You are on page 1of 2

Kasus 2 Gambaran klinis Gejala kanker usus besar yang paling sering adalah perubahan kebiasaan defekasi, perdarahan,

nyeri, anemia,anoreksia, dan penurunan berat badan. Gejala dan tanda penyakit ini bervariasi sesuai dengan letak kanker dan sering dibagi menjadi kanker yang mengenai bagian kanan dan kiri usus besar. Karsinoma kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi akibat iritasi dan respons rerfleks. Sering terjadi diare , nyeri mirip kejang, dan kembung. Lesi pada kolon kiri cenderung melingkar, sehingga sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronis. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe, atau vena, menimbulkan gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid,nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi, atau sering berkemih dapat timbul akibat tekanan pada struktur tersebut. Karsinoma pada kolon kanan (isis kolon berupa cairan) cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali. Terdapat sedikit kecenderungan terjadi obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi,dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan uji guaiak (suatu uji sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Perdarahan dapat bersifat intermiten, sehingga diindikasikan pemeriksaan endoskopi atau radiografi usus besar bila terjadi anemia. Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang kurus, tumor kolon kanan kadang dapat diraba,tetapi tidak khas pada stadium awal. Penderita mungkin merasa tidak enak pada abdomen,dan kadang pada epigastrium .

(sumber: Patofisiologi volume 1 edisi 6)

Kasus 3 Gambaran klinis Disentri basiler secara klinis serupa tanpa memandang apakah penyakitnya disebabkan oleh E.coli enteroinvasif atau salah satu dari empat spesies Shigella; namun ada beberapa perbedaan klinis,terutama yang berkaitan dengan keparahan dan resiko komplikasi dengan infeksi S.dysenteriae serotip 1. Sesudah penelanan shigella ada masa inkubasi beberapa hari sebelum terjadi gejala-gejala. Khas adalah nyeri abdomen berat, demam tinggi, muntah, anoreksia, toksisitas menyeluruh, mendadak ingin buang air besar, dan terjadi nyeri defekasi. Pemeriksaan fisik pada saat ini dapat menunjukkan kembung perut dan nyeri, suara usus hiperaktif, dan nyeri rectum pada pemeriksaan digital. Diare mungkin berair dan banyak pada mulanya, berkembang menjadi sering sedikit-sedikit, tinja berlendir darah; namun, beberapa anak tidak pernah menjelek sampai stadium diare berdarah, sedang pada yang lain tinja pertama berdarah. Dapat terjadi dehidrasi yang berat yang terkait dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada tinja maupun muntah. Diare yang tidak diobati dapat berakhir 1-2 minggu; hanya sekitar 10% penderita menderita diare menetap selama lebih dari 10 hari. Diare kronis jarang kecuali bayi malnutrisi. Tanda-tanda neurologis adalah manifestasi ekstraintestinal disentri basiler yang paling sering, yang terjadi pada sebanyak 40% anak terinfeksi yang dirawat inap. Kejang-kejang, nyeri kepala,lesu, binggung, kaku kuduk, atau halusinasi mungkin ada sebelum atau sesudah mulai diare. Kejang kadang-kadang terjadi ketika ada sedikit demam, member kesan bahwa kejang demam sederhana tidak menjelaskan kemunculannya. Hipokalsemia atau hiponatremia dapat disertai dengan kejang-kejang pada sejumlah kecil penderita. Walaupun gejala-gejala sering memberi kesan infeksi system saraf sentral, dan pleositosis cairan serebrospinal dengan kenaikan kadar protein minimal dapar terjadi, meningitis karena shigella jarang.

(sumber: Nelson volume 2 edisi 15)

You might also like