clock LTG, dimana setiap LTG terdapat clock generator. CCG dapat bekerja sendiri jika sentral beroperasi secara island type atau tidak terintegrasi dalam dalam suatu jaringan digital atau antar sentral digital diintegrasikan menggunakan saluran analog. Prinsip ini disebut asynchrounous mode. CCG tidak membangkitkan clock sendiri jika sentral tersebut diintegrasikan dengan sentral digital lainnya baik dalam area yang sama atau area yang berbeda maupun antar negara dengan menggunakan clock reference signal. Disini CCG bekerja sebagai unit clock yang mempersamakan dirinya dengan master clock, proses ini disebut asynchronous mode dan CCG mengambil clock

43

reference dari sentral digital yang lebih tinggi hirarkinya. Clock reference diberikan oleh satu sumber saja yang dianggap sebagai titik referensinya. Lokasinya tergantung hirarki jaringan sentral digital. Macam-macam clock referensi untuk sentral EWSD: NFC (Nuclear Frequency Atomic), yang mengeluarkan clock referensi 5 Mhz atau 10 Mhz. AR (Analog Reference), dengan FR = 300 Khz ST (Standard Clock), dengan FR = 2048 Khz Clock yang dibangkitkan oleh CCG berbentuk: Clock 8192 Khz mempunyai pulse ratio 1:1 dengan pulse = 122 nanodetik dan pause juga 122 nanodetik. Clock FMB yang berfungsi untuk menandai deretan frame setiap 4 pulse frame, panjang pulse 500 mikrodetik. CTRCLK (Control Clock), khusus untuk sentral DE 4 yang digunakan untuk menjalankan jam sentral, yaitu clock 2048 Khz dengan perbandingan pulse ratio atau pulse = 488 nanodetik dan pause 488 nanodetik. System Panel Display (SYPD) SYPD berfungsi untuk memberikan indikasi alarm berupa lampu dan nada-nada alarm, beban SSP ditampilkan dalam satuan erlang, pulse

44

menunjukkan tanggal dan jam yang berlaku untuk sistem sentral. System Panel Display dikendalikan oleh SYPC, dimana satu SYPC dapat mengendalikan maksimum delapan SYPD sekaligus, SYPC dikendalikan oleh SSP. Alarm yang terjadi ditunjukkan dari lampu-lampu LED yang menyala disertai tone putus-putus jika terjadi Non Urgent Alarm, sedangkan yang terus-menerus jika terjadi Urgent Alarm. Unit mana yang terganggu tidak ditunjukkan pada panel display (SYPD) karena disini hanya tersedia dua LED saja. Untuk mengetahui berapa banyak dan unit mana yang mengalami alarm dapat kita ketahui dari sistem melalui PT80 dengan perintah LOC ALARM. Beban SSP, kalender atau jam sentral dapat juga kita lihat pada SYPD. Juga disediakan tombol UPDATE untuk memperbaharui status operasi SYPD, tombol TEST untuk menguji semua LED dan tone serta tombol ACCEPT yang berfungsi untuk memberitahukan sistem bahwa alarm sudah kita terima atau sedang ditanggani. Jika tombol ACCEPT ditekan maka tone akan di-reset/berhenti, dan nyala lampu LED yang berkedip akan berkedip lebih lambat. Satu SYPC maksimum dapat dipasang delapan buah SYPD. Jarak maksimum dimana SYPD masih dapat bekerja tanpa bantuan catu

45

daya PLN adalah 200 meter, lebih dari itu SYPD bekerja dengan catuan PLN. SYPD dapat dipasang dimana saja dengan menggunakan remote control baik melalui saluran telepon biasa, maupun dengan dengan menggunakan modem melalui kanal transmisi yang ada. Selain alarm yang menunjukkan perangkat sentral EWSD yang terganggu, SYPD juga memberitahukan tentang terjadinya malicious call yang ditunjukkan pada lampu LED call identification, jam sentral yang telah berubah pada LED sistem operator, status catastrophe (keadaan darurat/genting) pada LED CAT 1 dan CAT 2 (normal catastrophe pada kondisi 0), serta alarm eksternal misalnya pintu yang terbuka, catuan PLN hilang, catuan DC 40 hilang, kebakaran atau AC tidak bekerja. Peripheral Device (PT80/VDU) PT80/VDU merupakan perangkat input output device, artinya merupakan perangkat untuk memasukkan data atau perintah ke SSP, serta merupakan perangkat untuk menyampaikan semua pesan-pesan kepada petugas sentral, komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa CHILL (CCITT High Level Language) yang disusun dalam bahasa Inggris.

46

Tanpa PT80/VDU, SSP tidak dapat berkomunikasi dengan petugas sentral, untuk berkomunikasi dengan petugas OMC dilakukan melalui DCP. Setiap sentral yang tidak terhubung dengan OMC minimal mempunyai dua buah PT80/VDU, apabila satu PT80/VDU rusak SSP masih dapat bekomunikasi melalui PT80/VDU satunya. e) Background Memory Sebagai background memory, SSP 112 menggunakan MDD 80 Mbyte dan magnetic tape (tape terbesar berkapasitas 30 Mbyte). Jika sistem mengalami breakdown, maka sistem dapat dibangkitkan kembali dengan cara me-reset semua data yang ada pada memory unit (MU), kemudian me-load data baru dari MDD, hal ini dapat dilakukan baik secara manual dan otomatis. Jika data di MDD juga sudah hilang (akibat diformat) maka satu-satunya penyimpanan APS tinggal data yang ada pada tape, untuk membangkitkan kembali sentral hanya dapat dilakukan secara manual. Untuk membangkitkan SSP secara manual kita harus mengetahui address background memory yang berbeda.

47

Tabel 2.2 Alokasi Background Memory

DEV MDD 00 MDD 01 MTD 00 MTD 01

SSP 112R 2601 3601 2603 2603

SSP 112D 2400 3400 2200 3200

SSP 112S 2601 3601 2203 3203 01 21 31

SSP 103

SSP 113D 01OE01 03OE01 01OD03

11 (MTD 02) 03OD03

f) Common Channel Signalling Network Control (CCNC) CCNC berfungsi memproses signalling no 7 yaitu sinyaling secara digital dengan menggunakan kanal khusus yang digunakan secara bersama-sama (common). CCNC tersambung dengan CP melalui IOP:MB, sinyal yang datang dari sentral telepon lawan maupun yang akan dikirim ke sentral telepon lawan dapat diolah langsung oleh CP atau ditransfer dari GP langsung ke prosesor CCNP. Dua CCNP terpasang pada dua sentral telepon yang berbeda, CCNP disini berperan sebagai sarana pengirim dan penerima signalling yang diperlukan untuk membuat hubungan pembicaraan antar dua sentral telepon.

48

Dua highways 8 Mbit/s digunakan untuk menghubungkan CCNP, sehingga didapatkan 256 ts atau kanal untuk signalling, hanya 254 ts yang digunakan untuk signalling, ts lainnya digunakan untuk kendali. Perangkat CCNC terdiri dari : Maksimum 32 group SILT (Signalling Link Terminal), setiap SILT mempunyai 8 sirkit terminal link. Duplikat CCNP. g) Data Communication Processor (DCP) DCP umumnya dipasang di OMC (Operation Maintenance Centre), DCP dapat mengendalikan beberapa printer dan VDU, sehingga pada saat yang sama dapat tersambung ke beberapa SSP sekaligus, keuntungannya adalah penanganan beberapa sentral dapat dipusatkan disatu lokasi. SSP dihubungkan dengan DCP modem. Pada DCP terdapat juga unit MTD untuk menyimpan data yang berasal dari sentral-sentral yang dikendalikan melalui DCP sehingga dapat diproses di OMC. Software DCP disimpan dalam flopy disk secara tersendiri. DCP tidak duplikat, memorinya berkapasitas 2 Mbyte, bekerja dengan 16 bit data. Dapat tersambung dengan maksimum 24 buah VDU berikut printernya.

49

DCP memiliki software yang berfungsi untuk menkonsentrasikan semua input dari semua terminalnya, mendistribusikannya sesuai dengan tujuan sentral yang diinginkan serta menerima output dari sentral dan mendistribusikannya ke media output tertentu yang dapat diatur oleh petugas sentral. Misalnya report urgent alarm hanya dicetak pada salah satu printer khusus untuk alarm. Software DCP meliputi: DCP Operating System. DCP Aplication Program. Pekerjaan yang diproses software DCP meliputi: Mengecek validitas dari session operator Menandai perangkat output (VDU, PT80, MTD, MDD) Memblok session jika password tidak dikenal Mendefinisikan terminal yang bersifat master Dapat mengalamati semua terminal dan SSP yang tersambung dengannya. Memproses pertukaran mask data misalnya file-file yang perlu ditransfer dari SSP ke OMC.

50

h) Operator Service System (OSS) Untuk melayani permintaan penyambungan telepon melalui operator, sentral EWSD dapat dilengkapi fasilitas OSS. Pelayanan dilakukan oleh operator melalui Digital Switch Board (DSB). Pelayanan operator meliputi pelayanan permintaan SLJJ, SLI, lokal dan permintaan sambungan dari dan ke sentral-sentral yang masih manual. Satu meja DSB dilayani oleh seorang operator. Dalam satu sentral dapat dipasang sebanyak 60 DSB, satu DSB dapat menampung 6 pembicaraan sekaligus. Untuk keamanan operasi ke 60 DSB tersebut dihubungkan dengan sentral melalui 2 unit LTG B. Dalam keadaan normal 30 DSB kelompok pertama dilayani oleh LTG B pertama, dan 30 DSB kelompok kedua dilayani oleh LTG B kedua. Jika salah satu LTG B rusak, maka ke 60 DSB dilayani oleh LTG B yang masih aktif. Setiap DSB dilengkapi microprocessor sendiri-sendiri yang berfungsi mengatur komunikasi DSB dengan LTG B, mengendalikan fungsi tombol-tombol pada DSB, mencatat lama dan tarif percakapan pada memorinya sendiri, jika diperlukan DSB dapat juga dilengkapi PT80 untuk mencetak isi layar monitor. 4. Perangkat Lunak EWSD Untuk mengoperasikan sentral EWSD selain perangkat keras sentral juga diperlukan perangkat lunaknya (software) yang berupa program yang dibuat

51

khusus untuk aplikasi sentral telepon EWSD, apakah sebagai sentral lokal, transit, kombinasi maupun sentral internasional. Software EWSD dibuat secara modular atau modul-permodul dengan menggunakan bahasa CHILL. Keuntungan sistem modular adalah mudah untuk memperbaiki, memperluas atau memodifikasi software tersebut. Modul-modul software setelah diuji selanjutnya di-link menjadi satu unit menjadi APS (Aplication Program System). APS inilah yang diload ke sentral EWSD dan secara permanen ditempatkan pada MDD. SSP hanya me-load file tertentu sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, ini dikarenakan kapasitas memori SSP yang terbatas (16 Mbyte atau 64 Mbyte), sedang besar APS umumnya lebih besar dari kapasitas memorinya. Software STDI-1 EWSD merupakan reloadable software atau terpisah dari hardwarenya. Ada juga software yang disimpan secara permanen (didalam EPROM) seperti yang digunakan pada MB dan SN dalam bentuk firmware. Reloadable Software disebut juga APS (Aplication Program System). a) Struktur Sofware STDI-EWSD Software STDI-EWSD terdiri dari: Firmware Operating System User Software

52

Gambar 2.7 Struktur Software EWSD Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai bagian software EWSD: 1) Firmware Firmware adalah software yang sudah melekat pada perangkatnya, berupa EPROM, yang berfungsi untuk proses pengisian operating system dan user software kedalam perangkat keras STDI-1 EWSD. Software yang termasuk firmware dalam STDI-1 EWSD adalah

program inisialisasi, booting, dan program pengaturan link pada SN.

53

2) Operating System Operating system adalah program yang berfungsi untuk mengatur eksekusi user software (aplication software). Operating System terdiri dari 2 program yaitu: Executing Program (Program Eksekusi) Safeguarding Program (Program Pengamanan) Berikut ini keterangan lebih lanjut mengenai bagian dari sistem operasinya: Executing Program, terdiri dari: Scheduler Menentukan urutan tugas yang dibentuk oleh CP, dalam arti menganalisa dan menentukan level interupt dari event yang diterima oleh CP. Memory Management Mengatur pemakaian alokasi memori dalam CP. Timer Administration Untuk mengatur tanggal, jam sentral dan time out suatu prosessor. Input Output Control

54

Mengendalikan dan mengawasi pertukaran data antara LTG, CCNC, dengan CP serta O&M MML command sebelum diproses. Safeguarding Program Safeguarding program berfungsi untuk mengatasi gangguan sentral dengan jalan recovery, baik secara otomatis maupun manual. Kegiatan yang dilakukan oleh safeguarding program adalah: Menentukan konfigurasi perangkat secara otomatis maupun manual serta mencatat kondisi ini setiap ada perubahan status operasi perangkat. Merekam dan memproses pesan safeguarding dari peripheral dan dari CP. Mengendalikan fungsi checking secara berkala. Mengevaluasi alarm yang timbul dari sirkit pengawasan dalam CP. Mengumpulkan error sympthon dan menyimpannya. Menganalisa letak gangguan. Mengembalikan konfigurasi operasi sistem setelah gangguan hardware diperbaiki.

55

3) User Software Perangkat lunak yang termasuk dalam kelompok user software adalah: Call Processing Program. Administration and maintenance program. Data base. 4) Call Processing Program Kegiatan yang dilakukan oleh call processing program pada CP adalah: Menganalisa data dari perangkat yang melakukan panggilan. Menterjemahkan digit yang di-dial pelanggan untuk menetukan tarif dan rutenya. Memilih jalur bicara dan mengirim setting command ke SN. Mengirim perintah ke GP untuk melakukan tugas dan memberikan informasi yang diperlukan GP. Kegiatan yang dilakukan oleh call processing program pada GP adalah: Mengawasi waktu bicara. Mengevaluasi data pemanggil dan yang dipanggil. Memodifikasi data panggilan dan data transient. Mengidentifikasi signalling. Mengirim pesan ke CP, LTG lain, DLU atau CCNC.

56

Menduduki dan membubarkan kanal. Mengubah system signalling pemanggil sebelum dikirim ke CP atau LTG yang lain. Mengendalikan signalling. Melakukan pre-analysis atas digit yang diputar. Mengeksekusi aktivitas special service feature. Mengirim setting command ke GS. Merekam data charging. 5) Administrasi dan perawatan Administration program pada CP yakni memproses administrasi MML command, diantaranya: Menghubungkan data baru ke database. Memodifikasi data dalam database. Membaca dan mengubah data dalam database untuk dicetak pada printer. Menggunakan pesan yang sesuai untuk melewatkan informasi ke LTG, CCNC tentang perubahan data. Mengendalikan proses pengukuran trafik dan statistik dalam peripheral

57

Administation Program pada GP: Memproses pesan dari CP, LTG, DLU, CCNC Memodifikasi data Men-start dan mengakhiri pengukuran trafik Mentransfer data ke CP. Sedangkan maintenance progam pada CP adalah: Mengendalikan proses konfigurasi dan recovery dengan bantuan program safeguarding. Mengatur proses pengukuran dan testing saluran pelanggan dan trunk. Mengendalikan proses analisa dan diagnosa gangguan. Memerintah prosessor disekitarnya untuk melakukan konfigurasi, recovery, testing, pengukuran dan diagnosa. Maintenance Program pada GP: Memproses pesan maintenance program dari CP Memproses hasil test unit dalam DLU dan test equipment untuk trunk dalam LTG. Mengirim pesan kontrol keperangkat test Men-start prosedur test dan diagnosa Mengeksekusi konfigurasi unit-unit sentral Mengirim pesan ke CP atau DLU

58

6) Database Database adalah data semipermanent dan data transient yang isinya menyatakan konfigurasi, status, dan karakteristik perangkat keras STDI-1 EWSD. Isi database tersebut adalah : Directory number, kelas pelanggan, kondisi saluran, kategori saluran, service feature, equipment data. Data routing, data trunk group, data trunk, data signalling, digit translasi. Data tarif dan rekaman trafik. Data hardware meliputi konfigurasi, karakteristik, dan status hardware. B. Teknologi Java 2 Standar Edition 1. Sejarah Singkat Teknologi Java Java pertama lahir dari suatu proyek yang dinamakan The Green Project, yang berjalan selama 18 bulan, dari awal tahun 1991 hingga musim panas 1992 dengan nama semula Oak. Proyek ini dimotori oleh Patrick Naughton, Mike Sheridan, James Gosling dan Bill Joy, beserta sembilan pemrogram lainnya dari Sun Microsystem. Nama Oak diambil dari pohon oak yang tumbuh didepan ruangan kerja bapak java, James Gosling. Nama Oak ini tidak dipakai untuk versi release Java karena sebuah perangkat lunak sudah

59

terdaftar dengan merek dagang tersebut, sehingga diambil nama penggantinya menjadi Java. Nama ini diambil dari kopi murni yang digiling langsung dari biji (kopi tubruk) kesukaan James Gosling. (http://id.wikipedia.org/wiki/Java) Java merupakan hasil perpaduan sifat dari sejumlah bahasa pemrograman, yaitu C, C++, Object-C, SmallTalk, dan Common LISP. Selain itu Java dilengkapi dengan unsur keamanan, yang lebih menarik Java mendukung sumber daya internet yang populer saat ini, yaitu World Wide Web. Java juga mendukung aplikasi klien/server, baik dalam jaringan lokal (LAN) maupun jaringan berskala luas (WAN). (Abdul Kadir, 2003:2). Program Java dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a) Applet adalah program yang dibuat dengan Java, dapat diletakkan pada Web Server dan diakses melalui Web Browser. Dalam hal ini, browser yang digunakan adalah yang memiliki kemampuan Java. b) Aplikasi adalah program yang dibuat dengan Java yang bersifat umum. Aplikasi dapat dijalankan secara langsung, tidak perlu perangkat lunak browser untuk menjalankannya. Aplikasi dapat dibayangkan seperti program yang ditulis dalam bahasa C atau pascal. Setelah dikompilasi dapat digunakan secara langsung. (Abdul Kadir, 2003:8)

60

Secara garis besar teknologi Java dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a) J2SE (Standard Edition) Fitur Java yang dirancang untuk berjalan diatas PC dan workstation yang dapat berjalan diplatform sistem operasi linux, Macintosh, Windows, dll. Sun Microsystem secara resmi membagi J2SE menjadi 2 bagian besar, yaitu J2SE Core dan J2SE Desktop. J2SE Core memiliki teknologi turunan yang meliputi teknologi security, teknologi debugging, teknologi dokumentasi, teknologi database, dan banyak teknologi turunan lainnya. Sedangkan J2SE Desktop memiliki beberapa teknologi, meliputi JRE (Java Runtime Environment), JFC (Java Foundation Class), Java Sound API, dll. b) J2EE (Enterprise Edition) Teknologi Java ini digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi enterprise. J2EE meliputi beberapa teknologi pendukung, Java Server Pages (JSP), Java Servlet, CORBA, dll. c) J2ME (Micro Edition) Digunakan pada pengembangan sistem mikro dan embedded, meliputi handphone, pager, PDA, dan lain-lain. Teknologi ini kemudian dibagi juga menjadi dua bagian, yaitu teknologi CLDC (meliputi MIDP yang sangat terkenal, Bluetooth, dll) dan teknologi CDC (meliputi JDBC, yaitu teknologi database dan RMI).

61

d) Java Card Java Card merupakan teknologi yang memperkenankan aplikasi kecil berbasis java dapat berjalan pada smart cards dan peralatan dengan memori kecil. Teknologi ini banyak dipakai pada ATM card, SIM card.

Gambar 2.8 Teknologi Java 2. Bagian-bagian Program J2SE J2SDK merupakan seperangkat alat pengembangan program Java, yang dapat digunakan untuk membuat, menguji, mendokumentasikan dan menjalankan

62

program java. Beberapa program yang terdapat pada J2SDK Standard Edition atau yang dikenal dengan J2SE adalah sebagai berikut: a) Kompiler Java (javac) Kompiler Java bernama javac. Program ini berguna untuk kompilasi berkas sumber kode Java kedalam bentuk yang dapat dimengerti oleh interpreter Java. Hasil kompilasi berupa berkas bytecode. Dalam hal ini akhiran yang digunakan berupa .class. b) Interpreter Java (java) Digunakan untuk mengeksekusi/menjalankan berkas bytecode (.class). Program inilah yang dipakai untuk menjalankan program java, khususnya yang tergolong aplikasi. Java melakukan eksekusi program pertama-tama dengan memulai Java Runtime Environment lalu me-load kelas yang dieksekusi dan terakhir kali memanggil methode main(). c) Debugger Java (jdb) Debugger jdb berfungsi seperti interpreter tetapi dilengkapi dengan kemampuan khusus seperti menghentikan eksekusi program pada posisi yang dikehendaki oleh pemrogram dan menampilkan nilai variabelvariabel tertentu. Program ini berguna untuk melacak kesalahan program.

63

d) Penampil Applet (appletviewer) Penampil applet, applet viewer, berguna untuk menampilkan applet. Program ini biasa digunakan untuk menguji applet. e) Pembangkit Dokumentasi (javadoc) Pembangkit dokumentasi berguna untuk mengkonversi berkas sumber kode java kedalam berkas HTML (Hyper Text Markup Language). f) Pembangkit Header C (javah) Perangkat lunak javah digunakan untuk menghasilkan header C dan berkas kode sumber C berdasarkan berkas bytecode java. g) Disassembler (javap) Berfungsi menguraikan suatu file .class dan menampilkannya ke layar console. Keluarannya tergantung pada option yang digunakan. Jika tidak ada option yang digunakan, javap mencetak paket, public, protected dan private field dan methode dari kelas yang diproses. h) Java Archive (jar) Berfungsi membuat file JAR. File ini mengumpulkan file .class, gambar dan audio yang merupakan komponen suatu aplikasi atau applet dalam suatu file terkompresi. (Abdul Kadir, 2003:10) (Rijalul Fikri, Ipam Fuadina Adam, Imam Prakoso, 2005:358).

64

You might also like