Professional Documents
Culture Documents
KONSTRUKTIVISTIK]
1. Model Pembelajaran Konstruktivistik a) Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivistik Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Para konstruktivis menjelaskan bahwa satu-satunya alat yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek lingkungannya melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan melaksanakannya. Dengan sentuhan indrawi itu seseorang membangun gambaran duniawinya. Model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu model pembelajaran yang dirancang yang mengharuskan terjadinya proses belajar peserta didik yang
proaktif. Menurut penganut konstruktivisme pengetahuan di bina secara aktif oleh seseorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan imformasi baru atau pengetahuan yang disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinnya melalui interaksi sosial dengan peserta didik lain atau dengan gurunya. b) Sintak Model Pembelajaran Konstruktivistik Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Konstruktivistik : Tabel 1.1 Sintak Model Pembelajaran Konstruktivistik No
1
Fase
Eksplorasi Dalam fase ini seorang guru memancing pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada saat itu Klarifikasi Pada fase ini informasi berupa pengetahuan awal siswa diperdalam agar bisa menambah
Kegiatan Belajar
Guru memancing pengetahuan awal siswa melalui cerita yang diberikan Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang perambatan kalor Guru mengenalkan berbagai macam benda yang ada diatas meja. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melakukan kegiatan praktis mengenai perambatan kalor Masing-masing kelompok membacakan hasil
Aplikasi Pada fase ini guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari agar bisa mengetahui apakah perencanaan sesui dengan pelaksanaan.
c) Dampak
pengiring :
dan
dampak
instruksional
Model
Pembelajaran
Konstruktivistik Dampak Pengiring Dampak Instruksi Secara tidak langsung siswa menjadi termotivasi dan
mengembangkan sikap aktif dan kreatif siswa. 2. Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving a) Pengertian Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving
Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas level memanggil (retensi), yang meliputi: basic thinking, critical thinking, dan creative thinking. Termasuk basic thinking adalah kemampuan memahami konsep. Kemampuan-kemapuan critical thinking adalah menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masalah, mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, mengingat dan mengasosiasikan informasi yang dipelajari sebelumnya, menentukan jawaban yang rasional, melukiskan kesimpulan yang valid, dan melakukan analisis dan refleksi. Kemampuan-kemampuan creative thinking adalah menghasilkan produk orisinil, efektif, dan kompleks, inventif, pensintesis, pembangkit, dan penerap ide. Problem adalah suatu situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang
mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban dan problem solving adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban.
Berdasarkan
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan
yang
telah
dimiliki
sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut (Krulik & Rudnick, 1996). Jadi aktivitas problem solving diawali dengan konfrontasi dan berakhir
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 apabila sebuah jawaban telah diperoleh sesuai dengan kondisi masalah. Kemampuan pemecahan masalah dapat diwujudkan melalui kemampuan reasoning. b) Sintak Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving Model reasoning and problem solving dalam pembelajaran memiliki lima langkah pembelajaran (Krulik & Rudnick, 1996), yaitu: Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving
Fase Membaca dan berpikir Mengeksplorasi dan merencanakan Menseleksi strategi Kegiatan Belajar mengidentifikasi fakta dan masalah memvisualisasikan situasi mendeskripsikan seting pemecahan pengorganisasian informasi melukiskan diagram pemecahan membuat tabel, grafik, atau gambar menetapkan dan menguji pola simulasi atau eksperimen reduksi atau ekspansi deduksi logis dan menulis persamaan mengestimasi mengoreksi jawaban menemukan alternatif pemecahan lain memperluas konsep dan generalisasi mendiskusikan pemecahan memformulasikan masalah-masalah variatif yang orisinil
c) Dampak Pengiring dan Dampak Konstruksional Model Pembelajaran Reasoning And Problem Solving Sebagai dampak pembelajaran (instruksional) dalam model ini adalah pemahaman, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, keterampilan mengunakan pengetahuan secara bermakna. Sedangkan dampak pengiringnya adalah hakikat tentatif krilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi dan kebebasan siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah non rutin.
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 3. Model Pembelajaran Problem Based Instruction a) Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001). Dalam pemrolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. b) Sintak Model Pembelajaran Problem Based Instruction
Model problem-based instruction memiliki lima langkah pembelajaran (Arend etal., 2001), yaitu:
Kegiatan Pembelajaran
Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yang berkaitan Guru membantu siswa mengklarifikasi bagaimana masalah itu diinvestigasi masalah dan menentukan
Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya) Pengorganisasian laporan Presentasi di dalam kelas melibatkan semua siswa
Fase 4 Fase 5
c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran Problem Based Instruction Dampak pembelajaran adalah pemahaman tentang kaitan pengetahuan dengan dunia nyata, dan bagaimana menggunakan pengetahuan dalam pemecahan masalah kompleks. Dampak pengiringnya adalah mempercepat pengembangan self-regulated learning, menciptakan lingkungan kelas yang demokratis, dan efektif dalam mengatasi keragaman siswa. 4. Model Pembelajaran Perubahan Konseptual a) Pengertian Model Pembelajaran Perubahan Konseptual Pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang sesungguhnya berasal dari pengetahuan yang secara spontan diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan.
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 Sementara pengetahuan baru dapat bersumber dari intervensi di sekolah yang keduanya bisa konflik, kongruen, atau masing-masing berdiri sendiri. Dalam kondisi konflik kognitif, siswa dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu: (1) mempertahankan intuisinya semula, (2) merevisi sebagian intuisinya melalui proses asimilasi, dan (3) merubah pandangannya yang bersifat intuisi tersebut dan mengakomodasikan pengetahuan baru. Perubahan konseptual terjadi ketika siswa memutuskan pada pilihan yang ketiga. Agar terjadi proses perubahan konseptual, belajar melibatkan pembangkitan dan restrukturisasi konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran (Brook & Brook, 1993). b) Sintak Model Pembelajaran Perubahan Konseptual
Model pembelajaran perubahan konseptual memiliki enam langkah pembelajaran (Santyasa, 2004), yaitu: 1. Sajian masalah konseptual dan kontekstual 2. Konfrontasi miskonsepsi terkait dengan masalah-masalah tersebut, 3. Konfrontasi sangkalan berikut strategi-strategi demonstrasi, analogi, atau contohcontoh tandingan, 4. Konfrontasi pembuktian konsep dan prinsip secara ilmiah, 5. Konfrontasi materi dan contoh-contoh kontekstual, 6. Konfrontasi pertanyaan-pertanyaan untuk memperluas pemahaman dan penerapan pengetahuan secara bermakna.
c) Dampak
Pengiring
dan
Dampak
Instruksional
Model
Pembelajaran
Perubahan Konseptual Dampak pembelajaran dari model ini adalah: sikap positif terhadap belajar, pemahaman secara mendalam, keterampilan penerapan pengetahuan yang variatif. Dampak pengiringnya adalah: pengenalan jati diri, kebiasaan belajar dengan bekerja, perubahan paradigma, kebebasan, penumbuhan kecerdasan inter dan intrapersonal
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 5. Model Pembelajaran Group Investigation a) Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation Pendekatan ini awalnya dikembangkan oleh Herbert Thelan sebagai usaha untuk menggabungkan satu bentuk strategi pengajaran dan dinamika proses demokrasi serta proses penemuan dalam Murdika (2007: 4). Dikemukakan pula oleh Joyce, Weil dan Calhoun (2000: 41) bahwa Group Investigation merupakan group-process model, yaitu pembelajaran berkelompok dilakukan dalam suasana yang demokrasi dan yang terjadi negosiasi social dalam proses pembelajarannya. Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation merupakan model pembelajaran dalam kelompok kecil yang di dalamnya terjadi komunikasi, interaksi kooperatif, dan pertukaran intelektual sebagai usaha siswa untuk belajar menurut Slavin (Mudrika, 2007: 4). b) Sintak Model Pembelajaran Group Investigation Slavin (Asthika, 2005: 24) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Sintak Model Pembelajaran Group Investigation No Fase Guru
1 Pengelompokkan (Grouping) Guru membagi kelompok 4 sampai 5 orang berdasarkan ketrampilan dan keheterogenan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik Guru membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.
Perencanaan (Planning)
Penyelidikan (Investigating)
Pengorganisasian (Organizing)
Presentasi (Presenting)
Evaluasi (Evaluating)
c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran Group Investigation Dampak instruksional dan pengiring dari model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation menurut Joyce, Weil dan Calhoun (2000: 53), dapat dilukiskan dalam Bagan di bawah ini. Tabel 5.2 Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional
Dampak Pengiring
Kemerdekaan sebagai pelajar Penghargaan terhadap diri Kehangatan antar individu
Dampak Instruksional
Terwujudnya proses efektivitas kelompok Perkembangan wawasan dan pengetahuan Disiplin dalam inkuiri kolaboratif Penelitian yang berdisiplin
intrapersonal
interpersonal
Dalam Bagan diatas dapat dianggap sebagai suatu cara yang langsung mengena dan begitu efektif dalam pengajaran ilmu pengetahuan secara akademik serta menyentuh proses dan aspek-aspek sosial. Model ini juga memunculkan sebuah pengasuhan atau pengarahan satu sama lain dengan suasana kehangatan dan penuh kepercayaan, respons positif terhadap peraturan serta kebijakan yang dinegosiasikan, pembelajaran yang mandiri dan tidak terikat, serta rasa peka terhadap hak orang lain dalam Joyce, Weil dan Calhoun (2000: 55).
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 6. Model Pembelajaran Open-Ended (OE) a) Pengertian Model Pembelajaran Open-Ended (OE) Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir. Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri). Model pembelajan ini secara tegas menekankan bukan semata-mata pada kemampuan siswa untuk mencari sebuah jawaban yang benar (to find a correct solution), tetapi lebih mendorong siswa untuk belajar membangun, mengkontruksi dan mempertahankan solusi-solusi yang argumentatif dan masuk akal, yaitu learn to construct and defend reasonable solutions (bandingkan dg. Shimada, 1997; Land, 2000; Sudiarta, 2003b).
Masalah Fisika
Metode
Metode
Metode
Solusi
Solusi
Solusi
Ide / Pertanyaan / Masalah Skema Open-Ended Problem Investigasi + bandingkan + diskusi + argumentasi + komunikasi
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 b) Sintak Model Pembelajaran Open-Ended (OE) Model Pembelajaran Matematika Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended ini terdiri dari lima tahap utama (sintaks) yang dimulai dari guru
memperkenalkan kepada siswa suatu masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisi hasil kerja siswa. Jika masalah yang dikaji sedang-sedang saja, kelima tahapan mungkin dapat diselesaikan dalam 1 pertemuan tatap muka. Namun bila masalahnya kompleks mungkin akan memerlukan waktu lebih lama. Kelima tahapan tabel. Tabel 6.1 Sintak Model Pembelajaran Open-Ended (OE)
Kegiatan Guru Memaparkan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan trial and error/eksperimen untuk mendapatkan suatu pemecahan yang masuk akal, mengulanginya lagi untuk mendapatkan kemungkinan pemecahan dan solusi alternatif Langkah-langkah Utama Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah matematika openended Kegiatan Siswa Menginventarisasi dan mempersiapkan logistik yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Siswa berada dalam kelompok yangteah ditetapkan
Menginvestigasi konteks masalah, mengembangkan berbagai persepektif dan pengandaian yang masuk akal
Siswa melakukan inkuiri investigasi, dan merumuskan kembali masalah, untuk mendapatkan suatu kemungkinan pemecahan dan solusi yang masuk akal. Mengevaluasi strategi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi dan sekaligus untuk menyusun kemungkinan pemecahan dan jawaban alternatif yang lain
10
Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Evaluasi dengan penilaian autentik yang dilakanakan pada setiap tahap.
Mengikuti asesmen dan menyerahkan tugas-tugas sebagai bahan evaluasi proses belajar.
c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Pembelajaran OpenEnded (OE) Model yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki dampak pembelajaran bagi peserta didik. Hal ini merupakan kompetensi matematis yang ingin dicapai melalui Model Pembelajaran Fisika Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended ini, yaitu meliputi kompetensi peserta didik dalam: a. memengerti konsep, prinsip dan ide-ide matematika yang berhubungan dengan tugas matematika (conceptual understanding), b. memilih dan menyelenggarakan proses dan strategi pemecahan masalah (processes and strategies), c. menjelaskan dan mengkomunikasikan mengapa strategi itu berfungsi (reasoning and communication), dan d. mengidentifikasi dan melihat kembali alasan-alasan mengapa solusi dan prosedur menuju solusi itu adalah benar (interpret reasonableness). Keempat kompetensi matematis ini akan dijadikan kriteria dasar pengukuran mengenai efektifitas model pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini. Selain dampak pembelajaran tersebut, model pembelajaran ini juga diharapkan menimbulkan
11
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 dampak pengiring (nurturanteffect) yang berupa kesadaran dan pemahaman guru terhadap karakteristik pembelajaran matematika berorientasi pemecahan masalah matematika openended yang bercirikan: a. menekankan proses belajar berorientasi pengembangan pemahaman yang mendalam (learning with understanding) b. menggunakan permasalahan kontekstual, yaitu permasalahan yang nyata atau dekat dengan lingkungan dan kehidupan siswa atau minimal dapat dibayangkan oleh siswa, c. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), serta kemampuan berargumentasi dan berkomunikasi secara matematis (mathematical reasoning and communication), d. memberikan kesempatan yang luas untuk penemuan kembali (invention dan reinvention) dan untuk membangun (construction dan re-construction) konsep, definisi, prosedur dan rumus-rumus matematika secara mandiri, e. melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, explorasi, experimen, dll., f. mengembangkan kompetensi berfikir kreatif dan kritis (creative and critical thinking) yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan melalui g. menggunakan model (modelling), dan h. memperhatikan individual siswa 7. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL a) Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran CTL dilatar belakani oleh filsafat konstruktivisme dan psikologi kognitif. Filsafat konstruktivisme berpandangan bahwa belajar bukanlah sekedar menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman sedangkan psikologi kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan (sanjaya, 2006). Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa melihat makna pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara mengaitkan materi pelajaran tersebut dengan pengalaman awal serta lingkungan hidup mereka sehari-hari guna memecahkan dan mengakomodasikan perbedaan-perbedaan kharakteristik convergence atau divergence thinking, orisinal, membuat prediksi dan memcoba-coba (trial and error),
12
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 permasalahan dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan siswa. b) Sintak Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Saud (2008;173), menyatakan bahwa : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning meliputi empat tahapan, yaitu invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan. Tahapan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada diagram berikut :
INVINTASI
EKSPLORASI
Sedangkan sintak dari tahapan model pembelajaran CTL tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 7.1 Sintak Model Pembelajaran CTL Tahapan
INVITASI
EKSPLORASI
PENGAMBILAN TINDAKAN
13
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 c) Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Dampak Pengiring Dampak Instruksional 8. Probing-Prompting Teknik Probing-Pompting merupakan suatu teknik pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehngga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Probing-Prompting Tahap
Tahap I
Kegiatan
Menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka-teki (menyajikan masalah) melalui gambar, peragaan, dan lain-lain
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Minta seseorang siswa untuk menjawabnya (Jjika respon siswa relevan maka dilanjutkan ke tahap VII. Jika respon siswa tidak relevan maka ke tahap VI terlebih dahulu)
Tahap VI
Tahap VII
14
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 Keterangan : 1. Tahap I : menghadapkan siswa pada situasi baru ( berupa penyajian masalah), misalnya dengan memperlihatkan gambar, alat, menunjuk gambar, atau situasi lainnya yang mengandung teka-teki 2. Tahap II : menunggu beebrapa saat (1-3 menit) untuk memberikan kesempatan kepada siswa memahami masalah 3. 4. Tahap III : mengajukan pertanyaan sesuai dengan indicator kepada seluruh siswa Tahap IV : menunggu beberapa saat (1-3 menit) untuk memberikan kesempatan kepada siswa merumuskan jawabannya 5. 6. Tahap V : meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut Tahap VI : dari respon pertama itu, apabila jawabannya relevan dan benar, maka mintalah tanggapan dari siswa yang lainnya untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung dan berilah pujian atas jawaban yang benar. Namun apabila jawaban tdak relevan, maka ajukanlah dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi sampai siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan pada langkah VI ini sebaiknnya diajukan pada bebrapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam satu kegiatan Probin-Pompting 7. Tahap VII : mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa indicator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
Dampak pembelajaran: mempermudah siswa melakukan akomodasi dan membangun pengetahuaannya sendiri. Dampak pengiring : meningkatkan motivasi belajar siswa 9. Demonstrasi Model pembelajaran demonstrasi yaitu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Model pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Model ini biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui / melihat kebenaran sesuatu.
15
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 Langkah-langkah Model Pembelajaran Demonstrasi: Tahap
Pendahuluan
Kegiatan
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
Kegiatan Inti
Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan. Seluruh Tiap peserta didik/siswa didik memperhatikan hasil demontrasi analisisnya dan dan menganalisisnya. peserta mengemukakan mendemonstrasikan pengalaman peserta didik
Penutup
10. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) adalah suatu model
pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok, dengan cara mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Model pengajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory, Intellectually dan Repetition sehingga dapat meningkatkan penguasaan dan pengetahuan faktual siswa. o Auditory, berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, mengemukakan pemdapat, menanggapi, presentasi, dan argumentasi. o Intellectually, berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mengkonstruksi, menerapkan gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan masalah.
16
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 o Repetition (pengulangan), berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman peserta didik lebih luas dan mendalam.
Pencapaiannya dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang dilakukan siswa, yaitu tentang penguasaan isi akademik. Dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai pusat perhatian utama dalam kegiatan pembelajaran melalui tahapan-tahapannya, siswa diberikan kesempatan secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Di samping itu, guru yang menggunakan model pembelajaran ini bertanggung jawab penuh dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan atau demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik. Langkah-langkah Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR),
No 1 Tahap Pendahuluan Kegiatan Guru Menjelaskan model pembelajaran AIR pada siswa agar tahu maksud dan tujuan model pembelajaran ini Kegiatan Siswa Mendengarkan dan bertanya Auditory AIR
Auditory
Kegiatan inti
Member tugas kepada siswa untuk mempelajari materi lebih anjut secara individu maupun kelompok
Intellectually
Mendampingi siswa
Intellectually
17
Model pembelajaran AIR dapat juga dilakukan dengan lengkah-langkah sebagai berikut : 1. 2. 3. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Guru membagikan LKS. Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep yang ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran (auditory). 4. Secara berpasangan peserta didik tampil di depan berbagi ide mendemonstrasikan media untuk memecahkan permasalahan (Intellectualy). 5. Peserta didik mengerjakan lembar permasalahan secara individu dengan cara mengajukan pertanyaan (Intellectualy). 6. Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model, mengemukakan (Intellectualy). gagasan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan
18
[RAGAM MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK] March 1, 2013 7. Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui kesepakatan (Intellectualy). 8. 9. Seorang peserta didik wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy). Kegiatan penutupan peserta didik diberi kuis (Repetition).
Dampak pembelajaran : mengembangkan kemampuan berpikir dan komunikasi siswa, meningkatkan hasil belajar siswa Dampak pengiring : menimbulkan sikap positif, seperti menghargai guru yang sedang menjelaskan atau pendapat dari teman.
19