You are on page 1of 8

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI BULAN BINTANG NO : SKR.

PP/626/2011 Tentang PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEREKRUTAN, PENYUSUNAN, PENETAPAN CALON DAN ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI BULAN BINTANG Bismillahirrahmanirrahim Menimbang : a. Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan perekrutan, penyusunan, penetapan calon dan anggota legislatif Partai Bulan Bintang untuk menghadapi Pemilihan Umum 2014, perlu segera disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak). b. Bahwa untuk itu, perlu di keluarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang guna penetapan dan pengesahannya. : 1. Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang, Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 ayat 1 (b); 2. Anggaran Rumah Tangga Partai Bulan Bintang Hasil Muktamar III,Tahun 2010, Pasal 1 ayat (2), Pasal 2 ayat (2), Pasal 3 ayat (2), Pasal 20, dan 36 ayat (2); 3. Tafsir Asas Partai Bulan Bintang; 4. Khittah Perjuangan Partai Bulan Bintang; 5. Pedoman Organisasi Partai Bulan Bintang.

Mengingat

Memperhatikan : Hasil Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang, tanggal 20 Desember 2011.

Dengan bertawakal kepada Allah subhaanahu wataala

MEMUTUSKAN Menetapakan : PETUNJUK PELAKSANAAN PEREKRUTAN, PENYUSUNAN, PENETAPAN CALON DAN ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI BULAN BINTANG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan : 1. Partai Bulan Bintang yang selanjutnya disebut PBB adalah Partai Politik peserta Pemilu 2014. 2. Dewan Pimpinan Pusat yang selanjutnya disebut DPP adalah struktur kepengurusan PBB di tingkat Nasional. 3. Dewan Pimpina Wilayah yang selanjutnya disebut DPW adalah struktur kepengurusan PBB di tingkat Provinsi. 4. Dewan Pimpinan Cabang yang selanjutnya disebut DPC adalah struktur kepengurusan PBB di tingkat Kabupaten/Kota. 5. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut KPU adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum di tingkat Nasional. 6. Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota atau sebutan lain di daerah tersebut. 7. Petunjuk Pelaksanaan yang selanjutnya disebut Juklak adalah ketentuan yang mengatur perekrutan, penyusunan, penetapan Calon dan Anggota Legislatif. 8. Petunjuk Teknis yang selanjutnya disebut Juknis adalah ketentuan untuk memudahkan dan melancarkan pelakasanaan Juklak. 9. Perekrutan adalah kegiatan menjaring orang-orang untuk diajukan sebagai calon anggota legislatif dari Partai. 10. Bakal calon yang selanjutnya disebut Balon orang-orang yang telah memenuhi persyaratan untuk dimasukan dalam Daftar Nama Balon. 11. Daftar Nama Balon, selanjutnya disebut DNB adalah susunan nama-nama yang dibuat secara alfabetis. 12. Rapat Harian Khusus KAPPU adalah rapat harian yang diadakan oleh KAPPU menurut tingkatannya dengan wewenang untuk menetapkan hasil penilaian kepada nama- nama yang tercantum dalam DNB. 13. Daftar Calon Sementara yang selanjutnya disebut DCS adalah susunan nama-nama yang dibuat KAPPU Pusat/Wilayah/Cabang yang disusun berdasarkan hasil Rapat Harian Khusus KAPPU sesuai tingkatannya. 14. Daftar Calon Tetap yang selanjutnya disebut DCT adalah susunan nama-nama dari DCS yang telah disahkan oleh Dewan Pimpinan Partai menurut tingkatannya.

15. Hak Koreksi adalah hak yang dimiliki Dewan Pimpinan Partai menurut tingkatannya untuk melakukan koreksi dalam Penetapan Nomor Urut dan Daerah Pemilihan. 16. Calon Anggota Legislatif yang selanjutnya disebut Caleg adalah orang-orang yang telah memenuhi persyaratan pencalonan. 17. Politik uang (Money Politics) adalah setiap perbuatan dalam bentuk janji-janji dan/atau pemberian hadiah dan/atau pemberian uang kepada anggota dan/atau fungsionaris Partai secara pribadi dengan maksud si pemberi memperoleh nomor urut tertentu atau dapil tertentu dalam pencalonan dirinya. BAB II PEREKRUTAN DAN PENYUSUNAN BALON ANGGOTA LEGISLATIF Pasal 2 Sumber Perekrutan (1) Sumber perekrutan Balon berasal dari internal dan eksternal Partai. (2) Sumber perekrutan dari internal Partai adalah Anggota Biasa, Anggota Kader, Anggota Teras dan Fungsionaris Partai; (3) Sumber perekrutan dari eksternal Partai adalah simpatisan, intelektual, profesional, tokoh masyarakat atau tokoh organisasi dakwah/masyarakat pendukung Partai Bulan Bintang yang menyatakan kesediaannya untuk menjadi anggota Partai. (4) Partai lain yang beraliansi dengan Partai Bulan Bintang. Pasal 3 Wewenang Dewan Pimpinan Partai Dalam Perekrutan Balon (1) Wewenang perekrutan Balon DPR RI dimiliki Dewan Pimpinan Pusat yang dilakukan oleh KAPPU Pusat; (2) Wewenang perekrutan Balon DPRD Provinsi dimiliki Dewan Pimpinan Wilayah yang dilakukan oleh KAPPU Wilayah; (3) Wewenang perekrutan Balon DPRD Kabupaten/Kota dimiliki Dewan Pimpinan Cabang yang dilakukan oleh KAPPU Cabang; (4) Pelaksanaan kewenangan pada ayat (2) dan (3) wajib melibatkan DPP PBB melalui Pembina Daerah Pemilihan Pusat yang terkait. (5) Dewan Pimpinan Pusat dapat mengambil alih wewenang perekrutan Balon DPRD Provinsi apabila Dewan Pimpinan Wilayah tidak melaksanakan wewenang perekrutanya sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan oleh partai. (Juklak dan Juknis)

Pasal 4 Syarat-Syarat Balon (1) Balon harus memenuhi syarat umum sebagai berikut : a. Muslim; b. Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah; c. Mempunyai keahlian dan kecakapan untuk jabatan yang diamanahkan; d. Berkemampuan untuk bertindak adil; e. Bersih dari praktek money politics, dan apa bila kemudian hari ada Calon yang terbukti melakukan money politics harus dicoret sebagai Calon oleh Dewan Pimpinan Partai yang berwenang. (2) Selain syarat sebagaiamana diatur pada ayat (1), maka Balon wajib memenuhi syarat seperti termuat dalam AD/ART dan peraturan Partai lainya serta UU No.... 10 Tahun ...... tentang Pemilihan Umum; (3) Selain ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a, seseorang dapat menjadi Balon pada daerah-daerah tertentu sesuai kekhasannya masing-masing setelah KAPPU Pusat mendapat persetujuan Majelis Syura. (4) Direkomendasikan oleh Partai yang beraliansi dengan Partai Bulan Bintang

Pasal 5 Pendaftaran Balon (1) Fungsionaris Partai pada satu tingkat kepengurusan dapat didaftarkan sebagai Balon pada tingkatan legislatif di DPR RI,DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten.Kota sesuai dengan syarat yang ditetapkan dalam Juknis Perekrutan, Penyusunan, Penetapan Calon dan Anggota Legislatif Partai Bulan Bintang; (2) Pada saat pengambilan Formulir Pendaftaran, Balon Anggota Legislatif wajib menunjukkan Kartu Tanda Anggota/mengisi pernyataan sebagai anggota PBB; (3) Pengambilan Formulir Pendaftaran untuk Balon Anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, baik dari internal maupun eksternal Partai dapat dilakukan di DPP/KAPPU Pusat, DPW/KAPPU Wilayah, DPC/KAPPU Cabang; (4) Penyerahan Formulir Pendaftaran untuk Balon baik dari internal maupun eksternal dilakukan di tempat-tempat pendaftaran, yaitu : a. Calon Anggota DPR RI di Sekretariat DPP/KAPPU Pusat; b. Calon Anggota DPRD Provinsi di Sekretariat DPW/KAPPU Wilayah; c. Calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota di Sekretariat DPC/KAPPU Cabang.

Pasal 6 Penilaian dan Penyusunan Balon (1) KAPPU Pusat/Wilayah/Cabang, melakukan penilaian Balon sesuai Juknis; (2) Penyusunan Balon dibuat berdasarkan formulir pendaftaran yang masuk, yaitu: a. KAPPU Pusat menyusun DNB untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di tiap-tiap Daerah Pemilihan secara alfabetis disertai dengan hasil penilaian. b.KAPPU Wilayah menyusun DNB untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi di tiap-tiap Daerah Pemilihan secara alfabetis disertai dengan hasil penilaian. c. KAPPU Cabang menyusun DNB untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota di tiap-tiap Daerah Pemilihan secara alfabetis disertai dengan hasil penilaian. BAB III PENILAIAN DAN PENYUSUNAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF Pasal 7 Kewenangan Rapat Harian Khusus KAPPU Rapat Harian Khusus KAPPU berwenang untuk menetapakan hasil penilaian terhadap nama-nama yang tercantun dalam daftar DNB. Pasal 8 Penilaian Calon Anggota Legislatif (1) Penetapan hasil penilaian setiap Balon yang telah disusun oleh KAPPU dilakukan dalam Rapat Harian Khusus KAPPU menurut tingkatannya dengan menghadirkan Pokja Penjaringan Calon Anggota Legislatif; (2) Pelaksanaan Rapat Harian Khusus KAPPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan berita acara tentang pelaksanaan Rapatnya yang ditandatangani oleh pimpinan rapat dan disaksikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang peserta rapat, dengan dilampiri daftar hadir peserta Rapat; (3) Pimpinan Rapat Harian Khusus KAPPU menurut tingkatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyerahkan berita acara beserta seluruh hasil penilaian dalam rapat kepada KAPPU Pusat untuk Calon Anggota DPR RI, kepada KAPPU Wilayah untuk Calon Anggota DPRD Provinsi dengan tembusan ke KAPPU Pusat, kepada KAPPU Cabang untuk Calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota dengan tembusan ke KAPPU Pusat dan KAPPU Wilayah;

(4) Hasil penilaian dan Berita Acara Rapat Harian Khusus KAPPU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) oleh KAPPU disusun menjadi DCS sesuai dengan urutan nilai yang diperoleh masing-masing Balon. Pasal 9 Tata Cara Rapat Harian Khusus KAPPU Pusat (1) Peserta Rapat Harian Khusus KAPPU pada masing-masing tingkatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1), wajib memverifikasi hasil penilaian terhadap Balon yang tercantum dalam DNB yang disusun KAPPU pada masingmasing tingkatan serta memeriksa usulan, dukungan, keberatan dari berbagai pihak terhadap Balon dimaksud; (2) Hasil Rapat Harian Khusus KAPPU pada masing-masing tingkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar untuk menetapkan nilai akhir yang diperoleh masing-masing Balon. Pasal 10 Tata Cara penilaian Dalam Rapat Harian Khusus KAPPU Pemberian nilai kepada Balon yang nama-namanya tercantum dalam DNB dilakukan dalam Rapat Harian Khusus KAPPU pada masing-masing tingkatan dengan menggunakan standar penilaian yang ditetapkan dalam Juknis. Pasal 11 Daftar Calon Sementara DPR RI (1) Berdasarkan hasil penilaian Peserta Rapat Harian Khusus KAPPU Pusat, maka KAPPU Pusat wajib meneliti, menjumlahkan dan menetapkan penilaian akhir yang diperoleh tiap Calon, kemudian menyusunnya menjadi DCS untuk pemilihan Anggota DPR RI. (2) Dalam penyusunan DCS DPR RI memuat keterwakilan perempuan sekurangkurangnya 30 % (tiga puluh perseratus). (3) DCS Anggota DPR RI dibuat oleh KAPPU Pusat dalam beberapa rangkap untuk diteruskan kepada DPP, DPW dan DPC, sesuai dengan Daerah Pemilihan yang bersangkutan. Pasal 12 Daftar Calon Sementara DPRD Provinsi

(1) Berdasarkan hasil penilaian Peserta Rapat Harian Khusus KAPPU Wilayah, maka KAPPU Wilayah wajib meneliti, menjumlahkan dan menetapkan penilaian akhir yang diperoleh tiap nama Calon, kemudian menyusunnya menjadi DCS untuk pemilihan Anggota DPRD Provinsi. (2) Dalam penyusunan DCS DPRD Provinsi perlu memuat sekurang-kurangnya keterwakilan perempuan 30 % (tiga puluh perseratus ). (3) DCS untuk pemilihan Anggota DPRD Provinsi dibuat oleh KAPPU Wilayah dalam beberapa rangkap dan diserahkan kepada Ketua KAPPU Wilayah untuk diteruskan kepada DPP, DPW dan DPC, sesuai dengan Daerah Pemilihan yang bersangkutan.

Pasal 13 Daftar Calon Sementara DPRD Kabupaten/Kota (1) Berdasarkan hasil penilaian Peserta Rapat Harian Khusus KAPPU Cabang, maka KAPPU Cabang wajib meneliti, menjumlahkan dan menetapkan penilaian akhir yang diperoleh tiap nama Calon, kemudian menyusunnya menjadi DCS untuk pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota. (2) Dalam penyusunan DCS DPRD Kabupaten/Kota perlu memuat sekurang-kurangnya keterwakilan perempuan 30 % (tiga puluh perseratus ). (3) Daftar DCS untuk pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota dibuat oleh KAPPU Cabang dalam beberapa rangkap dan diserahkan kepada Ketua KAPPU Cabang untuk diteruskan kepada DPP, DPW, DPC, DPAC dan DPRt sesuai dengan Daerah Pemilihan yang bersangkutan. BAB IV HAK KOREKSI DAN PENYUSUNAN DAFTAR CALON TETAP Pasal 14 Hak Koreksi (1) DPP memiliki hak koreksi menetapkan Nomor Urut Calon dan/atau Daerah Pemilihan dalam DCT untuk pemilihan Anggota DPR RI yang akan diajukan kepada KPU; (2) DPW memiliki hak koreksi untuk penetapan Nomor Urut Calon dan Daerah Pemilihan dalam Daftar NCT untuk pemilihan Anggota DPRD Provinsi yang akan diajukan kepada KPUD Provinsi; (3) DPC memiliki hak koreksi untuk penetapan Nomor Urut Calon dan Daerah Pemilihan dalam DNC Tetap untuk pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang akan diajukannya kepada KPUD Kabupaten/Kota.

Pasal 15 Penyusunan Daftar Calon Tetap (1) (2) (3) DPC. BAB V PENETAPAN ANGGOTA LEGISLATIF PBB Pasal 16 Penetapan Anggota DPR RI/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota dari PBB ketentuannya diatur dalam Juknis. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Segala sesuatu yang belum diatur, belum jelas atau belum cukup jelas diatur dalam Juklak ini, diatur kemudian dalam Juknis. Pasal 18 Juklak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 17 Muharam 1433 H 16 Januari 2012 M Dewan Pimpinan Pusat PARTAI BULAN BINTANG Ketua Umum Sekretaris Jenderal Penyusunan DCT untuk DPR RI disahkan melalui Rapat Harian DPP. Penyusunan DCT untuk DPRD Provinsi disahkan melalui Rapat Harian DPW. Penyusunan DCT untuk DPRD Kabupaten/Kota disahkan melalui Rapat Harian

(Dr. H. M.S.Kaban, SE.,M.Si)

(BM.Wibowo,SE,MM)

You might also like