You are on page 1of 42

Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul.

Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat.

Adapun klasifikasi sirosis hepatis menurut etiologi : 1. Sirosis portal laennec sering disebabkan oleh alkoholis kronis. 2. Sirosis secara nekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya. 3. Sirosis bilier terjadi didalam hati di sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis). 4. Penyebab sirosis hepatis yang lain, yaitu : Metabolis, obstruksi aliran vena hepatic, toksik dan obat, gangguan imunlogis, operasi pintas usus halus pada obesitas, malnutrisi, idiopatik

1. Kelelahan 2. Anoreksia, 3. Dispepsia 4. Flatulen 5. Perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare) 6. Berat badan sedikit berkurang 7. Mual dan muntah 8. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium atau kuadran kanan atas terdapat pada sekitar separuh penderita. 9. Ikterus 10. Edema perifer 11. Perdarahan 12. Eritema perifer 13. Eritema palmaris (telapak tangan merah) 14. Splenomegali 15. Asites

1. Perdarahan saluran cerna Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling berbahaya pada sirosis adalah perdarahan dari varises esofagus yang merupakan penyebab dari sepertiga kematian. Penderita datang dengan melena atau hematemesis. 2. Asites

Penatalaksaanaan yang dilakukan tergantung dengan berat ringan penyakit sirosis hepatis antara lain : 1. Pasien dengan keadaan kompensasi hati yang cukup baik Dilakukan kontrol yang teratur, istirahat yang cukup,makan makanan yang tinggi kalori dan protein 2. Pasien dengan penyebab alkohol Dianjurkan untuk menghentikan alkohol akan mengurangi pemasukan dalam tubuh. Dengan diet tinggi kalori (3000 kalori) kandungan protein makanan sekitar 70-90 gr sehari. 3. Hemokromatosis Dihentikan preparat yang mengandung besi atau terapi kelas (desferioxamine). Dilakukan venaseksi 2x seminggu sebanyak 500 cc selama setahun.

4. Pada penyakit wilson (penyakit metabolisme yang diturunkan) Diberikan D-Pnichilamine (chelting agent) 20 mg/kg BB perhari yang akan mengikat kelebihan cuprum dan menambah ekskresi melalui urine. 5. Hepatitis kronik auto imun diberikan kortikosteroid 6. Asites Diberikan diet rendah garam 0,5 gr perhari dan total cairan 1,5 liter perhari, spironolakton (diuretik bekerja pada tubuh bagian distal) dimulai dengan dosis awal 4x25 mg perhari, dinaikan sampai total dosis 800 mg perhari.

Klien bernama Tn.A jenis kelamin laki-laki berusia 63 tahun dengan diagnosa sirosis hepatis, sudah bahasa swasta. biaya dari klien klien. menikah, beragama khatolik, suku bangsa Indonesia, pendidikan SLTP, klien menggunakan pegawai Sumber istri Indonesia, pekerjaan sebagai Tanggerang JAMKESDA, sendiri Selatan, dan Banten.

Klien tinggal di Jalan Kp. Parakan Rt 03 Rw 09 no. 30 informasi didapat

5 tahun sebelum masuk rumah sakit, klien dikatakan menderita sirosis hepatis dan hepatitis C oleh dokter di rumah sakit gaplek. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, Klien merasa perut yang semakin membesar, keluhan nyeri disertai rasa begah atau kembung dan nyeri diperut kanan atas, adanya nyeri di ulu hati, nafsu makan berkurang, adanya mual tetapi tidak muntah, BAK seperti teh, BAB hitam sejak 1 minggu yang lalu. Adanya demam dengan suhu 38oC sejak 1 minggu yang hilang timbul, ada dahak berwarna putih sejak 2 bulan yang lalu. Ada riwayat sakit kuning sejak klien masih muda 50 tahun yang lalu.

Klien mengeluh sesak napas, nyeri pada perutnya, mula, perut membesar dan terasa begah. Faktor pencetusnya di karenakan klien yang bekerja sebagai supir angkutan umum. Timbul keluhannya secara bertahap dan sudah dirasakan sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Upaya yang klien lakukan untuk mengatasi keluhannya dengan beristirahat dan berobat.

Klien tidak mempunyai riwayat alergi. Klien mengatakan pada 2 tahun yang lalu, pernah jatuh dari sepeda dan karena sirosinya juga klien harus ditransfusi darah dan di rawat di rumah sakit gaplek. Klien juga mengatakan bila sakit mengkonsumsi obat warung.

Saat dirumah klien makan 3x sehari, nafsu makan baik, makan habis 1 porsi, makanan yang tidak disukai tidak ada, makanan yang membuat alergi tidak ada, klien suka mengkonsumsi makanan pedas dan sering makan makanan di pinggir jalan sehingga kebersihan makanan yang tidak terjamin. Frekuensi makan saat dirumah sakit 3x sehari dengan nafsu makan buruk karena mual, muntah, dan cepat merasa begah. Klien hanya dapat menghabiskan makanan 3 sendok makan. Makanan yang tidak disukai tidak ada, makanan yang membuat alergi tidak ada, klien tidak menggunakan alat bantu makan seperti NGT.

Pola eliminasi buang air kecil di rumah 4-5 x sehari, warna kuning keruh, keluhan tidak ada dan tidak menggunakan alat bantu seperti kateter. Frekuensi BAB 2x sehari berwarna coklat dengan konsistensi lunak. Sedangkan dirumah sakit frekuensi BAK 3x sehari berwarna kuning pekat, keluhan yang dirasa tidak ada, dan tidak menggunakan alat bantu seperti kateter. Untuk pola eliminasi BAB 2 hari sekali berwarna coklat kehitaman, konsistensi padat, keluhan nyeri tidak ada, dan tidak ada penggunaan laxative.

Klien tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada sakit pada tulang, sendi dan kulit dan fraktur. Tidak adanya kelainan pda bentuk tulang sendi dan struktur tulang belakang. Keadaan tonus otot baik, kekuatan otot 5555 5555 4444 4444

Didapatkan data intake cairan oral 1700 ml/24jam sedangkan output cairan yaitu urin 750 ml/24jam, IWL 720 ml/24jam. Jadi jumlah output 1470 ml/24jam, balance cairan klien +230 ml/24jam. Klien tidak mengalami inkontinensia, warna kuning pekat, tidak ada distensi/ketegangan kandung kemih, dan keluhan sakit pinggang.
Didapatkan data turgor kulit tidak elastis, temperature kulit hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi kulit di daerah pemasangan infus baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi, keadaan rambut baik, teksture baik, dan kebersihan rambut klien baik.

Data yang didapatkan pada sistem pernapasan, jalan napas adanya sumbatan berupa sputum, sesak dan tidak menggunakan otot bantuan pernapasan, frekuensi napas 25 x/menit, irama teratur dan jenis pernapasan spontan, kedalaman napas dangkal, batuk adanya sputum berwarna putih, dengan konsistensi kental. Palpasi dada tidak terdapat massa, perkusi dada berbunyi sonor, menggunakan alat bantu napas yaitu nasal canule sebanyak 3 liter.

Pada pengkajian sistem endokrin didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, napas klien berbau Amoniak, tidak ada luka ganggren.

Didapatkan data pengkajian pada sistem pencernaan keadaan mulut, gigi tidak caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor dan saliva normal, adanya mual dan muntah, nyeri pada daerah perut jika terisi makanan yang terlalu banyak dengan skala 6-7, di bagian kanan atas dengan karakteristik seperti ditusuk-tusuk. Bising usus tidak terdengar, diare tidak ada, warna feses coklat kehitaman dengan konsistensi padat, hepar tidak teraba, adanya asites dan distensi pada abdomen.

Pada pengkajian sistem hematologi didapat klien terlihat pucat, perdarahan tidak ada.

Hasil laboratorium tanggal 23 Oktober 2012 Hemoglobin : 11,3 g/dl (normal 13,2 16,4 g/dl) Hematokrit : 36% (normal 33 34%) Leukosit : 5,3 rb/ul (normal 5 10 rb/ul) Trombosit : 147 rb/ul (normal 150 440 rb/ul) Eritrosit : 3,78 jt/ul (normal 4,4 5,9 jt/ul) SGOT : 63 u/l (normal 0 34 u/l) SGPT : 33 u/l (normal 0 40 u/l) Protein total : 6,20 g/dl (normal 6 8 g/dl) Albumin : 1,70 g/dl (normal 3,4 4,8 g/dl) Globulin : 4,50 g/dl (normal 3,4 4,8 g/dl) Ureum darah : 43 mg/dl (normal 20 40 mg/dl) Natrium : 128 mmol/l (normal 135 147 mmol/l) Kalium : 3,71 mmol/l (normal 3,10 5,10 mmol/l) Klorida : 96 mmol/l (normal 9,5 108 mmol/l) Bilirubin total : 2,00 mg/dl (normal 0,00 1,00 mg/dl) Bilirubun direk: 0,90 mg/dl (normal <0,2 mg/dl) Bilirubin indirek: 1,10 mg/dl (normal <0,6 mg/dl)

1. Spironalactae 1 x 300 g
Untuk mengobati kondisi dimana terlalu banyak terdapat aldosterone dalam tubuh. (Aldosteron adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenalin untuk membantu mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh).

2. Furosemide

3. Lactulak

1 x 40 g (3 tablet) 3 x 15 cc

2 x 2 tablet 4. Radium Membantu meringankan gangguan peredaran darah di kaki/ varises.

Konstipasi kronik, ensefalopati portal sistemik, termasuk keadaan pra koma hepatik & koma hepatik.

5. Propranolac 6. Omeprozole

2 x 20 g 2 x 20 g

Pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari, tukak lambung dan refluks esofagitis erosiva.

7. Sucralfut

4 x 15 cc

Pengobatan jangka pendek pada ulkus duodenum dan gaster, gastritis kronis

Data Subjektif: Klien mengatakan sesak nafas Data Objektif: Klien terlihat sesak nafas, menggunakan oksigen, nasal cannule 3 liter, mengeluarkan sputum berwarna putih kental, batuk, asites, lingkaran, abdomen 96cm TTV : TD : 100/90 mmHg, RR : 25x/mnt, N : 76x/mnt, S :38oC Hasil Lab AGD PCO2: H2O2: PH: Diagnosa : Pola nafas tidak efektif b.d distensi abdomen

Data Subjektif : Klien mengatakan perut semakin membesar dan tegang, perut terasa begah Data Objektif : Klien terlihat lingkar abdomen 96cm, perut kembung, asites, turgor kulit tidak elastis, capillary refill > 3 detik. intake output : oral 1700 ml/24jam Urin 750 ml/24 jam IWL 720 ml/24 jam+ Total 1470 ml/24 jam Balance cairan 1700 1470 = +230 ml/24jam Tanda-tanda vital TD: 100/90 mmHg, N: 76 x/menit, RR: 25x/menit, S: 38o C. Hasil Lab: Albumin: 1,70 g/dl, SGOT: 63 u/l. Diganosa : Kelebihan volume cairan tubuh b.d penurunan tekanan osmotik koloid.

Data Subjektif : Klien mengatakan mual, perut klien teras begah, makan hanya menghabiskan 3 sendok, nafsu makan berkurang. Data Objektif : Klien terlihat lemas, konjungtiva anemis, membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis, kulit kering, perut terlihat kembung BB sekarang : 48 kg BB sebelum sakit : 55kg TB : 160 kg LILA : 18 cm. TTV TD: 100/70 mmHg N: 76 x/menit, RR: 25 x/menit, S: 38oC. Hasil Lab Hb : 11,3 g/dl, Albumin : 1,70 g/dl SGOT: 63 u/l. Diagnosa : Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat.

Data Subjektif : Klien mengatakan badannya terasa lemas dan tidak bertenaga, napasnya sesak, perut semakin membesar, belum bisa berjalan jauh malas beraktivitas karena perutnya besar. Data Objektif : Klien terlihat lemas, mudah cepat lelah, asites. TTV TD : 100/90 mmHg, N: 76 x/menit RR: 25 x/menit, kesadaran compos mentis ADL dibantu sebagian oleh perawat dan keluarganya, kekuatan otot 5555 5555 4444 4444 Hasil Lab Hb: 11,3 g/dl, Albumin : 1,70 g/dl SGOT: 63 u/l. Diagnosa : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

Dx

: Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intra abdomen

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola napas klien kembali efektif Kriteria Hasil: Sesak tidak ada Asites berkurang atau tidak ada TTV dalam batas normal TD: 120/80 mmHg N: 60 100 x/menit RR: 16 20 x/menit S: 37,5oC

1. Kaji frekuensi, kedalaman, upaya pernapasan 2. Auskultasi bunyi napas 3. Meninggikan posisi klien (semifowler) 4. Anjurkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam 5. Kolaborasi dalam pemberian O2 tambahan 3 liter

Dx

: Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan volume cairan klien balance. Kriteria Hasil: Tidak ada asites Produksi urin 1-2 cc/kg BB/jam TTV dalam batas normal TD: 120/80 mmHg N: 60-100 x/menit RR: 16-20 x/menit S: 37,5oC

1. Kaji derajat edema serta observasi warna dan tekstur kulit 2. Ukur lingkar abdomen pada umbilikus untuk mengkaji asites 3. Timbang berat badan tiap 3 hari sekali 4. Monitor intake-output 5. Batasi cairan sesuai indikasi 6. Kolaborasi dalam pemeriksaan albumin elektrolit 7. Kolaborasi dalam pemberian obat diuretik serum dan

Dx

: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi. Kriteria Hasil: Klien makan 1 porsi Tidak ada mual dan muntah BB ideal = (TB-100)-(TB-100)10% Membran mukosa lembab Konjungtiva merah muda Turgor kulit elastis Nafsu makan bertambah Hasil Lab dalam batas normal Hb: 12-14 gr/dl Albumin: 13,5-14 mg/dl LILA: 24-25 cm

1. Kaji pola makan dan status nutrisi (konjungtiva, mukosa mulut lembab, turgor kulit elastis) 2. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat 3. Motivasi klien untuk menghabiskan makanan 1 porsi 4. Ukur LILA dan Timbang berat badan klien setiap 3 hari sekali 5. Berikan makanan dengan jumlah sedikit tapi sering 6. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi 7. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium Hb dan Albumin 8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet hati 9. Kolaborasi dalam pemberian obat atau vitamin peningkat napsu makan

Dx

: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mengalami peningkatan energi dan berpartisipasi dalam aktivitas Kriteria hasil: Adanya peningkatan kekuatan otot Meningkatnya aktivitas dan latihan

1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap 2. Ukur TTV tiap 8 jam 3. Ubah posisi tiap 2 jam sesuai kondisi klien 4. Berikan bantuan dalam aktivitas 5. Motivasi klien untuk melakukan latihan secara bertahap 6. Kolaborasi dalam pemberian diit TKTP 7. Ajarkan teknik ROM aktif

Pada tanggal 29 Oktober 2012 : Pukul 09.00 diagnosa 1 & 4 Memonitor TTV klien R/: TD: 100/90 mmHg N: 76x/ Menit S: 38 C RR: 25x/ Menit Pukul 11.00 diagnosa1 Memberikan posisi semifowler. R/: Klien mengatakan nyaman dengan posisi tersebut dan sesaknya berkurang. Pukul 11.15 diagnosa 1Mengajarkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam R/: Klien mengerti apa yang diajarkan perawat Pukul 12.00 diagnosa 3 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanan 1 porsi. R/: Klien mengerti apa yang perawat katakana dan mau untuk melakukannya. Pukul 13.00 diagnosa 3 Mengkaji pola makan dan status nutrisi (konjungtiva, mukosa mulut lembab, turgor kulit elastis) R/: Klien hanya hanya menghabiskan porsi makan, konjungtiva emis, membran mukosa klien kering.

Pukul 15.00 diagnosa 4 Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap. R/: Klien mengatakan lemas dikedua kakinya dan sulit untuk berjalan. Pukul 15.15 diagnosa 4 Memotivasi klien untuk melakukan latihan secara bertahap R/: Klien mengerti dan memahami apa yang klien katakan. Pukul 17.00 diagnosa 3 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanan 1 porsi. R/: Klien mau melakukan apa yang perawat katakana. Pukul 19.00 diagnosa 3 Mengkaji pola makan dan status nutrisi (konjungtiva, mukosa mulut lembab, turgor kulit elastis). R/: Pasien hanya mampu menghabiskan porsi Pukul 19.20 diagnosa 2 Mengukur lingkar abdomen untuk mengkaji asites R/: Lingkar abdomen 96 cm Pukul 20.00 diagnosa 2 Monitor intake-output R/: Intake = 1750 cc, output = 1500cc Pukul 22.00 diagnosa 3 Mengubah posisi tiap 2 jam sesuai kondisi klien. R/: Klien mampu mengubah posisinya setiap 2 jam sekali.

Pada tanggal 30 Oktober 2012 : Pukul 05.00 diagnosa 1 & 4 Meonitor TTV klien R/: TD: 110/90 mmHg N: 88 x/menit RR: 24 x/menit S: 36,5 C Pukul 06.00 diagnosa 3 Memberikan makanan dengan jumlah sedikit tapi sering. R/: Klien mengatakan mampu menghabiskan satu potong roti dalam sehari. Pukul 09.00 diagnosa 1 Berkolaborasi dalam pemberian O2 tambahan 3 liter. R/: Sesak klien berkurang. Pukul 09.10 diagnosa1 Anjurkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam R/: Klien mau melakukan apa yang dianjurkan oleh perawat Pukul 10.00 diagnosa 2 Berkolaborasi dalam pemberian obat diuretik furosemid 1 amp R/: Setelah 15 menit diberikan cairan urin keluar Pukul 12.00 diagnosa 1Memberikan posisi semifowler R/: Klien nyaman dengan posisi tersebut.

Pukul 15.00 diagnosa 1 & 4 Meonitor TTV klien R/: TD : 120/70 mmHg N : 86 x/menit RR : 23 x/menit S : 36,5 C Pukul 15.30 diagnosa 4 Mengajarkan teknik ROM aktif R/: Klien mengatakan mengerti yang diajarkan klien dan akan melakukannya setiap pagi dan sore Pukul 17 30 diagnosa 3 Mengkaji ulang pola makan dan status nutrisi R/: Klien hanya mampu menghabiskan 1/2 porsi. Pukul 19.00 diagnosa 4 Memotivasi klien untuk melakukan latihan secara bertahap. R/: Klien mengerti dan paham dengan perawat katakana. Pukul 20.30 diagnosa 3 Mengukur LILA dan Timbang berat badan klien setiap 3 hari sekali. R/: LILA klien 18 cm dan BB klien 48 kg. Pukul 22.00 diagnosa 2 Mengukur intake-output klien R/: Intake 1700 cc, output 1450 cc

Pada tanggal 31 Oktober 2012 : Pada pukul 05.00 diagnosa 1&4 Memonitor TTV klien R/: TD: 110/90 mmHg N : 84x/ Menit RR : 25x/ Menit S : 36 C Pukul 07.00 diagnosa 1 Berkolaborasi dalam pemberian O2 tambahan 3L R/: Klien mengatakan sesaknya berkurang. Pukul 07.15 diagnosa 1Memberikan posisi semifowler. R/: Klien mengatakan nyaman dengan posisi tersebut dan sesaknya berkurang. Pukul 07.30 diagnosa 1 Anjurkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam R/: Klien mau melakukan apa yang dianjurkan oleh perawat Pukul 10.00 diagnosa 2 Berkolaborasi dalam pemberian obat diuretik furosemid 1 amp R/: Setelah 15 menit diberikan cairan urin klien keluar Pukul 12.00 diagnosa 4 Anjurkan klien untuk melakukan teknik ROM aktif R/: Klien mampu melakukan ROM aktif secara bertahap

Pukul 12.30 diagnosa 4 Memotivasi klien untuk melakukan latihan secara bertahap. R/: Klien mengerti dan paham dengan perawat katakana. Pukul 13.00 diagnosa 3 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanan 1 porsi R/: Klien hanya mau menghabiskan makan porsi dank lien masih mual Pukul 15.00 diagnosa 3 Mengkaji ulang pola makan dan status nutrisi R/: Klien hanya menghabiskan makan porsi Pukul 16.00 diagnosa 1&4 Memonitor TTV klien R/: TD: 120/80 mmHg N : 88x/ Menit RR: 23x/ Menit S : 36,5 C Pukul 18.00 diagnosa 3 Memberikan makanan dengan jumlah sedikit tapi sering R/: Klien mengatakan mampu menghabiskan agar-agar 1 potong

Pukul 20.00 diagnosa 4 Mengkaji ulang kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap R/: Klien mengatakan kakinya masih terasa lemas. Pukul 20.30 diagnosa 2 Mengkur lingkar abdomen pada umbilikus untuk mengkaji asites R/: Lingkar abdomen klien 97 cm Pukul 20.45 diagnosa 3 Mengukur ulang LILA dan berat badan klien R/: LILA 18cm, BB 48 kg Pukul 22.00 diagnosa 2 Berkolaborasi dalam pemberian obat diuretik furosemid 1 amp R/: Setelah 15 menit diberikan cairan urin klien keluar Pukul 22.15 diagnosa 2 Memonitor intake-output klien R/: Intake 1730 cc, output 1450 cc

Evaluasi pada hari terakhir tanggal 31 Oktober 2012. S: Klien mengatakan sesak , batuk (+) menggunakan oksigen melalui nasal canule 3 liter A: Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi, tujuan belum teratasi. P: Lanjutkan intervensi 1. Berikan posisi semifowler. 2. Kolaborasi dalam pemberian O2 tambahan 3L. 3. Anjurkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam O: Klien terlihat sesak, RR: 23x/ menit, batuk (+),

S:

Klien mengatakan perutnya terasa begah x/menit, RR : 23 x/menit, S: 36,5 C

O: Klien terlihat perut asites, TD: 120/80 mmHg, N: 88 A: P: Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi, tujuan belum tercapai. Lanjutkan intervensi 1. Ukur lingkar abdomen pada umbilikus untuk mengkaji asites. 2. Monitor intake-output

S:

Klien mengatakan makan habis 1 porsi, mual (+)

O: Klien terlihat makannya 1 porsi, mual (+), Hb: 11,3 g/dl. A: Masalah gangguan nutrisi klien teratasi sebagian, tujuan belum tercapai. P: Lanjutkan intervensi 1. Motivasi klien untuk menghabiskan makanan 1 porsi.

S:

Klien mengatakan lemasnya berkurang, dan perawat, mampu beraktivitas secara bertahap, kekuatan otot 5555 4444 belum tercapai 5555 4444

O: Klien terlihat lemas berkurang, ADL dibantu keluarga

A: Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian, tujuan P: Lanjutkan intervensi 1. Berikan bantuan dalam aktivitas 2. Motivasi klien untuk melakukan latihan secara bertahap.

You might also like